Anda di halaman 1dari 48

DAMPAK PENAMBANGAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH

Click to edit Master subtitle style

8/26/12

Sifat fisika tanah


1. Tekstur 2. Struktur 3. Konsistensi 4. Bobot tanah 5. Porositas 6. Aerasi Tanah 7. Temperatur Tanah 8. Warna Tanah 9. Kadar Air Tanah
8/26/12

1. TEKSTUR TANAH
Partikel tanah dibagi ke dalam grup atau

kelompok berdasarkan ukuran diameternya, yang disebut separate tanah. tanah dibagi menjadi fraksi pasir (sand) berukuran diameter 2,00-0,20 mm (2.000200 m), debu (silt) berdiameter 0,200,002 mm atau 200-2 m dan liat (clay) berdiameter < 2 m. (dalam persen) fraksi-fraksi pasir, debu dan liat dalam suatu massa tanah. 8/26/12

Berdasarkan ukuran diameternya, fraksi

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif

KELAS TEKSTUR TANAH


No 1 2 3 4 5 Kelas Tekstur Tanah Pasir (Sandy) Pasir berlempung (Loam sandy) Lempung berpasir (sandy loam) Lempung (Loam) Proporsi (%) Tekstur Tanah Pasir Debu Liat >85 <15 <10 70-90 <30 <15 40-87,5 22,5-52,5 45-80 <20 20-45 <47,5 <20 45-62,5 <20 <45 <50 30-50 <30 40-70 <20 10-30 20-37,5 27,5-40

Lempung liat berpasir ((sandy clay loam) 6 Lempung liat berdebu (sandysilt loam) 7 Lempung berliat ((clay loam) 8 Lempung berdebu (Silty loam) 9 Debu (silt) 10 Liat berpasir (sandy clay) 11 Liat berdebu (silty clay) 12 Liat (clay)

15-52,5 27,5-40 50-87,5 <27,5 >80 <12,5 <20 37,5-57,5 40-60 40-60 <40 >40 8/26/12

2. Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-

butir tanah.

Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena butir-butir

pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan lain-lain. mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.

Gumpalan-gumpalan kecil (struktur tanah) ini

Struktur tanah adalah kenampakan bentuk atau

susunan partikel-partikel primer tanah (pasir, debu dan liat secara individu) hingga partikel-partikel sekunder (gabungan partikel primer yang disebut 8/26/12 ped) yang membentuk agregat (bongkahan).

Deskipsi Struktur Tanah di Lapangan


Deskripsi menurut tipe, indikator bentuk

dan susunan ped, yaitu bulat, lempeng, balok dan prisma.

Deskripsi menurut kelas, indikator bentuk

struktur yang terbentuk dari ped-ped penyusunnya, menghasilkan 7 tipe struktur tanah, yaitu granular, remah, lempeng, balok berstruktur, balok bersegi, prisma dan kolumnar. derajat agregasi atau perkembangan struktur, dibagi menjadi tanpa 8/26/12 struktur, lemah, sedang, dan kuat.

Deskripsi menurut gradasi, indikator

8/26/12

3.Konsistensi Tanah
Konsistensi merupakan ketahanan tanah

terhadaptekanan gaya-gaya dari luar, yang merupakan indikator derajat manifestasi kekuatan dan corak gaya-gaya fisik (kohesi dan adhesi) yang bekerja pada tanah sesuai dengan tingkat kejenuhan airnya. tanah kehilangan sifat lekat dan lentur sehingga menjadi gembur dan lunak, dan menjadi leras dan kaku pada saat kering
8/26/12

Penurunan kadar air tanah menyebabkan

Konsistensi Tanah pada 3 Kadar air


1. Konsistensi basah (pada k.a. kapasitas

lapang) untuk menilai (a) derajat kelekatan tanah terhadap benda yang menempelinya (tidak lekat, agak lekat, lekat, sangat lekat), dan (b) derajat kelenturan tanah terhadap perubahan bentuk (non plastis/kaku, agak plastis, plastis, sangat plastis) lapang dan kering udara) untuk melihat derajat kegemburan tanah (lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh, 8/26/12 ekstrim teguh)

2. Konsistensi lembab (k.a. antara kapasitas

BOBOT TANAH

8/26/12

4. Bobot tanah
Bobot tanah merupakan kerapatan tanah per satuan volume Dibagi menjadi:
1. Kerapatan partikel (bobot partikel/BP)

adalah bobot massa partikel padat per satuan volume tanah density/BD) adalah bobot massa tanah dalam kondisi lapang yang dikeringovenkan per satuan volume. Satuan BI gr/cm3
8/26/12

2. Kerapatan massa (Bobot isi/BI/Bulk

5. Porositas Tanah
Porositas adalah proporsi ruang pori total

(ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara. aerasi dan drainase tanah.

Porositas merupakan indikator kondisi

8/26/12

Kelas Porositas Tanah


Berdasarkan diameter porinya, porositas dibagi 3 kelas, yaitu:
1. Makropori, diameter 90 m 2. Mesopori, diameter 90-30 m 3. Mikropori, diamter < 30 m

8/26/12

Kelas porositas berdasarkan pengaruh terhadap air:


1. Pori pengikat, diameter < 0,005 m 2. Pori residual, diameter 0,005-0,1 m 3. Pori penyimpan, diameter 0,1-50 m 4. Pori transmsi, diameter 50-500 m 5. Celah, diameter > 500 m

8/26/12

6. Aerasi Tanah
Aerasi tanah merupakan istilah yang

mengindikasikan kondisi tata udara dalam tanah. dimana udara di dalam tanah digantikan oleh udara dari atmosfer. udara tanah mempunyai komposisi yang sama dengan atmosfer di atasnya. Tanahtanah beraerasi buruk biasanya mengandung persentase CO2 yang lebih banyak dan tentunya persentase O2 yang 8/26/12 lebih sedikit daripada atmosfer di atasnya.

Aerasi tanah merupakan suatu proses

Dalam tanah yang teraerasi dengan baik,

7. Temperatur Tanah
Temperatur tanah adalah istilah untuk

menyatkan intensitas atau level panas yang berfungsi sebagai indikator level atau derajat aktivitas molekuler dalam tanah antara dua sumber panas, yaitu radiasi sinar matahari serta konduksi antar partikel tanah

Temperatur tanah ditentukan oleh interaksi

8/26/12

8. Warna Tanah
Warna tanah lebih banyak digunakan untuk

mendeskripsikan karakter tanah.

Warna tanah mempunyai efek tidak

langsung terhadap temperatur dan kelembaban tanah.


Warna tanah merupakan komposit dari

warna-warna komposisi penyusunnya (besi oksida berwarna merah, coklat karatan atau kuning, besi tereduksi berwarna biruhijau, kuarsa berwarna putih, kelabu, liat berwarna kelabu putih atau merah.
8/26/12

Klasifikasi Warna
Pengklasifikasian warna tanah

menggunakan Sistem Munsell

Menurut sistem ini, warna tanah dibedakan

berdasarkan tiga faktor basal berupa komponen warna yaitu Hue, Value, dan Chroma.
Hue menunjukkan kualitas warna yang

dominan. Warna dibagi menjadi 10 yaitu yellow, yelllow-red, red, red-purple, purple, purple brown, brown, brown gray, dan gray, dengan nilai 2,5;5,0;7,5;10

8/26/12 Value atau brillliant mencerminkan variasi

8/26/12

9. AIR TANAH
Click to edit Master subtitle style

8/26/12

1. Air Berlebihan, umumnya berupa air bebas

Penggolongan air berdasarkan tingkat ketersediaan

pada kelembaban tanah lebih dari kapasitas lapang. Air ini tidak berguna bagi tumbuhan karena berpengaruh buruk, antara lain mengakibatkan buruknya aerasi, pencucian unsur hara kapiler yang ditahan tanah pada kelembaban antara kapasitas lapang dan titik layu permanen.

2. Air Tersedia, sebagian besar berupa air

3. Air Tidak Tersedia, ditahan pada kelembaban

lebih lebih kering dari titik layu. 8/26/12 Air ini

SIFAT KIMIA TANAH


pH Tanah Kapasitas Tukar Kation Kejenuhan Basa Bahan Organik Tanah Unsur hara

8/26/12

1. PH Tanah Tanah masam : tanah dengan pH rendah karena [H+] tinggi. Timbulnya kemasaman tanah di alam, proses ini berlangsung bersamaan dengan proses pembentukan dan penuaan Tanah masam : Kelarutan Al, Mn, Fe tinggi bersifat racun Fosfor kurang tersedia

8/26/12

Bahan organik adalah bahan-bahan yang berasal

2. Bahan Organik Tanah

dari limbah tumbuhan atau hewan atau produk sampingan seperti pupuk kandang, jerami padi yang dikomposkan atau residu tanaman lainnya, bungkil, pupuk hijau dan potongan-potongan tanaman lainnya.
Bahan organik tanah adalah sisa-sisa tanaman

atau hewan yang telah mati yang sebagian/seluruhnya telah didekomposisi oleh MO atau transformasi kimiawi kecuali Batu Bara

8/26/12

3. Kapasitas Tukar Kation (KTK)


KTK adalah sebagai suatu kemampuan koloid tanah menjerap dan mempertukarkan kation. Besarnya KTK tanah dipengaruhi oleh sifat dan ciri tanah itu sendiri antara lain adalah : 1. Reaksi tanah/pH 2. Tekstur tanah jumlah liat 3. Jenis mineral tanah 4. Bahan organik 5. Pengapuran dan pemupukan
25 25 8/26/12

Kation adalah ion yang bermuatan positif Seperti :


- Ca

2+, Mg 2+, Na+, NH4+, H+, Al3+

Di dalam tanah kation-kation tersebut terlarut di dalam air tanah atau terjerap oleh koloid-koloid tanah Banyaknya kation (dalam miliekivalen) yang dapat dijerap oleh tanah per satuan berat tanah (per 100 gr) dinamakan Kapasitas Tukar Kation (KTK). Kation-kation yang telah dijerap oleh koloid tersebut sulit tercuci air gravitasi, tetapi dapat digantikan oleh kation lain yang terdapat dalam larutan tanah, 8/26/12 hal ini yang dinamakan pertukaran kation. Satuan

26 26

4. KEJENUHAN BASA (KB)


Kejenuhan basa menunjukkan

perbandingan antara jumlah kation-kation basa dengan semua kation (kation basa dan kation asam) yang terdapat dalam kompleks jerapan tanah. Jumlah maksimum kation yang dapat dijerap tanah menunjukan besarnya nilai kapasitas tukar kation tanah tersebut.

8/26/12

5. Unsur Hara
Unsur Hara Makro: 1. Karbon (C ) 2. Hidrogen (H) 3. Oksigen (O) 4. Nitrogen (N) 5. Fospor (P) 6. Kalium/Potasium (K) 7. Calsium (Ca) 8. Magnesium (Mg) 9. Sulfur (S)

8/26/12

Unsur Hara Mikro


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Clor (Cl) Boron (B) Cuprum/Tembaga (Cu) Mangan (Mn) Ferum/Besi (Fe) Zinkum/Seng (Zn) Molibdenum (Mo)

8/26/12

Dampak Penambangan
Dampak penambangan terhadap sifat fisik

kimia lahan sangat tergantung kepada jenis bahan yang ditambang dan metode penambangan.

8/26/12

Jenis Usaha Pertambangan


1. Pertambangan mineral

a. Mineral radioaktif b. Mineral logam c. Mineral bukan logam d. Batuan 2. Pertambangan batubara 3. Pertambangan minyak dan 8/26/12 gas

Penambangan tanah. batu dan pasir:

penggalian merusak bentuk muka lahan menjadi bercekung-cekung. Dapat menyebabkan persoalan tata air pada musim hujan. Penambagan batu dan pasir dengan mengeruk kaki bukit akan mengganggu konsitensi tanah dan memacu erosi tanah.
Penambangan pasir besi menghasilkan

tailing berupa pasir kasar.

Penambangan batubara menghasilkan

overburden dan tailing yang dapat menutupi lahan non tambang 8/26/12

Metode Penambangan
1. Underground mining

2. Surface/strip mining a. Area Strip mining b. Conventional Countur Strip Mining c. Open pit mining d. Mountaintop removal 8/26/12 mining

Surface Mining
Tahap Kegiatan 1. Pembersihan dan pembukaan lahan Dampak terhadap Tanah 1. Lahan terbuka menyebabkan laju aliran permukaan dan erosi meningkat 2. Penggunaan alat berat menyebabkan pemadatan tanah, gangguan terhadap aerasi dan drainase tanah. 2. Pembuangan Top Soil 1. Kehilangan bahan organik tanah/humus -> penurunan kesuburan 1. Kehilangan lapisan sub soil 2. Pencampuran batuan dan sub soil 4. Pengambilan bahan mineral
1. 2. 3.

3. Pembuangan Overburden

5. Pengolahan dan pemurnian mineral 1.

Terbentuknya cekungan Logam berat terangkut ke atas Penurunan pH tanah karena air asam tanah 8/26/12 Terbentuknya timbunan

8/26/12

Operasi Pertambangan Batubara Di Kalsel


n ua aj m Ke h ang a Ar mb Ta

k ac g B in Fill

36 36

Daerah Reklamasi

8/26/12

Tailing Timah di P. Bangka

8/26/12

Tailing tambang emas di PT FI Papua

8/26/12

Tailing
Tailing didefinisikan sebagai produk sisa

padat dari penambangan dan proses pencucian/konsentrasi mineral.

Tailing tambang merupakan material

batuan halus di permukaan dimana mineral yang berharga telah diekstrak selama proses konsentrsi (pencucian) (Veith dan Norland, 1992 dalam Richmond, 2000). yang sama dengan batuan asalnya dan kadang-kadang mengandung residu dari 8/26/12 bahan pencampur yang ditambahkan untuk

Tailing biasanya mempunyai mineralisasi

Sifat Fisik Tailing


Sifat fisik tailing bervariasi berdasarkan

mineral yang diproses, bentuk bijih logam asal, dan proses yang digunakan untuk konsentrasi mineral. fraksi pasir, sementara debu dan liat sangat rendah.

Sifat fisik berupa tekstur yang didominasi

Struktur termasuk tidak bersstruktur

(Structureless), Porositas sangat tinggi, konsistensi sangat lemah dan cenderung lepas, aerasi tanah sangat baik, kadar air tanah sangat rendah (daya menahan air 8/26/12 rendah.

Sifat Kimia Tailing


pH tanah sangat masam sampai masam Kandungan bahan organik sangat rendah Kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa

sangat rendah
Kandungan unsur hara makro dan mikro

sangat rendah karena telah mengalami pencucian

Kandungan loam berat cukup tinggi

8/26/12

Tabel Hasil analisis tekstur tailing timah di Semenanjung Malaysia.


Tipe Tailing Pasir2 Pasir2 Pasir1 Slime2 Slime2 Slime1 Campuran2 Campuran1 Lokasi UPM Dengkil Ipoh UPM Dengkil Ipoh UPM Ipoh Distribusi ukuran partikel (%) pasir debu liat 88,4 6,8 4,4 90,2 5,0 4,7 94,2 1,5 1,9 48,1 21,9 30,0 22,9 22,7 54,3 11,8 43,4 44,6 68,3 21,0 10,2 64,8 17,4 16,8 Tekstur Pasir Pasir Pasir Lempung liat berpasir Liat Liat Lempung berpasir Lempung berpasir

Sumber: 1) Samshuddin et al. (1986) dalam Mokhtaruddin dan Sulaiman (1990) 2) Mokhtaruddin dan Sulaiman (1990)
8/26/12

Tabel. Tekstur lahan bekas tambang di beberapa lokasi bekas tambang di Pulau Bangka (Sumber: 1) Santi (2005), 2) Hanura (2005), 3) Nurtjahya (2003)
Lokasi Lahan

Kedangkal VI Distribusi PT Koba Tin Fraksi (%) Kab.Bangka Tengah1)

TB 1.9. PT. Timah Desa Riding Panjang Kabupaten Bangka2)

TB 1.9. PT. Timah Desa Riding Panjang Kabupaten Bangka3) Tailing pasir 94 4 3

Tailing pasir Pasir Debu Liat 90,94 2,00 7,06

Overburden 76,55 10,18 13,27

Tailing pasir 84,00 11,00 5,00

Humic 41,00 45,00 14,00

8/26/12

Tabel 3. Karakteristik kimia tailing di beberapa lokasi lahan bekas penambangan timah di Pulau Bangka (Sumber: 1) Santi (2005), 2) Hanura (2005), 3) Nurtjahya (2003)
Kedangkal VI PT Koba Tin Tengah1) Tailing pasir TB 1.9. PT. Timah Desa Riding Panjang Kabupaten Bangka2) Tailing pasir Humic Tailing TB 1.9. PT. Timah Desa Riding Panjang Kabupaten Bangka3) Tailing pasir

Sifat kimia

Satuan

pH H2O (1:1) C-organik N-total P-Bray I K-dd Na-dd Ca-dd Mg-dd KTK Al-dd H-dd Pb

% % g g-1 C mol (+) kg-1 C mol (+) kg-1 C mol (+) kg-1 C mol (+) kg-1 C mol (+) kg-1 C mol (+) kg-1 C mol (+) kg-1 g g-1 -

4,75 0,27 0,03 8,25 0,32 0,44 0,25 0,06 4,35 0,27 0,11

3,80 7,2 0,5 6,60 0,00 0,02 0,15 0,05 2,27 0,22 0,11 2,88

2,70 25,6 1,7 4,20 0,00 0,21 0,39 0,53 6,99 4,69 4,86 13,90

0,29 0,02 0,01 0,06 0,09 0,05 0,86 -

8/26/12

Sifat fisik dan Kimia Tailing Timah


Parameter Besaran Tekstur Pasir (%) Debu (%) Liat (%) pHH2O (1:1) pHHCI (1:1) C-organik (%) N-total (%) P-Bray I (mg.kg-1) Pb (mg.kg-1) K-dd (Cmol (+) kg-1) Na (Cmol (+) kg-1) Ca (Cmol (+) kg-1) Mg (Cmol (+) kg-1) KTK (Cmol (+) kg-1) Al-dd (Cmol (+) kg-1) H-dd (Cmol (+) kg-1) Kejenuhan basa (%) 92 2 6 4,64 3,84 0,29 0,03 0,75 12,90 0,06 0,65 0,20 0,15 6,61 0,52 0,07 16,04 Tekstur: pasir (sand) Tailing Pasir Kriteria*)

masam sangat masam sangat rendah sangat rendah sangat rendah sangat rendah sedang sangat rendah sangat rendah rendah sangat rendah

Sumber: Inonu (2009)

8/26/12

Sifat kimia tailing tambang emas PT Freport Indonesia

8/26/12

Sifat Kimia Tailing Tambang Nikel

8/26/12

Bersambung .

8/26/12

Anda mungkin juga menyukai