Bab 4 Kerajaan Islam Di Indonesia
Bab 4 Kerajaan Islam Di Indonesia
SEJARAH INDONESIA
Kelas X
BAB
4
Proses Masuk dan
Ⓑ Berkembangnya Islam
di Indonesia
Beberapa Bukti Masuknya Islam di Indonesia.
Makam Fatimah binti Maimun
Ditemukan di Leran, Gresik. Pada batu nisannya tertulis nama Fatimah binti Maimun dan angka tahun 1082 (475 H). Artinya, bahwa
pada akhir abad XI Islam telah masuk ke Indonesia.
Makam Sultan Malik Al-Saleh
Di Aceh, berangka tahun 1297. Mengingat Malik Al-Saleh adalah seorang sultan, maka dapat diperkirakan bahwa Islam telah masuk ke
daerah Aceh jauh sebelum Malik Al-Saleh mendirikan Kesultanan Samudera Pasai.
Sumber Berita/Catatan Perjalanan
Sumber Berita Ma-Huan
Pada abad ke-13 Islam telah berkembang di Indonesia. Dibuktikan dengan penemuan puluhan batu nisan muslim di Troloyo,
Trowulan Gresik yang berasal dari abad ke-13.
Sumber Berita Marco Polo
(Musafir dari Venesia, Italia yang pernah singgah di Perlak dan beberapa tempat di Aceh bagian utara dalam perjalanananya ke Cina).
Bahwa pada abad XIII Islam telah berkembang di Sumatra bagian Utara. Di Perlak, pada tahun 1292 telah banyak masyarakatnya
yang memeluk Islam
Ceritera Ibnu Battuta
(Pada tahun 1345, Ibn Battuta mengunjungi Samudera Pasai. Ia seorang pengembara yang termashur dari Taugier (Marroko) yang
hidup pada tahun 1304-1378). Tahun 1345 Islam telah berkembang di Aceh. Sultan Samudera Pasai sangat baik terhadap ulama dan
rakyatnya. Samudera Pasai merupakan kesultanan dagang yang sangat maju.
Sumber Dinasti Tang
Islam masuk ke Nusantara sejak abad ke-7 dan 8 M. Hal itu dibuktikan dengan ramainya Selat Malaka dari aktivitas pedagang-
pedagang muslim.
Sumber berita Tome Pires
Dalam Suma Orienta, Pires menyebutkan bahwa daerah-daerah sekitar pesisir utara Sumatra telah banyak masyarakat dan kerajaan
Islam.
6
Jalur-Jalur Penyebaran Islam di Indonesia
Sunan Sunan Gresik datang ke tanah Jawa pada tahun 1404 M. Kedatangannya
Gresik dianggap sebagai permulaan masuknya Islam di Jawa.
Sunan yang lahir tahun 1401 M dengan nama asli Raden Rahmat ini
Sunan
merupakan pendiri pesantren Ampel Denta (Surabaya) dan juga salah
Ampel seorang pemrakarsa pembangunan Masjid Demak.
Sunan bernama asli Raden Paku ini adalah salah seorang santri Sunan
Sunan
Ampel. Ia mendirikan pesantren Giri. Ia juga dikenal sebagai seniman
Giri yang menciptakan gending Jawa, Asmaradana dan Pucung.
❺ Sunan
Bonang
Sunan dengan nama asli Raden Maulana Makdum Ibrahim ini juga
seorang seniman yang menciptakan gending Jawa, Bonang dan Durma.
Nama asli nya Raden Ja’far Shadiq. Sunan Kudus banyak berguru pada
❻ Sunan
Kudus
Sunan Kalijaga. Ia toleran terhadap budaya setempat, terlihat dari
arsitektur Masjid Kudus.
Komoditas perdagangan
utama Kerajaan Mataram
adalah beras, gula, kapas,
kelapa, dan palawija.
Pada 13 Februari 1755, diadakan
Perjanjian Giyanti (Karanganyar,
Jawa Tengah). Berakhirlah era
Mataram sebagai satu kesatuan
politik dan wilayah.
Pada 1757, ditandatangani
Perjanjian Salatiga, Kesultanan
Mataram dipecah lagi menjadi tiga,
yaitu Kesultanan Yogyakarta,
Kasunanan Surakarta, dan
Mangkunegaran.
Pada 1813, Kesultanan Yogyakarta
dipecah lagi menjadi dua, yaitu
Kesultanan Yogyakarta dan
Pakualaman.
Kesultanan Banten (1526–1813)
Terletak di Banten Girang, sebelah
barat Kota Serang, Banten.
Beberapa rajanya:
• Maulana Hasanuddin (1552–1570)
• Maulana Yusuf (1570–1580)
• Maulana Muhammad (1580–1596)
• Sultan Abulmafakir Mahmud
Abdulkadir (1596–1651 M)
• Sultan Ageng Tirtayasa (1651–1682)
• Sultan Haji (1671–1686)
Kesultanan Banten (1526–1813)
Pada masa pemerintahan Sultan
Ageng Tirtayasa (memerintah 1651–
1692), Banten mengalami masa
kejayaan. Sebagai kesultanan maritim,
Banten semakin mengandalkan dan
mengembangkan perdagangan.
Beberapa rajanya:
• Tumapa’risi Kallona menjadi raja pertama
Kerajaan Gowa-Tallo.
• Raja Gowa-Tallo pertama yang memeluk
Islam adalah Manga’rangi Daeng Manrabia
(1593–1639 M) yang bergelar Sultan
Alauddin.
Kesultanan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Tallo mencapai kejayaan
pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin
(1653–1669).
Beberapa rajanya:
• Baab Mashur Malamo (1257–1272)
• Sultan Zainal Abidin (1486–1500)
• Sultan Baabullah (1570–1538)
Kerajaan Ternate dikenal sebagai pusat
Untuk menjaga kepentingan dagangnya,
perdagangan rempah-rempah.
Kerajaan Ternate membangun
persekutuan yang disebut Uli Lima
Pada 1603, Portugis dan Spanyol kembali
(persekutuan lima saudara), terdiri atas
masuk ke Maluku untuk memonopoli
Bacan, Obi, Seram, Ambon, dan Ternate,
perdagangan rempah-rempah, Ternate
dengan Ternate sebagai pemimpinnya.
meminta bantuan VOC.
Tidore
Kerajaan Tidore terletak di
Tidore, Maluku Utara, dengan Beberapa rajanya:
pusat kerajaan berada di • Ciriliyati (Sultan Jamaluddin, 1495–
daerah Gam Tina. 1512)
• Sultan Mansur (1521)
Lokasi ibukota kerajaan kemudian • Sultan Nuku (1738–1805)
dipindahkan ke Rum Tidore Utara
yang diapit Tanjung Mofugogo
dan Pulau Maitara
Tidore
Pemimpin kerajaan dipilih
Penduduk Tidore adalah penganut
berdasarkan usulan dari perwakilan
Islam yang taat menjalankan
empat marga besar (Folaraha).
ibadahnya.
Saudagar-saudagar Islam di
Nusantara mendapat
kekuatan baru setelah
kemunculan kerajaan-
kerajaan Islam.
Kesultanan Demak
Demak
Lada
Kesultanan Banten
Lada
Banten
Kesultanan Makassar
Makassar
Sama
Kitabseperti Demak, Makassar
Nagarakertagama (1365)juga menjadi pemasok
menyebutkan hubunganbarang kebutuhan
dagang pokok berupa
antara Makassar dan
beras di Jalurterutama
Jawa, Rempah,terkait
yang menghubungkan Maluku-Papua,
ekspor impor beras, Jawa,
sudah terjalin dan
sejak Sumatra.
lama.
Kesultanan Ternate
Pala
Ternate
Cengkih
Jika wilayah-wilayah lain disebut sebagai bagian dari simpul Jalur Rempah, Ternate dan
Tidore adalah titik nol Jalur Rempah atau perdagangan rempah dunia.
Kesultanan Ternate
Karena cengkih dan pala, kepulauan ini menjadi titik pusat perhatian dunia
selama sekitar dua milenium. Cengkih menjadi rempah paling dicari yang
nilainya sama dengan emas.
Sumber gambar:
freepik.com
shutterstock.com
pixabay.com
wikimedia.org