Kuliah 3. Dampak THP Sifat Fisik Dan Kimia Tanah
Kuliah 3. Dampak THP Sifat Fisik Dan Kimia Tanah
8/26/12
1. TEKSTUR TANAH
Partikel tanah dibagi ke dalam grup atau
kelompok berdasarkan ukuran diameternya, yang disebut separate tanah. tanah dibagi menjadi fraksi pasir (sand) berukuran diameter 2,00-0,20 mm (2.000200 m), debu (silt) berdiameter 0,200,002 mm atau 200-2 m dan liat (clay) berdiameter < 2 m. (dalam persen) fraksi-fraksi pasir, debu dan liat dalam suatu massa tanah. 8/26/12
Lempung liat berpasir ((sandy clay loam) 6 Lempung liat berdebu (sandysilt loam) 7 Lempung berliat ((clay loam) 8 Lempung berdebu (Silty loam) 9 Debu (silt) 10 Liat berpasir (sandy clay) 11 Liat berdebu (silty clay) 12 Liat (clay)
15-52,5 27,5-40 50-87,5 <27,5 >80 <12,5 <20 37,5-57,5 40-60 40-60 <40 >40 8/26/12
2. Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-
butir tanah.
pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan lain-lain. mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.
susunan partikel-partikel primer tanah (pasir, debu dan liat secara individu) hingga partikel-partikel sekunder (gabungan partikel primer yang disebut 8/26/12 ped) yang membentuk agregat (bongkahan).
struktur yang terbentuk dari ped-ped penyusunnya, menghasilkan 7 tipe struktur tanah, yaitu granular, remah, lempeng, balok berstruktur, balok bersegi, prisma dan kolumnar. derajat agregasi atau perkembangan struktur, dibagi menjadi tanpa 8/26/12 struktur, lemah, sedang, dan kuat.
8/26/12
3.Konsistensi Tanah
Konsistensi merupakan ketahanan tanah
terhadaptekanan gaya-gaya dari luar, yang merupakan indikator derajat manifestasi kekuatan dan corak gaya-gaya fisik (kohesi dan adhesi) yang bekerja pada tanah sesuai dengan tingkat kejenuhan airnya. tanah kehilangan sifat lekat dan lentur sehingga menjadi gembur dan lunak, dan menjadi leras dan kaku pada saat kering
8/26/12
lapang) untuk menilai (a) derajat kelekatan tanah terhadap benda yang menempelinya (tidak lekat, agak lekat, lekat, sangat lekat), dan (b) derajat kelenturan tanah terhadap perubahan bentuk (non plastis/kaku, agak plastis, plastis, sangat plastis) lapang dan kering udara) untuk melihat derajat kegemburan tanah (lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh, 8/26/12 ekstrim teguh)
BOBOT TANAH
8/26/12
4. Bobot tanah
Bobot tanah merupakan kerapatan tanah per satuan volume Dibagi menjadi:
1. Kerapatan partikel (bobot partikel/BP)
adalah bobot massa partikel padat per satuan volume tanah density/BD) adalah bobot massa tanah dalam kondisi lapang yang dikeringovenkan per satuan volume. Satuan BI gr/cm3
8/26/12
5. Porositas Tanah
Porositas adalah proporsi ruang pori total
(ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara. aerasi dan drainase tanah.
8/26/12
8/26/12
8/26/12
6. Aerasi Tanah
Aerasi tanah merupakan istilah yang
mengindikasikan kondisi tata udara dalam tanah. dimana udara di dalam tanah digantikan oleh udara dari atmosfer. udara tanah mempunyai komposisi yang sama dengan atmosfer di atasnya. Tanahtanah beraerasi buruk biasanya mengandung persentase CO2 yang lebih banyak dan tentunya persentase O2 yang 8/26/12 lebih sedikit daripada atmosfer di atasnya.
7. Temperatur Tanah
Temperatur tanah adalah istilah untuk
menyatkan intensitas atau level panas yang berfungsi sebagai indikator level atau derajat aktivitas molekuler dalam tanah antara dua sumber panas, yaitu radiasi sinar matahari serta konduksi antar partikel tanah
8/26/12
8. Warna Tanah
Warna tanah lebih banyak digunakan untuk
warna-warna komposisi penyusunnya (besi oksida berwarna merah, coklat karatan atau kuning, besi tereduksi berwarna biruhijau, kuarsa berwarna putih, kelabu, liat berwarna kelabu putih atau merah.
8/26/12
Klasifikasi Warna
Pengklasifikasian warna tanah
berdasarkan tiga faktor basal berupa komponen warna yaitu Hue, Value, dan Chroma.
Hue menunjukkan kualitas warna yang
dominan. Warna dibagi menjadi 10 yaitu yellow, yelllow-red, red, red-purple, purple, purple brown, brown, brown gray, dan gray, dengan nilai 2,5;5,0;7,5;10
8/26/12
9. AIR TANAH
Click to edit Master subtitle style
8/26/12
pada kelembaban tanah lebih dari kapasitas lapang. Air ini tidak berguna bagi tumbuhan karena berpengaruh buruk, antara lain mengakibatkan buruknya aerasi, pencucian unsur hara kapiler yang ditahan tanah pada kelembaban antara kapasitas lapang dan titik layu permanen.
8/26/12
1. PH Tanah Tanah masam : tanah dengan pH rendah karena [H+] tinggi. Timbulnya kemasaman tanah di alam, proses ini berlangsung bersamaan dengan proses pembentukan dan penuaan Tanah masam : Kelarutan Al, Mn, Fe tinggi bersifat racun Fosfor kurang tersedia
8/26/12
dari limbah tumbuhan atau hewan atau produk sampingan seperti pupuk kandang, jerami padi yang dikomposkan atau residu tanaman lainnya, bungkil, pupuk hijau dan potongan-potongan tanaman lainnya.
Bahan organik tanah adalah sisa-sisa tanaman
atau hewan yang telah mati yang sebagian/seluruhnya telah didekomposisi oleh MO atau transformasi kimiawi kecuali Batu Bara
8/26/12
Di dalam tanah kation-kation tersebut terlarut di dalam air tanah atau terjerap oleh koloid-koloid tanah Banyaknya kation (dalam miliekivalen) yang dapat dijerap oleh tanah per satuan berat tanah (per 100 gr) dinamakan Kapasitas Tukar Kation (KTK). Kation-kation yang telah dijerap oleh koloid tersebut sulit tercuci air gravitasi, tetapi dapat digantikan oleh kation lain yang terdapat dalam larutan tanah, 8/26/12 hal ini yang dinamakan pertukaran kation. Satuan
26 26
perbandingan antara jumlah kation-kation basa dengan semua kation (kation basa dan kation asam) yang terdapat dalam kompleks jerapan tanah. Jumlah maksimum kation yang dapat dijerap tanah menunjukan besarnya nilai kapasitas tukar kation tanah tersebut.
8/26/12
5. Unsur Hara
Unsur Hara Makro: 1. Karbon (C ) 2. Hidrogen (H) 3. Oksigen (O) 4. Nitrogen (N) 5. Fospor (P) 6. Kalium/Potasium (K) 7. Calsium (Ca) 8. Magnesium (Mg) 9. Sulfur (S)
8/26/12
8/26/12
Dampak Penambangan
Dampak penambangan terhadap sifat fisik
kimia lahan sangat tergantung kepada jenis bahan yang ditambang dan metode penambangan.
8/26/12
a. Mineral radioaktif b. Mineral logam c. Mineral bukan logam d. Batuan 2. Pertambangan batubara 3. Pertambangan minyak dan 8/26/12 gas
penggalian merusak bentuk muka lahan menjadi bercekung-cekung. Dapat menyebabkan persoalan tata air pada musim hujan. Penambagan batu dan pasir dengan mengeruk kaki bukit akan mengganggu konsitensi tanah dan memacu erosi tanah.
Penambangan pasir besi menghasilkan
overburden dan tailing yang dapat menutupi lahan non tambang 8/26/12
Metode Penambangan
1. Underground mining
2. Surface/strip mining a. Area Strip mining b. Conventional Countur Strip Mining c. Open pit mining d. Mountaintop removal 8/26/12 mining
Surface Mining
Tahap Kegiatan 1. Pembersihan dan pembukaan lahan Dampak terhadap Tanah 1. Lahan terbuka menyebabkan laju aliran permukaan dan erosi meningkat 2. Penggunaan alat berat menyebabkan pemadatan tanah, gangguan terhadap aerasi dan drainase tanah. 2. Pembuangan Top Soil 1. Kehilangan bahan organik tanah/humus -> penurunan kesuburan 1. Kehilangan lapisan sub soil 2. Pencampuran batuan dan sub soil 4. Pengambilan bahan mineral
1. 2. 3.
3. Pembuangan Overburden
Terbentuknya cekungan Logam berat terangkut ke atas Penurunan pH tanah karena air asam tanah 8/26/12 Terbentuknya timbunan
8/26/12
k ac g B in Fill
36 36
Daerah Reklamasi
8/26/12
8/26/12
8/26/12
Tailing
Tailing didefinisikan sebagai produk sisa
batuan halus di permukaan dimana mineral yang berharga telah diekstrak selama proses konsentrsi (pencucian) (Veith dan Norland, 1992 dalam Richmond, 2000). yang sama dengan batuan asalnya dan kadang-kadang mengandung residu dari 8/26/12 bahan pencampur yang ditambahkan untuk
mineral yang diproses, bentuk bijih logam asal, dan proses yang digunakan untuk konsentrasi mineral. fraksi pasir, sementara debu dan liat sangat rendah.
(Structureless), Porositas sangat tinggi, konsistensi sangat lemah dan cenderung lepas, aerasi tanah sangat baik, kadar air tanah sangat rendah (daya menahan air 8/26/12 rendah.
sangat rendah
Kandungan unsur hara makro dan mikro
8/26/12
Sumber: 1) Samshuddin et al. (1986) dalam Mokhtaruddin dan Sulaiman (1990) 2) Mokhtaruddin dan Sulaiman (1990)
8/26/12
Tabel. Tekstur lahan bekas tambang di beberapa lokasi bekas tambang di Pulau Bangka (Sumber: 1) Santi (2005), 2) Hanura (2005), 3) Nurtjahya (2003)
Lokasi Lahan
TB 1.9. PT. Timah Desa Riding Panjang Kabupaten Bangka3) Tailing pasir 94 4 3
8/26/12
Tabel 3. Karakteristik kimia tailing di beberapa lokasi lahan bekas penambangan timah di Pulau Bangka (Sumber: 1) Santi (2005), 2) Hanura (2005), 3) Nurtjahya (2003)
Kedangkal VI PT Koba Tin Tengah1) Tailing pasir TB 1.9. PT. Timah Desa Riding Panjang Kabupaten Bangka2) Tailing pasir Humic Tailing TB 1.9. PT. Timah Desa Riding Panjang Kabupaten Bangka3) Tailing pasir
Sifat kimia
Satuan
pH H2O (1:1) C-organik N-total P-Bray I K-dd Na-dd Ca-dd Mg-dd KTK Al-dd H-dd Pb
% % g g-1 C mol (+) kg-1 C mol (+) kg-1 C mol (+) kg-1 C mol (+) kg-1 C mol (+) kg-1 C mol (+) kg-1 C mol (+) kg-1 g g-1 -
4,75 0,27 0,03 8,25 0,32 0,44 0,25 0,06 4,35 0,27 0,11
3,80 7,2 0,5 6,60 0,00 0,02 0,15 0,05 2,27 0,22 0,11 2,88
2,70 25,6 1,7 4,20 0,00 0,21 0,39 0,53 6,99 4,69 4,86 13,90
8/26/12
masam sangat masam sangat rendah sangat rendah sangat rendah sangat rendah sedang sangat rendah sangat rendah rendah sangat rendah
8/26/12
8/26/12
8/26/12
Bersambung .
8/26/12