ANATOMI PARU
DEFINISI
Tb paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitiv terhadap panas dari sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M. Avium
Etiologi
Patogenesa
Paru merupakan portdantree lebih dari 98% kasus infeksi TB Bakteri Tb terhirup alveolus mati oleh makrofag berkembang dalam makrofag Kuman Tb terus berkembang biak membentuk koloni, lokasi koloni pertama dijaringan paru disebut fokus primer. Selanjutnya penyebaran melalui saluran limfe dan kelenjar limfe. Waktu yg diperlukan untuk terbentuknya kompleks primer sejak masuknya bakteri disebut masa inkubasi (4-8 mgg)=infeksi primer
Gejala klinis : a. Demam b. Batuk lebih dari 2minggu c. Sesak nafas d. Nyeri dada e. malaise
DIAGNOSA
Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan : gejala klinik, pemeriksaan fisik/jasmani, pemeriksaan bakteriologik, Pemeriksaan radiologik pemeriksaan penunjang lainnya. Pemeriksaan fisik
Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior terutama daerah apeks dan segmen posterior (S1 & S2) , serta daerah apeks lobus inferior (S6). Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma & mediastinum
Pemeriksaan penunjang
.
4. Pemeriksaan lain : a. Analisis cairan pleura b. Histologi jaringan c. Otopsi d. Pemeriksaan darah e. Uji tuberkulin
3. Pemeriksaan khusus : a. Pemeriksaan BACTEC b.Pemeriksaan PCR c. Pemeriksaan serologi ( ELISA, ICT )
KLASIFIKASI
TUBERKULOSIS PARU Pemeriksaan radiologis sangat penting untuk penegakan diagnosis tuberkulosiss paru.TB paru dibagi menjadi : 1.TB Anak (infeksi primer) 2.TB dewasa (re-infeksi) TB PRIMER : TB primer terjadi karena infeksi melalui inhalasi oleh mycobacterium TB, biasanya pada anak-anak, gambaran rontgen akibat penyakit dapat berlokasi di manamana tetapi infiltrat dalam parenkim paru sering disertai limfadenopati regional (kompleks primer)Kompliaksi yang mungkin : pleuritis,atelektasi
TB SEKUNDER (RE-INFEKSI) : Bersifat kronis, biasa terjadi pada orang dewasa. Saat ini pendapat umum menyatakan bahwa Tb sekunder terjadi karena timbulnya reinfeksi seeorang yg pernah menderita TB primer tetapi tidak diketahui dan sembuh sendiri. infiltrat biasanya di lapangan atas dan segmen apikal lobus bawah, biasa disertai pleuritis,jarang disertai limfadenopati.
: kelainan tidak melebihi daerah yang dibatasi median, apeks,dan iga 2depan. Kavitas (-)
2. TB lanjut sedang (moderately advanced TB) : infiltrat tidak lebih 1 paru,bila adakavitas kurang dari 4 cm. Bila berupa konsolidasi tak lebih dari 1 lobus.3. 3. TB sangat lanjut (far advanced TB) : luas infiltrat lebih dari luas 1 paru, kavitas lebih dari 4 cm, konsolidasi homogen/inhomogen Pembagian kelainan pada foto rontgen menurut bentuk nya :
1.sarang eksudatif : awan atau bercak,densitas rendah,batas tak tegas. 2.sarang produktif ; butir-butir bulat kecil,batas tegas densitas sedang. 3.sarang induratif atau fibrotik, garis atau piat tebal,densitas tinggi. 4.kavitas (lubang) 5. Sarang awan atau bercak serta kavitas biasanya menunjukkan proses aktif sedangkan fibrosis dan kalsifikasi biasanya menunjukkan bahwa proses telah tenang
PEMERIKSAAN RADIOLOGIK
FOTO TORAKS
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi: foto lateral, foto toraks AP, top-lordotik, oblik, CT-Scan. Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-macam bentuk (multiform)
Posisi AP
posisi PA
Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif : Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah. Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular. Bayangan bercak milier. Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang )
Infiltrat di kedua lapang paru (+), kavitas pada paracardial sinistra,curiga kp duplek aktif
..CONT TB AKTIF..
Terdapat cavitas pada apex pulmo dextra, infiltrat pada pulmo dextra, sinus costophrenicus lancip
Terdapat infiltrat pada pulmo dextra, kavitas pada apex pulmo dextra, pemadatan hilus dextra, sinus costophrenicus lancip
Terdapat infiltrat di kedua paru, kavitas(), fibrosis (-), sinus costophrenicus lancip
Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB tenang Fibrotik Kalsifikasi Schwarte atau penebalan pleura
..cont tb tenang..
Tampak fibrosis di basis pulmo sinistra, infiltrat (-), sinis costophrenicus lancip
Terdapat infiltrat pada apex pulmo bilateral, kalsifikasi pada lobus superior dextra, corakan bronkovaskular meningkat di kedua lapang paru, terdapat fibrosis pada lobus superior sinistra, sinus costhoprenicus sinistra tumpul
PERLUASAN TB PARU
Pleuritis
Terjadi karena meluasnya infiltrat primer langsung ke pleura atau penyebaran hematogen
TB MILIER
Suatu bentuk tuberkulosa paru dengan terbentuknya granuloma. Penyebaran secara hematogen, umunya terjadi dlm waktu 1 tahun setelah infeksi primer
Tampak lesi radioopaque, kecil, multipel tersebar dikedua pulmo. Sinus costophrenicus lancip
TB PRIMER
..cont TB primer.
Foto torak posisi AP, Terdapat cavitas pada lobus media paru dextra, infiltrat pada lobus media dextra, sinus costophrenicus lancip
CT TORAKS
CT-Scan yang didapatkan dengan collimation 7-mm menunjukkan lokasi kavitas (panah) di segmen anterior lobus kiri atas.
DIAGNOSA BANDING
Aspergillosis
Pneumonia lobaris
PENGOBATAN
Paduan OAT yang digunakan di Indonesia
Pengobatan tuberkulosis dibagi menjadi: TB paru (kasus baru), BTA positif atau pada foto toraks: lesi luas Paduan obat yang dianjurkan : 2 RHZE / 4 RH atau 2 RHZE / 4R3H3 atau 2 RHZE/ 6HE. Paduan ini dianjurkan untuk 1) TB paru BTA (+), kasus baru 2) TB paru BTA (-), dengan gambaran radiologik lesi luas (termasuk luluh paru) Pada evaluasi hasil akhir pengobatan, bila dipertimbangkan untuk memperpanjang fase lanjutan, dapat diberikan lebih lama dari waktu yang ditentukan. (Bila perlu dapat dirujuk ke ahli paru). Bila ada fasilitas biakan dan uji resistensi, pengobatan disesuaikan dengan hasil uji resistensi TB paru kasus kambuh Pada TB paru kasus kambuh menggunakan 5 macam OAT pada fase intensif selama 3 bulan (bila ada hasil uji resistensi dapat diberikan obat sesuai hasil uji resistensi). Lama pengobatan fase lanjutan 5 bulan atau lebih, sehingga paduan obat yang diberikan : 2 RHZES / 1 RHZE / 5 RHE. Bila diperlukan pengobatan dapat diberikan lebih lama tergantung dari perkembangan penyakit. Bila tidak ada / tidak dilakukan uji resistensi, maka alternatif diberikan paduan obat : 2 RHZES/1 RHZE/5 R3H3E3 (P2 TB).