Anda di halaman 1dari 40

HITUNG INTEGRAL

I.1. PENGERTIAN INTEGRAL



Integral merupakan operasi kebalikan (invers) dari defferensial, yakni menentukan F(x) jika
F(x)=f(x) diketahui.
Misalnya jika F(x)=2x, maka cara menentukan F(x) dapat dilihat dari tabel berikut :

Pendifferensialan
F(x)

F(x) = f(x)
Pengintegralan
x
2
2x
x
2
+ 1 2x
x
2
- 4 2x
x
2
- S2 2x
x
2
+ 1uS 2x
x
2
+ C 2x

Dari masing-masing fungsi F(x) hanya berbeda pada suku konstantanya saja. Oleh sebab itu fungsi
umu pengintegralan dari F(x) = f(x) = 2x dapat dinyatakan dengan :

F(x) = x
2
+ C
Dalam hal ini C adalah konstanta sembarang

Secara umum dapat dinyatakan bahwa :




Notasi Integral
](x)Jx

] adalah lambing integral yang pertama kali ditemukan oleh Leibniz
Sedangkan f(x) disebut fungsi integran.

I.2. INTEGRAL TAK TENTU

Pengintegralan dari fungsi f(x) yang dilambangkan dengan ](x)Jx disebut sebagai integral tak
tentu dari f(x). Bentuk umumnya :
_(x)Jx = F(x) + C
Perumusan dasar integral tak tentu

_x
n
Jx =
1
n +1
x
n+1
+ C

Korcno F(x) =
1
n+1
x
n+1
, moko F(x) = x
n
= (x) ; untuk n = 1


Khusus untuk F'(x) = x
n
uengan nilai n = 1, maka nilai F(x) aualah
Jika F(x) adalah fungsi umum yang bersifat F(x) = f(x), maka F(x)
disebut sebagai integral dari f(x)
_x
n
Jx = _x
-1
Jx = ln x , untuk x > u

Catatan : ln x dibaca logaritma natural x, yaitu logaritma yang bilangan pokoknya e.
Jadi ln x =
c
log x

Contoh soal :


1. ]
1
x
3
Jx ]x
-3
Jx =
1
-3+1
x
-3+1
+ C

=
1
-2
x
-2
+ C =
1
-2x
2
+ C

= -
1
2x
2
+ C

2. ] x
3
4
Jx ]x
3
4
,
Jx =
1
3
4
, +1
x
3
4
, +1
+ C
=
1
7
4
,
x
7
4
,
+ C =
4
7
x
7
4
,
+ C
=
4
7
x x
3
4
+ C

3. ]
1
x
2
3
Jx ]x
-2
3
,
Jx =
1
-2
3
, +1
x
-2
3
, +1
+ C

=
1
1
3
,
x
1
3
,
+ C = Sx
1
3
,
+ C

= S

x
3
+ C



4. ][

x -
1
x

2
Jx ][x -2 +
1
x
Jx
=
1
2
x
2
-2x +ln x +C , dengan x > 0





Menentukan F(x), jika F(x) dan F(a) diketahui

Jika F(x) dan F(x) untuk x = a diketahui, maka nilai konstanta C pada perumusan integral tak tentu
akan mempunyai nilai tertentu. Sehingga akan diperoleh sebuah fungsi F(x) unik (tunggal)
Nilai x = a dinamakan sebagai nilai awal atau nilai batas dari F(x).

Contoh soal :

5. Jika diketahui F(x) = 2x + 5 dan F(2) = 11 , tentukanlah F(x)

F(x) = ]F
i
(x) Jx
= ]
(2x +S) Jx
F(x) = x
2
+ Sx +C

Nilai C ditentukan dari F(2) = 16
F(2) = (2)
2
+ S(2) +C = 11 >> C = -S

Sehingga diperoleh : F(x) = x
2
+ 5x -3


6. ikctobui F
i
(x) = Sx
2
-4x +4.
untuk x = 2 ungsi F bcrniloi 1S. Icntukonlob niloi ungsi F(x)

F(x) = _F
i
(x) Jx
= ](Sx
2
-4x +4) Jx
F(x) = x
3
- 2x
2
+4x +C

Untuk x = 2 fungsi F(x) berniai 13, ini berarti F(2) = 13
F(2) = (2)
3
- 2(2)
2
+4(2) +C = 1S >> C = S

Sehingga diperoleh : F(x) = x
3
- 2x
2
+4x +5


7. ikctobui F
ii
(x) = 12x +2
[iko F
i
(2) = 2u Jon F(1) = 4 , Icntukonlob F(x)

F
i
(x) = ]F''(x)Jx
= ](12x +2) Jx
F
i
(x) = 6x
2
+ 2x +C
1


F
i
(2) = 6(2)
2
+ 2(2) +C
1
= 2u >> C
1
= -8

Hoko F
i
(x) = 6x
2
+ 2x -8


Menentukan F(x)

F(x) = ]F
i
(x) Jx
= ]
(6x
2
+ 2x -8) Jx
F(x) = 2x
3
+ x
2
-8x + C
2


F(1) = 2(1)
3
+ (1)
2
-8(1) + C
2
= 4 >> C
2
= 9


Sehingga diperoleh : F(x) = 2x
3
+ x
2
-8x +9


Penerapan Pengintegralan Taktentu

Jika diketahui suatu grafik fungsi dengan persamaan y = f(x) maka gradian garis singgung
sembarang titik P(x.y) pada grafik fungsi tersebut dapat ditentukan dengan rumus :

m =
d
dx
= F
i
(x)
Sebaliknya, apabila gradient garis singgung sebuah titik P(x,y) pada grafik fungsi
diketahuimaka anggota-anggota dari grafik fungsi tersebut dapat ditentukan dengan
menggunakan operasi pengintegralan :

Jy = F
i
(x)Jx
Jy = (x) Jx
y = ]Jy = ]F'(x) Jx = F(x) + C

Salah satu anggota dari grafik fungsi y dapat ditantukan dengan menghitung harga C dari
informasi grafik fungsi y yang elalui titik tertentu (x
1
,y
1
).

Contoh 8.
Gradien garis singgung dari sembarang titik P(x,y) pada grafik fungsi y = F(x) ditentukan
oleh
m =
Jy
Jx
= F
i
(x) = 4x
Jika grafik fungsi tersebut melalui titik (1,5) tentukanlah persamaannya.
y = _Jy = _F
i
(x) Jx
= ]4x Jx
= 2x
2
+ C
Karena grafik fungsi melalui titik (1,-1) maka diperoleh

y = 2x
2
+ C
-1 = 2(1)
2
+ C >> C = -S

Jadi persamaan grafik fungsi adalah :
y = 2x
2
- 3





Contoh 9.

Diketahui turunan kedua dari persamaan fungsi y = f(x) dinyatakan dengan :

y
ii
= 6x - S
Grafik fungsi melalui titik (2,-4) dan besarnya garis singgung pada titik itu adalah 3.
Tentukanlah persamaan grafik fungsi tersebut.



y
i
= F
i
(x) = ]F
ii
(x) Jx
= ]
(6x -S) Jx
F
i
(x) = Sx
2
- Sx +C
1


Gradien garis singgung di titik (2,-4) = 3, maka

F
i
(x) = x
2
- Sx +C
1

F
i
(2) = S(2)
2
- S(2) +C
1
= S >> C
1
= 1

Diperoleh :
y
i
= F
i
(x) = 3x
2
- 5x +1


y = F(x) = ]F'(x) Jx
= ](3x
2
- 5x +1) dx
F(x) = x
3
-
5
2
x
2
+x +C
2


Grafik fungsi melalui titik (2,-4), maka

F(2) = (2)
3
-
5
2
(2)
2
+(2) +C
2
= -4 >> C
2
= -4
Sehingga bentuk persamaan grafik fungsinya :

y = x
3
-
5
2
x
2
+x -4


Penerapan Integral tak tentu dalam Ilmu Fisika

Jika persamaan s = F(t) menyatakan persamaan gerak sebuah benda pada lintasannya; s
menyatakan jarak yang ditempuh dan t menyatakan waktu, maka laju dan percepatan dari
benda tersebut

: =
Js
Jt
= F
i
(t) Jon

o =
J:
Jt
=
J
2
s
Jt
2
= F
ii
(t)

#. Menentukan posisi benda pada sembarang waktu t

Sebaliknya, jika diketahui laju benda pada saat tdan posisi benda pada saat t1, maka
posisi benda pada sembarang waktu t dapat ditentukan dengan rumus :


s = _: Jt



#. Menghitung laju benda pada sembarang waktu t

Jika percepatan benda pada saat t dan laju benda pada saat t1 diketahui, maka laju
benda pada sembarang watu t dapat ditentukan dengan rumus :




Contoh 10 :
Laju sebuah benda yang bergerak pada saat t detik dinyatakan dengan persamaan
v = 11 3t
Pada saat t = 4 detik posisi benda berada pada jarak 40 m dari titik awal.
Tentukan posisi (s) benda sebagai fungsi waktu (t)

Penyelesaian

s = ]: Jt
s = ](11 -St) Jt = 11t -
3
2
t
2
+ C
Karena pada saat t = 4 detik s = 40 meter, maka :

s = 11t -
3
2
t
2
+ C - 4u = 11(4) -
3
2
(4)
2
+ C
C = 2u

Jadi posisi benda sebagai fungsi waktu dapat ditulis dalam bentuk persamaan :

x = 11t -
3
2
t
2
+ 2



Contoh 11 :
Sebuah bola bergulir pada bidang datar dengan laju awal 6 m/dt. Karena adanya gesekan
bola dan bidang, pergerakan bola mengalami perlambatan (a) = 2 m/dt
2
. Tentukanlah bentuk
persamaan laju bola(v) sebagai fungsi waktu(t).
Jika pada saat t = 1 posisi benda berada pada s = 1. Tentukanlah bentuk persamaan posisi
bola(s) sebagai fungsi waktu(t). Hitung juga jarak yang ditempuh bola sampai bola tersebut
berhenti.


Penyelesaian

a). Bentuk persamaan laju bola

: = ]o Jt - : = ]-2 Jt
: = -2t + C
1


: = _o Jt
Pada saat saat t = 0, laju awal (v) = 6 m/dt

: = -2t + C
1
- 6 = -2(u) + C
1

C
1
= 6

Bentuk persamaan laju bola : u = -2t +


b). Bentuk persamaan posisi bola

s = ]: Jt - s = ]
(-2t + 6)Jt

s = -t
2
+ 6t +C
2


Pada saat t = 1 benda berada pada posisi s = 1, maka :

s = -t
2
+ 6t +C
2
- 1 = -(1)
2
+ 6(1) + C
2

C
2
= -4

Bentuk persamaan posisi bola : x = -t
2
+ t - 4



c). Jarak yang ditempuh bola

Pada saat bola berhenti berarti laju bola (v) = 0, sehingga

u = -2t + - u = -2t +6
t = S Jctik

Jadi jarak yang ditempuh bola sampai bola tersebut berhenti adalah :

x = -(3)
2
+ (3) -4
x = 5 mctcr




Latihan

1. Diketahui d
2
y/dx
2
= F(x) = 2, grafik fungsi melalui titik (6,4) dan gradient garis
singgung di titik tersebut adalah 8. Tentukanlah persamaan grafik fungsi y = F(x).

2. Gradien garis singgung pada sembarang titik P(x,y) adalah F(x) = x
1/2
, Grafik fungsi
melalui titik (9,18). Tentukanlah persamaan grafik fungsi y = F(x).

3. Sebuah partikel yang bergerak dengan kecepatan v m/dt pada saat t detik ditentukan
dengan persamaan : v = 8t - 1
Pada saat t = 1 detik, posisi benda berada pada s = 6 meter.
a. Tentukanlah persamaan posisi benda sebagai fungsi waktu
b. Berapa jauh posisi benda pada saat t = 3 detik

4. Diketahui F(x) = 6x, untuk F(1) bernilai 6 dan F(-3) bernilai 4.
Tentukanlah persamaan grafik fungsi F(x).




























INTEGRAL TERTENTU


A. SIFAT-SIFAT UMUM

Bila fungsi f(x) dan g(x) kontinyu pada selang a x b maka berlaku sifat-sifat berikut :

1. ] (x)Jx = |F(x)]
u
b
= F(b) - F
b
u
(o)

2. ] (x)Jx = u
u
u


S. ] {(x) _g(x)]Jx = ] (x)Jx _
b
u
] g(x)Jx
b
u
b
u


4. ] (x)Jx +] (x)Jx =
b
c
] (x)Jx ; untuk o c b
b
u
c
u




Contoh 12 :
Hitunglah nilai integral-integral berikut

a). ] Sx Jx
1
0
b). ] Sx Jx
4
1
c). ] Sx Jx
4
0



Penyelesaian

a). ] Sx Jx
1
0
=
3
2
x
2
]
0
1
=
3
2
|(1)
2
- (u)
2
] =
3
2


b). ] Sx Jx
4
1
=
3
2
x
2
]
1
4
=
3
2
|(4)
2
- (1)
2
] =
3
2
(1S) =
45
2


c). ] Sx Jx
4
0
=
3
2
x
2
]
0
4
=
3
2
|(4)
2
- (u)
2
] =
3
2
(16) =
48
2
= 24

Perhatikan bahwa :

] 3x dx
1

+ ] 3x dx
4
1
= ] 3x dx
4

berlaku sifat ke 4 integral tertentu




Contoh 13 :

a). Hitunglah nilai dari ]
(2x -4)Jx
2
1


b). Hitunglah nilai dari b sehingga persamaan berikut terpenuhi ]
(x
3
-16x)Jx
b
2
= 24


Penyelesaian
a). ]
(2x -4)Jx =
2
1
(
1
2
x
2
- 4x)]
1
2


= |
1
2
(2)
2
- 4(2)] -|
1
2
(1)
2
- 4(1)]

= |2 -8] -j
1
2
-4[ = -
5
2



b). ]
(x
3
-6x)Jx
b
2
= 24

]
(x
3
-6x)Jx
b
2
= (
1
4
x
4
- 6(
1
2
x
2
))]
2
b
= (
1
4
x
4
- Sx
2
)
2
b


= _
1
4
(b)
4
- S(b)
2
] - _
1
4
(2)
4
- S(2)
2
]

=[
1
4
(b)
4
- S(b)
2
- (-8) = 24

=[
1
4
(b)
4
- S(b)
2
= 16

=b = 4


B. Menentukan Luas Daerah Dengan Proses Limit





















Perhatikan gambar


Luas daerah yang dibatasi oleh fungsi y = f(x), x = a, x = b, dan sumbu X yang dibagi
menjadi persegi panjang kecil sebanyak n buah.
Lebar persegi panjang tersebut adalah x
1
,

x
2
, x
3
.. x
n
. Dalam masing-masing
selang diambil titik-titik contoh dengan absisi x
1
, x
2
, x
3
.. x
n


Nilai Luas daerah di bawah kurva didekati dengan jumlah luas persegi panjang kecil yang
lebarnya x dan panjangnya f(x
i
) dengan nilai i dari 1 sampai n.

L f(x
1
). x
1
+ f(x
2
). x
2
+ f(x
3
). x
3
+ . + f(x
i
).
x
i


Atau dapat ditulis :

L = (x|). x|
n
=1


x
1
x
2
x
3
x
n
x
1
x
2
x
3

x
n

y = f(x)
f(x
1
)
f(x
n
)
Luas yang sebenarnya dapat diperoleh dengan membuat n menjadi besar sekali ( n )
yang berarti x menjadi kecil sekali ( x 0 ), akibatnya dapat ditulis :
I = lim
x -
(x). x
h
x=a


Dalam bentuk integral dapat dituliskan
I = lim
x -
(x). x = _ (x). dx
h
a

h
x=a


Sehingga untuk menghitung luas adalah

L = ] (x)dx = |F(x)]
a
h
= F(h) - F
h
a
(a)




Contoh 13

Tunjukkan dengan membuat arsiran pada daerah luas yang ditentukan. Hitung pula luas
daerah yang diarsir dari fungsi tersebut.

o). ] x
2
3
1
Jx b). ] (x +2)
2
0
Jx c). ] (x
2
- 4x +S)
4
3
Jx

Penyelesaian

o). ] x
2
3
1
Jx =
1
3
X
3
]
1
3
=
1
3
|S
3
-1
3
]

=
26
S
, sotuon
2


b). ] (x +2)
2
0
Jx =
1
2
X
2
+2X]
0
2
= |
1
2
(2)
2
+2(2)] -|
1
2
(u)
2
+2(u)]

= 6 sotuon
2


c). ] (x
2
4
3
-4x +S) Jx =
1
3
X
3
- 2X
2
- Sx]
3
4


= |
1
3
(4)
3
- 2(4)
2
+ S(4)] -|
1
3
(S)
3
- 2(S)
2
+ S(S)]

= (
64
S
, -S2 +12) -(
27
S
, -18 +9)

=
4
S
, sotuon
2



C. Menentukan Rumus Luas Daerah Di bawah Kurva

Telah diketahui bahwa luas daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi y = f(x) ; garis x = a dan x
= b serta sumbu X dapat dinyatakan dengan integral tertentu

L = _ (x)dx
h
a

Sehingga luas daerah (L) dapat dirumuskan sebagai berikut

L = _ (x)dx = |F(x)]
a
h
= F(h) - F
h
a
(a)

Contoh 14 :
Hitung luas daerah yang dibatasi oleh :
a). Grafik fungsi y = 2x + 2 ; garis x = 1 dan x = 2 serta sumbu X
b). Grafik fungsi y = 2x
2
+ x ; garis x = 0 dan x = 2 serta sumbu X
c). Grafik fungsi y = 2x - 4 ; garis x = 0 dan x = 2 serta sumbu X
d). Grafik fungsi y = x
2
- 2x ; serta sumbu X

Penyelesaian

o). I = _ (2x +2)
2
1
Jx = (x
2
+ 2x)]
1
2


I = ((2)
2
+ 2(2)) - ((1)
2
+ 2(1))

I = S sotuon
2




b). I = _ (2x
2
2
0
+x) Jx = (
2
S
x
3
+
1
2
x
2
)]
0
2


= [
2
3
(2)
3
+
1
2
(2)
2
-[
2
3
(u)
3
+
1
2
(u)
2


= [
16
3
+
4
2
- u

I = 7
1
3
sotuon
2



c). I = _ (2x -4)
2
0
Jx = (x
2
+ 4x)]
0
2


I = ((2)
2
- 4(2)) - ((u)
2
- 2(u))

I = -4 sotuon
2


Luas daerah yang diarsir = 4 satuan2 tanda minus (-) menandakan daerah arsiran
berada dibawah sumbu X ( garis y = 0 )


d). Tentukan dahulu titik potong grafik fungsi dengan sumbu X ; syaratnya y = 0

y = x
2
- 2x
x
2
- 2x = 0 sehingga diperoleh x
1
= 0 dan x
2
= 2
x
1
= a dan

x
2
= b
y = 0



I = _ (x
2
2
0
-2x) Jx = (
1
S
x
3
-x
2
)]
0
2


I = _
1
S
(2)
3
- (2)
2
] -_
1
S
(u)
3
-(u)
2
]

I = _
8
S
-4 ] u

I = -
4
S
sotuon
2




D. Menentukan Rumus Luas Daerah Antara Dua Kurva




















Luas daerah ABCD (daerah yang diarsir) dapat tentukan sebagai berikut :

y = f(x)
y = g(x)
Luas ABCD = Luas ABEF Luas CDEF

Iuos ABC = _ (x)
b
u
Jx - _ g(x)
b
u
Jx

Iuos ABC = _ |(x) - g(x)]
b
u
Jx

Jadi luas daerah yang dibatasi oleh grafik y = f(x) , y = g(x), garis x = a dan garis x = b dapat
dirumuskan dengan persamaan :

L = _ |(x) - g(x)]
h
a
dx

Dengan catatan bahwa f(x) g(x) pada selang a x b
Jika f(x) g(x) pada selang a x b, maka luas daerah dapat ditentukan dengan
perumusan

L = _ |g(x) - (x)]
h
a
dx

Catatan ;
- Dalam menentukan luas daerah antara dua buah kurva, perlu digambarkan sketsa
grafik fungsi keduanya
- Dalam kebanyakan soal, selang pengitegralan x = a dan x = b harus ditentukan
terlebih dahulu.



Contoh 15
Tentukan luas daerah bidang yang dibatasi oleh grafik fungsi y = x dan y = 2x pada selang
1 x 2

L = _ |(2x) - (x)]
3
1
dx
L = _ x
3
1
dx
I =
1
2
x
2
]
1
3

I =
1
2
(S)
2
-
1
2
(1)
2

I = 4 sotuon luos


Contoh16
Tentukan luas daerah bidang yang dibatasi oleh grafik fungsi y = x dan y = -1/2x + 2
pada
-selang 0 x 1 dan
- selang 2 x 4


Penyelesaian

-selang 0 x 1
L = _ |_-
1
2
x +2] - (x)]
1

dx
L = _ _-
1
2
x +2] - (x
12
)
1

dx
I = -
1
4
x
2
+ 2x -
2
S
x
32
]
0
1


I = _-
1
4
(1)
2
+ 2(1) -
2
S
(1)
3
2
] - u

I =
1S
12
sotuon luos




L = _ |(x) -_-
1
2
x +2]]
4
2
dx


I =
2
S
x
32
+
1
4
x
2
- 2x]
2
4


I = _
2
S
(4)
3
2
+
1
4
(4)
2
- 2(4)_ - _
2
S
(2)
3
2
+
1
4
(2)
2
- 2(2)_

I = _
16
S
+ 4 -8] - _
2
S
8 + 1 - 4]


I = _
16 -42
S
_ - (1) - I = _
1u,S4
S
] - (1)


I =
7,S4
S
sotuon luos






E. Menentukan Isi Benda Putar

Volue benda putar dapat diperoleh jika suatu daerah bidang datar diputar mengelilingi
suatu garis tertentu yang disebut sebagai sumbu putar atau sumbu rotasi.


1). Volume Benda Putar mengelilingi Sumbu X

Daerah bidang yang diarsir adalah daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi y = f(x), x = a,
x =b dan sumbu X.
Apabila diputar 360 derajat mengelilingi sumbu X maka akan diperoleh benda putar























Tentukan suatu elemen dengan lebar x dan tinggi f(x). Apabila elemen persegi
tersebut diputar 360 derajat mengelilngi sumbu X maka akan diperoleh elemen silinder yang
isinya :

V = f
2
(x). x

Untuk x mendekati 0, dirumuskan

lim
x -
v = lim
x -
. f
2
(x). x
Atau dalam bentuk diferensial dapat dituliskan :
oI =. f
2
(x). ox


x
Sehingga volume benda putar keseluruhan dapat dirumuskan dengan pengintegralan sebagai
berikut:

I = _ oI =
b
u
. _ f
2
(x)
b
a
. ox

v = . ] y
2
b
a
ox

2). Volume Benda Putar mengelilingi Sumbu Y




















Jika daerah arsiran yang dibatasi oleh grafik fungsi x = g(y) pada selang c y d, diputar
360 derajat terhadap sumbu Y akan diperoleh benda putar.

Volume benda putar tersebut dapat dirumuskan sebagai


v = . _ g
2
(y)
d
c
. oy

v = . _ x
2
d
c
. oy






x = g(y)
y = d
y = c

3). Volume Benda Putar Daerah Bidang Antara Dua Kurva






















Volume benda putar, jika daerah yang dibatasi oleh dua buah grafik y
1
= f(x) dan
y
2
= g(x) pada selang a x b yang diputar 360 derajat terhadap sumbu X dapat
ditentukan dengan rumus

v = . ] |f
2
(x)
b
a
- g
2
(x)] ox
Atau

v = . _ |y
1
2
(x)
b
a
- y
2
2
(x)] ox






Contoh 17
Daerah yang dibatasi oleh gafik y = x - 2, diputar 360 derajat. Hitunglah volume
benda putar tersebut jika :
a. Jika diputar terhadap sumbu X, yang dibatasi x = 2 dan x = 4
b. Jika diputar terhadap sumbu Y, yang dibatasi y = 0 dan y = 2



v = . _ y
2
b
a
ox

v = . _ (x -2)
2
4
2
ox


v = . _ (x
2
-4x +4)
4
2
ox

v = . |
1
S
x
3
-2x
2
+ 4x]
2
4

v = . _
16
S
-
8
S
_

v =
8
S
satuan isi

y = x-2, maka x = y +2

v = . _ x
2
b
a
oy


v = . _ (y +2)
2
2
0
oy

v = . _ (x
2
+4x +4)
2
0
oy

v = . |
1
S
x
3
+2x
2
+ 4x]
0
2


v =
S6
S
satuan isi


Contoh 18
Suatu daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi y = x dan y = 2. Jika V
1
dan V
2
masing-
masing adalah volume benda putar yang diputar 360 derajat terhadap sumbu X dan
sumbu Y. (Tentukan lebih dahulu x
1
=a dan x
2
=b juga y
1
=c dan y
2
=d)
- Hitunglah V
1
dan V
2

- Tentukan pula perbandingan V
1
dan V
2

-
HITUNG INTEGRAL

I.1. PENGERTIAN INTEGRAL

Integral merupakan operasi kebalikan (invers) dari defferensial, yakni menentukan F(x) jika
F(x)=f(x) diketahui.
Misalnya jika F(x)=2x, maka cara menentukan F(x) dapat dilihat dari tabel berikut :

Pendifferensialan
F(x)

F(x) = f(x)
Pengintegralan
x
2
2x
x
2
+ 1 2x
x
2
- 4 2x
x
2
- S2 2x
x
2
+ 1uS 2x
x
2
+ C 2x

Dari masing-masing fungsi F(x) hanya berbeda pada suku konstantanya saja. Oleh sebab itu fungsi
umu pengintegralan dari F(x) = f(x) = 2x dapat dinyatakan dengan :

F(x) = x
2
+ C
Dalam hal ini C adalah konstanta sembarang

Secara umum dapat dinyatakan bahwa :




Notasi Integral
](x)Jx

] adalah lambing integral yang pertama kali ditemukan oleh Leibniz
Sedangkan f(x) disebut fungsi integran.

I.2. INTEGRAL TAK TENTU

Pengintegralan dari fungsi f(x) yang dilambangkan dengan ](x)Jx disebut sebagai integral tak
tentu dari f(x). Bentuk umumnya :
_(x)Jx = F(x) + C
Perumusan dasar integral tak tentu

_x
n
Jx =
1
n +1
x
n+1
+ C

Korcno F(x) =
1
n+1
x
n+1
, moko F(x) = x
n
= (x) ; untuk n = 1


Khusus untuk F'(x) = x
n
uengan nilai n = 1, maka nilai F(x) aualah
Jika F(x) adalah fungsi umum yang bersifat F(x) = f(x), maka F(x)
disebut sebagai integral dari f(x)
_x
n
Jx = _x
-1
Jx = ln x , untuk x > u

Catatan : ln x dibaca logaritma natural x, yaitu logaritma yang bilangan pokoknya e.
Jadi ln x =
c
log x

Contoh soal :


1. ]
1
x
3
Jx ]x
-3
Jx =
1
-3+1
x
-3+1
+ C

=
1
-2
x
-2
+ C =
1
-2x
2
+ C

= -
1
2x
2
+ C

2. ] x
3
4
Jx ]x
3
4
,
Jx =
1
3
4
, +1
x
3
4
, +1
+ C
=
1
7
4
,
x
7
4
,
+ C =
4
7
x
7
4
,
+ C
=
4
7
x x
3
4
+ C

3. ]
1
x
2
3
Jx ]x
-2
3
,
Jx =
1
-2
3
, +1
x
-2
3
, +1
+ C

=
1
1
3
,
x
1
3
,
+ C = Sx
1
3
,
+ C

= S x
3
+ C



4. ][x -
1
x

2
Jx ][x - 2 +
1
x
Jx
=
1
2
x
2
- 2x + ln x + C , dengan x > 0





Menentukan F(x), jika F(x) dan F(a) diketahui

Jika F(x) dan F(x) untuk x = a diketahui, maka nilai konstanta C pada perumusan integral tak tentu
akan mempunyai nilai tertentu. Sehingga akan diperoleh sebuah fungsi F(x) unik (tunggal)
Nilai x = a dinamakan sebagai nilai awal atau nilai batas dari F(x).

Contoh soal :

5. Jika diketahui F(x) = 2x + 5 dan F(2) = 11 , tentukanlah F(x)

F(x) = ]F
i
(x) Jx
= ]
(2x + S) Jx
F(x) = x
2
+ Sx + C

Nilai C ditentukan dari F(2) = 16
F(2) = (2)
2
+ S(2) +C = 11 >> C = -S

Sehingga diperoleh : F(x) = x
2
+ 5x - 3


6. ikctobui F
i
(x) = Sx
2
-4x +4.
untuk x = 2 ungsi F bcrniloi 1S. Icntukonlob niloi ungsi F(x)

F(x) = _F
i
(x) Jx
= ](Sx
2
-4x + 4) Jx
F(x) = x
3
- 2x
2
+4x + C

Untuk x = 2 fungsi F(x) berniai 13, ini berarti F(2) = 13
F(2) = (2)
3
- 2(2)
2
+4(2) +C = 1S >> C = S

Sehingga diperoleh : F(x) = x
3
- 2x
2
+4x +5


7. ikctobui F
ii
(x) = 12x +2
[iko F
i
(2) = 2u Jon F(1) = 4 , Icntukonlob F(x)

F
i
(x) = ]F''(x)Jx
= ](12x +2) Jx
F
i
(x) = 6x
2
+ 2x +C
1


F
i
(2) = 6(2)
2
+ 2(2) + C
1
= 2u >> C
1
= -8

Hoko F
i
(x) = 6x
2
+ 2x - 8


Menentukan F(x)

F(x) = ]F
i
(x) Jx
= ]
(6x
2
+ 2x -8) Jx
F(x) = 2x
3
+ x
2
-8x + C
2


F(1) = 2(1)
3
+ (1)
2
-8(1) + C
2
= 4 >> C
2
= 9


Sehingga diperoleh : F(x) = 2x
3
+ x
2
- 8x + 9


Penerapan Pengintegralan Taktentu

Jika diketahui suatu grafik fungsi dengan persamaan y = f(x) maka gradian garis singgung
sembarang titik P(x.y) pada grafik fungsi tersebut dapat ditentukan dengan rumus :

m =
d
dx
= F
i
(x)
Sebaliknya, apabila gradient garis singgung sebuah titik P(x,y) pada grafik fungsi
diketahuimaka anggota-anggota dari grafik fungsi tersebut dapat ditentukan dengan
menggunakan operasi pengintegralan :

Jy = F
i
(x)Jx
Jy = (x) Jx
y = ]Jy = ]F'(x) Jx = F(x) + C

Salah satu anggota dari grafik fungsi y dapat ditantukan dengan menghitung harga C dari
informasi grafik fungsi y yang elalui titik tertentu (x
1
,y
1
).

Contoh 8.
Gradien garis singgung dari sembarang titik P(x,y) pada grafik fungsi y = F(x) ditentukan
oleh
m =
Jy
Jx
= F
i
(x) = 4x
Jika grafik fungsi tersebut melalui titik (1,5) tentukanlah persamaannya.
y = _Jy = _F
i
(x) Jx
= ]4x Jx
= 2x
2
+ C
Karena grafik fungsi melalui titik (1,-1) maka diperoleh

y = 2x
2
+ C
-1 = 2(1)
2
+ C >> C = -S

Jadi persamaan grafik fungsi adalah :
y = 2x
2
- 3





Contoh 9.

Diketahui turunan kedua dari persamaan fungsi y = f(x) dinyatakan dengan :

y
ii
= 6x - S
Grafik fungsi melalui titik (2,-4) dan besarnya garis singgung pada titik itu adalah 3.
Tentukanlah persamaan grafik fungsi tersebut.



y
i
= F
i
(x) = ]F
ii
(x) Jx
= ]
(6x - S) Jx
F
i
(x) = Sx
2
- Sx + C
1


Gradien garis singgung di titik (2,-4) = 3, maka

F
i
(x) = x
2
- Sx +C
1

F
i
(2) = S(2)
2
- S(2) + C
1
= S >> C
1
= 1

Diperoleh :
y
i
= F
i
(x) = 3x
2
- 5x +1


y = F(x) = ]F'(x) Jx
= ](3x
2
- 5x +1) dx
F(x) = x
3
-
5
2
x
2
+ x +C
2


Grafik fungsi melalui titik (2,-4), maka

F(2) = (2)
3
-
5
2
(2)
2
+ (2) +C
2
= -4 >> C
2
= -4
Sehingga bentuk persamaan grafik fungsinya :

y = x
3
-
5
2
x
2
+x -4


Penerapan Integral tak tentu dalam Ilmu Fisika

Jika persamaan s = F(t) menyatakan persamaan gerak sebuah benda pada lintasannya; s
menyatakan jarak yang ditempuh dan t menyatakan waktu, maka laju dan percepatan dari
benda tersebut

: =
Js
Jt
= F
i
(t) Jon

o =
J:
Jt
=
J
2
s
Jt
2
= F
ii
(t)

#. Menentukan posisi benda pada sembarang waktu t

Sebaliknya, jika diketahui laju benda pada saat tdan posisi benda pada saat t1, maka
posisi benda pada sembarang waktu t dapat ditentukan dengan rumus :


s = _: Jt



#. Menghitung laju benda pada sembarang waktu t

Jika percepatan benda pada saat t dan laju benda pada saat t1 diketahui, maka laju
benda pada sembarang watu t dapat ditentukan dengan rumus :




Contoh 10 :
Laju sebuah benda yang bergerak pada saat t detik dinyatakan dengan persamaan
v = 11 3t
Pada saat t = 4 detik posisi benda berada pada jarak 40 m dari titik awal.
Tentukan posisi (s) benda sebagai fungsi waktu (t)

Penyelesaian

s = ]: Jt
s = ](11 -St) Jt = 11t -
3
2
t
2
+ C
Karena pada saat t = 4 detik s = 40 meter, maka :

s = 11t -
3
2
t
2
+ C - 4u = 11(4) -
3
2
(4)
2
+ C
C = 2u

Jadi posisi benda sebagai fungsi waktu dapat ditulis dalam bentuk persamaan :

x = 11t -
3
2
t
2
+ 2



Contoh 11 :
Sebuah bola bergulir pada bidang datar dengan laju awal 6 m/dt. Karena adanya gesekan
bola dan bidang, pergerakan bola mengalami perlambatan (a) = 2 m/dt
2
. Tentukanlah bentuk
persamaan laju bola(v) sebagai fungsi waktu(t).
Jika pada saat t = 1 posisi benda berada pada s = 1. Tentukanlah bentuk persamaan posisi
bola(s) sebagai fungsi waktu(t). Hitung juga jarak yang ditempuh bola sampai bola tersebut
berhenti.


Penyelesaian

a). Bentuk persamaan laju bola

: = ]o Jt - : = ]-2 Jt
: = -2t + C
1


: = _o Jt
Pada saat saat t = 0, laju awal (v) = 6 m/dt

: = -2t + C
1
- 6 = -2(u) + C
1

C
1
= 6

Bentuk persamaan laju bola : u = -2t +


b). Bentuk persamaan posisi bola

s = ]: Jt - s = ]
(-2t + 6)Jt

s = -t
2
+ 6t +C
2


Pada saat t = 1 benda berada pada posisi s = 1, maka :

s = -t
2
+ 6t + C
2
- 1 = -(1)
2
+ 6(1) + C
2

C
2
= -4

Bentuk persamaan posisi bola : x = -t
2
+ t - 4



c). Jarak yang ditempuh bola

Pada saat bola berhenti berarti laju bola (v) = 0, sehingga

u = -2t + - u = -2t +6
t = S Jctik

Jadi jarak yang ditempuh bola sampai bola tersebut berhenti adalah :

x = -(3)
2
+ (3) -4
x = 5 mctcr




Latihan

1. Diketahui d
2
y/dx
2
= F(x) = 2, grafik fungsi melalui titik (6,4) dan gradient garis
singgung di titik tersebut adalah 8. Tentukanlah persamaan grafik fungsi y = F(x).

2. Gradien garis singgung pada sembarang titik P(x,y) adalah F(x) = x
1/2
, Grafik fungsi
melalui titik (9,18). Tentukanlah persamaan grafik fungsi y = F(x).

3. Sebuah partikel yang bergerak dengan kecepatan v m/dt pada saat t detik ditentukan
dengan persamaan : v = 8t - 1
Pada saat t = 1 detik, posisi benda berada pada s = 6 meter.
a. Tentukanlah persamaan posisi benda sebagai fungsi waktu
b. Berapa jauh posisi benda pada saat t = 3 detik

4. Diketahui F(x) = 6x, untuk F(1) bernilai 6 dan F(-3) bernilai 4.
Tentukanlah persamaan grafik fungsi F(x).




























INTEGRAL TERTENTU


A. SIFAT-SIFAT UMUM

Bila fungsi f(x) dan g(x) kontinyu pada selang a x b maka berlaku sifat-sifat berikut :

1. ] (x)Jx = |F(x)]
u
b
= F(b) - F
b
u
(o)

2. ] (x)Jx = u
u
u


S. ] {(x) _ g(x)]Jx = ] (x)Jx _
b
u
] g(x)Jx
b
u
b
u


4. ] (x)Jx +] (x)Jx =
b
c
] (x)Jx ; untuk o c b
b
u
c
u




Contoh 12 :
Hitunglah nilai integral-integral berikut

a). ] Sx Jx
1
0
b). ] Sx Jx
4
1
c). ] Sx Jx
4
0



Penyelesaian

a). ] Sx Jx
1
0
=
3
2
x
2
]
0
1
=
3
2
|(1)
2
- (u)
2
] =
3
2


b). ] Sx Jx
4
1
=
3
2
x
2
]
1
4
=
3
2
|(4)
2
- (1)
2
] =
3
2
(1S) =
45
2


c). ] Sx Jx
4
0
=
3
2
x
2
]
0
4
=
3
2
|(4)
2
- (u)
2
] =
3
2
(16) =
48
2
= 24

Perhatikan bahwa :

] 3x dx
1

+ ] 3x dx
4
1
= ] 3x dx
4

berlaku sifat ke 4 integral tertentu




Contoh 13 :

a). Hitunglah nilai dari ]
(2x -4)Jx
2
1


b). Hitunglah nilai dari b sehingga persamaan berikut terpenuhi ]
(x
3
-16x)Jx
b
2
= 24


Penyelesaian
a). ]
(2x - 4)Jx =
2
1
(
1
2
x
2
- 4x)]
1
2


= |
1
2
(2)
2
- 4(2)] -|
1
2
(1)
2
- 4(1)]

= |2 -8] - j
1
2
-4[ = -
5
2



b). ]
(x
3
-6x)Jx
b
2
= 24

]
(x
3
-6x)Jx
b
2
= (
1
4
x
4
- 6(
1
2
x
2
))]
2
b
= (
1
4
x
4
- Sx
2
)
2
b


= _
1
4
(b)
4
- S(b)
2
] - _
1
4
(2)
4
- S(2)
2
]

=[
1
4
(b)
4
- S(b)
2
- (-8) = 24

=[
1
4
(b)
4
- S(b)
2
= 16

=b = 4


B. Menentukan Luas Daerah Dengan Proses Limit





















Perhatikan gambar


Luas daerah yang dibatasi oleh fungsi y = f(x), x = a, x = b, dan sumbu X yang dibagi
menjadi persegi panjang kecil sebanyak n buah.
Lebar persegi panjang tersebut adalah x
1
,

x
2
, x
3
.. x
n
. Dalam masing-masing
selang diambil titik-titik contoh dengan absisi x
1
, x
2
, x
3
.. x
n


Nilai Luas daerah di bawah kurva didekati dengan jumlah luas persegi panjang kecil yang
lebarnya x dan panjangnya f(x
i
) dengan nilai i dari 1 sampai n.

L f(x
1
). x
1
+ f(x
2
). x
2
+ f(x
3
). x
3
+ . + f(x
i
).
x
i


Atau dapat ditulis :

L = (x|). x|
n
=1


x
1
x
2
x
3
x
n
x
1
x
2
x
3

x
n

y = f(x)
f(x
1
)
f(x
n
)
Luas yang sebenarnya dapat diperoleh dengan membuat n menjadi besar sekali ( n )
yang berarti x menjadi kecil sekali ( x 0 ), akibatnya dapat ditulis :
I = lim
x -
(x). x
h
x=a


Dalam bentuk integral dapat dituliskan
I = lim
x -
(x). x = _ (x). dx
h
a

h
x=a


Sehingga untuk menghitung luas adalah

L = ] (x)dx = |F(x)]
a
h
= F(h) - F
h
a
(a)




Contoh 13

Tunjukkan dengan membuat arsiran pada daerah luas yang ditentukan. Hitung pula luas
daerah yang diarsir dari fungsi tersebut.

o). ] x
2
3
1
Jx b). ] (x + 2)
2
0
Jx c). ] (x
2
- 4x +S)
4
3
Jx

Penyelesaian

o). ] x
2
3
1
Jx =
1
3
X
3
]
1
3
=
1
3
|S
3
- 1
3
]

=
26
S
, sotuon
2


b). ] (x +2)
2
0
Jx =
1
2
X
2
+2X]
0
2
= |
1
2
(2)
2
+2(2)] -|
1
2
(u)
2
+2(u)]

= 6 sotuon
2


c). ] (x
2
4
3
- 4x +S) Jx =
1
3
X
3
- 2X
2
- Sx]
3
4


= |
1
3
(4)
3
- 2(4)
2
+ S(4)] -|
1
3
(S)
3
- 2(S)
2
+ S(S)]

= (
64
S
, -S2 + 12) -(
27
S
, -18 + 9)

=
4
S
, sotuon
2



C. Menentukan Rumus Luas Daerah Di bawah Kurva

Telah diketahui bahwa luas daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi y = f(x) ; garis x = a dan x
= b serta sumbu X dapat dinyatakan dengan integral tertentu

L = _ (x)dx
h
a

Sehingga luas daerah (L) dapat dirumuskan sebagai berikut

L = _ (x)dx = |F(x)]
a
h
= F(h) - F
h
a
(a)

Contoh 14 :
Hitung luas daerah yang dibatasi oleh :
a). Grafik fungsi y = 2x + 2 ; garis x = 1 dan x = 2 serta sumbu X
b). Grafik fungsi y = 2x
2
+ x ; garis x = 0 dan x = 2 serta sumbu X
c). Grafik fungsi y = 2x - 4 ; garis x = 0 dan x = 2 serta sumbu X
d). Grafik fungsi y = x
2
- 2x ; serta sumbu X

Penyelesaian

o). I = _ (2x + 2)
2
1
Jx = (x
2
+ 2x)]
1
2


I = ((2)
2
+ 2(2)) - ((1)
2
+ 2(1))

I = S sotuon
2




b). I = _ (2x
2
2
0
+ x) Jx = (
2
S
x
3
+
1
2
x
2
)]
0
2


= [
2
3
(2)
3
+
1
2
(2)
2
-[
2
3
(u)
3
+
1
2
(u)
2


= [
16
3
+
4
2
- u

I = 7
1
3
sotuon
2



c). I = _ (2x -4)
2
0
Jx = (x
2
+ 4x)]
0
2


I = ((2)
2
- 4(2)) - ((u)
2
- 2(u))

I = -4 sotuon
2


Luas daerah yang diarsir = 4 satuan2 tanda minus (-) menandakan daerah arsiran
berada dibawah sumbu X ( garis y = 0 )


d). Tentukan dahulu titik potong grafik fungsi dengan sumbu X ; syaratnya y = 0

y = x
2
- 2x
x
2
- 2x = 0 sehingga diperoleh x
1
= 0 dan x
2
= 2
x
1
= a dan

x
2
= b
y = 0



I = _ (x
2
2
0
-2x) Jx = (
1
S
x
3
- x
2
)]
0
2


I = _
1
S
(2)
3
- (2)
2
] -_
1
S
(u)
3
-(u)
2
]

I = _
8
S
- 4 ] u

I = -
4
S
sotuon
2




D. Menentukan Rumus Luas Daerah Antara Dua Kurva




















Luas daerah ABCD (daerah yang diarsir) dapat tentukan sebagai berikut :

y = f(x)
y = g(x)
Luas ABCD = Luas ABEF Luas CDEF

Iuos ABC = _ (x)
b
u
Jx - _ g(x)
b
u
Jx

Iuos ABC = _ |(x) - g(x)]
b
u
Jx

Jadi luas daerah yang dibatasi oleh grafik y = f(x) , y = g(x), garis x = a dan garis x = b dapat
dirumuskan dengan persamaan :

L = _ |(x) - g(x)]
h
a
dx

Dengan catatan bahwa f(x) g(x) pada selang a x b
Jika f(x) g(x) pada selang a x b, maka luas daerah dapat ditentukan dengan
perumusan

L = _ |g(x) - (x)]
h
a
dx

Catatan ;
- Dalam menentukan luas daerah antara dua buah kurva, perlu digambarkan sketsa
grafik fungsi keduanya
- Dalam kebanyakan soal, selang pengitegralan x = a dan x = b harus ditentukan
terlebih dahulu.



Contoh 15
Tentukan luas daerah bidang yang dibatasi oleh grafik fungsi y = x dan y = 2x pada selang
1 x 2

L = _ |(2x) - (x)]
3
1
dx
L = _ x
3
1
dx
I =
1
2
x
2
]
1
3

I =
1
2
(S)
2
-
1
2
(1)
2

I = 4 sotuon luos


Contoh16
Tentukan luas daerah bidang yang dibatasi oleh grafik fungsi y = x dan y = -1/2x + 2
pada
-selang 0 x 1 dan
- selang 2 x 4


Penyelesaian

-selang 0 x 1
L = _ |_-
1
2
x +2] - (x)]
1

dx
L = _ _-
1
2
x + 2] - (x
12
)
1

dx
I = -
1
4
x
2
+ 2x -
2
S
x
32
]
0
1


I = _-
1
4
(1)
2
+ 2(1) -
2
S
(1)
3
2
] - u

I =
1S
12
sotuon luos




L = _ |(x) -_-
1
2
x +2]]
4
2
dx


I =
2
S
x
32
+
1
4
x
2
- 2x]
2
4


I = _
2
S
(4)
3
2
+
1
4
(4)
2
- 2(4)_ - _
2
S
(2)
3
2
+
1
4
(2)
2
- 2(2)_

I = _
16
S
+ 4 - 8] - _
2
S
8 + 1 - 4]


I = _
16 - 42
S
_ - (1) - I = _
1u,S4
S
] - (1)


I =
7,S4
S
sotuon luos






E. Menentukan Isi Benda Putar

Volue benda putar dapat diperoleh jika suatu daerah bidang datar diputar mengelilingi
suatu garis tertentu yang disebut sebagai sumbu putar atau sumbu rotasi.


1). Volume Benda Putar mengelilingi Sumbu X

Daerah bidang yang diarsir adalah daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi y = f(x), x = a,
x =b dan sumbu X.
Apabila diputar 360 derajat mengelilingi sumbu X maka akan diperoleh benda putar























Tentukan suatu elemen dengan lebar x dan tinggi f(x). Apabila elemen persegi
tersebut diputar 360 derajat mengelilngi sumbu X maka akan diperoleh elemen silinder yang
isinya :

V = f
2
(x). x

Untuk x mendekati 0, dirumuskan

lim
x -
v = lim
x -
. f
2
(x). x
Atau dalam bentuk diferensial dapat dituliskan :
oI =. f
2
(x). ox


x
Sehingga volume benda putar keseluruhan dapat dirumuskan dengan pengintegralan sebagai
berikut:

I = _ oI =
b
u
. _ f
2
(x)
b
a
. ox

v = . ] y
2
b
a
ox

2). Volume Benda Putar mengelilingi Sumbu Y




















Jika daerah arsiran yang dibatasi oleh grafik fungsi x = g(y) pada selang c y d, diputar
360 derajat terhadap sumbu Y akan diperoleh benda putar.

Volume benda putar tersebut dapat dirumuskan sebagai


v = . _ g
2
(y)
d
c
. oy

v = . _ x
2
d
c
. oy






x = g(y)
y = d
y = c

3). Volume Benda Putar Daerah Bidang Antara Dua Kurva






















Volume benda putar, jika daerah yang dibatasi oleh dua buah grafik y
1
= f(x) dan
y
2
= g(x) pada selang a x b yang diputar 360 derajat terhadap sumbu X dapat
ditentukan dengan rumus

v = . ] |f
2
(x)
b
a
- g
2
(x)] ox
Atau

v = . _ |y
1
2
(x)
b
a
- y
2
2
(x)] ox






Contoh 17
Daerah yang dibatasi oleh gafik y = x - 2, diputar 360 derajat. Hitunglah volume
benda putar tersebut jika :
a. Jika diputar terhadap sumbu X, yang dibatasi x = 2 dan x = 4
b. Jika diputar terhadap sumbu Y, yang dibatasi y = 0 dan y = 2



v = . _ y
2
b
a
ox

v = . _ (x -2)
2
4
2
ox


v = . _ (x
2
- 4x + 4)
4
2
ox

v = . |
1
S
x
3
-2x
2
+ 4x]
2
4

v = . _
16
S
-
8
S
_

v =
8
S
satuan isi

y = x-2, maka x = y +2

v = . _ x
2
b
a
oy


v = . _ (y +2)
2
2
0
oy

v = . _ (x
2
+4x +4)
2
0
oy

v = . |
1
S
x
3
+2x
2
+ 4x]
0
2


v =
S6
S
satuan isi


Contoh 18
Suatu daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi y = x dan y = 2. Jika V
1
dan V
2
masing-
masing adalah volume benda putar yang diputar 360 derajat terhadap sumbu X dan
sumbu Y. (Tentukan lebih dahulu x
1
=a dan x
2
=b juga y
1
=c dan y
2
=d)
- Hitunglah V
1
dan V
2

- Tentukan pula perbandingan V
1
dan V
2

-

Anda mungkin juga menyukai