Anda di halaman 1dari 24

Antibodi Monoclonal

Apt Charles, S.Si., M.Farm Pertemuan ke 10


Proses Pengenalan Antigen oleh Antibodi

Antibodi akan mengenali beberapa bagian


dari antigen atau patogen, yang disebut
epitop.

Proses ikatan antara antibodi dengan


antigen selain bersifat spesifik tetapi juga
memiliki nilai avinitas dan aviditas tertentu.

Avinitas adalah nilai ikatan antara antibodi


dengan satu epitop, sedangkan aviditas avinitas aviditas
adalah nilai total ikatan
Antibodi Poliklonal

Di dalam proses ikatan antara antibodi a) b)


dengan antigen dikenal pula istilah
antibodi poliklonal dan antibodi
monoklonal

Antibodi poliklonal adalah antibodi yang


dihasilkan dari beberapa sel B, dan dapat
mengenali beberapa epitop dalam satu
antigen
Antibodi Monoklonal

Antibodi monoklonal adalah


antibodi yang berasal dari sel-sel
limfosit B (sel plasma) yang identik
(satu klon) dan hanya mengenali
satu epitop, Oleh karena itu,
antibodi monoklonal ini
merupakan antibodi yang spesifik
Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal dapat dibuat
dengan teknologi fusi sel, yaitu
mencampurkan sel-sel limpa dengan
sel mieloma (Sel Kanker darah)
Hasil teknologi fusi sel ini adalah
hibridoma yang menghasilkan
antibodi monoklonal
Sampai saat ini antibodi monoklonal
banyak dipergunakan dalam banyak
riset, diagnosis klinis dan terapi
penyakit
Non Hodgkins Lymphoma
(NHL)
Limfoma
Limfoma adalah kanker darah yang terjadi ketika limfosit B atau T menjadi
abnormal dengan membelah lebih cepat dari sel biasa dan terjadi di sistem
limfatik sehingga terjadi perbesaran kelenjar getah bening

Limfoma dibagi menjadi 2 yaitu :


Hodgkins Lymphoma (HL)
• Terdapat sel reed sternberg yaitu sel B yang matur,
ganas dan besarnya tidak umum

Non Hodgkins Lymphoma (NHL)


• Tidak terdapat sel reed sternberg
Tipe NHL berdasarkan Tingkat Keganasan

Tipe Contoh
B-cell lymphoma
Grade ringan (Indolent) • Folicular lymphoma
• Lymphoplasmacytic lymphoma
• Marginal zone lymphoma
Grade menengah (intermediate) • Diffuse large B-cell lymphoma (DLBCL)
• Mantle cell lymphoma
Grade tinggi (Aggressive) • Burkitt lymphoma
• Lymphoblastic B-cell lymphoma
T-cell lymphoma
Grade ringan (Indolent) • Cutaneous T-cell lymphoma
• Large granular lymphocytosis
Grade menengah (Intermediate) • Extracutaneous anaplastic large cell lympohma

Grade tinggi (Aggressive) • T cell lymphoblastic lymphoma


Perbedaan NHL Indolen dan Agresif

NHL indolen NHL agresif


Pertumbuhan sel Lambat Cepat

Karakteristik Sering tidak ada gejala saat Gejala biasanya timbul pada saat
didiagnosis didiagnosa

Pengobatan Kadang tidak diperlukan Biasanya diperlukan pengobatan segera


pengobatan segera

Hasil Respon pengobatan cukup baik tapi Respon pengobatan sangat baik
sering kambuh kemungkinan bisa mencapai kesembuhan
Staging NHL

Stage1 Stage 2 Stage 3 Stage 4

Kanker menyerang salah satu Kanker menyerang dua Kanker sudah menyebar ke Kanker sudah menyebar
nodus limfa, misal di paha kelompok nodus limfa atau kelompok nodus limfa pada melalui sistem limfatik dan
atau leher lebih, bisa pada bagian atas tubuh bagian atas dan bawah masuk ke organ atau sumsum
atau bawah diafragma diafragma tulang

Limited disease Advanced disease


• Pada stage 1 atau 2 atau biasa disebut tipe A • Pada stage 3 atau 4 atau biasa disebut Tipe B
• semua tumor lebih kecil dari 10 cm • Tumor lebih besar dari 10 cm (pasien perlu
memenuhi salah satu dari kriteria ini).
Terapi NHL
Tipe NHL First line Second line
DLBCL Diffused Cell Lymphoma R-CHOP R-B
R-EPOCH
FL Follicular lymphoma R-B
G-B
R-CHOP
Mantle cell lymphoma R-DHAP R-B
R-B R-Bortezomib
Peripheral T cell CHOP Bendamustin mono
SLL Small lymphocytic lymphoma R-B
MZBCL Marginal zone B cell lymphoma R-B

R-CHOP : Rituximab, cyclophosphamide, doxorubicin hydrochloride (hydroxydaunorubicin), vincristine sulfate


(Oncovin), and prednisone.
R-EPOCH : R= RituximabE= Etoposide PhosphateP= PrednisoneO= Vincristine
Sulfate (Oncovin)C= CyclophosphamideH= Doxorubicin Hydrochloride (Hydroxydaunorubicin)
Targeted Therapy
Targeted Therapy atau terapi target adalah terapi yang ditargetkan bekerja
dengan menargetkan gen atau protein tertentu untuk membantu
menghentikan kanker dari tumbuh dan menyebar. Gen dan protein ini
ditemukan di sel kanker atau sel yang terkait dengan pertumbuhan kanker,
seperti sel-sel pembuluh darah.

• Pada umumnya bekerja dengan cara menghalangi target


Antibodi tertentu di bagian luar atau permukaan sel kanker,
monoklonal sehingga membunuh sel kanker dan mencegah sel
kanker agar tidak membelah atau berkembang.
• Rute pemberian biasanya melalui intra vena
Targeted
therapy
• Obat yang disebut “obat molekul kecil” bisa menembus
sel membran untuk berinteraksi dengan target baik di
Molekul kecil dalam maupun di luar sel kanker.
• Rute pemberian biasanya melalui oral.
Jenis Targeted Therapy
Antibodi monoklonal (-mab)
Jenis Indikasi
Rituximab NHL, CLL
Trastuzumab Kanker payudara HER2+
Obinutuzumab Folicullar lymphoma, CLL
Bevacizumab Kanker kolorektal
Ibritumomab Kanker B limfosit
Molekul kecil (-ib)
Jenis Indikasi
Imatinib Tumor stroma gastrointestinal, Leukemia myeloid
kronis
Gefitinib NSCLC EGFR+
Eriotinib NSCLC EGFR +, Kanker pankreas EGFR+
Bortezomib MM, MCL
Rituximab

Rituximab merupakan golongan


antibodi monoklonal yang direkayasa
secara genetik yang bekerja langsung
pada CD20.

Rituximab merupakan antibodi chimeric


yang artinya Rituximab mengandung
bagian-bagian dari antibodi manusia
dan tikus yang digabungkan.
CD20

CD20 adalah sejenis antigen yang ditemukan pada permukaan sel B yang
abnormal.
• Dapat digunakan sebagai marker untuk menentukan perkembangan dari sel B
• 20-30% kasus limfoma sel B mengekspresikan CD20
Profil Produk Rituximab
Komposisi
• 1 vial mengandung Rituximab 100 mg dalam 10 ml
• 1 vial mengandung Rituximab 500 mg dalam 50 ml

Indikasi
• Non-Hodgkins Lymphoma (NHL)
• Pada pasien dengan CD20 positif diffuse large B-cell Non hodgkins lymphoma dengan kombinasi
dengan kemoterapi CHOP.
• Pada pasien dengan kambuhan atau Kemoresisten grade rendah atau folikular, CD-20 positif, Non
Hodgkins Lymphoma sel B
• Pada pasien dengan follicular lymphoma tahap III-IV dalam kombinasi dengan kemoterapi CVP.
• Pada pasien dengan follicular lymphoma sebagai perawatan pemeliharaan, setelah menanggapi
terapi induksi.
• Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL)
Dosis Rituximab
Diffuse Large B-cell Lymphoma
Rituximab harus digunakan dalam kombinasi dengan kemoterapi CHOP. Dosis yang dianjurkan adalah 375 mg / m2 luas
permukaan tubuh, diberikan pada hari 1 dari setiap siklus kemoterapi selama 8 siklus setelah pemberian IV komponen
glukokortikoid dari CHOP

Follicular lymphoma
Monoterapi
375 mg/m² luas permukaan tubuh, diberikan secara IV, sekali seminggu selama 4 minggu (1 siklus)
Kombinasi
Dosis yang dianjurkan Rituximab secara IV dalam kombinasi dengan kemoterapi adalah 375 mg / m2 luas permukaan
tubuh per siklus untuk total:
• 8 siklus dengan R-CVP (21 hari / siklus)
• 8 siklus dengan R-MCP (28 hari / siklus)
• 8 siklus dengan R-CHOP (21 hari / siklus); 6 siklus jika remisi lengkap tercapai setelah 4 siklus
• 6 siklus dengan R-CHVP-Interferon (21 hari / siklus)
Rituximab harus diberikan pada hari 1 dari setiap siklus kemoterapi setelah pemberian IV komponen glukokortikoid dari
kemoterapi, jika ada.
Dosis Rituximab
Follicular lymphoma
Dosis pemeliharaan
• Pasien yang sebelumnya tidak diobati setelah respon terhadap pengobatan induksi dapat menerima terapi
pemeliharaan dengan Rituximab yang diberikan pada 375 mg/m2 luas permukaan tubuh setiap 2 bulan sampai
perkembangan penyakit atau untuk periode maksimum dua tahun (12 infus).
• Pasien yang menglamai kekambuhan setelah respon terhadap pengobatan induksi dapat menerima terapi
pemeliharaan dengan Rituximab IV yang diberikan pada 375 mg / m2 luas permukaan tubuh setiap 3 bulan
sampai perkembangan penyakit atau untuk jangka waktu maksimum dua tahun.

Chronic Lymphocytic Leukemia


Dosis yang dianjurkan dari Rituximab dalam kombinasi dengan kemoterapi untuk pasien yang sebelumnya tidak diobati
dan kambuh / refrakter adalah 375 mg / m2 luas permukaan tubuh yang diberikan pada hari pertama dari siklus
pengobatan pertama diikuti oleh 500 mg / m2 luas permukaan tubuh yang diberikan pada hari 1 dari masing-masing
berikutnya siklus selama 6 siklus total. Kemoterapi harus diberikan setelah infus rituximab.
Pemberian Infus Rituximab

Ambil sejumlah Rtiximab sesuai dosis Encerkan Redditux kedalam infus NaCl 0.9% atau
yang diperlukan Dextrose 5% hingga diperoleh konsentrasi 1-4 mg/ml

Infus pertama.(pemberian /siklus 1)


• Kecepatan awal yang disarankan untuk infus adalah 50 mg / jam
• Jika tidak ada toksisitas infus, dapat ditingkatkan 50 mg / jam setiap 30 menit
• Maksimum kecepatan infus adalah 400 mg / jam.

Infus selanjutnya (pemberian /siklus selanjutnya)


• kecepatan awal yang disarankan 100 mg / jam
• Jika tidak ada toksisitas infus, dapat ditingkatkan 100 mg / jam setiap 30 menit.
• Maksimum kecepatan infus adalah 400 mg / jam.
Simulasi Pemberian Rituximab
•Dosis yang biasa digunakan adalah 375 mg/m2.
•Rata – rata BSA 1.6, maka kebutuhan dosis nya adalah 600 mg. Jadi untuk 1 siklus diperlukan 1 vial Rituximab 100 mg
dan 1 vial Rituximab 500 mg/

• Ambil 600 mg Redditux lalu encerkan kedalam 500 ml NaCl atau Dextrose 5% 🡪 maka diperoleh konsentrasinya
menjadi : 600 mg/500 ml 🡪 1.2 mg/ml (range konsentrasi 1-4 mg/ml)
*Larutan infus NaCl atau Dextrose 500 ml nya dibuang terlebih dahulu sebanyak 60 ml kemudian dimasukan larutan Redditux 60 ml
sehingga bisa diperoleh larutan infus 500 ml

Laju infus yang di berikan :


Kecepatan infus Volume infus yang diberikan
50 mg/jam 14 tetes/menit
Umumnya diberikan
100 mg/jam 28 tetes/menit
untuk 4 siklus, yaitu
150 mg/jam 42 tetes/menit
pada hari ke 1 pada
200 mg/jam 56 tetes/menit
setiap siklus
250 mg/jam 70 tetes/menit
Stabilitas Rituximab

• Stabilitas setelah pencampuran : Stabil pada 12 jam


pada suhu kamar ; 24 jam pada lemari pendingin
(2-8ºC)
• Penyimpanan : Suhu kamar 2-25ºC atau dalam suhu
dingin ; jangan dikocok ; hindarkan dari cahaya
langsung
MEKANISME KERJA RITUXIMAB
1. Antibody-Dependent Cell-Mediated
Cytotoxicity, yaitu Fab Rituximab berikatan
dengan CD20 kemudian Fc berikatan dengan
makrofag, sel NK untuk melisis kan sel.
2. Complement-Dependent Cytotoxicity, yaitu
Fab Rtuximab berikatan dengan CD20
kemudian membentuk membrane attack
complex (MAC) yaitu struktur yang biasanya
terbentuk pada permukaan membran sel
patogen sebagai akibat dari aktivasi sistem
komplemen, kemudian komplek MAC
membentuk saluran transmembran. Saluran ini
mengganggu membran sel sel target, yang
menyebabkan lisis sel dan kematian.
3. Direct Cytotoxicity, Rituximab merangsang
signal dari dalam sel untuk memulai proses
kematian sel atau apoptosis
Efek samping RITUXIMAB
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai