Anda di halaman 1dari 37

Disampaikan Kepada EBTKE Bali , 20 November 2012

RUNDOWN ACARA
Hari/tanggal
Senin 19 November 2012 Selasa 20 November 2012

Waktu

Kegiatan

Keterangan
Bpk.Bimawan Yosodiningrat (VP PMK PGE) Bpk. M.Irhas Bpk. Tisnaldi Objektif dan Ekspektasi Workshop. PIC Bpk.Darel EBTKE dan Tim

19.00 - 21.30 Makan Malam Bersama 08.00 - 08.30 - Pembukaan oleh Ketua Panitia - Sambutan Direktur Operasi PGE - Sambutan Direktur Panasbumi EBTKE 08.30 - 11.30 Ice Breaking 11.30 - 13.00 ISHOMA 13.00 - 15.00 Pemaparan JOC 15.00 - 15.15 Coffee Break 15.15 17.00 Diskusi JOC 08.00 - 09.30 09.30 - 09.45 09.45 - 11.30 11.30 - 13.00 13.00 - 15.00 15.00 - 15.15 15.15 17.00 08.00 - 09.30 09.30 - 09.45 09.45 - 11.30 11.30 - 13.00 13.00 - 15.00 15.00 - 15.15 15.15 17.00 Presetasi & Diskusi WP&B SEGWWL 2013 Coffee Break Diskusi Lanjutan WP&B SEGWWL 2013 ISHOMA Presetasi & Diskusi WP&B CGS 2013 Coffee Break Diskusi Lanjutan WP&B CGS 2013 Presetasi & Diskusi WP&B CGI 2013 Coffee Break Diskusi Lanjutan WP&B CGI 2013 ISHOMA Presetasi & Diskusi WP&B SOL 2013 Coffee Break Diskusi Lanjutan WP&B BEL 2013

Rabu 21 November 2012

Finalisasi + Notulen

Finalisasi + Notulen

Kamis 22 November 2012

Finalisasi + Notulen Finalisasi + Notulen Finalisasi + Notulen

Jumat 23 November 2012

08.00 - 09.30 Diskusi Pencapaian Workshop 09.30 - 09.45 Coffee Break 09.45 - 11.00 Kesimpulan Hasil Workshop

OPERASI PENGEMBANGAN GEOTHERMAL WKP PGE (sd. Okt 2012)


1 SIBAYAK
GEOTHERMAL FIELD
PLTP 2x5 MW dan Monoblok 2 MW

14 LAHENDONG
GEOTHERMAL FIELD PLTP 4x20 MW

15 KOTAMOBAGU
GEOTHERMAL FIELD

2 SARULLA
GEOTHERMAL FIELD
(JOC PGE & PLN)

3 SUNGAI PENUH
GEOTHERMAL FIELD

7 GUNUNG SALAK
GEOTHERMAL FIELD

1
2

15 14 3 4 5 6 7 11 1213

(JOC PGE CGS) PLTP 3x60 MW & 3x65MW

4 HULULAIS
GEOTHERMAL FIELD

8 WAYANG WINDU
GEOTHERMAL FIELD
(JOC PGE SEGWWL) PLTP 110 MW & 117 MW

5 LUMUT BALAI
GEOTHERMAL FIELD

9 DARAJAT
GEOTHERMAL FIELD
(JOC PGE - CGI) PLTP 55 MW, 95 MW & 121 MW

89 10
6 ULUBELU
GEOTHERMAL FIELD PLTP 2x55 MW

13 BEDUGUL
GEOTHERMAL FIELD
(JOC PGE BEL)

9 KAMOJANG
GEOTHERMAL FIELD
PLTP 30 MW, 2x55 MW & 60 MW

10 KARAHA
GEOTHERMAL FIELD

12 IYANG ARGOPURO
GEOTHERMAL FIELD

11 DIENG
GEOTHERMAL FIELD
(Geodipa Energy) PLTP 60 MW

LATAR BELAKANG
Sebagai bagian dari kebijakan di bidang energi dalam beberapa dasa warsa terakhir ini Pemerintah Indonesia berkeinginan untuk melaksanakan diversifikasi energi dengan mengintensifkan pemanfaatan sumber daya panasbumi yang terdapat di Indonesia khususnya untuk pembangkit tenaga listrik. Selama kurun waktu pengusahaan yang dimulai sejak tahun 1974, sejak diterbitkannya Keputusan Presiden No.16 tahun 1974, yang kemudian diganti dengan Keputusan Presiden No.22 tahun 1981, dan seterusnya disempurnakan dengan Keputusan Presiden No.45 tahun 1991, PERTAMINA telah menginventarisir adanya 70 area prospek yang kemungkinan dapat dikembangkan untuk pemasok uap bagi Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) dengan perkiraan potensi cadangan sebesar 19.650 MW, cadangan ini tersebar di seluruh Indonesia. Dalam sejarah pengusahaannya PERTAMINA menghadapi berbagai kendala antara lain keterbatasan pemasaran dan pendanaan yang disebabkan bahwa energi panasbumi masih dinilai belum kompetitif dengan energi lainnya, selain itu energi panasbumi tidak dapat diekspor, hal ini menyebabkan pemanfaatan panasbumi hingga akhir tahun 1990 berjalan dengan lambat.

LATAR BELAKANG
Untuk mempercepat pengembangan sumber daya panasbumi ini dengan tidak mengesampingkan perundang undangan yang berlaku, serta sebagai usaha penghematan BBM guna mendukung kebijaksanaan diversifikasi energi, Pemerintah mengajak perusahaan swasta untuk bekerjasama dengan PERTAMINA baik di sisi hulu mengembangkan lapangan panasbumi hingga menghasilkan uap maupun di sisi hilir membangun pusat pembangkit listrik (PLTP) serta mengkonversikan uap panasbumi menjadi listrik dalam bentuk Joint Operation Contract (JOC).
Dalam kaitannya dengan JOC, untuk menjamin bahwa hasil produksi dari pelaksanaan JOC dibeli, maka dibuat juga Energy Sales Contract (ESC) antara PERTAMINA, KONTRAKTOR dan Pembeli yang dalam hal ini adalah Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dalam perkembangannya terdapat 2 (dua) macam JOC yang telah dihasilkan oleh PERTAMINA sejak tahun 1982. Model pertama adalah JOC sebelum tahun 1993, dalam model pertama ini kerjasama hanya berkaitan dengan pengembangan sisi hulu saja dalam bentuk Bulid Own and Operate (BOO). Model kedua adalah JOC yang dihasilkan setelah tahun 1993, dalam bentuk kerjasama ini PERTAMINA dan Kontraktornya selain mengembangkan sisi hulu juga mengembangkan sisi hilir baik dalam bentuk BOO maupun dalam bentuk Build Own and Transfer (BOT), melalui model kerjasama terakhir ini pemanfaatan sumber daya panasbumi menjadi lebih cepat.

SEJARAH ATURAN JOC


NO PERATURAN ISI

Penugasan Pengembangan Panasbumi di Indonesia Kepada Pertamina 1. 2. 3. UU No.8/1971 Kepres No.16/1974 Kepres No.22/1981 Merupakan dasar Hukum didirikannya Perusahaan Milik Negara yang mengelola pengusahaan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia PERTAMINA ditugaskan Pemerintah untuk mengadakan survey dan eksplorasi sumber-sumber energi geothermal di Indonesia khususnya di Pulau Jawa 4. Kepres No.45/1991 PERTAMINA sebagai Badan Usaha Milik Negara yang memiliki keahlian dan teknologi yang diperlukan untuk melaksanakan Pengusahaan Sumber Daya Panasbumi PERTAMINA diberi kuasa eksplorasi dan eksploitasi Pengusahaan Sumber Daya Panasbumi untuk pembangkitan Energi Listrik PERTAMINA diwajibkan menjual Energi/Listrik yang dihasilkan kepada Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Menyempurnakan Keputusan Presiden No.22 tahun 1981 Selain PERTAMINA Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain, Badan Usaha Nasional (BUN) dan Koperasi diikut sertakan dalam pengusahaan sumberdaya panasbumi PERTAMINA yang semula diwajibkan menjual hasil produksinya ke Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi dapat menjual hasilnya kepada instansi lain selain PLN, BUMN lain, BUN lainnya yang berstatus hukum termasuk Koperasi. Perubahan peran regulasi dari Pertamina ke BP Migas Hanya mengatur Pertambangan Minyak dan Gas Bumi

5.

UU No.22/2001

SEJARAH ATURAN JOC


NO PERATURAN ISI

Penugasan Pengembangan Panasbumi di Indonesia Kepada Pertamina 5. PP No.31/2003 Pengalihan bentuk Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (PERTAMINA) menjadi Perusahaan Perseroan Perusahaan Persero (PT. Pertamina (Persero)) untuk menyelenggarakan usaha di bidang Minyak dan Gas Bumi baik didalam dan di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha dibidang minyak dan Gas Bumi tersebut. Pada saat Perusahaan Perseroan (PERSERO) berdiri kegiatan usaha di bidang panas bumi yang dilaksanakan sendiri oleh Pertamina, dan yang dilaksanakan melalui kerja sama operasi oleh Pertamina, beralih kepada Perusahaan Perseroan (PERSERO). Dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak Perusahaan Perseroan (PERSERO) didirikan, kegiatan usaha dibidang panas bumi yang dilaksanakan oleh Perusahaan Perseroan (PERSERO) dialihkan kepada Anak Perusahaan yang dibentuk oleh Perusahaan Perseroan (PERSERO). Anak Perusahaan diberikan hak untuk mengelola aset, tidak ada penjelasan kepemilikan aset Akte Pendirian PGE Pengalihan dari Pertamina ke PGE

6. Pendirian PGE -

SEJARAH ATURAN JOC


NO PERATURAN ISI

Pelaksanaan Yang Berkaitan Dengan Kontrak Operasi Bersama 1. Permentamben No.10/P/M/Pertamben/ 1981 Berisi pedoman Kerjasama Operasi Bersama antara PERTAMINA dengan Kontraktor dalam pelaksanaan kuasa Pengusahaan Sumber Daya Panasbumi PERTAMINA sebagai Manajemen Operasi dalam Pengusahaan Sumber Daya Panasbumi Kontraktor bertanggung jawab kepada Pertamina atas pelaksanaan operasi Pengusahaan Panasbumi

2. Kepres No.23/1981 -

Kontraktor menanggung biaya dan resiko atas pelaksanaan operasi pengusahaan Sumber Daya Panasbumi
Kontraktor mendapat bagian dari hasil penjualan Energi/Listrik sebagai hasil produksi Pengusahaan Sumber Daya Panasbumi berdasarkan Kontrak Operasi Bersama (JOC) Energi/Listrik sebagai hasil produksi yang dilaksanakan oleh Kontraktor dijual oleh PERTAMINA kepada Perusahaan Umum Listrik Negara Ditetapkan kewajiban pengusaha Sumber Daya Panasbumi dalam hal Pajak Perseroan dan Pajak atau bunga, deviden dan royalty besarnya ditetapkan sebesar 46 % dari pendapatan bersih usaha atau Net Operating Income.

SEJARAH ATURAN JOC


NO PERATURAN ISI

Pelaksanaan Yang Berkaitan Dengan Kontrak Operasi Bersama 3. Kepres No.49/1991 Sebagai pengganti Keputusan Presiden No.23 tahun 1981 Kontraktor Kontrak Operasi Bersama dan Pemegang Ijin Pengusahaan Sumberdaya Panasbumi, harus merupakan Bentuk Usaha Sendiri yang semata-mata berusaha dalam eksplorasi dan sumberdaya panasbumi untuk pembangkitan energi/listrk. Pengusaha dikenakan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Meawah, Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Masuk, Bea material dan Pungutan-pungutan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mengurangi kewajiban pajak yang harus disetorkan ke pemerintah dari 46 % menjadi 34 % dari Net Operating Income (NOI) Dalam penyetoran bagian Pemerintah 34% sudah termasuk semua kewajiban pembayaran Pajakpajak dan Pungutan-pungutan kecuali Pajak pribadi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tatacara penghitungan bagian Pemerintah dari pengusahaan Sumber Daya Panasbumi yang merupakan pembayaran pajak-pajak dan pungutan-pungutan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Presiden ini diatur oleh Menteri Keuangan (KepMenKeu No.766/KMK04/1992).

SEJARAH ATURAN JOC


NO PERATURAN ISI

Pelaksanaan Yang Berkaitan Dengan Kontrak Operasi Bersama (Lanjutan) 4. Kepmenkeu No.766/KMK04/1992 Tata cara perhitungan, penyetoran dan pelaporan bagian Pemerintah, Pajak Penghasilan, PPN dan Pungutan-pungutan lainnya atas hasil Pengusahaan Sumber Daya Panasbumi. Pengusaha berkewajiban untuk menyetor bagian Pemerintah sebesar 34% (tiga puluh empat persen) dari penerimaan bersih usaha NOI kedalam Rekening Penerimaan Panasbumi Departemen Keuangan pada Bank Indonesia. Bagian Pemerintah sebesar 34% tersebut diberlakukan sebagai penyetoran Pajak Penghasilan. Pajak-pajak lainnya yaitu Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Bumi dan Bangunan dan Pungutanpungutan lainnya ditanggung/dikembalikan oleh Pemerintah. Bagian Pemerintah 34% harus disetor Pengusaha setiap triwulan Atas impor barang operasi oleh pengusaha untuk keperluan pengusahaan sumber daya Panasbumi tidak dipungut Bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan Atas perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa kena Pajak oleh pengusaha dikenakan Pajak Pertambahan Nilai dan / atau Pajak Penjualan atas barang Mewah berdasarkan Undang-undang Pajak pertambahan Nilai 1984, dan akan dikembalikan kepada pengusaha yang bersangkutan apabila Pengusaha telah menyetor Bagian Pemerintah

SEJARAH ATURAN JOC


NO PERATURAN ISI

Pelaksanaan Yang Berkaitan Dengan Kontrak Operasi Bersama (Lanjutan) 5. UU No.27/2003 Pada Pasal Ketentuan Peralihan, bahwa semua kontrak kerja sama pengusahaan sumber daya Panasbumi yang telah ada sebelum berlakunya Undang-undang ini dinyatakan tetap berlaku sampai berakhirnya masa kontrak Pada saat Undang-undang ini berlaku, pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak kerja sama pengusahaan pertambangan Panas Bumi yang ditandatangani sebelum berlakunya Undang-undang ini dialihkan kepada Pemerintah

Pembinaan dan pengawasan meliputi: a. Eksplorasi; b. Eksploitasi; c. keuangan; d. pengolahan data Panas Bumi; e. konservasi bahan galian; f. keselamatan dan kesehatan kerja; g. pengelolaan lingkungan hidup dan reklamasi; h. pemanfaatan barang, jasa, teknologi, serta kemampuan rekayasa dan rancang bangun dalam negeri; i. pengembangan tenaga kerja Indonesia; j. pengembangan lingkungan dan masyarakat setempat; k. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan Panas Bumi; l. kegiatan lain di bidang kegiatan Usaha Pertambangan Panas Bumi sepanjang menyangkut kepentingan umum; m. pengelolaan Panas Bumi; n. penerapan kaidah keekonomian dan keteknikan yang baik.

KONTRAKTOR JOC

NO
1 2 3 4 5 6 7 8

PROYEK
Bedugul Darajat Dieng Patuha Karaha Bodas Gunung Salak Sarulla Wayang Windu

KAPASITAS KONTRAK 220 330 150 220 220 400 330 400

KONTRAKTOR JOC AWAL


Bali Energy, Ltd. Amosesas Indonesia, Inc. Himpurna California Energy Patuha Power, Ltd. Karaha Bodas Company Unocal Geothermal Indonesia Unocal North Sumatera Geothermal Mandala Magma Nusantara

SAAT INI
Bali Energy, Ltd. Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. Geodipa Energi PGE PGE Chevron Geothermal Salak, Ltd. PT PLN (Persero) Star Energy Geothermal (WW), Ltd.

STATUS
JOC JOC Own Operation Own Operation JOC JOC JOC

SKEMA JOC & ESC

Gunung Salak dan Darajat Wayang Windu Bedugul

Sarulla
PT. PLN PERSERO

JOC

ESC

SKEMA TRANSAKSI JOC

STEAMFIELD

Steam Sales

POWERPLANT

TRANSMISSION

STEAMFIELD

POWERPLANT

Electricity Sales

TRANSMISSION

SKEMA PENDAPATAN JOC


Sebelum UU No.22/2001
REVENUE
TOTAL EXPENSES

NET OPERATING INCOME

GOVERNMENT SHARE (34%)

JOC INCOME (66%)

PERTAMINA RETENTION FEE (5%)

PERTAMINA PRODUCTION ALLOWANCE

GOVERNMENT SHARE (29%)

PERTAMINA SHARE

CONTRACTOR SHARE

SKEMA PENDAPATAN JOC


Setelah UU No.22/2001

REVENUE
TOTAL EXPENSES
NET OPERATING INCOME

GOVERNMENT SHARE (34%)

JOC INCOME (66%)

PGE PRODUCTION ALLOWANCE

CONTRACTOR INCOME

ECONOMIC EVALUATION

EXAMPLE OF ECON. EVALUATION

KEPEMILIKAN ASET JOC

JOC Gunung Salak (pasal 7.1 JOC dan pasal 4.6 ESC) Darajat (pasal 7.1 JOC dan pasal 3.1 ESC) Wayang Windu (pasal 5.1 JOC) Sarulla (pasal 7.1 JOC dan pasal 4.7 ESC) Bedugul (pasal 5.1)

Masa Perjanjian Fasilitas Fasilitas Lapangan Uap Pembangkit PGE PGE PGE PGE PGE PGE Kontraktor (CGI) Kontraktor (SEGWWL) PGE Kontraktor (BEL)

Setelah Masa Perjanjian Fasilitas Lapangan Uap Fasilitas Pembangkit PGE PGE PGE PGE PGE PLN PGE PGE PLN PGE

PERMASALAHAN JOC

Komitmen dari Buyer (PLN) terkait denda keterlambatan/kekurangan pembayaran tagihan yang ditanggung PGE, plus bunga keterlambatan/kekurangan

Kepres No.39/1997, No.47/1997 dan No.5/1998 Penangguhan Proyek. Menimbulkan kerugian akibat kalahnya gugatan di tingkat Arbitrase Internasional
Tumpang tindih Wilayah Penguasaan dengan berbagai jenis kawasan hutan

ISI JOC
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Scope and Definition Term Exclusion of Area Work Program and Expenditures Building and Operation of Field Facilities, Generating Facilities and Electricity Generating Facilities Sale of Geothermal Energy/Electricity Books, Account and Audits Materials and Equipment Financial Obligations of Contractor Currency Exchange and Banking Rights and Obligations of The parties Regional Cooperation in regard to additional Infrastructure Consultation and Arbitration Employement and training of Indonesiaan personel Force Majeure Assignment Termination and Default Indonesian Participation Proper Law Miscellaneous Provisons

KETENTUAN UMUM I

Pasal 33 Undang Undang Dasar 1945 mengamanatkan pemerintah untuk mengelola dan memelihara seluruh sumber daya alam yang terdapat di Indonesia untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Amanat ini dapat diartikan bahwa seluruh mineral, minyak bumi, gas alam serta sumberdaya panasbumi yang terdapat di Indonesia adalah milik bangsa Indonesia dan dikuasai oleh pemerintah, PERTAMINA merupakan satu-satunya BUMN yang diberi Kuasa oleh pemerintah untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya panasbumi yang berada di Indonesia, dengan demikian Kontraktor tidak dapat mengembangkan suatu daerah prospek panasbumi tanpa bekerjasama dengan PERTAMINA. Pihak yang terkait dalam Joint Operation Contract terdiri dari dua atau lebih perusahaan, Pihak Pertama adalah PERTAMINA yang mempunyai keinginan untuk meningkatkan pengembangan suatu daerah prospek yang ada di Indonesia, Pihak Kedua adalah Kontraktor yang berkeinginan bergabung dan membantu PERTAMINA dalam mempercepat eksplorasi dan pengembangan sumberdaya panasbumi yang terdapat di daerah prospek tersebut hingga menghasilkan uap panasbumi dan atau listrik.

KETENTUAN UMUM II

Undang-undang No.44 Prp tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gasbumi Undang-undang No.8 tahun 1971, tentang PERTAMINA Keputusan Presiden No.22 tahun 1981 tanggal 1 Juni 1981, sebagaimana yang telah diubah dengan Keputusan Presiden No.45 tahun 1991 tanggal 1 Oktober 1991 tentang wewenang PERTAMINA untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya panasbumi di Indonesia serta membangkitkan tenaga listrik dan menjual uap panasbumi dan atau tenaga listrik yang dihasilkan Peraturan Menteri Pertambangan dan energi No.10/P/M/Pertamben/1981 tanggal 15 September 1981 Keputusan Presiden No.49 tahun 1991 tanggal 12 November 1991 tentang perlakuan pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai dan pungutan lainnya terhadap pelaksanaan kuasa dan ijin pengusahaan sumberdaya panasbumi unuk pembangkit energi/listrik Keputusan Menteri Keuangan No.766/KMK.04/1992 tanggal 13 Juli 1992 tentang Tata cara penghitungan, penyetoran dan pelaporan bagian pemerintah, pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai dan pungutan lainnya terhadap pelaksanaan kuasa dan ijin pengusahaan sumberdaya panasbumi unuk pembangkit energi/listrik Keputusan Dewan Moneter republik Indonesia No.02/KEP/DM/1981 tanggal 22 Desember 1981

KETENTUAN UMUM III

Dalam JOC dijelaskan status hukum dari Kontraktor yang akan berkerja sama dengan PERTAMINA, termasuk Undang-undang yang berlaku di tempat perusahaan didirikan, memiliki kemampuan keuangan, kompetensi teknis dan kemampuan profesional yang diperlukan untuk melaksanakan operasi panasbumi. Penyaringan atas status hukum, kemampuan keuangan dan teknis perusahaan yang ingin menjadi Kontraktor dilakukan berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan oleh PERTAMINA.

LINGKUP PERJANJIAN Perjanjian yang dibuat adalah Kontrak Operasi Bersama, dalam perjanjian ini PERTAMINA bertanggung jawab dan bertindak sebagai pemegang manajemen atas pengelolaan pengoperasian sumberdaya panasbumi . Kontraktor akan mengatur pembiayaan serta pengeluaran atas pengoperasian sumberdaya panasbumi tersebut. Kontraktor akan menanggung resiko dan bertanggung jawab atas pengoperasian sumberdaya panasbumi tersebut Kontraktor ditunjuk sebagai Kontraktor eksklusif untuk semua pengoperasian sumberdaya panasbumi yang terdapat di dalam wilayah kontrak. Dalam menjalankan operasi panasbumi Kontraktor akan menggunakan segala upaya terbaiknya untuk memenuhi standar perindustrian dan praktek teknik yang baik serta mematuhi peraturan dan perundang-undang Indonesia dan khususnya Undang-undang mengenai keselamatan kerja dan lindungan lingkungan.

JANGKA WAKTU (UMUM)

Jangka waktu perjanjian adalah 504 bulan sejak tanggal berlakunya perjanjian dan dapat diperpanjang atau dihentikan lebih awal berdasarkan kesepakatan bersama. Jangka waktu pengoperasian untuk setiap unit PLTP adalah 360 bulan sejak tanggal pembangkitan komersial untuk setiap unit tersebut. Jika jangka waktu pengoperasian tersebut belum berakhir sebelum jangka waktu perjanjian dapat diperpanjang dengan persetujuan PERTAMINA.

Jika jangka waktu pengoperasian suatu unit melebihi jangka waktu berlakunya perjanjian tersebut atas persetujuan PERTAMINA dapat diperpanjang sampai akhir masa produksi tersebut.

WORK PROGRAM & BUDGET


KONTRAKTOR harus memulai operasi panasbumi dalam jangka waktu 6 bulan terhitung mulai berlakunya perjanjian.

Untuk menjamin komitmen kontrak dalam melaksanakan pengoperasian panasbumi pada 6 (enam) tahun pertama KONTRAKTOR harus menginvestasikan dananya (Komitmen Investasi Minimum).
Sekurang kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum dimulainya setiap Tahun perjanjian, atau pada waktu yang disepakati KONTRAKTOR harus mempersiapkan dan menyerahkan WP&B kepada PERTAMINA untuk mendapat persetujuan. WP&B harus menguraikan Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam 1 (satu) Tahun Kalender berikut estimasi anggaran yang akan diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah WP&B tersebut diterima, PERTAMINA harus sudah memberikan pernyataan Persetujuan atau Penolakan terhadap dokumen tersebut termasuk alasan penolakannnya.

WORK PROGRAM & BUDGET

Jika PERTAMINA ingin melakukan revisi atas WP&B yang diajukan Kontraktor maka dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah menerima dokumen tersebut PERTAMINA harus memberitahu KONTRAKTOR serta menjelaskan alasannya, dan setelah itu para pihak bertemu untuk mencapai kesepakatan. Jika dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah WP&B diterima PERTAMINA tidak memberikan tanggapan maka PERTAMINA dianggap telah menyetujui WP&B yang diusulkan KONTRAKTOR tersebut.
Sepanjang tidak mengubah ketentuan umum dari WP&B yang telah disetujui PERTAMINA, KONTRAKTOR berhak merubah rincian kegiatan yang akan dilakukan.

KONTRAKTOR harus mengusahakan agar PERTAMINA mengetahui seluruh Kegiatan yang dilakukan oleh KONTRAKTOR serta hasil yang dicapainya.

WORK PROGRAM & BUDGET


KONTRAKTOR harus memberitahu PERTAMINA mengenai hasil Konfirmasi terhadap cadangan panasbumi yang dianggap telah mencukupi untuk memasok uap ke suatu Unit PLTP. Pemberitahuan Konfirmasi tersebut harus disertai dengan Laporan Teknis berikut data yang cukup agar PERTAMINA dapat mengevaluasi secara teknis Pemberitahuan Konfirmasi tersebut. KONTRAKTOR harus berkonsultasi dengan PERTAMINA mengenai Pemberitahuan Konfirmasi tersebut. Setiap saat selama 6 (enam) tahun pertama masa Kontrak, KONTRAKTOR dapat memberitahukan kepada PERTAMINA tentang keinginannya untuk mengembangkan lapangan panasbumi termasuk membangun unit pembangkit listrik tenaga panasbumi yang pertama, dengan ketentuan pemberitahuan tersebut tidak boleh disampaikan kurang dari 90 (sembilan puluh) hari dari tanggal Pemberitahuan Konfirmasi untuk unit tersebut. Pemberitahuan Peningkatan Kapasitas PLTP selanjutnya dapat diinformasikan setiap saat kepada PERTAMINA dengan catatan penyampaiannya tidak boleh kurang dari 90 hari setelah tanggal Pemberitahuan Pengembangan. Setelah diterimanya Pemberitahuan Pengembangan tersebut PERTAMINA harus menyampaikan pemberitahuan tersebut secara tertulis kepada Pembeli.

KEWAJIBAN KEUANGAN

KONTRAKTOR sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia harus membayar kepada Pemerintah pajak perusahaan yang berkaitan dengan laba tahunan KONTRAKTOR sesuai Keputusan Presiden No.49 tahun 1991 dalam jumlah yang tidak melebihi 34 % dari Net Operating Income (NOI). KONTRAKTOR harus membayar kepada PERTAMINA tunjangan produksi dalam Dollar senilai 4% (kecuali CGI 2,66%) dari NOI.

HAK & KEWAJIBAN


PERTAMINA bertanggung jawab dan berkewajiban atas manajemen operasi panasbumi, KONTRAKTOR bertanggung jawab kepada PERTAMINA dalam melaksanakan pengoperasian panasbumi. PERTAMINA memiliki hak atas semua data asli yang berhasil dikumpulkan oleh KONTRAKTOR selama masa kontrak, data tersebut termasuk tetapi tidak terbatas pada data geologi, geofisik, petrofisik, teknik, catatan harian pemboran dan penyelesaian sumur serta data lainnya. PERTAMINA harus memperlakukan data tersebut sebagai Informasi Rahasia, dan KONTRAKTOR dapat memiliki salinan data tersebut dan memiliki hak yang tidak terbatas dalam menggunakan data tersebut. PERTAMINA memiliki hak untuk memasuki kawasan Kontrak dan tempat usaha lainnya untuk memeriksa pengoperasian panasbumi yang dilakuakn KONTRAKTOR. KONTRAKTOR harus memberikan bantuan yang diperlukan PERTAMINA atau wakilnya dalam memeriksa data teknik dan keuangan yang berhubungan dengan operasi panasbumi. Atas permintaan KONTRAKTOR, PERTAMINA wajib membantu KONTRAKTOR dalam memperoleh semua perijinan dan persetujuan yang diperlukan dalam pengoperasian panasbumi termasuk tetapi tidak terbatas pada ijin kerja, hak guna lahan. PERTAMINA harus membantu KONTRAKTOR dalam melakukan hubungan dan perundingan dengan instansi, perwakilan pemerintah lokal, regional dan nasional sehubungan dengan pajak, lingkungan, impor & ekspor, persetujuan, perijinan atau pembebasan lainnya. PERTAMINA wajib memberi seluruh informasi yang dimilikinya dan diperlukan KONTRAKTOR sehubungan dengan pengoperasian panasbumi di kawasan kontrak. KONTRAKTOR harus menjaga kerahasiaan informasi tersebut.

HAK & KEWAJIBAN


Atas permintaan KONTRAKTOR, PERTAMINA harus membantu dalam berhubungan atau melakukan negosiasi dengan agen/ perwakilan Pemerintah. Selama jangka waktu perjanjian ini KONTRAKTOR berhak memasuki dan tinggal di kawasan Kontrak untuk melaksanakan pengoperasian panasbumi. KONTRAKTOR berhak membuat perjanjian-perjanjian dengan sub kontraktornya atau dengan afiliasinya dalam melaksanakan jasa manajemen, teknis atau jasa professional lainnya. Dalam hal melakukan afiliasi, biayanya harus sebanding dengan jasa serupa yang tersedia secara umum di dalam industri panasbumi. KONTRAKTOR berhak mempekerjakan personil asing menurut kebutuhan serta memasuki Kawasan di dekat Kawasan Kontrak untuk tujuan yang berkaitan dengan perjanjian ini. KONTRAKTOR tidak diperkenankan melakukan kegiatan eksplorasi di daerah yang berdekatan Kawasan Kontrak tanpa persetujuan tertulis dari PERTAMINA. KONTRAKTOR berkewajiban melatih personil Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut KONTRAKTOR harus mempertimbangkan pertama kali atas personil PERTAMINA yang ingin menjadi karyawan KONTRAKTOR sepanjang karyawan tersebut berkompeten dan tersedia lowongan jabatan untuk karyawan tersebut dan PERTAMINA setuju mempekerjakannya. KONTRAKTOR harus mematuhi semua materi yang berkenaan dengan peraturan dan perundang undangan Pemerintah yang berlaku.

HAK & KEWAJIBAN


KONTRAKTOR harus memiliki kantor di Jakarta. KONTRAKTOR harus menyediakan untuk PERTAMINA semua informasi mengenai kawasan Kontrak yang diperoleh dari pengoperasian panasbumi KONTRAKTOR harus mengatur semua dana yang diperlukan untuk pengoperasian panasbumi, menanggung resiko pengoperasian, mengatur pembiayaan non recourse berdasarkan ketentuan-ketentuan yang bisa diterima KONTRAKTOR, KONTRAKTOR harus memberitahu PERTAMINA mengenai pembiayaan tersebut. KONTRAKTOR harus mengutamakan penggunaan barang dan jasa yang diproduksi di Indonesia dengan ketentuan barang-barang dan jasa tersebut ditawarkan dengan syarat-syarat yang sama menguntungkan baik dari segi mutu, harga serta ketersediaan pada waktu dan jumlah yang dibutuhkan. KONTRAKTOR harus membayar premi atas asuransi yang disyaratkan untuk mengoperasikan panasbumi, membayar semua kerugian, klaim dan kerusakan serta pembayaran lainnya sehubungan dengan asuransi tersebut. KONTRAKTOR harus mematuhi persyaratan Undang-undang Republik Indonesia sehubungan dengan pengarsipan, pengembalian pajak, penilaian pajak serta menjaga buku serta catatancatatan.

KONSULTASI & ARBITRASE


Jika terjadi perselihan atau perbedaan di antara para pihak sehubungan dengan perjanjian ini Para pihak harus berupaya untuk melakukan musyawarah dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah salah satu pihak menerima pemberitahuan dari pihak lain mengenai perselisihan yang terjadi. Jika perselisihan dimaksud tidak dapat diselesaikan secara musyawarah mufakat dalam jangka waktu tiga puluh hari maka penyelesaian tersebut harus diselesaikan melalui Pengadilan Arbitrase berdasarkan peraturan arbitrase UNCITRAL dalam resolusi 31/98 yang dipakai oleh sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa pada tanggal 15 Desember 1976 yang berjudul Peraturan Arbitrase Komisi Hukum Dagang Internasional Persrikatan Bangsa Bangsa Masing-masing pihak akan menunjuk seorang arbitrator dalam jangka waktu 30 hari setelah tanggal permintaan untuk memulai arbitarse, yang kemudian menunjuk arbitrator pihak ketiga dalam waktu 30 hari setelah tanggal penunjukan arbitrator kedua untuk bertindak sebagai Ketua Pengadilan. Arbitrator yang tidak ditunjuk dalam batas waktu yang ditentukan akan ditunjuk oleh Sekertaris Jendral Pusat Penyelesaian Perselisihan Investasi Internasional.

KONSULTASI & ARBITRASE


Tempat arbitrase dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama, bahasa arbitrase adalah Inggris. Putusan arbitrase adalah final dan mengikat para pihak dan pelaksanaannya dapat dilaksanakan di setiap pengadilan yang memiliki yuridiksi untuk memberlakukannya. Para pihak dengan ini mencabut hak banding mereka untuk banding atas keputusan panel arbitrase. Selama masa tunggu setiap arbitrase, KONTRAKTOR harus terus melaksanakan kewajibannya berdasarkan perjanjian ini termasuk kewajibannya untuk menghasilkan dan menyalurkan tenaga listrik, PERTAMINA harus mebayar semua jumlah yang harus dibayar berdasarkan perjanjian ini dan tidak diperselisihkan tanpa perlawanan selama masa tunggu arbitrase tersebut.

FORCE MAJEURE
Keadaan Kahar diartikan sebagai segala keadaan yang langsung atau tidak langsung berada di luar kendali para pihak, peristiwa kahar terdiri dari tetapi tidak terbatas pada : perang, blokade, embargo, huru-hara, pemberontakan, sabotase, keributan, demontrasi dengan kekerasan, ledakan, kebakaran, bencana alam.

Kejadian karena kuasa Tuhan, pemogokan atau penutupan instalasi atau tindakan lain oleh para pekerja atau para pegawai KONTRAKTOR serta sub-kontraktor, khusus berkenaan dengan KONTRAKTOR setiap kejadian yang berkaitan dengan Pemerintah.
Pihak yang terkena kahar harus dibebaskan dari kewajiban dan tidak ditafsirkan sebagai lalai dalam melaksanakan kewajiban. Jika terjadi peristiwa kahar, para pihak harus segera berkonsultasi satu sama lain mengenai dampak dari penundaan terhadap kewajiban mereka. Dalam hal kegiatan KONTRAKTOR tertunda akibat terjadinya kahar maka jangka waktu perjanjian ini dapat diperpanjang sepanjang waktu terjadinya kahar.

PENGALIHAN

KONTRAKTOR dapat mengalihkan semua atau setiap bagian hak, kepentingan dan kewajibannya kepada Affiliasi. KONTRAKTOR dapat mengalihkan sebagian dari hak, kepentingan dan kewajibannya kepada pihak ketiga setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari PERTAMINA. KONTRAKTOR dapat mengalihkan seluruh hak, kepentingan dan kewajibannya kepada pihak ketiga atau pihak lainnya setelah mendapat persetujuan dari Menteri Pertambangan dan Energi. KONTRAKTOR tidak boleh mengalihkan setiap hak, kepentingan atau kewajibannya kepada pihak ketiga atau pihak lainnya ini tanpa persetujuan PERTAMINA .

Anda mungkin juga menyukai