●
Limfoma malignum
limfositik kecil
●
Limfoma malignum
Keganasan folikular, didominasi sel
berukuran kecil cleaved
rendah ●
Limfoma malignum
folikular, campuran sel
berukuran kecil cleaved
dan besar
KEDUA
●
Limfoma malignum,
folikular, didominasi sel
berukuran besar
●
Limfoma malignum, difus,
Keganasan sel berukuran kecil
menengah
●
Limfoma malignum, difus,
campuran sel berukuran
kecil dan besar
●
Limfoma malignum, difus,
sel berukuran besar
KETIGA
●
Limfoma malignum, sel
imunoblastik berukuran
besar
Keganasan ●
Limfoma malignum, sel
limfoblastik
tinggi ●
Limfoma malignum, sel
berukuran kecil
noncleaved
Stadium Limfoma Maligna
• Penyebaran Limfoma dapat
dikelompokkan dalam 4 stadium.
Stadium I dan II sering dikelompokkan
bersama sebagai stadium awal penyakit,
sementara stadium III dan IV
dikelompokkan bersama sebagai stadium
lanjut.
Stadium II : Penyebaran Limfoma
Stadium I : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau lebih
hanya terdapat pada satu kelompok kelenjar getah bening,
kelompok tetapi hanya pada satu sisi
yaitu kelenjar getah bening. diafragma, serta pada
seluruh dada atau perut.
Stadium III : Penyebaran Stadium IV : Penyebaran Limfoma
Limfoma menyerang dua atau selain pada kelenjar getah bening
lebih setidaknya pada satu organ lain
kelompok kelenjar getah juga seperti sumsum tulang, hati,
bening, serta pada dada dan paruparu,
perut. atau otak
Gejala Klinis
Gejala klinis dari penyakit limfoma maligna adalah sebagai
berikut :
1. Limfodenopati superficial. Sebagian besar pasien datang
dengan pembesaran kelenjar getah bening asimetris yang
tidak nyeri dan mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau
pangkal paha)
2. Demam
3. Sering keringat malam
4. Penurunan nafsu makan
5. Kehilangan berat badan lebih dari 10 % selama 6 bulan
(anorexia)
6. Kelemahan, keletihan
7. Anemia, infeksi, dan pendarahan dapat dijumpai pada kasus
yang mengenai sumsum tulang secara difus
Faktor Predisposisi
• 1. Usia
• 2. Jenis kelamin
• 3. Gaya hidup yang tidak sehat
• 4. Pekerjaan
Limfoma Hodgkin (LH)
• = Limfoma Hodgkin = Hodgkin disease
• Sel Reed-Sternberg (+)
Bulky disease
Limfoma Non Hodgkin
• Tumor pd KGB maupun extra-nodal
• Dx patologik mell biopsi KGB
• Tdp abnormalitas sito-genetik
• _________________________________
• Klinis : dpt bersifat indolent
• dpt bersifat rapid progressive
Gambaran klinis LNH
• Pd LNH indolent :
• pembasaran KGB, nyeri(-), (isolated/meluas)
• umumnya sudah menyebar
• dapat melibatkan SST
Gbr.klinis (2)
• Pd LNH high-grade
• - pembesaran KGB (nodal atau extranodal)
• kulit, saluran cerna dll
• - gejala konstitusional : febris, BB turun,
keringat malam
• abdomen rasa penuh / nyeri
* Laboratorium
• Hapusan darah tepi umumnya normal
• kecuali pada fase “leukemik” (sangat
• mirip dengan leukemia)
• Keterlibatan SST :
• agregasi limfoid paratrabecular
* Diagnosis
• Dx patologis harus melalui pemeriksaan
• biopsi kelenjar getah bening
* Penatalaksanaan
• Setelah ditegakkannya dx
Staging
• untuk menetapkan tahap penyakit
• Tx Regional ? ( radiotx )
• Tx Sistemik ? ( kemotx )
* Pedoman Umum
• Clinical staging :
Gejala
• Faktor resiko keluargaa (lebih tinggi insiden
diantara keluarga pasien Hodgkin dari pada
populasi umum)
• Pekerjaan terpajan pada herbisida (pekerja
kayu/kimia)
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi
2. Hyperthermia berhubungan dengan tidak efektifnya
termoregulasi sekunder terhadap inflamasi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpajan informasi
5. Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif b.d
pembesaran nodus medinal / edema jalan nafas.
Intervensi
• Sesuaikan dengan NOC dan NIC
• Buat tujuan dan kriteria yang akan dicapai (Output)
Membuat rencana keperawatan dan menentukan pendekatan
yang dugunakan untuk memecahkan masalah klien. Ada 3
tahap dalam fase perancanaan yaitu menetukan prioritas,
menulis tujuan dan perencanan tindakan keperawatan
• Intervensi yang direncanakan mengandung komponen ONEC.
O= Observasi
N= Nursing
E= Education
C= Colaboration
• Setiap intervensi harus memiliki rasional yang jelas
Implementasi
• Sesuaikan dengan NIC pada setiap diagnosa keperawatan
• Implementasi adalah mengacu dari intervensi yang
direncanakan
• Harus memiliki hasil yang jelas
• Contoh:
memberikan health education tentang relaksasi nafas
dalam untuk mengurangi rasa nyeri sebagai
penatalaksanaan terapi non farmakologi. (hasilnya adalah
apakah pasien dan keluarga mengerti dan memahami
serta dapat melakukan relaksasi nafas dalam.
Evaluasi
Evaluasi….
• Setiap diagnosa keperawatan yang telah
direncanakan harus dievaluasi
• Evaluasi dapat berupa: SOAP, SOAPIE,
SOAPIER.
Terimakasih