Infeksi virus
Infeksi parasit
b. Infeksi parenteral
Yaitu infeksi di luar alat pencernaan makanan, seperti :otitis media akut
(OMA), tonsillitis / tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dsb.
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat (intoleransi laktosa)
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor imunodefisiensi
5. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
(Mansjoer Arif . 2007. Kapita selekta Kedokteran Jilid1)
C. PATOFISIOLOGI
Berdasarkan patofisiologinya, maka gangguan diare dibagi menjadi :
1. Gangguan osmotic
Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dealam rongga usus dan selanjutnya timbul diare,
karena terdapat peningkatan isi ke rongga usus.
Gangguan ini dapat diusebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan
kalori protein (KKP), atau bayi berat badab lahir rendah.
2. Gangguan sekresi.
Gangguan ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman patogen dan
apatogen, hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau makana, gangguan
psikis, gangguansyaraf, hawa dingin, alergi dan defisiensi immune terutama Ig A
sekretonik.
Akibat rangsangan tertentu, misalnya toksin pada dinding usus, akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga uusus, selanjutnya
timbul diare karena terdapatnya peningkatan isi rongga usus.
3. Motilitas usus
Hiuperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltic usus
menurun
7. Gejala dehidrasi mulai tan\mpak bila pasien banyak kehilangan cairan dan
elektrolit, yaitu berat badan turun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar
cekung (pada bayi), selaput lender bibir dan mulut serta kulit kering. (Staff
Pengajar fak. Kedokteran UI. 2005. )
E. PENATALAKSANAAN
Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat
etiologinya. Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan
elektrolit secara cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya
berhenti.
Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan
Diare persisten
Obat-obatan antidiare dan antimuntah tidak mempunyai efek yang nyata untuk
diare akut dan jugfa mempunyai efek yang membahayakan. Obat-obatan ini tidak
boleh diberikan pada anak kurang dari 5 tahun.
(www.Penyakit Tropis pada Anak.co.id)
F. PEMERIKSAAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laborat, yaitu :
1. Pemeriksaan kerja, baik secara makroskopis maupum mikroskopis.
2. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila
terdapat intoleransi gula. (Mansjoer, Arif. 2007. Kapita selekta Kedokteran)
DAFTAR PUSTAKA
-
LAPORAN PENDAHULUAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
b. DEFINISI
BBLR yaitu bayi dengan berat lahir < 2500 gram yang tidak selalu disebabkan
karena premaur (Sinopsis Obstetri jilid 1, hal : 448).
BBLR suatu istilah pengganti prematuritas karena terdapat 2 bentuk penyebab
bayi dengan BB < 2600 gram yaitu karena umur hamil kurang dari 37 minggu,
BB lebih rendah dari semestinya sekalipun cukup umur, atau karena kombinasi
keduanya (Ilmu Kebidanan Penyakitnya Kandungan & KB, hal : 324).
BBLR suatu keadaan dimana bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500
gram yang disebabkan oleh masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat
sesuai, bayi small for gestational age (SGA), bayi yang beratnya kurang dari
semestinya menurut masa kehamilannya (Ilmu Kebidanan, hal : 771)
c. ETIOLOGI
Faktor genetik/kromosom
Infeksi
Bahan toksik
Radiasi
Insufisensi/disfungsi placenta
Faktor nutri,msi
Faktor lain : merokok, peminum alkohol, bekerja berak masa hamil, plasenta
previa gemelli, obat, dsb (Sinopsis Obstetri jilid I hal. : 449)
Faktor ibu :
-
Jarak hamil menahun ibu : HT, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)
Faktor kehamilan
-
Gemelli
Perdarahan anterpartum
Faktor janin
Cacat bawaan
Luas badan bayi relatif besar sehingga cepat kehilangan panas badan
Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehingga cepat kehilangan panas badan.
Pernapasan
-
Alat Pencernaan
-
Otot hipotonik-lemah
Tulang rawan dan telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga tidak teraba
tulang rawan daun telinga
Alat kelamin pada bayi laki-laki pnogmentasi dan rugat skrotum kurang, testis
belum turun ke dalam skrotum, untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia
minora belum tertutup labia minora
Fungi saraf yang belum/kurang matang mengakibatkan reflek hisap, menelan dan
batuk yank,lg masih lemah dan tangisnya lemah.
d. Patofisiologi
Alat tubuh bayi BBLR belum berfungsi seperti bayi matur, oleh sebab itu, ia
mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup di luar uterus ibunya. Makin pendek
masa kehamilannya makin kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya,
dengan akibat makin mudahnya terjadi komplikasi dan makin tingginya angka
kematian. Bersangkutan dengan kurang sempurnannya alat-alat dalam tubuh baik
anatomik/fisiologik maka mudah timbul kelainan-kelainan, imaturitas ini juga akan
menghalangi adaptasi kehidupan ekstrauterine yang harus dilakukan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Manuba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Kebutuhan
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN TRIMESTER III
I.
PENGERTIAN :
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan
sel mani (spermatozoa) (Univ. Padjajaran Bandung. 1998. Obstetri Fisiologi)
Sel telur dapat dibuahi hanya beberapa jam setelah ovulasi, sedangkan sel mani
dalam badan wanita masih kuat membuahi selama 1-3 hari.
II.
FISIOLOGIS
Pada saat kehamilan wanita hamil akan mengalami perubahan-perubahan pada saat
badannya : diantaranya :
a. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gr, menjadi 1000 gr dengan
ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukuran muka belakang 22 cm.
Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim, tetapi pada
kehamilan muda terbentuk juga sel-sel otot yang baru.
b. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga selaput lendirnya
membiru (tanda chadwick). Kekenyalan vagina bertambah, artinya daya
diregang bertambah, sebagai persiapan persalinan.
Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksinya asam
PH 3,5 - 6,0
c. Ovaria
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan torpus luteu gravidatis, tetapi setelah
bulan ke IV corpus luteum ini mengisut.
d. Dinding Perut
Pada kehamilan lanjut pada primigravida sering timbul garis-garis
memanjang atau sorong pada perut dan disebut striae gravidarum.
Kadang garis-garis ini juga terdapat pada buah dada dan paha
Pada primigravida warnanya membiru, disebut striae lividae
Pada seorang multigravida di samping striae yang biru terdapat juga garis
dan putih agak mengkilat ialah perut (dikatrix) dari striae gravidarum pada
kehamilan yang lalu, dan disebut stiriae albicans.
e. Kulit
Selain striae gravidarum, pada kulit terdapat juga hyperpigmentasi antara
lain pada areola mamae, papila mamae, dan linea alba (linea nigra : hitam)
Hyperpigmentasi kadang-kadang terdapat pada kulit muka (pipi) disebut
cloasma gravidarum
f. Buah dada
Buah dada biasanya membesar dalam kehamilan disebabkan hypertensi dari
alveoli.
Hal ini menyebabkan hipersensitivitas pada mamae
Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali
mengeluarkan cairan kuning yang melengket yang disebut colostrum.
Areola mamae melebar dan lebih tua warnanya.
Perubahan ini disebabkan oleh pengaruh hormonal.
g. Pertukaran zat
Wanita yang hamil bertambah berat
Dalam triwulan pertama, penambahan berat + 1 kg
Dalam triwulan kedua, penambahan berat + 3 kg
Dalam triwulan ketiga, penambahan berat + 5,5 kg
Penimbangan pada pemeriksaan kehamilan sangat penitng. Karena kenaikan
berat badan yang terlalu banyak menandakan retensi air yang berlebihan atau
yang disebut prae-oedema dan merupakan gejala dini dari toxaemia gravidarum.
Kebutuhan akan calcium dan phospor bertambah untuk pembuatan tulangtulang janin begitu pula akan yerum untuk pembentukan Hb janin.
h. Darah
Volume darah bertambah, baik blasmanya maupun erythrocytnya ; tetapi
penambahan volume biasanya disebabkan oleh hyuraemia lebih menonjol
hingga biasanya kadar Hb turun.
Batas-batas fisiologis ialah : Hb 10 gr%
Erythrocyt 3,5 juta per mm3
Leucocyt 8.000 - 10.000 per mm3
Jantung lebih berat bebannya dalam kehamilan disebabkan penambahan
volume darah, perluasan daerah pengairan, fetus yang membesar dan adanya
plasenta, lagi pula jantung terdorong ke atas hingga sumbunya berubah.
Kegiatan paru-paru pun bertambah karena selain untuk mencukupi
kebutuhan ibu sendiri juga harus mencukupi kebutuhan janin akan O2
Sekresi asam garam (HCl) dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut
mungkin menyebabkan muntah dan gembung dalam kehamilan.
Juga tonus usus-usus berkurang yang menimbulkan obstipasi.
Kegiatan ginjal bertambah karena harus juga mengeluarkan racun-racun
badan janin
Ureter melebar, karena pengaruh progesteron, walaupun mungkin ada juga
faktor tekanan pada ureter oleh rahim yang membesar.
DAFTAR PUSTAKA
- Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
- Universitas Padjajaran. 1998. Obstetri Fisiologi. Bandung.
- Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta. YBP- SP
LAPORAN PENDAHULUAN
ANEMIA PADA KEHAMILAN
I. PENGERTIAN
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr
% pada trimester I dan II atau kadar kurang dari 10,5 gr % pada TM II.(Kapita selekta
Kedokteran Jilid 1. 2000)
II.
ETIOLOGI
Penyakit yang menyebabkan anemia dalam kehamilan.
Yang didapat : anemia defisiensi besi, anemia akibat pendarahan, anemia akibat
radang / keganasan, anemia mega loblastik, anemia hemolitik, anemia
hipoplastik.
Yang diturunkan : talasemia, haemoglobinonati, sel sabit, haemoglobinopati lain,
anemia hemolitik herediter.
Penyebab yang sering ditemukan adalah Anemia akibat Defisiensi Besi dan akibat
perdarahan.
Penyebab anemia umumnya adalah :
a. Kurang gizi (malnutrisi)
b. Kurang zat besi dalam diet
c. Mal absorbsi
d. Kehilangan darah yang banyak : persalinan yang lalu
e. Penyakit penyakit kronik; TBC, paru, usus, cacing, malaria dll.
( Saifudin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal)
NIFAS
Keguguran
Partus Prematurus
Syok
2.
3.
4.
5.
Prematuritas
(Prawirohardjo, 2002. Ilmu Kebidanan)
2. Parenteral : Diberikan bila ibu hamil tidak tahan pemberian peroral atau
absorbsi disaluran pencernaan kurang baik, diberikan secara
IM / IV yaitu imferon, jectofer dan ferrigen.
2. Anemia Megaloblastik
Anemia
megaloblastik
biasanya
berbentuk
marositik
atau
perdisiosa,
penyebabnya adalah karena kekurangan asam polik. Jarang sekali akibat karena
kekurangan vitamin B12. Biasanya karena malnutrisi dan infeksi yang kronik.
Pengobatan :
-
Asam folik 15 30 mg / hr
Pada kasus berat dan pengobatan peroral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi daraj.
3. Anemia Hipoplastik
Anemia Hipoplastik disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel
sel darah merah baru, penyebabnya yang pasti belum diketahui, kecuali yang
disebabkan oleh infeksi berat (Sepsis), keracunan dan sinar rontgen / sinar radiasi.
Pengobatan yang paling baik yaitu transfusi darah.
4. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran / pemecahan sel darah merah yang
telah cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :
-
POHON MASALAH
Gravida
TM II
TM I
TM II
Pemeriksaaan Lab
Hb < 11 gr %
Anemia megaloplastik
Kekurangan
asam
folik
Malnutrisi
Infeksi kronik
Anemia hipoplastik
Hipofungsi
Sumsum tulang
membentuk sel
darah merah baru
Keguguran
Partus Prematunus
Atonia Uteri
Perdarahan syok
Plasenta pevia
Perdarahan post partum
Anemia hemolitik
- Malaria
- Sepsis
- Keracunan
logam
Keguguran
Kematian janin dan kandungan
Kematian janin waktu lahir
Kematian parinatal tinggi
Cacat bawaan
Cadangan besi kurang
Penatalaksanaan
Infus Transfusi darah
Tingkatkan gizi
Fe (320 mg) + asam folat (0,5 mg)
Fe : IV, IM, Per oral
INTERVENSI UMUM
Dx/Mx/Keb
G
Tujuan :
Intervensi
Rasional
UK
Dengan
kompilasi
anemia
Kriteria Hasil :
- KU ibu : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV : TD : 110/70 120/80 mmHg
N
: 60 80 x/mnt
RR : 16 20 x/mnt
S
: 36,5 37,2 0C
- Pantau kadar Hb
makanan yang
mengandung zat besi
diharapkan anemia teratasi
dengan
dokter
- Meningkatkan kadar Hb
untuk - Pada kasus anemua berat
untuk mencegah
terjadinya syok
DAFTAR PUSTAKA
Benzian, Taher. MD, 1994. Kapita selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi;
EGC.
Ida Bagus Gde Manuaba, 2002. Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia.
EGC.
Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2006. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono.
LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN TRIMESTER 1
DEFINISI
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur dan sperma
komponennya adalah spermatozoa, ovum konsepsi dan nidasi.
Kehamilan trimester I adalah kehamilan dengan usia kehamilan antara 0 sampai
12 minggu.
Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sektiar 250 sampai 300
hari dengan perhitungan sebagai berikut :
Kehamilan sampai 28 minggu bila berakhir kegururan.
Kehamilan 29-36 minggu bila terjadi persalinan prematuritas.
Kehamilan berumur 37 sampai 42 minggu aterm.
Kehamilan > 42 minggu serotinus.
Kehamilan di bagi menjadi :
Triwulan Pertama
: 0-12 minggu
Triwulan Kedua
: 13-28 minggu
Triwulan ketiga
: 29-42 minggu
ETIOLOGI
Proses kehamilan merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan
disebabkan oleh :
Ovulasi pelepasan ovum
Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot
Terjadi nidasi (implementasi) pada uterus
Pembentukan plasenta
Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
TANDA-TANDA KEHAMILAN
Tanda Presumtif :
-
Amenorhoe
Mual-muntah
Ngidam
Payudara tegang
Sering miksi
Pigmentasi kulit
Epulis
Varises
Perubahan Psikologis
-
Kehamian Normal TM I
Dimulai dari usia kehamilan 0-12 mgg
Akhir bulan
1.
Besar uterus
Lebih besar
TFU
Belum teraba (palpasi)
2.
Telur bebek
Dibelakang symphisis
3.
Telur angsa
Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah : untuk mengetahui Hb
untuk mengetahui golongan darah
2. Urine : untuk mengetahui protein
untuk mengetahi albumin
3. VDRL : untuk mengetahui
Merokok
Bayi dari ibu-ibu perokok mempunyai BB lebih kecil.
Obat-obatan
Jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan selama kehamilan terutama dalam
TM I
Gerak badan
Kegunaannya : sirkulasi
darah
menjadi
baik,
nafsu
makan
bertambah,
pencernaan lebih baik dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang
melelahkan dilarang.
-
Kerja : -
istirahat cukup
Pakaian
: -
Tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan, tempat hiburan yang
terlalu ramai, sesak dan panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan
pingsan.
Kortus : -
Perdarahan pervaginam
Kesehatan jiwa :
Ketenangan jiwa penting dalam menghadapi persalinan, kaena itu dianjurkan
melakukan latihan fisik dan latihan untuk menghadapi peralinan.
Perawatan payudara :
Dibersihkan minimal 2x sehari dengan menggunakan kapas yang diberi baby oil /
minyak kelapa.
INTERVENSI UMUM
No
Dx/Mslh/Keb
1. Dx :
G...P...UK...mg
1. Beri
Intervensi
informasi
Rasional
tentang 1. Pemahaman
kenormalan
perubahan
ini
dapat
meningkatkan
penyesuaian
aktifitas
perawatan diri.
2. anjurkan
ibu
baru
dalam
menyesuaikan
5. tinjau
ulang
kebutuhan 5. Membantu
mempertahankan
folat
folat
memperbesar
terkena
resiko
anemia
mengaloblastik.
Masalah :
Mual-muntah
Digunakan
mengidentifikasi
muntah
dalam
untuk
derajat
menentukan
asuhan nutrisi.
2. Tentuka diit ibu hamil
2.
Untuk
kebutuhan
memenuhi
nutrisi
dan
muntah
3.
Memenuhi
kebutuhan nutrisi yang hilang
akibat muntah
DAFTAR PUSTAKA
Gde Manuaba, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk pendidikan bidan. 1998. Jakarta : EGC
Arlene Eisenberg, dkk. Kehamilan : Apa Yang Anda Hadapi Bulan perbulan. 1996,
Jakarta : Arcan.
Saifudin, Abdul Bari. Buku panduan praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. 2002. Jakarta : YBP-SP.
Asuhan Neonatal
LAPORAN PENDAHULUAN
PLASENTA PREVIA
I.
DEFINISI
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga menutupi sebagian (seluruh pembukaan jalan lahir. Pada
keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus). (Saifudin,Abdul Bari. 2002)
Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta
melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu :
1. Plasenta previa totalis
apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
2. Plasenta previa parsialis
apabila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
3. Plasenta previa manginalis
apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan.
4. Plasenta letak rendah
plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus, akan tetapi belum
sampai menutupi pembukaan jalan lahir.
Karena klasifikasi ini tidak didasarkan pada keadaan anatomic melainkan
fisiologis, maka klasifikasinya akan berubah setiap waktu. Umpamanya,
plasenta previa totalis pada pembukaan 8 cm. tentu saja observasi seperti ini
tidak akan terjadi penanganan yang baik.
(Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan. 2005)
II. DIAGNOSIS
Pada
setiap
perdarahan
antepartum,
pertamakalinya
dicurigai
dulu
penyebabny ialah plasenta previa sampai kemudian ternyata dugaan itu salah dengan:
-
Anamnesis
Pemeriksaan luar
Pemeriksaan in specula
USG
Radiografi
radioisotopi
Perabaan fornises
terbaik tergantung dari derajat plasenta previa, banyak perdarahan. Beberapa hal lain
yang halus diperhatikan pula ialah apakah terhadap penderita pernah dilakukan
pemeriksaan dalam , atau penderita sudah mengalami infeksi seperti seringkali
terjadi pada kasus-kasus kebidanan yang terbengkalai.
Plasenta previa totalis merupakan indikasi mutlak untuk seksio sesarea, tanpa
menghiraukan factor-faktor lainnya. Plasenta previa parsialis pada primigravida
sangat cenderung untuk seksio sesarea karena perdarahan itu biasanya disebabkan
oleh Plasenta previa yang lebih tinggi derajatnya daripada apa yang ditemukan pada
pemeriksaan dalam / vaskularisasi yang hebat pada seviks dan segmen bawah uterus.
Multigravida debgab plasenta letak rendah, plasenta previra menginaus atau
plasenta previra parsialis pada pembukaan lebih adari 5 cm dapat ditanggulangi
dengan pemecahan selaput ketuban tidak mengurangi perdarahan yang timbul
kemudian, maka seksio sesarea harus dilakukan.
Terdapat 2 pilihan cara persalinan, yaitu persalinan pervagianam dan
persalianan perabdominam (seksio sesarea).
Persalinan pervagianam bertujuan agar bagian terbawah janin menekan plasenta
dan bagian plasentayang berdarah selama persalinan berlangsung, sewhingga
perdarahan berhenti.
Persalianan dengan seksio sesarea bertujauan untuk secepatnya mengangkat
sumber pedarahan.
Persalinan pervagianam
Pemecahan selaput ketuban adalah cara yang terpilih untuk melangsungkan
persalinan pervaginam karena,
1. Bagian terbawah janin akan menekan plasenta dan bagian yang berdarah
2. Bagian plasenta yang berdarah itu dapat bebas mengikuti renggangan
segmenbawah uterus, sehingga pelepasan plasenta dari segmen-bawah uterus
lebih lantjut dapat dihindarkan.
(Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998)
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan dan Pemyakit Kandungan Untuk
Pendidikan Bidan dan Keluarga Berencana. Jakart: EGC
Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP
LAPORAN PENDAHULUAN
KB IUD
A. DEFINISI
IUD adalah singkatan dari intrauterine device yang berarti peralatan yang dipasang
didalam rahim. Fungsi peralatan ini adalh mencgah bertemunya sperma dan sel telur
dan menggagalkan pembuahan.
( Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontraspsi. 2003: 56 )
B. MEKANISME KERJA
IUD merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda
asing dengan timbunan leukosit, makrofag dan limfosit
IUD menimbulkan perubahan pengeluaran cairan,
prostaglandin,
yang
menghalangi spermatozoa
Pemedatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan
blastokos mungkin dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melakukan
nidasi
Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan coper menyebabkan gangguan gerak
spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melakukan konsepsi
( Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB untuk Pendidikan Bidan. 1998:
334 )
C. PENGGOLONGAN AKDR/IUD
I. Un medicated devices ( inert devices )
Braven bengring
Ora ring
Margulis cost
Lippes loop
Saf T coil
Delta loop
II. Medicated devices ( bio active devices )
Mengandung logam : AKDR Cu gen pertama
CU T-200
Cu T-7
AKDR cu gen kedua
Cu T 380 A
Cu T 380 AG
Cu T 220 C
NOVA T
DELTA T
MLCU- 375
Mengandung hormone :
Progestasert ( daya kerja 1 tahun )
LNG 20 ( mengandung levonorgestrel )
( Memahami kesehatan reproduksi wanita . 1999: 78 )
D. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Keuntungan :
Efektif segera setelah pemasangan
Metode jangka panjang
Sangan efektif
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Tidak mempengaruhi kuaitas dan volume ASI
Tidak ada interaksi dengan obat-obat
Membantu mencegah kehamilan ektopik
Dapat segera dipasang setelah melahirkan/abortus
Control medis yang ringan
Pulihnya kesuburan segera setelah dicabut
Kerugian :
Efek samping yang umum
Perubahan siklus haid
Haid lebih lama dan banyak
Perdarahan antar menstruasi
Saat haid lebih sakit
Komplikasi lain
Sakit dan kejang selam 3-5 hari setelah pemasangan
Anemia
Perforasi dinding uterus
Tidak mencegah IMS, HIV-AIDS
Tidak baik digunakan pada wanita dengan IMS
Penyakit radang panggul
Leukorea
Tingkat akhir infeksi dapat menimbulkan kemandulan
Klien tidak dapat melepas sendiri AKDR
Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui.
E. PERSYARATAN PEMAKAIAN
Yang dapat menggunakan :
Usia reproduktif
Nulipara
Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
Tidak menyukai untuk mengingat-ingat
Resiko rendah IMS
Yang tidak boleh menggunakan :
Sedang hamil
Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui
Sedang menderita infeksi genital
Kelainan bawaan uterus yang abnormal/tumor jinak rahim
Menderita TBC pelvic
Kanker anak genital
Ukuran rongga rahim < 5 cm
( Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2003 : 58 )
F.
INTERVENSI UMUM
Dx/Mx/Kebutuhn
Dx : P...calon Tujuan :
akseptor IUD
Intervensi
Rasional
lebih
lanjut
Intrevensi :
1. Jalin komunikasi yang harmonis
dengan ibu
1. Komunikasi yang baik akan
menumbuhkan
kx
2. Persiapan
alat
dan
bahan
pada
kepercayaan
nakes
sehingga
memudahkan
dalam
meberikan asuhan
2. Persiapan yang tepat akan
pemasangan IUD
memudahkan
dalam
dan
pemasangan
mempersilakan 3. Hal ini membantu klien untuk
untuk
mengajukan
pemeriksaan
tenang
dan
pemasangan
serta
speculum
dan
panggul )
4. Memeriksa
besar,proporsi
5. Lakukan pemeriksaan mikroskopik
adanya
pembengkakan
bening,
memudahkan
ulkus
kel.getah
menentukan
dan
konsistensi uterus
5. Melalui
pemeriksaan
jamur,
trikomonas
antisptik
dpat
mencegah infeksi
tenakulum
untuk
menjepit serviks
9. Masukkan sonde uterus
dengan
benar
no
technique )
11. Buang
bahan-bahan
touch
yang
terkontaminasi
12. Lakukan dekontaminasi alat-alat
mengurangi
resiko AKDR
terlepas
11. Memperkecil
resiko
memantau
efek
DAFTAR PUSTAKA
-
YBP-SP
Manuaba, Ida Gde Bagus. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.
Jakata : Arcan
Manuaba, Ida Gde Bagus. 1999. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN KALA III
A DEFINISI
Persalinan adalah : proses pengeuaran konsepsi yang variable melalui jaan lahir
biasa.
( Sinopsis Obstetri Jilid I : 42 )
Persalinan adalah : pengaluaran hasil konsepsi ( janin & uri ) yang telah ukup
bulan dan dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir normal taau melalui jalan
lain dengan bantuan atau tanpa bantuan. ( Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB untuk Pendidikan Bidan : 56 )
Kala III
Persalinan kala III adalah : dimulai setelah lahinya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Biasanya plasenta lepas dalam waktu 6 15
menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan fundus uteri,
Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah samba tangan
yang lain mendorong uterus kea rah belakang atas ( dorso cranial ) secara hatihati ( untuk mencegah inversi uteri ) jika plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, hentikan penanganan tai pusat dan tunggu hingga timbu kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur diatas
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau keluarga untuk
melakukan stimulasi putting susu
3 Pengeluaran plasenta
Akukan penanganan dan dorongan dorso cranial hingga plasenta terlepas minta
ibu meneran sambil penolong menarik tai pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian ke arah atas, mengikuti poros jaan lahir ( tetap lakukan tekanan
dorso cranial )
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10
cm dari vulva dan lahirkan plasenta
Jika plasenta tidak terlepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat
- beri dosis ulangan oksitosin 10 U IM
- lakukan kateterisasi jika kandung kemih kosong
- minta kluarga untuk menyiapkan rujukan
- uangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
- segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit
- bila terjadi perdarahan, lekukan plasenta menual
Saat plasenta manual di introitus vagina, lahirkan plasenta denagn kedua
tangan pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada tempat yang telah disediakan
4 Rangsangan taktil ( massase ) uterus
Segera seteah pasenta dan keuban lahir, melakukan massase uterus letakkan
telapak tangan di fundus dan lakukan massase dengan gerakan memutar
dengan lembut hingga uterus berkontraksi ( fundus teraba keras )
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15
detik massase
5 Menilai perdarahan
Periksa kedua sisi palsenta baik bagian maternal maupun fetal dan pastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan palsenta ke dalam kantung
plastic/tempat khusus
Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum, lakukan penjahitan
bila laserasi menyebabkan perdarahan
( Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.2000 : 52 )
INTERVENSI UMUM
Dx/Mx/kebutuhn
Dx : P...dengan
Tujuan :
Intervensi
inpartu kala
III
: 60-80 x/menit
: 36,5-37,50C
RR : 16-20 x/menit
Kala III < 30 menit
Rasioanal
Plasenta lengkap
Kotiledon : 16-20
Panjang
: 50 cm
Diameter : 2-3 cm
Intervensi :
a. Beritahu ibu akan disuntik oksitosin
b. Suntikkan oksitosin 10 U IM
c. Lakukan penegangan tali pusat
pengeluaran
plasenta
dengan hati-hati
sudah lepas
d. Mencegah
plasenta
teringgalnya
pada
dapat
uterus
yang
menimbulakan
perdarahan
e. Mempercepat kontraksi untuk
e. Lakukan massase uterus
mencegah
perdarahan
f. Dengan
pemeriksaan
mengetahui
terjadinya
melakukan
plasenta
dapat
kelengkapan
plasenta
aa
DAFTAR PUSTAKA
Rustam, Mochtar. 1998. Synopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan. 1998. Jakarta : EGC
Saifudin, Abdul Bari.Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
: kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu
itu sendiri (tidak berlangsung lama)
2. Aktif
: kekebalan yang dibuat oleh tubuh itu sendiri akibat terpajan pada
antigen (berlangsung lama).
Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen
kuman (bakteri, virus atau riketsia) atau racun kuman (toksoid) yang telah dilemahkan
atau dimatikan dan akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap
penyakit tertentu.
Polio adalah suatu penyakit infeksi virus yang akut yang disebabkan oleh
infeksi virus polio tipe I, II, dan III.
Vaksin oral polio hidup adalah vaksin polio trivalent yang terdiri dari suspensi
virus poliomyelitis tipe I, II, III (strain sabin) yang sudah dilemahkan,m dibuat dalam
biakkan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.
Imunisasi polio adalah pemberian vaksin polio agar dapat menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit poliomyelitis.
(Wahab, A. Samik . 2002. Sistem Imun, Imunisasi & Penyakit Imun. Jakarta. Widya
medika)
B. TUJUAN IMUNISASI POLIO
Membuat anak kebal terhadap penyakit. Jadi kalau anak tersebut kemasukkan
kuman bibit penyakit, anak tersebut akan tetap sehat, tidak mudah sakit / hanya
sedikit ringan. Sehingga terhindar dari kematian / dari gejala sisa yang menyebabkan
suatu cacat tubuh seumur hidup.
C. JENIS VAKSIN
1. Vaksin virus polio oral (OPV)
Vaksin ini digunakan secara rutin sejak bayi lahir dengan dosis 2 tetes
oral. Vaksin akan menghambat infeksi virus polio liar yang serentak. Penerima
vaksin dapat terlindungi setelah dosis tunggal pertama, namun 3 dosis berikutnya
akan memberi imunitas jangka panjang terhadap 1 tipe virus polio. Vaksin polio
oral disimpan tertutup pada suhu 2-8oC.
2. Vaksin polio inactivated (IPV)
Vaksin polio inactivated harus disimpan pada suhu 2-8oC dan tidak
boleh dibekukan. Pemberian dengan dosis 0,5 ml dengan suntikan subkutan dalam
3 kali berturut-turut dengan jarak 2 bulan antara masing-masing dosis akan
memberikan imunitas panjang terhadap 2 macam tipe virus polio. Imunitas
mucosal yamg ditimbulkan oleh IPV lebih rendah dibandingkan dengan OPV.
D. INDIKASI
Umumnya imunisasi polio yang diberikan secara TOPV (trivalent Oral Polio
Vaccine), atau diberikan melalui mulut (per oral), tidak memberikan reaaksi samping.
Kelumpuhan dilaporkan terjadi pada 1 dari 3 juta bayi (anak yang divaksinasi dan
tidak terjadi pada anak-anak yang menderita kekurangan globulin imun.
1. Imunisasi primer bayi dan anak
Dengan OPV diberikan pada BBL sebagai dosis oral, kemudian imunisasi dasar
mulai umur 2-8 bulan yang diberikan 3 dosis berturut-turut dengan jarak 6-8
minggu.
2. Vaksinasi terhadap orang tua yang belum lengkap vaksinasinya dan yang konyak
dengan anak yang mendapatkan vaksinasi OPV.
3. Imunisasi penguat. Dosis penguat OPV sebelum masuk sekolah.
4. Imunisasi untuk orang tua dewasa. Diberikan 3 dosis berturut-turut OPV 2 tetes
dengan jarak 4-8 minggu.
5. Vaksinasi untuk pasien imunokompromaks.
E. KONTRA INDIKASI
Pada individu yang menderita immune deficiency tidak ada efek samping
yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.
Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan
dapat diberikan setelah sembuh. Dan dalam sumber lain, menyebutkan kontra indikasi
dari pemberian imunisasi polio, yaitu :
1. Penyakit akut atau demam (temperature > 38,5oC), imunisasi harus ditunda.
2. Muntah atau diare
3. Sedang dalam pengobatan kortikosteroid / imunosupresif oral maupun suntikan.
4. Keganasan yang berhubungan dengan system retikuloendotelial.
5. Menderita infeksi HIV
6. Ibu hamil 4 bulan.
7. Diberikan dengan vaksin tipoid oral.
(Dick, george. 1995. Imunisasi Dalam Praktek. Jakarta. Hipokrates)
F. CARA PEMBERIAN DAN DOSIS
1. Diberikan secara oral (melalui mulut) 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4 kali
(dosis) pemberiandengan interval setiap pemberian minimal 4 minggu.
2. Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru.
3. Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan
selam 2 minggu dengan ketentuan :
a. Vaksin belum kadaluarsa
b. Vaksin disimpan dalam suhu +2oC sampai +8oC
c. Tidak pernah terendam air
d. Sterilitasnya terjaga
e. VVM masih dalam kondisi A atau B
4. Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh diguinakan lagi
untuk hari berikutnya.
(Achmad, Umar fahmi. 2006. Imunisasi. Jakarta. Buku Kompas)
DAFTAR PUSTAKA
-
Wahab, A. Samik . 2002. Sistem Imun, Imunisasi & Penyakit Imun. Jakarta.
Widya medika
LAPORAN PENDAHULUAN
NEONATUS NORMAL
A. DEFINISI
Neonatus adalah bayi yang baru lahir sampai usia 28 hari. Neonatus normal
adalah bayi yang dilahirkan dari kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan 2500
gram- 4000 gram.
Asuhan yang diberikan pada neonatus haruslah adekuat dan terstandar dengan
memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan bayi
segera setelah dilahirkan. Dengan tujuan :
Membersihkan jalan nafas
Memotong dan merawat tali pusat
Mempertahankan suhu tubuh
Penilaian
Pencegahan infeksi
(DepKes RI. 1998. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga Cetakan II.
Jakarta.)
2.
Kualitas ANC
3.
5. Penanganan persalinan
Penanganan persalinan dapat dipengaruhi kesalahan mutlak dari penolong.
(Manajemen Asuhan Kebidanan, PPKC (Pusat Pengembangan Keperawatan
Carolus). Jakarta: 2002)
C. PERUBAHAN YANG TERJADI SESUDAH KELAHIRAN
1. Gangguan Metabolisme karbohidrat
Oleh karena kadar gula darah tali pusat yang 65 mg/100 ml akan
menurun 50 mg/100 ml dalam waktu 24 jam sesudah bayi lahir. Energi yang
dibutuhkan neonatus pada jam-jam pertama adalah lahir diambil dari hasil
metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah mencapai 120 mg/100 ml.
bila oleh suatu hal perubahan glukosamenjadi glikogen meningkat dengan adanya
gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
maka kemungkinan bayi akan menderita hipoglikemia.
2. Pengaturan suhu
BBL belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan
mengalami
stress
dengan
perubahan-perubahan
lingkungan.
Pada
saat
BBL. Cadangan lemak ini akan habis dalam waktu singkat, dengan adanya stress
dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat
bayi.( Asuhan BBL, 2003: 9)
3. Perubahan system pernafasan
Pernafasan pertama pada bayi normalterjadi dalam waktu 30 detik
sesudah kelahiran. Poernafasan timbul sebagai akibat aktifitas normal susunan
syaraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya, seoerti
kemoresptor karotoid yang sangat peka terhadap kekurangan O 2 , rangsangan
hipoksemia sentuhan dan perubahansuhu di dalam uterus dan di dalam uterus.
Semua ini yang menyebabkan perangsangan pusat pernafasan dalam otak yang
melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma, serta otot-otot
pernafasan lainnya. (Ilmu Kebidanan, 2003: 254)
4. Perubahan system sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru, tekanan O2 di dalam alveoli
meningkat,
sebaliknya
tekanan
karbondioksida
turun.
Hal-hal
tersebut
darah ini masih belum matang, artinya BBL tesebut belum mampu melokalisasi
dari memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan yang didapat akan muncul
kemudian, BBL dengan kekebalan pasifmengandung banyak virus dalam tubuh
ibunya. Reaksi antibody keseluruhan terhadap antigen asing masih belum bisa
dilakukan sampai awal kehidupan anak. Salah satu tugas utama selam masa bayi
dan balita adalah pembentukan system kekebalan tubuh. Karena adanya defisiensi
kekebalan alami dan didapat ini. BBL sangat rentan terhadap infeksi, reaksi BBL
terhadap
infeksi
sangat
lemahdan
tidak
memadahi.
Oleh
karena
itu,
Kelanjutan keaktifan yang berlebihan adalah menjadi tegang dan relative tidak
memberi reaksi terhadap rangsangan dalam keadaan ini tertidur untuk beberapa
menit.
5.
Pada saat bayi bangun menjadi mudah terangsang, dengan frekuensi jantung
meningkat dan perubahan warna dan kadang keluarnya lender dari mulut. Setelah
masa ini dilampaui, keadaan bayi mulai stabil, daya isap serta refleks mulai
teratur. (Ilmu Kebidanan, 2002: 255)
Apabila suhu bayi kurang dari 36,5oC, segera hangatkan bayi tersebut.
0
Tidak ada
<100
1
>100
Usaha bernafas
Tidak ada
Menangis bagus
Keadaan otot
Lembur
Bergerak aktif
Refleks
Tidak ada
Menyeringgai
Menangis dg keras
Warna
Biru pucat
tubuh
merah muda
Potonglah talipusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting,
dengan tangan kiri
Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Potong dengan
gunting yang steril / DTT
Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi perdarahan,
lakukanlah pengikatan ulang yang lebih ketat
Jangan mengoleskan apapun ke tali pusat.
5. Perawatan mata
Obat mata eritromisin 0,5% atau btetrasiklin 1% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamida (penyakit menular seksual). Obat mata
perlu diberikan pada jam-jam pertama setelah persalinan.
6. Tunjukkan bayi pada orangtua dan keluarga yang lain
7. Kontak dini dengan ibu
Berikan bayi pada ibunya secepat mungin. Kontak dini antara ibu dan bayi
penting, untuk : - kehangatan memperthankan panas pada bayi
- ikatan batin dan pemberian ASI
Motivasi ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap (bayi
menunjukkan refleks rooting), jangan paksakan bayi untuk menyusu
Bila memungkinkan, jangan pisahkan ibu dengan bayi dan biarkan bayi
bersam ibunya paling sedikit 1 jam setelah persalinan.
8. Pemeriksaan fisik
Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apapun, lakukanlah
pemeriksaan fisik yang lengkap.
Ketika memeriksa bayi, ingat :
Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk memeriksa
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan
Bersikap lembut pada waktu pemeriksaan
Lihat, dengarkan, dan rasakan tiap-tiap daerah pemeriksaan, diumulai dari
kepala berlanjut secara sistematik menuju kaki
Jika diketemukan factor resiko / masalah, carilah bantuan lebih lanjut yang
diperlukan
Rekam setiap hasil pengamatan dan tindakan
9. Memberikan konseling
Memberikan konseling pada ibu, tentang :
Menjaga kehangatan bayi
Pemberian ASI
Perawatan tali pusat
Agar ibu mengawasi tanda tanda bahaya
10. Berikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada BBL,
lakukanlah :
- Semua BBL normal dan cukup bulan diberi vitamin K peroral 1
mg/ hari selama 3 hari
- Bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5
mg 1 mg IM
11. Imunisasi
Dalam waktu 24 jsam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan ke rumah,
berikan imunisasi hepatitis B.
G. TANDA BAHAYA
Jika ditemui tand-tanda bahaya, harus diwaspadai dan segera membawa ke
tenaga kesehatan, antara lain :
Pernafasan sulit / lebih dari 60x / mnt, terlihat retraksi pada waktu bernafas
Suhu terlalu panas (>38oC), disebut febris dan bila suhu terlalu dingin (<36oC)
disebut hipotermi.
Warna kulit abnormal : kulit/ bibir bewarna biru (sianosis)
Pemberian ASI sulit, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah
Infeksi : suhu meningkat, merah/ bengkak, keluar cairan (pus), bau busuk
Tali pusat : bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah
Gangguan gastrointestinal, misalnya tidak mengeluarkan mekonium selam 3 hari
pertama setelah lahir, muntah terus menerus dan perut bengkak, tinja warna hijau tua /
berdarah/ berlendir.
Tidak berkkemih dalam 24 jam, tinja lembek, hijau tua atau lender / darah.
Menggiggil / tangis tidak biasa, lemas, mengantuk, kejang halus
Mata bengkak dan mengeluarkan cairan.
(Winkosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP SP)
DAFTAR PUSTAKA
-
DepKes RI. 1998. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga Cetakan II.
Jakarta.
LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN KALA IV
e. PENGETIAN
Kala IV : masa 2 jam setelah plasenta lahir.
Kala IV : pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan
ibu terutama terhadap bahaya perdarahan.
(Obstetri Fisiologi. 2000. UNPAD Bandung)
f. PENATALAKSANAAN 2 JAM POST PARTUM
-
Pantau tekanan darah, nadi, TFU, kandung kemih dan perdarahan yang terjadi
setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua
kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal, lakukan observasi dan penilaian
secara lengkap.
Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras setiap 15 menit dalam
satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua kala keempat. Jika ada
temuan tidak normal, tingkatkan frekuensi observasi dan penilaian.
Pantau temperatur tubuh ibu satu kali setiap jam selama 2 jam pertama pasca
persalinan. Jika temperatur tubuh meningkat, pantau lebih sering.
Nilai perdarahan. Periksa perineum dan vagina setiap 15 menit dalam satu jam
pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua pada kala empat.
Ajarkan ibu dan keluarganya, bagaimana menilai tonus dan perdarahan uterus,
juga bagaimana melakukan pemijatan jika uterus menjadi lembek.
Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Jaga agar tubuh dan kepala ayi
diselimuti dengan baik, berikan kepada ibu dan anjurkan untuk dipeluk dan diberi
ASI.
DAFTAR PUSTAKA
-
LAPORAN PENDAHULUAN
KONTRASEPSI KONDOM
A. DEFINISI
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai
bahan diantaranya lateks ( karet ), plastic ( vinil ), atau bahan alami ( produksi
hewan ) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.
Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder dengan
muaranya berpibggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai
bentuk seperti putting susu.
Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan
efektifitasnya ( misalnya menambahkan spermisida ) maupun sebagai aksesoris
aktifitas seksual. Modifikasi tersebut dilakukan dalam hal :
-
Bentuk
Warna
Pelumas
Bahan
dipakai
Sebagai cara yang dipilih oleh pasangan tertentu
( Bagian Penanganan Efek Samping/Komplikasi Kontrasepsi : 32 )
E. EFEKTIFITAS
Kontrasepsi
- Efektif bila digunakan dengan benar
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Tidk mengganggu kesehatan klien
- Tidak mempunyai pengaruh sistemik
- Murah dan dapat dibeli scara umum
- Tidak perlu resep Dokter dan pemeriksaan kesehatan khusus
- Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda
Non kontrasepsi
- Member dorongan pada suami untuk ikut ber-KB
- Dapat mencegah penularan IMS
- Mencegah ejakulasi dini
- Membantu mencegah terjedinya kanker serviks
- Saling berinteraksi sesame pasien
- Mencegah imunoinfertilitas
( Bagian Penanganan Efek Samping / Komplikasi Kontrasepsi : 33 )
F. KETERBATASAN
Efektifitas tidak terlalu tinggi
Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
Agak mengganggu hubungan seksual
POHON MASALAH
kondom
bahan :
- Lateks ( karet )
- Plastic ( vinil )
- Bahan alami ( produksi hewan )
Cara kerja :
- Menghalangi terjadinya pertemuan sperma & sel telur
- Mencegah penularan mikroorganisme
manfaat
kontrasepsi
-
non kontrasepsi
- member dorongan pada suami ikut KB
- dapat mencegah penularan IMS
- mencegah ejakulasi dini
INTERVENSI UMUM
- saling berinteraksi
Dx/Mx/Kebutuhn
Intervensi
P..calon akseptor Tujuan :
Mencegah kehamilan
kondom
Kriteria :
Ibu tidak hamil
Ibu merasa cocok dengan alat
kontrasepsi pilihanya
Intervensi :
Lakukan komunikasi
Rasional
penggunaan kondom
-
dari kondom
Jelaskan pada pasien untuk
segera datang ke petugas kesehatan
bila ada efek samping
Terjalin kepercayaan
antara bidan dengan klien
Menghindari pemakaian
kondom yang kadaluarsa
Mengetahui tingkat
kecocokan klien dalam
menggunakan kondom
Mencegah terjadinya
kegagalan
Menambah pengetahuan
klien tentang kontrasepsi
kondom
Efek samping dapat
segera ditangani
DAFTAR PUSTAKA
Informasi pelayanan kontrasepsi. 1996. Jakarta : BKKBN
Bagian penanganan efek samping /komplikasi kontrasepsi. 2006. Jakarta : SMPFA
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan.Yogyakarta. YBP-SP
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP
LAPORAN PENDAHULUAN
IMUNISASI DPT
A. Definisi
Imunisasi adalah
Imunologi / imunitas untuk menimbulkan kekebalan pada seseorang dengan cara
memberikan vaksin tertentu, sehingga dapat terlindung dari penyakit-penyakit infeksi.
(Wahab, A. Samik . 2002. Sistem Imun, Imunisasi & Penyakit Imun. Jakarta. Widya
medika)
Virus yang
dilemahkan
Virus
Imunitas
aktifyang
yang sengaja
dibuat dimatikan
Imunisasi
Toxoid
Pasif
Imunitas
Didapatpasif
dari ibu
bawahan
sewaktu dalam
Janin
kandungan
Aktif
Jenis Vaksin
Virus yang
dilemahkan
1 kali
pemberian
BCG
Campak
Rubella
Rotavirus
Mumos
Toxoid
Virus yang
dimatikan
Perlu
pemberian
bosster
Texoid tetanus
Influensa
Hepatitis A
Hepatitis B
DPT
PT
Polio
IMUNISASI DPT
Bayi sehat
Kontra indikasi
- Demam > 380 C
- Riwayat anafilaksik
- ( syok, kejang,
penurunan
kesadaran, dll )
Imunisasi diberikan 3 X
Internal 4 minggu
Vaksin DPT/DT/TT
Vaksin DT
Wanita hamil
Usia 15-45 th
UK 7-8 bln
Imunisasi TT minimal 2 X
Usia sekolah :
- Masuk SD ( 5-6 th )
- Lulus SD ( 12 th )
Vaksin DPT
40 if toksoid difteri
15 if toksoid tetanus
24 ( bu ) bordetella pertusisi
Aluminium Fosfak
Mertiolat
+ 2 Tahun
Penyimpanan 20 80 C
Intervensi Umum
Diagnosa/Masalah/
Intervensi
Kebutuhan
Dx.
Bayi
Rasional
akan
diimunisasi DPT
ibu.
mana
yang
akan
disuntik imunisasi.
3. Minta ibu mengatur posisi 3. Memudahkan
bayinya.
proses
penyuntikan
dan
memberikan
rasa
4. Menyuntikkan vaksin
DPT
dengan
vaksin
akan
berkembang
tetap
mengadakan replikasi
dalam tubuh sehingga
dapat
menimbulkan
respon
imun
protektiof
booster
yang
diperlukan
/
ulangan
imunisasi.
5. Catat dalam KM.
5. Upaya
pendokumentasian
hasil imunisasi serta
memudahkan
mengingat
yang
telah
untuk
imunisasi
/
akan
diterima.
6. Berikan penyuluhan tentang 6. Ibu
efek samping imunisasi DPT.
tidak
cemas
dengan
kondisi
bayinya
setelah
imuisasi DPT.
7. Berikan penyuluhan tentang 7. Ibu
status imunisasi bayinya.
tahu
bahwa
bayinya
telah
mendapatkan imunisasi
DPT
dan
beberap
1. Berikan antipiuretik.
1. Untuk menurunkan /
suhu
menyembuhkan
efek
dari
DPT
samping
imunisasi
panas badan.
2. Anjurkan
mengompres
ibu
untuk 2. Saat
dengan
air
terjadi
demam
sehingga
tubuh
menghilang.
DAFTAR PUSTAKA
dan
akan
Direktoral Jendral PNM & PUP. 1989. Modul Latihan Petugas Imunissasi, Jakarta
: Depkes RI
Wahab, A. Samik . 2002. Sistem Imun, Imunisasi & Penyakit Imun. Jakarta. Widya
medika
LAPORAN PENDAHULUAN
FISIOLOGI
Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisiologi yaitu :
Fisik
a. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah
Tekanan darah menurun karena relaksasi kerja jantung/hypotermi
orthostatit, penurunan normalnya sampai 20 mmHg (systole)
sedangkan diastole tetap.
Nadi
Mengalami penurunan/brodikaria, normalnya 50-70 x/mnt.
Suhu
Mengalami kenaikan, yaitu 380C setelah persalinan yang disebabkan
meningkatnya kerja otot, dehidrasi dan perubahan hormonal saat
proses persalinan berlangsung, akan tetapi bila setelah 24 jam suhu
masih tetap tinggi (> 380C) maka hal ini merupakan tanda-tanda
infeksi.
b. Kardiovaskuler
Bradikardia
Diaporesis pada malam hari dan tidak disertai demam normal
Hemoglobin dan hematokrit tetap. Leokosit 15.000-30.000
c. Saluran Perkemihan
Diuresis pada 24 jam pertama karena oedem waktu pesalinan
Hematuria karena trauma kandung kencing
Acetonuria karena dehidrasi pada partus lama
Proteinuria merupakan proses motorik involusi uteri
d. Endokrin
Estrogen dan progesterone menurun setelah plasenta lahir
Prolaktin meningkat karena hisapan bagi pada proses laktasi
ASI mulai keluar untuk laktasi
e. Mammae
Keluar colostrums pada minggu I yang berwarna kuning kental, banyak
mengandung protein, lemak dan antibody
ASI pada hari ke-3 mengalami Breast Engogement karena vaskularisasi
f. Sistem Pencernaan
Minggu pertama : motilitas usus menurus, kekurangan cairan dan
ketidaknyamanan perineum bisa mengakibatkan konstipasi.
g. Organ Reproduksi
Endometrium
Daerah implantansi mengalami involusi
2-3 pp nekrosis
7 hari pp mulai terbentuk lapisan basa
16 hari pp normal kembali
6 minggu pp perkembangan kembali sel endometrium
Uterus
Involusi
Bayi lahir
Uri lahir
750 gram
1 minggu
500 gram
2 minggu
350 gram
6 minggu
Bertambah kecil
50 gram
Sebesar normal
30 gram
8 minggu
Lokhea
Berat Uterus
1000 gram
Merupakan cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
pada masa nifas.
Lochea :
Rubra : warna merah, terjadi 2 hari post partum
Sanguinolenta : darah + lendir, warna merah kuning, pada hari ke-3-7
pp
Serosa : warna kecoklatan, terjadi 4-9 hari post partum
Alba
Serviks
Setelah persalinan bentuknya seperti corong, berwarna kehitaman,
lunak, kadang-kadang terjadi perlukaan kecil.
Setelah lahir :
1 jam pp : tangan masih bisa masuk rogga rahim
2 jam pp : dapat dilalui 2-3 jari
7 hari pp : dapat dilalui satu jari
Vagina
Vagina mengalami perlukaan, oedema dan biru, laserasi, rugae
berkurang, dan akan sembuh dalam 6-7 hari bila tidak disertai infeksi
Perineum
Luka episiotomi maupun robekan perineum akan mengakibatkan
ketidaknyamanan dan nyeri, untuk menguranginya dapat diberikan
analgetik.
Psikologik :
Perubahan Psikologis pada masa nifas
Taking in (timbul pada hari 1 sampai 2 hari)
Dependen
Pasif
Fokus pada diri sendiri
Fisik
laserasi
Vagina
laserasi
Kardiovaskuler
Perineum ruptur
Takikardia
episiotomi
Bradicardia
Komponen darah
Sistem
perkemihan
Deuresis
Hematuria
Acetonuria
Proteinuria
Sistem
perkemihan
Estrogen + progesterone
Prolaktin
Endokrin
Estrgen + progesterone
prolaktin
Puerperium
Mammae
Sistem
pencernaan
Psikologis
Servix
Nyeri
Colostrums
Motilitas usus
Kekurangan cairan
Tataking in
Taking hold
Letfing go
Konstipasi
Mobilisasi
Bergantung komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
Bervariasi : miring kanan / kiri atau duduk / jalan-jalan
Untuk mencegah tromboplebitis
meningkatkan
banyak cairan
3.
Miksi
kesehatan
Dapat dilakukan 3 - 4 pp
Obstipasi
5.
Perawatan Payudara
Untuk persiapan menyusui puting lemas tidak pecah-pecah
6. Laktasi
parsia
perineum
dan
kulit
sebelah
depan
perineum
Derajat I
robekan pada
Fourchete posterior
Kulit perineum
Mukosa vagina
Fourchete poserior
Kulit perineum
Otot perineum
Mukosa vagina
Fourchete posterior
Klasifikasi
laserasi
Kulit perineum
Otot perineum
Otot stingter an external
Mukosa vagina
Purchete posterior
Kulit perineum
Otot perineum
Otot sfingter ani external
Dinding rectum anterior
POHON MASALAH
PERSALINAN
KALA I
Laserasi spontan
Dijahit
Terpenuhi
-
Ibu nyaman
Luka cepat sembuh
Tidak terjadi infeksi
INTERVENSI UMUM
Tidak terpenuhi
-
No
1.
Dx/Mslh/Keb
Intervensi
Dx : PP Post normal 1. Observasi TFU, jumlah,
hari pertama
1.
Rasional
Dapat memastikan bahwa ibu
dalam post partum normal
2.
3.
Mengetahui terjadinya
dehidrasi sejak dini sehingga
dapat cepat ditangani
4. HE tentang personal
4.
2.
Masalah :
1.
perineum
ekspresi pasien
nadi meningkat
2.
dini
3. Inspeksi perbaikan
3.
4.
Mempercepat penyembuhan
luka dan mengurangi resiko
terjadinya infeksi
2. Konstipasi
1.
Anjurkan
mobiliasi dini
2.
No
Dx/Mslh/Keb
Anjurkan
makan-makanan bergizi
dan berserat
Intervensi
3.
Anjurkan untuk
minum cairan + 8
gelas/hari
3.
dehidrasi
5.
1.
Obser
vasi TTV
Dem
am PP, setelah 24 jam 1 me
nunjukkan adanya infeksi
Infeksi
luka episiotomi terhadap
tanda-tanda
infeksi/rembesan dan
eksudat purulen
3.
atan perineum
pertumbuhan bakteripenyebab
infeksi
4. Membantu mencegah dan
membatasi penyebaran infeksi
Kebutuhan :
1.
Personal hygiene
4.
Gunak
Perawatan payudara
Informasi
1.
infeksi
3.
2.
Perawatan payudara
erawatan perineum
1. Dengan mandi ibu menjadi
bersih dan merasa lebih nyaman
4.
G
unakan teknik aseptik se
tiap kali melakukan tinda
kan
1.
Anjurkan ibu mandi minimal
2x sehari
2.
No
Dx/Mslh/Keb
3.
Informasi
partum progesif
DAFTAR PUSTAKA
-
Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Nonatal. Jakarta : YBP-SP.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
LAPORAN PENDAHULUAN
KETUBAN PECAH PREMATUR
A.
PENGERTIAN
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan, dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak
ketuban pecah sampai terjadi kontraksi rahim disebut Kejadian ketuban pecah dini
(periode laten). (Manuaba, Ida Bagus Gde. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. 1998. Jakarta. EGC)
Ketuban pecah dini atau spontaneous / early / premature rupture of the
membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu; yaitu bila pembukaan
pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.
Bila periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah mana dapat terjadi
infeksi yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak. Untunglah karena
adanya antibiotika spektrum luas maka hal ini dapat ditekan.
(Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. 1998. Jakarta. EGC)
B.
ETIOLOGI
Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat
dijabarkan sebagai berikut :
-
Servik inkompeten
2.
C.
PATOGENESIS
TAYLOR dkk, telah menyelidiki hal ini, ternyata ada hubungan dengan hal-hal
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
D.
a.
Terhadap Janin
Walaupun ibu belum menunjukkan gejala-gejala infeksi tetap janin mungkin
sudah terkena infeksi. Karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi (amnionitis,
caskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalitas
dan mobiditas perinatal.
b.
Terhadap ibu
Karena jalan terbukan, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi bila teralalu
sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis (nifas),
peritonitis dan septikemia serta dry-labor. Ibu akan merasa lelah karena terbaring
di tempat tidur, partus akan menjadi lama, suhu badan naik, nadi cepat dan
nampaklah gejala-gejala infeksi.
E.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
F.
KOMPLIKASI
-
Pada anak
IUFD dan IPFD, Asfiksia dan Prematuritas
Pada ibu
Partus lama dan infeksi, atonia uteri. Perdarahan postpartum, atau infeksi nifas
G.
PIMPINAN PERSALINAN
1.
2.
Partus spontan
2.
Ekstraksi vakum
3.
Ekstraksi forsep
4.
5.
POHON MASALAH
KPD
Masuk rumah sakit
- Antibiotika
- Batasi pemeriksaan dalam
- Pemeriksaan air ketuban, kultur dan bakteri
- Observasi tanda infeksi dan distress janin
- Bidan merujuk ke RS / Puskesmas
Hamil prematur
Observasi
-Suhu rectal
-Distres janin
Kortikosteroid
kehamilan aterm
kelainan obstetric
- disters janin
-Letak sungsang
-Letak lintang
-CPD
-Grandemultipara
-Infertiitas
-Persal.obstruktif
Secsio sesaria
-
letak kepala
indiksi induksi
- infeksi
- waktu
Gagal
Reaksi uterus tak ada
Kelainan letkep
Fase laten & aktif memanjang
Rupture uterus iminen
berhasil
- persalinan vagina
INTERVENSI UMUM
Dx
Mx
Intervensi
Rasional
Kebutuhan
Dx : G..P..UK... Tujuan
Inpartu Bayi dapat lahir dengan selamat
kala I fase dan tidak terjadi komplikasi pada
laten
dengan
KPD
ibu
Kriteria :
KU
Kesadaran
-
: baik
:
composmentis
TD
: 110/70-120/80
mmhg
N : 60-80x/menit
S
: 36,5-37,50C
RR : 18-24x/menit
DJJ : 120-160X/menit
HIS teratur dan adekuat
Mengetahui
Intervensi :
janin dalam rahim
Lakukan pemeriksaan TTV Memantau
-
pada ibu
Lakukan
keadaan
pemeriksaan
palpasi
janin
dalam
rahim
-
Mencegah
kekuranga oksigen pada
bayi
miring ke kiri
Anjurkan pada ibu unyuk
napas panjang saat ada kontraksi
Anjurkan pada keluaga
untuk menemani serta memberi
-
Mengurangi rasa
nyeri
Dapat
membuat
Mendapatkan
penanganan lebih lanjut
DAFTAR PUSTAKA
-
LAPORAN PENDAHULUAN
HAEMORAGHI POST PARTUM
A. DEFINISI
HPP ( haemorrage post partum / perdarahan post partum )
Adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah persalinan berlangsung
(Buku acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal :123 )
B. KLASIFIKASI
Perdarahan post partum dibagi menjadi perdarahan post partum primer dan sekunder
yaitu :
- Perdarahan post partum primer yaitu : perdarahan yang terjadi pada 24 jam
pertama, penyebab utama perdarahan post partum primer adalah atonia uteri,
retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir
- Perdarahan post partum sekunder yaitu : perdarahan yang terjadi setelah 24 jam
pertama, penyebab utama perdarahan post partum sekunder adalah robekan jalan
lahir dan sisa plasenta atau membrane.
Perdarahan post partum merupakan penyebab penting kematian maternal khususnya
dinegara berkembang, factor yang menyebabkan HPP adalah :
- Grandemultipara
- Jarak persalinan pendek, kurang dari 2 tahun
- Persalinan yang dilakukan dengan tindakan : pertolongan kala uri sebelum
waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun, persalinan tindakan paksa.
( Ilmu Kebidanan : 256 )
C. ETIOLOGI
1. Retensio plasenta
POHON MASALAH
Perdarahan post partum
Penyebab :
penyebab :
- Atonia uteri
- Retensio plasenta
- sisa plasenta/membran
- Sisa plasenta
- Robekan jalan lahir
INTERVENSI UMUM
Dx/Mx/Kebutuhn
Intervensi
Dx : P..kala IV
Tujuan :
dengan HPP
: 60-80x/menit
: 36,5-37,50C
RR : 18-24x/menit
TFU : 2 jri bwh pusat
UC
VU
Data dasar
Intervensi :
-
Lakukan pemeriksaan
KU dan TTV
-
Pasang infuse
Dengan pemeriksaan
Lakukan eksplorasi
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP
LAPORAN PENDAHULUAN
DISTOSIA BAHU
I. PENGERTIAN
Setelah kelahiran kepala akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan
kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang. Bahu pada umumnya akan
berada pada sumbu miring (oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan pada saat ibu
mengejan akan menyebabkan bahu depan (anterior) berada di bawah pubis. Bila bahu
gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring panggul dan
tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan
bahu depan terhadap simpisis.
II. ETIOLOGI
Distosia bahu terutama disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu
untuk melipat kedalam panggul disebabkan oleh fase katif dan persalinan kala II
yang pendek pada multipara sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat
menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah
melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelum bahu
berhasil melipat masuk kedalam panggul.
III.SYARAT
1.
2.
3.
Jalan lahir dan pintu bawah panggul memadai untuk akomodasi tubuh bayi
4.
5.
6.
IV. LANGKAH KLINIK MELAHIRKAN BAYI DENGAN DISTOSIA BAHU
A. Manuver Untuk Melahirkan Bahu Belakang
1. Masukkan tangan mengikuti lengkung sakrum sampai jari penolong mencapai
fosa antecubiti
2. Dengan tekanan jari tengah, lipat lengan bawah kearah dada
3. Setelah terjadi fleksi tangan, keluarkan lengan dari vagina (menggunakan jari
telunjuk untuk melewati dada dan kepala bayi atau seperti mengusap muka
bayi), kemudian tarik hingga bahu belakang dan seluruh lengan belakang dapat
dilahirkan
4. Bahu depan dapat lahir dengan mudah setelah bahu dan lengan belakang
dilahirkan
Bila bahu depan sulit dilahirkan, putar bahu belakang ke depan (jangan menarik
lengan bayi tetapi dorong bahu posterior) dan putar bahu depan kebelakang
(mendoromg anterior bahu depan dengan jari telunjuk dan jari tengah operator)
mengikuti arah punggung bayi sehingga bahu depan dapat dilahirkan.
B. Dekontaminasi dan Pencegahan Infeksi Pascatindakan
C. Perawatan Pascatindakan
DAFTAR PUSTAKA
-
Mochtar, Rustam Prof. Dr. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: EGC.
Manuaba, Prof. dr. Ida Bagus Gde, S.pOG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berenana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
LAPORAN PENDAHULUAN
ABORTUS INKOMPLET
A. Definisi
Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16 dimana proses
plasentasi belum selesai.
Abortus adalah penghentian atau berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat tertentu)
pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu / buah kehamilan belum
mampu untuk hidup diluar kandungan.
Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar
kandungan dengan berat badan <1000 gram / umur kehamilan <28 minggu.
B. Klasifikasi
1. Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi tanpa di dahului tindakan apapun tetapi akibat
kelainan. Kelainan atau gangguan gangguan atau penyakit penyakit dibagi
menjadi :
a. Abortus iminens
Yaitu proses awal keguguran yang ditandai dengan pendarahan
pervaginam
b. Abortus insipiens
Yaitu proses abortus yang sedang berlangsung dan tidak dapat lagi di
cegah.
c. Abortus inkompletus
Yaitu proses abortus dimana hanya sebagian hasil konsepsi telah
dikeluarkan melalui jalan lahir
d. Abortus kompletus
Yaitu proses abortus dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan
melalui jalan lahir
e. Missed abortion
Yaitu proses abortus yang terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu,
namun keseluruhan hasil konsepsi tertahan di uterus selama 6 minggu /
lebih atau memanjangnya retensi hasil konsepsi yang mati tanpa adanya
tanda tanda perkembangan atau pertumbuhan.
2. Abortus provokatus
Abortus provokatus adalah interupsi kehamilan sebelum janin mampu hidup
atas permintaan wanita yang bersangkutan, tetapi bukan atas dasar penyakit
janin / gangguan kesehatan.
a. Abortus provokatus medialis
Adalah pengguguran kandungan yang dilakukan atas dasar pertimbangan
untuk menyelamatkan nyawa ibu hamil.
b. Abortus provokatus kriminalis
Adalah pengguguran kandungan yang dilakukan bukan atas dasar
pertimbangan keselamatan ibu hamil
C. Etiologi
Faktor yang menyebabkan
- Kelainan kromosom
- Lingkungan sekitar inflantasi yang kurang sempurna
- Pengaruh teratogen yang kurang sempurna
Janin
Kelainan plasenta
Ibu
- Infeksi
- Kelainan sistemik
- Paparan lingkungan
- Faktor hormonal
- Sebab psikosomatik
- Trauma fisik
Ayah
Translokasi ayah
D. Patofisiologi
Mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta yang
menyebabkan pendarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2. Bagian yang
terlepas dianggap benda asing. Sehingga rahim berusaha mengeluarkan dengan
kontraksi. Pengeluaran terjadi secara spontan seluruhnya, sehingga tidak
meninbulkan berbagai penyulit yang begitu berarti. Oleh karena itu abortus
memberikan gejala umum sakit perut dikarenakan adanya kontraksi rahim, terjadi
pendarahan dan disertai pengeluaran seluruh hasil konsepsi.
E. Abortus inkomplet
Yaitu abortus dimana hanya sebagian hasil konsepsi dikeluarkan melalui jalan
lahir dan yang tertinggal adalah desidua atau plasenta
Gejala :
- Amonorhoe
- Sakit perut dan mules mules
- Pendarahan yang bisa sedikit atau banyak dan biasanya berupa stosel
-
( darah beku ).
Sudah ada keluar fetus atau jaringan
Pada pemeriksaan dalam :
o Serviks terbuka
o Kadang kadang dapat diraba sisa sisa jaringan dalam kanalis
Abortus -kompletus
Pastikan
Missed abortion
ABORTUS INKOMPLET
Gejala :
Amenorhoe
Sakit perut dan mules mules
Pendarahan yang bisa sedikit atau banyak
dan biasanya berupa stosel
POHON MASALAH
penanganan :
Jika pendarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan < 16 minggu dilakukan secara digital atau cunam ovum
Jika pendarahan banyak aspirasi vakum manual
Jika kehamilan >16 minggu lakukan evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus
Daftar pustaka
DAFTAR PUSTAKA
-
Gizi ibu hamil adalah pencapaian status gizi selama kehamilan agar dapat menjalani
kehamilan dengan aman, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik.
2. Tujuan Pemenuhan Gizi Ibu Hamil :
-
Agar mencapai status gizi ibu yang optimal sehingga ibu dapat menjalani
kehamilan dengan aman.
Ibu dapat melahirkan seorang bayi yang potensi fisiknya dan mental yang baik.
3. *
Perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil merupakan suatu proses yang
alamiah. Sehingga dalam kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan energi dan zat
gizi. (Menurut Kubler, 1988). Hal-hal tersebut dikarenakan :
-
Roti tawar
Margarin
Segelas susu
Selingan :
-
Siang
-
Nasi 1 piring
Sayur bayam
Sambel teri
Jus buah
Selingan :
-
Malam
-
Nasi 1 piring
Sayur sop
Ayam goreng
LAPORAN PENDAHULUAN
RETENSIO PLASENTA
A.Pengertian
Istilah retensio plasenta dipergunakan kalau plasenta belum lahir dalam 30 menit sesudah
bayi lahir.
Sebab-sebab :
a. Sebab-sebab fungsional
His kurang kuat (sebab terpenting)
Plasenta kurang terlepas karena :
-
b. Sebab patologi-anatomi
Plasenta akrela
Plasenta inkrela
Plasenta perkreta
B. Kejadian-kejadian retensio plasenta berkaitn dengan :
a. Grande multipara dengan implantasi plasenta dalam bentuk plasenta adneksia,
plasenta akreta, plasenta inkreta dan plasenta perkreta.
b. Gangguan kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan.
c. Retensio plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan :
-
C.Terapi
Kalau plasenta dalam 30 menit setelah anak lahir, belum memperlihatkan gejala-gejala
pelepasan, maka lakukan pelepasan plasenta manual.
Indikasi plasenta plasenta manual yaitu retensio plasenta/ plasenta adhevisa.
Kontraindikasinya yaitu plasenta inkreta atau plasenta perkreta.
D. Persiapan Plasenta Manual :
1. Peralatan
2. Sarung tangan steril
3. Desinfektan untuk genetalia eksterna
Tehnik :
Sebaiknya dengan narkoba, untuk mengurangi sakit dan syok.
a. Tangan kiri melebarkan genetalia eksterna, tangan kanan dimasukkan secara obstetrik
sampai mencapai tepi plasenta dengan menelusuri tali pusat.
b. Tepi plasenta dilepaskan dengan bagian luar tangan kanan sedangkan tangan kiri
menahan fundus uteri sehingga tidak terdorong ke atas.
c. Seluruh plasenta dapat dilepaskan maka dengan tangan kanan dikeluarkan bersama
dengan plasenta.
d. Dilakukan eksplorasi untuk mencari sisa plasenta/ membrannya.
e. Kontraksi uterus ditimbulkan dengan memberikan uterotonika.
f. Perdarahan diobservasi
Penyulit Persalinan
PENYEBAB
Sebab-sebab fungsional
His kuat
Plasenta kurang
terlepas karena
Tempatnya
Bentuknya
Ukurannya
Sebab-sebab anatomi :
Plasenta akreta
Plasenta inkreta
Plasenta perkreta
POHON MASALAH
PLASENTA MANUAL
Histerektomi
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Winkjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.
Syafuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
Dep.Kes. RI. 2002. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK.
Mochtar, Rustam. 1996. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
1.
Pengertian
MP-ASI merupakan tambahan makanan sebagai pendamping ASI yang diberikan
kepada bayi sekitar umur 6 24 bulan, dengan jenis makanan yang mengandung
unsur gizi tertentu, dimana makanan itu bisa dibuat khusus ataupun mengolah dari
makanan keluarga sehari-hari yang dimodifikasi agar mudah dimakan dan
mengandung cukup nutrisi.
2.
3.
4.
Tidak ada tulang atau bagian yang keras yang dapat membuat bayi tersedak.
5.
Menyimpan makanan yang mudah busuk/ sudah dimasak ke dalam lemari es.
Menutupi makanan.
6.
Taruh dalam cangkir atau mangkok kecil, kemudian berikan pada bayi dengan
menggunakan sendok kecil.
Dalam memberikan sari buah pada bayi hendaknya dari bentuk sari buah yang encer,
semakin hari jika bayi dapat menerima menjadi bentuk sari buah yang pekat (tanpa
dicampur air).
Nilai gizi 50 gr jeruk :
Energi = 22 kal, vit. A = 5 SI, vit. C = 25 mg
LAPORAN PENDAHULUAN
LETAK SUNGSANG
Pengertian
Letak sungsang merupakan keadaan janin di mana letaknya memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri.
Letak sungsang yaitu janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim
kepala berada di fundus dan bokong di bawah.
Macam-macam Kelainan Letak Yaitu :
Letak sungsang
Letak lintang
Tetapi yang dibahas di sini hanya letak sungsang saja.
Klasifikasi
-
Etiologi
Faktor Ibu :
Keadaan rahim
Keadaan placenta (plasenta letak rendah, plasenta previa)
Keadaan jalan lahir (kesempitan panggul, terdapat tumor)
Faktor Janin :
Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
Hidrosefalus atau ansefalus
Hidramnion atau oligohidramnion
Prematuritas
Diagnosa
Palpasi
Kepala teraba di fundus bagian bawah bokong dan punggung kiri atau kanan.
Auskultasi
DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat.
Pemeriksaan Dalam
Dapat diraba or sacrum, tuber ischi dan anus kadang-kadang kaki.
Pemeriksaan foto rontgen : bayangan kepala di fundus.
Penatalaksanaan
Saat Kehamilan
Persalinan spontan
Dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri.
Manual aid
Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu tetapi sebagian
lagi dengan tenaga penolong.
Ekstraksi sungsang
Janin dilahirkan seluruhnya dengan tenaga kesehatan.
Perdarahan
Infeksi
Asfiksia
Trauma persalinan
Infeksi
Ukuran janin
Tehnik menolong :
-
Spontan Bracht
Cara klasik
Cara muller
Cara lovset
Cara mauriceau
Wigand martin
Noujok
Proque terbalik
Fase lambat
Lahirnya bokong sampai umbilikus.
Fase cepat
Lahirnya umbilikus sampai mulut/ hidung dalam fase ini tidak lebih dari 8 menit.
Fase lambat
Lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir.
DAFTAR PUSTAKA
-
Manuaba, Ida Bagus Gde. Prof. Dr. SpOG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan bidan. Jakarta: EGC
Materi Penyuluhan
Perawatan Tali Pusat
Perawatan Tali pusat adalah Perawatan tali pusat yang dilakukan pada tali pusat
ketika bayi baru lahir. Adapun manfaat perawatan tali pusat itu sendiri yaitu agar tidak
terjadi infeksi tetanus neonatorum pada bayi. Sisa tali pusat agar cepat kering dan lepas,
menjaga kemungkinan keluarnya darah dari perut melalui sisa tali pusat. Disamping
manfaat perawatan tali pusat terdapat pula bahaya yang bisa terjadi apabila tali pusat
tidak dirawat yaitu biasanya bakteri memasuki area tali pusat sebelum penyembuhan
dan akhirnya dapat menyebabkan infeksi tetanus neonatorum. Infeksi pangkal tali pusat
dari bayi baru lahir, omphalitis akan terus menjadi masalah dinegara-negara yang
sedang berkembang, dimana asuhan tali pusat yang bersih tidak dipraktekkan secara
umum. Bagian tubuh pangkal tali pusat tersebut menjadi lingkungan medium yang baik
bagi bakteria untuk tumbuh hingga pangkal tali pusat tersebut jatuh antara 5 15 hari
setelah lahir. Infeksi pangkal tali pusat tersebut melibatkan tali pusat itu sendiri serta
kulit (Lokal) sekelilingnya atau bakteria yang menyebabkan infeksi tersebut bisa
menyebar melalui tali pusat menuju ke pembuluh darah ke organ-organ dalam
menimbulkan infeksi sistemik yang lebih parah (Septikemia).
Di negara-negara yang sudah maju organisme yang paling umumsebagai penyebab
infeksi tali pusat adalah Staphylococcus aureus, di ruang-ruang perawatan rumah sakit.
Infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar dasar Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Dep. Kes RI. 1999. Intra Partum Postpartum. Jakarta : Dep. Kes RI
Materi Penyuluhan
KADARZI
Pengertian KADARZI
Adalah Keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan mengatasi
masalah gizi anggota keluarganya.(www. Artikel Gizi.co.id)
Bilamana keluarga disebut KADARZI :
a. Keluarga bisa memantau BB secara teratur
b. Keluarga biasa makan beraneka ragam
c. Keluarga biasa mengkonsumsi garam beryodium
d. Keluarga biasa memberikan hanya ASI saja kepada bayi, sejak lahir hingga 6 bulan
e. Keluarga biasa mendapatkan dan memberikan suplemen gizi bagi anggota
keluarganya
Manfaat memantau BB secara teratur :
a. Perubahan BB menggambarkan perubahan konsumsi makanan atau adanya
gangguan kesehatan
b. Menimbang dapat dilakukan oleh keluarga dimana saja
c. Keluarga dapat mengenali masalah kesehatan dan gizi anggota keluarganya
d. Keluarga mampu mengatasi masalahnya, baik oleh dirinya sendiri / dengan petugas
kesehatan
Cara Memantau BB Balita :
a. Anak balita dapat ditimbang dirumah / diposyandu setiap bulan mauoun ditempat
lain sekurang-kurangnya 2 bulan sekali
b. Hasil penimbangan BB anak dimasukkan kedalam KMS
c. Jika grafik BB pada KMS naik sesuai dengan garis pertumbuhannya, berarti anak
sehat. Jika tidak naik berarti ada penurunan konsumsi makanan / gangguan
kesehatan dan perlu ditindak lanjuti oleh keluarga / meminta bantuan petugas
kesehatan
(www. Kesehatan Gizi Balita.co.id)
Manfaat mengkonsumsi Garam Beryodium :
a. Zat yodium diperlukan tubih setiap hari
b. Gangguan
akibat
kekurangan
yodium
(GAKY)
menimbulkan
penurunan
ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna bersih dan sehat
b.
ASI dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dengan
normal sampai berusia 6 bulan
c.
d.
e.
DAFTAR PUSTAKA
Materi Penyuluhan
Persiapan Pranikah
1. Pengertian
Menikah merupakan satu moment yang tidak hanya membahagiakan tetapi juga
sebuah jenjang akhir bagi setiap pasangan yang telah menemukan belahan jiwanya.
Menurut UU Perkawinan Indonesia :
a.
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita bagi suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga (Rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdsarkan ketuhanan yang maha esa.
b.
Perkawinan diindonesia hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur
19 tahun dengan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun (UU Perkawinan
Indonesia)
:-
Hepatitis B
HBS Antigen
Darah Lengkap
Urine Lengkap
Tinja Lengkap
Coitus Interuptus
Kondom
Suntikan
www.Syarat Pranikah.co.id
Materi Penyuluhan
ANC
( Antenatal Care )
Hal-hal yang dilakukan pada ANC sebagai berikut :
Kunjungan ANC dilakukan kurang lebih 4 kali, dimana :
Kunjungan Pertama :
A. Identitas
Nama
Umur
Alamat
Pendidikan
Pekerjaan
B. Riwayat
1.
Kehamilan sekarang :
-
Sikus haid
Keluhan :-
Muntah-muntah
Pusing
Nafsu makan
Oedema
- HT
- Infeksi
- Persalinan lama
- Persalinan sebelum waktunya
F. Penggunaan cara-cara Kontrasepsi sebelum kehamilan ini ( Kontrasepsi yang
terakhir ) :
-
Pil
IUD
IMPLAN / Susuk
Suntikan
DLL
D.
muka
Mulut / gigi
Paru-paru
Jantung
Hati
Abdomen
Tekanan Darah
Berat Badan
Tinggi Badan
RR
Nadi
Tungkai
b. Laboratorium :
Pemeriksaan Lab. A. E :
-
HB
F. Pemeriksaan Kehamilan :
Pemeriksaan Luar terdiri dari :
-
F. Pemberian Imunisai TT
Dilakukan pada minggu ke 16 dan 20
G. Pemberian obat
a. Rutin : Fe, Calk, Multivitamin, dan Mineral DLL
b. Khusus (atas indikasi) seperti : Pemberian obat cacing, malaria DLL
H. Diberikan Penyuluhan :
-
Gizi
Kebersihan
Perawatan Payudara
Perawatan BBL
(Asuhan Antepartum)
Kunjungan Ulang
a. Anamnesa
Keluhan Utama
a. Pemeriksaan : 1. Umum : - BB
-
Nadi
TD
RR
Suhu badan
2. Khusus Obstetrik
Luar : -
TFU
- Bentuk Uterus
- Letak janin
- Gerakan Janin
- DJJ
Dalam : Atas indikasi
Lab : HB, Urine, (atas indikasi)
Pemberian Imunisasi TT bila perlu
Pemberian obat :
Gizi
Kebersihan
Perawatan payudara
Perdarahan antepartum
Penyakit Jantung
Asuhan Antepartum
Materi Penyuluhan
DAFTAR PUSTAKA
Materi Penyuluhan
Tidak teratur
Tanda-tanda Persalinan
1. Penipisan dalam pembukaan serviks
2. Timbulnya His persalinan adalah his pembukaan dengan sifatnya sebagai berikut :
a.Nyeri melingkar dari punggung memencar ke perut bagian depan
b. Teratur
c.Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya
d. Kalau dibawa berjalan semakin kuat
e.Mempunyai pengaruh pada pendataran dan / pembukaan seviks
f. Frekuensi minimal 2x dalam 10 menit kontraksi
3. Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir (show)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis servikalis keluar disertai
dengan sedikit darah. Pendarahan sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput
janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa cappilair terputus.
4. Keluarnya cairan banyak dari jalan lahir
Hal ini terjadi kalau ketuban pecah / selaput janin robek. Ketuban itu biasanya
pecah, kalau pembukaan lengkap / hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya
cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang selaput robek
sebelum persalinan kita boleh mengharapkan bahwa persalinan akan mulai dalam
24 jam setelah air ketuban keluar (Manuaba, 1998)
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan & Penyakit Kandungan&
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Materi Penyuluhan
Demam Berdarah
A. Pengertian
B. Tanda dan Gejala :
-
Perdarahan berupa :
-
Mimisan
Gusi Berdarah
Muntah darah
- Bercak darah
C. Ciri ciri nyamuk penular demam berdarah :
- Warna hitam, berbintik-bintik putih dibadan dan kakinya
- Menggigil pada siang hari
- Hidup didalam rumah dan sekitarnya terutama ditempat-tempat yang agak gelap
dan lembab serta kurang sinar matahari
D. Tempat Perkembangan :
1. Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari :
-
Tempayan
Bak mandi / WC
Ember
Vas bunga
Perangkap semut
Kaleng bekas
Ban bekas
H. Penyebaran :
-
Nyamuk ini dapat hidup dan berkembang biak sampai ketinggian daerah
100meter dari permukaan air laut
I. Pencegahan :
-
Lingkungan
Antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan
sampah padat, modifikasi tempat perkembang biakan nyamuk hasil
samping kegiatan manusia dan perbaikan desain rumah.
Biologis
Antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik
Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain Pengasapan / fogging, memberikan
bubuk abate
DAFTAR PUSTAKA
Soegijanto, Soegeng. 2004. Kumpulan Penyakit Tropis & Infeksi. Surabaya. Univ.
Erlangga
www. Wikipedia.co.id
Materi Penyuluhan
Pada permulaannya kanker leher rahim ini tidak ada gejala sehingga susah
untuk diketahuinya
Banyak anak
Pemeriksaan Papsmear
IVA
Puskesmas
DAFTAR PUSTAKA
Materi Penyuluhan
Asi Eksklusif
1. Pengertian dan Waktu Pemberian
Asi eklsklusif adalah Pemberain asi saja sejak bayi dilahirkan sampai sekitar usia 6
bulan, selama itu bayi diharapkan tidak mendapatkan tambahan cairan lain seperti :
susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih. Pada pemberian asi eksklusif bayi tidak
juga diberi tambahan makanan seperti : pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi tim, dsb.
(Manajemen Laktasi, edisi 2)
Asi ekslusif diharapkan dapat diberikan sampai 6 bulan tanpa makanan pendamping.
Diatas usia 6 bulan bayi memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian asi dapat
dilanjutkan sampai bayi berumur 2 tahun.
2. Kandungan Asi
A. Mengandung nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi
a. Mengandung Lemak
Sumber kalori utama dalam asi adlah lemAK, sekitar 50%. Asi berasal dari lemak.
Kadar kolesterol asi lebih tinggi daripada susu sapi, sehingga bayi yang mendapat
ASI mempunyai kadar kolesterol lebih tinggi. Disamping kolesterol, Asi mengandung
asam lemak essensi antar lain : Asam linoleat (Omega 6) & Asam linoleat (Omega 3)
b. Mengandung Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah Laktosa. Manfaat laktosa mempertinggi
absorpsi kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobacillus Bifidus.
c. Mengandung protein
Protein dalam susu adalah Kasein & whey. Kadar protein sebesar 0,9% whey
sebesar 60%. Didalam ASI terdapat 2 asam amino untuk pertumbuhan somatik &
Tauroin untuk pertumbuhan otak ( Buku Kesehatan Ibu dan Anak)
d. Garam dan Mineral
Ginjal neonatus belum dapat mengkonsentrasikan air kemih dengan baik,
sehingga diperlukan susu dengan kadar mineral yang rendah. ASI mengandung garam
dan mineral lebih rendah dibanding susu sapi.
e. Vitamin
ASI mengandung vitamin yang diperlukan bayi yaitu vit, K, E & J. Vit. K
berfungsi sebagai katalisator & pembekuan darah sedangkan Vit. E terutama di
kolostrum.
B. Mengandung zat protektif
a. Mengandung laktobacillus Bifidus
Berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat & Asam asetat. Kedua asama ini
menjadika nsaluran pencernaan bersifat asm sehingga menghambat pertumbuhan
mikroorganisme seperti : bakteri E. Coli yang sering menyebabkan diare, Shigela &
Jamur.
b. Mengandung Laktoferin
Merupakan protein yang yang berkaitan dengan zat besi. Dengan mengikat zat
besi, maka laktoferin bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan kuman yaitu
stafilokokus & E. Coli.
c. Mengandung Lisosom
Merupakan enzim yang dapat memecah dinding bakteri dan anti inflamatori
bekerja bersama peroksida dan askorbat untuk menyerang E. Coli dan sebagian
salmonela.
3. Komplemen C3 & C4
Mempunyai daya opsonik, anafilaksonik & Hemoktotatikynag bekerja bila
diaktifkan oleh Imunoglobulin A & Imunoglobulin E
4. Faktor anti Streptococus
Dapat melindungi bayi dengan infeksi kuman
5. Antibodi
ASI terutama kolostrum mengandung Ig A, Ig E, Ig M, &Ig G yang berfungsi
mencegah bakteri patogen & enterovirus masuk dalam mukosa usus. Dalam ASI
juga didapatkan antigen terhadap helicobacter jejuni penyebab diare. Kadranya
dalam kolostrum tinggi dan menurun pada usia 1 bulan, kemudian menetap selam a
menyusui.
6. Imunitas Seluler
ASI mengandung sel-sel sebagian besar (90%). Sel tersebut berupa makrofag
yang berfungsi membunuh & mem fagositosis mikroorganisme, membentuk C1 &
C4 Lisozim & Laktoferin
(Prawirohardjo, sarwono. 2002. Ilmu kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP)
Manfaat ASI :
A.
B.
Mengurang perdarahan
2.
3.
4.
DAFTAR PUSTAKA
- Manajemen Laktasi. Edisi 2
- Prawirohardjo, sarwono. 2002. Ilmu kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP
- Buku Kesehatan Ibu dan Anak
Materi Penyuluhan
Imunsasi Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah hepatitis
B.
2.
Imunisasi BCG
Imunisasi BCG adalah imunisasi yang sengaja diberikan agar anak terhindar dari
penyakit tuberkulosis (TBC).
3.
Imunisasi Polio
Imunisasi polio adalah imunisasi atau kekebalan yang diberikan dengan tujuan
mencegah kelumpuhan/ polio.
4.
Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah imunisasi yang berguna untuk mencegah penyakit difteri,
pertusis dan tetanus.
5.
Imunisasi Campak
Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegahn penyakit
campak.
DAFTAR PUSTAKA
-
www.wikipedia.co.id
Materi Penyuluhan
MENOPAUSE
1. Pengertian
Menopause adalah Haid terakhir / saat terakhir terjadinya haid. Menopause adalah
siklus menstruasi secara fisiologis yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia wanita.
Seorang wanita dikatakan telah menopause bila tidak mendapat haid lagi sejak 1 tahun
terakhir.
(Manuaba, Ida bagus Gde. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita .Jakarta.
Arcan)
2. Batasan
Perubahan wanita menuju masa baya antara 50 60 tahun
a. Fase pra menopause ( Klimakterium )
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi
perubahan psikologis / kejiwaan, terjadi perubahan fisik. Berlangsung selama antara
4 5 tahun. Terjadi pada usia 48 55 tahun
b. Fase Menopause
Terhentinya menstruasi, perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin
menonjol. Berlangsung sekitar 3 4 tahun, pada usia antara 50 60 tahun.
c. Fase pasca Menopause
Terjadi pada usia sekitar 60 65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap fisiologis dan
fisik. Keluhan makin berkurang.
3. Gejala yang timbul pada Menopause.
a. Panas dimuka, bahu, dan dada & banyak berkeringat dimalam hari.
b. Timbulnya rasa tertekan , sedih, gugup, mudah marah dan ketakutan menjadi tua
c. Vagina mulai kering sehingga timbul rasa nyeri yang sangat bila berhubungan
suami istri. Keadaan ini bila berkelanjutan menyebabkan istri menolak melayani
suaminya.
(www.wicipedia.co.id)
4. Perubahan tubuh menjelang menopause
a. Uterus / kandungan mengecil
b. Tuba falopii : lipatan tuba menjadi pendek, menipis dan mengerut
c. Ovarium / indung telur : ovarium menciut, terjadi penurunan fungsi ovarium untuk
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron, berhenti menghasilkan sel telur.
Akibatnya muncul keluhan akibat berkurangnya kadar hormon.
d. Sevik / Leher rahim : mengerut
e. Vagina : Terjadi penipisan dinding vagina, selain itu secret / lendir vagina mulai
mengering, menyulitkan hubungan suami istri.
f. Vulva / bibir rahim: Jaringan vulva menipis karena berkurangnya jaringan lemak,
kulit menipis, pembuluh darah berkurang. Akibat sering timbul rasa gatal.
g. Rambut kemaluan pada wanita mulai menipis, sebagian rontok dan mulai memutih /
uban.
h. Payudara : Jaringan lemak berkurang, puting susu mengecil akibatnya mulai
lembek, mengendor & keriput.
5. Aspek Psikologis wanita dalam Menopause
Wanita takut karena :
a. Menurunnya kecantiak sehingga dapat mengurangi ketertarikan suami
b. Payudara mulai menurun, kurang kencang sehingga menimbulkan kurang percaya
diri dan sekaligus menurunkan gairah suami
6. Cara mengatasi keluhan Menopause
a. Pemberian tablet hormon progesteron dan Estrogen alami
Terbukti mengurangi bahaya kanker endometrium maupun kanker payudara.
Demikian juga hormon ini menyebabkan wanuta terhindar dari hiperkolesterol yang
berakibat lanjutan penyakit darah tinggi, stroke dan penyakit jantung koroner.
b. Fitroestrogen ( produk olahan kacang kedelai )
Selain obat hormonalyang mengandung estrogen, adapula senyawa alamiah dalam
tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur kimianya mirip dengan estrogen.
c. Olahraga yang sesuai dengan usia tengah baya dengan olahraga produksi
endorphine dalam otak meningkat. Kondisi ini dapat memelihara keceriaan,
kegembiraan, pengiriman oksigen keotak pun meningkat sehingga ketegangan otot
dan berbagai gangguan fisik pun sirna.
d. Tetaplah berkarya pada menopause dan usahakan dapat memberikan manfaat pada
orang lain, datangnya menopause tidak perlu dipandang sebagai penderitaan. Upaya
ini dapat meningkatkan perasaan bahwa diri kita masih mampu memberi manfaat
bagi orang lain.
e. Berfikir bahwa menopause itu wajar. Berfikir positif tentang apapun peristiwa yang
dialami
f. Terlibat dalam aktifitas-aktifitas keagamaan, sosial dan memberikan apa yang
dimiliki baik itu pengetahuan ataupun ketrampilan.
(Prawirohardjo. Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP)
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida bagus Gde. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita .Jakarta.
Arcan
www.wicipedia.co.id
Materi Penyuluhan
bersalin harus steril dan lakukan pmx hanya bila perlu dan atas indikasi yang
tepat.
- Selama nifas, rawat hygiene perlukaan jalan lahir. Jangan merawat pasien dengan
tanda-tanda infeksi nifas bersama dengan wanita dalam nifas yang sehat.
Penanganan :
-
- Tetap meneteki
- Berikan Parasetamol 500mg bila perlu
D. Perdarahan dalam Nifas
Perdarahan dalam masa nifas dibagi menjadi :
1. Perdarahan post partum primer
Terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan post partum primer
adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir
2. Perdarahan post partum sekunder
Terjadi setelah 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan ini adalah robekan
jalan lahir dan sisa plasenta / membran.
Penyebab perdarahan post partum sekunder :
Perdarahan karena atonia uteri :
Faktor Predisposisi : - Keadaan umum ibu lemah
- Terjadinya anemia
- Jarak kehamilan < 2tahun
- Distensi rahim berlebihan : - Hidramnion
- Hamil kembar
Penanganan umum :
- Memasang infus / memberikan cairan pengganti
- memberikan uterotonika IM, IV
- Melakukan masase uterus sehingga kontaraksi otot rahim cepat dan makin
kuat
Perdarahan karena sisa uteri tertinggal
Gejala yang timbul :
- Perdarahan yang banyak dari liang sanggama. Bentuknya bergumpalgumpal terjadi beberapa hari setelah persalinan.
- Dasar rahim tetap tinggi
Penanganan :
-
Memasang Infus
Memberikan antibiotika
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC
Materi Penyuluhan
Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
Pengertian :
Kebutuhan dasar ibu nifas adalah kebutuhan yang harus dipenuhi selama nifas
selama 42 hari / 5 minggu.
(Manuaba, Ida Bagus, Gde. 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta. EGC)
Tujuan :
-
Boleh mengusap alkohol / obat merah selam tak menyebabkan tali pusat
basah dan lembab
Ibu harus tahu tanda bayi dalam posisi yang tepat dalm menyusu :
-
Tubuh dekat / kontak menghadap ibu, perut bayi menempel pada perut ibu
Mulut dan dagu bayi dekat dengan payudara ibu, pastikan puting susu
berada dalam mulut bayi
b. Gizi
Ibu perlu makan lebih banyak dari biasanya untuk membuat tubuhnya lebih
cepat pulih dan juga untuk produksi ASI. Dimana memerlukan makanan yang
banyak mengandung protein, mineral, dan cairan extra. Serta menganjurkan
ibu untuk minum tiap kali selesai menyusui.
Menganjurkan ibu untuk minum tablet Fe dan Kapsul vit. A agar bayi
memperoleh vit. A dari ASI-nya.
c. Asuhan kebersihan diri
Ibu post partum rentan terhadap infeksi, sehingga perlu dijaga kebersihan
diri / kebersihan tubuh, pakaian, tempat tinggal, dan lingkungan. Terutama
kebersihan kelamin serta anjurkan untuk mengganti pembalut minimal 2x
sehari.
Sarankan / Beritahu ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah membersihkan darerah kelaminnya.
Dan jika ibu mempunyai luka episiotomi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh luka.
d. Kehidupan seksual
Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka epis telah sembuh
dan keluaran lochia telah berhenti. Lebih baik lagi jika jika dilakukan setelah 6
minggu PP. Dimana tubuh sudah sembuh sepenuhnya. Serta ibu perlu tahu bahwa
rasa merangsang / perangsangan sex pada saaat menyusui merupakan hal yang
normal.
e. Kontrasepsi
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu
hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan
bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya, namun petugas
kesehatan dapat membantu merencanakan keluargaanya dengan mengajarkan
kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Biasanya wanita tdk akan menghasilkan telur (Ovulasi) sebelum mendapatkan
lagi haidnya selama meneteki. Oleh karena itu metode Amenorhoe laktasi
dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya
kehamilan baru. Resiko cara ini ialah 2% kehamilan .
Meskipun
beberapa
metode
KB
mengandung
resiko,
menggunakan
kontrasepsi tetap lebih aman. Terutama apabila ibu sudah haid lagi.
(Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP)
f. Istirahat
Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan
Sarankan ibu untuk kembali beraktifitas seperti biasa secara perlahan-lahan
serta untuk tidur siang dan beristirahat selagi bayi tidur.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
-
g. Ambulasi / Latihan
Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu
seperti :
- Denagn tidur terlentang denagn lengan disamping, menarik otot perut selagi
menarik nafas kedalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai
5 rileks dan ulangi 10 kali.
DAFTAR PUSTAKA
-
Manuaba, Ida Bagus, Gde. 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta. EGC
Materi Penyuluhan
KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL
I.
PENGERTIAN
Kebutuhan dasar ibu hamil merupakan kebutuhan yang harus didapatkan dan
dipenuhi selama kehamilan (Rustam, Mochtar, 1998. Sinopsisi Obstetri Jilid 1.
Jakarta. EGC)
II.
TUJUAN
Agar kehamilan aman, sehat, dan selamat karena terpenuhinya kebutuhan ibu
III.
d. Hubungan Seksual
Hubungan seksual bisa dilakukan walaupun dalam hamil kecuali jika ibu
tersebut mempunyai sejarah :
-
Perdarahan pervaginam
e. Pakaian
Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah :
1. Pakaian longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut
2. Pakaian kutang yang menyokong
3. Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi
4. Pakailah dalam yang selalu bersih
f. Bepergian
-
Bepergian dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya hipoksia dan
tekanan oksigen yang cukup dalam pesawat udara.
DAFTAR PUSTAKA
-
Materi Penyuluhan
Metode KB Sederhana
A. Pengertian
Metode KB Sederhana adalah Metode Kb yang digunakan tanpa bantuan orang lain.
B. Tujuan
Metode Kb sederhana dapat meningkatkan efektifitas dan mengurangi kemungkinan
efek sampng.
C. Jenis / Macam-macam :
1. Spermiside
Definisi :
Merupakan zat kimia yang dapat melumpuhkan sampai mematikan sperma
yang digunakan menjelang hubungan sex. Spermiside ini dapat dikemas
dalam bentuk aerosol ( busa ), tablet vagina / supositoria / film / tissue / dan
krim.
Cara Kerja
-
Merubah keadan lendir / cairan vagina sehingga menjadi tidak begitu baik
untuk mobilitas dan aktifitas sperma (memperlambat pergerakan sperma
dan menurunkan kemampuan perubahan sel telur)
Efektifitas
-
Keuntungan
-
Mudah digunakan
Efek samping
-
Definisi :
Merupakan suatu sarung karetyang tipis berwarna / tidak terbuat dari
berbagai bahan diantaranya latex / karet, plastik (vinil, sutra) atau bahan
alami (produksi hewani) yang dipasang pada batang penis pada saat berhub.
Sex.
Cara Kerja :
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan
cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis.
Sehingga sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi wanita.
- Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HIV/AIDS) dari satu
pasangan kepada pasangan lain (khusus kondom) yang terbuat dari latex dan
vinil.
Efektifitas :
-
Pakailah satu kondom untuk satu kali pakai saat berhub. sex
Keuntungan :
Efek Samping :
-
Iritasi vagina
3. Sanggama Terputus
Definisi :
Merupakan metode KB tradisional dimana pria mengeluarkan alat
kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
Cara Kerja :
Penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk kedalam
vagina, sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum. Ditentukan
kapan mulainya hari subur terakhir dengan menggunakan rumus.
Efektifitas :
Bagi wanita dengan siklus haid teratur, efektifitasnya lebih tinggi
dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur.
Keuntungan :
-
Efek Samping :
-
Terlalu lama berpantang kadang kala tidak tertahankan, terutama bila masa
berpantang telalu lama
4. Pantang Berkala
Definisi :
Berpantang (tidak coitus) beberapa hari sebelum ditambah beberapa hari
sebelum uvulasi.
Metode pantang berkala dikenal dengan 2 sistem, yaitu menggunakan sistem
kalender & menggunakan penilaian suhu basal
a. Pantang berkala dengan sistem kalender
Masa berpantang dihitung dengan rumus sebagi berikut :
Siklus haid pendek 18 hari : hari pertama mulai subur
Siklus haid panjang 11 hari : hari subur terakhir
Cara Kerja :
Sebenarnya cara ini hanya cocok bagi wanita yang siklus haidnya teratur.
Sebelum memulai cara ini hendaknya wanita mencatat pola siklus haidnya
paling sedikit 6 bulan dan sebaiknya 1 tahun. Setelah ini dicatat barulah
dengan cara ini masa berpantang akan lebih pendek namun lebih
meningkatkan efektifitas metode berkala.
Keuntungan :
-
Kelemahan :
-
DAFTAR PUSTAKA
-
Manuaba, Ida Bagus. Gde. 1998. Ilmu Kebidanan & Penyakit Kandungan &
Keluaga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC
Materi Penyuluhan
Cara Cuci Tangan Yang Benar
1. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan :
- Sebelum dan sesudah makan
- Sebelum dan sesudah melakkukan sesuatu
2. Manfaat Mencuci Tangan :
- Menjaga tangan agar tetap bersih
- Melindungi tangan dari kuman penyakit
- Membiasakan diri untuk hidup sehat
3. Langkah langkah cuci tangan yang benar :
a.
b.
c.
d.
Materi Penyuluhan
Cara Menggosok Gigi Yang Benar
1.
2.
3.
Setelah makan
Gerakkan sikat dari arah gusi kebawah untuk gigi rahang atas (seperti
mencungkil)
Gerakkan sikat dari arah gusi keatas untuk gigi rahang bawah
Sikat seluruh permukaan yang menghadap bibir & pipi serta permukaan
dalam dan luar gigi dengan cara tersebut
- www. Wicipedia.co.id
Materi Penyuluhan
Breast Care ( Perawatan Payudara )
Manfaat Perawatan payudara :
1. ASI dapat keluar dengan lancar
2. Ibu terhindar dari payudara bermasalah
3. Kebersihan payudara tetap terjaga
4. Menjaga bentuk payudara
5. Bayi menyusu terhindar dari kuman penyakit dan dapat puas menyusu
6. Mengetahui adanya kelainan
Alat dan Bahan :
1. Waslap
2. Handuk
3. baby oil / Minyak kelapa
4. Baskom
5. Kapas
6. Air Hangat
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Kompres puting susu dan bagian yang menghitam dengan kapas yang telah diolesi
baby oil / minyak kelapa
3. Bersihkan puting susu dan bagian yang menghitam
4. Licinkan kedua tangan dengan baby oli / minyak kelapa
5. Lakukkan penarikan puting susu
6. Mulai urut dari tengah, atas, samping
7. Sokong payudara, lakukan pemijatan 2-3 jari dari arah pangkal payudara sampai
puting susu dengan gerakan memutar
8. Lakukan pemujatan dengan tangan seperti pedang (dari tepi keputing susu)
9. Lakukan pemijatan dengan punggung jari (Tangan menggengam)
10. Kompres dengan air hangat dan air dingin
11. Setelah selesai guyur payudara kanan dan kiri dengan menggunakan air hangat
12. Bilas dan keringkan
Manfaat ASI :
a. Untuk bayi :
Zat gizi
b. Untuk Ibu :
-
Mengurangi perdarahan
Hemat
Memberi kepuasan
c. Untuk Keluarga
-
DAFTAR PUSTAKA
-
Matrei Penyuluhan
Persiapan Ibu akan Bersalin
Persalinan adalah Suatu proses alamiah yang terjadi pada wanita yang hamil, yaitu proses
pengeluaran bayi dan plasenta dari jalan lahir / melalui jalan lahir
dengan bantuan / tanpa bantuan. (Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu
Kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP)
Persiapan Ibu akan bersalin, diantaranya :
Persiapan Ibu :
A. Persiapan Fisik :
-
Cukup Istirahat
B. Psikis
Wanita tersebut akan dibayangi oleh kecemasan dan rasa ketegangan, maka wanita
harus menyiapkan psikis mental dengan sebaik-baiknya
C. Perlengkapan Ibu
-
Baju Ganti
Kain bersih
Celana dalam
Pembalut wanita
Handuk
sabun
D. Perlengkapan Bayi :
-
Baju bayi
Popok
Handuk
Selimut
Penutup kepala
C. Biaya
Suami perlu menabung untuk membiayai persalinan istrinya dan membeli
perlengkapan bayi dan istrinya
Jika bersalin dirumah suami / keluarga perlu menyiapkan :
-
Ruangan yang hangat dan bersih memiliki sirkulasi udara yang baik dan
terlindungi dari tiupan angin.
.
Kebutuhan Dasar Ibu akan Bersalin :
1. Asuhan Tubuh atau fisik
a. Menjaga kebersihan fisik
b. Perawatan Mulut
c. Penghisapan
2. Kehadiran seorang pendamping
Anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu
selamaAnjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu
selama persalinan dan proses kelahiran bayinya. Anjurkan mereka untuk berperan
aktif dalam mendukung dan mengenal berbagai upaya yang mungkin sangat
membantu kenyamanan ibu, hargai keinginan ibu untuk menghindarkan teman /
saudara yang secara khusus diminta untuk mendampinginya. (Psikologi Wanita
Jilid 2)
Bekerja sama dengan anggota keluarga untuk :
-
Jelaskan semua hasil pmx mengurangi kebingungan rasa cemas dan takut.
Penjelasan
tentang
prosedur
dan
adanya
keterbatasan,
hal
ini
DAFTAR PUSTAKA
-
: Metode KB Sederhana
: - Pengertian KB Sederhana
- Tujuan Metode Kb Sederhana
- Jenis / macam Metode KB Sederhana
B. Sasaran
C. Tanggal
: 12 Oktober 2009
D. Waktu
: 10.00WIB-10.30WIB
E.
Tempat
F. Tujuan Penyuluhan
: Posyandu Mediunan
:
G. Materi
: Terlampir
H. Metode
I. Kegiatan
: Terlampir
J. Media
: Leaflet
Topik
B. Sasaran
C. Tanggal
: 12 November 2009
D. Waktu
: 09.00WIB-09.30WIB
E. Tempat
: Posyandu Bodag
F. Tujuan Penyuluhan
Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang Kebutuhan dasar Ibu Nifas
G. Materi
: Terlampir
H. Metode
I. Kegiatan
J. Media
: Terlampir
: Leaflet
Topik
B. Sasaran
C. Tanggal
: 27 Oktober 2009
D. Waktu
: 09.00WIB-09.30WIB
E. Tempat
F. Tujuan Penyuluhan
: Terlampir
H. Metode
I. Kegiatan
J. Media
: Terlampir
: Leaflet
: - Pengertian Persalinan
- Persiapan-persiapan Ibu akan bersalin dan Keluarga
- Kebutuhan-kebutuhan ibu akan bersalin
B. Sasaran
C. Tanggal
: 30 Oktober 2009
D. Waktu
: 09.00WIB-09.30WIB
E. Tempat
: Posyandu Maduretno
F.Tujuan Penyuluhan
Ibu akan
G. Materi
H.
Metode
: Terlampir
: Ceramah, Tanya jawab
I. Kegiatan
: Terlampir
J. Media
: Leaflet
B. Sasaran
C. Tanggal
: 02 Februari 2010
D. Waktu
: 08.30WIB-Selesai
E. Tempat
: SDN 2 Pojok
F.Tujuan Penyuluhan
G. Metode
H. Materi
: Terlampir
I. Kegiatan
: Terlampir
J. Media
: Leaflet
: Imunisasi
: - Pengertian Imunisasi
- Jadwal Pemberian Imunisasi
- Macam-macam Imunisasi
B. Sasaran
C. Tanggal
: 27 Oktober 2009
D. Waktu
: 10.00WIB-10.30WIB
E. Tempat
: BPS Ny Silaturrochmah
F.Tujuan Penyuluhan
G. Materi
: Terlampir
H. Metode
I. Kegiatan
: Terlampir
J. Media
: Leaflet
Topik
B.
Sasaran
C.
Tanggal
: 21 November 2009
D.
Waktu
: 08.30WIB-09.00WIB
E.
Tempat
: Posyandu Manggis
F.Tujuan Penyuluhan
G.
Materi
: Terlampir
H.
Metode
I.
Kegiatan
: Terlampir
J.
Media
: Leaflet
B. Sasaran
C. Tanggal
: 12 November 2009
D. Waktu
: 15.00WIB-15.30WIB
E.
Tempat
F.Tujuan Penyuluhan
-
- Ibu-ibu pasca persalinan dapat waspada terhadap tanda bahaya pada Ibu
Nifas
G. Metode
H. Materi
: Terlampir
I. Kegiatan
: Terlampir
J. Media
: Leaflet
: Menopause
: - Pengertian Menopause
- Batasan Menopause
- Gejala Yang Timbul pada Menopause
- Perubahan Tubuh menjelang Menopause
C. Sasaran
D. Tanggal
: 09 Februari 2010
E. Waktu
: 08.30WIB-08.50WIB
F. Tempat
: Posyandu Nglebak
G. Tujuan Penyuluhan
H. Materi
: Terlampir
I. Metode
J. Kegiatan
: Terlampir
K. Media
: Leaflet
B. Sasaran
C. Tanggal
: 16 Oktober 2009
D. Waktu
: 15.00WIB-15.30WIB
E. Tempat
: BPS Ny Lena
F.Tujuan Penyuluhan
Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti Hal-hal yang tidak boleh dilakukan
pada Perawatan Tali Pusat
G. Materi
: Terlampir
H. Metode
I. Kegiatan
J. Media
: Terlampir
: Leaflet
: KADARZI
: - Pengertian KADARZI
- Bilamana Keluarga disebut KADARZI
- Cara Memantau BB Balita
- Cara Menyusui secara Eksklusif
- Manfaat Suplemen zat gizi
C. Sasaran
D. Tanggal
: 11 November 2009
E. Waktu
: 09.00WIB-09.30WIB
F.Tempat
G. Tujuan Penyuluhan
Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang Manfaat Suplemen zat gizi
H. Materi
: Terlampir
I. Metode
J. Kegiatan
K. Media
: Terlampir
: Leaflet
Topik
: Persiapan Pranikah
B.
Sasaran
C.
Tanggal
: 18 Oktober 2009
D.
Waktu
: 09.00WIB-09.30WIB
E.
Tempat
: BPS Ny Lena
F.Tujuan Penyuluhan
G.
Materi
: Terlampir
H.
Metode
I.
Kegiatan
: Terlampir
J.
Media
: Leaflet
Topik
B.
Sasaran
C.
Tanggal
: 14 Oktober 2009
D.
Waktu
: 10.00WIB-10.30WIB
E.
Tempat
: Posyandu Ploso
F.Tujuan Penyuluhan
-
Ibu-ibu dapat
G.
Materi
: Terlampir
H.
Metode
I.
Kegiatan
: Terlampir
J.
Media
: Leaflet
: - Pengertian ASI
- Manfaat Menyusui
- Cara Menyusui Yang Benar
- Cara Menyendawakan Bayi
B. Sasaran
C. Tanggal
: 28 November 2009
D. Waktu
: 09.00WIB-09.30WIB
E. Tempat
: BPS Ny Silaturrochmah
F.Tujuan Penyuluhan
: Terlampir
H. Metode
I. Kegiatan
J. Media
: Terlampir
: Leaflet