Anda di halaman 1dari 3

MUSIBAH GEMPA, UJIAN UNTUK SIAPA?

Elviandri, S.HI., M.Hum (Dosen Universitas Muhammadiyah Riau)

"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhmahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." [QS Al-Hadid:22] Pernah merasakan mati listrik bergiliran? Kemarin desa sebelah, besok kota tetangga, lusa mungkin giliran kampung kita. Yang mengatur sudah barang tentu adalah P-L-N. Namun bencana alam, siapa yang mengatur? Gempa besar berkekuatan 7,6 SR kembali mengguncang Nusantara. Sumatera Barat rusak berat disebabkan gempa yang berpusat (episentrum) di 50 KM barat utara dari kota Padang. Setelah sehari sebelumnya gempa dan tsunami menimpa Samoa pada pukul 06:48 pagi waktu setempat. Dan tentu saja masih ada di ingatan kita beberapa waktu lalu di bulan Ramadhan gempa besar juga terjadi di Jawa Barat. Kalau kita mau lebih jauh melihat kebelakang lagi, trauma gempa di Yogyakarta dan Tsunami di Aceh masih lah membekas di hati kita. Sungguh betapa amat berat ujian yang mereka alami, saudara-saudara kita di Sumatera Barat, Jawa Barat, Yogyakarta, Aceh. Tapi, benarkah ujian berat tersebut untuk mereka saja? Bisa jadi kita yang justru tidak lulus ujian ini. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW pernah bersabda, Kalangan syuhada itu ada lima; orang yg mati karena wabah kolera, karena sakit perut, tenggelam, tertimpa reruntuhan bangunan dan syahid berperang di jalan Allah (HR Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi dan Ahmad) Sesungguhnya ujian seperti ini adalah bagi kita semua, bukan hanya untuk mereka yang mengalami langsung musibah tersebut. Termasuk saya, sahabat saya, saudara saya dan anda yang sedang membaca tulisan ini. Sejauh mana (bagaimana) kemudian kita menyikapi ujian ini. Apakah kita juga ikut merasakan penderitaan saudara saudara kita? lalu langsung bergerak membantu dengan segala upaya yang ada, misalnya dana, bantuan makanan, pakaian, tenaga, doa. Sebagaimana mulut yang mengaduh kesakitan ketika tangan terjepit pintu. Merasa satu tubuh. Barangsiapa tidak peduli dengan penderitaan orang beriman maka tidak termasuk golongan orang beriman. Semoga kita buka termasuk orang yang tak peduli atau menganggap biasa saja musibah tersebut. "Ah, gempa di Indonesia, biasa itu." Na'udzubillah mindzalik, besok mungkin giliran kita. Lalu, cukupkah ungkapan syukur kita kepada Sang Pemberi Rezeki? Kita bisa hidup menjalani hari dengan tenang, anggota keluarga kenyang, dapat tidur berselimut nyaman. Bahkan hari ini, anda bisa buka facebook untuk senang-senang. Semua itu perlu untuk disyukuri. Barangkali kita, yang

sekarang duduk manis di depan komputer, yang alhamdulillah tidak mengalami bencana alam, lebih banyak tidak lulus dibanding saudara-saudara kita yang tertimpa bencana. Selagi nafas masih bisa dihirup, mata masih bisa memandang, mulut masih bisa berucap, tenggorokan masih bisa menelan, telinga masih bisa mendengar, kaki masih bisa berjalan, mari kita syukuri segala yang kita peroleh, berbuat sekarang juga untuk saudara kita. Rasulullah SAW. bersabda: "Siapa yang meringankan beban penderitaan seorang mukmin di dunia pasti Allah akan meringankan beban penderitaannya di akhirat kelak. Siapa yang memudahkan orang dalam keadaan susah pasti Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutupi aib seseorang muslim pasti Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan akhirat. Dan Allah akan selalu menolong hambaNya jika hamba tersebut menolong saudaranya." (HR. Muslim) Sebuah Renungan Diceritakan oleh Abu Huraerah ra., Bersabda Rasulullah SAW, : 1) Dimana sudah terjadi uang pajak negara merupakan harta yang berjatuhan berhamburan (barangkali maksudnya: siapa saja yang memungutnya, dialah yang memakannya), 2) Dimana amanat sudah merupakan harta ghanimah (barangkali maksudnya, siapa saja yang menerima amanat untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, namun dia sendirilah yang memakannya), 3) Dimana pembayaran zakat seperti yang harus dilakukan dengan sitaan (mungkin, karena sulitnya, para hartawan tidak mengerti kewajibannya), 4) Dimana orang sangat giat menuntut ilmu bukan untuk kepentingan agama, 5) Dimana suami sudah tunduk dikomando oleh istrinya, 6) Dimana sudah terjadi orang lebih dekat dan akrab dengan kawan-kawannya tetapi tidak terhadap ibunya dan bapaknya, 7) Dimana sudah terjadi tiada kekhidmatan di dalam mesjid, 8) Dimana sudah terjadi yang diangkat sebagai pemimpin kabilah (golongan/bangsa) , sesungguhnya adalah orang-orang fasik di golongan mereka (mungkin maksudnya, tidak loyal kepada golongan/masyarakat /bangsanya), 9) Dimana sudah terjadi orang-orang yang diangkat menjadi pemimpin kaum (bangsa) yang imannya lemah, 10)Dimana sudah terjadi seseorang dihormat oleh orang banyak hanya karena takut akan kejahatannya, 11) Dimana sudah terjadi para ahli seni suara (biduanbiduanita), sangat ditonjolkan dan dimuliakan, 12) Dimana sudah terjadi bidang-bidang hiburan sangat diutamakan, 13) Dimana sudah terjadi minuman keras dilazimkan, 14) Dimana sudah terjadi segala kesalahan dan kegagalan dilemparkan dan ditimpakan kepada generasi yang mendahuluinya, 15 ) Dimana itu semua sudah terjadi, maka tunggulah : a) Akan datang kepadamu angin merah (mungkin;taufan, kebakaran, penyakit, hama tanaman atau peperangan), b) AKAN BANYAK GEMPA, c) AKAN TERJADI BANYAK TANAH LONGSOR, c) Akan banyak hal-hal yang akan merubah roman muka manusia lebih buruk dari semula, d) Akan banyak hujan batu (mungkin karena gunung meletus atau bom karena perang), e) Dan akan terus diikuti berturut-turut

dengan hal-hal lainnya, bagaikan kalung mutiara yang putus talinya (HR. Tirmidzi Dalam Kitab Duratun-Nashihin : 158) Kembali pada Allah Sebab Terlepas dari Musibah Oleh karena itu, wajib bagi setiap kaum muslimin yang telah dibebani syariat dan kaum muslimin lainnya, agar bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla, konsisten di atas agama, serta menjauhi larangan Allah yaitu kesyirikan dan maksiat. Sehingga dengan demikian, mereka akan selamat dari seluruh bahaya di dunia maupun di akhirat. Allah pun akan menghindarkan dari mereka berbagai adzab, dan menganugrahkan kepada mereka berbagai kebaikan. Perhatikan firman Allah Subhanahu wa Taala. Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-Araaf: 96) Allah Taala pun mengatakan tentang Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani), Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Al-Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Rabb-nya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. (QS. Al-Maidah: 66) Allah Taala berfirman, Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (QS. Al-Araaf : 97-99)

Anda mungkin juga menyukai