Anda di halaman 1dari 27

PRESENTASI KASUS Diare akut dengan dehidrasi berat

Pembimbing: Dr. Wan Nedra, Sp.A

Disusun Oleh : Arief munandar 110.2003.036

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RSUD Pasar Rebo PERIODE 30 April 7 Juli 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA

STATUS PASIEN I. IDENTITAS IDENTITAS PASIEN Nama Umur Berat badan Jenis Kelamin Agama Alamat Tanggal Masuk Tanggal Keluar : An. S : 1,5 tahun : 6 kg : perempuan : Islam : kalibata : 12 juni 2012 :-

IDENTITAS ORANG TUA Nama Usia Pendidikan Pekerjaan II. ANAMNESA Alloanamnesis dengan Ibu pasien dilakukan pada tanggal 12 juni 2012 pukul 12.00 WIB.
A. Keluhan utama B. Keluhan Tambahan

: Bp. A : 28 tahun : STM : Swasta

Ny. E 25 tahun SMA Ibu Rumah Tangga

: mencret : muntah, demam, kejang, batuk pilek

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien datang ke instalasi gawat darurat rumah sakit pasar rebo diantar oleh kedua orangtuanya dengan keluhan mencret sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Mencret dirasakan lebih dari 8 kali sejak kemarin, kotoran pasien bersifat cair dan terdapat ampas, namun tidak terdapat lendir atau darah.
2

Ibu pasien juga mengeluh pasien muntah-muntah sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Muntah dirasakan sebanyak 3-4 kali sehari. Pasien juga tidak dapat makan dan minum karena langsung dimuntahkan kembali. Ibu pasien juga mengeluh pasien demam sejak 2 hari yang lalu, demam dirasakan naik turun. Saat dalam perjalanan menuju rumah sakit pasar rebo menurut ibu pasien, pasien tak sadarkan diri dan mata pasien mendelik ke arah atas, dan badan pasien kaku selama lebih kurang 2 menit. Satu hari sebelum masuk rumah sakit ibu pasien telah membawa pasien berobat ke dokter dan diberi obat puyer pereda muntah.

Minggu 10 juni 2012 Muntah 3x/hari, demam, tx: sanmol

o Senin 11 juni 2012 Muntah 3-4x/hari, mencret 2x/hari, tx: puyer muntah o Selasa 12 juni 2012 Muntah >5 kali, mencret 2x, kejang, masuk rumah sakit

D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya

E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Tidak ada riwayat penyakit serupa pada keluarga

F. RIWAYAT KEHAMILAN & PERSALINAN

Ibu 23 tahun dengan G2P1A0, rutin memeriksakan kehamilan ke puskesmas. Saat persalinan bayi lahir secara spontan ditolong oleh dokter. Bayi lahir dengan BB 3200 gram & PB 45 cm, umur kehamilan 38 minggu.
3

G. RIWAYAT MAKANAN Umur 0 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan sekarang ASI PASI Buah/Biskuit Nasi Tim

H. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG 6 bulan : merangkak dan duduk 9 bulan : berdiri dengan dipegangi 12 bulan: berdiri dengan memegang

I. RIWAYAT IMUNISASI BCG HEPATITIS B DPT POLIO CAMPAK 1 bulan 0 bulan 2, 3, 4 bulan 1, 2, 3, 4 bulan 9 bulan

III.

PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN UMUM


4

Keadaan umum Kesadaran Nadi Respirasi Suhu

: tampak sakit berat : apatis : 140 x/menit : 48 x/menit : 39,3 C

STATUS GENERALIS Kepala Mata THT Leher Thoraks Cor Pulmo Abdomen Ekstrimitas : Normocephal : Cekung +/+ Conjunctiva anemis -/-, Sklera ikterik -/: bibir tampak kering : KGB leher tidak membesar : Simetris, statis dan dinamis : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-) : Vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-) : Supel,datar, Tympani, BU (+) Normal : Akral hangat, tidak terdapat oedem pada semua extremitas

IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan darah lengkap (12 juni 2012)


o o

HB HT

: 10,8 : 33

g/dl %
5

o o

Leukosit Trombosit

: 7000 : 251.000

u/l u/l

Analisa gas darah dan elektrolit


o o o

Na K iCa

151 5,0 0,10 7,24 19 138 18 8,1 8,7 11,2 -19,7 -17,7 99

mmol/L mmol/L mmol/L

o Ph
o o o o

pCO2 pO2 Hct HCO3

mmHg mmHg % mmol/L mmol/L mmol/L

o TCO2
o

HCO3 std

o BE ecf
o o

BE (B) Saturasi O2

V.

DIAGNOSA Diare dengan dehidrasi berat

VI.

PENATALAKSANAAN o Bed rest o IVFD Ringer laktat loading 200 cc


6

o Ringer laktat 60 cc/jam 15 tetes per menit o Ringer asetat 120 cc/jam o KAEN 3 B 12 tetes per menit o Stesolid 5 mg o Propiretic supp 80 mg o Pemeriksaan kultur feses VII. PROGNOSIS Ad vitam Ad fungtionam Ad sanationam : dubia ad bonam : dubia ad bonam : dubia ad bonam

VIII.

FOLLOW UP

Tanggal 13 juni 2012 S O : muntah (-), mencret berkurang, os sadar : ku: sedang, kes: CM, hr:132 x/mnt, rr: 32 x/menit, BB : 6,4 kg Lab: Fungsi hati o SGPT o SGOT Fungsi ginjal o Ureum o Kreatinin 44,9 0,5 mg/dl mg/dl 60 80 U/L U/L

Analisa gas darah dan elektrolit


7

o Na o K o iCa o Ph o pCO2 o pO2 o Hct o HCO3 o TCO2 o HCO3 std o BE ecf o BE (B) o Saturasi O2 A P

147 4,1 0,13 7,43 27 200 36 17,7 8,7 20,9 -6,5 -5,2 100

mmol/L mmol/L mmol/L

mmHg mmHg % mmol/L mmol/L mmol/L

: diare akut dengat dehidrasi berat : TL

TINJAUAN PUSTAKA DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI BERAT Definisi Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. (Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid I, 2012) Cara penularan dan faktor resiko Cara penularan umumnya melalui cara fekal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat. (melalui 4F : fingers, flies, fluid, field). Faktor resiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antara lain : 1. Tidak memberi ASI secara penuh atau 4-6 bulan pertama kehidupan bayi 2. Tidak memadainya penyediaan air bersih 3. Penyemaran air oleh tinja 4. Kurangnya sarana kebersihan (MCK) 5. Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk 6. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan yang tidak baik Selain itu terdapat beberapa faktor yang pada penderita dapat meningkatkan kecendrungan untuk dijangkit diare antara lain : gizi buruk, imunodefisiensi, berkurangnya keasaman lambung, menurunnya motilitas usus, menderita campak dalam 4 minggu terakhir dan faktor genetik.

Etiologi 1. Faktor infeksi Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).Infeksi parenteral yaitu infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.(Behrman, 2009). 2. Faktor Malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat yaitu disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dansukrosa),

monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak.Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein. 3. Faktor Makanan Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu. 4. Faktor Psikologis Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

10

Bagan etiologi Diare Patofisiologi Terdapat beberapa mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare yaitu: 1. Gangguan osmotik Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare (Poorwo, 2003). 2. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare karena peningkatan isi lumen usus.

11

3. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare (Poorwo, 2003). Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut: 1. Kehilangan air (dehidrasi) Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare. 2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis) Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan.Produk metabolism yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler. 3. Hipoglikemia Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare. Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak. 4. Gangguan gizi Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh: Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat.

12

Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik. 5. Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal. Manifestasi klinis

Klasifikasi Diare Pada Diare akut dapat ditemukan gejala dan tanda-tanda sebagai berikut : 1. BAB lebih cair/encer dari biasanya, frekwensi lebih dari 5 kali sehari 2. Apabila disertai darah disebut disentri (diare akut invasif)
13

3. Dapat disertai dengan muntah, nyeri perut dan panas

4. Pemeriksaan fisik : Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan tanda utama, yaitu kesadaran, rasa haus, turgor kulit abdomen.Perhatikan juga tanda tambahan, yaitu ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata cekung atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, kering atau tidaknya mukosa mulut, bibir dan lidah.Jangan lupa menimbang berat badan. Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai kriteria sebagai berikut: a. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan < 5% berat badan): 1) Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan 2) Keadaan umum baik, sadar 3) Tanda vital dalam batas normal 4) Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada, mucosa muluut dan bibir basah 5) Turgor abdomen baik, bising usus normal 6) Akral hangat. Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak mau minum, muntah terus-menerus, diare frekuen) (Ardhani, 2008). b. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan) 1) Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih tanda tambahan 2) Keadaan umum gelisah atau cengang 3) Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang, mucosa mulut dan bibir sedikit kering
14

4) Turgor kurang 5) Akral hangat Pasien harus rawat inap(Ardhani, 2008).

c. Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan) 1) Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dengan dua atau lebih tanda tambahan 2) Keadaan umum lemah, letargi atau koma 3) Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada, mucosa mulut dan bibir sangat kering 4) Anak malas minum atau tidak bisa minum 5) Turgor kulit buruk 6) Akral dingin Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam, tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut.Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseorang yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.(Behrman, 2009). Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul) Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur.Pasien mulai gelisah, muka pucat,
15

akral dingin dan kadang-kadang sianosis.Karena kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung. Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal akut.

Penentuan derajat dehidrasi menurut sistim pengangkaan Maurice King (1974)

16

Pemeriksaan penunjang a) Tinja 1. Dapat disertai darah atau lendir 2. PH asam/basa 3. Leukosit > 5/LBP 4. Biakan dan test sensitivitas untuk etiologi bakteri/ terapi 5. ELISA (bila memungkinkan, untuk etiologi viruz) (Poorwo, 2003). b) Darah 1. Dapat terjadi gangguan elektrolit atau gangguan asam bassa

17

2. Analisa gas darah (Poorwo, 2003).

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal

Tatalaksana 1. Medis Dasar pengobatan diare adalah:


18

a. Pemberian cairan, jenis cairan,cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya. REHIDRASI ORAL Salah satu cara untuk mengatasi dehidrasi adalah dengan memberikan minuman rehidrasi pada anak. Minuman rehidrasi dapat membantu mencegah atau mengatasi dehidrasi. Pemberian cairan pengganti (cairan rehidrasi) baik yang diberikan secara oral (diminumkan) maupun parenteral (melalui infus) telah berhasil menurunkan angka kematian akibat dehidrasi pada ribuan anak yang menderita diare. Oralit merupakan cairan rehidrasi oral (CRO) yang mengandung elektrolit (Na, K, Cl, HCO3) dan glukosa telah terbukti dapat mengganti cairan saluran secara efektif dan memberikandehidrasi. Saat ini telah banyak cairan rehidrasi oral di pasaran dengan berbagai nama. Pengamatan klinis merupakan langkah awal yang penting dalam serangkaian penanganan diare pada anak, terutama dalam hal penentuan derajat dehidrasi. Kita mengenal 3 status dehidrasi pada seorang anak yang mengalami diare, yaitu (1) tanpa dehidrasi ; (2) dehidrasi ringan sedang ; (3) dehidrasi berat. Tetapi cairan yang diberikan pun disesuaikan dengan derajat dehidrasi yang ada. Pada keadaan tanpa dehidrasi, secara klinis anak masih terlihat aktif dan buang air kecil masih berlangsung normal. Pada keadaan ini tidak perlu membatasi pemberian makanan dan minuman termasuk susu formula. ASI diteruskan pemberiannya.
19

Untuk mencegah dehidrasi dapat diberikan CRO sebanyak 5-10cc/kg BB setiap buang air besar dengan tinja cair. Pada bayi, oralit dapat diberikan dengan cara berselang-selang dengan cairan yang tidak mengandung kadar Na seperti air putih atau ASI. Rehidrasi dengan menggunakan clear fluid (air putih, cairan rumah tangga, sari buah, dsb) akan memberikan hasil tidak optimal. Karena, kandungan natriumnya kurang. Sebaiknya, pemberian jus buah dan coal dapat memperbesar keadaan diare, karena mengandung osmolaritas tinggi di samping kadar Na yang rendah. Dehidrasi Ringan-Sedang Pada keadaan dehidrasi ringan-sedang, anak terlihat gelisah, rewel, sangat haus, dan buang air kecil mulai berkurang. Mata agak cekung, tidak ada air mata, turgor (kekenyalan kulit) menurun, dan mulut kering. Rehidrasi dilaksanakan dengan memberikan CRO sebanyak 75ml/kg BB yang diberikan dalam 3-4jam. Apabila telah tercapai rehidrasi dapat segera diberikan makan dan minum, ASI diteruskan, pemberian CRO rumatan (5-10ml/kg BB) setiap buang air besar cair. Minuman, seperti cola, gingerale, apple juice, dan minuman olahraga sports drink umumnya mengandung kadar Na yang rendah sehingga tidak dapat mengganti kehilangan elektrolit yang telah terjadi. Makanan tidak perlu dibatasi, karena meneruskan pemberian makanan (early feeding) akan mempercepat penyembuhan. Bila disertai muntah, CRO dapat diberikan

20

secara bertahap; 1 atau 2 sendok teh setiap 1 atau 2 menit dengan peningkatan jumlahsesuai dengan kemajuan daya terima anak. Tindakan ini perlu di bawah pengawasan, sehingga dapat dilaksanakan dalam suatu ruang observasi yang dikenal dengan Ruang Upaya Rehidrasi Oral atau Ruang Rawat Sehari. Pada akhir jam ke 3-4, pasien dapat dipulangkan untuk mendapat terapi rumatannya di rumah, atau tetap diobservasi untuk mendapat terapi lebih lanjut bila dehidrasi masih berlangsung. Suatu hal yang paling penting sebelum memulangkan pasien adalah orangtua harus paham betul dalam menyiapkan dan memberikan CRO dengan benar. Seorang anak tidak boleh hanya diberikan CRO saja selama lebih dari 24 jam. Early feeding harus segera diberikan. Makanan sehari-hari dapat dicapai secara bertahap dalam 24 jam. Memuaskan anak yang menderita diare hanya akan memperpanjang durasi diarenya.

Dehidrasi Berat Pada dehidrasi berat, selain tanda klinis pada dehidrasi ringan-sedang, juga terlihat kesadaran anak menurun, lemas, malas minum, mata sangat cekung, mulut sangat kering, pola napas yang sangat cepat dan dalam, denyut nadi cepat, dan kekenyalan kulit sangat menurun. Pada keadaan ini, anak harus segera dirawat untuk mendapat terapi rehidrasi parenteral (melalui infus). Pemberian susu formula khusus pada bayi diare hanya pada kasus yang
21

terindikasi. Pemberian susu yang mengandung rendah atau bebas laktosa hanya diberikan kepada anak yang secara klinis jelas memperlihatkan gejala intoleransi laktosa (tidak dapat mencerna laktosa yang terdapat di dalam susu). Sebagian besar diare pada anak terutama pada bayi disebabkan oleh virus, oleh karena itu antibiotik pada bayi dengan diare hanya diberikan pada kasus tertentu saja. Pemberian obat antidine yang banyak beredar saat ini meskipun dari beberapa laporan memperlihatkan hasil yang baik dalam hal lama dan frekuensi diare. Tetapi, hal ini belum dimasukkan ke dalam rekomendasi penanganan diare pada anak. Secara singkat, pemahaman gejala dehidrasi dan penanganan yang benar merupakan kunci keberhasilan anak dengan terapi diare.

CARA MEMBUAT CAIRAN REHIDRASI 1. Dibuat dengan bubuk sereal dan garam Bahan yang terbaik adalah tepung beras. Namun anda bisa menggunakan jagung pipil yang sudah dihaluskan, tepung terigu, sejenis gandum, atau kentang matang yang dihaluskan Cara membuatnya: Masukkan sendok teh prs garam ke dalam 1 liter air bersih dan
22

matang, Juga masukan 8 sendok teh penuh bubuk sereal. Didihkan selama 5 sampai 7 menit sampai menjadi bubur encer. Cepat dinginkan dan mulai berikan kepada anak diare. Perhatian: Cicipi minuman ini setiap kali sebelum diberikan kepada penderita untuk meyakinkan minuman tidak basi. Pada cuaca panas, minuman sereal seperti ini bisa basi dalam beberapa jam saja. 2. Dibuat dengan gula dan garam Anda dapat menggunakan gula kasar, gula coklat atau gula putih, atau sirop gula. Cara membuatnya: Masukkan sendok teh prs garam ke dalam 1 liter air bersih dan matang, Juga masukkan 8 sendok teh prs gula. Aduk rata. Perhatian: Sebelum menambahkan gula, cicipi dulu dan pastikan minumannya tidak seasin air mata Orang tua harus waspada dan mengetahui tanda-tanda jika diare si anak memburuk. Bawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan atau ke dokter jika kondisinya tidak membaik dalam 3 hari atau buang air besar cair bertambah sering, muntah berulang-ulang, makan atau minum sangat sedikit, terdapat demam dan tinja anak berdarah.
23

REHIDRASI PARENTERAL Rehidrasi parenteral dibutuhkan terutama untuk dehidrasi berat dengan atau tanpa syok, sehingga dapat mengembalikan dengan cepat volume darahnya, sertamemperbaiki renjatan hipovolemiknya. Cairan Ringer Laktat (RL) adalah cairan yang banyak diperdagangkan dan mengandung konsentrasi natrium yang tepat serta cukup laktat yang akan dimetabolisme menjadi bikarbonat. Namun demikian kosentrasi kaliumnya rendah dan tidak mengandung glukosa untuk mencegah hipoglikemia. Cairan NaCL dengan atau tanpa dekstrosa dapat dipakai, tetapi tidak mengandung elektrolit yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup. Jenis cairan parenteral yang saat ini beredar dan dapat memenuhi kebutuhan sebagai cairan pengganti diare dengan dehidrasi adalah Ka-EN 3B. Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya. Dehidrasi ringan. - 1 jam pertama 25 50 ml / Kg BB / hari - Kemudian 125 ml / Kg BB / oral Dehidrasi sedang. - 1 jam pertama 50 100 ml / Kg BB / oral - kemudian 125 ml / kg BB / hari. Dehidrasi berat.
24

- Untuk anak umur 1 bulan 2 tahun dengan berat badan 3 10 kg 1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (infus set 1 ml = 15 tetes atau 13 tetes / kg BB / menit. 7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit ( infus set 1 ml = 20 tetes ). 16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau minum,teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes / kg BB / menit. - Untuk anak lebih dari 2 5 tahun dengan berat badan 10 15 kg. 1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit ( infus set 1ml = 15 tetes ) atau 10 tetes / kg BB / menit ( 1 ml = 20 tetes ).

7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak tidak mau minumdapat diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes /kg BB / menit.

25

Daftar Pustaka
26

Behrman Richard et all, 2009, Nelson textbook of Pediatrics, Sanders: Phyladelpia. Juffrie, Mohammad et all, 2012, Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1, IDAI : Jakarta

27

Anda mungkin juga menyukai