TINJAUAN PUSTAKA
Istilah tindak pidana adalah berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum
pidana Belanda yaitu “stafbaar feit”. Walaupun istilah ini terdapat dalam WvS
Belanda atau Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, tetapi tidak ada penjelasan
resmi tentang apa yang dimaksud dengan tindak pidana tersebut. Karena itu para
ahli hukum berusaha untuk memberikan arti dan isi dari istilah itu.
suatu aturan hukum larangan dengan mana disertai ancaman (sanksi) yang berupa
Tindakan yang melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja ataupun
dapat dihukum.
Simons juga diatur dalam asas hukum pidana Indonesia, yaitu asas legalitas
(principle of legality) atau dalam bahasa latin biasanya dikenal dengan “Nullum
Delictum Noella Poena Sine Praevia Lege Poenali”, maksudnya bahwa “Tidak
ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana jika tidak ditentukan
16
tersebut juga diatur dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP yaitu : “Tiada suatu perbuatan
dapat dipidana, kecuali atas kekuatan peraturan pidana dalam perundang- Pasal
tersebut”19
Tindak Pidana adalah pengertian yuridis, lain halnya dengan istilah perbuatan
jahat atau kejahatan (crime atau verbrechen atau misdaad) yang biasa diartikan
diartikan sebagai perbuatan yang melawan hukum baik secara formal maupun
secara materiil”.
dikenakan pidana, bagi yang melanggar perbuatan tersebut. Jadi perbuatan yang
19
Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada
Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan, Kencana Prenada Media, Jakarta 2006, hlm 20.
20
Ibid
21
Sudarto, 1990, Hukum Pidana I, Semarang : Yayasan Sudarto, Hal. 38
17
berbagai istilah seperti: perbuatan pidana (UU Drt 1951 No. 1), peristiwa pidana
(Konstitusi RIS maupun UUDS 1950) dan dalam ilmu pengetahuan hukum sering
perbuatan yang boleh dihukum, perkara hukuman pidana dan lain sebagainya.
B. Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin; Corrupti atau Corruptus yang
secara harfiah berarti kebusukan, kebejatan, tidak jujur, dapat disuap, tidak
Dari bahasa Latin itulah turun ke banyak bahasa Eropa seperti Inggris:
Dapat dikatakan bahwa dari bahasa Belanda inilah turun ke bahasa Indonesia:
Korupsi.23
Ditinjau dari sudut bahasa kata korupsi bisa berarti kemerosotan dari yang
semua baik, sehat dan benar menjadi penyelewengan, busuk. Kemudian arti kata
korupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia itu,
korupsi untuk perbuatan yang busuk, seperti penggelapan uang, penerimaan uang
korupsi melainkan dipakai istilah resuah yang tentunya berasal dari bahasa Arab
dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan
hak-hak dari pihak lain secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya
untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain,
korupsi adalah perilaku menyimpang dari publik official atau para pegawai dari
norma-norma yang diterima dan dianut oleh masyarakat dengan tujuan untuk
prinsip, dilakukan oleh perorangan di sektor swasta atau pejabat publik, keputusan
24
W.J.S. Poerwodiminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta, Balai Pustaka, 1976)
25
Chaerudin Dkk, Strategi Pencegahan dan penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi.
(Bandung: 2008) hal 2.
26
ibid
19
korupsi, termasuk juga konflik kepentingan dan nepotisme. Dalam hal ini, Alatas
sosiologis sebagai: “Penggunaan yang korup dari kekuasaan yang dialihkan, atau
wewenang yang melekat pada kekuasaan itu atau berdasarkan kemampuan formal,
orang luar atas dalih menggunakan kekuasaan itu dengan sah”.29 Tampaknya H.
yang melampaui batas kewajaran hukum oleh para pejabat atau aparatur negara;
dan pengutamaan kepentingan pribadi atau klien di atas kepentingan publik oleh
Third New International Dictionary yaitu “Ajakan (dari seorang pejabat politik)
Korupsi, yang kemudian sejak tanggal 16 Agustus 1999 digantikan oleh Undang-
undang Nomor 31 Tahun 1999 dan akan mulai berlaku efektif paling lambat 2
tahun kemudian (16 Agustus 2001) dan kemudian dirubah dengan Undang-
undang Nomor 20 Tahun 2001, maka Tindak Pidana Korupsi itu dapat dilihat dari
2(dua) segi, yaitu korupsi Aktif dan Korupsi Pasif. Adapun yang dimaksud
31
Ibid., hlm. 4-7.
32
William Allan Neilson (editor in chief), Webster’s Third New International Dictionary,
Vol I., hlm. 599.
33
Darwan Prints, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung 2002, hal 1-6
21
- Secara melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
- Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
1999).
oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau
dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya (Pasal 5 ayat (1) huruf b
- Pemborong, ahli bangunan yang ada pada waktu membuat bangunan, atau
penjual bahan bangunan yang ada pada waktu menyerahkan bahan bangunan,
atau barang, atau kesalamatan negara dalam keadaan perang (Pasal 7 ayat (1)
2001).
2001).
- Pegawai Negeri atau orang lain selain Pegawi Negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara
23
waktu, dengan sengaja mengelapkan uang atau surat berharga yang disimpan
diambil atau digelapkan oleh orang lain atau membantu dalam melakukan
- Pegawai Negeri atau orang lain selain Pegawi Negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara
2001).
- Pegawai Negeri atau orang lain selain Pegawi Negeri yang ditugaskan
menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara
membuat tidak dapat dipakai barang, akta, surat atau daftar yang digunakan
dipakai barang, akta surat atau daftar tersebut , atau membantu orang lain
perundang-undangan; atau
e. Baik langasung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam
2001).
wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya atau oleh pemberi
hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan itu (Pasal 13
janji karena berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang
20 Tahun 2001).
perbuatan curang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a atau huruf c
- Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara yang menerima hadiah atau janji
padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut
26
akibat atau disebebkan karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu
- Hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga
- Advokat yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut
diduga bahwa hadiah atau janji itu diberikan untuk mempengaruhi nasihat
Tahun 2001).
2001).
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
(2) Dalam hal tindak korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
dimaksud dalam Pasal 209, 210, 387, 415, 416, 417, 418, 419, 420, 423, 425,
sebagai tindak pidana korupsi berlaku ketentuan yang diatur dalam undang-
undang ini.
34
Lihat Undang-undang RI Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi dan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi , (Bandung: Citra Umbara, 2003), hlm. 68-73.
28
tindak pidana korupsi dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana pelaku
digolongkan tindak pidana korupsi, yaitu mulai Pasal 5 sampai dengan Pasal 12.
negeri atau penyelenggara negara, Pasal 6 tentang penyuapan terhadap hakim dan
terpeliharanya harta dari pemindahan hak milik yang menyimpang dari prosedur
hukum, dan dari pemanfaatannya yang tidak sesuai dengan kehendak Allah . Oleh
dan sebagainya adalah untuk memelihara keamanan harta dari pemilikan yang
tidak sah.
risywah (suap), ghulul (korupsi), dan hadiah kepada pejabat, yang intinya satu,
Korupsi menurut hemat penulis dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain
sebagai berikut :
1. Ghulul
apapun namanya yang tidak halal dan tidak semestinya dia terima merupakan
bersabda :
ambil lebih dari upah yang semestinya, maka itu namanya korupsi”.
(H. R. Abu Daud)
padahal ada orang lain yang lebih mampu dan pantas menduduki jabatan
tersebut.
2. Sariqah
tempat yang dilarang mengambil dari tempat tersebut”. Jadi syarat sariqah
dan juga mengambilnya pada tempat yang semestinya. Kalau ada barang
3. Risywah (suap)
diberikan oleh seseorang kepada seorang hakim atau yang bukan hakim agar ia
unsur suap meliputi, pertama yang disuap (al-Murtasyi), kedua, penyuap (al-
Suap dengan segala bentuknya haram hukumnya. Dia antara bentuk suap
termasuk hadiah yang diharamkan bagi seorang pejabat yang meski tidak sedang
terkait perkara atau urusan, telah membiasakan saling memberi hadiah jauh
volume hadiah dari kebiasaan sebelumnya. Seorang pejabat juga haram menerima
hadiah dari seseorang yang jika bukan karena jabatannya, niscaya orang tersebut
dan urusan.
sebelum menjabat35
mengenai korupsi menurut hukum Islam bila dikomparasikan dengan definisi atau
Misalnya :
- Pasal 5 UU Nomor 20 Tahun 2001 point (a) dan (b) sudah tercakup dalam
konsep ghulul.
- Pasal 7 point (a) dan (b) termasuk ghulul, point (c) dan (d) termasuk
sariqah.
- Pasal 11 dan 12 point (a), (b), (c) dan (d) termasuk risywah, point (e) dan
Oleh karena itu, dari berbagai bentuk korupsi yang ada di Indonesia kalau
Pertama, apabila korupsi uang negara dilakukan oleh pejabat yang diberi
amanat mengelola, maka termasuk pengkhianatan dan ghulul. Contohnya bisa kita
35
Bulak: Dar al-Thoba’ah al-Amirah, t.th.), hlm. 224.
33
lihat dalam kasus korupsi dana haji, BLBI, kasus-kasus korupsi anggota
Kedua, apabila korupsi uang negara dilakukan oleh orang yang tidak
diberi amanat mengelola dengan cara mengambil dari tempat simpanan, maka
dikategorikan pencurian dan ghulul. Bentuk seperti ini bisa kita lihat misalnya
pada kasus illegal logging yang telah merugikan uang negara trilliunan rupiah.
hadiah, jasa atau barang lainnya sebagai suap kepada pejabat untuk memperlancar
dari pejabat atau aparatur negara sebagai bentuk pemerasan (extortion), maka
kedua hal tersebut termasuk kategori risywah. Contohnya kasus Artalita yang
menyuap Jaksa.