Anda di halaman 1dari 36

PENGUSAHAAN MIGAS DI

INDONESIA
MINYAK DAN GAS BUMI MERUPAKAN
SUMBERDAYA ALAM MILIK PUBLIK (COMMON
PROPERTY RESOURCES)

PENGELOLAAN HARUS DIKUASAI NEGARA


NEGARA BISA MELIBATKAN PIHAK KONTRAKTOR
BERPERAN SEBAGAI PELAKSANA

DIBUTUHKAN PERATURAN BERALASKAN HUKUM


DAN PERUNDANGAN BIDANG PERTAMBANGAN
MIGAS
KOMPONEN KOMPONEN KUNCI
DALAM ANALISA CASHFLOW PADA INDUSTRI EP MIGAS
(MANAJEMEN EXPLORASI DAN PRODUKSI (EP) MIGAS)

1. Regulasi dan Sistem kontrak


2. Petroleum Fiscal Term.
3. Cadangan dan Profil Produksi Minyak dan atau Gas (STBOD,
MMSCFD)
4. Harga minyak/Gas ($/bbl, $/MSCF)
5. Biaya (Investasi (Cap +NCap) dan Biaya Operasi)
6. Cash flow
7. Indikator Keekonomian dan uji sensitivitas

Note : Revenue (produksi x harga)


Key input in economic indicators : revenue, cost and fiscal terms
DASAR HUKUM
1. UUD 1945 Pasal 33 ayat 2 dan 3
2. UU No 44 Prp Tahun 1960 tentang PertambanganMinyak dan
Gas bumi Negara (Pertamina)
3. UU No 15 Th 1962 tentang Kewajiban Perusahaan memenuhi
kebutuhan dalam negeri
4. UU No 14 Tahun 1963 tentang pengesahan Perjanjian Karya
antara Pertamina dengan PT Stanvac dan PN Permigan
dengan PT Shell Indonesia
5. UU No 22 Tahun 2001 tentang Migas
UU ini sebagai pengganti UU no 44 PrpTh 1960
(Lebih modern, efisien.berdaya saing, menggairahkan
investor.)
Peraturan Pemerintah (pp)
1. Pp No 29 Th 1969 tentang Penyediaan Wilayah Kuasa
Pertambangan kepada PN PERTAMINA
2. Pp No 17 tentang Pengawasan Pelaksanaan Eksplorasi
dan Eksploitasi Minyak dan gas bumi di Lepas Pantai
3. Pp No 11 Th 1979 tantang Keselamatan kerja pada
pengolahan minyak dan Gas bumi
4. Pp No. 27 Th 1980 tentang Penggolongan bahan Galian
5. Pp No 27 Th 1984 tentang perusahaan umum Gas Negara
6. Pp No 27 Th 1985 tentang barang yang digunakan utk
Operasi Migas
7. Dan beberapa Kepres
PRINSIP HUKUM USAHA
MIGAS
1. Minyak dan Gas bumi dalam wilayah hukum
pertambangan Indonesia merupakan kekayaan nasional
yang dikuasai negara dan harus dimanfaatkan sebesar
besarnya untuk kemakmuran rakyat.
2. Pengembangan bahan galian Minyak dan gas bumi
diusahakan oleh negara melalui perusahaan negara
3. Usaha Pertambangan Migas meliputi kegiatan
Eksplorasi,eksploitasi.pemurnian dan pengolahan dan
penjualan.
WILAYAH HUKUM PERTAMBANGAN

1. Seluruh kepulauan indonesia


2. Tanah dibawah perairan indonesia
3. Landas continen Indonesia
4. Zona Ekonomi Eksklusif
JENIS KONTRAK PENGUSAHAAN
MIGAS

Menurut Campbell 1987


Ada 3 macam Kontrak didalam pengusahaan Migas
1. Konsesi
2. Production Sharing Contract (Bagi Hasil)
3. Service (Jasa)
I. KONTRAK KONSESI

1. Pengelolaan Migas ditangan kontraktor


2. Kontraktor berkwajiban membayar Royalty, Pajak
Pendapatan dan Pajak Surplus (Surplus Tax)
Bentuk “ Government Take “
3. Audit dilakukan setelah operasi kegiatan selesai
4. Berupa legislasi (UU) semua kontraktor diperlakukan
sama
2. PRODUCTION SHARING CONTRACT
(PSC)
Mempunyai Karakteristik :
• Hak Pengelolaan ada ditangan Pemerintah
• Kontraktor sebagai operator
• Kontraktor mengajukan usulan POD dan Persetujuan Usulan
Dana atau AFE (Authorization for Expenditure) oleh
pemerintah
• Audit dilakukan pre, current dan post (lebih transparan)
• Sifatnya negosiasi terutama pada besarnya share
FISCAL REGIME PSC MODEL 1 ( TANPA FTP)
FISCAL REGIME PSC MODEL 2 (FTP)

FTP
Fiscal Regime PSC Gross Split
PRINSIP PENTING DALAM PSC

1. SKK Migas bertanggung jawab atas Manajemen Operasi


2. Kontraktor melaksanakan operasi menurut program kerja
yang sudah disetujui
3. Kontraktor menyediakan seluruh dana dan Teknologi
yang dibutuhkan dalam operasi perminyakan
4. Kontraktor menanggung seluruh biaya dan resiko
operasi
5. Kontraktor akan menerima kembali seluruh biaya operasi
setelah produksi komersiel
6. Produksi yang telah dikurangi biaya produksi, dibagi
antara pemerintah dan kontraktorKontraktor diijinkan
eksplorasi selama 6 – 10 thn dan eksploitasi 20 tahun
7. Kontraktor wajib menyisihkan/mengembalikan sebagian
wilayah kerjanya kepada pemerintah
8. Seluruh barang operasi/peralatan yang diimpor dan dibeli
Kontraktor menjadi milik pemerintah setelah tiba di
Indonesia
9. Kontraktor adalah subyek pajak penghasilan dan
menyetorkan secara lansung kepada negara
10. Kontraktor wajib memenuhi sebagian kebutuhan minyak
dan gas bumi dalam negeri 9DMO)
KOMPONEN DI DALAM FISCAL REGIME PSC

1. First Tranche Petroleum (FTP)


Klaim pertama sebesar 20% dari Gross Revenue disisihkan terlebih
dahulu, kemudian dibagi dua yaitu kepada pemerintah dan kontraktor.
Besarnya share (Pembagian) tergantung pada besaran laju produksi
minyak harian (BOPD).
2. COST RECOVERY (CR)
•Psc mengijinkan pengembalian biaya ekplorasi dan biaya
operasi, dinamakan cost recovery.
•Komponen-komponennya biaya intangible (non Capital) di
kembalikan secara langsung.
•Biaya tangible dibayarkan melalui depresiasi selama 5 tahun
dengan metoda decline balance dan tahun ke-5 dengan
metoda balon.

•Catatan :
•Biaya cost Recovery yang tidak dapat dibayarkan pada
tahun berjalan dapat dibayarkan pada tahun berikutnya
..yang dikenal dengan Unrecoverable (UR)
•CR = UR + n Cap + Dep + Opex
3.. INVESTMEN CREDIT (IC)
Kontraktor diberikan incentive berupa investmen Credit
sebesar 17 % dari Tangible (Capital)

4. PROFIT OIL (Equity to be Split)


80% dari gross Revenue (20% telah diambil utk FTP) yang
selanjutnya disebut “Remaining Revenue” setelah dikurangi
Cost Recovery merupakan profit oil yang akan dibagi (Share)
antara pemerintah dengan kontraktor dengan besaran share
sama dengan share pada FTP. Share sebelum dipotong
pajak.
Sisa uang yaitu pendapatan sesudah recovery (analog
dengan pengembalian hutang) adalah taxable income (TI)
atau pendapatan kena pajak, sedangkan cost recovery yang
belum terbayarkan disebut unrecovered (analog dengan sisa
hutang) sehingga diperhitungkan dalam cost recovery tahun
berikutnya.
Bila : CR > Rev  Rec = Rev  UR+1 = CR - Rec, TI = 0
CR < Rev  Rec = CR  UR+1 = 0 TI = Rev - Rec
UR1 = NCo
TI = Taxable Income = Pendapatan Kena Pajak
CR = NC+D+OC+UR
NC = Non Capital
5. Domestic Market Obligation (DMO)
Kontraktor wajib menjual 25 % dari bagian kontraktor kepada
pemerintah Indonesia dengan harga 10 % lebih rendah dari
harga pasar DMO digunakan untuk membantu pemenuhan
energi dalam negeri/
DMO baru dikenakan setelah 5 tahun berproduksi, atau pada
tahun keenam (tahun ke 6)
6. Tax/Pajak
Kontraktor sebagai wajib pajak, sehingga wajib membayae
pajak pendapatan kepada pemerintah/

Sehingga pendapatan pemerintah dari pengusahaan Migas


berupa pendapatan dari share profit oil(Pendapatan
pemerintah bukan pajak) ditambah pajak penghasilan
7. Bonus

Bentuk lain pendapatan GOI adalah signature bonus dibayarkan


kontraktor setelah penandatanganan kontrak (PSC) dan bonus
produksi yang diperoleh kontraktor, berbeda tingkatannya,
tergantung produksi yang di capai.
Signature bonus, besarnya bervariasi tergantung negosiasi antara
GOI dengan Kontraktor, biasanya memiliki kisaran antara US$ 1
hingga 20 million (umumnya diambil US$ 5 million)
Bonus produksi sangat berhubungan dengan pencapaian
rate produksi, contoh bonusnya dapat di lihat pada tabel di
bawah ini.
CONTOH PERHITUNGAN PSC TANPA FTP

Sebuah lapangan ininyak mempunyai pola


produksi sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2 4 8 7 6 5 4 3 2 1
Investasi (tahun ke - 0) = $ 100 x 106
Biaya Produksi = $ 5/bbl
Harga minyak = $ 20/bbl
Investasi terdiri dari 50% kapital dan 50% non capital
Apabila share (after tax) untuk kontraktor adalah 15%,
besarya tax = 48%, depresiasi adalah straight line selama
5 tahun, investment credit = 20% dan DMO adalah yang
berlaku sekarang (dibeli oleh pemerintah dengan harga
10% harga pasar sesudah 5 tahun produksi).
Buat perhitungan Net Cash Flow kontraktor pertahun .
Perhitungan NCF kontraktor ini menggunakan bentuk
Fscal Regime PSC model 1, (tanpa FTP)
Input : Year, Production, Price, Capital, Non Capital,
Operating Cost,% Share.
Revenue = Production x Price
(Unrecovered) tp = t
Jika (Cost Recovery + Investment Credit) t-1 >
(Recovery) t-1
maka (Unrecovered) t > tp = (Cost Recovery +
Investment Credit - Recovery) t-1
Jika tidak (Unrecovered) t > tp = 0
Depreciation: tergantung kontrak
Jika Revenue > 0; maka Cost Recovery = Non Capital
+ Unrecovered + Operating Cost + Depreciation
Jika Revenue = 0; maka Cost Recovery = 0
(Investment Credit) tp =
Jika (Cost Recovery + Investment Credit) > Revenue;
maka Recovery = Revenue
Equity = 0
Jika (Cost Recovery + Investment Credit) < Revenue;
maka Recovery = Cost Recovery + Investment Credit
Equity = Revenue - Recovery
Contractor Share = Equity x Share/0,52
Jika (Revenue x 0,25 x Share/0,52) > Contractor Share;
Maka DMO = Contractor Share
Jika tidak, DMO = Revenue x 0,25 x Share /0,52
(Fee DMO) t > tp +4 = DMO
(Fee DMO) t > tp +4 = 0,25_x Share/0.52x Production x 0, 1 x Price
Taxable Income = Investment Credit + Contractor Share – DMO + Fee DMO
Jika Taxable Income > 0; maka Tax = Taxable Income x 0,48
Jika tidak, Tax = 0
Jika Taxable Income > 0; maka, Net Contractor Share = Taxable Income - Tax
Jika tidak, Net Contractor Share = 0
Total Contractor Take = Net Contractor Share + Recovery - Investment Credit
Expenditure = Capital + Non Capital + Operating Cost
(Cash Flow Contractor) tp = Total Contractor Take - Expenditure
Indonesia Take = Revenue - Total Contractor Take
CONTOH PERHITUNGAN PSC DENGAN FTP

Sebuah lapangan minyak mempunyai pola produksi sebagai


berikut:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2 4 8 7 6 5 4 3 2 1
Investasi (tahun ke - 0) = $ 100 x 106
Biaya Produksi = $ 5/bbl
Harga minyak = $ 20/bbl
Investasi terdiri dari 50% kapital dan 50% non capital
Apabila share (after tax) untuk kontraktor adalah 15%,
besarya tax = 48%, depresiasi adalah straight line selama 5
tahun,dalam Kontrak ini diberlakukan FTP 20% dari Gross
Revenue, serta diberikan investment credit = 20% dan DMO
adalah yang berlaku sekarang (dibeli oleh pemerintah
dengan harga 10% harga pasar sesudah 5 tahun produksi).
Buat perhitungan Net Cash Flow kontraktor pertahun .
Perhitungan NCF kontraktor ini menggunakan bentuk Fscal
Regime PSC model 2, (dengan FTP)

Anda mungkin juga menyukai