Anda di halaman 1dari 25

TES18552 – Sem#5

Perencanaan STL
Minggu #8
Index Keandalan STL & Kualitas
Daya Listrik
Keandalan STL
Keandalan sistim distribusi tenaga listrik dapat
didefinisikan sebagai kemampuan komponen sistem
tenaga listrik untuk mengantarkan listrik ke semua
titik konsumsi, dalam kuantitas dan dengan kualitas
yang sesuai dengan keinginan konsumen.
Dalam hal ini, yang sesuai dengan keinginan
konsumen tersebut telah ditetapkan oleh PLN sebagai
penyedia tenaga listrik sesuai SLA (Service Level
Acceptance) nya.
Keandalan STL
Keandalan sistim distribusi tenaga listrik sering diukur
dengan indeks outage (indeks gangguan) yang
didefinisikan dalam satu standar internasional , yaitu
pada standar IEEE 1366. Indeks outage ini didasarkan
pada durasi atau lama gangguan aliran listrik dan jumlah
gangguan yang terjadi.

Berdasarkan aliran sumber daya listrik, kehandalan


sistim tenaga listrik dipengaruhi oleh kehandalan pada
ketiga komponen utama yaitu pembangkit tenaga listrik,
transmisi dan distribusi. Sedangkan yang berhubungan
lansung dengan konsumen, adalah transmisi dan
distribusi.
Keandalan STL
Hasil survei (di negara maju) menunjukkan bahwa 80-
90% pemadaman listrik yang dialami konsumen
disebabkan oleh gangguan pada distribusi listrik.

Pemadaman listrik adalah peristiwa yang tidak


direncanakan dan memiliki catatan dalam hal frekuensi
(jumlah pemadaman) , durasi (lamanya pemadaman) dan
jumlah beban (konsumen) yang terpengaruh akaibat
gangguan tersebut.

Pemadaman sesaat didefinisikan sebagai pemadaman


yang berlangsung kurang dari 5 menit, sesuai dengan
waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan gangguan yang
penanganannya bersifat sementara.
Keandalan STL
Pemadaman berkelanjutan berlangsung lebih lama dari 5
menit. Standar IEEE 1366 memberikan definisi untuk
indeks outage tersebut. Indeks ini dihitung dengan
menggunakan rincian gangguan yang dialami konsumen
yang dikumpulkan dari data tahun lalu atau beberapa
tahun sebelumnya.

Definisi beberapa indeks diberikan di bawah ini:


System Average Interruption Frequency Index (SAIFI)
System Average Interruption Duration Index (SAIDI)
Index Keandalan STL
System Average Interruption Frequency Index (SAIFI)
: nilai Indeks Rata-rata Frekuensi Gangguan Pada Sistem. SAIFI adalah
rata-rata jumlah interupsi atau gangguan yang berkelanjutan per
konsumen sepanjang tahun. Ini adalah rasio jumlah interupsi atau
gangguan tahunan terhadap jumlah konsumen.

Frekuensi Padam Rata-rata Konsumen (FPRK = CAIFI).


Menurut IEEE istilah yang digunakan adalah CAIFI (Customer
Average Interruption Frequency Index).
Index Keandalan STL
Perbedaan nilai yang besar
antara SAIFI dan CAIFI mengindikasikan bahwa bagian yang
keluar dari sistem (Outage) terkonsentrasi hanya pada
sebagian sistem tertentu atau pada konsumen tertentu. Hal ini
dapat disebabkan oleh disain, perawatan yang buruk atau hal
lain.
System Average Interruption Duration Index (SAIDI)
: nilai Indeks Rata-Rata Durasi atau lamanya gangguan Pada Sistem.
SAIDI adalah durasi rata-rata interupsi atau gangguan per konsumen
sepanjang tahun. Ini adalah rasio durasi gangguan tahunan
(berkelanjutan) terhadap jumlah konsumen. Jika durasi ditentukan dalam
hitungan menit, SAIDI dinyatakan dalam menit gangguan yang dirasakan
konsumen.
Index Keandalan STL
Total Lama Padam Rata-rata Konsumen
(TLPRK = CTAIDI) dalam
satuan x jam/tahun, x jam/bulan atau x jam/kuartal.
Istilah menurut IEEE adalah CTAIDI (Costumer Total
Average Interruption Duration Index)

Perbedaan nilai yang besar


antara SAIDI dan CTAIDI mengindikasikan bahwa
bagian yang keluar dari sistem (Outage) terkonsentrasi
hanya pada sebagian sistem tertentu atau pada
konsumen tertentu. Hal ini dapat disebabkan oleh
disain, perawatan yang buruk atau hal lain.
Index Keandalan STL
Frekuensi Padam Rata-rata Sesaat Konsumen
(FPRSK = MAIFI). Menurut IEEE istilah yang
digunakan adalah MAIFI (Momentary Average
Interruption Frequency Index)

Pembatasan Beban Rata-rata Konsumen


(PBRK = CALCI). Menurut IEEE istilah yang digunakan
adalah CALCI (Costumer Average Load Curtailment
Index)
Index Keandalan STL
Frekuensi Padam Maksimum Konsumen Individu
(FPMKI = MICIF). Menurut IEEE istilah yang
digunakan adalah MICIF (Maximum Individual
Customer Interruption Frequency). MICIF adalah jumlah
frekuensi padam maksimum yang dialami oleh suatu
konsumen selama periode waktu.
 Lamanya Padam Maksimum Konsumen Individu
(LPMKI = MICID). Menurut IEEE istilah yang
digunakan adalah MICID (Maximum Individual
Customer Interruption Duration). MICID adalah jumlah
lamanya padam maksimum yang dialami oleh suatu
konsumen selama periode waktu.
Index Keandalan STL
Lamanya padam (SAIDI dan CTAIDI) dan frekuensi
padam (SAIFI, CAIFI dan MAIFI) merupakan beberapa
aspek keandalan dari suatu sistem distribusi. Frekuensi
padam merupakan ukuran berapa seringnya terjadi
padam. Pada umumnya frekuensi padam (SAIFI) adalah
merupakan suatu fungsi daripada penyebab
terjadinya Outage seperti tipe dan kondisi peralatan
distribusi, konfigurasi jaringan distribusi. Sedangkan
lamanya (durasi) padam (SAIDI) umumnya adalah
merupakan fungsi
daripada organisasi, manajemen dan sumber daya untuk
memperbaiki jaringan distribusi.
Contoh Perhitungan
Suatu sistem distribusi dipasok oleh 4 buah gardu
distribusi dengan kondisi jumlah konsumen dan kejadian
terjadinya padam untuk kurun waktu 1 bulan adalah
sebagai berikut:
 Gardu A :
100 konsumen; terjadi padam 1 kali selama 2 jam pada 50
konsumen dengan jumlah daya 200 kVA
Gardu B :
200 konsumen; terjadi padam 2 kali selama masing-masing 1,5
jam pada 150 konsumen dengan jumlah daya 300 kVA
Gardu C :
300 konsumen; terjadi padam 3 kali selama masing-masing 2
jam pada 250 konsumen dengan jumlah daya 500 kVA
Contoh Perhitungan
Frekwensi Padam Rata-rata (FPR = SAIFI):
(1 x 50 + 2 x 150 + 3 x 250)/600 = 1,83 kali/bulan
 Frekuensi Padam Rata-rata
Konsumen (FPRK = CAIFI).
(1 x 50 + 2 x 150 + 3 x 250)/450 = 2,44 kali/bulan
Lama Pemadaman Rata-rata (LPR = SAIDI):
(2 x 50 + 3 x 150 + 6 x 250)/600 = 3,42 jam/bulan
 Total Lama Padam Rata-rata
Konsumen (TLPRK = CTAIDI):
(2 x 50 + 3 x 150 + 6 x 250)/450 = 4,55 jam/bulan
Pembatasan Beban Rata-rata
Konsumen (PBRK = CALCI)
(2 x 200 + 3 x 300 + 6 x 500)/450 = 9,55 kVA jam/bulan
Standar PLN
Parameter mutu dan keandalan sistem suplai di PT.PLN
(Persero) menggunakan standar perusahaan listrik negara
(SPLN) yang dibagi kedalam dua kategori yaitu luar jawa
dan pulau jawa
Standar IEEE
Sejumlah indeks
telah dikembangkan
untuk menyediakan
suatu kerangka
untuk
Kualitas Daya Listrik
Mengingat semakin tak tergantikannya manusia
terhadap kebutuhan energi listrik dan di lain pihak juga
terdapat perkembangan teknologi yang mengakibatkan
semakin canggihnya peralatan yang menggunakan energi
listrik, maka permasalahan energi listrik TIDAK berhenti
ketika suatu system tenaga listrik telah dapat menyuplai
apa yang dibutuhkan konsumen (beban). TETAPI
seberapa baik power quality atau kualitas daya yang
disuplai tadi juga PENTING.
Masalah power quality adalah persoalan perubahan
bentuk tegangan, arus atau frekuensi yang bisa
menyebabkan kegagalan atau tidak berfungsinya
peralatan sebagaimana mestinya, baik peralatan milik
PLN maupun milik konsumen.
Kebutuhan Layanan STL
PLN sebagai penyedia utama dari jaringan listrik di
Indonesia, memiliki beberapa kriteria service requirement
kepada konsumen, yaitu :
Dapat memenuhi beban puncak
Memiliki deviasi tegangan dan frekuensi yang minimum.
Menjamin urutan phase yang benar.
Menjamin distorsi gelombang tegangan dan harmonik
yang minimum dan bebas dari surja tegangan.
Menjamin suplai sistem tegangan dalam keadaan
setimbang.
Memberikan suplai daya dengan keandalan tinggi
dengan prosentase waktu layanan yang tinggi dimana
sistem dapat melayani beban secara efektif.
Permasalahan Power Quality
Permasalahan Power Quality meliputi permasalahan-
permasalahan seperti berikut ini:
1. Transient
2. Short-duration variation
3. Long-duration variation
4. Voltage Unbalance
5. Waveform distortion
6. Voltage Fluctuation
7. Power Frequency variation
8. Harmonic
Kualitas tegangan listrik yang diterima konsumen memerlukan
lebih banyak aspek yang harus ditinjau. Kualitas tegangan
listrik menyangkut parameter listrik dalam steady state dan
parameter dalam keadaan transient.
Permasalahan Power Quality
 Kualitas tegangan listrik yang diterima konsumen
memerlukan lebih banyak aspek yang harus ditinjau. Kualitas
tegangan listrik menyangkut parameter listrik dalam steady
state dan parameter dalam keadaan transient.
 Permasalahan Power Quality Transient State meliputi
permasalahan-permasalahan seperti berikut ini:
1. Short-duration variation
2. Long-duration variation
3. Voltage Unbalance
4. Waveform distortion
5. Voltage Fluctuation
6. Power Frequency variation
7. Harmonic
Permasalahan Power Quality
 Permasalahan Power Quality Steady State meliputi
permasalahan-permasalahan seperti berikut ini:
1. Variasi Tegangan
2. Variasi Frekuensi
3. Ketidakseimbangan Fase
4. Harmonic

1. Variasi Tegangan
Dalam sistem penyediaan tenaga listrik, secara umum tegangan
listrik dititik suplai diijinkan bervariasi (+5%) dan (–10%) sesuai
standar PLN sedangkan dalam ANSI C 84.1 diijinkan (–10%) dan
(+ 4 %) dalam kondisi normal sedangkan kondisi tertentu atau
darurat diijinkan (-13 % ) dan (+ 6 %).
Power Quality Steady State
 Permasalahan Power Quality Steady State meliputi
permasalahan-permasalahan seperti berikut ini:
1. Variasi Tegangan
2. Variasi Frekuensi
3. Ketidakseimbangan Fase
4. Harmonic

1. Variasi Tegangan
Dalam sistem penyediaan tenaga listrik, secara umum tegangan listrik
dititik suplai diijinkan bervariasi (+5%) dan (–10%) sesuai standar
PLN sedangkan dalam ANSI C 84.1 diijinkan (–10%) dan (+ 4 %)
dalam kondisi normal sedangkan kondisi tertentu atau darurat
diijinkan (-13 % ) dan (+ 6 %).
Power Quality Steady State
2. Variasi Frekuensi
Variasi frekuensi disini tidak diatur dalam bentuk standar tetapi lebih
banyak diatur dalam bentuk petunjuk operasi.
3. Ketidakseimbangan
Ketidak seimbangan dalam sistem tiga fasa diukur dari komponen
tegangan atau arus urutan negatip (berdasarkan teori komponen
simetris). Pada sistem PLN komponen tegangan urutan negatip dibatasi
maksimum 2 % dari komponen urutan positif.
4. Harmonics
Harmonik tegangan atau arus diukur dari besarnya masing-masing
komponen harmonik terhadap komponen dasarnya dinyatakan dalam
besaran prosennya. Parameter yang dipakai untuk menilai cacat
harmonik tersebut dipakai cacat harmonik total (total harmonic
distortion atau THD). Untuk sistem tegangan nominal 20 KV dan
dibawahnya, termasuk tegangan rendah 220 Volt, THD maksimum 5 %,
untuk sistem 66 KV keatas THD maksimum 3%.
Power Quality Transient State
Parameter keadaan peralihan diukur berdasarkan lamanya
gangguan yang terjadi (duration of disturbance).
Penyebab terjadinya transient antara lain: Load
switching (penyambungan dan pemutusan beban), capacitance
switching, Transformer inrush current, recovery voltage.

Variasi tegangan durasi pendek (Short duration voltage variation).


Variasi yang terjadi meliputi 3 macam :
a. Interruption, ( V< 0,1 pu )
b. Sag ( Dip), ( V= 0,1 s/d 0,9 pu )
c. Swell, ( V=1,1 s/d [1,8;1,4;1,2] pu )
Berdasarkan lamanya kejadian dibagi :
a. Instantaneus, (0,01 – 0,6 second)
b. Momentary, (0,6 – 3 second)
c. Temporary, (3 – 1 min)
Power Quality Transient State
Long duration deviation
Variasi ini meliputi:
a. Interruption, sustained, ( > 1 min; 0,0 pu )
b. Under voltage ( > 1 min; 0,8 s/d 0,9 pu )
c. Over voltage ( > 1 min; 1,1 s/d 1,2 pu )
Ketidakseimbangan tegangan (Voltage unbalace )
Ketidakseimbangan tegangan ini merupakan deviasi maksimum
dari rata-rata tegangan atau arus tiga fase, dinyatakan dalam
persen. Besarnya deviasi adalah 0,5 s/d 2%.
Distorsi gelombang (Wave form distorsion)
Distorsi ini umumnya disebabkan oleh perilaku beban elektronika
daya. Hal yang perlu diperhatikan adalah cacat harmonik karena
berdampak negatip terhadap sumber tegangan (PLN) maupun
beban (konsumen).
Power Quality Transient State
Fluktuasi tegangan ( Voltage fluctuation)
adalah perubahan tegangan secara random 0,9 s/d 1,1 pu. Dampak
dari fluktuasi ini adalah terjadinya flicker pada lampu. Ini
umumnya terjadi karena pembusuran listrik.
Deviasi Frekuensi daya ( Power frekuensi )
merupakan deviasi dari frekuensi dasarnya. Untuk sistem Jawa-Bali
deviasi yang diijinkan adalah 0,5Hz sedangkan daerah lain 1,5 Hz.
Harmonik
adalah gangguan (distorsi) bentuk gelombang tegangan atau
bentuk gelombang arus sehingga bentuk gelombangnya bukan
sinusoida murni lagi. Distorsi ini umumnya disebabkan oleh
adanya beban non-linier. Pada dasarnya, harmonik adalah gejala
pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi berbeda
yang merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi
dasarnya.

Anda mungkin juga menyukai