Anda di halaman 1dari 15

Pengolahan Limbah Pada

Industri Tekstil

Alfitrah Bachtiar
Arfian
Pendahuluan
• Di Jawa Barat misalnya, tercatat peningkatan industri tekstil dari 839 menjadi 1.062
pabrik dalam kurun waktu 2011-2014.

• Komponen utama yang berkontribusi pada rendahnya kualitas air limbah industri
adalah keberadaan pewarna yang tersedia dalam berbagai jenis senyawa dengan
konsentrasi yang bervariasi.

• Salah satu contoh pewarna tekstil : zat warna naphtol atau blue-black, remazol black,
red dan golden yellow.
Tekstil terbagi menjadi tiga kelompok

Katun Sintesis

Wol
Limbah Tekstil

Proses Wujud
PROSES
Wujud

Padat Cair
Ciri Berwarna cenderung gelap (bahkan
hitam)
Umum Bersifat basa
Limbah BOD sangat tinggi
Industri Padatan tersuspensi tinggi
Tekstil : Suhu cenderung tinggi
Management Limbah

Green Production Pengelolaan Limbah


Pengelolaan Limbah

SecondaryTreatme
Pretreatment Primarytreatmen
n (Biologi dan
(pengelolaan fisik) ( Fisik dan Kimia)
Kimia)

Tertiary treatment
Pretreatment
Memisahkan limbah-limbah padat
seperti plastik,kertas,kayu
Primarytreatment
Eliminasi zat mengambang dan mengendap dengan equalization dan neutralization
Secondarytreatment
• Pengolahan limbah industri pakaian pada
tahap ini merupakan proses eliminasi bahan
organik biodegradable dan padatan
tersuspensi.

• Lumpur Aktif
• Bioremediasi
• Ozonolisis
• Pengolahan pada tahap ini
Tertiary treatment melibatkan penghilangan sisa
padatan tersuspensi / padatan
terlarut.
• Teknologi yang dapat digunakan
pada tertiary treatment adalah
teknologi membran, pertukaran
ion, teknologi dengan prinsip
adsorpsi, dan lain-lain.
Baku Mutu Air Limbah Industri
Tekstil

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan


Kehutanan Republik Indonesia
No. P.16/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2019
Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Baku Mutu Air Limbah.

Anda mungkin juga menyukai