Kelompok 1 Ibu Nurfadilah DTPK-1
Kelompok 1 Ibu Nurfadilah DTPK-1
pelayanan
kebidanan
Kelompok 1
• Nur Aulia Putri • Sulfa Andita • Rasti
• Harisa • Putriani • Sitti Amina
• Rini • Inalisa
• Rosmini
• Reza Agustina • Serli
• Suci Padila •
• Karnita Dwi Yanti Agustina
• Hasna
DIMENSI MUTU PELAYANAN
KEBIDANAN
Mutu pelayanannya kebidanan memiliki dimensi yang berbeda dengan dimensi produk yang lain di
antaranya:
• Dimensi kompetensi teknis
• Dimensi keterjangkauan atau akses
• Dimensi efektivitas
• Dimensi efisien
• Dimensi kesinambungan
• Dimensi keamanan
• Dimensi kenyamanan
• Dimensi informasi
• Dimensi ketepatan waktu
• Dimensi hubungan antar manusia
PROGRAM MENJAGA
MUTU
Yang di maksud dengan unsur masukan ialah semua hal yang di perlukan untuk
terpenting adalah :
• Tenaga (man)
• Dana (money)
• Sarana (material)
Apabila tenaga dan sarana (kualitas dan kuantitasnya) tidak sesuai dengan standar yang
telah di tetapkan serta dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulit di
pelayanan kesehatan. Untuk suatu institusi kesehatan, keadaan sekitar yang terpenting
adalah :
• Kebijakan (policy)
• Organisasi ( organization)
• Manajemen (management)
Apabila kebijakan, organisasi, dan manajemen tidak sesuai dengan standar / tidak
Yang dimaksud dengan unsur proses adalah semua tindakan yang dilakukan pada pelayanan kesehatan.
Sedangkan proses adalah semua kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh tenaga kesehatan dan
Yang dimaksud dengan unsur keluaran adalah sesuatu yang menunjuk pada penampilan
Secara umum disebutkan, apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan maka pelayanan kesehatan yang diselenggarakan bukan pelayanan yang
bermutu.
MANFAAT PROGRAM
MENJAGA MUTU
• Review rekam medis (record review), disini penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari
• Review jaringan (tissue review), disini penampilan pelayanan kesehatan (khusus untuk
• Survei klien (client survey), Disini penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari pandangan
Strategi program menjaga mutu pelayanan kesehatan dapat di rinci sebagai berikut:
• Memastikan indikator mutu yang di pakai, baik indikator input, indikator proses, maupun
indikator output ataupun indikator outcome
• Program jaminan mutu yang di pilih harus bersifat dinamik dan fleksibel, di kembangkan sesuai
masalah spesifik pada masing-masing bidang pelayanan kesehatan
• Peningkatan motivasi pelaksana pelayanan kesehatan
• Program di fokuskan pada aspek mutu bukan pada kuantitas.
• Pengukur mutu lebih ditekankan pada kontak layanan kesehatan antara pemberi layanan
kesehatan dengan pasien
PENILAIAN MUTU
PELAYANAN KEBIDANAN
1. Penilaian
Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau
jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam
mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Secara umum
penilaian dapat di bedakan atas tiga jenis:
• Penilaian pada tahap awal program
• penilaian pada tahap pelaksanaan program
• penilaian pada tahap akhir program
2. Ruang lingkup penilaian
QUALITY INSURANCE
Data dari monitor dan studi khusus menggunakan data Review (tinjauan) catatan klinik, statistik pelayanan,
yang tersedia lapora, menggunakan check list, observasi, kuesioner.
Staf yang berkaitan : menanyakan keterlibatan dalam Brainstroming, interview, diagram aliran (flow chart)
pelaksanaan/ proses pelayanan mut, peran, dan proses
kontribusinya
Menekankan atau data dari observasi lain : pergi ke Observasi informal atau formal melalui check list
fasilitas kerja dan melihatnya
Umpan baik dari psien atau klian, pelanggan yang Menggunakan percakapan informal, mencatat keluhan-
menerima jasa pelayanan keluhan, menggunakan diskusi kelompok
• Langkah 6 : Menetapkan Masalah Operasional
Tabel 4.5
Statement Masalah
1 Rumah sakit kekurangan tenaga Pernyataan masalah hanya secara Bidan RS kelebiha beban, saat ini tiap bidan melayani
bidan kualitatif, tidak bisa di ukur kurang lebih 10 persalinan tiap harinya
2 Peralatan kedokteran bagian bedah Pernyataan masalah hanya secara Peralatan bedah thorax yang tersedia sudah tua (th.
kurang memenuhi syarat kualitatif, dan tidak umum, kurang 1980)perlu di perbaharui agar kepastiannya dapat lebih
spesifik, dan tidak bisa di ukur. efesien (output/input, dapat di ukur)
3 Kerjasama puskesmas lemah Pernyataan masalah sudah terisi nggota tim masih membuat perencanaan kerja sendiri-
memerlukan kepemimpinan solusi sendiri, tidak ada pertemuan koordinasi, pemimpin tidak
efektif melaksanakan fungsinya (ketiga hal tersebut dapat di ukur
frekuensi dan persentase)
4 Dokternya kurang profesional Pernyataan masalah bersifat Dalam melakukan pemriksaan dan pengobatan pasien,
umum, kualitatif, tidak bisa di dokter kurang memperhatikan standard operating
ukur. procedure (SOP) tetapi ( dapat di observasi dan di nilai)
• Langkah 7 : Memilih Tim ( Identifikasi Siapa yang Seharusnya Bekerja)