ASUHAN KEPERAWATAN
Disusun Oleh:
Nur Luthfiyah 2111010084
2. Etiologi
Menurut Meadow (2005. Hal 171) penyebab gastroenteritis antara lain kesalahan
pemberian makanan pada bayi seperti terlalu banyak, terlalu sedikit atau jenis
makanan yang salah pada anak yang lebih besar kurang perhatian pada diet. Lesi
inflamasi seperti infeksi virus atau bakteri, syndrom pascaenteritis, colitis
ulseratif/penyakit crhon, giardiasis (lambliasis) dan infeksi pariental. Keadaan mal
absorbsi seperti stertorea (missal penyakit seliaka, fibrosis kistik) dan intoleransi
disakarida. Enteropati yang menyebabkan hilangnya protein dan intoleransi
makanan/alergi.
Gastroenteritis akut ditularkan melalui rute fekal-oral dari orang ke orang atau
melalui air dan makanan yang terkontaminasi. Tinggal difasilitas day care juga
meningkatkan resiko gastroenteritis, salain berpergian ke negara berkembang.
Sebagian besar gastroenteritis dapat sembuh sendiri dan prognosisnya baik dengan
pengobatan. anak-anak malnutrisi dapat menderita infeksi yang lebih berat dan lebih
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh (Betz, 2009. Hal 185).
6. Pemeriksaan penunjang
Sebagian besar pasien dengan kasus diare tanpa dehidrasi atau dehidrasi ringan tidak
memerlukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut, namun berbeda pada kasus dengan
dehidrasi berat. Pada kasus dengan dehidrasi berat diperlukan berbagai pemeriksaan
penunjang seperti pemeriksaan feses mikrobiologi, pemeriksaan darah lengkap dan
pemeriksaan elektrolit.
-Pemeriksaan Darah Lengkap.Pemeriksaan darah dengan phlebotomy untuk melihat
adanya leukositosis dapat mengindikasikan terjadinya gastroenteritis akibat bakteri.
7. Penatalaksanaan
Terapi rehidrasi oral merupakan pengobatan utama pada sebagian besar anak
dengan gastroenteritis akut dan sebaiknya terdiri atas larutan
elektrolit/glukosa seimbang seperti Pedialyte atau Ricelyte dengan
pemberian kembali makanan padat secara dini. Bayi yang menyusui
sebaiknya didorong untuk melanjutkan menyusui kecuali jika asupan
makanan kurang. Pada bayi yang diberi susu formula disarankan untuk
meningkatkan pemberian secara bertahap dari larutan rehidrasi oral ke susu
formula encer dan akhirnya susu formula normal, walaupun masih terdapat
perdebatan mengenai perlu tidaknya tindakan ini. Pengunaan cairan jernih
secara kebetulan masih dipertanyakan karena banyak cairan pada kategori ini
tidak fisiologis dan mengandung gula dalam jumlah berlebihan serta
kandungan elektrolitnya kurang atau berlebihan. Pasien yang mengalami
dehidrasi sedang sampai berat memerlukan terapi cairan intravena mula-
mula dengan 20ml?kg larutan salin normal, kemudia sering dilakukan
penilaian ulang. Pemberian berbagai obat antiemetic dan anti diare tidak
memperlihatkan manfaat yang jelas dan mengandung risiko. Oleh karena itu,
obat yang mengontrol gejala muntah dan diare sebaiknya dihindari (William,
2005. Hal 89).
8. Focus Pengkajian
Tn. H alamat wirasama,001/007 purbalingga datang ke rumah akit lalu
dirawat di ruangan lavender pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 28
april 2023 pasien mengatakan,mual,muntah,diare selama 1 minggu dan tidak
nafsu makan karena jika makan keluar lagi sehari makan setengah porsi
tidak habis.pada saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil:pasien
tampak lemas turgor kulit menurun TD: 139/100 N: 87 S:36,4
RR: 26x/m SPO2:96%
9. Diagnosa keperawatan yang muncul
Ds:2023 pasien mengatakan,mual,muntah,diare selama 1 minggu dan tidak
nafsu makan karena jika makan keluar lagi,sehari makan setengah porsi
tidak habis
Do:pasien tampak lemas ,turgor kulit menurun TD: 139/100 N: 87
S:36,4 RR: 26x/m SPO2:96%
Dx: Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan dan meabsorpsi
nutrient