Anda di halaman 1dari 41

IMUNOTERAPI

Jessi S Setiawan
• Imunoterapi : teknik pengobatan baru
lebih mendayagunakan sistem kekebalan
tubuh.
• Karena hampir selalu menggunakan bahan-
bahan alami dari makhluk hidup, maka
imunoterapi sering juga disebut bioterapi
atau terapi biologis.
• Sering dipakai untuk terapi alergi dan
kanker.
• Merangsang sistem imun bekerja lebih giat
dan lebih spesifik untuk melawan sel kanker.
• Imunoterapi untuk alergi pertamakali
dikembangkan di St Mary Hospital London
pada akhir abad ke 19.
• Pada umumnya penderita menerima
suntikan ekstrak alergen dimulai dengan
dosis yang sangat kecil dan dinaikkan
berjenjang setiap minggu sampai dosis
rumatan tercapai. Dosis ini diberikan sampai
3-5 tahun.
Perbandingan antara embryonic dan
adult stem cell
Embryonic stem cells
• Fleksibel, mempunyai kemampuan untuk
membentuk sel apapun dalam tubuh
• Tidak akan habis, satu cell line dapat
menyediakan jumlah sel yang tidak akan
habis dengan karakteristik yang terdefinisi
secara hati-hati
• Dapat diperoleh secara mudah, embrio
manusia dapat diperoleh dari klinik fertilitas
• Melawan sistem imun pasien, ada
kemungkinan di mana sel yang
ditransplantasi akan berbeda dalam profil
imun pasien dan oleh karena itu akan
ditolak
• Sulit dikendalikan, metode untuk
membentuk tipe sel yang dibutuhkan untuk
menyembuhkan suatu penyakit harus
terdefinisi dan optimal
• Kontroversial secara etis, orang-orang yang
mempercayai bahwa kehidupan dimulai
sejak terbentuknya zygot mengatakan
bahwa melakukan penelitian tentang
embrio manusia adalah tidak etis walaupun
sdh memberi informed consent
Adult Stem Cell
• Pembentukan sel lbih mudah

• Tidak stabil secara genetik,


sel yang diperoleh bisa saja membawa mutasi
genetik yg menyebabkan penyakit atau
menjadi rusak dalam eksperimen
• Tahan sistem imun, penerima yg
mendapatkan produk dari sel mereka sendiri
tidak akan mengalami penolakan imun.
Penyembuhan Penyakit auto-imun dan
Kanker
1. Sumsum tulang diambil
2. Kultur “STEM CELL”
3. Pasien di kemoterapi
4. Kultur limfosit ditransplantasi
I kali dicoba  anemia aplastic
7 dari 10 pasien bebas penyakit antara 10 –
20 tahun
Imunoterapi spesifik
• sel kanker memproduksi zat-zat (antigen)
tertentu yang seharusnya tidak ada (tidak
cocok dengan sel tempat tumbuhnya
/lingkungannya, atau hanya diproduksi sel
sehat pada fase-fase tertentu, (misalnya
pertumbuhan). Antigen-antigen inilah yang
menjadi “sasaran tembak” imunoterapi.

• Jenis sel yang bekerja pada sistem kekebalan


tubuh antara lain sel darah putih: limfosit dan
fagosit.
• limfosit B (sel B) yang memproduksi antibodi
untuk mengenali dan menyerang antigen
asing.
• limfosit T (sel T) yang memproduksi sitokin
untuk menggalang seluruh kekuatan sistem
kekebalan tubuh dan juga memproduksi
sitotoksik yang bisa membunuh sel asing, sel
terinfeksi, atau sel ganas.
• limfosit NK (sel NK –natural killer) yang
langsung mengikat dan membunuh sel asing,
sel terinfeksi, atau sel ganas dengan cepat.
• Imunoterapi kanker berupaya membuat
sistem kekebalan tubuh mampu
mengalahkan keganasan sel-sel kanker,
dengan cara meningkatkan/mengarahkan
reaksi kekebalan tubuh terhadap sel
kanker, atau mengembalikan kemampuan
tubuh dalam menaklukkan kanker (body
response modifiers –BRM).
Beberapa jenis imunoterapi yang telah
dikembangkan, antara lain:
• Interferon
interferon alfa, adalah obat imunoterapi
pertama yang digunakan untuk mengobati
kanker, dpt menghentikan pertumbuhan
kanker & mengubahnya menjadi sel normal.
diproduksi dalam tubuh, tetapi
jumlahnya kecil.
• Diduga interferon juga merangsang kerja sel
NK, sel T, dan makrofag; serta mengurangi
suplai darah ke sel kanker.

• Biasanya interferon alfa digunakan untuk


mengobati leukemia, melanoma, kanker
ginjal, myeloma, Kaposi’s sarcoma, dan non
Hodgkin’s lymphoma.
• Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi
monospesifik yang dapat diperbanyak di
laboratorium khusus untuk melawan antigen
tertentu.
• efek samping minimal
• Dapat digunakan untuk mengobati
macam2 penyakit dan berbagai jenis kanker
• Yaitu antibodi homogen yang dengan
spesifisitas yang sama diproduksi dari klon
tungal dari sel yang menghasilkan antibodi.
Klon adalah segolongan sel yang berasal dari
satu sel karena secara genetiknya identik.
• Mono: Satu
• Klone: strain sel yang diturunkan dari satu sel.
• Antibodi monoklonal diproduksi dari fusi sel
B dan sel myeloma membentuk hibridoma.
• Antibodi monoklonal hanya mengenal satu
epitop.
TIPE ANTIBODI MONOKLONAL
• Naked mAbs : antibodi yang bekerja sendiri,
tidak dipengaruhi obat atau material
radioaktif.
• Conjugated mAbs : digabungkan dengan
obat kemotherapy, partikel radioaktif, atau
toxin.
Naked monoklonal antibodies
• mAbs mencapai antigen pada sel kanker,
berikatan dengan antigen.
• Naked mAbs bekerja dengan meningkatkan
respon imun seseorang untuk melawan
kanker.
• Sebagian bekerja dengan menghambat
protein spesisik yang membantu sel kanker
tumbuh.
• Beberapa naked MAbs menyerang sel kanker dan
berlaku sbgai marker sistem imun untuk
menyerang sel kanker.

• Beberapa naked mAbs bekerja dengan memblokir


& menyerang antigen spesifik yang merupakan
sinyal penting untuk sel kanker.

• Contoh:
- Alemtuzumab (Campath®), yang dipakai
mengobati chronic lymphocytic leukemia.
Alemtuzumab ditemukan pada sel B dan T.
- Trastuzumab (Herceptin®) adalah
antibodi terhadap HER2/neu protein.
Trastuzumab menginaktifkan HER2.
dipakai untuk pengobatan kanker
mammae dan lambung.
Conjugated monoclonal
antibodies
• Antibody yg melekat pada substansi
radioaktif, obat-obatan atau toxin.
• Bersirkulasi dalam tubuh sampai menemukan
antigen target.
• Antibody yg melekat partikel radioaktif,
disebut radiolabeled, dan pengobatan seperti
ini disebut radioimmunotherapy (RIT).
• Antibody dgn chemotherapy drugs disebut
chemolabeled.
• Antibody yg berikatan dgn toxin sel disebut
immunotoxins.
• Radiolabeled antibodies:
Ibritumomab tiuxetan (Zevalin®)
tositumomab (Bexxar®)
melawan antigen CD20
Digunakan pada kanker sel B dan limfoma non
Hodgkin
• Chemolabeled antibodies:
brentuximab vedotin (Adcetris®) : melawan antigen
CD30
Digunakan pada pengobatan limfoma Hodgkin dan
limfoma anaplastik large cell.
ado-trastuzumab emtansine (Kadcyla™) : antibody
melekat pada HER2 protein dan obat kemoterapi
DM1.
Digunakan untuk pengobatan kanker mammae
advanced.
• Immunotoxins:
denileukin diftitox (Ontak®) dipakai
untuk pengobatan kanker cutaneous T-
cell lymphoma.
Efek samping Antibodi
Monoklonal
• Ab monoklonal diberikan iv, dpt timbul efek samping
ringan seperti:
- demam
- menggigil
- lemah
- sakit kepala
- mual
- muntah
- diare
- hipotensi
- rash
Aplikasi terapi dari Antibodi monoklonal
• Induksi imunisasi pasif
• Diagnostik imaging
• Diagnostik molekular
• Monitoring terapi obat (untuk live-saving
drug)
• Sistem penghantaran obat (DDS)
• Isolasi dan atau purifikasi obat baru
• Terapi kanker
• Terapi antibodi monoklonal merupakan bentuk
pasif dari imunoterapi, karena antibodi dibuat
dalam kuantitas besar di luar tubuh (di
laboratorium). Jadi terapi ini tidak
membutuhkan sistem imun pasien untuk
bersikap aktif melawan kanker.

• Antibodi diproduksi secara masal dalam


laboratorium dengan menggabungkan sel
myeloma (tipe kanker sumsum tulang) dari sel
B mencit yang menghasilkan antibodi spesifik.
Sel hasil penggabungan ini disebut hybridoma.
• Kombinasi sel B yang bisa mengenali antigen khusus
dan sel myeloma yang hidup akan membuat sel
hibridoma menjadi semacam pabrik produksi
antibodi yang tidak ada habisnya. Karena semua
antibodi yang dihasilkan identik, berasal dari satu
(mono) sel hibridoma, mereka disebut antibodi
monoklonal (kadang disingkat MoAbs atau MAbs).

• Ilmuwan bisa membuat antibodi monoklonal yang


mampu bereaksi dengan antigen spesifik berbagai
jenis sel kanker. Dengan ditemukannya lebih banyak
lagi antigen kanker, berarti akan semakin banyak
antibodi monoklonal yang bisa digunakan untuk
terapi berbagai jenis kanker.
• Antibodi monoklonal dibuat di laboratorium
khusus untuk melawan antigen tertentu.
Karena tiap jenis kanker mengeluarkan antigen
yang berbeda, maka berbeda pula antibodi
yang digunakan.

• Antibodi monoklonal juga dapat


mempengaruhi cell growth factors, karenanya
dapat digunakan untuk menghambat
pertumbuhan sel-sel tumor. Jika dipadu dengan
radioisotop, obat kemoterapi, atau imunotoksin,
setelah menemukan antigen yang dicari,
antibodi monoklonal langsung membunuh sel
pembuatnya (kanker).
• Beberapa jenis antibodi monoklonal yang banyak
dipergunakan antara lain;
- rituximab (untuk non-Hodgkin’s lymphoma),
- trastuzumab (kanker mammae yang sudah
menyebar),
- alemtuzumab (leukemia limfositik kronis),
- bevacizumab (kanker usus besar),
- cetuximab (kanker usus besar),
- gemtuzumab ozogamicin (leukemia myelogenik
akut),
- ibritumomab tiuxetan (non Hodgkin’s lymphoma).
Antibodi monoklonal untuk berbagai jenis kanker
lainnya sedang dalam tahap uji klinis.
• Vaksin
• Sebagian besar masih dalam tahap penelitian
dan uji klinis, sehingga belum bisa digunakan
secara umum.
• Vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh
manusia mampu mengenali sel-sel kanker,
menghentikan pertumbuhannya, mencegah
kekambuhannya, dan membersihkan sisa-sisa
kanker dari pengobatan operasi, kemoterapi,
atau radiasi. Jika diberikan dalam tahap dini,
vaksin kanker dapat membuatnya sembuh
secara total.
• Sedang vaksin yang difungsikan sebagai
pencegah kanker, sebenarnya adalah vaksin
untuk melawan virus penyebab penyakit
yang dapat menjurus ke kanker, misalnya
vaksin hepatitis B (kanker hati) dan vaksin
human papilloma virus (kanker leher rahim).
• Colony-stimulating Factors (CSFs)
• CSFs kadang disebut juga hematopoietic
growth factors. Obat imunoterapi jenis ini
merangsang sumsum tulang belakang untuk
membelah dan membentuk erytrocyt,
leukocyt, dan trombocyt , yang kesemuanya
berperan penting dalam sistem kekebalan
tubuh.
• Pengobatan dengan CSFs penting bagi
penderita kanker yang menjalani
pengobatan lain, misalnya kemoterapi,
karena obat-obat kemoterapi umumnya
juga merusak sumsum tulang belakang,
yang menyebabkan penderita mengalami
kurang darah (anemia), mudah terkena
infeksi, dan sering mengalami perdarahan.
CSFs dapat mengurangi risiko tersebut.
Obat-obat yang tergolong hematopoietic growth
factors antara lain:
• G-CSF (filgrastim) dan GM-CSF (sargramostim)
untuk meningkatkan jumlah sel darah putih
pencegah infeksi dan sel induk untuk
kepentingan transplantasi sumsum tulang
belakang.
• Erythropoeitin (EPO) untuk meningkatkan sel
darah merah, mencegah anemia.
• Interleukin-2 (aldesleukin) untuk meningkatkan
limfosit yang dapat menghancurkan sel kanker.
• Interleukin-11 (oprelvekin) untuk meningkatkan
jumlah keping darah dan mencegah
perdarahan.
• Terapi Gen
• Terapi gen yang masih bersifat eksperimental
ini memberi harapan besar.
• Dengan memasukkan material genetik
tertentu ke dalam sel tubuh pasien kanker.
• Misalnya, jika gen tertentu diselipkan ke
dalam sel kekebalan tubuh, maka sistem
kekebalan tubuh menjadi lebih mampu
mengenali dan menyerang sel kanker.
• Bisa juga diselipkan gen yang membuat sel
kanker lebih mudah dideteksi dan
dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh.
Atau, kedalam tubuh penderita dimasukkan
sel kanker yang telah diberi gen pembentuk
sitokin, yang akan mengaktifkan sistem
kekebalan tubuh untuk menyerang dan
menghancurkan sel-sel kanker.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai