Anda di halaman 1dari 15

Limfoma maligna

Jovei Kurniadi
102013160
Skenario 2
Laki laki 60 tahun datang dengan keluhan benjolan pada
leher sejak 2 bulan yang lalu.
Benjolan tidak nyeri
Demam dan keringat malam
Tidak ada batuk
PF: pembesaran KGB cervical anterior dextra dan subclavicula
yang multipe, tdk merah, mobile dan tidak nyeri. Tidak ada
penurunan BB
PP: Hb: 11, Ht: 33, leukosit = 8000, trombosit 250,000,
retikulosit : 2,5%
Gambaran darah tepi: normositik normokrom
Diff count: 2/2/1/73/19/2/1
CT scan thorax: pembesaran KGB paraaorta dextra
biopsi: ditemukan sel radang kronis (sel limfoid blast)

anamnesis

Identitas : Laki-laki, 60 tahun

Keluhan utama : benjolan


pada leher sejak 2 bulan
SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :


Benjolan tidak nyeri,
demam, keringat dingin
terutama pada malam hari,
adanya batuk disangkal

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Penyakit Keluarga :


(-)

Riwayat Pengobatan

Riwayat Sosial-Ekonomi :
Pasien mengkomsumsi
makanan alami tanpa adanya
pengawet
Pemeriksaan
penunjang epidemologi
15-34 tahun, >50 tahun
Nilai rujukan
Laki laki > wanita
Hb: 14-18 gr/dL
Ht: 40 48 % Orang kulit putih dan sosio
Leukosit : 4000-10.000/mm3 ekonomi yang tinggi.
Trombosit : 150,000-350,000/uL
Angka kejadian di AS 4:
Retikulosit :
Nilai relatif : 0.5-1.5% 100,000.
Nilai absolut: 25000-75000/uL Setiap tahunnya ada >8000
Biopsi PA: LH: sel Reed-Stenberg -> kasus baru LH di diagnosa di
menghasilkan faktor yang
menginduksi akumulasi dari reaksi AS.
limfosit, makrofag, dan granulosit
Apsirasi sumsum tulang belakang etiologi dan predisposisi

Imunodefisiensi
Agen infeksius
Radiologis (Ro Paparan lingkungan dan pekerjaan
Diet dan paparan

thoraks/Limfangiogram/USG/CT scan
patogenesis
DIAGNOSA KERJA
Limfoma merupakan keganasan sistem limfatik. Terjadi kelainan dalam proses proliferasi
sel, dimana menghasilkan sel yang bersifat mirip dengan sel aslinya. Pembentukan tumor
awal pada jaringan limfatik sekunder misal kelenjar getah bening atau lien tempat limfosit
abnormal menggantikan struktur normal. Dua kategori besar limfoma dilakukan atas dasar
histopatologi mikroskopik dari kelenjar getah bening yang terlibat. Kategori tersebut adalah
Limfoma Non-Hodgkin dan Limfoma Hodgkin

Limfoma hodgkin Limfoma non hodgkin


80% berasal dari sel B dan yang lain dari sel T
Limfoma Hodgkin atau Hodgkins Derajat rendah
lymphoma merupakan suatu Timbul lambat dengan progresi yang lambat. Dapat
keganasan dari KGB yang dikontrol dengan kemoterapi oral. Sebagian besar
tidak dapat disembuhkan dgn angka harapan hidup 3-
memiliki ciri khas pada 10 tahun.
pemeriksaan PA ditemukannya Limfoma folikular -> pada manula -> translokasi
kromosom -> masalah terhadap apoptosis ->
sel Reed-Stenberg, dan T atau B- memperpanjang hidup sel-sel limfoma.
cell associated antigens Derajat menengah
Penyakit yang agresif dgn onset dan progresivitas
Sel Reed Sternberg secara yang cepat. Kemoterapi intensif, 20-40% pasien
konsisten menghasilkan antigen berusia <60 tahun dapat sembuh. Contoh: NHL sel B
besar
CD15 dan CD30. CD15 adalah Derajat tinggi
marker dari sel granulosit, Limfoma Burkitt yang endemis sangat berkaitan
dengan infeksi oleh virus Epstein-Barr (LBV)
monosit, dan sel T teraktifasi
Pada LNH sebuah sel limfosit berproliferasi secara tak
yang normalnya tidak dihasilkan terkendaliyang mengakibatkan terbentuknya tumor.
oleh garis keturunan sel B Seluruh sel LNH berasal dari satu sel limfosit, sehingga
semua sel memiliki imuniglobulin yang sama pada
Diagnosa banding
Limfadenitis Spesifik Tuberkulosis
infeksi bakteri Mycobacterium tuberkulosis, Kelenjar yang
sakit akan membengkak, dan mungkin sedikit nyeri.
Mungkin secara berangsur kelenjar didekatnya satu demi
satu terkena radang yang khas dan dingin ini.selain itu,
dapat terjadi juga perilimfadenitis sehingga beberapa
kelenjar melekat satu sama lain membentuk massa
Gejala lain: dahak bercampur dengan darah, berat badan
turun, malaise, berkeringat malam, demam meriang lebih
dari sebulan, terdapat limfadenitis
Pembesaran KGB superfisial
2 jenis komplikasi
yang tidak nyeri,
Manifestasi asimetris,
klinis Komplikasi
pertumbuhan kanker itu
dan kenyal. Paling sering pansitopenia, perdarahan, infeksi,
pada daerah cervical kelainan pada jantung, kelainan
pada paru-paru, sindrom vena
hepatospleenomegali cava superior, kompresi pada
spinal cord, kelainan neurologis,
ringan dapat terjadi obstruksi hingga perdarahan pada
traktus gastrointestinal, nyeri,
Gejala konstitusi yang dan leukositosis jika penyakit
sudah memasuki tahap leukemia.
menonjol:
demam yang bersifat penggunaan kemoterapi
kontinyu/siklik pansitopenia, mual dan muntah,
Pruritus yang sedang atau infeksi, kelelahan, neuropati,
parah dehidrasi setelah diare atau
Penurunan BB, keringat muntah, toksisitas jantung akibat
malam, malaise, kelemahan penggunaan doksorubisin, kanker
otot, anoreksia dan kakeksia sekunder, dan sindrom lisis tumor
penatalaksanaan
Stage IA dengan keterlibatan KGB leher dan
LED yg rendah : radiasi
stage I dan II : terapi kombinasi kemoterapi
jangka pendek + radioterapi jaringan yang
bersangkutan
ABVD (adriamisin, bleomicin, vinblastine,
dacarbazine)
Stanford V (doxorubicin, vinblastine, bleomycin,
vincristine, nitrogen mustard, prednisone, etoposide)
Stage III dan IV : kemoterapi penuh +
radioterapi mediastinal
penatalaksanaan
Radiotherapi
antibodi monoclonal : CD20 dan CD22
radioisotope : 131Iodine atau 90Yttrium

Kemoterapi
ABVD regimen: setiap 28 hari untuk 6 siklus
Adriamycin: 25 mg/m2, hari ke 1 dan 15
Bleomycin: 10 mg/m2, hari ke 1 dan 15
Vinblastine: 6 mg/m2, hari ke 1 dan 15
Dacarbazine: 375 mg/m2, hari ke 1 dan 15
penatalaksanaan
Limfoma non
Limfoma hodgkin Metode terpenting
hodgkins
Radiologi + kemoterapi adalah kemoterapi
Radioterapi meliputi Extended Field
Radiotherapy (EFRT), Involved Field
operasi juga
Radiotherapy (IFRT) dan merupakan pilihan
radioterapi pada limfoma residual
atau Bulkit Disease
berguna dalam terapi
Faktor resiko untuk terapi menurut gabungan terhadap
German Hodgkins Lymphoma
Study Group (GHSG) meliputi :
sebagian lesi
1. Masaa mediastinal yang besar ekstranodus, misal
2. Ekstranodal pada terapi limfoma
3. Peningkatn laju endap darah
gastrointestinal,
4. Tiga atau lebih regio yang
terkena. terutama bila terdapat
bahaya perforasi di
lokasi tumor
pencegahan
prognosis
tujuh faktor risiko independen untuk
memprediksi prognosis,
jenis kelamin,
usia,
stadium,
kadar Hb, kadar leukosit, limfosit dan
serum albumin

Anda mungkin juga menyukai