Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Selain itu, pendidikan ialah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anakanak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Dewasa ini masalah pendidikan merupakan salah satu masalah yang menjadi sorotan dari berbagai pihak baik dari masyarakat, Departemen Pendidikan maupun Departemen lainnya. Perhatian tersebut sudah selayaknya, karena sektor pendidikan merupakan sektor yang paling dominan dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, yang merupakan obyek sekaligus subyek dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting dalam pembangunan maka tidak salah jika pemerintah mengusahakan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik dari tingkat yang paling rendah maupun sampai ke tingkat perguruan tinggi. Kita semua mengetahui bahwa proses belajar mengajar merupakan kegiatan sosial, dalam dunia pendidikan saat ini kita dihadapkan pada masalah yang lebih kompleks di mana sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menghadapi tantangan zaman yang akan dapat bertahan. Pada kenyataannya semua bidang keilmuan maupun sektor kehidupan kita selalu dihadapkan pada

masalah yang memerlukan pemikiran dan tindakan sebagai pemecahannya. Dan guru memegang peranan penting dalam upaya memecahkan permasalahan yang dihadapi pendidikan tersebut. Guru adalah salah satu komponen pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang langsung berhubungan dengan siswa baik objek belajar maupun subjek belajar. Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2010:2). Belajar membawa perubahan bagi mereka yang melakukan belajar tersebut. Perubahan tingkah laku bukan hanya menyangkut pengetahuan saja akan tetapi lebih dari pada itu yaitu perubahan kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, dan lain-lain yang berhubungan dengan pribadi seseorang. Pada prakteknya pelaksanaan belajar tidak selalu lancar dan berhasil dengan baik. Terkadang dalam proses belajar yang tidak lancar itu diakibatkan karena adanya hambatan atau kesulitan siswa dalam belajar. Secara umum kesulitan belajar yang dihadapi siswa bukan hanya pada mata pelajaran yang bersifat alamiah saja akan tetapi lebih dari pada itu. Mata pelajaran yang bersifat sosial pun terkadang mendatangkan kesulitan bagi siswa, apalagi apa yang dipelajari tersebut bersifat abstrak atau belum pernah dialami langsung oleh siswa tersebut seperti mata pelajaran ekonomi khususnya pada pokok bahasan akuntansi. Berdasarkan pengamatan penulis. Pada prakteknya, di SMA Nusantara Kota Jambi mata pelajaran ekonomi dibagi menjadi 2 pembahasan yaitu 1) pembahasan mengenai permasalahan ekonomi dan 2) pembahasan mengenai

permasalahan akuntasi. Pembahasan ekonomi dibahas pada semester I untuk kelas XI dan semester II untuk kelas XII sementara itu pada pembahasan akuntansi dibahas pada semester II untuk kelas XI dan semester I untuk kelas XII. Dalam kegiatan pembelajaran kedua pembahasan tersebut diajarkan oleh seorang guru yang mempunyai latar pendidikan Strata I (S1) Pendidikan Ekonomi. Berbeda dengan apa yang dibahas dalam pembahasan ekonomi, pembahasan akuntansi dirasakan lebih sulit oleh siswa. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya hasil belajar siswa pada saat belajar akuntansi (Tabel 1). Menurut Simamora (2002:8) Akuntansi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang proses pengukuran aktivitas ekonomi dalam satuan uang dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. Senada dengan pendapat tersebut, American Accounting Association (AAA) (dalam Handoko dkk, 2005:3) juga merumuskan bahwa akuntansi adalah proses

mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi dalam sebuah perusahaan sehingga dimungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan bagi mereka yang menggunakan informasi. Selain itu, American Institute of Certifiet Publik Accountang (AICPA) mengemukakan bahwa akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokkan, dan pengikhtisaran menurut cara yag berarti dan dinyatakan dalam nilai uang. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang proses pencatatan, dan pengidentifikasian, setelah itu pengelompokkan, pelaporan mengukur, dan

pengikhtisaran,

dilakukan

informasi

mengkomunikasikannya kepada pihak yang berkepentingan.

Dalam kehidupan sehari-hari penerapan akuntansi memiliki peranan yang sangat penting. Tidak hanya digunakan untuk kepentingan bisnis. Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari pun memerlukan akuntansi sebagai dasar perhitungan yang efektif. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran akuntansi tersebut diperlukan pemahaman yang cukup pula dari peserta didik. Pada proses pembelajaran, akuntansi sarat akan hitungan. Sementara apa yang dihitung itu sendiri merupakan sesuatu yang abstrak dan dalam jumlah yang besar. Sehingga apa yang telah dijelaskan oleh guru sulit dipahami oleh siswa. Hasil pengamatan penulis pada saat Praktek Kerja Lapangan sejak tanggal 1 April sampai dengan 30 Mei 2011 menunjukkan bahwa masih sulitnya siswa dalam menganalisis transaksi akuntansi yang ditunjukkan dengan hasil belajar yang dicapai masih dibawah rata-rata, lambatnya dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan terkadang siswa acuh tak acuh terhadap tugas yang diberikan sehingga dalam proses penyusunan ayat jurnal penyesuaian dan kertas kerja masih banyak mengalami kesalahan, dan berpengaruh pada hasil belajar yang dicapai. Tabel 1. Rata-rata hasil belajar siswa kelas XI IS SMA Nusantara Kota Jambi JUMLAH NILAI RATANO KELAS KKM SISWA RATA XI IS I 37 siswa 66,74 70,00 1 2 XI IS 2 35 siswa 66,64 70,00
Sumber: Data dari guru mata pelajaran ekonomi SMA Nusantara TA 2010/2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa masih rendahnya hasil belajar akuntansi siswa yang dibuktikan dengan rendahnya nilai rata-rata siswa dibandingkan dengan Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 70,00. Kelas XI IS I dengan jumlah 37 siswa memperoleh nilai rata-rata 66,74 sementara

itu kelas XI IS 2 memperoleh nilai rata-rata 66,64. Hal ini dapat disebabkan karena adanya gangguan atau kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Salah satu kesulitan yang banyak ditemui oleh siswa yaitu pada saat menganalisis transaksi akuntansi khususnya pada materi Ayat Jurnal Penyesuaian. Sejalan dengan itu, hasil wawancara dengan Sabrina dan Yudi (siswa SMA Nusantara) pada tanggal 21 September 2011 mengatakan bahwa pokok bahasan akuntansi merupakan pokok bahasan yang sangat sulit untuk di pahami karena dalam pembelajaran tersebut terdapat unsur perhitungan yang abstrak dan tidak memiliki rumus seperti halnya pelajaran yang menggunakan perhitungan lainnya. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui apa penyebab kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran akuntansi yaitu dengan judul Penyebab Kesulitan Siswa dalam Menganalisis Transaksi Akuntansi dan Hubungannya dengan Hasil Belajar Akuntansi (Studi pada Materi Ayat Jurnal Penyesuaian Di SMA Nusantara Kota Jambi).

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor apakah yang paling dominan menyebabkan kesulitan siswa dalam


menganalisis transaksi akuntansi pada materi ayat jurnal penyesuaian di SMA Nusantara Kota Jambi?

2. Apakah terdapat hubungan antara kesulitan siswa dalam menganalisis


transaksi akuntansi dengan hasil belajar akuntansi siswa di SMA Nusantara Kota Jambi?

3. Apa alternative yang dapat diambil dalam mengatasi kesulitan siswa dalam
menganalisis transaksi akuntansi dengan hasil belajar akuntansi siswa di SMA Nusantara Kota Jambi?

1.3 Pembatasan Masalah Agar permasalahan menjadi fokus, terarah, dan tidak salah penafsiran maka penulis membatasi masalah yaitu: 1) Yang menjadi subjek penelitian ini adalah suluruh siswa kelas XII IS di SMA Negeri Nusantara. 2) Menganalisis transaksi akuntansi pada pokok bahasan ayat jurnal penyesuaian. 3) Faktor penyebab yang diteliti yaitu faktor Internal dan faktor eksternal siswa

1.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ha: Terdapat hubungan yang positif antara kesulitan siswa dalam menganalisis transaksi akuntansi dengan hasil belajar akuntansi siswa SMA Nusantara Kota Jambi.

Ho: Tidak terdapat hubungan antara kesulitan siswa dalam menganalisis transaksi akuntansi dengan hasil belajar akuntansi siswa SMA Nusantara Kota Jambi.

1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka tujuan penelitian adalah untuk: 1. Mengetahui faktor apa yang menyebabkan kesulitan siswa dalam menganalisis transakasi akuntansi pada pokok bahasan Ayat jurnal penyesuaian 2. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara faktor kesulitan siswa dengan hasil belajar akuntansi siswa di SMA Nusantara Kota Jambi.

1.6 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan dan menambah khasanah kajian pustaka khususnya tentang mengenai faktor- faktor penyebab kesulitan menganalisis bagi siswa pada mata pelajaran ekonomi pokok bahasan ayat jurnal penyesuaian. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi guru mata pelajaran ekonomi dalam upaya meningkatkan kemampuan menganalisis di bidang akuntansi.

1.7 Definisi Operasional 1) Kesulitan siswa dalam Menganalisis transaksi akuntansi merupakan kondisi di mana siswa tidak dapat belajar akibat adanya gangguangangguan yang dialami siswa yang berasal dari dalam diri siswa yaitu kondisi fisiologis siswa dan dari luar diri siswa yang meliputi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat dan ditandai dengan menurunnya hasil belajar dan/atau kurang mampunya siswa dalam memahami pelajaran yang telah diberikan oleh guru dalam mata pelajaran ekonomi pada materi ayat jurnal penyesuaian. 2) Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk angka.

Anda mungkin juga menyukai