Anda di halaman 1dari 30

PERSEDIAAN BARANG DAGANG

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan anda mampu :


 Menjelaskan Pengertian Persediaan Barang Dagangan
 Menjelaskan dan Menganalisis Pengakuan dan
Pengukuran Persediaan Barang Dagangan
 Menjelaskan dan Sistem Pencatatan Persediaan
Menganalisis
Barang Dagangan
 Menjelaskan dan Menganalisis Metode Penilaian Biaya Persediaan
Barang Dagangan Akhir
PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

 Persediaan barang dagangan adalah barang atau produk yang


diperoleh dan dimiliki oleh suatu perusahaan dalam bentuk
siap untuk dijual dan memiliki jumlah yang cukup signifikan
besar serta keberadaannya mempengaruhi penjualan yang
berimplikasi pada laba perusahaan.
 Produk yang siap dijual dalam artian produk atau barang
tersebut dijual kepada pelanggan tanpa merubah bentuk
atau modelnya.
PENGAKUAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

LOKO GUDANG Pengakuan atas kepemilikan


(FOB - Shipping barang ketika barang tersebut
point) keluar dari gudang penjual.

FRANCO Pengakuan atas kepemilikan


GUDANG barang ketika barang itu telah tiba
(FOB -
Distination
di gudang pembeli.
)
Perusahaan tidak akan memasukkan setiap barang dalam
persediaannya yang dimiliki atas dasar konsinyasi karena barang
tersebut masih miliki perusahaan lain. Akan tetapi perusahaan
akan memasukkan persediaannya sendiri yang dititipkan atas
dasar konsinyasi dan disimpan oleh perusahaan lain.
Contoh
PT. BERLIAN pada akhir periode 31 Desember 2015 melakukan
perhitungan nilai persedian
barang dagangannya. Jumlah nilai persediaan barang dagangan sebesar Rp.75.000.000.
Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa :
1. Perusahaan telah memasukan dalam perhitungan persediaannya barang konsinyasi dari PT.
BERSINAR sebesar Rp.3.000.000
2. Perusahaan telah memasukkan barang yang dibeli senilai Rp.5.000.000 masih
dalam perjalanan (syarat penjualan : FOB – Shipping point)
3. Perusahaan tidak memasukan barang yang dijual senilai Rp.2.500.000 masih dalam
perjalanan
(syarat penjualan : FOB – Distination).
4. Perusahaan tidak memasukkan barang yang dijual senilai Rp.2.000.000 masih
dalam perjalanan (syarat penjualan : FOB – Shipping point).
5. Perusahaan tidak memasukkan dalam perhitungan persediaannya atas barang konsinyasi yang
dititipkan kepada PT. CAHAYA untuk dijual sebesar Rp.4.000.000
Diminta
Lakukan analisis nilai persediaan barang akhir yang benar yang akan disajikan dalam laporan
keuangan
Penyelesaian
Nilai persediaan akhir yang =
Rp.75.000.000
dihitung Ditambah :
Barang dijual masih dalam perjalanan (FOB-Distination)= Rp.
2.500.000
Barang konsinyasi di = Rp.
PT.CAHAYA
4.000.000
Dikurangi : Rp.81.500.00
Barang konsinyasi dari 0
= (Rp. 3.000.000)
PT.BINTANG Nilai persediaan =
Rp.78.500.000
akhir yang benar
PENGUKURAN/PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Persediaan harus diukur berdasarkan biaya persediaan atau nilai realisasi


bersih, mana yang lebih rendah.
NILAI REALISASI
BIAYA PERSEDIAAN BERSIH

Merupkan estimasi terbaik dari


Meliputi semua biaya pembelian, biaya
jumlah bersih persediaan
konversi, dan biaya lain yang timbul hingga diharapkan akan direalisasi. IFRS
yang
persediaan berada dalam kondisi dan mendefinisikan harga pasar sebagai
tempat yang siap dijual atau dipakai. nilai realisasi bersih
Contoh Biaya Persediaan

•PT.BERLIAN mengimpor mobil buatan Jepang untuk dijual kembali di


Indonesia. Diasumsikan harga eceran mobil tersebut sebesar
Rp.50.000.000 dengan diskon penjualan 5%. Bea impor sebesar 100%
dari harga beli neto dan perusahaan membebankan biaya transportasi
untuk setiap mobil sebesar Rp.100.000 dan biaya asuransi sebesar
Rp.200.000.
Harga beli = Rp.50.000.000
•Dengan demikian,
Diskonbiaya persediaan untuk
; 5 % x Rp.50.000.000 = masing-masing
(Rp 2.500.000) mobil dapat
dihitung sebagai berikut
Pembelian: bersih = Rp.47.500.000
Bea impor ; 100% x Rp.47.500.000 = Rp.47.500.000
Biaya transportasi = Rp.
100.000
Biaya asuransi
Jumlah =
biaya persedian setiap mobil= Rp.
Rp.95.300.000
200.000
Contoh Nilai Realisasi Bersih

Perusahaan BINA INSAN memiliki persediaan barang dengan estimasi nilai jual barang
dagangan tersebut sebesar Rp.10.000.000, estimasi biaya penyelesaian dan biaya
penjualan sebesar Rp.300.000, dengan demikian nilai realisasi bersih/neto dapat
dihitung sebagai berikut :

Nilai jual persediaan = Rp.10.000.000


Dikurangi : Estimasi biaya penyelesaian dan penjualan
= (Rp.

300.000)
Nilai realisasi bersih/neto = Rp.
9.700.000
SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Suatu sistem pencatatan persediaan di


SISTEM mana nilai persediaan barang dapat
F ISIK/ diketahui dengan cara menghitung fisik
PERIODI persediaan barang (stock opname) pada
K tanggal penyusunan laporan keuangan.

Pencatatan persediaan dengan sistem


perpetual, di mana nilai persediaan
SISTEM
barang dapat diketahui setiap saat hanya
PERPETUAL/ dengan melihat catatan-catatan
BUKU pembukuan. Semua transaksi pembelian
dan penjualan barang dagangan dicatat
dengan cara menggunakan kartu
persediaan (stock card).
Contoh :
03 Jan 2015 : PT.SAHABAT membeli barang dagang pada PT. SEJOLI sebesar
Rp.3.000.000 dengan termin FOB Shipping point, 2/10 n/30. Harga pokok
barang yang dijual adalah Rp.2.250.000
07 Jan 2015 : PT. SAHABAT mengembalikan kepada PT. SEJOLI beberapa barang yang
tidak sesuai spesifikasi senilai Rp.200.000. Harga pokok barang yang
dikembalikan sebesar Rp.170.000.
08 Jan 2015 : PT.SAHABAT membayar biaya angkut barang kepada perusahaan
jasa angkut sebesar Rp.150.000
12 Jan 2015 : PT.SAHABAT membayar kepada PT. SEJOLI atas barang yang dibeli pada
tanggal 03 Januari 2015. Pembayaran yang diterima oleh
PT. SEJOLI
tanggal 13 Januari 2015
Pencatatan transaksi tersebut dengan menggunakan kedua sistem pencatatan persediaan
sebagai berikut :
1. Pencatatan yang diilakukan oleh pihak pembeli (PT. SAHABAT)

SISTEM PERPETUAL SISTEM PERIODIK


(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)
Keterangan Debit Kredit Keterangan Debit Kredit
1. Pencatatan pembelian barang dagang tanggal 03 Januari 2015
Persediaan barang 3.000 - Pembelian 3.000 -
Utang usaha - 3.000 Utang usaha - 3.000
2. Pencatatan retur barang yang dibeli tanggal 07 Januari 2015
Utang usaha 200 - Utang usaha 200 -
Persed. barang - 200 Retur - 200
pembelian
3. Pencatatan biaya angkut pembelian tanggal 08 Januari 2015
Persed. barang 150 - Beban angkut 150 -
Kas - 150 Kas - 150
4. Pencatatan pembayaran utang tanggal 12 Januari 2015
Utang usaha 2.800 - Utang usaha 2.800 -
Kas - 2.744 Kas - 2.744
Persed. barang - 56 Pot. Pembelian - 56
2. Pencatatan yang diilakukan oleh pihak penjual (PT. SEJOLI)
SISTEM PERPETUAL SISTEM PERIODIK
(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)
Keterangan Debit Kredit Keterangan Debit Kredit
1. Pencatatan penjualan barang dagangan tanggal 03 Jauari 2015
Piutang usaha 3.000 - Piutang usaha 3.000 -
Penjualan - 3.000 Penjualan - 3.000
HPP 2.250 -
Persediaan - 2.250 Tidak ada jurnal HPP
barang
2. Pencatatan retur barang yang dijual tanggal 07 Januari 2015
Retur penjualan 200 - Retur penjualan 200 -
Piutang usaha - 200 Piutang usaha - 200
Persediaan barang 170 -
Tidak ada jurnal
HPP - 170
3. Penerimaan pembayaran tanggal 13 Januari 2015
Kas 2.744 - Kas 2.744 -
Potongan penjualan 56 - Potongan penjualan 56 -
Piutang usaha - 2.800 Piutang usaha - 2.800
Kemudian pada akhir periode dibuat ayat jurnal penyesuaian untuk mengakui
persediaan barang akhir dan menutup persediaan barang awal. Ayat jurnalnya sebagai
berikut :

SISTEM PERPETUAL SISTEM PERIODIK


(dalam ribuan rupiah) (dalam ribuan rupiah)

Keterangan Debit Kredit Keterangan Debit Kredit


Penyesuaian atas persediaan tanggal 31 Desember 2015
Persediaan barang (akhir) Xxxx xxxx
Tidak ada jurnal
Ikhtisar Laba Rugi - xxxx
Ikhtisar Laba Rugi Xxxx -
Tidak ada jurnal
Persediaan barang (awal) - xxxx
METODE PENILAIAN BIAYA PERSEDIAAN BARANG AKHIR

 FIFO / MPKP
BERDASARKAN
 LIFO / MTKP
BIAYA
 RATA-RATA TERTIMBANG
HISTORIS
 IDENTIFIKASI KHUSUS

IFRS memperbolehkan menggunakan metode FIFO,


RATA-RATA TERTIMBANG, IDENTIFIKASI KHUSUS

 Nilai Terendah antara BIAYA dengan


TIDAK BERDASARKAN NRB
BIAYA  LIFO
HISTORIS  RATA-RATA
 IDENTIFIKASI KHUSUS

NRB : Nilai Realisasi Bersih


METODE PENILAIAN FIFO

Contoh :
Data persediaan pembeliaan dan penjualan PT. DINASTI untuk bulan April 2015,
sebagai berikut :
April 01 : Persediaan 50 unit @
Rp.100 = Rp. 5.000 05 :
Pembelian 100 unit @ Rp.150 = Rp.15.000
15 : Penjualan 70 unit @ Rp.250 =
Rp.17.500
20 : Pembelian 40 unit @ Rp.175 = Rp.
7.000
30 : Penjualan 30 unit @ Rp.250 = Rp.
7.500
Berdasarkan data tersebut maka perhitungan nilai persediaan akhir dengan
Peyelesaian : FIFO – FISIK/PERPETUAL
1. Perhitungan unit persediaan
akhir : Persediaan awal 01 April = 50 unit @ Rp.100
Pembelian 05 April = 100 unit @ Rp.150
Pembelian 20 April = 40 unit @ Rp.175
Jumlah unit tersedia dijual := 190 unit
Penjualan 15 April = 70 unit
Penjualan 30 April = 30 unit
Jumlah unit penjualan = ( 100 unit)
Jumlah unit persediaan akhir = 90 unit
2. Perhitungan nilai persediaan
40 unit
akhir
x Rp.175
: = Rp. 7.000
50 unit x Rp.150 = Rp. 7.500
Nilai persediaan akhir = Rp.14.500

Keterangan :
Harga perunit Rp.175 diambil dari harga pembelian tanggal 20
April, dan harga perunit Rp.150 dari pembelian tangggal 05 April
Setelah diketahui nilai persediaan akhir maka selanjutnya dapat dihitung harga
pokok penjualan dan laba kotor
1. Perhitungan harga pokok penjualan ;
Persediaan awal = Rp. 5.000
Pembelian : Rp.15.000 + Rp.7.000 = Rp.22.000
Barang yang tersedia untuk dijual = Rp.27.000
Persediaan akhir = (Rp.14.500)
Harga pokok penjualan = Rp.12.500
2. Perhitungan laba kotor
Penjualan ; Rp.17.500 + Rp.7.500 = Rp.25.000
Harga pokok penjualan = ( Rp.12.500)
Laba kotor = Rp.12.500
FIFO - PERPETUAL
PT. DINASTI
KARTU PERSEDIAAN
PEMBELIAN PENJUALAN SALDO
Hp
Hp per Hp per
TANGGAL per Jml Jml Jml
Unit unit Unit unit Unit unit
(Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)) (Rp)
(Rp)
2015
April 01 - - - - - - 50 100 5.000
April 05 100 150 15.00 - - - 100 150 15.000
0
150 20.000
April 15 - - - 50 100 5.000
20 150 3.000 80 150 12.000
April 20 40 175 7.000 - - - 40 175 7.000
120 19.000
April 30 30 150 4.500 50 150 7.500
40 175 7.000
Persediaan akhir 90 14.500
Harga Pokok Penjualan 12.500
Keterangan :
Unit persedian akhir ; 50 unit + 40 unit = 90
unit
Nilai persediaan akhir ; 50 unit x Rp.150 = Rp.
7.500
40 unit x Rp.175 = Rp. 7.000
Rp.14.500

Harga pokok penjualan ; Rp.5.000 + Rp.3.000 +


Rp.4.500 = Rp.12.500
Dengan demikian laba kotor dapat dihiutng sebagai
berikut :
Penjualan ; Rp.17.500 + Rp.7.500 = Rp.25.000
Harga pokok penjualan = ( Rp.12.500)
Laba kotor = Rp.12.500
METODE PENILAIAN RATA-RATA TERTIMBANG

Contoh.
Data persediaan pembeliaan dan penjualan PT. DINASTI untuk bulan April 2015, sebagai
berikut :
April 1 : Persediaan 50 unit @ Rp.100 = Rp.
5.000
05 : Pembelian 100 unit @ Rp.150 =
Rp.15.000
16 : Penjualan 70 unit @ Rp.250 =
Rp.17.500
20 : Pembelian
Berdasarkan 40maka
data tersebut unit perhitungan
@ Rp.175 nilai
= Rp.persediaan akhir dengan menggunakan
7.000Rata-Rata Tertimbang Periodik/Fisik dan Perpetual adalah
metode penilaian persediaan
30 : Penjualan 30 unit @ Rp.250 = Rp. 7.500
METODE RATA-RATA TERTIMBANG - FISIK

Tanggal Biaya per unit Total


Jumlah unit
Pembelian (Rp) (Rp)
01 April 50 100 5.000
05 April 100 150 15.000
20 April 40 175 7.000
Total 190 27.000
Biaya persediaan rata – rata ; Rp.27.000 / 190 unit = Rp.145,10
Jumlah unit persediaan akhir = 90 unit
Nilai persediaan akhir ; Rp.145,10 x 90 unit = Rp.13.059

Perhitungan harga pokok penjualan dan laba kotor sebagai berikut :


1. Perhitungan harga pokok penjualan ;
Persediaan awal = Rp. 5.000
Pembelian : Rp.15.000 + Rp.7.000 = Rp.22.000
Barang yang tersedia untuk dijual = Rp. 27.000
Persediaan akhir = (Rp.13.059)
Harga pokok penjualan = Rp.13.941
2. Perhitungan laba kotor
Penjualan ; Rp.17.500 + Rp.7.500 = Rp.25.000
Harga pokok penjualan = ( Rp.13.941)
Laba kotor =
Rp.11.059
METODE RATA-RATA TERTIMBANG - PERPETUAL
PT. DINASTI
KARTU PERSEDIAAN
PEMBELIAN PENJUALAN SALDO
Hp
Hp per Hp per
TANGGAL per Jml Jml Jml
Unit unit Unit unit Unit unit
(Rp) (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)) (Rp)

2015
April 01 - - - - - - 50 100 5.000
April 05 100 150 15.00 - - - 100 150 15.000
0
150 133,33 20.000
April 15 70 133,33 9.333 80 133,33 10.666
April 20 40 175 7.000 40 175 7.000
120 147,21 17.666
April 30 30 147,21 4.416 90 147,21 13.249

Persediaan akhir 90 147,21 13.249


Harga pokok penjualan 13.479
Keterangan :
Unit persedian akhir ; 90
unit Nilai persediaan akhir ;
Rp.13.249
Harga pokok penjualan ; Rp.9.333 + Rp.4.416 = Rp.13.479

Dengan demikian laba kotor dapat dihiutng sebagai


berikut :

Penjualan ; Rp.17.500 + Rp.7.500 = Rp.25.000


Harga pokok penjualan = ( Rp.13.479)
Laba kotor = Rp.11.521
Dari dua metode penilaian persediaan akhir yakni FIFO dan rata-rata tertimbang biasanya
menghasilkan angka kinerja yang berbeda. Berdasarkan data pada PT. DINASTI sebelumnya
maka dapat diilustrasikan perbedaan laba kotor dari penerapan metode FIFO dan Rata-rata
tertimbang sebagai berikut :
Metode Rata-
Uraian Metode FIFO
Rata Tertimbang
Penjualanl 25.000 25.000
Harga pokok penjualan 12.500 13.479
Laba kotor 12.500 11.521

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode FIFO akan menghasilkan
laba kotor lebih tinggi dibanding dengan metode rata-rata tertimbang. Dengan demikian
penerapan metode penilaian FIFO akan berimplikasi terhadap beban pajak yang lebih tinggi
sedangkan dengan metode penilaian rata-rata tertimbang berimplikasi terhadap beban
pajak yang lebih rendah.
METODE PENILAIAN IDENTIFIKASI KHUSUS

Contoh
Perusahaan dealer mobil CV. INSAN CITA ,memiliki empat jenis mobil Toyota yang tersedia di
ruangan pameran atau showroom. Jenis mobil yang tersedia dalam tahun 2015 sebagai berikut :

Tanggal Jumlah Biaya per Unit Total biaya


Jenis mobil
Pembelian unit (Rp) (Rp)
12 – 03 - 2015 Camry 5 unit 350.000.000 1.750.000.000
10 – 04 – 2015 Corolla 7 unit 250.000.000 1.750.000.000
21 – 04 – 2015 Avanza 10 unit 200.000.000 2.000.000.000
14 – 05 – 2015 Agya 15 unit 120.000.000 1.800.000.000
Jumlah 37 unit 7.300.000.000

Jumlah mobil yang terjual selama tahun 2015 sebagai


berikut :
Jumlah mobil yang terjual selama tahun 2015 sebagai
berikut : Jumlah Harga jual per Unit Total
Jenis mobil
unit (Rp) (Rp)
Camry 3 unit 425.000.000 1.275.000.000
Corolla 4 unit 300.000.000 1.200.000.000
Avanza 8 unit 240.000.000 1.920.000.000
Agya 15 unit 160.000.000 2.400.000.000
Jumlah penjualan 30 unit 5.975.000.000

Berdasarkan data tersebut maka jumlah persediaan akhir sebagai


berikut : Jumlah Harga jual per Unit Total
Jenis mobil
unit (Rp) (Rp)
Camry 2 unit 350.000.000 700.000.000
Corolla 3 unit 250.000.000 750.000.000
Avanza 2 unit 200.000.000 400.000.000
Jumlah persediaan 7 unit 1.850.000.000
akhir
Jumlah unit persediaan akhir sebanyak 7 unit dan nilai persediaan akhir sebesar
Rp.1.850.000.000. Jumlah barang yang tersedia sama dengan jumlah barang yang dibeli
yaitu sebesar Rp.7.300.000.000, dengan asumsi bahwa nilai persediaan awal bersaldo
nihil. Dengan demikian harga pokok penjualan dan laba kotor dapat dihitung sebagai
berikut :

Penjualan Rp.5.975.000.000
Harga pokok penjulan :
Barang yang tersedia dijual Rp.7.300.000.000
Persediaan akhir (Rp.1.850.000.000)
Harga pokok penjualan (Rp.5.450.000.000)
Laba kotor Rp.
525.000.000
LATIHAN DI KELAS

Kasus -1
Berikut ini adalah transaksi yang terjadi pada UD. MACHO selama bulan Juni 2015
2 Juni : Dibeli barang dagangan dari UD. MANIS sebesar Rp.2.000.000 dengan termin 2/10 n/30
5 Juni : Dijual barang dagangan kepada TOKO ASYIK seharga Rp.3.000.000 dengan termin 2/10, n/60
8 Juni : Dibeli barang dagangan secara tunai dari TOKO BINTANG seharga Rp.2.500.000
10 Juni : Dijual barang dagangan secara tunai kepada PT. MADU seharga Rp.3.000.000
12 Juni : Dibayar utang dagang kepada UD. MANIS atas pembelian barang dagangan pada tanggal 2 Juni 2015
13 Juni : Diterima pelunasan dari TOKO ASYIK atas penjualan barang dagangan pada tanggal 5 Juni 2015
17 Juni : Dikembalikan sebagian barang dagangan yang dibeli dari TOKO BINTANG pada tanggal 8 Juni 2015 senilai
Rp.500.000
25 Juni : Diterima kembali sebagian barang dagangan yang dijual pada tanggal 10 Juni 2015
seharga Rp.750.000 dari TOKO MADU.
Diminta :
Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi tersebut di atas, apabila perusahaan menggunakan sistem pencatatan
persediaan : (a) Sistem pencatatan periodik/fisik. (b) Sistem pencatatan perpetual

Anda mungkin juga menyukai