Anda di halaman 1dari 27

Traksi Dalam Orthopaedi

TRAKSI DALAM ORTHOPAEDI

PENDAHULUAN

Pada dasarnya terapi fraktur terdiri atas manipulasi untuk memperbaiki posisi
fragmen, diikuti dengan pembebatan untuk mempertahankanya bersama-
sama sebelum fragmen-fragmen itu menyatu. Sementara itu, gerakan sendi
dan fungsi harus dipertahankan. Penyembuhan fraktur dapat dibantu oleh
pembebanan fisiologis pada tulang, sehingga dianjurkan untuk melakukan
aktivitas otot dan penahanan beban secara lebih awal. Tujuan ini tercakup
dalam tiga hal yaitu: reduksi, mempertahankan, dan melakukan latihan.

Pembatasan gerakan diperlukan untuk membantu penyembuhan jaringan


lunak dan untuk memungkinkan gerakan bebas pada bagian yang tak terkena.
Masalahnya adalah bagaimana cara menahan fraktur secara memadai sambil
tetap menggunakan tungkai secukupnya.1

Metode yang tersedia untuk mempertahankan reduksi adalah: (1) traksi terus-
menerus; (2) pembebatan dengan gips: (3) pemakaian penahan fungsional,
(4) fiksasi internal; dan (5) fiksasi eksternal.1

Traksi dapat mereduksi dan mempertahankan sebagian besar fraktur dalam


penjajaran yang memadai, dan mobilitas sendi dapat terjamin dengan latihan
aktif. Kelemahan utamanya adalah lamanya waktu yang dihabiskan di tempat
tidur (10 - 14 minggu untuk orang dewasa) serta adanya masalah
mempertahankan penjajaran fraktur hingga akhirnya mengurangi morbiditas
dan frustrasi pasien. Beberapa gangguan ini dapat diatasi dengan mengurangi
masa traksi dan kemudian diubah menjadi penguatan (bracing) fungsional.1,2

KKS Bagian ILMU BEDAH 1 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

TUJUAN 3,4,5
Tujuan dari pada penggunaan traksi antara lain :
1. Dapat mempertahankan panjang suatu ekstremitas, mempertahankan
kesegarisan (alignment) maupun keseimbangan (stability) pada suatu
patah tulang.
2. Dengan pemasangan traksi gerakan pada sendi dimungkinkan dan
sekaligus tetap mempertahankan kesegarisan fragmen-fragmen patah
tulang.
3. Dengan traksi, kejang otot-otot yang disebabkan penyakit pada tulang
atau sendi dapat diatasi.
4. Dengan traksi suatu tungkai yang mengalami pembengkakan dapat
ditinggikan sehingga mengurangi pembengkakan.

PERSIAPAN
Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah "pencitraan"
menggunakan sinar Rontgen (X-ray). Untuk mendapatkan gambaran 3
dimensi keadaan dan kedudukan tulang sulit, oleh karena itu minimal
diperlukan 2 proyeksi yaitu AP dan lateral. Dalam keadaan tertentu diperlukan
proyeksi tambahan khusus atas indikasi untuk memperlihatkan patologi yang
dicari, karena adanya superposisi. Ditambah tomografi yang telah berkembang
lebih maju dengan adanya C.T (Computerised Tomografi) yang dapat
membuat selain "potongan" longitudinal juga potongan transversal / axial.3,4

Lama traksi, baik traksi kulit maupun traksi skeletal bergantung pada tujuan
traksi. Traksi sementara untuk imobilisasi biasanya hanya beberapa hari,
sedangkan traksi untuk reposisi beserta imobilisasi lamanya sesuai dengan
lama terjadinya kalus. Setelah terjadi kalus ekstremitas diimobilisasi dengan
gips.6

KKS Bagian ILMU BEDAH 2 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

JENIS-JENIS TRAKSI

1. TRAKSI KULIT
Traksi kulit biasanya menggunakan plester yang direkatkan sepanjang
ekstremitas yang kemudian dibalut, ujung plester dihubungkan dengan tali
untuk ditarik. Penarikan biasanya dilaksanakan dengan katrol dan beban.
Beban tarikan pada traksi kulit tidak boleh melebihi enam kilogram karena
bila lebih, kulit dapat mengalami nekrosis akibat tarikan karena iskemia
kulit. Pada kulit yang tipis, beban bahkan lebih kecil lagi. Traksi kulit banyak
dilakukan pada anak karena traksi skelet pada anak dipasang dan dapat
merusak cakram epifisis. Yang paling sering adalah traksi pada patah
tulang femur, berupa traksi Bryant. Pada patah tulang humerus
suprakondiler dapat dipasang traksi Dunlop`s dengan fleksi di siku atau
traksi Saleh dengan ekstensi pada siku. Traksi kulit pada orang dewasa,
biasanya bukan dimaksudkan untuk reposisi, melainkan untuk imobilisasi
sementara sebelum operasi.2,6

Pada anak-anak, traksi kulit tanpa bebat yang biasanya diperlukan; bayi
dengan berat kurang dari 12 kg paling mudah ditangani dengan
menggantungkan tungkai bawah pada kerekan di atas (traksi tiang
gantungan), tetapi tidak boleh digunakan beban yang lebih dari 2 kg dan
kaki harus sering diperiksa untuk mencari ada tidaknya masalah peredaran
darah. Anak-anak yang lebih tua lebih cocok dengan traksi Russell.
Penyatuan fraktur terjadi dalam 2-4 minggu (tergantung pada umur anak),
dan pada stadium itu dipasang spika panggul sedang anak tetap
diperbolehkan bangun. Konsolidasi biasanya selesai setelah 4-8
minggu.1,7,8

Untuk anak di atas tiga tahun dilakukan traksi kulit menurut Hamilton
Russell. Traksi dikenakan pada tungkai yang patah dengan panggul dalam
posisi fleksi 40° dan lutut dalam fleksi 40°. Dapat juga dilakukan traksi
menurut Buck, yaitu traksi dengan tungkai bawah dalam keadaan ekstensi.

KKS Bagian ILMU BEDAH 3 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

Traksi dipasang selama 3-4 minggu dan penderita dipulangkan dengan


gips spika panggul selama 3-4 minggu. Aliran darah di tungkai yang
digantung dengan traksi kulit pada anak perlu dipantau setiap hari untuk
menghindari iskemia. Pada iskemia tungkai akan sangat kesakitan dan
ekstremitas menjadi pucat, kebiruan, dan denyut nadi menghilang. Bila hal
ini terjadi traksi harus segera dihentikan.6,9

Cara pemasangan traksi kulit


Siapkan kulit yaitu dengan membersihkannya, mencukurnya
kemudian dicuci dan dikeringkan.
Cegah pemasangan plester (perekat) di atas tonjolan-tonjolan
tulang. Gunakan plester pada kedua sisi anggota gerak, hingga pada
garis fraktur tetapi bukan di atasnya, atau traksi akan
menemui kegagalan. Kalau terpaksa, lindungi dengan pelapis gips
(cotton woopadding) sebelum melekatkan.
Pasang plester perekat longitudinal sejajar pada sisi berlainan tungkai
dan jamin adanya jaringan kulit bebas diantaranya untuk mencegah
efek tournikuet.
Tungkai ditopang untuk mencegah pembengkakan dan iritasi dari
tumit.2,3

Gambar 1. Cara pemasangan traksi kulit.


Yang perlu diperhatikan :

KKS Bagian ILMU BEDAH 4 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi


Apabila melakukan traksi kulit pada tungkai pasien, terutama pada
orang yang kurus, orang tua, maka harus hati-hati agar, plester tidak
menekan saraf peroneus komunis, saat mengelilingi kolum fibula.
Keadaan ini dapat menimbulkan paralisis dan drop foot.
 Plester tidak boleh melebihi bagian atas garis fraktur pada fragmen
proksimal, atau tidak memberikan manfaat.
 Pemakaian plester tidak boleh mengganggu sirkulasi.2

Traksi kulit dengan ekstensi


Indikasi :
Fraktur pada korpus femur pada usia 3 dan 18
tahun.
Fraktur intertrokanterika pada dewasa tidak memiliki pen
bila Steinmann.
Pemisahan epifisis femoris atas.
Panggul tidak stabil setelah reduksi dislokasi.2

Gambar 2. Traksi kulit dengan ekstensi.

KKS Bagian ILMU BEDAH 5 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

2. TRAKSI SKELETAL
Traksi skeletal merupakan traksi dengan tarikan langsung pada tulang
dengan tujuan untuk reposisi pada patah tulang, dislokasi, refrakturasi, dan
memudahkan tindakan operasi yang direncanakan kemudian, serta untuk
imobilisasi yang lama.3,7

Traksi skeletal dilaksanakan dengan pin Steinmann atau kawat Kirschner


yang lebih halus yang biasanya disebut kawat K yang ditusukkan pada
tulang, kemudian pin tersebut ditarik dengan tali, katrol, dan beban. Berat
beban bergantung pada ekstremitas yang ditraksi dan patologi ekstremitas
yang bersangkutan. Traksi untuk reposisi patah tulang femur dewasa
biasanya antara 5-6 kilogram, pada dislokasi lama panggul bisa sampai
antara 15-20 kilogram.6,10

Traksi skeletal dengan Pen Steinmann


Pen Steinmann adalah batangan anti karat dengan diameter 2-4 mm, yang
mempunyai keuntungan kuat dan stabil. Tetapi kerugiannya lebih banyak
merusak jaringan lunak dan merusak tulang karena lebih tebal.
Pemasangannya menggunakan busur khusus. Pen Denham mirip dengan
pen tersebut, kecuali terdapat beberapa drat besar, yang dapat
disekrupkan pada korteks tulang untuk mencegah tergelincirnya satu sama
lain. Pen Denham Iebih baik daripada pen Steinmann untuk traksi Perkins
dan traksi kalkaneus. 2,3,7

Traksi skeletal dengan kawat Kirschner (K-wire)


Ini merupakan kawat anti karat tipis yang fleksibel dengan diameter 0,75-1
mm. Keuntungannya yaitu tipis dan fleksibel, pemasangannya mudah, dan
kerusakan jaringan sekeliling ringan. Kerugiannya antara lain mudah
berputar kalau busur kurang baik ,dapat memotong tulang osteoporotik,
dan hanya dapat digunakan bila kawat Kirschner dalam keadaan lurus. 2,3

Traksi skeletal dengan Pin dan kawat halus atau berulir sekrup
(threaded)

KKS Bagian ILMU BEDAH 6 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

Bila menggunakan kawat / pin yang tak berulir, keuntungannya adalah


tidak mudah patah, lebih halus, dan lebih mudah dimasukan.
Kerugiannya adalah mudah bergeser Bila menggunakan kawat/pin yang
berulir sekrup, keuntungannya adalah tidak mudah bergeser, dan
lebih baik untuk penggunaan jangka panjang. Kerugiannya lebih mudah
patah.3

Pen dapat menyebarkan atau menimbulkan infeksi, karena itu:


Masukkan melalui jaringan yang sehat jauh dari tempat fraktur. bukan
melalui tempat fraktur dimana jaringan mudah terinfeksi.
Pertahankan pen agar tidak bergerak. Pen harus tidak bergerak di
dalam tulang, dan berotasi secara bebas di dalam sanggurdi atau pin
mount. Itulah sebabnya pen Denham yang dapat disekrupkan dengan
kencang di dalam tulang lebih baik daripada pen Steinmann.
Jangan memasukkan pen melalui persendian kapsul. Komplikasi yang
paling serius dari traksi skeletal adalah infeksi sendi lutut, atau
osteomielitis, terutama pada kalkaneus. 2

Tempat-tempat khusus untuk fiksasi pen2,3,7


 Femur atas kadang-kadang digunakan untuk dislokasi tengah pada
kaput femoris. Masukkan pen secara vertikal melalui trokanter mayor.
 Femur bawah merupakan salah satu tempat yang kurang memuaskan.
Masukkan pen pada level dari kondilus, berlawanan dengan pol atas
patela, agak anterior terhadap garis tengah tungkai.
 Tibia atas merupakan tempat yang paling penting, dan digunakan
untuk kebanyakan fraktur femur, dan fraktur-fraktur di sekitar lutut.
 Tibia bawah Untuk beberapa jenis fraktur pada tibia atas. Masukkan
pen dari sisi lateral 4-6 cm di atas maleolus medialis pasien tepat di
depan fibula. Hal ini akan memastikan tempat persendian pergelangan
kaki, dan hindari cedera terhadap saraf peroneus. Lakukan
penyambungan secara cermat sehingga berbentuk siku-siku terhadap
sumbu panjang anggota gerak dan pada bidang koronal.

KKS Bagian ILMU BEDAH 7 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

 Kalkaneus Untuk beberapa fraktur tibia. Masukkan pen 4 mm dari sisi


lateral tepat melalui bagian posterior kalkaneus pasien. Masukkan pen
ke dalam, atau tepat di belakang garis vertikal yang bersambungan
dengan ujung maleoli lateral pada batas bawah tumit. Jika anda
mendorongnya pada sudut siku dari sumbu anggota gerak, maka akan
tampak jelas pembuluh darah tibia posterior.
 Olekranon Untuk beberapa jenis fraktur radius dan ulna. Gunakan pen
Steinmann 2 mm yang kecil, dan masukkan dari sisi medial ke arah
lateral untuk menghindari saraf ulnaris pasien.
 Metakarpal Dipakai untuk patah tulang radius distal.

Gambar 3. Tempat-tempat fiksasi pen.

TRAKSI EKSTERMITAS ATAS


Dunlop's (modified Dunlop's) Skin Traction

KKS Bagian ILMU BEDAH 8 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

Penderita terlentang (supine), bahu abduksi dan sedikit fleksi, siku


dalam fleksi. Modifikasi dengan counter-fraction pada humerus.
Kerugiannya tidak dapat lakukan bilamana terdapat luka-luka pada
lengan dan bilamana ada gangguan vaskuler maka akan terjadi
membahayakan penderita.2

Gambar 4. Traksi Dunlop.

Overbody atau Lateral Skeletal Traction (Overhead)


Traksi skeletal dengan pin lewat olekranon, siku 90 derajat, bahu dalam
fleksi tanpa abduksi. Untuk mencegah tangan dan pergelangan terlalu
pegal dipakai bidai gips. Bisa dengan menggunakan Shoulder Spica
Cast.3

Traksi dengan gaya berat


Cara ini hanya berlaku pada cedera tungkai atas. Karena itu, bila
memakai kain penggendong lengan, berat lengan akan memberikan
traksi terus-menerus pada humerus; untuk kenyamanan dan stabilitas,
terutama pada fraktur melintang, suatu gips bentuk U dapat dibalutkan
atau, lebih baik, lengan baju plastik yang dapat dilepas dipakaikan dari
aksila sampai tepat di atas siku yang dilekatkan dengan Velcro.1

KKS Bagian ILMU BEDAH 9 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

TRAKSI EKSTERMITAS BAWAH

1. Traksi Kulit Buck's Extension


 Tujuan utama penggunaan adalah untuk mengurangi spasme otot- otot
sekitar lutut atau panggul.
 Jangan gunakan traksi ini untuk kelainan-kelainan pada tulang
punggung.
 Kuasai sebagian rotasi dengan meletakkan tungkai di atas bantal dan
dengan penggunaan kantong-kantong pasir pada sisi lateral dan medial
(seperlunya).3,11

2. Traksi Hamilton-Russell
 Dapat digunakan untuk patah tulang panggul atau femur, terutama
untuk anak-anak dengan berat badan dari + 20 kg sampai 30 kg.
Patokan lain adalah usia.
 Dapat digunakan dengan pemasangan traksi kulit atau dalam
keadaan tertentu (terpaksa) dengan pin lewat tibia distal.
 Gunakan juga sling di bawah paha pada distal bagian posterior
untuk mencegah penekanan terhadap fossa popliteal.
 Tali diikatkan pada sling dan pertama melewati suatu kerekan
(katrol) di atas kepala kemudian baru ke suatu kerekan (katrol) pada
kaki tempat tidur baru ke suatu katrol pada papan telapak kaki yang
melekat pada batang pemisah dan melalui kerekan keempat pada
beban.
 Traksi berubah beban tarikannya dengan memindahkan katrol, kaki
ke arah kaki tempat tidur.
 Traksi berlawanan didapat dengan meninggikan kaki penderita.3

3. Traksi Split Russel's


Indikasi sama dengan traksi Hamilton-Russell
Menggunakan 2 katrol / kerekan.3,7,10

KKS Bagian ILMU BEDAH 10 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

4. Kesatuan Traksi Charnley


 Berguna untuk penggunaan traksi pada tungkai bawah, dan
sangat dianjurkan penggunaannya.
 Dengan menggunakan pin atau wire pada proksimal tibia kemudian
pin atau wire diliputi oleh gips tungkai pendek (Incorporated in short
leg cast).
 Kegunaan:
kaki dan pergelangan kaki dapat dipertahankan dalam
posisi fungsional
karena tungkai dalam gips tidak ada tekanan pada otot
betis atau nervus peroneus
gerakan pada pin atau wire sedikit sekali.3

5. Traksi Skeletal Balanced-Suspension


a. Melakukan traksi langsung pada tibia atau femur melalui pin atau
wire
b. Tungkai diletakkan pada suatu Thomas Splint dengan atau tanpa
suatu Pearson Attachment.
c. Pearson Attachment memungkinkan gerakan pada sendi lutut,
sehingga berguna untuk mencegah kekakuan sendi lutut. Dengan
menggunakan kerekan-kerekan pada Thomas Splint, keseluruhan
tungkai dapat mengambang bebas, dengan traksi pada tempat
patah tetap berjalan.
d. Dapat digunakan kesatuan traksi Charnley baik untuk Balanced-
suspension maupun traksi skeletal terpaku (Fixed skeletal
traction).1,3,8,9

6. Traksi Skeletal Terpaku (Fixed Skeletal Traction)


Digunakan untuk patah tulang femur sambil menunggu tindakan
terapi tetap, berupa fiksasi interna atau untuk pengangkutan ke
rumah sakit rujukan yang letaknya agak jauh.
Gunakan:

KKS Bagian ILMU BEDAH 11 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

— bilamana karena kedudukan buruk, diperlukan anestesi umum


atau regional.
— kesatuan traksi Charnley
— Thomas Splint dengan lingkaran penuh (full ring) yang lebih luas
:
lebih kurang 5 cm dari lingkaran paha proksimal (edema).

— gunakan kain tebal (semacam terpal) untuk menahan


tungkai pada Thomas Splint.
— gunakan padding/alas tebal tetapi lunak (handuk
dilipat) di bawah tempat tulang
— sling di bawah gips kesatuan Charnley
— terutama usahakan kesegarisan.1,3

Gambar 5. Macam-macam traksi untuk ekstermitas bawah.

7. Traksi Perkins

KKS Bagian ILMU BEDAH 12 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

Traksi Perkins berbeda dengan traksi ekstensi, pada traksi ekstensi tungkai
pasien dipertahankan lurus dan tidak dapat berdiri serta melakukan latihan.
Pada traksi Perkins fisioterapi dan perawatan mudah dilakukan dan setelah
beberapa hari akan dapat mengangkat dirinya dari kursi sorong.
Kebanyakan pasien dilakukan traksi selama 6-8 minggu, diikuti dengan 2
minggu melakukan latihan pada tungkai di ujung tempat tidur, kemudian 2
minggu lagi menahan beban berat parsial. Dapat dipulangkan setelah 8-10
minggu dengan pergerakan lutut sekurang-kurangnya 90° dan tanpa
memperhatikan adanya pemendekan pada tungkai yang cedera 1 atau 2
cm.

INDIKASI
Traksi Perkins dapat digunakan untuk beberapa fraktur pada pelvis dan
kebanyakan fraktur femur.
Fraktur inkomplit tanpa pergeseran pada kolum femoris.
Semua fraktur intertrokanterika.
Fraktur subtrokanterika yang kontraksi iliopsoasnya tidak perlu
memfleksikan fragmen atas yang dapat menggerakkan garisnya keluar
dari korpus.
Semua fraktur korpus femoris pada pasien berusia 18 tahun termasuk
fraktur terbuka yang tumpang tindih, ganda, spiral, kominutiva, dan
(raktur dengan cedera jaringan lunak yang berat. Traksi Perkins sangat
sesuai untuk fraktur kominutiva.
Fraktur suprakondilus yang fragmen bawahnya tidak terlalu mengalami
fleksi akibat kontraksi gastroknemius.
Semua fraktur kondilus kecuali terdapat rotasi kondilus secara
komplit.2,7

KONTRAINDIKASITERHADAP TRAKSI PERKINS


 Semua fraktur kolum femoris yang komplit.

KKS Bagian ILMU BEDAH 13 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

 Pergeseran pada epifisis femoris proksima!,


 Fraktur subtrokanterika dengan fleksi fragmen proksimal yang
hebat.
 Fraktur suprakondilus dengan fleksi fragmen distal yang nyata.
 Pergeseran pada epifisis femoralis distal yang nyata.
 Fraktur kondilus dimana terdapat rotasi fragmen secara komplit.

Kontraindikasi lain meliputi:


Semua pasien di bawah usia 18 tahun. Epifise tidak menyatu dan pen
dapat merusak lamina epifise.
Artritis lutut atau kekakuan lutut dari penyebab apapun, yang
membuat latihan tidak memungkinkan menggerakan
tanpa fragmen terlalu banyak.
Non-union pada fraktur yang dirawat dengan cara
lain.2

Gambar 6. Traksi Perkins.

MEMASANGKAN TRAKSl PERKINS Gunakan beban pada masing-


masing ujung pen. Pasangkan traksi dengan beban sepertujuh dari berat

KKS Bagian ILMU BEDAH 14 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

badan pasien. Laki-laki memerlukan 10-14 kg (5-7 kg pada masing-masing


ujung paku) dan wanita berperawakan kecil hanya memerlukan 7 kg.
Tinggikan ujung tempat tidur 4 cm untuk masing-masing 1 kilogram.
Letakkan 1 handuk lipat atau bantal kecil di bawah fraktur untuk
mengoreksi derajat penekukan anterior.

PEMERIKSAAN SINAR-X UNTUK TRAKSI PERKINS Kebutuhan sinar-X


untuk menyesuaikan traksi bervariasi sesuai dengan tempat fraktur.
Lakukan pemeriksaan saat pasien masih ditraksi.

Pada fraktur sepertiga proksimal, lakukan pemeriksaan sinar-X
lateral dan saat ditraksi. Hadapkan tabung sinar-X ke paha bagian
dalam, dengan kaset di atas krista iliaka. Jika fragmen proksimal
difleksikan secara tajam, maka traksi 90-90 akan lebih sesuai
ketimbang dengan traksi Perkins.

Jika fraktur terdapat pada sepertiga distal, meliputi fraktur
suprakondilus, maka lakukan pemeriksaan sinar-X untuk memastikan
fragmen distal tidak difleksikan secara berlebihan.

Jika fraktur terdapat di salah satu bagian pada fremur, maka
pemeriksaan sinar-X tidak penting, tetapi posisi AP bermanfaat untuk
melihat keadaan tumpang tindih yang berlebihan atau jika anda
memberikan beban traksi yang besar sehingga terdapat gap di antara
masing-masing ujung tulang.
 Jika anda tidak dapat melakukan pemeriksaan sinar-X terhadap
pasien, maka ukur kedua tungkai dari spina iliaka anterior superior ke
maleoli medial, untuk memastikan bahwa panjangnya sama. Jika perlu,
sesuaikan beban traksi, dan elevasikan kaki tempat tidur, agar fragmen
tulang mengadakan tumpang tindih sebesar 1 cm, Ketumpang tindihan
hingga 2 cm masih dapat diterima. Periksakan panjang tungkai setiap
hari selama 2 minggu, dan sesuaikan traksi jika diperlukan. Setelah 2
minggu fragmen akan semakin menyatu sehingga penyesuaian
selanjutnya akan semakin sulit, dan memerlukan beban lebih besar.
Penyesuaian tidak mungkin dilakukan setelah 1 bulan lamanya.

KKS Bagian ILMU BEDAH 15 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi


Jika fraktur berupa kominutiva, maka keadaan tumpang tindih yang
minimal malah lebih baik. 2

8. TRAKSI TIANG
GANTUNGAN2 INDIKASI
Fraktur korpus femoris segera setelah lahir hingga anak dengan
berat 15 kg pada usia 1-3 tahun.
Prolaps rektum.

PERLU DIPERHATIKAN
(1) Jangan menggunakan strapping sirkular mengelilingi tungkai karena
kemungkinan dapat mengganggu sirkulasi.
(2) Amati strapping untuk memastikan bahwa tidak ada yang terlepas.
(3) Periksa sirkulasi jari kakinya pada kedua sisi, terutama pada 3 hari
pertama. Raba pulsasi dorsalis pedis.
(4) Jangan menutupi tungkai dengan sprei, karena dapat membuat
sirkulasi lebih sulit dimonitor.
(5) Jangan menggunakan traksi pada 1 tungkai saja, karena dapat
membuat keadaan tungkai terlalu mobil.

Gambar 7. Traksi Tiang Gantungan.


Menangis merupakan tanda iskemia pertama, karena itu jika ia menangis,
periksakan secara cermat. Nyeri pada peregangan otot betis merupakan

KKS Bagian ILMU BEDAH 16 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

tanda dini yang lain. Uji pergerakan jari kaki dan periksa sensasi pada
kakinya. Pertahankan traksi selama 3 minggu. Sebelum minggu kedua
sfrap-ping akan menunjukkan tanda-tanda strain, dan sebelum minggu ke-
3 akan melelahkan, sehingga ia menginginkan traksi dilepas dan pulang ke
rumah. Menahan beban berat secara lembut dapat dimulai pada minggu
ke-6.

9. TRAKSI PEN DENGAN EKSTENSI2,7


Fraktur korpus femoris pada Anak berusia lebih dari 3 tahun terlalu besar
dilakukan traksi tiang gantungan karena dapat dirawat dengan
menggunakan traksi dengan tungkai bawah diekstensikan. Tali traksi
melewati katrol pada ujung tempat tidur yang ditinggikan untuk digunakan
sebagai traksi imbangan. Gunakan traksi ekstensi untuk pasien-pasien
berusia 3 tahun hingga 18 tahun apabila epifise tibia proksimal menyatu
dengan korpus. Jika kita menggunakan pen pada pasien di bawah usia 18
tahun, maka dapat merusak epifise.

Traksi ekstensi dapat mempertahankan kaki yang diekstensikan sehingga


tidak dapat melakukan latihan. Hal ini kurang penting pada anak-anak dan
remaja karena sendi yang tidak diimobilisasikan mengalami kekakuan jauh
lebih kecil. Manfaat utama traksi Perkins adalah mencegah kekakuan lutut
pada pasien tua karena itu tidak diperlukan pada orang lebih muda.

Fraktur femur pada anak besar biasanya berjalan spiral. Traksi ekstensi
dapat mengoreksi angulasi, rotasi dan pergeseran lateral. Biasanya juga
dapat mengoreksi tumpang tindih, tetapi jika keadaan ini menetap, maka
hal ini tidak penting, karena pertumbuhan selanjutnya segera dapat
mengoreksi pemendekan.

INDIKASI

KKS Bagian ILMU BEDAH 17 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

Orang dewasa yang tidak dapat berdiri dan melakukan latihan pada
lututnya, misalnya dislokasi panggul, atau cedera interna. Bentuk traksi ini
merupakan kontraindikasi terhadap orang yang sangat muda dimana
epifise tibia atas belum menyatu, karena pen dapat merusaknya.

10. TRAKSI 90-902,7,8


INDIKASI Fraktur pada bagian subtrokanterika femur yang fragmen
atasnya difleksikan, dengan menggunakan pen Steinmann melalui regio
suprakondilus pada femur pasien atau ujung atas tibia.

Gambar 8. Traksi 90-90 dan Traksi Perkins.

TRAKSI KHUSUS

TRAKSI SERVIKAL2,3,8
Arida dapat menggunakan traksi dengan (1) Tang Gardner Wells, (2)
Traksi Hoen, (3) halo, atau (4) tali gantungan.

Traksi skeletal
Ini merupakan perawatan terbaik unluk fraktur kolumna servikalis tidak
stabil. Beberapa ahli bedah menyukai traksi Hoen, dimana kawat
dimasukkan mclalui lubang pemboran, sedangkan yang lain lebih
menyukai tang Gardner Welts atau halo. Kesulitan dengan halo adalah
sulit menyatukan dan mungkin terlcpas, Ini memungkinkan pasien
dapat menggerakkan kepala secara bebas. Traksi merupakan cara

KKS Bagian ILMU BEDAH 18 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

yang paling meyakinkan untuk menstabilkan fraktur yang tidak stabil


atau dislokasi fraklur, atau kadang-kadang untuk melepaskan fasies
yang terkunci. Tetapi penggunaannya sulit dilakukan dan memerlukan
perawatan ahli.

Gambar 9. Macam traksi untuk trauma servikalis.

Traksi untuk cedera kolumna vetebra servikalis tergantung pada :


Tips traksi. Dengan tali gantungan diperlukan maksimum 4
sampai 5 kg, tetapi dengan traksi skeletal memerlukan 5 sampai
15 kg.
Postur tubuh pasien; laki-laki berpostur besar memerlukan lebih berat
daripada wanita berpostur kecil. Maka dicoba untuk
melakukannya, Mulai dengan 15 kg untuk mereduksi dislokasi.
Kemudian, anda hanya memerlukan 3 sampai 5 kg untuk
mempertahankan traksi.
Posisi cedera. Cedera di atas kolumna vertebra memerlukan traksi
lebih kecil (2 sampai 5 kg), daripada cedera pada C5 C6 {5
sampai 15 kg).

KKS Bagian ILMU BEDAH 19 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

TRAKSI UNTUK DISLOKASI FRAKTUR


Traksi Skull long biasanya dipakai Untuk patah tulang dislokasi, dengan
menggunakan caliper dan beban berat, untuk jangka lama. Jenis-jenis
Tongs:Barton's Tongs, Aparat Vinke, Crutch Field's Tongs.

Gambar 10. Jenis-jenis Tongs untuk traksi servikal.

Gunakan traksi pada garis lurus, hindari fleksi, ekstensi atau, rotasi dan
mulai dengan beban 7 kg. Hati-hati menambahkan 2 kg untuk masing-
masing 15 menit, periksa secara terus-menerus perubahan neurologis.
Pada minggu ke-2 sampai 3 anda dapat mengurangi beban traksi 3
sampai 5 kg. Lakukan pemeriksan sinar-X lateral setiap minggu untuk
bulan pertama, atau setelah anda merubah beban berat.

Pada mingu ke-6 gantikan traksi dengan pelindung leher atau collar
(15.6). Biarkan keadaan ini selama 6 minggu lagi. Jika imobilisasi dapat
menstabilkan kolumna vertebra, maka biasanya diperlukan waktu 3
bulan. Pada bulan ke-3 buka pelindung leher atau collar. Lakukan
pemeriksaan sinar-X posisi AP dan lateral. Jika keadaan ini masih
menunjukkan reduksi, lakukan pemeriksaan dengan pandangan fleksi
dan ekstensi.

Head Halter Traction, Tidak untuk patah tulang servikal atau dislokasi,
melainkan lebih sering untuk kelainan syaraf / servikal radiculopathy
dan kelainan kronik lainnya.

KKS Bagian ILMU BEDAH 20 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

KOMPLIKASI DARI TRAKSI1-5,8


Traksi skeletal
1. Infeksi
Yang terkenal dengan nama Pin Tract Infection.
Cara-cara pemasangan dan perawatan harus betul-betul
dikuasai.
Bilamana timbul sekwester sebaiknya pin wire dicabut.
2. Distraksi
Harus waspada dengan mengukur / membandingkan
panjang tungkai.
Bahaya distraksi adalah delayed union dan non-
union
3. Paralisa Syaraf
 Hati-hati bila menggunakan beban berat
 Observasi seksama.

4. Patahnya pin/kawat
Gunakan busur yang baik
Kegunaan diliputi pin dalam gips (kesatuan Charnley).
5. Kompartemen Sindrom.

Traksi kulit
Terdapat dua komplikasi penting yang harus diwaspadai. Pada anak-
anak, terutama, plester traksi dan pembalut melingkar dapat
menghambat sirkulasi; karena alasan ini traksi tiang gantungan, di
mana kaki bayi digantungkan pada balok di atas, tidak boleh digunakan
untuk anak-anak yang beratnya lebih dari 12 kg. Pada orang yang lebih
tua, traksi kaki dapat menyebabkan predisposisi untuk cedera saraf
pero-neeus dan mengakibatkan kaki jatuh; tungkai harus dicek berkali-
kali untuk memastikan bahwa tungkai tidak berputar ke rotasi luar
selama traksi.

KKS Bagian ILMU BEDAH 21 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

KESIMPULAN
Lama traksi, baik traksi kulit maupun traksi skeletal bergantung pada
tujuan traksi. Traksi sementara untuk imobilisasi biasanya hanya
beberapa hari, sedangkan traksi untuk reposisi beserta imobilisasi
lamanya sesuai dengan lama terjadinya kalus.

Traksi kulit menggunakan plester yang direkatkan sepanjang


ekstremitas yang kemudian dibalut, ujung plester dihubungkan dengan
tali untuk ditarik dengan katrol dan beban. Beban tarikan pada traksi
kulit tidak boleh melebihi enam kilogram. Traksi kulit banyak dilakukan
pada anak karena traksi skelet pada anak dipasang dan dapat merusak
cakram epifisis. Traksi kulit pada orang dewasa, biasanya bukan
dimaksudkan untuk reposisi, melainkan untuk imobilisasi sementara
sebelum operasi.

Traksi skeletal merupakan traksi dengan tarikan langsung pada tulang


dengan tujuan untuk reposisi pada patah tulang, dislokasi, refrakturasi,
dan memudahkan tindakan operasi yang direncanakan kemudian, serta
untuk imobilisasi yang lama.

Traksi skeletal dilaksanakan dengan pin Steinmann atau kawat


Kirschner yang ditusukkan pada tulang, kemudian pin tersebut ditarik
dengan tali, katrol, dan beban. Berat beban bergantung pada
ekstremitas yang ditraksi dan patologi ekstremitas yang bersangkutan.
Traksi untuk reposisi patah tulang femur dewasa biasanya antara 5-6
kilogram, pada dislokasi lama panggul bisa sampai antara 15-20
kilogram.

Tempat-tempat khusus untuk fiksasi pen antara lain : femur atas, femur
bawah , tibia atas , tibia bawah, kalkaneus, olekranon, dan metacarpal.

KKS Bagian ILMU BEDAH 22 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

Traksi ekstermitas atas antara lain : Dunlop's (modified Dunlop's) Skin


Traction, Overbody atau Lateral Skeletal Traction (Overhead), Traksi
dengan gaya berat

Traksi ekstermitas bawah antara lain : Traksi Kulit Buck's Extension,


Traksi Hamilton-Russell, Traksi Split Russel's, Kesatuan Traksi
Charnley, Traksi Skeletal Balanced-Suspension, dan lain sebagainya.

Traksi khusus (traksi servikal) dapat menggunakan traksi dengan (1)


Tang Gardner Wells, (2) Traksi Hoen, (3) halo, atau (4) tali gantungan.

Komplikasi dari traksi antara lain : infeksi, distraksi, paralisa syaraf,


patahnya pin/kawat, kompartemen sindrom.

KKS Bagian ILMU BEDAH 23 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

DAFTAR RUJUKAN

1. Apley AG. Solomon L. Buku Ajar Orthopaedi dan Fraktur Sistem Apley.
Edisi 7. Alih Bahasa : Nugroho E. Widya Medika. Jakarta. 1995 ; 248 –
250, 376 – 378.

2. King M. Bewes P. Bedah Primer Trauma. Alih Bahasa : Hadyanto.


EGC. Jakarta. 2001 ; 176 – 180, 257 – 374.

3. Hilmy CR. Traksi Dalam Orthopaedi. Dalam : Kumpulan Kuliah Ilmu


Bedah. Editor : Reksoprodjo S. Bagian Bedah FKUI. Binarupa Aksara.
Jakarta. 1995 ; 563-576.

4. Smith JF. Traction. Available in website :


http://www.chclibrary.org/traction.htm Last up dated : 6 juli 2004

5. Wieting JM. Massage, Traction, and Manipulation. Available in


website :
http://www.emedicine.massage,traction,andmanipulation.article.J-
Michael-Wieting.htm Last up dated : 12 Desember 2001

6. Jong Wd. Sjamsuhidajat R. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta.


1997 ; 157 – 201, 431, 459, 689, 1055.

7. Available in website : http://www.orthoteers.traction.htm

8. Available in website : http://www.policy#CL30-10-


10,skin&skeletal- traction-Management.htm

9. Salter RB. Text Book of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal


System. 3rd Eds. William & Wilkins A Waverly Company. Balitimore.
1999 ; 450 – 453.

KKS Bagian ILMU BEDAH 24 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

10. Natarajan M. Mayilvahanan N. Traction Procedures. Available in


website : http://www.traction-procedures.10.htm

11. Schrock TR. Ilmu Bedah. Edisi 7. Alih Bahasa : Dharma A, Lukmanto P,
Gunawan. EGC. Jakarta. 1993 ; 438 - 440, 456 – 458.

KKS Bagian ILMU BEDAH 25 JUMIATI & DEBBY


RSU Dr. Pirngadi Medan
Traksi Dalam Orthopaedi

DAFTAR ISI

Halaman judul

Kata pengantar………………………………………………………………………..i

Daftar isi……………………………………………………………………………….ii

TRAKSI DALAM ORTHOPAEDI

PENDAHULUAN.................................................................................................1

TUJUAN 3............................................................................................................2

PERSIAPAN........................................................................................................2

JENIS-JENIS TRAKSI.........................................................................................3

1. TRAKSI KULIT............................................................................................3

2. TRAKSI SKELETAL....................................................................................6

TRAKSI EKSTERMITAS ATAS..........................................................................9

TRAKSI EKSTERMITAS BAWAH....................................................................10

TRAKSI KHUSUS.............................................................................................18

TRAKSI SERVIKAL.......................................................................................18

KOMPLIKASI DARI TRAKSI.............................................................................21

KESIMPULAN...................................................................................................22

DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................24

ii
KKKKSS BBaagigiaann IILLMMUU BBEEDDAAHH 26 JUMIATIJUMIATI
&& BEDD
BY E
BY
RRSSUU DDrr.. PPiirrngangadidi MM ee dd aa nn
Traksi Dalam Orthopaedi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas Rahmat dan

Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan paper ini pada

waktunya. Paper ini berjudul ” TRAKSI DALAM ORTHOPAEDI”. Paper ini

merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior

di Bagian Ilmu Bedah RSU. Dr. Pirngadi Medan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing Dr. M.

MANAN, Sp.BO, karena berkat bantuan dan bimbingannya penulis dapat

menyelesaikan paper ini dengan sebaik-baiknya dan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada supervisor dan para residen

(PPDS) atas bimbingan pengetahuan dan keterampilan yang penulis dapatkan

selama mengikuti KKS di Bagian Ilmu Bedah RSU. Dr. Pirngadi Medan.

Penulis menyadari paper ini jauh dari kesempurnaan baik dari isi

maupun tata bahasanya. Penulis mengharapkan kritik dan sarannya untuk

perbaikan penulisan paper dimasa yang akan datang. Namun penulis

berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2004

Penulis

KKS Bagian ILMU BEDAHKKS Bagian ILMU BEDAH i JUMIATI &


DEBBYU
JM
A
TI
I & DEBBY27
RSU Dr. Pirngadi MedanRSU Dr. Pirngadi Medan

Anda mungkin juga menyukai