Anda di halaman 1dari 12

RUTE PEGGUNAAN OBAT

Sri Untari Siwi S.F.,Apt. Bagian Biomedik Farmasi PSF - UNEJ

Cara pemberian obat menentukan kecepatan aborpsi & efek obat yg diinginkan.
1. a.

EFEK SISTEMIK Oral Pemberian obat melalui mulut (peroral) Mrpkan cara yg paling lazim, sangat praktis, mudah & aman.
Tdk semua obat dpt diberikan p.o; yi obat yg merangsang/diuraikan getah lambung.

Sering kali obat tdk diabsorpsi sempurna. Mengalami metabolisme sblm didistribusikan. Untuk memperoleh efek lokal dlm usus, obat hrs tdk diabsorpsi.

b. Sublingual
Obat dikunyah halus & diletakkan di bawah lidah. Zat aktif langsung diabsopsi oleh selaput lendir setempat ke vena lidah.

Obat langsung masuk ke peredaran darah besar, tanpa melalui hepar ut dimetabolisme. Dipilih jk diinginkan efek cepat & lengkap. Kurang praktis ut digunakan terus menerus & dpt merangsang selaput lendir mulut. Hanya obat lipofil yg dpt diberikan dg cara ini.

c. Injeksi Pemberian obat scr parenteral (di luar usus). Jk diinginkan efek cpt, kuat, lengkap. Ut obat yg : - merangsang lambung - dirusak lambung - absorpsinya buruk dilambung Lbh mahal, nyeri, sukar digunakan oleh pasien sendiri.

Subkutan (hipodermal), s.c Injeksi di bwh kulit. Ut obat yg tdk merangsang & larut dlm air/minyak. Mudah digunakan oleh pasien sendiri. Efek lokal tdk secepat i.m atau i.v - Intramukular, i.m Injeksi di dlm otot. Absorpsi obat yg terlarut dlm 10-30 menit. Ut memperpanjang kerja obat dipakai larutan /suspensi dlm minyak.

Intravena, i.v Injeksi ke dlm pembuluh darah. Efek tercepat, obat segera tersebar ke seluruh jaringan. Lama kerja obat hanya pendek. Dosisnya tepat & akurat. Hrs hati-hati krn benda asing langsung masuk ke dlm aliran darah. Jk injeksi tll cepat akan tjd lsg masuk kenaikan konsentrasi obat setempat. Infus intavena.

4. Implantasi subkutan Obat dlm bentuk pellet steril(tablet silindris kecil) dimasukkan di bawah kulit dg suatu alat khusus(trocar). Untuk efek sistemik yg lama. Absorpsi lambat. Satu pellet dpt melepaskan zat aktifnya scr teratur selama 3-5 bulan.

5. Rektal Pemberian obat mll rektum. Ut obat yg merangsang & dirusak oleh lambung. Dlm bentuk : - suppositoria - cairan (klisma,lavemen) Ut pasien yg mual, sakit ut menelan. Ada juga ut efek lokal; misal laksansia.

II. EFEK LOKAL 1. Intranasal Pemberian obat melalui hidung. Digunakan tetes hidung. Dpt terserap dg baik oleh mukosa hidung menghasilkan efek setempat. 2. Inhalasi Larutan obat disemprotkan ke dlm rongga mulut dg alat aerosol. Semprotan obat dihirup & diabsorp[si oleh mukosa mulut, tenggorokan, saluran nafas.

3. Mukosa mata & telinga Obat tetes mata & salep digunakan ut mengobati penyakit mata/telinga. Ada bebrapa obat yg diberikan dlm tetes mata dpt diabsorpsi, masuk kr dlm peredaran darah toksik. 4. Intravaginal Ut mengobati secara lokal gangguan pd vagina. Tersedia dlm salep/tablet.

5. Kulit (topikal) Btk sediaan obat salep, krim, lotio ut penyakit kulit. Kulit sehat sukar dimasuki obat/mengabsorpsi obat. Bila terjadi kerusakan dikulit maka absorpsi akan tjd. Jk tjd absorpsi hingga menimbulkan efek sistemik berbahaya.
Ut memperbaiki absorpsi ditambahkan zat keratolitik (melarutkan lapisan tanduk dr kulit)

Anda mungkin juga menyukai