Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN

DI RUANG LAVENDER RSUD Dr. GOETENG


PURBALINGGA

Disusun Oleh:
Nur Luthfiyah 2111010084

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN Dlll


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
1. Pengertian
Gastroenteritis atau diare (GEA) merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja
yang tidak normal atau tidak seperti biasanya (dimulai dengan peningkatan
volume) keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus
lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah (Hidayat AAA,
2006).Gastroenteritis Akut (GEA) adalah keracunan makanan disertai
inflamasi mukosa lambung dan usus halus, biasanya disebabkan oleh
organisme, tetapi bisa juga disebabkan oleh zat kimia, jamur beracun,
(Broker, 2009. Hal 571).Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan
usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan
sering kali disertai peningkatan suhu tubuh. Diare yang dimaksudkan adalah
buang air besar berkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali, dan bentuk
feses yang cair, dapat disertai dengan darah atau lendir (Suratun, 2010. Hal
136).dapat menyimpulkan bahwa gastroenteritis adalah peradangan pada
lambung dan usus sehingga mengakibatkan buang air besar yang tidak
seperti biasanya dengan frekuensi yang banyak dan encer.

2. Etiologi
Menurut Meadow (2005. Hal 171) penyebab gastroenteritis antara lain kesalahan
pemberian makanan pada bayi seperti terlalu banyak,  terlalu sedikit atau jenis
makanan yang salah pada anak yang lebih besar kurang perhatian pada diet. Lesi
inflamasi seperti infeksi virus atau bakteri, syndrom pascaenteritis, colitis
ulseratif/penyakit crhon, giardiasis (lambliasis) dan infeksi pariental. Keadaan mal
absorbsi seperti stertorea (missal penyakit seliaka, fibrosis kistik) dan intoleransi
disakarida. Enteropati yang menyebabkan hilangnya protein dan intoleransi
makanan/alergi.

3. Tanda dan gejala


1. Diare (BAB,lembek cair)
- faktor oamotik disebabkan oleh penyilangan air ke rongga usu dalam
perbandingan isotonic,ketidakmampuan larutan mengabsorpsi menyebabkan
tekanan osmotik menghasilkan pergeserab cairan dan iodiumm ke rongga
usus
-penurynan absorpsi atau peningkatan sekresu sekunder air dan
elektrolit.peningkatan ini disebabkan sekresu sekunder untuk inflamasi atau
sekresu aktif sekunder untuk merangsang mukosa usus.
-perubahan mobiliti
Hiperperistaltik atau hipoperistaltik absorpsi zat dalam usus
b. Mual,muntah dan panas (>37,0)
Terjadu karena peningkatan asam lmbung dan karena adanya peradangan
maka tubuh juga akan berespon terhadap peradangan tersebut sehingga suhu
tubuh meningkat.
c. Nyeri perut dan kram abdonen
Karena adanya kuman-kuman dalam usus,menyebabkan peningkatan
peristaltik usu dan efek yang timbul adanya nyeri pada perut atau tegangan
atau jram abdomen.
d. Peristaltuk meningkat (>35x/m)
Akibat masuknya patogen menyebabkan peradangan pada usu dan usu
berusaha mengeluarkan ioxin dan meningkatkan kontraksinya sehingga
peristaltik meningkat
e. Penurnunan berat badan
Terjadi karena sering BAB encer,yang mana feses mengandung unsur-unsur
penting untuk oertumbungan dan perkambangan sehingga kebutuhan nutrisi
kurang terpenuhi.
f. Nafsu makan turun
Terjadu karena peningkatan asam lambung untuk membunuh bakteru
sehingga tumbuh mual dan rasa tidak enak
g. Turgor kukit menurun dan membran mukosa kering
4. Patofisiologi
Gastroenteritis ditandai dengan diare dan pada beberapa kasus, muntah muntah,
yang berakibat kehilangan cairan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit. Penyebab utama gastroenteritis akut adalah virus
(rotavirus, adenovirus enteric, virus Norwalk, dan lain lain), bakteri atau toksinnya
(Campylobacter, Salmonella, Shigella, Escherichia coli, Yersinia dan lain lain),
serta parasit (Giardia lamblia, Cryptosporidium). Pathogen pathogen ini
menimbulkan penyakit dengan menginfeksi sel-sel, menghasilkan enterotoksin atau
sitotoksin yang merusak sel. Atau melekat pada dinding usus. Pada gastroenteritis
akut, usus halus adalah alat pencernaan pencernaan yang paling sering terkena.

Gastroenteritis akut ditularkan melalui rute fekal-oral dari orang  ke orang atau
melalui air dan makanan yang terkontaminasi. Tinggal difasilitas day care juga
meningkatkan resiko gastroenteritis, salain berpergian ke negara berkembang.
Sebagian besar gastroenteritis dapat sembuh sendiri dan prognosisnya baik dengan
pengobatan. anak-anak malnutrisi dapat menderita infeksi yang lebih berat dan lebih
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh (Betz, 2009. Hal 185).
6. Pemeriksaan penunjang
Sebagian besar pasien dengan kasus diare tanpa dehidrasi atau dehidrasi ringan tidak
memerlukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut, namun berbeda pada kasus dengan
dehidrasi berat. Pada kasus dengan dehidrasi berat diperlukan berbagai pemeriksaan
penunjang seperti pemeriksaan feses mikrobiologi, pemeriksaan darah lengkap dan
pemeriksaan elektrolit.
-Pemeriksaan Darah Lengkap.Pemeriksaan darah dengan phlebotomy untuk melihat
adanya leukositosis dapat mengindikasikan terjadinya gastroenteritis akibat bakteri.

-Pemeriksaan Elektrolit. Berdasarkan kadar Natrium dalam plasma, jenis dehidrasi


dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu dehidrasi hiponatremia (<130 mEq/L),
isonatremia (130-150 mEq/L), dan hipernatremia (>150 mEq/L). Dehidrasi
isonatremia dapat bermanifestasi sebagai syok hipovolemik, sementara dehidrasi
hipernatremik pada konsentrasi >165 mmol/L dapat memicu terjadinya kejang.
-Analisa Gas Darah (AGD). Pada keadaan yang berat, dapat terjadi asidosis
metabolik, sehingga analisis gas darah sebaiknya dilakukan pada keadaan ini.
Apabila dehidrasi sangat berat, dapat terjadi gagal ginjal akut, sehingga fungsi ginjal
sebaiknya diperiksa, yaitu menggunakan pengukuran kadar serum ureum dan
kreatinin.

-Pemeriksaan feses lengkap (FL). dilakukan untuk menentukan etiologi yang


definitif. Pada infeksi Pada infeksi Entamoeba histolytica dapat ditemukan tropozoit
dan sel-sel darah merah. Pada infeksi Clostridium difficile dapat ditemukan leukosit
fekal >5/lapang pandang, dan tampak basil gram positif dengan spora-spora oval
subterminal. Pada Pseudomembranous colitis bisa ditemukan fekal leukosit.[21]

-Pemeriksaan Radiologis. Pemeriksaan radiologis seperti foto abdomen tidak


diindikasikan pada gastroenteritis akut. Apabila klinisi mencurigai adanya diagnosis
lain dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan. CT scan dapat dilakukan pada kasus
dimana nyeri abdomen sangat berat, dan dicurigai adanya perforasi, obstruksi usus,
ataupun megakolon toksik (Hirschsprung disease toksik)

7. Penatalaksanaan
Terapi rehidrasi oral merupakan pengobatan utama pada sebagian besar anak
dengan gastroenteritis akut dan sebaiknya terdiri atas larutan
elektrolit/glukosa seimbang seperti Pedialyte atau Ricelyte dengan
pemberian kembali makanan padat secara dini. Bayi yang menyusui
sebaiknya didorong untuk melanjutkan menyusui kecuali jika asupan
makanan kurang. Pada bayi yang diberi susu formula disarankan untuk
meningkatkan  pemberian secara bertahap dari larutan rehidrasi oral ke susu
formula encer dan akhirnya susu formula normal, walaupun masih terdapat
perdebatan mengenai perlu tidaknya tindakan ini. Pengunaan cairan jernih
secara kebetulan masih dipertanyakan karena banyak cairan pada kategori ini
tidak fisiologis dan mengandung gula dalam jumlah berlebihan serta
kandungan elektrolitnya kurang atau berlebihan. Pasien yang mengalami
dehidrasi sedang sampai berat memerlukan terapi cairan intravena mula-
mula dengan 20ml?kg larutan salin normal, kemudia sering dilakukan
penilaian ulang. Pemberian berbagai obat antiemetic dan anti diare tidak
memperlihatkan manfaat yang jelas dan mengandung risiko. Oleh karena itu,
obat yang mengontrol gejala muntah dan diare sebaiknya dihindari (William,
2005. Hal 89).

8. Focus Pengkajian
Tn. H alamat wirasama,001/007 purbalingga datang ke rumah akit lalu
dirawat di ruangan lavender pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 28
april 2023 pasien mengatakan,mual,muntah,diare selama 1 minggu dan tidak
nafsu makan karena jika makan keluar lagi sehari makan setengah porsi
tidak habis.pada saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil:pasien
tampak lemas turgor kulit menurun TD: 139/100 N: 87 S:36,4
RR: 26x/m SPO2:96%
9. Diagnosa keperawatan yang muncul
Ds:2023 pasien mengatakan,mual,muntah,diare selama 1 minggu dan tidak
nafsu makan karena jika makan keluar lagi,sehari makan setengah porsi
tidak habis
Do:pasien tampak lemas ,turgor kulit menurun TD: 139/100 N: 87
S:36,4 RR: 26x/m SPO2:96%
Dx: Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan dan meabsorpsi
nutrient

10. Intervensi keperawatan


- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Rasional: untuk memperbaiki nafsu makan
Berikan makanan yang tinggi serat dan protein
-Kolaborasi:
-infus Nacl
Rasional: untuk mempertahankan cairan gar tidak terjadi dehidrasi
-Injeksi ranitidine
Rasional: untuk memberikan rasa nyaman/ mengurangi rasa nyeri pada
lambung
-injeksi rebamipid
Rasional:Untukmmeningkatkan prostaglandin lambung

Anda mungkin juga menyukai