Anda di halaman 1dari 183

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTRO ENTERITIS AKUT / GEA


(DIARE)
A. DEFINISI
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali dalam sehari dengan atau tanpa
pengeluaran darh atau lender dari tinjanya.(Ilmu kesehatan anak 1, 2005)
Dalam sumber lain, pengertian diare adalah keadaan frekuensi buang air besar
lebih dari 4 kali dalam sehari yang terjadi pada bayi dan lebih dari 5 kali dalam sehari
yang terjadi pada anak, konsistensi feces encer atau cair, dapat bgerwarna hijau atau
dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
B. ETIOLOGI
Penyebab diare ada beberapa faktor, diantaranya :
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enternal
Yaitu infeksi saluran pencernaan makan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak, meliputi :

Infeksi bakteri : vibrio, E. colli, salmonella, shigella, dsb.

Infeksi virus

: enterovirus (virus echo, coxsackie, poliomyelitis),


adenovirus, rotavirus, astrovirus, dsb.

Infeksi parasit

: cacing (ascaris, thicuris, oxyuris, strnggloides),


protozoa (entamoeba, histolitica, glasdia lamblia,
trichomonas hominis), jamur (cancida albicans)

b. Infeksi parenteral
Yaitu infeksi di luar alat pencernaan makanan, seperti :otitis media akut
(OMA), tonsillitis / tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dsb.
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat (intoleransi laktosa)
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor imunodefisiensi

5. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
(Mansjoer Arif . 2007. Kapita selekta Kedokteran Jilid1)
C. PATOFISIOLOGI
Berdasarkan patofisiologinya, maka gangguan diare dibagi menjadi :
1. Gangguan osmotic
Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dealam rongga usus dan selanjutnya timbul diare,
karena terdapat peningkatan isi ke rongga usus.
Gangguan ini dapat diusebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan
kalori protein (KKP), atau bayi berat badab lahir rendah.
2. Gangguan sekresi.
Gangguan ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman patogen dan
apatogen, hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau makana, gangguan
psikis, gangguansyaraf, hawa dingin, alergi dan defisiensi immune terutama Ig A
sekretonik.
Akibat rangsangan tertentu, misalnya toksin pada dinding usus, akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga uusus, selanjutnya
timbul diare karena terdapatnya peningkatan isi rongga usus.
3. Motilitas usus
Hiuperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltic usus
menurun

maka akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan sehingga

selanjutnya timbul diare pula.


(Ngastiyah. 1997.Perawatan Anak Sakit )
D. GAMBARAN KLINIS
1. Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan
berkurang / tidak ada, kemudian timbul diare.
2. Tinja cair, mungkin disertai lender atau lender dan darah.
3. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan
empedu.
4. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi.
5. Tinja makin lama makin asam, sebagai akibat makin banyak asamlaktat yang
berasal dari laktosa yang tidak bdiabsorbsi oleh usus selama diare.
6. Gejala muntah dapat timbul sebelum / sesudah diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang / akibat gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit.

7. Gejala dehidrasi mulai tan\mpak bila pasien banyak kehilangan cairan dan
elektrolit, yaitu berat badan turun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar
cekung (pada bayi), selaput lender bibir dan mulut serta kulit kering. (Staff
Pengajar fak. Kedokteran UI. 2005. )
E. PENATALAKSANAAN
Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat
etiologinya. Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan
elektrolit secara cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya
berhenti.
Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan

selam diare untuk

menghindarkan efek buruk pada status gizi.


Antibiotic dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, karena tidak ada
manfaatnya untuk kebanyakan kasus termasuk diare berat dan diare dengan panas,
kecuali pada :
-

Desentri, bila tidak berespon kemungkinan amoebiasis.

Suspek kolera dengan dehidrasi berat

Diare persisten

Obat-obatan antidiare dan antimuntah tidak mempunyai efek yang nyata untuk
diare akut dan jugfa mempunyai efek yang membahayakan. Obat-obatan ini tidak
boleh diberikan pada anak kurang dari 5 tahun.
(www.Penyakit Tropis pada Anak.co.id)
F. PEMERIKSAAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laborat, yaitu :
1. Pemeriksaan kerja, baik secara makroskopis maupum mikroskopis.
2. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest, bila
terdapat intoleransi gula. (Mansjoer, Arif. 2007. Kapita selekta Kedokteran)

DAFTAR PUSTAKA
-

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2000. Kapita Selekta Kedokteran


Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta : Aesculapius.

Staf Pengajar FKUI. 2000.Ilmu Kesehatan Anak Jild I. Jakarta : Aesculapius.

Ngastiyah. 1997. Perawatan anak Sakit. Jakarta: EGC

Mansjoer Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: Media


Aesculapius

LAPORAN PENDAHULUAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
b. DEFINISI
BBLR yaitu bayi dengan berat lahir < 2500 gram yang tidak selalu disebabkan
karena premaur (Sinopsis Obstetri jilid 1, hal : 448).
BBLR suatu istilah pengganti prematuritas karena terdapat 2 bentuk penyebab
bayi dengan BB < 2600 gram yaitu karena umur hamil kurang dari 37 minggu,
BB lebih rendah dari semestinya sekalipun cukup umur, atau karena kombinasi
keduanya (Ilmu Kebidanan Penyakitnya Kandungan & KB, hal : 324).
BBLR suatu keadaan dimana bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500
gram yang disebabkan oleh masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat
sesuai, bayi small for gestational age (SGA), bayi yang beratnya kurang dari
semestinya menurut masa kehamilannya (Ilmu Kebidanan, hal : 771)
c. ETIOLOGI

Faktor genetik/kromosom

Infeksi

Bahan toksik

Radiasi

Insufisensi/disfungsi placenta

Faktor nutri,msi

Faktor lain : merokok, peminum alkohol, bekerja berak masa hamil, plasenta
previa gemelli, obat, dsb (Sinopsis Obstetri jilid I hal. : 449)

Faktor ibu :
-

Gizi masa hamil kurang

Umur < 20 tahun / > 35 tahun

Jarak hamil menahun ibu : HT, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)

Faktor pekerja yang terlalu berat

Faktor kehamilan
-

Hamil dengan hidramnion

Gemelli

Perdarahan anterpartum

Komplikasi hamil PE/E, KPD

Faktor janin

Cacat bawaan

Infeksi dalam rahim

Faktor yang masih belum diketahui


(Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & KB untuk Pendidikan Bidan, hal : 327)
Dengan mengetahui berbagai faktor penyebab persalinan preterm dapat
dipertimbangkan langkah untuk menghindari persalinan preterm dengan jalan :
-

Melakukan pengawasan hamil dengan seksama dan teratur

Melakukan konsultasi terhadap penyakit yang dapat menyebabkan kehamilan dan


persalinan preterm

Memberikan nasehat tentang : gizi saat kehamilan

Meningkatkan keadaan sosio-ekonomi keluarga dan kesehatan lingkungan

(Prawirohardjo. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal)


Menghadapi bayi preterm harus memperhatikan masalah sbb :
1. Suhu Tubuh
-

Pusat mengatur panas badan masih belum sempurna

Luas badan bayi relatif besar sehingga cepat kehilangan panas badan

Otot bayi masih lemah

Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehingga cepat kehilangan panas badan.

Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan berat


badan lahir rendah perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan
panas badan dan dapat diperahankan sekitar 360 sampai 370C

Pernapasan
-

Pusat pengatur pernafasan belum sempurna

Sertakan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangannya tidak sempurna

Otot pernapasan dan tulang iga lemah

Dapat disertai penyakit : penyakit hialin membran, mudah infeksi paru-paru,


gagal pernapasan.

Alat Pencernaan
-

Belum berfungsi sempurna sehingga penyerapan makanan dengan banyak


lemak/kurang baik

Aktifitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga


pengosongan lambung berkurang

Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi


pneumonia

Hepar yang belum matang (immatur)


-

Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah terjadi


hiperbilirunemia (kuning) sampai kaern ikterus

Ginjal masih belum matang (immatur)

Kemampuan mengatur pembangunan sisa metabolisme dan air masih beluh


sempurna sehingga mudah terjadi edema.

Perdarahan dalam otak


-

Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh, dan mudah pecah

Sering mengalami gangguan pernapasan sehingga memudahkan terjadi


perdarahan dalam otak

Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian


janinkkk

Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi


perdarahan dan nekrosis

(Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsisi Obstetri)


GAMBAR BAYI PRETERM :
-

Berat kurang dari 2500 gram

Panjang kurang dari 45 cm

Lingkaran dada kurang dari 30 cm

Lingkaran kepala kurang dari 33 cm

Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

Kepala relatif lebih besar

Kulit : tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang

Otot hipotonik-lemah

Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas)

Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut/kaki fleksi-lurus

Kepala tidak mampu tegak

Pernapasan ;;.sekitar 45 sampai 50 kali per menit

Frekuensi nadi 100 sampai 140 kali per menit

Kuku panjang belum melewati ujung jari

Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas

Tulang rawan dan telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga tidak teraba
tulang rawan daun telinga

Rambut lanugo masih banyak

Tumir mengkilap, telapak kaki halus

Alat kelamin pada bayi laki-laki pnogmentasi dan rugat skrotum kurang, testis
belum turun ke dalam skrotum, untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia
minora belum tertutup labia minora

Fungi saraf yang belum/kurang matang mengakibatkan reflek hisap, menelan dan
batuk yank,lg masih lemah dan tangisnya lemah.

Jaringan kelenjar mammae masih kurang

d. Patofisiologi
Alat tubuh bayi BBLR belum berfungsi seperti bayi matur, oleh sebab itu, ia
mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup di luar uterus ibunya. Makin pendek
masa kehamilannya makin kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya,
dengan akibat makin mudahnya terjadi komplikasi dan makin tingginya angka
kematian. Bersangkutan dengan kurang sempurnannya alat-alat dalam tubuh baik
anatomik/fisiologik maka mudah timbul kelainan-kelainan, imaturitas ini juga akan
menghalangi adaptasi kehidupan ekstrauterine yang harus dilakukan bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Jilid I.


Jakarta : EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.

Manuba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Kebutuhan
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

POGI, IDAI. Perinasia IBI, Depkes RI JHPIEGO/MNH Program. 2004. Buku


Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakara : YBPSP.

Doenges, Marilyn. E. 2001. Rencana Perawata Maternal/Bayi : Pedoman untuk


Perencanaan dalam Dokumetnasi Perawatan. Klien Jakarta : EGC.

Stright. Barbara R. 2004. Panduan Belajar : Keperawatan Ibu-BBL. Jakarta : EGC.

LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN TRIMESTER III
I.

PENGERTIAN :
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan
sel mani (spermatozoa) (Univ. Padjajaran Bandung. 1998. Obstetri Fisiologi)
Sel telur dapat dibuahi hanya beberapa jam setelah ovulasi, sedangkan sel mani
dalam badan wanita masih kuat membuahi selama 1-3 hari.

II.

FISIOLOGIS
Pada saat kehamilan wanita hamil akan mengalami perubahan-perubahan pada saat
badannya : diantaranya :
a. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gr, menjadi 1000 gr dengan
ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukuran muka belakang 22 cm.
Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim, tetapi pada
kehamilan muda terbentuk juga sel-sel otot yang baru.
b. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga selaput lendirnya
membiru (tanda chadwick). Kekenyalan vagina bertambah, artinya daya
diregang bertambah, sebagai persiapan persalinan.
Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksinya asam
PH 3,5 - 6,0
c. Ovaria
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan torpus luteu gravidatis, tetapi setelah
bulan ke IV corpus luteum ini mengisut.
d. Dinding Perut
Pada kehamilan lanjut pada primigravida sering timbul garis-garis
memanjang atau sorong pada perut dan disebut striae gravidarum.
Kadang garis-garis ini juga terdapat pada buah dada dan paha
Pada primigravida warnanya membiru, disebut striae lividae
Pada seorang multigravida di samping striae yang biru terdapat juga garis
dan putih agak mengkilat ialah perut (dikatrix) dari striae gravidarum pada
kehamilan yang lalu, dan disebut stiriae albicans.
e. Kulit
Selain striae gravidarum, pada kulit terdapat juga hyperpigmentasi antara
lain pada areola mamae, papila mamae, dan linea alba (linea nigra : hitam)
Hyperpigmentasi kadang-kadang terdapat pada kulit muka (pipi) disebut
cloasma gravidarum

f. Buah dada
Buah dada biasanya membesar dalam kehamilan disebabkan hypertensi dari
alveoli.
Hal ini menyebabkan hipersensitivitas pada mamae
Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali
mengeluarkan cairan kuning yang melengket yang disebut colostrum.
Areola mamae melebar dan lebih tua warnanya.
Perubahan ini disebabkan oleh pengaruh hormonal.
g. Pertukaran zat
Wanita yang hamil bertambah berat
Dalam triwulan pertama, penambahan berat + 1 kg
Dalam triwulan kedua, penambahan berat + 3 kg
Dalam triwulan ketiga, penambahan berat + 5,5 kg
Penimbangan pada pemeriksaan kehamilan sangat penitng. Karena kenaikan
berat badan yang terlalu banyak menandakan retensi air yang berlebihan atau
yang disebut prae-oedema dan merupakan gejala dini dari toxaemia gravidarum.
Kebutuhan akan calcium dan phospor bertambah untuk pembuatan tulangtulang janin begitu pula akan yerum untuk pembentukan Hb janin.
h. Darah
Volume darah bertambah, baik blasmanya maupun erythrocytnya ; tetapi
penambahan volume biasanya disebabkan oleh hyuraemia lebih menonjol
hingga biasanya kadar Hb turun.
Batas-batas fisiologis ialah : Hb 10 gr%
Erythrocyt 3,5 juta per mm3
Leucocyt 8.000 - 10.000 per mm3
Jantung lebih berat bebannya dalam kehamilan disebabkan penambahan
volume darah, perluasan daerah pengairan, fetus yang membesar dan adanya
plasenta, lagi pula jantung terdorong ke atas hingga sumbunya berubah.
Kegiatan paru-paru pun bertambah karena selain untuk mencukupi
kebutuhan ibu sendiri juga harus mencukupi kebutuhan janin akan O2
Sekresi asam garam (HCl) dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut
mungkin menyebabkan muntah dan gembung dalam kehamilan.
Juga tonus usus-usus berkurang yang menimbulkan obstipasi.
Kegiatan ginjal bertambah karena harus juga mengeluarkan racun-racun
badan janin
Ureter melebar, karena pengaruh progesteron, walaupun mungkin ada juga
faktor tekanan pada ureter oleh rahim yang membesar.

Pada permulaan dan akhir kehamilan, kapasitas kandung kencing berkurang,


karena pada hamil muda terjadi desakan oleh rahim yang membesar,
sedangkan akhir kehamilan karena kapala turun kedalam rongga panggul.
Karena itu kami pada permulaan ataupun akhir mungkin timbul gejala
polokisurial (besar kencing)
Perimbangan mental labil, hingga menimbulkan ngidam dan perubahan
kelakuan.
(Prawirohardjo, 2006. Ilmu Kebidanan)

DAFTAR PUSTAKA
- Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
- Universitas Padjajaran. 1998. Obstetri Fisiologi. Bandung.
- Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta. YBP- SP

LAPORAN PENDAHULUAN
ANEMIA PADA KEHAMILAN

I. PENGERTIAN
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr
% pada trimester I dan II atau kadar kurang dari 10,5 gr % pada TM II.(Kapita selekta
Kedokteran Jilid 1. 2000)
II.

ETIOLOGI
Penyakit yang menyebabkan anemia dalam kehamilan.
Yang didapat : anemia defisiensi besi, anemia akibat pendarahan, anemia akibat
radang / keganasan, anemia mega loblastik, anemia hemolitik, anemia
hipoplastik.
Yang diturunkan : talasemia, haemoglobinonati, sel sabit, haemoglobinopati lain,
anemia hemolitik herediter.
Penyebab yang sering ditemukan adalah Anemia akibat Defisiensi Besi dan akibat
perdarahan.
Penyebab anemia umumnya adalah :
a. Kurang gizi (malnutrisi)
b. Kurang zat besi dalam diet
c. Mal absorbsi
d. Kehilangan darah yang banyak : persalinan yang lalu
e. Penyakit penyakit kronik; TBC, paru, usus, cacing, malaria dll.
( Saifudin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal)

III. PENGARUH ANEMIA TERHADAP KEHAMILAN, PERSALINAN DAN


-

NIFAS
Keguguran

Partus Prematurus

1 Nersio uteri dan partus lama, ibu lemah

Atonia uteri dan menyebabkan perdarahan

Syok

Infeksi intrapartum dan dalam nifas

IV. PENGATURAN ANEMIA TERHADAP HASIL KONSEPSI


Hasil konsepsi (janin, plasenta, darah) membutuhkan zat besi dalam jumlah besar
untuk pembuatan butir butir darah merah dan pertumbuhannya yaitu sebanyak berat
besi, bila terjadi anemia, pengaruhnya terhadap hasil konsepsi adalah :
1.

Kematian mudigah (keguguran)

2.

Kematian janin dalam kandungan (IUFD)

3.

Kematian janin waktu lahir

4.

Kematian perinatal tinggi

5.

Prematuritas
(Prawirohardjo, 2002. Ilmu Kebidanan)

V. KLASIFIKASI ANEMIA DALAM KEHAMILAN DAN PENANGANANNYA


1. Anemia Defisiensi Besi
Anemia jenis ini biasanya berbentuk normositik dan hipokronik serta paling
banyak dijumpai. Penyebabnya lebih dibicarakan dietiologi sebagai penyebab
anemia umumnya.
Pengobatan :
1. Per oral

: Sulfa ferosus / glukonas ferosus dengan dosis 3 5 x 0,20 mg

2. Parenteral : Diberikan bila ibu hamil tidak tahan pemberian peroral atau
absorbsi disaluran pencernaan kurang baik, diberikan secara
IM / IV yaitu imferon, jectofer dan ferrigen.
2. Anemia Megaloblastik
Anemia

megaloblastik

biasanya

berbentuk

marositik

atau

perdisiosa,

penyebabnya adalah karena kekurangan asam polik. Jarang sekali akibat karena
kekurangan vitamin B12. Biasanya karena malnutrisi dan infeksi yang kronik.
Pengobatan :
-

Asam folik 15 30 mg / hr

Vitamin B12 3 x 1 tablet perhari

Sulfa Ferosus 3 x 1 tablet perhari

Pada kasus berat dan pengobatan peroral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi daraj.

3. Anemia Hipoplastik
Anemia Hipoplastik disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel
sel darah merah baru, penyebabnya yang pasti belum diketahui, kecuali yang
disebabkan oleh infeksi berat (Sepsis), keracunan dan sinar rontgen / sinar radiasi.
Pengobatan yang paling baik yaitu transfusi darah.
4. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran / pemecahan sel darah merah yang
telah cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :
-

Faktor intra korpuskuler, dijumpai pada anemia hemolitik, herediter talasemia,


anemia sel sabit, paralisisma noktural haemoglobinunia.

Faktor ekstrakorpuskuler disebabkan malaria, sensis, keracunan zat logam dan


dapat beserta obat obatan.

Gejala utama adalah anemia dengan kelainan kelainan gambaran darah,


kelelahan serta geja;a komplikasi bila terjadi kelainan pada organ organ vital.
Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila
disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberikan obat obatan penambah darah.
Apabila obat obatan tidak berhasil maka dilakukan transfusi darah.
(Manuaba, Ida Bagus Gde. 2002)

POHON MASALAH
Gravida

TM II

TM I

TM II

Pemeriksaaan Lab
Hb < 11 gr %

Anemia dalam kehamilan

Anemia defisiensi besi


Malnutrisi
Malabsorbsi
Kehamilan kronik

Anemia megaloplastik
Kekurangan
asam
folik
Malnutrisi
Infeksi kronik

Anemia hipoplastik
Hipofungsi
Sumsum tulang
membentuk sel
darah merah baru

Akibat pada kehamilan


persalinan dan nifas

Keguguran
Partus Prematunus
Atonia Uteri
Perdarahan syok
Plasenta pevia
Perdarahan post partum

Anemia hemolitik
- Malaria
- Sepsis
- Keracunan
logam

Akibat pada janin

Keguguran
Kematian janin dan kandungan
Kematian janin waktu lahir
Kematian parinatal tinggi
Cacat bawaan
Cadangan besi kurang

Penatalaksanaan
Infus Transfusi darah
Tingkatkan gizi
Fe (320 mg) + asam folat (0,5 mg)
Fe : IV, IM, Per oral

INTERVENSI UMUM
Dx/Mx/Keb
G
Tujuan :

Intervensi

Rasional

- Deteksi dini terjadinya anemia

UK

- Ibu dapat melewati kehamilan tanpa

Dengan

kompilasi

anemia
Kriteria Hasil :
- KU ibu : baik
- Kesadaran : composmentis
- TTV : TD : 110/70 120/80 mmHg
N

: 60 80 x/mnt

RR : 16 20 x/mnt
S

: 36,5 37,2 0C

- Konjungtiva : tidak anemia/tidak anemia


- Pmx Hb : > 11 gr %
Intervensi :
- Anjurkan ANC teratur

- Deteksi dini adanya


kompilasi

- Pantau kadar Hb

- Deteksi dini adanya


anemia pada kehamilan

- Pantau Djj janin

- Deteksi dini terjadinya


gawat janin

- Jelaskan dan beri contoh makanan yang - Dengan mengkonsumsi


mengandung zat besi

makanan yang
mengandung zat besi
diharapkan anemia teratasi

- Berikan suplemen zat besi


- Kolaborasi

dengan

pemberian transfusi darah

dokter

- Meningkatkan kadar Hb
untuk - Pada kasus anemua berat
untuk mencegah
terjadinya syok

DAFTAR PUSTAKA

Benzian, Taher. MD, 1994. Kapita selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi;
EGC.

Fkui, 2000. Kapita Selekta Kebidanan Jilid I, Media Aescutapius.

Ida Bagus Gde Manuaba, 2002. Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia.
EGC.

Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2006. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP.

LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN TRIMESTER 1
DEFINISI
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur dan sperma
komponennya adalah spermatozoa, ovum konsepsi dan nidasi.
Kehamilan trimester I adalah kehamilan dengan usia kehamilan antara 0 sampai
12 minggu.
Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sektiar 250 sampai 300
hari dengan perhitungan sebagai berikut :
Kehamilan sampai 28 minggu bila berakhir kegururan.
Kehamilan 29-36 minggu bila terjadi persalinan prematuritas.
Kehamilan berumur 37 sampai 42 minggu aterm.
Kehamilan > 42 minggu serotinus.
Kehamilan di bagi menjadi :
Triwulan Pertama

: 0-12 minggu

Triwulan Kedua

: 13-28 minggu

Triwulan ketiga

: 29-42 minggu

ETIOLOGI
Proses kehamilan merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan
disebabkan oleh :
Ovulasi pelepasan ovum
Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot
Terjadi nidasi (implementasi) pada uterus
Pembentukan plasenta
Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
TANDA-TANDA KEHAMILAN
Tanda Presumtif :
-

Amenorhoe

Mual-muntah

Ngidam

Sinkope atau pingsang

Payudara tegang

Sering miksi

Konstipasi atau obstipasi

Pigmentasi kulit

Epulis

Varises

Tanda tidak pasti :


- Rahim Membesar
-Tanda pemeriksaan dalam dijumpai :
-Tanda hegar
-Tanda chadwicks
-Tanda piskacek
-Kontraksi Braxton Hicks
-Traba Ballotement
Tanda Pasti :
Gerakan janin dalam rahim :
Terilhat / traba gerakan janin
Teraba bagian-bagian janin
FISIOLOGIS
Uterus : - Mengalami hipertrofi dan hiperplasi
- Berat uterus naik (30 gr 1000 gr)
- Pada awal kehamilan bentuknya seperti buah alpukat, UK : 4
bln bulat
akhirdan
kehamilan
bujur telur.
Sistem pernafasan
: -dan
Sesak
nafas pendek
- Kapasitas
vital paru
sedikit
selama
hamil
Serviks: - Vaskularisasinya
bertambah
danmeningkat
menjadi lunak
(tanda
godel)
Saluran pencernaan
:
Salivasi
meningkat
- Pelebaran pembuluh darah (tanda chadwicks)
- Mual-mual
- Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah
Ovarium:- Ovulasi berhenti
- Obstipasi
- Masih terdapat corpus luteum graviditas sampai terbentuknya
Tulang dan gigi
: - Persendian panggul akan terasa > longgar
uri
- Sedikit pelebaran pada ruang persendian
- Ginggivitis
kehamilan bilaakibat
kalsium
tidak
Vagina dan vulva :- Terlihat
lebih merah/kebiruan
hiperpigmentasi
terpenuhi
(tanda
chadwicks)
Kulit : - Muka
: cloasma gravidarum
Dinding Perut
: - Striae
gravidarum puting dan areolah mame
- Payudara
: hiperpigmentasi
alba
& linea
nigra
- Perut - Linea
: linea
nigra
dan strae
Vulva
:
tanda
chadwicks
Perubahan
Sistem Sirkulasi Darah :
Kelenjar
Endokrin
yang
-- Volume
darah ::: -- Volume
darah
totaldalam
dan plasma
darah
naik pesat
Protein
darah
Gambaran
serum
berubah
Kelenjar
tiroid
:I protein
dapat membesar
sedikit
dialami
sejak
TM
- Jumlah protein,
albumin
danlobus
gama blobulin
- Kelenjar hipofise
: dapat
membesar
dalam
- Cardic
output
meningkat
+meningkat
30% anterior
menurun
dalam
TM
I
dan
bertahap pada
- Kelenjar adrenalin
: tidak
TM I
- Mendekati
cukupbegitu
bulan berpengaruh
kenaikan plasma darah
akhir
kehamilan
Metabolisme :
mencapai 40%
- Tingkat metabolik basal meningkat 15-20% pada akhir TM
- Hitung
jenis & Hb : -asam
Hematokrit
turun mengalami perubahan
- Keseimbangan
alkali sedikit
- Eritrosit
meningkat
konsentrasi kebutuhan
protein
meningkat.
Hb
terlihat
walau
sebenarnya
> besar
- Hidrat arang : wanita sering menurun
merasa haus,
nafsu
makan kuat,
sering kencing. di banding Hb orang tidak hamil
- Leukosit
10.000/cc
- Metabolisme lemak
: kadarmeningkat
kolesterolsampai
meningkat
sampai 350 g
- Nadi dan
TDlebih
: - / Hematokrit
turun
atau
100 cc
Eritrosit
meningkat
BB
wanita
hamil
meningkat
6,5-16,5
selama30%
kehmilan.
- Jantung
: Pompa jantung mulai
naik kg
kira-kira
setelah
- kehamilan
Hb
terlihat
walau
sebenarnya
> besar di
- Kebutuhan
kalori
meningkat
hamil
laktasi
3menurun
bulanselama
dan
turun
lagidan
pada
mingubanding
Hb orang
tidak
Payudara : - Bertambah
besar, terakhir
tegang
dan
berathamil
minggu
kehamilan.
- Leukosit
- Dapat traba
nabul meningkat sampai 10.000/cc
- Bayang-bayang vena lebih membiru
- Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu
- Keluar kolostrum berwarna kuning
- Hipertropi kelenjar alveoli

Perubahan Psikologis
-

Cemas, takut, panik dan gusar

Menyadari dan menerima kenyataan

Takut mengalami keguguran

Takut anakna lahir cacat

Kehamian Normal TM I
Dimulai dari usia kehamilan 0-12 mgg
Akhir bulan
1.

Besar uterus
Lebih besar

TFU
Belum teraba (palpasi)

2.

Telur bebek

Dibelakang symphisis

3.

Telur angsa

1-2 jari diatas symphisis

Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah : untuk mengetahui Hb
untuk mengetahui golongan darah
2. Urine : untuk mengetahui protein
untuk mengetahi albumin
3. VDRL : untuk mengetahui

Nasehat-nasehat muda dapat ditemukan


1. Tanda Hegar
Istmus panjang dan lunak
2. Tanda Chadwicks
Warna merah agak kebiruan pada vulva
3. Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan sehingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran tertentu.
Nasehat-nasehat muda untuk ibu hamil
-

Makanan (diit) bumil


Harus memperhatikan jumlahkalori, protein, yang berguna pertumbuhan janin dan
kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia abortus, partus
prematus, inersia uteri. Perdarahan pasca persalinan, sepsis spuerperalis, dll.
Sedangkan makanan berlebihan dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk,
preeklamsia, janin besar dan sebagainya. Zat-zat yang diperlukan : protein,
karbohidrat, zat lemak, mineral, garam-garaman, terutama kalsium, fosfat dan zat
besi (Fe), vitamin dan air.

Merokok
Bayi dari ibu-ibu perokok mempunyai BB lebih kecil.

Obat-obatan
Jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan selama kehamilan terutama dalam
TM I

Gerak badan
Kegunaannya : sirkulasi

darah

menjadi

baik,

nafsu

makan

bertambah,

pencernaan lebih baik dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang
melelahkan dilarang.
-

Kerja : -

boleh bekerja seperti biasa

istirahat cukup

pemeriksaan hamil yang teratur

Berpergian : - Jangan terlalu lama dan melelahkan


-

Duduk lama, statis vena menyebabkan tromboflebitis dan kaki


bengkak

Pakaian

: -

Bepergian dengan pesawat udara boleh


Harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang kekar pada perut

BH harus yang menyokong payudara

Sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi

Pakaian dalam harus selalu bersih

Istirahat dan Rekreasi


-

Tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan, tempat hiburan yang
terlalu ramai, sesak dan panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan
pingsan.

Mandi : diperlukan untuk kebersihan / hygiene terutama perawatan kulit, karena


fungsi eksresi dan keringat bertambah.

Kortus : -

Tidak dihalangi kecuali ada sejarah :


-

Sering abortus / prematur

Perdarahan pervaginam

Pada minggu terakhir kehamilan harus hati-hati

Bila ketuban sudah pecah, kortus dilarang

Kesehatan jiwa :
Ketenangan jiwa penting dalam menghadapi persalinan, kaena itu dianjurkan
melakukan latihan fisik dan latihan untuk menghadapi peralinan.

Perawatan payudara :
Dibersihkan minimal 2x sehari dengan menggunakan kapas yang diberi baby oil /
minyak kelapa.

INTERVENSI UMUM
No
Dx/Mslh/Keb
1. Dx :
G...P...UK...mg

1. Beri

Intervensi
informasi

Rasional
tentang 1. Pemahaman
kenormalan

perubahan fisik yang terjadi

perubahan

ini

dapat

menurunkan kecemasan dan


membantu

meningkatkan

penyesuaian

aktifitas

perawatan diri.
2. anjurkan

ibu

untuk 2. Awal kehamilan, janin masih

beristirahat dengan cukup dan

baru

dalam

menyesuaikan

tidak bekerja terlalu berat.

dengan keadaan kandungan :


belum nidasi dengan kuat.

3. anjurkan ibu untuk makan 3. Memenuhi kebutuhan gizi ibu


makanan bergizi dan berolah

dan bayinya serta dengan olah

raga secara rutin

raga menjaga kebugaran dan


melancarkan peredaran darah.

4. Anjurkan ibu untuk ANC 4. Dengan ANC yang rutin dapat


secara rutin

mengetahui keadaan ibu dan


janin

5. tinjau

ulang

kebutuhan 5. Membantu

mempertahankan

vitamin besi sulfat dan asam

kadar Hb dan defisiensi, asam

folat

folat

6. Inf tanggal kembali ...

memperbesar

terkena

resiko
anemia

mengaloblastik.
Masalah :
Mual-muntah

1. Kaji seberpa sering mual 1.


muntah

Digunakan
mengidentifikasi
muntah

dalam

untuk
derajat

menentukan

asuhan nutrisi.
2. Tentuka diit ibu hamil

2.

Untuk
kebutuhan

memenuhi

nutrisi

dan

mengurangi rasa mual dan


3. Berikan roborantia

muntah
3.

Memenuhi
kebutuhan nutrisi yang hilang
akibat muntah

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Jilid I. 1998. Jakarta : EGC

Gde Manuaba, Ida Bagus. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk pendidikan bidan. 1998. Jakarta : EGC

Marlyinn E. Doengoes dkk. Rencana Keperawatan Maternitas / bayi. 2001. Jakarta :


EGC

Arlene Eisenberg, dkk. Kehamilan : Apa Yang Anda Hadapi Bulan perbulan. 1996,
Jakarta : Arcan.

Saifudin, Abdul Bari. Buku panduan praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. 2002. Jakarta : YBP-SP.

Asuhan Neonatal

Standar Pelayanan Kebidanan.

LAPORAN PENDAHULUAN
PLASENTA PREVIA

I.

DEFINISI
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga menutupi sebagian (seluruh pembukaan jalan lahir. Pada
keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus). (Saifudin,Abdul Bari. 2002)
Klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta
melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu :
1. Plasenta previa totalis
apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
2. Plasenta previa parsialis
apabila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan plasenta.
3. Plasenta previa manginalis
apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan.
4. Plasenta letak rendah
plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus, akan tetapi belum
sampai menutupi pembukaan jalan lahir.
Karena klasifikasi ini tidak didasarkan pada keadaan anatomic melainkan
fisiologis, maka klasifikasinya akan berubah setiap waktu. Umpamanya,
plasenta previa totalis pada pembukaan 8 cm. tentu saja observasi seperti ini
tidak akan terjadi penanganan yang baik.
(Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan. 2005)

II. DIAGNOSIS
Pada

setiap

perdarahan

antepartum,

pertamakalinya

dicurigai

dulu

penyebabny ialah plasenta previa sampai kemudian ternyata dugaan itu salah dengan:
-

Anamnesis

Pemeriksaan luar

Pemeriksaan in specula

Penentuan letak plasenta tidak lansung

USG

Radiografi

radioisotopi

Penentuan letak plasenta secara langsung

Perabaan fornises

Pemeriksaan melalui kanalis servikalis

(Saifudin, Abdul Bari. 2000)


III. PENANGANAN

Prinsip dasar penanganan : setiap ibu dengan perdarahan antepartum harus


segera dikirim ke rumah sakit yang memiliki fasilitas melakukan transfuse darah dan
operasi.
Memilih cara persalianan

: pada umumnya memilih cara persalinan yang

terbaik tergantung dari derajat plasenta previa, banyak perdarahan. Beberapa hal lain
yang halus diperhatikan pula ialah apakah terhadap penderita pernah dilakukan
pemeriksaan dalam , atau penderita sudah mengalami infeksi seperti seringkali
terjadi pada kasus-kasus kebidanan yang terbengkalai.
Plasenta previa totalis merupakan indikasi mutlak untuk seksio sesarea, tanpa
menghiraukan factor-faktor lainnya. Plasenta previa parsialis pada primigravida
sangat cenderung untuk seksio sesarea karena perdarahan itu biasanya disebabkan
oleh Plasenta previa yang lebih tinggi derajatnya daripada apa yang ditemukan pada
pemeriksaan dalam / vaskularisasi yang hebat pada seviks dan segmen bawah uterus.
Multigravida debgab plasenta letak rendah, plasenta previra menginaus atau
plasenta previra parsialis pada pembukaan lebih adari 5 cm dapat ditanggulangi
dengan pemecahan selaput ketuban tidak mengurangi perdarahan yang timbul
kemudian, maka seksio sesarea harus dilakukan.
Terdapat 2 pilihan cara persalinan, yaitu persalinan pervagianam dan
persalianan perabdominam (seksio sesarea).
Persalinan pervagianam bertujuan agar bagian terbawah janin menekan plasenta
dan bagian plasentayang berdarah selama persalinan berlangsung, sewhingga
perdarahan berhenti.
Persalianan dengan seksio sesarea bertujauan untuk secepatnya mengangkat
sumber pedarahan.
Persalinan pervagianam
Pemecahan selaput ketuban adalah cara yang terpilih untuk melangsungkan
persalinan pervaginam karena,
1. Bagian terbawah janin akan menekan plasenta dan bagian yang berdarah
2. Bagian plasenta yang berdarah itu dapat bebas mengikuti renggangan
segmenbawah uterus, sehingga pelepasan plasenta dari segmen-bawah uterus
lebih lantjut dapat dihindarkan.
(Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998)

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardja, Sarwono. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta : YBP-SP

Manuaba Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan dan Pemyakit Kandungan Untuk
Pendidikan Bidan dan Keluarga Berencana. Jakart: EGC

Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP

LAPORAN PENDAHULUAN

KB IUD
A. DEFINISI
IUD adalah singkatan dari intrauterine device yang berarti peralatan yang dipasang
didalam rahim. Fungsi peralatan ini adalh mencgah bertemunya sperma dan sel telur
dan menggagalkan pembuahan.
( Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontraspsi. 2003: 56 )
B. MEKANISME KERJA
IUD merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda
asing dengan timbunan leukosit, makrofag dan limfosit
IUD menimbulkan perubahan pengeluaran cairan,

prostaglandin,

yang

menghalangi spermatozoa
Pemedatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan
blastokos mungkin dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu melakukan
nidasi
Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan coper menyebabkan gangguan gerak
spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melakukan konsepsi
( Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB untuk Pendidikan Bidan. 1998:
334 )
C. PENGGOLONGAN AKDR/IUD
I. Un medicated devices ( inert devices )
Braven bengring
Ora ring
Margulis cost
Lippes loop
Saf T coil
Delta loop
II. Medicated devices ( bio active devices )
Mengandung logam : AKDR Cu gen pertama
CU T-200
Cu T-7
AKDR cu gen kedua
Cu T 380 A
Cu T 380 AG
Cu T 220 C
NOVA T
DELTA T
MLCU- 375
Mengandung hormone :
Progestasert ( daya kerja 1 tahun )
LNG 20 ( mengandung levonorgestrel )
( Memahami kesehatan reproduksi wanita . 1999: 78 )
D. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Keuntungan :
Efektif segera setelah pemasangan
Metode jangka panjang

Sangan efektif
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Tidak mempengaruhi kuaitas dan volume ASI
Tidak ada interaksi dengan obat-obat
Membantu mencegah kehamilan ektopik
Dapat segera dipasang setelah melahirkan/abortus
Control medis yang ringan
Pulihnya kesuburan segera setelah dicabut
Kerugian :
Efek samping yang umum
Perubahan siklus haid
Haid lebih lama dan banyak
Perdarahan antar menstruasi
Saat haid lebih sakit
Komplikasi lain
Sakit dan kejang selam 3-5 hari setelah pemasangan
Anemia
Perforasi dinding uterus
Tidak mencegah IMS, HIV-AIDS
Tidak baik digunakan pada wanita dengan IMS
Penyakit radang panggul
Leukorea
Tingkat akhir infeksi dapat menimbulkan kemandulan
Klien tidak dapat melepas sendiri AKDR
Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui.
E. PERSYARATAN PEMAKAIAN
Yang dapat menggunakan :
Usia reproduktif
Nulipara
Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
Tidak menyukai untuk mengingat-ingat
Resiko rendah IMS
Yang tidak boleh menggunakan :
Sedang hamil
Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui
Sedang menderita infeksi genital
Kelainan bawaan uterus yang abnormal/tumor jinak rahim
Menderita TBC pelvic
Kanker anak genital
Ukuran rongga rahim < 5 cm
( Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2003 : 58 )
F.

WAKTU PEMASANGAN AKDR


Bersamaan dengan menstruasi
Segera setelah bersih menstruasi
Pada masa akhir puerpurium
3 bulan pascapersalinan
Bersamaan dengan SC
Bersamaan dengan abortus dan kuretase
Hari kedua ketiga pasca persalinan
( Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2003: 59 )

G. WAKTU PELEPASAN IUD

Ingin hamil kembali


Leukorea, sulit diobati dan peserta menjadi klinis
Terjadi infeksi
Terjadi perdarahan yang hebat
IUD telah kadaluarsa
Pindah cara KB
Translokasi IUD
Akseptor bercerai/suami meninggal
( Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2003: 66 )

INTERVENSI UMUM
Dx/Mx/Kebutuhn
Dx : P...calon Tujuan :
akseptor IUD

Intervensi

Rasional

IUD terpasang dalam rahim


Kriteria :
- KU : baik
- IUD terpasang dengan benar dalam
uterus
- Tidak terjadi perforasi
- Tidak terjadi komplikasi

lebih

lanjut
Intrevensi :
1. Jalin komunikasi yang harmonis
dengan ibu
1. Komunikasi yang baik akan
menumbuhkan
kx
2. Persiapan

alat

dan

bahan

pada

kepercayaan

nakes

sehingga

memudahkan

dalam

meberikan asuhan
2. Persiapan yang tepat akan

pemasangan IUD

memudahkan

dalam

3. Jelaskan pada klien apa yang akan


dilakukan
pasien

dan

pemasangan
mempersilakan 3. Hal ini membantu klien untuk

untuk

mengajukan

pertanyaan ( efek samping dan


komplikasi IUD )
4. Periksa
genetalia
(

pemeriksaan

tenang

dan

pemasangan

serta

mengurangu rasa sakit


eksterna

speculum

dan

panggul )

4. Memeriksa

besar,proporsi
5. Lakukan pemeriksaan mikroskopik

adanya

pembengkakan
bening,

bila ada indikasi

memudahkan

ulkus

kel.getah
menentukan
dan

konsistensi uterus
5. Melalui
pemeriksaan

mikroskopik dapat diperiksa


adanya
6. Masukkan lengan AKDR CO-T
380 A dalam kemasan sterilnya
7. Lakukan vulva higyene lalu
masukkan

speculum dan usap

jamur,

trikomonas

bakteri dan adanya GO


6. Menjaga kesterilan
7. Lerutan

antisptik

dpat

mencegah infeksi

vagina serta serviks dengan lar.


Antiseptic
8. Gunakan

tenakulum

untuk

menjepit serviks
9. Masukkan sonde uterus

8. Mengurangi resiko pervorasi


9. Menetukan posisi uterus dan

10. Pasang AKDR CU-T 380 A

kedalaman kavum uteri


10. Pemasangan yang benar

dengan

benar

no

technique )
11. Buang
bahan-bahan

touch
yang

terkontaminasi
12. Lakukan dekontaminasi alat-alat

mengurangi

resiko AKDR

terlepas
11. Memperkecil

resiko

penularan hepatitis B, HIV


12. Menghindari infeksi silang

dan sarung tangan dengan segera


setelah pakai
13. Pemantauan secara teratur
13. Ajarkan pada klien bagaimana
dapat mengurangi resiko
cara memeriksa benang AKDR
kehamolan
14. Anjurkan klien untuk control IUD 14. Follow up post insersi IUD
untuk

memantau

samping IUD lebih lanjut

efek

DAFTAR PUSTAKA
-

Saifudin, Abdul. 2003. Buku Panduan Paktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :

YBP-SP
Manuaba, Ida Gde Bagus. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.

Jakata : Arcan
Manuaba, Ida Gde Bagus. 1999. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN KALA III
A DEFINISI
Persalinan adalah : proses pengeuaran konsepsi yang variable melalui jaan lahir

biasa.
( Sinopsis Obstetri Jilid I : 42 )
Persalinan adalah : pengaluaran hasil konsepsi ( janin & uri ) yang telah ukup
bulan dan dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir normal taau melalui jalan
lain dengan bantuan atau tanpa bantuan. ( Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB untuk Pendidikan Bidan : 56 )
Kala III
Persalinan kala III adalah : dimulai setelah lahinya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Biasanya plasenta lepas dalam waktu 6 15
menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan fundus uteri,

pengeuaran plasenta disertai dengan pengeluaran.


( Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. 1998 : 57 )
B TANDA PLASENTA SUDAH LEPAS
1. Parubahan bentuk dan tinggi fundus uteri
Setelah bayi lahir dan sebeum miometrium mulai berkontraksi, uterus
berbentuk buat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah uterus
berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus berentuk segitiga atau
seperti buah pear dan fundus berada di atas pusat
2. Tali pusat memanjang
Tali pusat menjelur keluar melalui vulva ( tanda anfeld )
3. Semburan darah mendadak dan singkat
Darah yang terkumpul di belakang pasenta akan membantu mendorong
plasenta keluar yang dibantu oleh gaya gravitasi, apaia kumpulan darah dalam
ruang diantara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas
tumpangnya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas.
( Sinopsis Obstetri Jilid I : 43 )
C PENATALAKSANAAN
1 Oksitosin
Letakkan kain bersih dan kering pada perut ibu. Periksa kembali uterus untuk
memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus ( hami tunggal )
Beritahu ibu bahwa 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 U IM pada
1/3 paha atas ( aspirasi sebeum menyuntikan )
2 Penegangan tai pusat
Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
Letakkan 1 tangan diatas kain pada ibu, ditepi atas simpisis untuk mendeteksi.
Tangan lain menegangkan tali pusat

Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah samba tangan
yang lain mendorong uterus kea rah belakang atas ( dorso cranial ) secara hatihati ( untuk mencegah inversi uteri ) jika plasenta tidak lahir setelah 30-40
detik, hentikan penanganan tai pusat dan tunggu hingga timbu kontraksi
berikutnya dan ulangi prosedur diatas
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau keluarga untuk
melakukan stimulasi putting susu
3 Pengeluaran plasenta
Akukan penanganan dan dorongan dorso cranial hingga plasenta terlepas minta
ibu meneran sambil penolong menarik tai pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian ke arah atas, mengikuti poros jaan lahir ( tetap lakukan tekanan
dorso cranial )
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10
cm dari vulva dan lahirkan plasenta
Jika plasenta tidak terlepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat
- beri dosis ulangan oksitosin 10 U IM
- lakukan kateterisasi jika kandung kemih kosong
- minta kluarga untuk menyiapkan rujukan
- uangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
- segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit
- bila terjadi perdarahan, lekukan plasenta menual
Saat plasenta manual di introitus vagina, lahirkan plasenta denagn kedua
tangan pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilih kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada tempat yang telah disediakan
4 Rangsangan taktil ( massase ) uterus
Segera seteah pasenta dan keuban lahir, melakukan massase uterus letakkan
telapak tangan di fundus dan lakukan massase dengan gerakan memutar
dengan lembut hingga uterus berkontraksi ( fundus teraba keras )
Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah 15
detik massase
5 Menilai perdarahan
Periksa kedua sisi palsenta baik bagian maternal maupun fetal dan pastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan palsenta ke dalam kantung
plastic/tempat khusus
Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum, lakukan penjahitan
bila laserasi menyebabkan perdarahan
( Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.2000 : 52 )

INTERVENSI UMUM
Dx/Mx/kebutuhn
Dx : P...dengan
Tujuan :

Intervensi

inpartu kala

Kala III berjalan dengan aman dan

III

lancar tanpa komplikasi


Criteria :
KU : baik
Kesadaran : CM
TD : 110/70-120/80 mmhg
N

: 60-80 x/menit

: 36,5-37,50C

RR : 16-20 x/menit
Kala III < 30 menit

Rasioanal

Plasenta lengkap
Kotiledon : 16-20
Panjang

: 50 cm

Diameter : 2-3 cm
Intervensi :
a. Beritahu ibu akan disuntik oksitosin

a. Dengan memberitahu ibu akan

b. Suntikkan oksitosin 10 U IM
c. Lakukan penegangan tali pusat

disuntik ibu tidak akan kaget


b. Mempercepat kontraksi uterus
c. Dengan
melakukan

terkendali sambil mendorong uterus


dorso cranial
d. Lakukan

pengeluaran

penegangan tali pusat dapat


mengetahui apakah plasenta

plasenta

dengan hati-hati

sudah lepas
d. Mencegah
plasenta

teringgalnya

pada

dapat

uterus

yang

menimbulakan

perdarahan
e. Mempercepat kontraksi untuk
e. Lakukan massase uterus

f. Lakukan pemeriksaan plasenta

mencegah
perdarahan
f. Dengan
pemeriksaan
mengetahui

terjadinya
melakukan
plasenta

dapat

kelengkapan

plasenta

aa

DAFTAR PUSTAKA
Rustam, Mochtar. 1998. Synopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan. 1998. Jakarta : EGC
Saifudin, Abdul Bari.Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

2002. Jakarta : YBP-SP

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN


PADA NEONATUS SEHAT
IMUNISASI POLIO
A. DEFINISI
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap antigen.
Kekebalan ada 2 macam, yaitu :
1. Pasif

: kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu
itu sendiri (tidak berlangsung lama)

2. Aktif

: kekebalan yang dibuat oleh tubuh itu sendiri akibat terpajan pada
antigen (berlangsung lama).
Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman, komponen

kuman (bakteri, virus atau riketsia) atau racun kuman (toksoid) yang telah dilemahkan

atau dimatikan dan akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap
penyakit tertentu.
Polio adalah suatu penyakit infeksi virus yang akut yang disebabkan oleh
infeksi virus polio tipe I, II, dan III.
Vaksin oral polio hidup adalah vaksin polio trivalent yang terdiri dari suspensi
virus poliomyelitis tipe I, II, III (strain sabin) yang sudah dilemahkan,m dibuat dalam
biakkan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.
Imunisasi polio adalah pemberian vaksin polio agar dapat menimbulkan
kekebalan aktif terhadap penyakit poliomyelitis.
(Wahab, A. Samik . 2002. Sistem Imun, Imunisasi & Penyakit Imun. Jakarta. Widya
medika)
B. TUJUAN IMUNISASI POLIO
Membuat anak kebal terhadap penyakit. Jadi kalau anak tersebut kemasukkan
kuman bibit penyakit, anak tersebut akan tetap sehat, tidak mudah sakit / hanya
sedikit ringan. Sehingga terhindar dari kematian / dari gejala sisa yang menyebabkan
suatu cacat tubuh seumur hidup.
C. JENIS VAKSIN
1. Vaksin virus polio oral (OPV)
Vaksin ini digunakan secara rutin sejak bayi lahir dengan dosis 2 tetes
oral. Vaksin akan menghambat infeksi virus polio liar yang serentak. Penerima
vaksin dapat terlindungi setelah dosis tunggal pertama, namun 3 dosis berikutnya
akan memberi imunitas jangka panjang terhadap 1 tipe virus polio. Vaksin polio
oral disimpan tertutup pada suhu 2-8oC.
2. Vaksin polio inactivated (IPV)
Vaksin polio inactivated harus disimpan pada suhu 2-8oC dan tidak
boleh dibekukan. Pemberian dengan dosis 0,5 ml dengan suntikan subkutan dalam
3 kali berturut-turut dengan jarak 2 bulan antara masing-masing dosis akan
memberikan imunitas panjang terhadap 2 macam tipe virus polio. Imunitas
mucosal yamg ditimbulkan oleh IPV lebih rendah dibandingkan dengan OPV.
D. INDIKASI
Umumnya imunisasi polio yang diberikan secara TOPV (trivalent Oral Polio
Vaccine), atau diberikan melalui mulut (per oral), tidak memberikan reaaksi samping.
Kelumpuhan dilaporkan terjadi pada 1 dari 3 juta bayi (anak yang divaksinasi dan
tidak terjadi pada anak-anak yang menderita kekurangan globulin imun.
1. Imunisasi primer bayi dan anak
Dengan OPV diberikan pada BBL sebagai dosis oral, kemudian imunisasi dasar
mulai umur 2-8 bulan yang diberikan 3 dosis berturut-turut dengan jarak 6-8
minggu.

2. Vaksinasi terhadap orang tua yang belum lengkap vaksinasinya dan yang konyak
dengan anak yang mendapatkan vaksinasi OPV.
3. Imunisasi penguat. Dosis penguat OPV sebelum masuk sekolah.
4. Imunisasi untuk orang tua dewasa. Diberikan 3 dosis berturut-turut OPV 2 tetes
dengan jarak 4-8 minggu.
5. Vaksinasi untuk pasien imunokompromaks.
E. KONTRA INDIKASI
Pada individu yang menderita immune deficiency tidak ada efek samping
yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.
Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan
dapat diberikan setelah sembuh. Dan dalam sumber lain, menyebutkan kontra indikasi
dari pemberian imunisasi polio, yaitu :
1. Penyakit akut atau demam (temperature > 38,5oC), imunisasi harus ditunda.
2. Muntah atau diare
3. Sedang dalam pengobatan kortikosteroid / imunosupresif oral maupun suntikan.
4. Keganasan yang berhubungan dengan system retikuloendotelial.
5. Menderita infeksi HIV
6. Ibu hamil 4 bulan.
7. Diberikan dengan vaksin tipoid oral.
(Dick, george. 1995. Imunisasi Dalam Praktek. Jakarta. Hipokrates)
F. CARA PEMBERIAN DAN DOSIS
1. Diberikan secara oral (melalui mulut) 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4 kali
(dosis) pemberiandengan interval setiap pemberian minimal 4 minggu.
2. Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru.
3. Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan
selam 2 minggu dengan ketentuan :
a. Vaksin belum kadaluarsa
b. Vaksin disimpan dalam suhu +2oC sampai +8oC
c. Tidak pernah terendam air
d. Sterilitasnya terjaga
e. VVM masih dalam kondisi A atau B
4. Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh diguinakan lagi
untuk hari berikutnya.
(Achmad, Umar fahmi. 2006. Imunisasi. Jakarta. Buku Kompas)

DAFTAR PUSTAKA
-

Wahab, A. Samik . 2002. Sistem Imun, Imunisasi & Penyakit Imun. Jakarta.
Widya medika

Dick, george. 1995. Imunisasi Dalam Praktek. Jakarta. Hipokrates

Achmad, Umar fahmi. 2006. Imunisasi. Jakarta. Buku Kompas

LAPORAN PENDAHULUAN
NEONATUS NORMAL
A. DEFINISI
Neonatus adalah bayi yang baru lahir sampai usia 28 hari. Neonatus normal
adalah bayi yang dilahirkan dari kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan 2500
gram- 4000 gram.
Asuhan yang diberikan pada neonatus haruslah adekuat dan terstandar dengan
memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan bayi
segera setelah dilahirkan. Dengan tujuan :
Membersihkan jalan nafas
Memotong dan merawat tali pusat
Mempertahankan suhu tubuh
Penilaian
Pencegahan infeksi
(DepKes RI. 1998. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga Cetakan II.
Jakarta.)

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEADAAN NEONATUS


1.

Pertumbuhan janin dalam rahim

2.

Kualitas ANC

3.

Penyakit ibu : - TBC


- Malaria
- Penyakit keturunan , missal : DM
- Anemia

4. KU ibu, antara lain :

- badan ibu kurus


- kurang asupan gizi
- mudah capek

5. Penanganan persalinan
Penanganan persalinan dapat dipengaruhi kesalahan mutlak dari penolong.
(Manajemen Asuhan Kebidanan, PPKC (Pusat Pengembangan Keperawatan
Carolus). Jakarta: 2002)
C. PERUBAHAN YANG TERJADI SESUDAH KELAHIRAN
1. Gangguan Metabolisme karbohidrat
Oleh karena kadar gula darah tali pusat yang 65 mg/100 ml akan
menurun 50 mg/100 ml dalam waktu 24 jam sesudah bayi lahir. Energi yang
dibutuhkan neonatus pada jam-jam pertama adalah lahir diambil dari hasil
metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah mencapai 120 mg/100 ml.
bila oleh suatu hal perubahan glukosamenjadi glikogen meningkat dengan adanya
gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
maka kemungkinan bayi akan menderita hipoglikemia.
2. Pengaturan suhu
BBL belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan
mengalami

stress

dengan

perubahan-perubahan

lingkungan.

Pada

saat

meninggalkan lingkungan rahimibu, sang bayi kemudian masuk kedalam


lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Dingin ini menyebabkan air
ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan bayi. Pada lingkungan yang
dingin, pembentukan suhu tanpa mekaninisme meninggikan usaha utama seorang
bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan
suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat yang
memproduksi panas. Timbuna lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka
dapat meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Guna membakar lemak coklat,
seorang bayi harus menggunakan glukosa untuk mendapatkan energi yang akan
mengubah lemak menjadi panas, lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh

BBL. Cadangan lemak ini akan habis dalam waktu singkat, dengan adanya stress
dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat
bayi.( Asuhan BBL, 2003: 9)
3. Perubahan system pernafasan
Pernafasan pertama pada bayi normalterjadi dalam waktu 30 detik
sesudah kelahiran. Poernafasan timbul sebagai akibat aktifitas normal susunan
syaraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya, seoerti
kemoresptor karotoid yang sangat peka terhadap kekurangan O 2 , rangsangan
hipoksemia sentuhan dan perubahansuhu di dalam uterus dan di dalam uterus.
Semua ini yang menyebabkan perangsangan pusat pernafasan dalam otak yang
melanjutkan rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma, serta otot-otot
pernafasan lainnya. (Ilmu Kebidanan, 2003: 254)
4. Perubahan system sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru, tekanan O2 di dalam alveoli
meningkat,

sebaliknya

tekanan

karbondioksida

turun.

Hal-hal

tersebut

mengakibatkan tureunnya resistensi pembuluh darah paru, sehingga aliran darah


ke alat tersebut meningkat. Ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis
mengalir ke paru-paru dan duktus arterious menutup. Dengan menciutnya arteri
danm vena umbilicus dan kemudian dipotongnya talipusat, aloran darah dari
plasenta malaluai vena cava inferior dan foramena oval eke atrium kiori terhenti.
Dengan diterimanya darah oleh atrium kiri dan paru, tekanan di atrium kiri
menjadi lebih tinggi dan pada tekanan di atrium kanan. Sehingga foramena ovale
tertutup. Sirkulasi bayi berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar badan.
(Ilmu Kebidanan, 2002).
5. Perubahan system gastrointestinal.
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan.
Refleksi gumah dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk sejak lahir.
Kemampuan BBL cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain
susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah lambung masih belum
sempurna yang mengakibatkan gumoh. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas,
kurang dari 30 cc untuk BBL cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah
secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya kekebalan tubuh.
System imunitas BBL masih belum matang, sehingga menyebabkan
neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. System imunitas yang
matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan
alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah / meminimalkan
infeksi. Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang
membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing, tetapi pada sel-sel

darah ini masih belum matang, artinya BBL tesebut belum mampu melokalisasi
dari memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan yang didapat akan muncul
kemudian, BBL dengan kekebalan pasifmengandung banyak virus dalam tubuh
ibunya. Reaksi antibody keseluruhan terhadap antigen asing masih belum bisa
dilakukan sampai awal kehidupan anak. Salah satu tugas utama selam masa bayi
dan balita adalah pembentukan system kekebalan tubuh. Karena adanya defisiensi
kekebalan alami dan didapat ini. BBL sangat rentan terhadap infeksi, reaksi BBL
terhadap

infeksi

sangat

lemahdan

tidak

memadahi.

Oleh

karena

itu,

pencegahanterhadap mikroba sangat penting, seperti pada praktek pertolongan


persalinan y7ang aman dan menyusui ASI sedini mungkin terutama colostrums.
(Asuhan BBL, 2001: 11).
D. PENILAIAN KLINIK NEONATUS NORMAL
1. Pada waktu lahir, bayi aktif.
2. Bunyi jantung : menit I : 180x / mnt, turun 30 menit, berikutnya 120-140x / mnt.
3. Pernafasan cepat, menit I : 80x / mnt, disertai dengan pernafasan cuping hidung.
Retraksi suprastenal dan interkostal, serta rintihan hanya berlangsung10-15 mnt.
4.

Kelanjutan keaktifan yang berlebihan adalah menjadi tegang dan relative tidak
memberi reaksi terhadap rangsangan dalam keadaan ini tertidur untuk beberapa
menit.

5.

Pada saat bayi bangun menjadi mudah terangsang, dengan frekuensi jantung
meningkat dan perubahan warna dan kadang keluarnya lender dari mulut. Setelah
masa ini dilampaui, keadaan bayi mulai stabil, daya isap serta refleks mulai
teratur. (Ilmu Kebidanan, 2002: 255)

E. CIRI-CIRI BAYI NORMAL


1. Berat badan: 2500 4000 gram
2. Panjang badan: 48 52 cm
3. Lingkar dada: 30 38 cm
4. Lingkar kepala: 33 35 cm
5. Bunyi jantung dalam menit I:180x/mnt, kemudian menurun sampai 120-140x/mnt.
6. Pernafasan pada menit I: 80x/ mnt, kemudian menurun sampai 40 60x/ mnt.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin, karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan
diliputi verniks caseosa.
8. Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala telah sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas.
10. Genetalia-genetalia labia mayora cudah menutupi labia minora (pada perempuan),
testis sudah turun (pada laki-laki).

11. Refleks hisap dan menelan terbentuk baik


12. Refleks moro baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan.
13. Graff refleks sudah baik, apabila diletakkan sesuatau benda di atas telapak tangan,
bayi akan menggenggam.
14. Eliminasi baik, urin, dan mekonium akan keluar perlahan 24 jam pertam.
Mekonium bewarna hitam kecoklatan.
(Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, 1998).
F. IMPLEMENTASI ASUHAN BBL
Mengarahkan / melaksanakan asuhan secara efisien dan aman pada menit
awal dari kehidupan :
1. Membebaskan jalan nafas
Bila bayi menangis segera setelah lahir, menandakan bahwa jalan nafas
terbuka, tidak perlu menghisap lender.
Bersihkan cairan dari hidung dan mulut
Jika bayi tidak segera bernafas, lakukan rangsangan taktil.
Jika bayi sianosis atau sukar bernafas (frekuensi pernafasan _< 30/
>_60x / mnt), berikan O2 kepada bayi dengan kateter nasal/ dengan masker
O2
2. Mempertahankan suhu tubuh bayi tetap hangat
Bersihkan dan keringkan bayi
Letakkan bayi di atas perut ibu, pastikan terjadi kontak kulit antara bayi
dan ibu
Tutup kepala untuk mencegah keluarnya panas
Bungkus bayi dengan delimit hangat
Pastikan bayi hangat dengan memeriksa telapak tangan bayi setiap 15
menit : - Apabila telapak bayi teraba dingin, periksalah suhu aksila bayi
-

Apabila suhu bayi kurang dari 36,5oC, segera hangatkan bayi tersebut.

3. Melakukan penilaian Apgar Score


Pengkajian
Denyut jantung

0
Tidak ada

<100

1
>100

Usaha bernafas

Tidak ada

Lambat, tidak teratur

Menangis bagus

Keadaan otot

Lembur

Sebagian ekstremitas lemas

Bergerak aktif

Refleks

Tidak ada

Menyeringgai

Menangis dg keras

Warna

Biru pucat

Tubuh merah muda, kaki Seluruh


dan tangan biru

tubuh

merah muda

4. Klem dan potong tali pusat


Klem dipindahkan dengan 2 buah klem kira-kira 3 cm dari pangkal pusat bayi.

Potonglah talipusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting,
dengan tangan kiri
Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Potong dengan
gunting yang steril / DTT
Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi perdarahan,
lakukanlah pengikatan ulang yang lebih ketat
Jangan mengoleskan apapun ke tali pusat.
5. Perawatan mata
Obat mata eritromisin 0,5% atau btetrasiklin 1% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamida (penyakit menular seksual). Obat mata
perlu diberikan pada jam-jam pertama setelah persalinan.
6. Tunjukkan bayi pada orangtua dan keluarga yang lain
7. Kontak dini dengan ibu
Berikan bayi pada ibunya secepat mungin. Kontak dini antara ibu dan bayi
penting, untuk : - kehangatan memperthankan panas pada bayi
- ikatan batin dan pemberian ASI
Motivasi ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap (bayi
menunjukkan refleks rooting), jangan paksakan bayi untuk menyusu
Bila memungkinkan, jangan pisahkan ibu dengan bayi dan biarkan bayi
bersam ibunya paling sedikit 1 jam setelah persalinan.

8. Pemeriksaan fisik
Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah apapun, lakukanlah
pemeriksaan fisik yang lengkap.
Ketika memeriksa bayi, ingat :
Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk memeriksa
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan
Bersikap lembut pada waktu pemeriksaan
Lihat, dengarkan, dan rasakan tiap-tiap daerah pemeriksaan, diumulai dari
kepala berlanjut secara sistematik menuju kaki
Jika diketemukan factor resiko / masalah, carilah bantuan lebih lanjut yang
diperlukan
Rekam setiap hasil pengamatan dan tindakan
9. Memberikan konseling
Memberikan konseling pada ibu, tentang :
Menjaga kehangatan bayi

Pemberian ASI
Perawatan tali pusat
Agar ibu mengawasi tanda tanda bahaya
10. Berikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada BBL,
lakukanlah :
- Semua BBL normal dan cukup bulan diberi vitamin K peroral 1
mg/ hari selama 3 hari
- Bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5
mg 1 mg IM
11. Imunisasi
Dalam waktu 24 jsam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan ke rumah,
berikan imunisasi hepatitis B.
G. TANDA BAHAYA
Jika ditemui tand-tanda bahaya, harus diwaspadai dan segera membawa ke
tenaga kesehatan, antara lain :
Pernafasan sulit / lebih dari 60x / mnt, terlihat retraksi pada waktu bernafas
Suhu terlalu panas (>38oC), disebut febris dan bila suhu terlalu dingin (<36oC)
disebut hipotermi.
Warna kulit abnormal : kulit/ bibir bewarna biru (sianosis)
Pemberian ASI sulit, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah
Infeksi : suhu meningkat, merah/ bengkak, keluar cairan (pus), bau busuk
Tali pusat : bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah
Gangguan gastrointestinal, misalnya tidak mengeluarkan mekonium selam 3 hari
pertama setelah lahir, muntah terus menerus dan perut bengkak, tinja warna hijau tua /
berdarah/ berlendir.
Tidak berkkemih dalam 24 jam, tinja lembek, hijau tua atau lender / darah.
Menggiggil / tangis tidak biasa, lemas, mengantuk, kejang halus
Mata bengkak dan mengeluarkan cairan.
(Winkosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP SP)

DAFTAR PUSTAKA
-

Manajemen Asuhan Kebidanan, PPKC (Pusat Pengembangan Keperawatan


Carolus). Jakarta: 2002

Winkosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP SP

Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP SP

DepKes RI. 2000. Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar. Jakarta

DepKes RI. 1998. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga Cetakan II.
Jakarta.

LAPORAN PENDAHULUAN
PERSALINAN KALA IV
e. PENGETIAN
Kala IV : masa 2 jam setelah plasenta lahir.
Kala IV : pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan
ibu terutama terhadap bahaya perdarahan.
(Obstetri Fisiologi. 2000. UNPAD Bandung)
f. PENATALAKSANAAN 2 JAM POST PARTUM
-

Pantau tekanan darah, nadi, TFU, kandung kemih dan perdarahan yang terjadi
setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua
kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal, lakukan observasi dan penilaian
secara lengkap.

Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras setiap 15 menit dalam
satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua kala keempat. Jika ada
temuan tidak normal, tingkatkan frekuensi observasi dan penilaian.

Pantau temperatur tubuh ibu satu kali setiap jam selama 2 jam pertama pasca
persalinan. Jika temperatur tubuh meningkat, pantau lebih sering.

Nilai perdarahan. Periksa perineum dan vagina setiap 15 menit dalam satu jam
pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua pada kala empat.

Ajarkan ibu dan keluarganya, bagaimana menilai tonus dan perdarahan uterus,
juga bagaimana melakukan pemijatan jika uterus menjadi lembek.

Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Jaga agar tubuh dan kepala ayi
diselimuti dengan baik, berikan kepada ibu dan anjurkan untuk dipeluk dan diberi
ASI.

g. ASUHAN PADA KALA III


Setelah lahirnya plasenta :
a. lakukan masase uterus
b. evaluasi uterus dengan meletakkan jari tangan secara melintang antara pusat dan
fundus uteri ( fundus uteri di bawah pusat ).
c. pengukuran kehilangan darah secara keseluruhan
d. periksa perlukaan perineum dari perdarahan aktif misalnya apakah ada laserasi atau
luka episiotomi.
e. evaluasi kondisi ibu secara umum
f. Dokumentasi semua asuhan dan temuan selama kala IV persalinan di halaman
partograf kedua ( belakang ) segera setelah asuhan di berikan / penilaian di
kerjakan.
Ajarkan pada mereka bagaimana mencari pertolongan, jika ada tanda tanda bahaya
seperti :
a. Demam
b. Perdarahan aktif
c. Mengeluarkan bekuan darah yamg banyak dari jalan lahir
d. Bau menyengat atau busuk dari vagina
e. Pusing
f. Lemas yang luar biasa
g. Sulit untuk menyusui
h. Nyeri panggul atau abdomen yang lebih hebat dari kram uterus
(Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. 2008. Jakarta )

DAFTAR PUSTAKA
-

Obstetri Fisiologi. 2000. UNPAD Bandung.

Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. 2008. Jakarta.

Mochtar Rustam.1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC.

Winknjosastro, hanifa. Prof,dr,SpOG. 2000. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

LAPORAN PENDAHULUAN
KONTRASEPSI KONDOM
A. DEFINISI
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai
bahan diantaranya lateks ( karet ), plastic ( vinil ), atau bahan alami ( produksi
hewan ) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.
Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder dengan
muaranya berpibggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai
bentuk seperti putting susu.
Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan
efektifitasnya ( misalnya menambahkan spermisida ) maupun sebagai aksesoris
aktifitas seksual. Modifikasi tersebut dilakukan dalam hal :
-

Bentuk
Warna
Pelumas
Bahan

( Informasi Pelayanan Kontrasepsi : 44 )


B. CARA PEMAKAIAN KONDOM
Kondom ada yang ujungnya biasa adapula yang ujungnya berputing
mengeluarkan udara yang ada agar tersedia tempat bagi mani yang akan
dikeluarkan gulungan kondom, sebelum persetubuhan lalu dipasang pada penis
yang sedang tegang.
Sesudah mani keluar, mani tertampung diujung kondom dan sewaktu zakar
ditarik keluar jagalah jangan sampai ada cairan yang tumpah. Peganglah kondom
waktu menarik penis keluar. Buanglah kondom setelah sekali pakai.
( Informasi pelayanan Kontrasepsi : 45 )
C. CARA KERJA
Kondom menghalangi terjadinya pertemuansperma dan telur dengan cara
mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga
sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi perempuan.
Mencegah penularan mikroorganisme ( IMS, HIV/AIDS ) dari satu pasangan ke
pasangan yang lain ( khusus kondom yang terbuat dari lateks & vinil )
( informasi pelayanan kontrasepsi : 45 )
D. INDIKASI PEMAKAIAN KONDOM
6 minggu sedudah vasektomi sampai mani tidak mengandung spermatozoa lagi

yang seperti diketahui lebih jelas dengan pamariksaan laboratorium


Sementara menunggu pemeriksaan AKDR
Sementara sedang menunggu haid untuk pemakaian pil yang diminum
Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36 jam
Apabila diduga ada penyakit kelamin sementara menunggu diagnosis yang pasti
Bersamaan dengan pemakaian spermasid
Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia atau yang

dipakai
Sebagai cara yang dipilih oleh pasangan tertentu
( Bagian Penanganan Efek Samping/Komplikasi Kontrasepsi : 32 )
E. EFEKTIFITAS
Kontrasepsi
- Efektif bila digunakan dengan benar
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Tidk mengganggu kesehatan klien
- Tidak mempunyai pengaruh sistemik
- Murah dan dapat dibeli scara umum
- Tidak perlu resep Dokter dan pemeriksaan kesehatan khusus
- Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda
Non kontrasepsi
- Member dorongan pada suami untuk ikut ber-KB
- Dapat mencegah penularan IMS
- Mencegah ejakulasi dini
- Membantu mencegah terjedinya kanker serviks
- Saling berinteraksi sesame pasien
- Mencegah imunoinfertilitas
( Bagian Penanganan Efek Samping / Komplikasi Kontrasepsi : 33 )
F. KETERBATASAN
Efektifitas tidak terlalu tinggi
Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
Agak mengganggu hubungan seksual

Pada beberapa klien dapat menyebabkan kesulitan untuk memperthankan ereksi


Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual
Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum
Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah
( Bagian Penanganan Efek Samping/Komplikasi Kontrasepsi : 34 )
G. EFEK SAMPING
Gejala dan keluhan
Adanya rasa nyeri dan panas akibat :
- Alergi terhadap karet kondom ( jarang ditemui )
- Lecet pada kemaluan pria akibat pemakaian tergsa-gesa / kurangnya pelican
Pengobatan :
- Bila sebab alergi hentikan pemakaian kondom ganti dengan cara lain
- Bila akibat kurangn licinnya kondom, dianjurkan untuk memakai kondom
yang mempunyai zat pelican. Pemakaian kondom jangan terburu-buru
Gejala dan keluhan
Kondom tidak terlihat terpasang pada kemaluan pria dan wanita merasa
terdapat sesuatu dalam liang senggama wanita berbau busuk akibat air mani
yang membau karena adanya benda asing yang terdapat didalamnya dan terjadi
infeksi.
Penanggulangan dan pengobatan
Keluarkan kondom dari liang senggama wanita dan bersihkan liang senggama
wanita dan bersihkan liang senggama wanita dengan antiseptic, bila terdapat
infeksi beikan antibiotic.
( Bagian Penanganan Efek Samping /Komplikasi Kontrasepasi : 34 )

POHON MASALAH
kondom
bahan :
- Lateks ( karet )
- Plastic ( vinil )
- Bahan alami ( produksi hewan )
Cara kerja :
- Menghalangi terjadinya pertemuan sperma & sel telur
- Mencegah penularan mikroorganisme
manfaat

kontrasepsi
-

Efektif bila digunakan dengan benar


Tidak mengganggu produksi ASI
Tidak mengganggu kesehatan klien

non kontrasepsi
- member dorongan pada suami ikut KB
- dapat mencegah penularan IMS
- mencegah ejakulasi dini

Tidak mempunyai pengaruh sistemik


sesame pasien

INTERVENSI UMUM

- saling berinteraksi

Dx/Mx/Kebutuhn
Intervensi
P..calon akseptor Tujuan :
Mencegah kehamilan
kondom
Kriteria :
Ibu tidak hamil
Ibu merasa cocok dengan alat
kontrasepsi pilihanya
Intervensi :
Lakukan komunikasi

Rasional

teraupetik dengan pasien


Berikan kondom dengan benar
-

Kaji efek samping dari

penggunaan kondom
-

Jelaskan pemakaian kondom


yang benar
Jelaskan tentang efek samping

dari kondom
Jelaskan pada pasien untuk
segera datang ke petugas kesehatan
bila ada efek samping

Terjalin kepercayaan
antara bidan dengan klien
Menghindari pemakaian
kondom yang kadaluarsa
Mengetahui tingkat
kecocokan klien dalam

menggunakan kondom
Mencegah terjadinya

kegagalan
Menambah pengetahuan
klien tentang kontrasepsi
kondom
Efek samping dapat
segera ditangani

DAFTAR PUSTAKA
Informasi pelayanan kontrasepsi. 1996. Jakarta : BKKBN
Bagian penanganan efek samping /komplikasi kontrasepsi. 2006. Jakarta : SMPFA
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan.Yogyakarta. YBP-SP
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP

LAPORAN PENDAHULUAN
IMUNISASI DPT
A. Definisi
Imunisasi adalah
Imunologi / imunitas untuk menimbulkan kekebalan pada seseorang dengan cara
memberikan vaksin tertentu, sehingga dapat terlindung dari penyakit-penyakit infeksi.
(Wahab, A. Samik . 2002. Sistem Imun, Imunisasi & Penyakit Imun. Jakarta. Widya
medika)

Imunisasi pengebalan adalah


Usaha untuk membuat seseorang menjadi kebal terhadap penyakit tertentu
dengan memberikan / menyuntikkan vaksin.
Imunisasi adalah
Pemberian kekebalan agar bayi tidak mudah tertular penyakit-penyakit seperti
Hepatitis B, Tuberculosa, defresi, batuk rejam, tetanus, polio, campak.
Kekebalan ada 2 :
1. Kekebalan aktif : Di dapat dari luar tubuh ( tidak berlangsung lama )
2. Kekebalan pasif : Dibuat sendiri oleh tubuh ( berlangsung lama )
Imunisasi DPT adalah
Pemberian vaksin untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang
bersamaan terhadap toksin yang dihasilkan kuman penyebab difteria, perbusisi
dan tetanus.
(Dick, George. 1990. Imunisasi Dalam Praktek. Jakarta : Hipokrates)
B. Cara dan Waktu Pemberian :
Diberikan dengan suntikan intramuskuler dibagian anterolateral paha sebanyak
0,5 ml.
Imunisasi dasar faksin DPT diberikan setelah berusia 2 bulan sebanyak 3 kali
( DPT I, II, III ) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.
Imunisasi DPT ulangan diberikan satu tahun sejak imunisasi DPT III, kemudian
tidak masuk sekolah ( 5 6 tahun ) dan saat meninggalkan sekolah dasar ( 12
tahun )
Menurut program pemerintah ( PP I ) vaksinasi ulangan dilakukan dengan
memberikan PT di kelas I SD dilanjutkan dengan TT di kelas 2 dan 3 SD.
C. Kontra Indikasi
Usia di atas 7 tahun
Demam ( > 380 C )
Sakit berat ( terutama kelainan neorologis )
Riwayat reaksi berat terhadap pemberian DPT sebelumnya berupa syok, kejang,
penurunan kesadaran, atau gejala neorologis lainnya.
D. Efek Samping
Demam, nyeri, bengkak lokal, abses steril, syok, kejang Bila terjadi demam
dan nyeri pada tempat suntikan dapat diberi aralgetik / anti pretik. Bila terdapat
reaksi berlebihan maka imunisasi berikutnya diberikan DT.
(FKUI. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : media Aeculapius)
IMUNOLOGI

Imunitas aktif yang


Setelah menderita
secara alami
penyakit
Difteri

Virus yang
dilemahkan

Virus
Imunitas
aktifyang
yang sengaja
dibuat dimatikan
Imunisasi
Toxoid

Pasif
Imunitas
Didapatpasif
dari ibu
bawahan
sewaktu dalam
Janin
kandungan

Aktif

Jenis Vaksin

Virus yang
dilemahkan

1 kali
pemberian

BCG
Campak
Rubella
Rotavirus
Mumos

Toxoid

Virus yang
dimatikan
Perlu
pemberian
bosster

Texoid tetanus

Influensa
Hepatitis A
Hepatitis B
DPT
PT
Polio

IMUNISASI DPT

Yang pernah menderita


portusis / tetanus

Bayi sehat

Bayi keadaan sehat

Kontra indikasi
- Demam > 380 C
- Riwayat anafilaksik
- ( syok, kejang,
penurunan
kesadaran, dll )

Setelah usis 2 bulan

Imunisasi diberikan 3 X

Internal 4 minggu

Sarana IM ( 900 0 di paha / lengan dgn dosis 0,5 cc

Vaksin DPT/DT/TT

Tidak mengadakan replikasi dalam tubuh


Perlu pemberian ulangan / bosster
Vaksin

Vaksin DT

Wanita usia subur

Wanita hamil

Usia 15-45 th

UK 7-8 bln

Imunisasi TT minimal 2 X

Usia sekolah :
- Masuk SD ( 5-6 th )
- Lulus SD ( 12 th )

Vaksin DPT

Membiakkan bakteri / virus dalam media pembiakan

Dibuat tidak aktif

Dengan pemanasan / bahan kimia

Vaksin berupa cairan

Tidak berwarna dengan sedikit endapan putih

Vaksin ini mengandung

40 if toksoid difteri

15 if toksoid tetanus

24 ( bu ) bordetella pertusisi

Aluminium Fosfak

Mertiolat

Dapat digunakan jangka lama

+ 2 Tahun

Penyimpanan 20 80 C

Intervensi Umum
Diagnosa/Masalah/

Intervensi

Kebutuhan
Dx.
Bayi

Rasional

1. Berikan penyuluhan tentanh 1. Ibu memahami manfasehat

akan

diimunisasi DPT

manfaat imunisasi DPT pada

at imunisasi DPT pada

ibu.

bayinya untuk mencegah penyakit difteri,


pertusis, tetanus.

2. Berikan penyuluhan tentang 2. Ibu tahu bagian tubug


tempat dan cara penyuntikan.

mana

yang

akan

disuntik imunisasi.
3. Minta ibu mengatur posisi 3. Memudahkan
bayinya.

proses

penyuntikan

dan

memberikan

rasa

nyaman pada bayi.


4. Lakukan imunisasi DPT.

4. Menyuntikkan vaksin
DPT

dengan

vaksin

akan

berkembang

masuk dalam tubuh,


tetapi

tetap

mengadakan replikasi
dalam tubuh sehingga
dapat

menimbulkan

respon

imun

protektiof
booster

yang

diperlukan
/

ulangan

imunisasi.
5. Catat dalam KM.

5. Upaya
pendokumentasian
hasil imunisasi serta
memudahkan
mengingat
yang

telah

untuk
imunisasi
/

akan

diterima.
6. Berikan penyuluhan tentang 6. Ibu
efek samping imunisasi DPT.

tidak

cemas

dengan

kondisi

bayinya

setelah

imuisasi DPT.
7. Berikan penyuluhan tentang 7. Ibu
status imunisasi bayinya.

tahu

bahwa

bayinya

telah

mendapatkan imunisasi
DPT

dan

beberap

imunisasi yang belum


diterima.
Masalah :
Peningkatan

1. Berikan antipiuretik.

1. Untuk menurunkan /

suhu

menyembuhkan

efek

badan karena efek

dari

DPT

samping

yang biasanya berupa

imunisasi

panas badan.
2. Anjurkan
mengompres

ibu

untuk 2. Saat

dengan

air

hangat pada bagian ketiak.

terjadi

demam

tubuh akan mengalami


vaso konstriksi maka
dengan kompres terjadi
varodilatasi
penguapan
panas

sehingga

tubuh

menghilang.

DAFTAR PUSTAKA

dan
akan

Diek, George. 1990. Imunisasi Dalam Praktek. Jakarta : Hipokrates

FKUI. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : media Aeculapius

Direktoral Jendral PNM & PUP. 1989. Modul Latihan Petugas Imunissasi, Jakarta
: Depkes RI

Wahab, A. Samik . 2002. Sistem Imun, Imunisasi & Penyakit Imun. Jakarta. Widya
medika

LAPORAN PENDAHULUAN

MASA NIFAS/MASA POST PARTUM


B. PENGERTIAN
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu (Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Nasional).
Masa nifas adalah masa partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu
(Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 : 316)
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, ulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini
yaitu 6-8 minggu (Sinopsis Obstetri Jilid 1 : hal 115)
Puerperium (nifas) adalah berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,
merupakan waktu yang diperlukaan untuk pulihnya alat-alat kandungan pada
keadaan yang normal (Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & KB Untuk
Pendidikan Bidan : 190).
Masa nifas dibagi dalam 3 periode :
Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan (40 hari).
Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6 8 minggu.
Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
B.

FISIOLOGI
Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisiologi yaitu :
Fisik
a. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah
Tekanan darah menurun karena relaksasi kerja jantung/hypotermi
orthostatit, penurunan normalnya sampai 20 mmHg (systole)
sedangkan diastole tetap.
Nadi
Mengalami penurunan/brodikaria, normalnya 50-70 x/mnt.
Suhu
Mengalami kenaikan, yaitu 380C setelah persalinan yang disebabkan
meningkatnya kerja otot, dehidrasi dan perubahan hormonal saat
proses persalinan berlangsung, akan tetapi bila setelah 24 jam suhu

masih tetap tinggi (> 380C) maka hal ini merupakan tanda-tanda
infeksi.
b. Kardiovaskuler
Bradikardia
Diaporesis pada malam hari dan tidak disertai demam normal
Hemoglobin dan hematokrit tetap. Leokosit 15.000-30.000
c. Saluran Perkemihan
Diuresis pada 24 jam pertama karena oedem waktu pesalinan
Hematuria karena trauma kandung kencing
Acetonuria karena dehidrasi pada partus lama
Proteinuria merupakan proses motorik involusi uteri
d. Endokrin
Estrogen dan progesterone menurun setelah plasenta lahir
Prolaktin meningkat karena hisapan bagi pada proses laktasi
ASI mulai keluar untuk laktasi
e. Mammae
Keluar colostrums pada minggu I yang berwarna kuning kental, banyak
mengandung protein, lemak dan antibody
ASI pada hari ke-3 mengalami Breast Engogement karena vaskularisasi
f. Sistem Pencernaan
Minggu pertama : motilitas usus menurus, kekurangan cairan dan
ketidaknyamanan perineum bisa mengakibatkan konstipasi.
g. Organ Reproduksi
Endometrium
Daerah implantansi mengalami involusi
2-3 pp nekrosis
7 hari pp mulai terbentuk lapisan basa
16 hari pp normal kembali
6 minggu pp perkembangan kembali sel endometrium

Uterus
Involusi
Bayi lahir

Tinggi Fundus Uterus


Setinggi pusat

Uri lahir

2 jari bawah pusat

750 gram

1 minggu

Pertengahan pusat sympisis

500 gram

2 minggu

Tidak teraba diatas sympisis

350 gram

6 minggu

Bertambah kecil

50 gram

Sebesar normal

30 gram

8 minggu
Lokhea

Berat Uterus
1000 gram

Merupakan cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
pada masa nifas.
Lochea :
Rubra : warna merah, terjadi 2 hari post partum
Sanguinolenta : darah + lendir, warna merah kuning, pada hari ke-3-7
pp
Serosa : warna kecoklatan, terjadi 4-9 hari post partum
Alba

: putih setelah 2 minggu

Serviks
Setelah persalinan bentuknya seperti corong, berwarna kehitaman,
lunak, kadang-kadang terjadi perlukaan kecil.
Setelah lahir :
1 jam pp : tangan masih bisa masuk rogga rahim
2 jam pp : dapat dilalui 2-3 jari
7 hari pp : dapat dilalui satu jari
Vagina
Vagina mengalami perlukaan, oedema dan biru, laserasi, rugae
berkurang, dan akan sembuh dalam 6-7 hari bila tidak disertai infeksi
Perineum
Luka episiotomi maupun robekan perineum akan mengakibatkan
ketidaknyamanan dan nyeri, untuk menguranginya dapat diberikan
analgetik.
Psikologik :
Perubahan Psikologis pada masa nifas
Taking in (timbul pada hari 1 sampai 2 hari)
Dependen
Pasif
Fokus pada diri sendiri

Perlu tidur dan makan


Konsentrasi menurun
Taking Hold (hari ke-3 sampai dengan ke 4-5)
Dependen Independen
Fokus melibatkan bayi
Perawatan diri sendiri
Dapat menerima tanggung jawab
Sistem pendukung
Konsentrasi normal kembali
Lotting Go (minggu ke-5 sampai dengan ke-8)
Independen pada paru peran baru
Sistem keluarga telah menyesuaikan diri
Tubuh klien telah sembuh
Extended family tidak lagi ikut campur
C. PATOFISIOLOGI
Uterus / endometrium kontraksi after point
Involusi organ
reproduksi

Fisik

laserasi

Vagina

laserasi

Kardiovaskuler

Perineum ruptur
Takikardia
episiotomi
Bradicardia
Komponen darah

Sistem
perkemihan

Deuresis
Hematuria
Acetonuria
Proteinuria

Sistem
perkemihan

Estrogen + progesterone
Prolaktin

Endokrin

Estrgen + progesterone
prolaktin

Puerperium

Mammae

Sistem
pencernaan

Psikologis

Servix

Nyeri

Colostrums

Motilitas usus
Kekurangan cairan
Tataking in
Taking hold
Letfing go

Konstipasi

D. PERAWATAN MASA NIFAS / PURPERIUM


1.

Mobilisasi
Bergantung komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
Bervariasi : miring kanan / kiri atau duduk / jalan-jalan
Untuk mencegah tromboplebitis

2. Diet makanan bergizi

mengandung protein, vitamin

meningkatkan

banyak cairan
3.

Miksi

kesehatan

Dapat dilakukan sendiri secepatnya

Ibu sulit kencing karena trauma persalinan


4. Defekasi

Dapat dilakukan 3 - 4 pp
Obstipasi

5.

Perawatan Payudara
Untuk persiapan menyusui puting lemas tidak pecah-pecah

6. Laktasi

Beri ASI sesering mungkin 10-12 x / hari


Isapan bayi rangsangan psikis reflektoris oxytocin keluar
Sehingga ASI meningkat produksinya
Cara menyusui dengan baik dan benar

7. Pemeriksaan pasca persalinan


Pemeriksaan umum (TD, nadi, keluhan)
Keadaan umum (suhu badan, selera makan)
Payudara (ASI, puting susu)
Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
Sekret yang keluar (lochea, flour albus)
Keadaan alat kandungan
ROBEKAN (RUPTUR PERINEUM) & EPISIOTOMI
Pengertian
Laserasi adalah robekan/terputusnya kontinuitus jaringan.
Episiotomi adalah :
Membuat irisan perineum untuk memperlancar jalan lahir
Tindakan melakukan insisi perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput
lendir, vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rectovaginal,
otot-otot

parsia

perineum

dan

kulit

sebelah

depan

perineum

(termasuk/disebut laserasi buatan)


Laserasi spontan adalah robekan/terputusnya kontinuitas jaringan yang terjadi
secara tidak sengaja.
Mukosa vagina

Derajat I

robekan pada

Fourchete posterior
Kulit perineum
Mukosa vagina

Derajat II robekan pada

Fourchete poserior
Kulit perineum
Otot perineum
Mukosa vagina
Fourchete posterior

Klasifikasi
laserasi

Derajat III robekan pada

Kulit perineum
Otot perineum
Otot stingter an external
Mukosa vagina
Purchete posterior
Kulit perineum

Derajat IV robekan pada

Otot perineum
Otot sfingter ani external
Dinding rectum anterior

Etiologi Laserasi Spontan


Kepala janin terlalu cepat keluar
Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
Sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut
Pada persalinan distosia bahu
Indikasi Episiotomi :
1. Gawat janin
2. Penyulit kelahiran pervaginam (sungsang,
Patofisiogi
Laserasi/episiotomi pada jalan lahir dijahit
Jika dilakukan perawatan perineal yang baik dan tepat mata :
Tidak jadi infeksi
Meningkatkan penyembuhan perineum itu sendiri
Mengurangi ketidaknyamanan pada perineum

POHON MASALAH

PERSALINAN

KALA I

Kepala janin yang terlalu


cepat lahir
Persalinan tidak dipimpin
sebagaimana mestinya
Jaringan perut paa perineum
Distosia bahu

Laserasi spontan

Adanya gawat janin


Penyulit kelahiran
pervaginam
Jaringan parut pada
perineum dan vagina
Episiotomi

Luka pada jalan lahir

Dijahit

Perawatan luka yang baik dan tepat


Mobilisasi dini
Personal hygiene yang bagus
Gizi yang bagus dan tercukup

Terpenuhi
-

Ibu nyaman
Luka cepat sembuh
Tidak terjadi infeksi

INTERVENSI UMUM

Tidak terpenuhi
-

Gangguan rasa nyaman


Resiko terjadi infeksi

No
1.

Dx/Mslh/Keb
Intervensi
Dx : PP Post normal 1. Observasi TFU, jumlah,
hari pertama

1.

warna dan bau lokhea


2. Motivasi untuk mobilisasi

Rasional
Dapat memastikan bahwa ibu
dalam post partum normal

2.

Dapat memacu agar aliran


darah ibu berjalan lancar dan
mencegah terjadinya flebitis

3. Pantau intake dan out take

3.

Mengetahui terjadinya
dehidrasi sejak dini sehingga
dapat cepat ditangani

4. HE tentang personal

4.

hygiene dan gizi ibu nifas

Membantu mencegah infeksi,


mempercepat pemulihan dan
penyembuhan dan berperan
pada adaptasi yang positif dari
peruahan fisik dan emosional

2.

Masalah :

1. Evaluasi TTV dan

1.

Nyeri dapat menyebabkan

Nyeri pada luka jahitan

perhatikan perilaku dan

gelisah dan tekan darah serta

perineum

ekspresi pasien

nadi meningkat

2. Anjurkan untuk mobilisasi

2.

dini

Merelaksasikan otot dan


mengalihkan perhatian dari
sensasi nyeri meningkatkan
kenyamanan

3. Inspeksi perbaikan

3.

perineum dan episiotomi

Dapat menunjukkan trauma


berlebihan pada jaringan
perineal dan atau terjadinya
komplikasi yang memerlukan
evaluasi/intervensi lanjut

4. Ajarkan dan anjurkan


tentang perawatan perineum

4.

Mempercepat penyembuhan
luka dan mengurangi resiko
terjadinya infeksi

2. Konstipasi

1.

Anjurkan
mobiliasi dini

Latihan kaki, mengencangkan otot


abdomen dapat memperbaiki
mobilitas usus
Gizi cukup sebagai pendukung

2.

No

Dx/Mslh/Keb

Anjurkan

untuk penyembuhan luka se

makan-makanan bergizi

dang makanan berserat dapat

dan berserat
Intervensi
3.
Anjurkan untuk

memperlancar proes pencernaan


Rasional
Mencukupi kebutuhan cairan tu

minum cairan + 8

buh untuk mencegah terjadi nya

gelas/hari
3.

dehidrasi

Potensial terjadi infeksi

5.
1.

Obser
vasi TTV

Dem
am PP, setelah 24 jam 1 me
nunjukkan adanya infeksi

2. Rembesar menandakan adanya


2.

Infeksi
luka episiotomi terhadap

hematoma, gangguan pelanyatu


an jahitan

tanda-tanda
infeksi/rembesan dan

3. Lingkungan yang lembab meru

eksudat purulen
3.

pakan media paling baik untuk


Peraw

atan perineum

pertumbuhan bakteripenyebab
infeksi
4. Membantu mencegah dan
membatasi penyebaran infeksi

Kebutuhan :
1.

Personal hygiene

4.

Gunak

Perawatan payudara

an teknik aseptik setiap

Informasi

kali melakukan tindakan

1. Dengan mandi ibu menjadi


bersih dan merasa lebih nyaman
serta mencegah terjadinya

1.

infeksi

njurkan ibu mandi minimal 2. Rembesan menandakan adanya


hematoma, gangguan penyatuan
jahitan
2.

I 3. Lingkungan yang lembab meru


nspeksi luka episiotomi

media paling baik untuk pertum

terhadap tanda-tanda/ rem

buhan bekteri penyebab infeksi

besan dan eksudat purlen.

4. Membantu mencegah dan mem

3.
2.

Perawatan payudara

batasi penyebaran infeksi

erawatan perineum
1. Dengan mandi ibu menjadi
bersih dan merasa lebih nyaman
4.

G
unakan teknik aseptik se
tiap kali melakukan tinda
kan

1.
Anjurkan ibu mandi minimal
2x sehari

serta mencegah terjadinya


infeksi
2. Mencegah infeksi membantu
penyembuhan

2.
No

Dx/Mslh/Keb

Ajarkan tentang vulva hygiene


Intervensi
Rasional
3. Anjurkan ibu untuk mema 2. BH Yang menyokong dapat
kai Bh yang menyokong

menyangga payudara dan


meningkatkan kenyamanan

3.

Informasi

1. Berikan informasi tentang

1. Latihan membantu tonus otot, me

peran program latihan pasca

ningkatkan sirkulasi, menghasil

partum progesif

kan tubuh yang seimbang dan me


ningkatkan perasaan sejahtera se
cara umum

DAFTAR PUSTAKA
-

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri jilid 2. Jakarta : EGC.

Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Nonatal. Jakarta : YBP-SP.

Prawirohadjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

LAPORAN PENDAHULUAN
KETUBAN PECAH PREMATUR

A.

PENGERTIAN
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda
persalinan, dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak
ketuban pecah sampai terjadi kontraksi rahim disebut Kejadian ketuban pecah dini
(periode laten). (Manuaba, Ida Bagus Gde. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. 1998. Jakarta. EGC)
Ketuban pecah dini atau spontaneous / early / premature rupture of the
membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu; yaitu bila pembukaan
pada primi kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm.
Bila periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah mana dapat terjadi
infeksi yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak. Untunglah karena
adanya antibiotika spektrum luas maka hal ini dapat ditekan.
(Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. 1998. Jakarta. EGC)

B.

ETIOLOGI
Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat
dijabarkan sebagai berikut :
-

Servik inkompeten

Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramnion

Kemungkinan kesempatan panggul : perut gantung, bagian terendah belum


masuk PAP, sefalopelvik disproporsi.

Kelainan bawaan dari selaput ketuban.

Ineksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban


dalam bentuk profeolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.

Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut :


1.

Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan


ikat dan vaskularisasi.

2.

Bila terjadi pembukaan servix maka selaput ketuban sangat


lemah dan mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.

C.

PATOGENESIS
TAYLOR dkk, telah menyelidiki hal ini, ternyata ada hubungan dengan hal-hal
berikut :

1.

Adanya hipermofilitas rahim yang sudah lama terjadi


sebelum ketuban pecah. Penyakit-penyakit seperti pielonefrities, sistitis, sevisitis
dan vaginitis, terdapat bersama-sama dengan hipormofilitas rahim ini.

2.

Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)

3.

infeksi (amnionitis atau korioamnionitis)

4.

faktor-faktor lain yang merupakan predisposisi ialah :


multipara, malposisi, disproporsi, servix incompeten, dll.

5.
D.

ketuban pecah dini artifisial (amniotomi).


PENGARUH KPD

a.

Terhadap Janin
Walaupun ibu belum menunjukkan gejala-gejala infeksi tetap janin mungkin
sudah terkena infeksi. Karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi (amnionitis,
caskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalitas
dan mobiditas perinatal.

b.

Terhadap ibu
Karena jalan terbukan, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi bila teralalu
sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis (nifas),
peritonitis dan septikemia serta dry-labor. Ibu akan merasa lelah karena terbaring
di tempat tidur, partus akan menjadi lama, suhu badan naik, nadi cepat dan
nampaklah gejala-gejala infeksi.

E.

PENATALAKSANAAN KETUBAN PECAH DINI


Memberikan profilaksis antibiotika dan membatasi pemeriksaan dalam
merupakan tindakan yang perlu diperhatikan. Sebagai gambaran umum untuk
tatalaksana ketuban pecah dini dapat dijabarkan sebagai berikut :
a.

Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur khusus


manturitas paru.

b.

Terjadi infeksi dalam rahim yaitu korioamnionitis yang menjadi


pemicu sepsis, meningitis janin dan persalinan prematuritas.

c.

Dengan perkiraan janin sudah besar dan persalinan diharapkan


berlangsung dalam waktu 72 jam det diberikan kortikosterad, sehingga
kematangan paru janin dapat terjamin.

d.

Pada kehamilan 24 s/d 32 minggu yang menyebabkan menungu


berat janin cukup perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan
dengan kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan.

e.

Melakukan KIM terhadap ibu dan keluarga.

f.

Periksa yang penting dilakukan adalah USG untuk mengukur


distandia biparieatal dan melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan
pemeriksaan kematangan paru melalui perbandingan L/S.

g.

Waktu terminasi pada hamil aterm dianjurkan selang waktu 6 jam


s/d 24 jam bila tidak terjadi his spontan.

F.

KOMPLIKASI
-

Pada anak
IUFD dan IPFD, Asfiksia dan Prematuritas

Pada ibu
Partus lama dan infeksi, atonia uteri. Perdarahan postpartum, atau infeksi nifas

G.

PIMPINAN PERSALINAN
1.

Bila anak belum viable (kurang dari 36 minggu), ibu


dianjurkan untuk istirahat ditempat tidur dan berikan obat antibiotika profilaksis,
spasmolitika dan robo ransia dengan tujuan untuk mengundur waktu sampai anak
viable.

2.

Bila anak sudah viable (lebih dari 36 minggu), lakukan induksi


partus 6 12 jam setelah lag phase dan berikan antibiotika profilaksis. Pada
kasus-kasus tertentu dimana induksi partus dengan PGE2 dan atau drips
sintosinon gagal maka lakukan tindakan operatif.
Jadi pada KPD penyelesaian persalinan bisa :
1.

Partus spontan

2.

Ekstraksi vakum

3.

Ekstraksi forsep

4.

Embriotomi bila anak sudah meninggal

5.

Seksio sesarea bila ada indikasi obstetrik.

(Prawirohardjo, Sarwono. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. 2006. Jakarta : YBP-SP)

POHON MASALAH
KPD
Masuk rumah sakit
- Antibiotika
- Batasi pemeriksaan dalam
- Pemeriksaan air ketuban, kultur dan bakteri
- Observasi tanda infeksi dan distress janin
- Bidan merujuk ke RS / Puskesmas

Hamil prematur
Observasi
-Suhu rectal
-Distres janin
Kortikosteroid

kehamilan aterm
kelainan obstetric
- disters janin
-Letak sungsang
-Letak lintang
-CPD
-Grandemultipara
-Infertiitas
-Persal.obstruktif

Secsio sesaria
-

letak kepala
indiksi induksi
- infeksi
- waktu

Gagal
Reaksi uterus tak ada
Kelainan letkep
Fase laten & aktif memanjang
Rupture uterus iminen

berhasil
- persalinan vagina

INTERVENSI UMUM
Dx

Mx

Intervensi

Rasional

Kebutuhan
Dx : G..P..UK... Tujuan
Inpartu Bayi dapat lahir dengan selamat
kala I fase dan tidak terjadi komplikasi pada
laten
dengan
KPD

ibu
Kriteria :
KU
Kesadaran
-

: baik
:

composmentis
TD
: 110/70-120/80
mmhg

N : 60-80x/menit
S
: 36,5-37,50C
RR : 18-24x/menit
DJJ : 120-160X/menit
HIS teratur dan adekuat

Mengetahui

keadaan umum ibu


Mengetahui posisi

Intervensi :
janin dalam rahim
Lakukan pemeriksaan TTV Memantau
-

pada ibu
Lakukan

keadaan
pemeriksaan

palpasi

janin

dalam

rahim
-

Mencegah
kekuranga oksigen pada

Lakukan periksa DJJ

Anjurkan pada ibu untuk -

bayi
miring ke kiri
Anjurkan pada ibu unyuk
napas panjang saat ada kontraksi
Anjurkan pada keluaga
untuk menemani serta memberi
-

semangat pasa ibu


Lakukan rujukan ke RS

Mengurangi rasa
nyeri

Dapat

membuat

ibu menjadi tenang


-

Mendapatkan
penanganan lebih lanjut

DAFTAR PUSTAKA
-

Prawirohardjo, Sarwono. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. 2006. Jakarta : YBP-SP


Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. 1998. Jakarta. EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. 1998. Jakarta. EGC

LAPORAN PENDAHULUAN
HAEMORAGHI POST PARTUM
A. DEFINISI
HPP ( haemorrage post partum / perdarahan post partum )
Adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah persalinan berlangsung
(Buku acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal :123 )
B. KLASIFIKASI
Perdarahan post partum dibagi menjadi perdarahan post partum primer dan sekunder
yaitu :
- Perdarahan post partum primer yaitu : perdarahan yang terjadi pada 24 jam
pertama, penyebab utama perdarahan post partum primer adalah atonia uteri,
retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir
- Perdarahan post partum sekunder yaitu : perdarahan yang terjadi setelah 24 jam
pertama, penyebab utama perdarahan post partum sekunder adalah robekan jalan
lahir dan sisa plasenta atau membrane.
Perdarahan post partum merupakan penyebab penting kematian maternal khususnya
dinegara berkembang, factor yang menyebabkan HPP adalah :
- Grandemultipara
- Jarak persalinan pendek, kurang dari 2 tahun
- Persalinan yang dilakukan dengan tindakan : pertolongan kala uri sebelum
waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun, persalinan tindakan paksa.
( Ilmu Kebidanan : 256 )
C. ETIOLOGI
1. Retensio plasenta

Adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama jam persalinan, bayi-plasenta


harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi sebagai
benda mati.
Diagnosis
Gejala dan tanda yang selalu ada
- Plasenta belum lahir setelah 30 menit
- Perdarahan segera
- Uterus berkontraksi baik
Gejala dan tanda yang kadang ada
- Tali pusat putus akibat traksi berlebihan
- Inversion uteri akibat tarikan
- Perdarahan lanjutan
2.
Atonia uteri
Adalah kegagalan kontraksi rahim menyebabkan pembuluh darah pada bekas
imlantasi plasenta terbuka sehingga menimbulkan perdarahan
Diagnosis
Gejala dan tanda yang selalu ada
- Uterus tidak berkontraksi dan lembek
- Perdarahan segera setelah anak lahir
Gejala dan tanda yang kadang ada
- Syok
3. Inversion uteri
Adalah keadaan diman fundus uteri masuk kedalam cavum uteri
Diagnosis
Gejala dan tanda yang selalu ada
- Uterus tidak teraba
- Lumen vagina tidak terisis massa
- Tampak tali pusat
- Perdarahan segera
- Nyeri sedikit atau berat
Gejala dan tanda yang kadang ada
- Syok
- Pucat/linglung
4. Robekan jalan lahir
Perdarahan yang berasal dari jalan lahir, harus selalu dievaluasi yaitu sumber dan
jumlah perdarahan dapat berasala dari perineum, vagina dan serviks serta robekan
uterus
Diagnosis
Gejala dan tanda yang selalu ada
- Perdarahan segera
- Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
- Uterus berkontraksi baik
- Plasenta lengkap
Gejala dan tanda yang kadang ada
- Pucat, lemah, menggigil
5. Tertinggalnya sebagian plasenta
Diagnosis
Gejala dan tanda yang selalu ada
- Plasenta/sebagian selaput tidak lengkap
- Perdarahan segera
Gejala dan tanda yang kadang ada
- Uterus berkontraksi tapi fundus tidak berkurang
( Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan : 123 )

POHON MASALAH
Perdarahan post partum

Perdarahan post partum primer

perdarahan post partum sekunder

( perdarahan yang terjadi dalam 24 jam

( perdarahan yang terjadi setelah

Pertama setelah persalinan )

24 jam pertama setelah persali


nan )

Penyebab :

penyebab :

- Atonia uteri

- robekan jalan lahir

- Retensio plasenta

- sisa plasenta/membran

- Sisa plasenta
- Robekan jalan lahir

Penyebab perdarahan post partum


- Grandemultipara
- Jarak persainan pendek
- Persalinan yang dilakukan dengan tindaka n

INTERVENSI UMUM
Dx/Mx/Kebutuhn
Intervensi
Dx : P..kala IV
Tujuan :
dengan HPP

Kala IV berjalan nrmal tanpa


komplikasi
Kriteria :
Ku : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 110/70-120/80 mmhg
N

: 60-80x/menit

: 36,5-37,50C

RR : 18-24x/menit
TFU : 2 jri bwh pusat
UC

: baik dan keras

VU

: kosong perdarahan <


500cc

Data dasar

Intervensi :
-

Lakukan pemeriksaan

KU dan TTV
-

Palpasi bagian uterus

Lakukan massase uterus

merupakan detksi dini komplikasi


massa nifas
-

Memastikan kontraksi uterus

Dengan massase akan

Pasang infuse

memperbaiki kontraksi uterus


-

Suntikan metergin secara


IM

Dengan pemeriksaan

Dengan infuse akan


mengganti cairan yang hilang

dengan metergin bisa


mencegah perdarahan

Lakukan eksplorasi

Dengan eksplorsi akan


mengeluarkan bekuan darah yang
tertinggal

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP

LAPORAN PENDAHULUAN
DISTOSIA BAHU
I. PENGERTIAN
Setelah kelahiran kepala akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan
kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang. Bahu pada umumnya akan
berada pada sumbu miring (oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan pada saat ibu
mengejan akan menyebabkan bahu depan (anterior) berada di bawah pubis. Bila bahu
gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring panggul dan
tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan
bahu depan terhadap simpisis.
II. ETIOLOGI
Distosia bahu terutama disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu
untuk melipat kedalam panggul disebabkan oleh fase katif dan persalinan kala II
yang pendek pada multipara sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat

menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah
melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelum bahu
berhasil melipat masuk kedalam panggul.
III.SYARAT
1.

Kondisi vital ibu cukup memadai sehingga dapat bekerjasama untuk


menyelesaikan persalinan

2.

Masih memiliki kemampuan untuk mengedan

3.

Jalan lahir dan pintu bawah panggul memadai untuk akomodasi tubuh bayi

4.

Bayi masih hidup atau diharapkan dapat bertahan hidup

5.

Bukan monstrum atau kelainan konginetal yang menghangi keluarnya bayi

6.
IV. LANGKAH KLINIK MELAHIRKAN BAYI DENGAN DISTOSIA BAHU
A. Manuver Untuk Melahirkan Bahu Belakang
1. Masukkan tangan mengikuti lengkung sakrum sampai jari penolong mencapai
fosa antecubiti
2. Dengan tekanan jari tengah, lipat lengan bawah kearah dada
3. Setelah terjadi fleksi tangan, keluarkan lengan dari vagina (menggunakan jari
telunjuk untuk melewati dada dan kepala bayi atau seperti mengusap muka
bayi), kemudian tarik hingga bahu belakang dan seluruh lengan belakang dapat
dilahirkan
4. Bahu depan dapat lahir dengan mudah setelah bahu dan lengan belakang
dilahirkan
Bila bahu depan sulit dilahirkan, putar bahu belakang ke depan (jangan menarik
lengan bayi tetapi dorong bahu posterior) dan putar bahu depan kebelakang
(mendoromg anterior bahu depan dengan jari telunjuk dan jari tengah operator)
mengikuti arah punggung bayi sehingga bahu depan dapat dilahirkan.
B. Dekontaminasi dan Pencegahan Infeksi Pascatindakan
C. Perawatan Pascatindakan

DAFTAR PUSTAKA
-

Mochtar, Rustam Prof. Dr. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: EGC.

Manuaba, Prof. dr. Ida Bagus Gde, S.pOG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berenana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta :


YBPSP, 2002

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan, Jakarta : YBPSP, 2002

LAPORAN PENDAHULUAN
ABORTUS INKOMPLET
A. Definisi
Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16 dimana proses
plasentasi belum selesai.
Abortus adalah penghentian atau berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat tertentu)
pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu / buah kehamilan belum
mampu untuk hidup diluar kandungan.
Abortus adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar
kandungan dengan berat badan <1000 gram / umur kehamilan <28 minggu.
B. Klasifikasi
1. Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi tanpa di dahului tindakan apapun tetapi akibat
kelainan. Kelainan atau gangguan gangguan atau penyakit penyakit dibagi
menjadi :
a. Abortus iminens
Yaitu proses awal keguguran yang ditandai dengan pendarahan
pervaginam

b. Abortus insipiens
Yaitu proses abortus yang sedang berlangsung dan tidak dapat lagi di
cegah.
c. Abortus inkompletus
Yaitu proses abortus dimana hanya sebagian hasil konsepsi telah
dikeluarkan melalui jalan lahir
d. Abortus kompletus
Yaitu proses abortus dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan
melalui jalan lahir
e. Missed abortion
Yaitu proses abortus yang terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu,
namun keseluruhan hasil konsepsi tertahan di uterus selama 6 minggu /
lebih atau memanjangnya retensi hasil konsepsi yang mati tanpa adanya
tanda tanda perkembangan atau pertumbuhan.
2. Abortus provokatus
Abortus provokatus adalah interupsi kehamilan sebelum janin mampu hidup
atas permintaan wanita yang bersangkutan, tetapi bukan atas dasar penyakit
janin / gangguan kesehatan.
a. Abortus provokatus medialis
Adalah pengguguran kandungan yang dilakukan atas dasar pertimbangan
untuk menyelamatkan nyawa ibu hamil.
b. Abortus provokatus kriminalis
Adalah pengguguran kandungan yang dilakukan bukan atas dasar
pertimbangan keselamatan ibu hamil
C. Etiologi
Faktor yang menyebabkan
- Kelainan kromosom
- Lingkungan sekitar inflantasi yang kurang sempurna
- Pengaruh teratogen yang kurang sempurna
Janin
Kelainan plasenta
Ibu
- Infeksi
- Kelainan sistemik
- Paparan lingkungan
- Faktor hormonal
- Sebab psikosomatik
- Trauma fisik
Ayah
Translokasi ayah
D. Patofisiologi
Mulai dari terlepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta yang
menyebabkan pendarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2. Bagian yang
terlepas dianggap benda asing. Sehingga rahim berusaha mengeluarkan dengan
kontraksi. Pengeluaran terjadi secara spontan seluruhnya, sehingga tidak
meninbulkan berbagai penyulit yang begitu berarti. Oleh karena itu abortus

memberikan gejala umum sakit perut dikarenakan adanya kontraksi rahim, terjadi
pendarahan dan disertai pengeluaran seluruh hasil konsepsi.
E. Abortus inkomplet
Yaitu abortus dimana hanya sebagian hasil konsepsi dikeluarkan melalui jalan
lahir dan yang tertinggal adalah desidua atau plasenta
Gejala :
- Amonorhoe
- Sakit perut dan mules mules
- Pendarahan yang bisa sedikit atau banyak dan biasanya berupa stosel
-

( darah beku ).
Sudah ada keluar fetus atau jaringan
Pada pemeriksaan dalam :
o Serviks terbuka
o Kadang kadang dapat diraba sisa sisa jaringan dalam kanalis

servikalis atau kavum uteri.


o Ukuran uterus yang lebih kecil dari seharusnya.
Penanganan
- Jika pendarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16
minggu. Evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum
ABORTUS

untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks, jika


-

pendarahan berhenti beri ergometrin


Etiologi 0,2 mg IM.
Jika pendarahan banyak
atau
Ovoferal terus berlangsung dan usia kehamilan kurang
dari 16 minggu , evakuasi
Janin sisa hasil konsepsi dengan :
o Aspirasi vakum manual
Jika kehamilan lebihIbu
dari 6 minggu
o Berikan infuse oksitosin 20 unit dalam 500ml, cairan IV ( garam
ayah

fisiologis Pt ) dengan kecepatan 40 tts/mnt sampai terjadi ekspulsi


hasil konsepsi.
o Jika perlu berikan misoprostat 200mg pervaginam
Abortus/ provokatus:
4 jam sampai
Abortus spontan:
Abortus imminens

Abortus provokatus medicialis

terjadi ekspulsi hasil konsepsi


/ 4 jamkriminalis
sampai
Abortus provokatus
Abortus insipienso Jika perlu berikan misoprospal 200mg perkaginan
Abortus inkompletus terjadi ekspulsi

o Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus


tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

Abortus -kompletus
Pastikan
Missed abortion

ABORTUS INKOMPLET
Gejala :
Amenorhoe
Sakit perut dan mules mules
Pendarahan yang bisa sedikit atau banyak
dan biasanya berupa stosel

POHON MASALAH

penanganan :
Jika pendarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan < 16 minggu dilakukan secara digital atau cunam ovum
Jika pendarahan banyak aspirasi vakum manual
Jika kehamilan >16 minggu lakukan evakuasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus

Daftar pustaka

Mansyur,Arif.2002.Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.Jakarta: Media


Ascicapius

Mochtar,Rustam.MpH.1998.Sinopsis Obstetri Fisiologi,Obstetri

DAFTAR PUSTAKA
-

Mansoerr,Arif.2002.Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.Jakarta: Media


Aesculapius

Mochtar,Rustam.MpH.1998.Sinopsis Obstetri Fisiologi,Obstetri Patologi Edisi


2.Jakarta:EGC

Manuaba,Ida bagus Gede.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan


Kelurga Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta:EGC

Emmanual,Friedman.2001.Sinopsis Obstetri Patologi.Jakarta: Rienika Cipta

Prawirohardjo,Sarwono.2002.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal Neonatal.Jakarta:YBP SP.

GIZI IBU HAMIL


1. Definisi

Gizi ibu hamil adalah pencapaian status gizi selama kehamilan agar dapat menjalani
kehamilan dengan aman, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik.
2. Tujuan Pemenuhan Gizi Ibu Hamil :
-

Agar mencapai status gizi ibu yang optimal sehingga ibu dapat menjalani
kehamilan dengan aman.

Ibu dapat melahirkan seorang bayi yang potensi fisiknya dan mental yang baik.

Persalinan lancar tanpa adanya komplikasi.

3. *

Perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil merupakan suatu proses yang
alamiah. Sehingga dalam kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan energi dan zat
gizi. (Menurut Kubler, 1988). Hal-hal tersebut dikarenakan :
-

Perubahan-perubahan hormonal yang mengatur metabolisme zat gizi dalam


tubuh.

Transfer zat gizi dari ibu ke janin.

Persiapan tubuh untuk menghadapi persalinan, karena dalam persalinan


kehilangan banyak darah, cairan ketuban dan jaringan plasenta.

Perencanaan gizi ibu hamil sebaiknya mengacu pada RDA (Recommended


Dietary Allawance). Bahan pangan yang digunakan harus :
-

Makanan mengandung protein (hewani dan nabati)

Susu dan olahraganya

Roti dan biji-bijian

Buah dan sayur yang kaya vitamin C

Sayuran berwarna hijau tua

Buah dan sayur lain.

4. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil


a. Kalori/ energi
Yang dibutuhkan pada TM I + 150 kkal, pada TM II + 285 kkal, TM III 285 360
kkal.
Contoh sumber makanan: beras, roti, gandum.
b. Protein
Sampai akhir kehamilan sampai 68% (925 gr) atau 8,5 gr/hari atau 0,75 gr/kg BB.
Contoh : daging, keju, ikan, telur, tempe.
c. Zat besi (Fe)
Hingga akhir kehamilan meningkat hingga 200 300%.
Contoh: sayuran hijau, kacang-kacangan, tablet Fe.
d. Asam folat

Meningkat 2 x lipat saat kehamilan.


Contoh : brokoli, wortel, tomat.
e. Kalsium
Dibutuhkan keseimbangan kalsium ibu selama kehamilan khususnya pada TM III.
Contoh: susu dan hasil olahannya, ikan yang dimakan dengan durinya.
f. Vitamin dan mineral lainnya
Diperlukan dalam jumlah cukup, perhatikan proses pemasakan karena akan
menyebabkan kerusakan vitamin dan mineral tertentu.
5. Contoh-contoh Menu :
Pagi
-

Roti tawar

Telur mata sapi

Margarin

Segelas susu

1 buah pisang hijau

Selingan :
-

Roti kering + teh hijau

Siang
-

Nasi 1 piring

Sayur bayam

Tahu dan tempe

Sambel teri

Jus buah

Selingan :
-

Buah pepaya 2 potong

Malam
-

Nasi 1 piring

Sayur sop

Ayam goreng

1 gelas air putih + susu.

LAPORAN PENDAHULUAN
RETENSIO PLASENTA

A.Pengertian
Istilah retensio plasenta dipergunakan kalau plasenta belum lahir dalam 30 menit sesudah
bayi lahir.
Sebab-sebab :
a. Sebab-sebab fungsional
His kurang kuat (sebab terpenting)
Plasenta kurang terlepas karena :
-

Tempatnya : insersi di sudut tuba

Bentuknya : plasenta membranacea, plasenta anularis

Ukurannya : plasenta sangat kecil


Plasenta yang sukar lepas karena sebab-sebab tersebut di atas disebut plasenta
previa.

b. Sebab patologi-anatomi
Plasenta akrela
Plasenta inkrela
Plasenta perkreta
B. Kejadian-kejadian retensio plasenta berkaitn dengan :
a. Grande multipara dengan implantasi plasenta dalam bentuk plasenta adneksia,
plasenta akreta, plasenta inkreta dan plasenta perkreta.
b. Gangguan kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan.
c. Retensio plasenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan :
-

Darah penderita terlalu banyak hilang

Keseimbangan baru berbentuk pembekuan darah, sehingga perdarahan tidak


terjadi.

Kemungkinan implantasi plasenta terlalu dalam.

C.Terapi
Kalau plasenta dalam 30 menit setelah anak lahir, belum memperlihatkan gejala-gejala
pelepasan, maka lakukan pelepasan plasenta manual.
Indikasi plasenta plasenta manual yaitu retensio plasenta/ plasenta adhevisa.
Kontraindikasinya yaitu plasenta inkreta atau plasenta perkreta.
D. Persiapan Plasenta Manual :
1. Peralatan
2. Sarung tangan steril
3. Desinfektan untuk genetalia eksterna

Tehnik :
Sebaiknya dengan narkoba, untuk mengurangi sakit dan syok.
a. Tangan kiri melebarkan genetalia eksterna, tangan kanan dimasukkan secara obstetrik
sampai mencapai tepi plasenta dengan menelusuri tali pusat.
b. Tepi plasenta dilepaskan dengan bagian luar tangan kanan sedangkan tangan kiri
menahan fundus uteri sehingga tidak terdorong ke atas.
c. Seluruh plasenta dapat dilepaskan maka dengan tangan kanan dikeluarkan bersama
dengan plasenta.
d. Dilakukan eksplorasi untuk mencari sisa plasenta/ membrannya.
e. Kontraksi uterus ditimbulkan dengan memberikan uterotonika.
f. Perdarahan diobservasi

Penyulit Persalinan

Jika bidan menghadapi retensio plasenta hanya diberikan kesempatan untuk


melakukan plasenta manual dalam keadaan darurat dengan indikasi perdarahan di atas
400 cc dan plasenta tidak lahir setelah menunggu 30 menit. Seandainya masih terdapat
Kala I
Kala II
Kala III
kesempatan penderita retensio plasenta dapat dikirim ke puskesmas/ rumah sakit
sehingga mendapat pertolongan yang adekuat.
Prolonge fase
Bahu macet
Perdarahan post
Dalam melakukan rujukan penderita dilakukan persiapan memasang infus dan
laten
Kelainan letak
partum
memberikan
cairan
dalam
perjalanan
diikuti
oleh
tenaga
yang
dapat plasenta
memberikan
Persalinan
Retensio
kasep
Atonia uteri
pertolongan darurat.
Penyimpangan
Perdarahan robekan
jalan lahir
jalan lahir
Komplikasi Tindakan Plasenta Manual
1. Terjadi infeksi : terdapat sisa plasenta atau membran dan bakteri terdorong ke dalam
rongga rahim.
2. Terjadi, perdarahan karena atonia uteri.
RETENSIO PLASENTA

PENYEBAB

Sebab-sebab fungsional
His kuat
Plasenta kurang
terlepas karena
Tempatnya
Bentuknya
Ukurannya

Sebab-sebab anatomi :
Plasenta akreta
Plasenta inkreta
Plasenta perkreta

POHON MASALAH
PLASENTA MANUAL

Histerektomi

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Winkjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.
Syafuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
Dep.Kes. RI. 2002. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK.
Mochtar, Rustam. 1996. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

MAKANAN PENDAMPING ASI

1.

Pengertian
MP-ASI merupakan tambahan makanan sebagai pendamping ASI yang diberikan
kepada bayi sekitar umur 6 24 bulan, dengan jenis makanan yang mengandung
unsur gizi tertentu, dimana makanan itu bisa dibuat khusus ataupun mengolah dari
makanan keluarga sehari-hari yang dimodifikasi agar mudah dimakan dan
mengandung cukup nutrisi.

2.

Tujuan Pemberian MP-ASI


a. Untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi total pada anak dengan
jumlah yang didapatkan dari ASI.
b. Untuk menjaga status gizi seimbang pada periode tumbuh kembang anak.
c. Untuk mencegah terjadinya gizi buruk atau penurunan berat badan.
d. Menjaga kesehatan anak.

3.

Waktu Pemberian MP-ASI


MP-ASI mulai diberikan ketika bayi berusia 6 24 bulan. Namun pada bayi tertentu,
MP-ASI sudah diberikan pada usia kurang dari 6 bulan. Biasanya pada bayi yang
tidak mengalami penambahan berat badan yang adekuat meskipun diberi ASI dengan
tepat dan bayi yang menetek sering tetapi tampak lapar segera diberi ASI.

4.

Jenis-jenis MP-ASI yang Baik dan Benar :


a. Kaya energi, protein dan mikrouterin (terutama zat besi, Zinc, Ca. vit. A, vit. C,
dan asam folat).
b. Bersih dan aman
-

Tidak ada pathogen

Tidak ada bahan kimia berbahaya atau toksin

Tidak ada tulang atau bagian yang keras yang dapat membuat bayi tersedak.

Tidak terlalu panas.

c. Tidak terlalu pedas/ asin


d. Mudah dimakan oleh anak
e. Disukai anak
f. Tersedia di daerah
Contoh menu :
Jam 07.00 = nasi tim wortel dan kentang dengan porsi cukup
Jam 10.00 = bubur kacang hijau
Jam 12.00 = nasi tim bayam dan tomat dengan porsi cukup
Jam 16.00 = sari jeruk
Jam 19.00 = nasi tim hati dengan porsi cukup

5.

Cara Menjaga Agar Makanan Tetap Bersih dan Aman


-

Mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan.

Menggunakan makanan segar

Menyimpan makanan yang mudah busuk/ sudah dimasak ke dalam lemari es.

Menutupi makanan.

Menggunakan sendok saat makan.

Menjaga lingkungan tetap bersih.

6.

Cara Membuat Sari Jeruk Manis Untuk Bayi


Bahan: satu buah jeruk manis atau sesuai kebutuhan
Cara membuat :
-

Cuci jeruk sampai bersih

Jeruk dibelah jadi 2 diperas airnya (gunakan perbandingan tertentu)

Taruh dalam cangkir atau mangkok kecil, kemudian berikan pada bayi dengan
menggunakan sendok kecil.

Dalam memberikan sari buah pada bayi hendaknya dari bentuk sari buah yang encer,
semakin hari jika bayi dapat menerima menjadi bentuk sari buah yang pekat (tanpa
dicampur air).
Nilai gizi 50 gr jeruk :
Energi = 22 kal, vit. A = 5 SI, vit. C = 25 mg

LAPORAN PENDAHULUAN
LETAK SUNGSANG

Pengertian
Letak sungsang merupakan keadaan janin di mana letaknya memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri.
Letak sungsang yaitu janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim
kepala berada di fundus dan bokong di bawah.
Macam-macam Kelainan Letak Yaitu :
Letak sungsang
Letak lintang
Tetapi yang dibahas di sini hanya letak sungsang saja.
Klasifikasi
-

Letak bokong (frank breech)

Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas

Letak sungsang sempurna (complete breech)

Letak bokong di mana kedua kaki ada di samping bokong.

Letak sungsang tidak sempurna (incomplete breech)


Letak sungsang selain bokong bagian yang terendah juga kaki dan lutut.

Etiologi
Faktor Ibu :
Keadaan rahim
Keadaan placenta (plasenta letak rendah, plasenta previa)
Keadaan jalan lahir (kesempitan panggul, terdapat tumor)
Faktor Janin :
Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
Hidrosefalus atau ansefalus
Hidramnion atau oligohidramnion
Prematuritas

Diagnosa
Palpasi
Kepala teraba di fundus bagian bawah bokong dan punggung kiri atau kanan.

Auskultasi
DJJ paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat.
Pemeriksaan Dalam
Dapat diraba or sacrum, tuber ischi dan anus kadang-kadang kaki.
Pemeriksaan foto rontgen : bayangan kepala di fundus.
Penatalaksanaan
Saat Kehamilan

Diusahakan melakukan versi luar menjadi presentasi kepala.


1. Syarat :
- Kehamilan antara 34-38 mg
- Bokong belum turun atau masuk PAP
- DJJ dalam keadaan baik
2. Teknik :
- Lebih dahulu bokong lepaskan dari PAP dan ibu berada dalam posisi
trendelenburg
- Tangan kiri letakkan di kepala dan tangan kanan pada bokong
- Putar ke arah muka/ perut janin.
- Lalu tukar tangan kiri diletakkan di kepala dan tangan kanan di kepala.
- Setelah berhasil pasang gurita dan observasi tensi, DJJ, serta keluhan.
Saat Persalinan :
Jenis persalinan yang dapat dilakukan adalah :
1) Persalinan pervaginam
Dibagi menjadi 3 yaitu :
-

Persalinan spontan
Dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri.

Manual aid
Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu tetapi sebagian
lagi dengan tenaga penolong.

Ekstraksi sungsang
Janin dilahirkan seluruhnya dengan tenaga kesehatan.

Syarat dilakukan persalinan pervaginam adalah :


a. Bokong sempurna
b. Pelvik klinis yang adekuat
c. Janin tidak terlalu besar
d. Tidak ada riwayat SC dengan indikasi KPD
e. Kepala fleksi

Komplikasi persalinan letak sungsang pervaginam :


Trias komplikasi ibu
-

Perdarahan

Trauma jalan lahir

Infeksi

Trias komplikasi janin


-

Asfiksia

Trauma persalinan

Infeksi

Kematian perinatal yang tinggi


(IBG Manuaba, 1998 : 376)
2) Pemeriksaan perabdomen (Secto Sesarea)
Penanganan pada Saat Persalinan
Pemantauan keadaan ibu
Pemantauan janin secara elektronis
Cara persalinan :
Pilihan persalinan perabdominal atau pervaginam tergantung pada :
-

Jenis persalinan bokong

Fleksi kepala janin

Ukuran janin

Ukuran panggul ibu

Tehnik menolong :
-

Spontan Bracht

Melahirkan bahu dan lengan dengan cara klasik

Cara klasik

Cara muller

Cara lovset

Melahirkan kepala dengan cara :

Cara mauriceau

Wigand martin

Noujok

Proque terbalik

Persalinan secara bracht ada 3 tahap yaitu :


-

Fase lambat
Lahirnya bokong sampai umbilikus.

Fase cepat
Lahirnya umbilikus sampai mulut/ hidung dalam fase ini tidak lebih dari 8 menit.

Fase lambat
Lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir.

DAFTAR PUSTAKA
-

Manuaba, Ida Bagus Gde. Prof. Dr. SpOG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan bidan. Jakarta: EGC

Hacker, Neville F. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipocrates.

Winkjosastro, dkk. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.

Saifuddin. Dkk. 2002. Buku Panduan Praktek Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Materi Penyuluhan
Perawatan Tali Pusat

Perawatan Tali pusat adalah Perawatan tali pusat yang dilakukan pada tali pusat
ketika bayi baru lahir. Adapun manfaat perawatan tali pusat itu sendiri yaitu agar tidak
terjadi infeksi tetanus neonatorum pada bayi. Sisa tali pusat agar cepat kering dan lepas,
menjaga kemungkinan keluarnya darah dari perut melalui sisa tali pusat. Disamping
manfaat perawatan tali pusat terdapat pula bahaya yang bisa terjadi apabila tali pusat
tidak dirawat yaitu biasanya bakteri memasuki area tali pusat sebelum penyembuhan
dan akhirnya dapat menyebabkan infeksi tetanus neonatorum. Infeksi pangkal tali pusat
dari bayi baru lahir, omphalitis akan terus menjadi masalah dinegara-negara yang
sedang berkembang, dimana asuhan tali pusat yang bersih tidak dipraktekkan secara
umum. Bagian tubuh pangkal tali pusat tersebut menjadi lingkungan medium yang baik
bagi bakteria untuk tumbuh hingga pangkal tali pusat tersebut jatuh antara 5 15 hari
setelah lahir. Infeksi pangkal tali pusat tersebut melibatkan tali pusat itu sendiri serta
kulit (Lokal) sekelilingnya atau bakteria yang menyebabkan infeksi tersebut bisa
menyebar melalui tali pusat menuju ke pembuluh darah ke organ-organ dalam
menimbulkan infeksi sistemik yang lebih parah (Septikemia).
Di negara-negara yang sudah maju organisme yang paling umumsebagai penyebab
infeksi tali pusat adalah Staphylococcus aureus, di ruang-ruang perawatan rumah sakit.
Infeksi

yang disebabkan oleh staphylococcus yang paling umum didapatkan dari

tangan petugas-petugas kesehatan. Organisme lain yang paling umum ditemui


mencakup Streptococcus kelompok B. E. Coli dan Candida Albican.
Kemudian hal-hal yang tidak kalah pentingnya dan harus benar-benar diperhatikan
adalah mengenai apa saja hal-hal yang tidak boleh dibubuhkan pada tali pusat. Adapun
hal-hal tersebut yaitu : Pengobatan untuk mencegah infeksi tali pusat / praktek-praktek
tradisional mungkin bisa melepas dan juga bisa mempengaruhi tingkat kekhawatiran
ibu mengenai pelepasan tali pusat tersebut. (Depkes RI, 1999. Intra Partum Post
Partum)
Selanjutnya langkah-langkah dalam perawatan tali pusat sebagai berikut :
1. Persiapan Alat
a. Kassa steril
b. Air matang / air DTT
c. Sabun mandi
d. Kain / handuk bersih dan kering
e. Bengkok
f. Baki beralas
2. Persiapan Petugas / ibu
-Melepas perhiasan
-Cuci tangan
3. Persiapan Lingkungan

-Pastikan tempat bersih


-Upayakan tempat perawatan bersih
4. Langkah-langkah :
a. Anjurkan ibu / keluarga mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
perawatan serta memegang bayi
b. Siapkan alat yang akan dipakai
c. Luka pada tali pusat harus tetap dijaga agar tetap bersih dan kering, tidak terkena
air kencing atau kotoran bayi sampai sisa tali pusat mengering dan lepas sendiri
d. Buka kemasan / bungkus kassa steril yang baru / steril
e. Lepas kassa yang kotor / yang telah dipakai pada tali pusat
f. Tali pusat dicuci setiap kali bayi mandi / terkena air kering / kotoran bayi dengan
air matang lalu keringkan dengan kain bersih dibiarkan kering dan terbuka
g. Bungkus tali pusat dengan kassa steril
h. Dilarang memberi abu dapur, ramuan-ramuan dsb pada tali pusat karena dapat
menyebabkan infeksi dan tetanus pada bayi baru lahir. Hal ini dapat menyebabkan
kematian pada bayi.
i. Pakaikan pakaian bayi agar tetap hangat
j. Membereska peralatan
Tanda-tanda infeksi pada Tali pusat :
Pangkal tali pusat menjadi merah / bengkak
Kulit sekeliling tali pusat merah / bengkak
Tali pusat bisa mengeluarkan cairan / bau
Tanda Infeksi yang tidak terlihat :
Demam
Tidak mau minum
Leher kaku
Tubuh kaku
Kejang-kejang / Sawan
(Hamitton, Persis, Dasar-dasar Perawatan Maternitas :1995)

DAFTAR PUSTAKA

Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar dasar Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Dep. Kes RI. 1999. Intra Partum Postpartum. Jakarta : Dep. Kes RI

Materi Penyuluhan

KADARZI
Pengertian KADARZI
Adalah Keluarga yang berperilaku gizi seimbang, mampu mengenali dan mengatasi
masalah gizi anggota keluarganya.(www. Artikel Gizi.co.id)
Bilamana keluarga disebut KADARZI :
a. Keluarga bisa memantau BB secara teratur
b. Keluarga biasa makan beraneka ragam
c. Keluarga biasa mengkonsumsi garam beryodium
d. Keluarga biasa memberikan hanya ASI saja kepada bayi, sejak lahir hingga 6 bulan
e. Keluarga biasa mendapatkan dan memberikan suplemen gizi bagi anggota
keluarganya
Manfaat memantau BB secara teratur :
a. Perubahan BB menggambarkan perubahan konsumsi makanan atau adanya
gangguan kesehatan
b. Menimbang dapat dilakukan oleh keluarga dimana saja
c. Keluarga dapat mengenali masalah kesehatan dan gizi anggota keluarganya
d. Keluarga mampu mengatasi masalahnya, baik oleh dirinya sendiri / dengan petugas
kesehatan
Cara Memantau BB Balita :
a. Anak balita dapat ditimbang dirumah / diposyandu setiap bulan mauoun ditempat
lain sekurang-kurangnya 2 bulan sekali
b. Hasil penimbangan BB anak dimasukkan kedalam KMS
c. Jika grafik BB pada KMS naik sesuai dengan garis pertumbuhannya, berarti anak
sehat. Jika tidak naik berarti ada penurunan konsumsi makanan / gangguan
kesehatan dan perlu ditindak lanjuti oleh keluarga / meminta bantuan petugas
kesehatan
(www. Kesehatan Gizi Balita.co.id)
Manfaat mengkonsumsi Garam Beryodium :
a. Zat yodium diperlukan tubih setiap hari
b. Gangguan

akibat

kekurangan

yodium

(GAKY)

menimbulkan

penurunan

kecerdasan, gangguan pertumbuhan dan pembesaran kelenjar gondok


Cara Menyusui secara Eksklusif :
a. Mulai memberikan ASI segera setelah lahir
b. Jangan diberikan makanan lain sampai bayi berumur 6 bulan
c. Berikan ASI melalui payudara kiri dan kanan bergabtian setiap kali menyusui
d. Ibu menyusui perli minum dan makan lebih banyak dengan menu seimbang
Manfaat ASI sampai 6 bulan :
a.

ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna bersih dan sehat

b.

ASI dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang dengan
normal sampai berusia 6 bulan

c.

Praktis, karena lebih mudah diberikan setiap hari

d.

Meningkatkan kekebalan tubuh bayi

e.

Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi

DAFTAR PUSTAKA

Www. Artikel Gizi.co.id


Www. Kesehatan Gizi Balita.co.id

Materi Penyuluhan

Persiapan Pranikah
1. Pengertian
Menikah merupakan satu moment yang tidak hanya membahagiakan tetapi juga
sebuah jenjang akhir bagi setiap pasangan yang telah menemukan belahan jiwanya.
Menurut UU Perkawinan Indonesia :
a.

Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita bagi suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga (Rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdsarkan ketuhanan yang maha esa.

b.

Perkawinan diindonesia hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur
19 tahun dengan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun (UU Perkawinan
Indonesia)

Pemeriksaan kesehatan pranikah penting untuk mengetahui kondisi pasangan serta


proyeksi masa depan pernikahan, terutama berkaitan dengan masalah kesehatan
reproduksi (fertilitas)dan genetika (keturunan) juga untuk mengetahui benar kondisi
kesehatan calon pasangan masing-masing.
2. Manfaat dilakukannya pemeriksaan pranikah :
a. Mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan, terutama
yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi (Fertilitas) dengan genetika
(keturunan).
b. Memperoleh kesiapan mental karena masing-masing pasangan mengetahui benar
kondisi kesehatan.
c. Mengetahui penyakit-penyakit yang nantinya tidak segera ditanggulangi, dapat
membahayakan calon pasangan suami pasangan suami istri termasuk bakal
keturunannya.
3. Kapan harus dilakukan ?
Idealnya pemeriksaan kesehatan pranikah dilakukan enam bulan sebelum
dilangsungkan pernikahan. Namun, ukuran idealnya itu juga bersifat fleksibel. Artinya
tes kesehatan pranikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum
berlangsung.
Dalam pemeriksaan tersebut yang paling penting dideteksi yaitu penyakit kronis
seperti DM, HT, Kelainan Jantung, Hepatitis, HIV/AIDS, Penyakit tersebut dapat
mempengaruhi saat terjadinya kehamilan bahkan dapat diturunkan.
4. Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan
Adapun untuk prosedur pemeriksaan kesehatan pranikah ini, umumnya dilakukan
dengan mendatangi dokter spesialis kandungan (Obgyn)Dokter PKM / Dokter Umum.
Wawancara singkat tentang riwayat kesehatan guna mengetahui penyakit apa yang
pernah diderita, riwayat kesehatan pada anggota keluarganya juga keadaan lingkungan

sekitar dan kebiasaan sehari-hari (Merokok, pengguna alkohol, obat-obatan terlarang)


kemudian dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui kelainan fisik seperti : keadan
jantung, paru-paru, dan tanda-tanda fisik dari penyakit.
Rangkaian tes yang dilakukan sebagai berikut :
a. Radiologi : Chest x-Ray
b. Lab.

:-

Panel ginjal creatinir

Panel hati Sgot SGPT

Hepatitis B

HBS Antigen

Gula darah / Fashing Glucose

Darah Lengkap

Urine Lengkap

Tinja Lengkap

(www. Pemeriksaan Pranikah.Indonesia.co.id)


Bagi calon mempelai wanita sebelum dilangsungkannya pernikahan sebaiknya
mengunjungi bidan / PKM untuk mendapat suntikan TT CPW. TT CPW adalah
suntikan TT bagi calon wanita agar nanti jika mengandung dapat mencegah penyakit
tetanus pada janin. Suntikan TT CPW ini sebaiknya dilakukan 1 bulan sebelum
pernikahan.
Calon pengantin wanita yang umurnya kurang dari 20 tahun sebaiknya melakukan
penundaan kehamilan. Karena sebelum umur 20 tahun alat reproduksi belum matang /
sempurna, sehingga umur kurang dari 20 tahun hamil ada kemungkinan untuk terjadi
komplikasi dalam kehamilan, kelahiran dan cacat bawaan pada bayi. Dalam penundaan
kehamilan biasa dilakukan KB, dan alat KB biasa yang digunakan misalnya :
-

Menghitung masa subur

Coitus Interuptus

Kondom

Suntikan

5. Jika ada masalah ditemukan :


Jika ditemukan masalah, pengobatannya dapat dilakukan saat pemeriksaan dan
menunda pernikahan. Atau juga dilanjutkan pengobatan setelah pernikahan. Hasil
pemeriksaan kesehatan pranikah wajib diketahui oleh semua calon pasangan
pengantin. Jangan sampai timbul penyesalan setelah menikah hanya gara-gara
penyakit yang sebenarnya bisa disembuhkan dari jauh-jauh hari.
(www.Syarat Pranikah.co.id)
DAFTAR PUSTAKA

www.Pemeriksaan Pranikah Indonesia.co.id

www.Syarat Pranikah.co.id

Materi Penyuluhan
ANC

( Antenatal Care )
Hal-hal yang dilakukan pada ANC sebagai berikut :
Kunjungan ANC dilakukan kurang lebih 4 kali, dimana :

Pada ibu hamil TM 1 (0 12 minggu) : 1 kali

Pada ibu hamil TM 2 (13- 28 minggu) : 1 kali

Pada ibu hamil TM 3 (29 42 minggu): 2 kali

Kunjungan Pertama :
A. Identitas
Nama
Umur
Alamat
Pendidikan
Pekerjaan
B. Riwayat
1.

Kehamilan sekarang :
-

Haid yang terakhir

Sikus haid

Keluhan :-

Muntah-muntah

Pusing

Nafsu makan

Oedema

Penyakit yang diderita pada kehamilan sekarang seperti :


Paru-paru, penyakit hati, jantung, Malaria, DM, ginjal,
psikologis, dan Epilepsi.

Penyakit Keluarga : HT, Jantung, Psikologis, Cacat Bawaan, Gemeeli

Kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan :


- Merokok
- Minum-minuman keras
- Minum obat penenang
- Narkotika

Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu :


- Hamil yang keberapa
- BB bayi waktu lahir
- Penolong persalinan
- Proses persalinan
- Keadaan bayi saat dilahirkan
- Komplikasi : - Perdarahan

- HT
- Infeksi
- Persalinan lama
- Persalinan sebelum waktunya
F. Penggunaan cara-cara Kontrasepsi sebelum kehamilan ini ( Kontrasepsi yang
terakhir ) :
-

Pil

IUD

IMPLAN / Susuk

Suntikan

DLL

Tidak menggunakan Alkon

D.

Pemeriksaan Fisik dan Lab. :


a. Fisik :
-

muka

Mulut / gigi

Paru-paru

Jantung

Hati

Abdomen

Tekanan Darah

Berat Badan

Tinggi Badan

RR

Nadi

Tungkai

b. Laboratorium :
Pemeriksaan Lab. A. E :
-

HB

Urine : Protein., Reduksi

F. Pemeriksaan Kehamilan :
Pemeriksaan Luar terdiri dari :
-

Tinggi fundus uteri ditentukan dalam CM yaitu jarak antara symphisis


pubis dan puncak TFU menunjukkan umur kehamilan.

TFU mulai dapat diukur denagn metline pada umur kehamilan 12


minggu

Penentuan letak janin menurut leopold II dan III

Perabaan taksiran BB janin

Penentuan letak DJJ

F. Pemberian Imunisai TT
Dilakukan pada minggu ke 16 dan 20
G. Pemberian obat
a. Rutin : Fe, Calk, Multivitamin, dan Mineral DLL
b. Khusus (atas indikasi) seperti : Pemberian obat cacing, malaria DLL
H. Diberikan Penyuluhan :
-

Gizi

Kebersihan

Olahraga (Senam Hamil)

Pekerjaan dan perilaku sehari-hari

Perawatan Payudara

Pentingnya pemberian ASI, Manfaat ASI

Tanda-tanda Resiko Tinggi

Pentingnya pemeriksaan Kehamilan

Pentingnya Pemberian imunisasi TT

Pentingnya meminta pertolongan persalinan kepada tenaga terlatih

Pentingnya melakukan pemakaian kontrasepsi setrelah melahirkan

Perawatan BBL

(Asuhan Antepartum)
Kunjungan Ulang
a. Anamnesa
Keluhan Utama
a. Pemeriksaan : 1. Umum : - BB
-

Nadi

TD

RR

Suhu badan

2. Khusus Obstetrik
Luar : -

TFU

- Bentuk Uterus
- Letak janin
- Gerakan Janin
- DJJ
Dalam : Atas indikasi
Lab : HB, Urine, (atas indikasi)
Pemberian Imunisasi TT bila perlu
Pemberian obat :

a. Rutin : Fe, Kalsium


b. Khusus : ex : obat cacing, Malaria DLL
Diberikan Penyuluhan :
-

Gizi

Kebersihan

Perawatan payudara

Tanda-tanda resiko tinggi

Imunisasi TT untuk ibu dan imunisasi untuk anak

Pentingnya melakukan kunjungan ulang

Pentingnya meminta pertolongan persalinan kepada nakes

Pentingnya melakukan KB setelah melahirkan

Olahraga, Pekerjaan, dan perilaku sehari-hari

( Pedoman Pelayanan Antenatal )


GIZI
Makanan ibu hamil perlu ditambah baik kalori, protein, maupun untuk
perkembangan janin dan jumlah makanan ibu hamil sehari-hari berpedoman pada
menu seimbang, yaitu :
1. Sumber Zat Tenaga : Nasi, Singkong dan Roti
2. Sumber Zat Pembangun : Daging, Ikan, Telor, Tempe, Tahu
3. Sumber Zat Pengatur : Sayuran : Daun ubi jalar, bayam
Buah : Pisang, Pepaya
KEBERSIHAN
Pada ibu hamil diperlukan kebersihan umum misalnya : mandi, sikat gigi secara
teratur minimal 2x sehari.
PERAWATAN PAYUDARA
Sejak kehamilan 4 bulan payudara perlu diperhatikan untuk dirawat dalam
mempersiapkan laktasi. Puting yang masuk kedalam perlu ditarik keluar dengan
ringan secara teratur tiap hari.
TANDA-TANDA RESIKO TINGGI
-

Faktor resiko tinggi

Perdarahan antepartum

HT lebih dari 160/95 mmhg

Letak lintang pada usia kehamilan >38minggu

Penyakit Jantung

Ketuban Pecah Dini (KPD)


DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Pelayanan antenatal

Asuhan Antepartum

Materi Penyuluhan

Cara Menyusui Yang Benar


Asi adalah Makanan terbaik bagi bayi yang mudah dicerna, diserap, bersih, segar dan
aman (Manajemen Laktasi).
Manfaat Menyusui :
1. Terjalin hubungan yang lebih erat antara ibu dan bayi
2. Mengurangi Perdarahan persalinan
3. Membantu mengembalikan tubuh ibu
4. Tidak merepotkan
5. Menghemat biaya
6. Menunda Kesuburan
Cara Menyusui Yang Benar :
1. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan diputing dan
sekitarnya.
2. Bayi diletakkan menghadap perut atau payudara ibu
3. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari lain menopang dibawah
4. Bayi dirangsang agar membuka mulut dengan cara menyentuh pip dengan puting susu
dan menyentuh mulut bayi
5. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu
dan puting serta kalang payudara diusahakan bisa masuk seluruhnya kemulut bayi.
Setelah bayi mulai menghisap, tangan tidak perlu menyangga payudara lagi
6. Setelah menyusui pada 1 payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti dengan
payudara yang satunya. Dengan cara :
a. Jari kelingking ibu dimasukkan kemulut bayi
b. Dagu bayi ditekan kebawah
7. Setelah menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu da
sekitar kalang payudara. Biarkan kering dengan sendirinya.
(Buku Kesehatan Ibu&anak)
Cara Menyendawakan Bayi :
1. Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya
ditepuk-tepuk perlahan-lahan.
2. Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu dengan kepala miring ke salah satu sisi dengan
ditepuk perlahan.
Cara Pengamatan Tehnik Menyusui yang Benar, dapat dilihat :
1. Bayi tampak tenang
2. Badan bayi menempel pada perut ibu
3. Mulut bayi terbuka lebar

4. Dagu menempel pada payudara ibu


5. Sebagian besar kalang payudara masuk kedalam mulut bayi
6. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan tapi dalam
7. Puting susu ibu tidak terasa nyeri
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada garis lurus
9. Kepala bayi tidak menengadah

DAFTAR PUSTAKA

- www.Cara Menyusui yang Benar.co.id


- www.ASI.co.id
- Manajemen Laktasi
- Buku Kesehatan Ibu dan Anak

Materi Penyuluhan

Tanda Tanda Ibu akan Bersalin


Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa keadaannya menjadi
lebih enteng (Light tening). Kurang lebih sesaknya berkurang, tetapi sebaiknya ia merasa
bahwa ibu lebih mudah bernafas karena fundus uteri agak menurun berhubung kepala
janij pada kehamilan pertama mulai masuk kedalam PAP. Juga terdapat beser kencing
(Polikesuria) karena turunnya kepala janin kedalam PAP akan menekan vesika urinaria.
Pada pemeriksaan ternyata epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah daripada
kedudukannya pada akhir bulan ke IX dan ternyata bahwa kepala sudah mulai masuk
kedalam PAP. (Prawirohardjo, 2002. Ilmu Kebidanan)
Secara singkat gejala ini disebabkan oleh turunnya rahim karena masuknya kepala
kedalam rongga panggul. Kalau diperiksa dalam ternyata cerviks sudah mulai matang.
His Pendahuluan / His Palsu
3 atau 4 minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh his pendahuluan yang
sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks.
His Pendahuluan bersifat :
-

Nyeri, dan nyeri ini hanya terasa diperut bagian bawah

Tidak teratur

Lamanya his pendek

Tidak bertambah kuat dengan majunya waktu

Kalau dibawa jalan tidak bertambah kuat bahkan sering berkurang

Tidak ada pengaruh pada pendataran / pembukaan serviks

Tanda-tanda Persalinan
1. Penipisan dalam pembukaan serviks
2. Timbulnya His persalinan adalah his pembukaan dengan sifatnya sebagai berikut :
a.Nyeri melingkar dari punggung memencar ke perut bagian depan
b. Teratur
c.Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya
d. Kalau dibawa berjalan semakin kuat
e.Mempunyai pengaruh pada pendataran dan / pembukaan seviks
f. Frekuensi minimal 2x dalam 10 menit kontraksi
3. Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir (show)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis servikalis keluar disertai
dengan sedikit darah. Pendarahan sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput
janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa cappilair terputus.
4. Keluarnya cairan banyak dari jalan lahir

Hal ini terjadi kalau ketuban pecah / selaput janin robek. Ketuban itu biasanya
pecah, kalau pembukaan lengkap / hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya
cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang selaput robek
sebelum persalinan kita boleh mengharapkan bahwa persalinan akan mulai dalam
24 jam setelah air ketuban keluar (Manuaba, 1998)

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Univ Padjajaran Bandung.


Obstetri Fisiologi Bandung. 1998. Bandung. Elcamar

Prawirohardjo, Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan & Penyakit Kandungan&
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Materi Penyuluhan

Demam Berdarah
A. Pengertian
B. Tanda dan Gejala :
-

Demam tinggi lamanya 2 7 hari

Nyeri perut ( Ulu hati )

Perdarahan berupa :
-

Bintik-bintik merah dikulit

Mimisan

Gusi Berdarah

Muntah darah

- Bercak darah
C. Ciri ciri nyamuk penular demam berdarah :
- Warna hitam, berbintik-bintik putih dibadan dan kakinya
- Menggigil pada siang hari
- Hidup didalam rumah dan sekitarnya terutama ditempat-tempat yang agak gelap
dan lembab serta kurang sinar matahari
D. Tempat Perkembangan :
1. Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari :
-

Tempayan

Bak mandi / WC

Ember

2. Tempat penampungan air (TPA) bukan untuk keperluan sehari-hari :


-

Tempat minum burung

Vas bunga

Perangkap semut

Kaleng bekas

Ban bekas

E. Tempat Potensial Penularan Demam Berdarah :


- Wilayah yang banyak kasus DBD (endemis)
- Tempat-tempat umum :
a. Sekolah
b. RS / Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya
c. Pertokoan
d. Pasar
e. Restoran
f. Tempat Ibadah dll
F. Lingkaran Hidup Nyamuk
1. Nyamuk Dewasa

a. Berukuran lebih kecil dari nyamuk jenis lain


b. Warna hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian badan dan kaki
2. Kepompong
Kepompong (Pupa) berbentuk koma
3. Jentik (larva)
Ada 4 tingkat jentik sesuai dengan pertumbuhan larva
4. Telur
Telur berwarna hitam dengan ukuran kurang lebih 0,80mm, berbentuk oval
(www.wikipedia.co.id)
G. Siklus Penularan :
-

Masa inkubasi ekstrinsik (terinfeksinya air liur nyamuk) berlangsung


selama 8 10hari

Infeksi virus dengue pada manusia disebabkan oleh gigitan nyamuk

Masa inkubasi intrinsik (Pada tubuh manusia) sekitar 3 14hari (rata-rata


4 7hari)

Fase demam berlangsung rata-rata 5hari (merupakan masa yang sangat


kritis)

H. Penyebaran :
-

Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40meter, maksimal


100meter, namun secara pasif dapat berpindah lebih jauh.

Nyamuk ini dapat hidup dan berkembang biak sampai ketinggian daerah
100meter dari permukaan air laut

I. Pencegahan :
-

Lingkungan
Antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan
sampah padat, modifikasi tempat perkembang biakan nyamuk hasil
samping kegiatan manusia dan perbaikan desain rumah.

Biologis
Antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik

Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain Pengasapan / fogging, memberikan
bubuk abate

Dengan mengkombinasi cara diatas yaitu 3M Plus

(Soegijanto, Soegeng.2004. Kumpulan penyakit Tropis&infeksi)

DAFTAR PUSTAKA

Soegijanto, Soegeng. 2004. Kumpulan Penyakit Tropis & Infeksi. Surabaya. Univ.
Erlangga

Nasry, Nur. 2000. Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta. Rineka Cipta

www. Wikipedia.co.id

Materi Penyuluhan

Kanker Leher Rahim


A. Pengertian
Kanker leher rahim adalah kanker yang menyerang bagian leher dan rahim. Kanker
ini paling banyak menyerang pada perempuan. Kanker leher rahim ini disebabkan oleh
virus HPV (Human Papilo Virus) yang ditularkan melelui hubungan kelamin. Pada
rahim juga bisa ada kanker rahim dan kanker indung telur.
(Dept. Obstetri dan Ginekologi. FKUA. RSU Dr. Soetomo)
B. Tanda dan Gejala
-

Pada permulaannya kanker leher rahim ini tidak ada gejala sehingga susah
untuk diketahuinya

CURIGA bila ada keputihan atau perdarahan setelah berhubungan seksual

Bila sudah lanjut, gejala kanker leher rahim ini adalah :


-

Perdarahan diluar masa haid

Jumlah darah haid yang tidak normal

Perdarahan pada masa menopause

Keputihan bercampur darah / nanah

C. Yang mudah terkena / Terinfeksi kanker leher rahim:


Keadaan yang meningkatkan resiko untuk mendapatkan kankerleher rahim yaitu :
-

Kawin muda ( kurang dari 20tahun)

Banyak anak

Banyak pasangan seksual / Berganti-ganti pasangan

Melakukan hubungan seksual dengan laki-laki yang sering


berganti-ganti pasangan

Infeksi pada alat kelamin

D. Cara Deteksi dini Kanker Leher Rahim :


Terdapat 2cara untuk mengetahui adanya kanker leher rahim
-

Pemeriksaan Papsmear

IVA

E. Cara Melakukan IVA :


Pemeriksaan IVA dilakukan dengan cara mengoles leher rahim dengan asam cuka
10%. Bila terlihat warna putih, berarti ada kelainan sel yang dapat berubah menjadi
sel kanker. Ini disebut Iva + (IVA positif). Pemeriksaan IVA hanya sebentar, tidak
sakit tetapi sangat bermanfaat.
(Dept. Patologi Anatomi FKUA. RSU.Dr. Soetomo)

Yang harus diperiksa untuk deteksi dini kanker leher rahim :

Perempuan yang sudah menikah dan berumur 30 50tahun sangat dianjurkan


memeriksakan dirinya untuk mengetahui jika ada kanker leher rahim, karena mempunyai
resiko yang tinggi. Pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim harus diulang setiap
5tahun.
Syarat melakukan IVA :
- Tidak sedang haid (Sudah bersih)
- Sebaiknya suami mengetahui dan mendukung
Dimana bisa periksa IVA :
Pemeriksaan IVA sudah jadi program pemerintah, maka pelayanan ini bisa dapat di :
-

Puskesmas

RS Bersalin, Bagian kebidanan (RSU)

Praktek Dokter Swasta

Praktek Bidan swasta

(PKTP. RSU .Dr. Soetomo. FK. Unair)

DAFTAR PUSTAKA

Dept. Obstetri & Ginekologi. FKUA. RSU Dr. Soetomo

Dept. Patologi anatomi FKUA. RSU. Dr. Soetomo

PKTP. RSU. Dr. Soetomi. FK. Unair

Materi Penyuluhan
Asi Eksklusif
1. Pengertian dan Waktu Pemberian
Asi eklsklusif adalah Pemberain asi saja sejak bayi dilahirkan sampai sekitar usia 6
bulan, selama itu bayi diharapkan tidak mendapatkan tambahan cairan lain seperti :
susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih. Pada pemberian asi eksklusif bayi tidak
juga diberi tambahan makanan seperti : pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi tim, dsb.
(Manajemen Laktasi, edisi 2)
Asi ekslusif diharapkan dapat diberikan sampai 6 bulan tanpa makanan pendamping.
Diatas usia 6 bulan bayi memerlukan makanan tambahan tetapi pemberian asi dapat
dilanjutkan sampai bayi berumur 2 tahun.
2. Kandungan Asi
A. Mengandung nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi
a. Mengandung Lemak
Sumber kalori utama dalam asi adlah lemAK, sekitar 50%. Asi berasal dari lemak.
Kadar kolesterol asi lebih tinggi daripada susu sapi, sehingga bayi yang mendapat
ASI mempunyai kadar kolesterol lebih tinggi. Disamping kolesterol, Asi mengandung
asam lemak essensi antar lain : Asam linoleat (Omega 6) & Asam linoleat (Omega 3)
b. Mengandung Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah Laktosa. Manfaat laktosa mempertinggi
absorpsi kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobacillus Bifidus.
c. Mengandung protein
Protein dalam susu adalah Kasein & whey. Kadar protein sebesar 0,9% whey
sebesar 60%. Didalam ASI terdapat 2 asam amino untuk pertumbuhan somatik &
Tauroin untuk pertumbuhan otak ( Buku Kesehatan Ibu dan Anak)
d. Garam dan Mineral
Ginjal neonatus belum dapat mengkonsentrasikan air kemih dengan baik,
sehingga diperlukan susu dengan kadar mineral yang rendah. ASI mengandung garam
dan mineral lebih rendah dibanding susu sapi.
e. Vitamin
ASI mengandung vitamin yang diperlukan bayi yaitu vit, K, E & J. Vit. K
berfungsi sebagai katalisator & pembekuan darah sedangkan Vit. E terutama di
kolostrum.
B. Mengandung zat protektif
a. Mengandung laktobacillus Bifidus
Berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat & Asam asetat. Kedua asama ini
menjadika nsaluran pencernaan bersifat asm sehingga menghambat pertumbuhan

mikroorganisme seperti : bakteri E. Coli yang sering menyebabkan diare, Shigela &
Jamur.
b. Mengandung Laktoferin
Merupakan protein yang yang berkaitan dengan zat besi. Dengan mengikat zat
besi, maka laktoferin bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan kuman yaitu
stafilokokus & E. Coli.
c. Mengandung Lisosom
Merupakan enzim yang dapat memecah dinding bakteri dan anti inflamatori
bekerja bersama peroksida dan askorbat untuk menyerang E. Coli dan sebagian
salmonela.
3. Komplemen C3 & C4
Mempunyai daya opsonik, anafilaksonik & Hemoktotatikynag bekerja bila
diaktifkan oleh Imunoglobulin A & Imunoglobulin E
4. Faktor anti Streptococus
Dapat melindungi bayi dengan infeksi kuman
5. Antibodi
ASI terutama kolostrum mengandung Ig A, Ig E, Ig M, &Ig G yang berfungsi
mencegah bakteri patogen & enterovirus masuk dalam mukosa usus. Dalam ASI
juga didapatkan antigen terhadap helicobacter jejuni penyebab diare. Kadranya
dalam kolostrum tinggi dan menurun pada usia 1 bulan, kemudian menetap selam a
menyusui.
6. Imunitas Seluler
ASI mengandung sel-sel sebagian besar (90%). Sel tersebut berupa makrofag
yang berfungsi membunuh & mem fagositosis mikroorganisme, membentuk C1 &
C4 Lisozim & Laktoferin
(Prawirohardjo, sarwono. 2002. Ilmu kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP)
Manfaat ASI :
A.

Manfaat ASI bagi Bayi :


1. Mengandung nutrien / Zat gizi yang sesuai untuk bayi
2. Mengandung zat protektif
3. Efek psikologis yang menguntungkan
4. Mengurang karies Dentis
5. Mengurang kejadian Molaklusi

B.

Manfaat ASI bagi Ibu :


1.

Mengurang perdarahan

2.

Mempercepat Involusi Uterus

3.

Mengurang kehadian Ca Mammae

4.

Lebih cepat langsing kembali

DAFTAR PUSTAKA
- Manajemen Laktasi. Edisi 2
- Prawirohardjo, sarwono. 2002. Ilmu kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP
- Buku Kesehatan Ibu dan Anak

Materi Penyuluhan

IMUNISASI DASAR LENGKAP


A. Pengertian
Imunisasi adalah pemberian kekebalan terhadap penyakit melalui pemberian vaksin
yang dapat melindungi bayi dan anak agar tidak mudah tertular penyakit.
(Depkes.1999. Buku Panduan Imunisasi untuk petugas kesehatan . Jakarta. Depkes)
B. Macam-macam Imunisasi/ Jenis-jenis Imunisasi
1.

Imunsasi Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah hepatitis
B.

2.

Imunisasi BCG
Imunisasi BCG adalah imunisasi yang sengaja diberikan agar anak terhindar dari
penyakit tuberkulosis (TBC).

3.

Imunisasi Polio
Imunisasi polio adalah imunisasi atau kekebalan yang diberikan dengan tujuan
mencegah kelumpuhan/ polio.

4.

Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah imunisasi yang berguna untuk mencegah penyakit difteri,
pertusis dan tetanus.

5.

Imunisasi Campak
Imunisasi campak adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegahn penyakit
campak.

C. Efek Samping Yang Ditimbulkan dari Pemberian Imunisasi


a.Imunisasi Hepatitis B
Demam dan nyeri pada daerah bekas suntikan.
1. Imunisasi BCG
Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di area suntikan.
Setelah 3 minggu akan mengecil dan meningkatkan luka parut kecil.
Imunisasi Polio
Jarangan menimbulkan efek samping.
2. Imunisasi DPT
Bayi akan menderita panas, tetapi panas akan turun dan hilang dalam waktu 3
hari.
3. Imunisasi Campak
Bayi mungkin akan panas disertai kemerahan 4 10 hari sesudah penyuntikan.

D. Sasaran Pemberian Imunisasi


1. Imunisasi Hepatitis B
Bayi umur 0 7 hari.
2. Imunisasi BCG
Bayi umur 1 bulan.
3. Imunisasi Polio
Bayi umur 1 4 bulan.
4. Imunisasi DPT
Bayi umur 2 4 bulan.
5. Imunisasi Campak
Bayi umur 9 bulan.
E. Keuntungan Imunisasi
- Anak terbebas dari penyakit
- Imunisasi dapat dilakukan secara bersamaan.
F. Kontra Indikasi
- Vaksin tidak boleh diberikan pada penderita yang menderita
demam tinggi.
- Vaksin tidak boleh diberikan pada penderita yang sakit berat.
- Vaksin virus hidup tidak boleh diberikan secara rutin pada wanita
hamil.
G. Tempat dimana Imunisasi dapat diperoleh:
- Puskesmas
- Rumah Sakit
- BKIA/ Rumah Bersalin
- Posyandu
- Praktek Dokter Swasta
(www.wikipedia.co.id)

DAFTAR PUSTAKA
-

www.wikipedia.co.id

Depkes.1999. Buku Panduan Imunisasi untuk petugas kesehatan . Jakarta. Depkes

Materi Penyuluhan
MENOPAUSE

1. Pengertian
Menopause adalah Haid terakhir / saat terakhir terjadinya haid. Menopause adalah
siklus menstruasi secara fisiologis yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia wanita.
Seorang wanita dikatakan telah menopause bila tidak mendapat haid lagi sejak 1 tahun
terakhir.
(Manuaba, Ida bagus Gde. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita .Jakarta.
Arcan)
2. Batasan
Perubahan wanita menuju masa baya antara 50 60 tahun
a. Fase pra menopause ( Klimakterium )
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi
perubahan psikologis / kejiwaan, terjadi perubahan fisik. Berlangsung selama antara
4 5 tahun. Terjadi pada usia 48 55 tahun
b. Fase Menopause
Terhentinya menstruasi, perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin
menonjol. Berlangsung sekitar 3 4 tahun, pada usia antara 50 60 tahun.
c. Fase pasca Menopause
Terjadi pada usia sekitar 60 65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap fisiologis dan
fisik. Keluhan makin berkurang.
3. Gejala yang timbul pada Menopause.
a. Panas dimuka, bahu, dan dada & banyak berkeringat dimalam hari.
b. Timbulnya rasa tertekan , sedih, gugup, mudah marah dan ketakutan menjadi tua
c. Vagina mulai kering sehingga timbul rasa nyeri yang sangat bila berhubungan
suami istri. Keadaan ini bila berkelanjutan menyebabkan istri menolak melayani
suaminya.
(www.wicipedia.co.id)
4. Perubahan tubuh menjelang menopause
a. Uterus / kandungan mengecil
b. Tuba falopii : lipatan tuba menjadi pendek, menipis dan mengerut
c. Ovarium / indung telur : ovarium menciut, terjadi penurunan fungsi ovarium untuk
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron, berhenti menghasilkan sel telur.
Akibatnya muncul keluhan akibat berkurangnya kadar hormon.
d. Sevik / Leher rahim : mengerut
e. Vagina : Terjadi penipisan dinding vagina, selain itu secret / lendir vagina mulai
mengering, menyulitkan hubungan suami istri.
f. Vulva / bibir rahim: Jaringan vulva menipis karena berkurangnya jaringan lemak,
kulit menipis, pembuluh darah berkurang. Akibat sering timbul rasa gatal.

g. Rambut kemaluan pada wanita mulai menipis, sebagian rontok dan mulai memutih /
uban.
h. Payudara : Jaringan lemak berkurang, puting susu mengecil akibatnya mulai
lembek, mengendor & keriput.
5. Aspek Psikologis wanita dalam Menopause
Wanita takut karena :
a. Menurunnya kecantiak sehingga dapat mengurangi ketertarikan suami
b. Payudara mulai menurun, kurang kencang sehingga menimbulkan kurang percaya
diri dan sekaligus menurunkan gairah suami
6. Cara mengatasi keluhan Menopause
a. Pemberian tablet hormon progesteron dan Estrogen alami
Terbukti mengurangi bahaya kanker endometrium maupun kanker payudara.
Demikian juga hormon ini menyebabkan wanuta terhindar dari hiperkolesterol yang
berakibat lanjutan penyakit darah tinggi, stroke dan penyakit jantung koroner.
b. Fitroestrogen ( produk olahan kacang kedelai )
Selain obat hormonalyang mengandung estrogen, adapula senyawa alamiah dalam
tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur kimianya mirip dengan estrogen.
c. Olahraga yang sesuai dengan usia tengah baya dengan olahraga produksi
endorphine dalam otak meningkat. Kondisi ini dapat memelihara keceriaan,
kegembiraan, pengiriman oksigen keotak pun meningkat sehingga ketegangan otot
dan berbagai gangguan fisik pun sirna.
d. Tetaplah berkarya pada menopause dan usahakan dapat memberikan manfaat pada
orang lain, datangnya menopause tidak perlu dipandang sebagai penderitaan. Upaya
ini dapat meningkatkan perasaan bahwa diri kita masih mampu memberi manfaat
bagi orang lain.
e. Berfikir bahwa menopause itu wajar. Berfikir positif tentang apapun peristiwa yang
dialami
f. Terlibat dalam aktifitas-aktifitas keagamaan, sosial dan memberikan apa yang
dimiliki baik itu pengetahuan ataupun ketrampilan.
(Prawirohardjo. Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP)

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida bagus Gde. 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita .Jakarta.
Arcan

www.wicipedia.co.id

Prawirohardjo. Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP

Materi Penyuluhan

Tanda Bahaya Ibu Nifas


Jenis tanda bahaya ibu nifas
A. Infeksi Nifas
Adalah infeksi bakteri pada traktus genetalia, terjadi sesudah melahirkan dengan
kenaikan suhu sampai 38C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama PP,
dengan mengecualikan 24 jam pertama.
(Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsisi Obstetri. Jakarta. EGC)
Faktor Predisposisi :
- Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita seperti perdarahan
banyak, PE, juga infeksi seperti : Pnemonia, penyakit jantung dll
- Partus lama terutama dengan ketuban pecah lama
- Tindakan bedah vaginal yang menyebabkan perlukaan jalan lahir
- Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah
Macam-macanm infeksi Nifas :
1. Endometritis
Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi mulai cepat akan tetapi dalam beberapa
hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah
normal kembali. Uterus pada endometritis agak membesar, nyeri pada perabaan
dan lembek. Lokhia pada endometritis biasanya bertambah dan kadang-kadang
berbau.
2. Peritonitis
Gejala-gejala yang timbul seperti : demam, perut bawah nyeri, ku kadang baik,
pada pelvik peritonitis bisa terdapat pertumbuhan abses.
Pertonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat patogen dan merupakan
penyakit berat.
3. Tromboflebitis
Adalah Infeksi trombosis yang disertai dengan raadang dari pembuluh darah
sehingga dapat menyebabkan tromboflebitis
Tromboflebitis disertai dengan kenaikan suhu. Penyulit tromboflebitis, trombus
dapat lepas dari dinding pembuluh darah dan menimbulkan emboli. Emboli
paru-paru pada umumnya berakibat kematian ibu.
Penatalaksanaan Infeksi Nifas :
Pencegahan :
- Selama kehamilan bila pasien anemia, diperbaiki : Berikan diet yang baik, Coitus
pada kehamilan tua sebaiknya dilarang.
- Selama persalinan batasi masuknya kuman dijalan lahir. Jaga persalinan agar tidak
berlarut-larut. Selesaikan persalinan dengan trauma sesedikit mungkin. Alat-alat

bersalin harus steril dan lakukan pmx hanya bila perlu dan atas indikasi yang
tepat.
- Selama nifas, rawat hygiene perlukaan jalan lahir. Jangan merawat pasien dengan
tanda-tanda infeksi nifas bersama dengan wanita dalam nifas yang sehat.
Penanganan :
-

Suhu harus diukur dari mulut sedikitnya 4x sehari.


Berikan terapi antibiotik perhatikan diet. Lakukan tranfusi darah bila
perlu. Hati-hati bila ada abses.

(FKUI Univ. Padjajaran. 1998. Ginekologi. Bandung. EGC)


B. Demam Pasca Persalinan
Demam ( suhu 38C ) yang terjadi 24 jam setelah melahirkan.
Penanganan umum :
- Tirah baring
- Rehidrasi peroral / infus
- Kompres / kipas umtuk menurunkan suhu
- Jika ada syok segera berikan pengobatan sekalipun tidak jelas gejala syok. Harus
waspada untuk menilai berkala karena kondisi dapat memburuk dengan cepat.
C. Masalah Pada Payudara
1. Bendungan Asi
Mulai hari ke-3 buah dada membengkak menjadi keras dan tegang. Keadaan ini
disebabkan oleh bendungan air susu ibu.
Penanganan : - Berikan kompres hangat sebelum meneteki / mandi air hangat
- Memeras susu secara manual sebelum meneteki, basahi puting
agar bayi mudah menetek
2. Mastitis
Gejala dan tanda yang timbul : payudara nyeri dan bengkak, merah, meradang
terjadi pada 3-4 minggu, nifas terjadi bendungan lalu infeksi, umumnya hanya
satu sisi
Penanganan : - Berikan antibiotika
- Kloaksasalin 500mg peroral 4x/hari selama 10 hari
- Eritromisin 250mg peroral 3x/hari selama 10 hari
(Prawirohardjo, Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP)
3. Abses Payudara
Gejala dan tanda yang timbul : Payudara bengkak, merah-radang, bengkak
fluktuasi
Penanganan : - Berikan antibiotika
- Kloaksasalin 500mg peroral 4x/hari selama 10 hari
- Eritromisin 250mg peroral 3x/hari selama 10 hari

- Tetap meneteki
- Berikan Parasetamol 500mg bila perlu
D. Perdarahan dalam Nifas
Perdarahan dalam masa nifas dibagi menjadi :
1. Perdarahan post partum primer
Terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan post partum primer
adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir
2. Perdarahan post partum sekunder
Terjadi setelah 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan ini adalah robekan
jalan lahir dan sisa plasenta / membran.
Penyebab perdarahan post partum sekunder :
Perdarahan karena atonia uteri :
Faktor Predisposisi : - Keadaan umum ibu lemah
- Terjadinya anemia
- Jarak kehamilan < 2tahun
- Distensi rahim berlebihan : - Hidramnion
- Hamil kembar
Penanganan umum :
- Memasang infus / memberikan cairan pengganti
- memberikan uterotonika IM, IV
- Melakukan masase uterus sehingga kontaraksi otot rahim cepat dan makin
kuat
Perdarahan karena sisa uteri tertinggal
Gejala yang timbul :
- Perdarahan yang banyak dari liang sanggama. Bentuknya bergumpalgumpal terjadi beberapa hari setelah persalinan.
- Dasar rahim tetap tinggi
Penanganan :
-

Memberikan suntikan ergometrin secara IV 0,25 0,5 mg

Memasang Infus

Jika perlu penyumbatan rahim liang sanggama

Memberikan antibiotika

Rujuk : bila perlu

(FKUI Univ. Padjajaran . 1998. Obsteri Fisiologi. Bandung. Elstar offset)

DAFTAR PUSTAKA

FKUI Univ. Padjajaran . 1998. Obsteri Fisiologi. Bandung. Elstar offset

FKUI Univ. Padjajaran. 1998. Ginekologi. Bandung. EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC

Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsisi Obstetri. Jakarta. EGC

Prawirohardjo, Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP

Materi Penyuluhan
Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Pengertian :
Kebutuhan dasar ibu nifas adalah kebutuhan yang harus dipenuhi selama nifas
selama 42 hari / 5 minggu.
(Manuaba, Ida Bagus, Gde. 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta. EGC)
Tujuan :
-

Menjaga Kesehatan ibu dan anak

Agar kebutuhan gizi, personal hygiene dan istirahat terpenuhi

Kebutuhan Dasar Ibu Nifas :


a. Asuhan bayi dan Pemberian ASI
Ibu harus bisa melakukan perawatan tali pusat :
-

Dimana tali pusat harus selalu bersih dan kering

Jangan memberikan ramuan apapun keujung tali pusat

Boleh mengusap alkohol / obat merah selam tak menyebabkan tali pusat
basah dan lembab

Ibu harus tahu tanda bayi dalam posisi yang tepat dalm menyusu :
-

Tubuh dekat / kontak menghadap ibu, perut bayi menempel pada perut ibu

Mulut dan dagu bayi dekat dengan payudara ibu, pastikan puting susu
berada dalam mulut bayi

Bayi menghisap tretur, Lambat tetapi dalam

Bayi tampak santai dan tenang

Ibu tidak merasa nyeri pada putingnya

Beritahu ibu untuk memberikan ASI eksklusif sampai bayi berumur 6


bulan

b. Gizi
Ibu perlu makan lebih banyak dari biasanya untuk membuat tubuhnya lebih
cepat pulih dan juga untuk produksi ASI. Dimana memerlukan makanan yang
banyak mengandung protein, mineral, dan cairan extra. Serta menganjurkan
ibu untuk minum tiap kali selesai menyusui.
Menganjurkan ibu untuk minum tablet Fe dan Kapsul vit. A agar bayi
memperoleh vit. A dari ASI-nya.
c. Asuhan kebersihan diri
Ibu post partum rentan terhadap infeksi, sehingga perlu dijaga kebersihan
diri / kebersihan tubuh, pakaian, tempat tinggal, dan lingkungan. Terutama
kebersihan kelamin serta anjurkan untuk mengganti pembalut minimal 2x
sehari.

Sarankan / Beritahu ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah membersihkan darerah kelaminnya.
Dan jika ibu mempunyai luka episiotomi, sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh luka.
d. Kehidupan seksual
Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka epis telah sembuh
dan keluaran lochia telah berhenti. Lebih baik lagi jika jika dilakukan setelah 6
minggu PP. Dimana tubuh sudah sembuh sepenuhnya. Serta ibu perlu tahu bahwa
rasa merangsang / perangsangan sex pada saaat menyusui merupakan hal yang
normal.
e. Kontrasepsi
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu
hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan
bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya, namun petugas
kesehatan dapat membantu merencanakan keluargaanya dengan mengajarkan
kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Biasanya wanita tdk akan menghasilkan telur (Ovulasi) sebelum mendapatkan
lagi haidnya selama meneteki. Oleh karena itu metode Amenorhoe laktasi
dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya
kehamilan baru. Resiko cara ini ialah 2% kehamilan .
Meskipun

beberapa

metode

KB

mengandung

resiko,

menggunakan

kontrasepsi tetap lebih aman. Terutama apabila ibu sudah haid lagi.
(Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP)
f. Istirahat
Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan
Sarankan ibu untuk kembali beraktifitas seperti biasa secara perlahan-lahan
serta untuk tidur siang dan beristirahat selagi bayi tidur.
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
-

Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi

Memperlambat proses involusi uterus dan memper

g. Ambulasi / Latihan
Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu
seperti :
- Denagn tidur terlentang denagn lengan disamping, menarik otot perut selagi
menarik nafas kedalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai
5 rileks dan ulangi 10 kali.

Berdidri dengan tungkai dirapatkan, kenakan otot-otot pantat dan pinggul,


tahan sampai hitungan kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
Mulai dengan mengerjakan 65 kali latihan untuk setiap gerakan, setiap
minggu naikan jumlah latihan 5 kali lebih banyak pada minggi ke-6 setelah
persalinan ibu harus mengerjalan setiap gerakan sebanyak 30 kali dimana hali
ini mempunyai keuntungan :
1. Pelemasan otot-otot kurang baik
2. Sirkulasi darah lebih lancar, mempercepat penyembuhan
3. Memperlancar Lochia, memperlancar involusi
(Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal & Neonatal. Jakarta. YBP-SP)

DAFTAR PUSTAKA
-

Manuaba, Ida Bagus, Gde. 1998. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta. EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal & Neonatal. Jakarta. YBP-SP

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP

Materi Penyuluhan
KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL
I.

PENGERTIAN
Kebutuhan dasar ibu hamil merupakan kebutuhan yang harus didapatkan dan
dipenuhi selama kehamilan (Rustam, Mochtar, 1998. Sinopsisi Obstetri Jilid 1.
Jakarta. EGC)

II.

TUJUAN
Agar kehamilan aman, sehat, dan selamat karena terpenuhinya kebutuhan ibu

III.

MACAM-MACAM KEBUTUHAN IBU HAMIL


a. Makanan Bergizi seimbang
Wanita hamil membutuhkan makanan yang berkualitas untuk pertumbuhan
janin, plasenta, uterus, buah dada dan kenaikan metabolisme. Hendaknya wanita
hamil selalu makan sayur-sayuran, buah-buahan yang berwarna karena nilai
gizinya tinggi untuk untuk kesehatan ibu hamil
Contoh-contoh zat yang diperlukan untuk ibu hamil yaitu :
1. Protein ( susu, keju, yoghurt, daging tanpa lemak, ikan, tahu, kacangkacangan
2. Karbohidrat ( roti murni beras, kentang, beras merah, pasta, gandum )
3. Makanan yang kaya zat besi ( sayuran, berwarna hijau tua, kacang merah
kering, kacang-kacangan hijau kering )
4. Makanan yang kaya vitamin C ( buah jeruk, tomat, strawberry )
b. Olahraga / Gerak badan
Gerak badan ini digunakan untuk melancarkan sirkulasi darah, menambah nafsu
makan ibu dan agar ibu bisa tidur nyenyak. Gerak badan yang sangat
melelahkan dilarang. Gerak badan ynag dianjurkan antara lain : Jalan kaki di
pagi hari, senam hamil, dan latihan pernafasan.
(Kehamilan (Yang anda hadapi Hari pertama ) Sheila Kitzinger)
c. Kebersihan Tubuh
-

Mandi minimal 2x sehari


Mandi diperlukan untuk kebersihan terutama perawatan kulit karena
fungsi ekskresi dan keringat bertambah.

Ganti celana dalam jika basah


Pada masa kehamilan ibu sering BAK sehingga menyebabkan celana
dalam basah dan lembab. Apabila celana dalam tidak sering diganti akan
menyebabkan jamur & perasaan tidak enak.

d. Hubungan Seksual

Hubungan seksual bisa dilakukan walaupun dalam hamil kecuali jika ibu
tersebut mempunyai sejarah :
-

Sering abortus / Prematur

Perdarahan pervaginam

Pada minggu terakhir kehamilan, coitus harus dihentikan

Bila ketuban sudah pecah, coitus dilarang

Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan kontraksi uterus,


partus prematurus

e. Pakaian
Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah :
1. Pakaian longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut
2. Pakaian kutang yang menyokong
3. Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi
4. Pakailah dalam yang selalu bersih
f. Bepergian
-

Jangan terlalu lama bepergian & melelahkan

Duduk lama statis vena ( Vena stagnasi ) menyebabkan trombofleblitis dan


kaki bengkak

Bepergian dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya hipoksia dan
tekanan oksigen yang cukup dalam pesawat udara.

g. Istirahat dan Rekreasi


Wanita pekerja harus sering istirahat. Tidur siang menguntungkan dan baik
untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak dan panas lebih baik
dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan
h. Imunisasi Ibu hamil
Ibu hamil mendapat imunisasi sebanyak 2x selama kehamilan untyk mencegah
terjadinya tetanus pada saat kehamilan.
i. Periksa Kehamilan
Selama kehamilannnya ibu dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya
untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya. Pada TM1 diperiksakan minimal 1x,
TM II diperiksakan minimal 1x, TM III minimal 2x
j. Pekerjaan
Seorang ibu hamil dapat melakukan pekerjaannya jangaan terlalu berat dan
apabial diperlukan hamil mengambil cuti pada kehamilan tua / sudah memasuki
trimester III.
k. Perawatan Payudara
Pada ibu hamil seharusnya memakai BH yang sesuai dengan pembesaran buah
dada dan untuk mencegah puting susu kering dan mudah pecah, maka puting

susu dan areola mammae dirawat dengan baik dengan dibersihkan


menggunakan air sabun dan bio cream / alkohol. Bila puting susu masuk
kedalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar.
(www.Kehamilan &Kesehatan Ibu anak.co.id)

DAFTAR PUSTAKA
-

Rustam, Mochtar, 1998. Sinopsisi Obstetri Jilid 1. Jakarta. EGC

Kehamilan (Yang anda hadapi Hari pertama ) Sheila Kitzinger.

www.Kehamilan &Kesehatan Ibu anak.co.id

Materi Penyuluhan
Metode KB Sederhana
A. Pengertian
Metode KB Sederhana adalah Metode Kb yang digunakan tanpa bantuan orang lain.
B. Tujuan
Metode Kb sederhana dapat meningkatkan efektifitas dan mengurangi kemungkinan
efek sampng.
C. Jenis / Macam-macam :
1. Spermiside

Definisi :
Merupakan zat kimia yang dapat melumpuhkan sampai mematikan sperma
yang digunakan menjelang hubungan sex. Spermiside ini dapat dikemas
dalam bentuk aerosol ( busa ), tablet vagina / supositoria / film / tissue / dan
krim.

Cara Kerja
-

Melumpuhkan dan mematikan sperma / sel mani

Menutup mulut rahim

Merubah keadan lendir / cairan vagina sehingga menjadi tidak begitu baik
untuk mobilitas dan aktifitas sperma (memperlambat pergerakan sperma
dan menurunkan kemampuan perubahan sel telur)

Efektifitas
-

Busa (aerosol) efektif segera setelah insersi

Busa / spermiside dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metode


kontrasepsi

Tablet vagina (supositoria) & untuk penggunaannya disarankan menunggu


10 15 menit sesudah dimasukkan dan sebelum hub. sex

Keuntungan
-

Efektif seketika (busa/ krim)

Tidak perlu pengawasan medis

Mudah digunakan

Efek samping
-

Merepotkan menjelang hub. Sex

Dapat menimbulkan iritasi

Nilai kepuasaannya berkurang

Kejadian hamil tinggi karena pemasangan tidak sempurna / terlalu cepat


melakukan sanggama

(NKKBS. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta.


YBP-SP)
2. Kondom

Definisi :
Merupakan suatu sarung karetyang tipis berwarna / tidak terbuat dari
berbagai bahan diantaranya latex / karet, plastik (vinil, sutra) atau bahan
alami (produksi hewani) yang dipasang pada batang penis pada saat berhub.
Sex.

Cara Kerja :
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan
cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis.
Sehingga sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi wanita.
- Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HIV/AIDS) dari satu
pasangan kepada pasangan lain (khusus kondom) yang terbuat dari latex dan
vinil.

Efektifitas :
-

Memakai kondom berminyak karenanya jarang koyak

Penis segera ditarik keluar dari vagina setelah ejakulasi

Waktu menarik penis pangkal kondom dipegang supaya jangan tertinggal


& tumpah

Mengoleskan spermiside pada kondom / pakai kondom yang sudah ada


spermisidenya.

Pakailah satu kondom untuk satu kali pakai saat berhub. sex
Keuntungan :

Murah dan dapat dibeli secara umum

Tidak memerlukan pengawasan medis

Dapat mencegah penularan penyakit menular sexual

Efek Samping :
-

Kondom rusak / robek / bocor

Iritasi lokal pada penis / reaksi

Iritasi vagina

Mengurangi kenikmatan sanggama


Kegagalan kondom bisa terjadi jika :

Kondom bocor / robek

Tidak mematuhi petunjuk cara pemakaian


(Hartanto, Hanafi. 2003. KB & Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar
Harapan)

3. Sanggama Terputus

Definisi :
Merupakan metode KB tradisional dimana pria mengeluarkan alat
kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.

Cara Kerja :
Penis dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk kedalam
vagina, sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum. Ditentukan
kapan mulainya hari subur terakhir dengan menggunakan rumus.

Efektifitas :
Bagi wanita dengan siklus haid teratur, efektifitasnya lebih tinggi
dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur.

Keuntungan :
-

Dapat digunakan untuk menghindari kehamilan

Tidak ada kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi

Tidak ada efek samping sistemik

Murah tanpa biaya

Meningkatkan keterlibatan suami dalam KB

Menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi pada suami istri

Efek Samping :
-

Terlalu lama berpantang kadang kala tidak tertahankan, terutama bila masa
berpantang telalu lama

Metode pantang berkala mempunyai kegagalan tinggi bila menstruasi


tidak teratur. Apalagi kerjasama dengan suami tidak mungkin dilakukan.
(Manuaba, Ida Bagus. Gde. 1998. Ilmu Kebidanan & Penyakit Kandungan
& Keluaga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC)

4. Pantang Berkala

Definisi :
Berpantang (tidak coitus) beberapa hari sebelum ditambah beberapa hari
sebelum uvulasi.
Metode pantang berkala dikenal dengan 2 sistem, yaitu menggunakan sistem
kalender & menggunakan penilaian suhu basal
a. Pantang berkala dengan sistem kalender
Masa berpantang dihitung dengan rumus sebagi berikut :
Siklus haid pendek 18 hari : hari pertama mulai subur
Siklus haid panjang 11 hari : hari subur terakhir

b. Pantang berkala dengan metode suhu basal


Suhu badan diukur memakai termometer sewaktu bangun pagi (dalam
keadaan istirahat penuh) dilakukan setiap hari. Hasil pengukuran ini
dicatat pada kartu penvatan suhu basal.

Cara Kerja :
Sebenarnya cara ini hanya cocok bagi wanita yang siklus haidnya teratur.
Sebelum memulai cara ini hendaknya wanita mencatat pola siklus haidnya
paling sedikit 6 bulan dan sebaiknya 1 tahun. Setelah ini dicatat barulah
dengan cara ini masa berpantang akan lebih pendek namun lebih
meningkatkan efektifitas metode berkala.

Keuntungan :
-

Dapat digunakan untuk menghindari kehamilan

Menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi pada suami istri

Kelemahan :
-

Merepotkan karena harus mengukur suhu badan setiap hari

Pencatatan tidak lagi akurat bila terjadi infeksi / ketegangan

Hanya dapat digunakan oleh mereka yang terdidik

Hanya dapat digunakan bila siklus haid teratur sekitar 28 30 hari


(Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC)

DAFTAR PUSTAKA
-

NKKBS. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. YBP-SP

Hartanto, Hanafi. 2003. KB & Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan

Manuaba, Ida Bagus. Gde. 1998. Ilmu Kebidanan & Penyakit Kandungan &
Keluaga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC

Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC

Materi Penyuluhan
Cara Cuci Tangan Yang Benar
1. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan :
- Sebelum dan sesudah makan
- Sebelum dan sesudah melakkukan sesuatu
2. Manfaat Mencuci Tangan :
- Menjaga tangan agar tetap bersih
- Melindungi tangan dari kuman penyakit
- Membiasakan diri untuk hidup sehat
3. Langkah langkah cuci tangan yang benar :
a.

Basahi tangan dengan air mengalir

b.

Gosok tangan dengan sabun dengan 7 langkah :


-

Telapak tangan dengan telapak tangan

Punggung tangan dengan Punggung tangan

Sela-sela jari dengan Sela-sela jari

Buku-buku jari dengan Buku-buku jari

Kedua Ibu jari

Kedua Ujung kuku

Kedua Pergelangan tangan

c.

Bilas dengan air bersih

d.

Keringkan dengan handuk


Daftar Pustaka :
-

www. Pikiran rakyat.co.id

www. Kompas. Co.id

Materi Penyuluhan
Cara Menggosok Gigi Yang Benar
1.

2.

3.

Waktu yang tepat untuk menggosok gigi :


-

Setelah makan

Sebelum berangkat tidur dimalam hari

Manfaat mengosok gigi yang benar :


-

Untuk menjaga kebersihan gigi & mulut

Untuk menjaga kesehatan gigi & mulut

Untuk mencegah timbulnya karang gigi pada gigi

Untuk mencegah timbulnya gigi berlubang

Cara menggosok gigi yang benar :


-

Letakkan posisi sikat 45 terhadap gusi

Gerakkan sikat dari arah gusi kebawah untuk gigi rahang atas (seperti
mencungkil)

Gerakkan sikat dari arah gusi keatas untuk gigi rahang bawah

Sikat seluruh permukaan yang menghadap bibir & pipi serta permukaan
dalam dan luar gigi dengan cara tersebut

Sikat permukaan kunyah dari arah depan ke belakang


DAFTAR PUSTAKA

- www. Wicipedia.co.id

Materi Penyuluhan
Breast Care ( Perawatan Payudara )
Manfaat Perawatan payudara :
1. ASI dapat keluar dengan lancar
2. Ibu terhindar dari payudara bermasalah
3. Kebersihan payudara tetap terjaga
4. Menjaga bentuk payudara
5. Bayi menyusu terhindar dari kuman penyakit dan dapat puas menyusu
6. Mengetahui adanya kelainan
Alat dan Bahan :
1. Waslap
2. Handuk
3. baby oil / Minyak kelapa
4. Baskom
5. Kapas
6. Air Hangat
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan
2. Kompres puting susu dan bagian yang menghitam dengan kapas yang telah diolesi
baby oil / minyak kelapa
3. Bersihkan puting susu dan bagian yang menghitam
4. Licinkan kedua tangan dengan baby oli / minyak kelapa
5. Lakukkan penarikan puting susu
6. Mulai urut dari tengah, atas, samping
7. Sokong payudara, lakukan pemijatan 2-3 jari dari arah pangkal payudara sampai
puting susu dengan gerakan memutar
8. Lakukan pemujatan dengan tangan seperti pedang (dari tepi keputing susu)
9. Lakukan pemijatan dengan punggung jari (Tangan menggengam)
10. Kompres dengan air hangat dan air dingin
11. Setelah selesai guyur payudara kanan dan kiri dengan menggunakan air hangat
12. Bilas dan keringkan
Manfaat ASI :
a. Untuk bayi :

Zat gizi

Mengandung zat protektif / pelindung

Menyebabkan pertumbuhan yang baik

Mengurangi karies dentis

b. Untuk Ibu :
-

Mengurangi perdarahan

Mencegah kanker payudara

Tidak merepotkan, praktis

Hemat

Cepat langsing kembali

Memberi kepuasan

c. Untuk Keluarga
-

Mengurangi anggaran keluarga untyk pembelian susu formula

Kebahagiaan bagi keluarga karena kelahiaran anak dapat diatur

Penggunaan ASI sangat praktis dan mudah dibawa kemana-mana

DAFTAR PUSTAKA
-

Manajemen Laktasi Edisi 2

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP

Buku Kesehatan Ibu & Anak

Matrei Penyuluhan
Persiapan Ibu akan Bersalin
Persalinan adalah Suatu proses alamiah yang terjadi pada wanita yang hamil, yaitu proses
pengeluaran bayi dan plasenta dari jalan lahir / melalui jalan lahir
dengan bantuan / tanpa bantuan. (Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu
Kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP)
Persiapan Ibu akan bersalin, diantaranya :
Persiapan Ibu :
A. Persiapan Fisik :
-

Ibu harus dalam keadaan sehat

Cukup makan dan minum

Cukup Istirahat

B. Psikis
Wanita tersebut akan dibayangi oleh kecemasan dan rasa ketegangan, maka wanita
harus menyiapkan psikis mental dengan sebaik-baiknya
C. Perlengkapan Ibu
-

Baju Ganti

Kain bersih

Celana dalam

Pembalut wanita

Handuk

sabun

D. Perlengkapan Bayi :
-

Baju bayi

Popok

Handuk

Selimut

Penutup kepala

(Buku Kesehatan Ibu dan Anak)


Persiapan Keluarga :
A. Persiapan donor darah
Jika sewaktu-waktu ibu kekurangan darah dan memerlukan donor darah
B. Persiapan kendaraan
Jika sewaktu-waktu ibu dan bayi perlu dibawa ke RS / dirujuk ke RS

C. Biaya
Suami perlu menabung untuk membiayai persalinan istrinya dan membeli
perlengkapan bayi dan istrinya
Jika bersalin dirumah suami / keluarga perlu menyiapkan :
-

Ruangan yang hangat dan bersih memiliki sirkulasi udara yang baik dan
terlindungi dari tiupan angin.

Air bersih dan handuk untuk cuci tangan

.
Kebutuhan Dasar Ibu akan Bersalin :
1. Asuhan Tubuh atau fisik
a. Menjaga kebersihan fisik
b. Perawatan Mulut
c. Penghisapan
2. Kehadiran seorang pendamping
Anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu
selamaAnjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu
selama persalinan dan proses kelahiran bayinya. Anjurkan mereka untuk berperan
aktif dalam mendukung dan mengenal berbagai upaya yang mungkin sangat
membantu kenyamanan ibu, hargai keinginan ibu untuk menghindarkan teman /
saudara yang secara khusus diminta untuk mendampinginya. (Psikologi Wanita
Jilid 2)
Bekerja sama dengan anggota keluarga untuk :
-

Mengucapkan kata-kata yang mebesarkan hati dan pujian kepada ibu

Membantu ibu ubtuk bernafas secara benar pada saat kontraksi

Memijat punggung kaki / kepala ibu dan tindakan-tindakan bermanfaat


lainnya

Menyeka muka ibu secara lembut dengan menggunakan kain yang


dibasahi dengan air hangat

Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman

Informasi dan Kepastian hasil Pmx kemajuan Persalinan :


-

Penjelasan tentang proses dan perkembangan persalinan.

Jelaskan semua hasil pmx mengurangi kebingungan rasa cemas dan takut.

Pengurangan rasa takut akan menurunkan nyeri akibat ketegangan dari


rasa takut.

Penjelasan

tentang

prosedur

dan

adanya

keterbatasan,

hal

ini

memungkinkan ibu bersalin merasa aman dan dapat mengatasinya secra


efektif.
( APN (Asuhan Persalinan Normal) )

DAFTAR PUSTAKA
-

Buku Kesehatan Ibu dan Anak

APN (Asuhan Persalinan Normal)

Psikologi Wanita Jilid 2

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta. YBP-SP

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A. Topik

: Metode KB Sederhana

Sub Pokok Bahasan

: - Pengertian KB Sederhana
- Tujuan Metode Kb Sederhana
- Jenis / macam Metode KB Sederhana

B. Sasaran

: Ibu-ibu diposyandu Mediunan

C. Tanggal

: 12 Oktober 2009

D. Waktu

: 10.00WIB-10.30WIB

E.

Tempat

F. Tujuan Penyuluhan

: Posyandu Mediunan
:

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang metode KB Sederhana

Ibu-ibu dapat mengerti dan memahami tujuan metode KB Sederhana

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti jenis / macam metode KB


Sederhana

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti cara kerja, efektifitas, keuntungan


efek samping metode KB Sederhana

G. Materi

: Terlampir

H. Metode

: Ceramah, Tanya jawab

I. Kegiatan

: Terlampir

J. Media

: Leaflet

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A.

Topik

: Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Sub Pokok Bahasan

: - Pengertian Kebutuhan dasar Ibu Nifas


- Tujuan dipenuhinya Kebutuhan dasar Ibu Nifas
- Macam-macam Kebutuhan dasar Ibu Nifas

B. Sasaran

: Ibu-ibu diposyandu Bodag

C. Tanggal

: 12 November 2009

D. Waktu

: 09.00WIB-09.30WIB

E. Tempat

: Posyandu Bodag

F. Tujuan Penyuluhan

Sasaran terutama ibu-ibu yang baru melahirkan :


-

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang Kebutuhan dasar Ibu Nifas

Ibu-ibu dapat mengerti dan memahami tujuan dipenuhinya Kebutuhan


dasar Ibu Nifas

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti macam- macam Kebutuhan dasar


Ibu Nifas

G. Materi

: Terlampir

H. Metode

: Ceramah, Tanya jawab

I. Kegiatan
J. Media

: Terlampir
: Leaflet

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A.

Topik

: Perawatan Payudara ( Breast Care )

Sub Pokok Bahasan

: - Manfaat Perawatan Payudara


- Langkah-langkah Perawatan Payudara

B. Sasaran

: Ibu-ibu diposyandu Slambur Kidul

C. Tanggal

: 27 Oktober 2009

D. Waktu

: 09.00WIB-09.30WIB

E. Tempat

: Posyandu Slambur Kidul

F. Tujuan Penyuluhan

- Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang Manfaat Perawatan


Payudara
- Ibu-ibu dapat mengerti dan memahami Perawatan Payudara dirumah
- Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti manfaat ASI bagi Bayi, ibu, dan
keluarga
G. Materi

: Terlampir

H. Metode

: Ceramah, Tanya jawab

I. Kegiatan
J. Media

: Terlampir
: Leaflet

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A. Topik

: Persiapan Ibu akan Bersalin

Sub Pokok Bahasan

: - Pengertian Persalinan
- Persiapan-persiapan Ibu akan bersalin dan Keluarga
- Kebutuhan-kebutuhan ibu akan bersalin

B. Sasaran

: Ibu-ibu diposyandu Maduretno

C. Tanggal

: 30 Oktober 2009

D. Waktu

: 09.00WIB-09.30WIB

E. Tempat

: Posyandu Maduretno

F.Tujuan Penyuluhan

Sasaran terutama Ibu hamil TM III dapat :


-

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang Pengertian Persalinan

Ibu-ibu dapat mengerti dan memahami Persiapan-persiapan

Ibu akan

bersalin dan Keluarga


-

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti Kebutuhan-kebutuhan ibu akan


bersalin

G. Materi
H.

Metode

: Terlampir
: Ceramah, Tanya jawab

I. Kegiatan

: Terlampir

J. Media

: Leaflet

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A. Topik

: Cara Menggosok Gigi Yang Benar

B. Sasaran

: Anak-anak Kelas 1 SDN 2 Pojok

C. Tanggal

: 02 Februari 2010

D. Waktu

: 08.30WIB-Selesai

E. Tempat

: SDN 2 Pojok

F.Tujuan Penyuluhan

Anak-anak dapat mengetahui dan mengerti tentang Cara Menggosok


Gigi Yang Benar

Anak-anak mengerti dan memahami kapan waktu yang tepat untuk


Menggosok Gigi Yang Benar

Anak-anak dapat mengetahui dan mengerti manfaat Cara Menggosok


Gigi Yang Benar

G. Metode

: Ceramah, Tanya jawab

H. Materi

: Terlampir

I. Kegiatan

: Terlampir

J. Media

: Leaflet

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A. Topik

: Imunisasi

Sub Pokok Bahasan

: - Pengertian Imunisasi
- Jadwal Pemberian Imunisasi
- Macam-macam Imunisasi

B. Sasaran

: Ibu-ibu di BPS Ny Silaturrochmah

C. Tanggal

: 27 Oktober 2009

D. Waktu

: 10.00WIB-10.30WIB

E. Tempat

: BPS Ny Silaturrochmah

F.Tujuan Penyuluhan

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang Pengertian Imunisasi

Ibu-ibu dapat mengerti dan mengetahui Jadwal Pemberian Imunisasi

Ibu-ibu dengan segera melakukan imunisasi pada bayinya jika sudah


waktunya

G. Materi

: Terlampir

H. Metode

: Ceramah, Tanya jawab

I. Kegiatan

: Terlampir

J. Media

: Leaflet

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A.

Topik

: Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

Sub Pokok Bahasan

: - Pengertian Kebutuhan dasar Ibu Hamil


- Tujuan dipenuhinya Kebutuhan dasar Ibu Hamil
- Macam-macam Kebutuhan dasar Ibu Hamil

B.

Sasaran

: Ibu-ibu diposyandu Manggis

C.

Tanggal

: 21 November 2009

D.

Waktu

: 08.30WIB-09.00WIB

E.

Tempat

: Posyandu Manggis

F.Tujuan Penyuluhan

Sasaran terutama ibu-ibu Hamil dapat :


-

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang Kebutuhan dasar Ibu


Hamil

Ibu-ibu dapat mengerti dan memahami tujuan dipenuhinya Kebutuhan


dasar Ibu Hamil

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti macam- macam Kebutuhan dasar


Ibu Hamil

G.

Materi

: Terlampir

H.

Metode

I.

Kegiatan

: Terlampir

J.

Media

: Leaflet

: Ceramah, Tanya jawab

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A. Topik

: Tanda Bahaya Ibu Nifas

B. Sasaran

: Ibu-ibu Di BPS Ny Siti Rochmah

C. Tanggal

: 12 November 2009

D. Waktu

: 15.00WIB-15.30WIB

E.

: BPS Ny Siti Rochmah

Tempat

F.Tujuan Penyuluhan
-

Ibu-ibu pasca persalinan dapat mengetahui dan mengerti tentang Tanda


Bahaya pada Ibu Nifas

Ibu-ibu pasca persalinan dapat mengerti dan memahami apakah pada


nifasnya terdapat tanda-tanda bahaya

- Ibu-ibu pasca persalinan dapat waspada terhadap tanda bahaya pada Ibu
Nifas
G. Metode

: Ceramah, Tanya jawab

H. Materi

: Terlampir

I. Kegiatan

: Terlampir

J. Media

: Leaflet

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A. Topik

: Menopause

B. Sub Pokok Bahasan

: - Pengertian Menopause
- Batasan Menopause
- Gejala Yang Timbul pada Menopause
- Perubahan Tubuh menjelang Menopause

C. Sasaran

: Ibu-ibu di Posyandu Nglebak

D. Tanggal

: 09 Februari 2010

E. Waktu

: 08.30WIB-08.50WIB

F. Tempat

: Posyandu Nglebak

G. Tujuan Penyuluhan

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang Pengertian Menopause

Ibu-ibu dapat mengerti dan mengetahui Batasan Menopause

Ibu-ibu dapat mengetahui tentang Gejala Yang Timbul pada Menopause

Ibu-ibu dapat mengetahui tentang Perubahan Tubuh menjelang Menopause

H. Materi

: Terlampir

I. Metode

: Ceramah, Tanya jawab

J. Kegiatan

: Terlampir

K. Media

: Leaflet

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A. Topik

: Perawatan Tali Pusat

Sub Pokok Bahasan

: - Pengertian Perawatan Tali Pusat


- Manfaat Perawatan Tali Pusat
- Hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada
Perawatan Tali Pusat
- Langkah-langkah Perawatan Tali Pusat
- Persiapan alat pada Perawatan Tali Pusat

B. Sasaran

: Ibu-ibu di BPS Ny Lena

C. Tanggal

: 16 Oktober 2009

D. Waktu

: 15.00WIB-15.30WIB

E. Tempat

: BPS Ny Lena

F.Tujuan Penyuluhan

Sasaran terutama ibu-ibu yang baru melahirkan :


-

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang Pengertian Perawatan Tali


Pusat

Ibu-ibu dapat mengerti dan memahami Manfaat Perawatan Tali Pusat

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti Hal-hal yang tidak boleh dilakukan
pada Perawatan Tali Pusat

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang Langkah-langkah


Perawatan Tali Pusat dan Persiapan alat pada Perawatan Tali Pusat

G. Materi

: Terlampir

H. Metode

: Ceramah, Tanya jawab

I. Kegiatan
J. Media

: Terlampir
: Leaflet

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A. Topik

: KADARZI

B. Sub Pokok Bahasan

: - Pengertian KADARZI
- Bilamana Keluarga disebut KADARZI
- Cara Memantau BB Balita
- Cara Menyusui secara Eksklusif
- Manfaat Suplemen zat gizi

C. Sasaran

: Ibu-ibu di Desa Tangkil

D. Tanggal

: 11 November 2009

E. Waktu

: 09.00WIB-09.30WIB

F.Tempat

: Balai desa Tangkil

G. Tujuan Penyuluhan

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang pengertian KADARZI

Ibu-ibu dapat mengerti dan memahami Cara Memantau BB Balita

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti Cara Menyusui secara Eksklusif

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang Manfaat Suplemen zat gizi

H. Materi

: Terlampir

I. Metode

: Ceramah, Tanya jawab

J. Kegiatan
K. Media

: Terlampir
: Leaflet

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A.

Topik

: Persiapan Pranikah

Sub Pokok Bahasan

: - Pengertian Persiapan Pranikah


- Manfaat Pemeriksan pranikah
- Waktu Untuk Pmx Pranikah
- Prosedur Pelaksanaan Pmx Pranikah

B.

Sasaran

: Ibu-ibu, CPW di BPS Ny Lena

C.

Tanggal

: 18 Oktober 2009

D.

Waktu

: 09.00WIB-09.30WIB

E.

Tempat

: BPS Ny Lena

F.Tujuan Penyuluhan

Sasaran terutama Calon Pengantin wanita dapat :


-

mengetahui dan mengerti tentang Pengertian Persiapan Pranikah

mengerti dan memahami Manfaat Pemeriksan pranikah

mengetahui dan mengerti Waktu Untuk Pmx Pranikah

mengetahui dan mengerti Prosedur Pelaksanaan Pmx Pranikah

G.

Materi

: Terlampir

H.

Metode

: Ceramah, Tanya jawab

I.

Kegiatan

: Terlampir

J.

Media

: Leaflet

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A.

Topik

: Antenatal Care (ANC)

Sub Pokok Bahasan

: - Hal-hal yang perlu dilakukan pada ANC


- Beberapa penyuluhan Pada Ibu Hamil
- Gizi Untuk Ibu Hamil
- Kebersihan Untuk Ibu hamil
- Tanda-tanda Resiko Tinggi pada Ibu hamil

B.

Sasaran

: Ibu-ibu di Posyandu Ploso

C.

Tanggal

: 14 Oktober 2009

D.

Waktu

: 10.00WIB-10.30WIB

E.

Tempat

: Posyandu Ploso

F.Tujuan Penyuluhan
-

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang Pengertian ANC

Ibu-ibu dapat

mengerti dan memahami tentang Hal-hal yang perlu

dilakukan pada ANC


-

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti Beberapa penyuluhan Pada Ibu


Hamil

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti Gizi Untuk Ibu Hamil

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti Kebersihan Untuk Ibu hamil

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti Tanda-tanda Resiko Tinggi pada


Ibu hamil

G.

Materi

: Terlampir

H.

Metode

: Ceramah, Tanya jawab

I.

Kegiatan

: Terlampir

J.

Media

: Leaflet

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A. Topik

: Cara Menyusui Yang Benar

Sub Pokok Bahasan

: - Pengertian ASI
- Manfaat Menyusui
- Cara Menyusui Yang Benar
- Cara Menyendawakan Bayi

B. Sasaran

: Ibu-ibu di BPS Ny Silaturrochmah

C. Tanggal

: 28 November 2009

D. Waktu

: 09.00WIB-09.30WIB

E. Tempat

: BPS Ny Silaturrochmah

F.Tujuan Penyuluhan

Sasaran terutama ibu-ibu yang baru melahirkan :


-

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang Pengertian ASI

Ibu-ibu dapat mengerti dan memahami Manfaat Menyusui

Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti Cara Menyusui Yang Benar

- Ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang Cara Menyendawakan Bayi


G. Materi

: Terlampir

H. Metode

: Ceramah, Tanya jawab

I. Kegiatan
J. Media

: Terlampir
: Leaflet

Anda mungkin juga menyukai