9 Audit
9 Audit
Pembentukan Panitia 1. Pemilihan orang-orang yang telah 1. Periksa dan mintakan kepada panitia, apakah
Pengadaan atau memberi kesanggupan untuk panitia yang dibentuk memiliki sertifikat keahlian
Penunjukan Pejabat memberikan uang suap dan uang dalam pengadaan barang/jasa. Untuk menguji
Pengadaan terima kasih pemahaman, lakukan diskusi singkat mengenai
2. Pemilihan orang-orang yang ketentuan penga daan barang dan jasa
mempunyai hubungan khusus 2. Lakukan penelitian apakah ada hubungan
dengan calon penyedia barang/jasa istimewa antara panitia dengan PA/KPA atau
antara panitia dengan kepala kantor.
Tahapan untuk membantu Modus operandi yang sering dilakukan Langkah-langkah tektis dalam proses audit yang harus
memetakan jenis dan dilakukan terhadap jenis dan resiko kecurangan
risiko kecurangan dalam pengadaan barang atau jasa
pengadaan barang/jasa
Penetapan sistem pengadaan 1. Penetapan sistem pemilihan penyedia 1. Lakukan pengujian terhadap sistem pengadaan yang
barang/jasa cenderung kepada penggunaan ditetapkan apakah telah sesuai dengan kriteria dan
system penunjukan langsung ketentuan pe ngadaan barang/jasa
2. Kecenderungan pemilihan sistem kontrak 2. Pastikan bahwa pemilihan metode pemilihan penyedia
jenis lumpsum untuk memudahkan 3. Lakukan pengujian terhadap sistem pengadaan yang
melakukan praktik mark-up anggaran ditetapkan apakah telah sesuai dengan kriteria dan
ataupun HPS. ketentuan pe ngadaan barang/jasa
Penyusunan jadwal 1. Alokasi waktu seperti pengumuman 1. Mintakan dokumen pelelangan yang telah ditetapkan
pelaksanaan pengadaan pelelangan dan pemasukan dokumen 2. Lakukan pengujian terhadap jadwal yang ditetapkan
penawaran sa ngat tidak realistis dalam dokumen pelelangan, apakah jadwal kegiatan
2. Penetapan jadwal proses lelang yang secara secara keseluruhan dialokasikan pada waktu dan
disengaja mendekati akhir tahun anggaran, kondisi masyarakat luas dapat mengakses dan
sehingga memungkinkan dilakukan mengikuti proses pelelangan tersebut
penunjukan langsung
Tahapan untuk Modus operandi yang sering dilakukan Langkah-langkah tektis dalam proses audit yang
membantu harus dilakukan terhadap jenis dan resiko
memetakan jenis kecurangan pengadaan barang atau jasa
dan risiko
kecurangan
dalam pengadaan
barang/jasa
Penyusunan harga 1. HPS disusun sendiri oleh calon penyedia 1. Lakukan konfirmasi khususnya kepada penyedia
perkiraan sendiri barang/jasa sehingga barang/jasa dan harga barang/jasa yang tidak lulus prakualifkasi
(HPS) disesuaikan dengan keinginan penyedia 2. Lakukan konfirmasi khususnya kepada penyedia
barang/jasa barang/jasa yang tidak lulus pra kualifikasil
2. Adanya rekayasa (markup) koefisien dan
jenis komponen yang di perlukan untuk
membentuk harga satuan subjenis pekerjaan
Tahap kualifikasi 1. Proses kualifikasi dengan meminta seluruh 1. Dapatkan dan lakukan review terhadap berita
penyedia salinan atau asli dokumen pendukung acara hasil evaluasi kualifikasi
barang/jasa dan 2. Evaluasi persyaratan kualifikasi tidak sesuai 2. Periksa dan bandingkan data (form) perusahaan
pengambilan dengan kriteria yang ditetapkan sehingga yang lulus prakualifikasi dengan kriteria yang
Dokumen rekanan-rekanan yang tidak memenuhi telah ditetapkan
pemilihan dinyatakan memenuhi syarat kualifikasi 3. Lakukan konfirmasi khususnya kepada penyedia
penyedia barang/jasa yang tidak lulus prakualifikasi
barang/jasa
Tahapan untuk Modus operandi yang sering dilakukan Langkah-langkah tektis dalam proses audit yang
membantu harus dilakukan terhadap jenis dan resiko
memetakan jenis dan kecurangan pengadaan barang atau jasa
risiko kecurangan
dalam pengadaan
barang/jasa
Penandatangaan dan 1. HPS disusun sendiri oleh calon 1. Dapatkan kontrak pengadaan barang/jasa yang
pelaksanaan kontrak penyedia barang/jasa sehingga telah ditandatangani dan periksa ketentuan yang
barang/jasa dan harga disesuaikan termuat dalam pasal-pasalnya dan bandingkan
dengan keinginan penyedia barang/jasa dengan ketentuan yang berlaku
2. Adanya rekayasa (markup) koefisien 2. Dapatkan jaminan pelaksanaan
dan jenis komponen yang di perlukan 3. Lakukan wawancara dengan pejabat yang
untuk membentuk harga satuan berwenang menandatangani kontrak untuk
subjenis pekerjaan mendapatkan informasi dan data lebih lanjut.
Contoh umum kecurangan dalam pengadaan
barang dan jasa
Penyuapan
Penyuapan terjadi ketika pihak yang terlibat dalam proses pengadaan menerima atau memberikan uang, hadiah, atau imbalan lainnya
dengan tujuan mempengaruhi keputusan pengadaan. Penyuapan dapat merugikan proses seleksi yang adil dan transparani
Kolusi
Kolusi terjadi ketika beberapa pihak yang terlibat dalam proses pengadaan bersekongkol untuk mengatur hasil tender atau penawaran,
dengan tujuan mempengaruhi harga atau keputusan pemenang. Kolusi dapat mengakibatkan kerugian keuangan yang signifikan bagi entitas
yang melakukan pengadaan.
Kolasi dalam pengadaan barang dan jasa dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) jenis yaitu:
1. Kolasi vertical
2. Kolasi horizontal
3. Kolasi kombinasi vertical dan horizontal
Contoh umum kecurangan dalam pengadaan
barang dan jasa
Konflik kepentingan
Konflik kepentingan terjadi ketika pihak yang terlibat dalam proses pengadaan memiliki kepentingan pribadi atau
finansial yang bertentangan dengan kepentingan entitas yang melakukan pengadaan. Hal ini dapat mempengaruhi
objektivitas dan keadilan dalam pengambilan keputusan.
Pemalsuan dokumen
Pemalsuan dokumen terjadi ketika pihak yang terlibat dalam pengadaan memalsukan informasi atau dokumen yang
diperlukan, seperti sertifikat, surat referensi, atau bukti kepatuhan. Pemalsuan dokumen dapat digunakan untuk
memenuhi syarat pengadaan yang sebenarnya tidak dipenuhi.
Penyalahgunaan wewenang
Penyalahgunaan wewenang terjadi ketika pihak yang memiliki tanggung jawab dalam proses pengadaan
menggunakan kekuasaan atau wewenang mereka untuk keuntungan pribadi atau untuk merugikan pihak lain. Hal ini
dapat mencakup pengabaian prosedur yang telah ditetapkan atau manipulasi hasil evaluasi.
Contoh konteks di mana kecurangan
dalam pengadaan barang dan jasa
Sektor Publik
Perusahaan Swasta
Proyek Konstruksi
Organisasi Non-Pemerintah (NGO)
Kasus Proyek Jalan di Lampung