Application of food supplement for increasing growth of wader fish (Rasbora argyrotaenia)
AGUNG BUDIHARJO
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta 57126
ABSTRACT
Nutrients, both of macro- and micro-nutrients are most important factors in fish production. Food supplement than normally used in fish
production is in the form of pellet. Except the pellet, however, there are many substances that cheaply and easily found, and can be used
as food supplement for wader fish (Rasbora argyrotaenia). The aim of this study was to investigate the effect of using food supplements
of pellet, combination between pellet and tofu waste, dedak (mixture of rice and bran), cassava leaf, or Ipomoea aquatica leaf on the
growth of wader fish. The above mentioned substances could promote better growth of fish without disturbing the health of wader fish,
and these substances can be used as alternative food supplements in complement with pellet. The study indicated that the tofu waste was
relatively better than any other mentioned substances of food supplement.
pakan yang diberikan tidak banyak berpengaruh terhadap pH air kolam lebih dipengaruhi oleh cuaca. Pengaruh ada
perubahan suhu dan pH air kolam. Hal ini tampak dari uji tidaknya hujan memberi dampak yang penting bagi
statistik yang menunjukkan bahwa tidak ada beda nyata di perubahan pH air. Dalam kondisi pH air yang secara umum
antara perlakuan pakan yang diberikan, baik terhadap sama dan tidak berubah secara drastis, pengaruh pH
perubahan suhu maupun pH air. Walaupun demikian, dari terhadap laju pertumbuhan ikan wader juga dapat
data pada Tabel 1 dan 2 tampak terdapat sedikit fluktuasi diabaikan. Hal ini karena perubahan-perubahan ini masih
suhu dan pH selama pemeliharaan ikan. Fluktuasi yang dalam kisaran pH optimal ikan-ikan air tawar pada
terjadi masih dalam kisaran optimum untuk pertumbuhan umumnya. Untuk lebih lengkapnya, rata-rata pH air selama
ikan. Suhu air kolam berkisar dari 27,3-29,3oC. Sementara pemeliharaan ikan dapat dilihat pada Tabel 2.
pH air juga tidak mengalami perubahan yang berarti, yaitu
berkisar antara 7,4-7,8. Hasil pengamatan suhu dan pH air Tabel 2. Rata-rata pH air kolam.
dapat dilihat selengkapnya pada tabel berikut.
Perla- Rata-rata pH air kolam pada Minggu ke-
o kuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 1. Rata-rata suhu air kolam ( C)
K 7,6 7,6 7,8 7,7 7,6 7,7 7,6 7,7 7,6 7,5
P 7,6 7,6 7,7 7,6 7,7 7,5 7,4 7,6 7,5 7,5
Perla- Rata-rata suhu air kolam (oC) pada minggu ke- P-D 7,5 7,6 7,7 7,5 7,7 7,6 7,6 7,6 7,5 7,6
kuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 P-K 7,5 7,6 7,6 7,5 7,6 7,7 7,6 7,5 7,6 7,5
K 28,3 28,5 27,4 27,7 27,8 28,5 29,0 28,8 28.7 28.8 P-A 7,8 7,7 7,8 7,7 7,6 7,5 7,5 7,6 7,7 7,7
P 28,3 28,5 27,3 28,2 28,1 27,8 29,3 28,5 28,7 28,7 P-S 7,5 7,7 7,6 7,7 7,8 7,7 7,6 7,5 7,5 7,6
P-D 28,6 28,6 27,4 27,8 28,2 27,7 29,1 28,5 28,8 28,9 Keterangan K: Kontrol ; P-D: pelet + dedak; P-K: pelet + daun
P-K 28,2 28,3 27,5 28,1 27,7 28,2 29,3 28,6 28,8 28,7 kangkung; P-A: pelet + ampas tahu; P-S: pelet + daun singkong;
P-A 28,2 28,4 27,4 27,7 27,8 28,2 29,2 28,5 28,8 28,6
P: pelet
P-S 28,3 28,2 27,4 27,8 27,9 27,6 29,1 28,5 28,7 28,8
Keterangan: K: Kontrol ; P-D: pelet + dedak; P-K: pelet + daun
kangkung; P-A: pelet + ampas tahu; P-S: pelet + daun singkong; Parameter lingkungan yang diamati dan diukur dalam
P: pelet saja penelitian ini hanya meliputi suhu dan pH air. Kedua
parameter ini dipilih karena selama ini dianggap sebagai
Suhu air kolam selama pemeliharaan ikan tampak tidak faktor yang cukup berpengaruh terhadap kelangsungan
beraturan fluktuasinya. Faktor yang mempengaruhi naik hidup dan pertumbuhan ikan. Suhu dan pH air yang sangat
turunnya suhu tersebut bukan karena pengaruh perlakuan fluktuatif dengan kisaran yang cukup besar seringkali
pakan yang diberikan di kolam, namun diperkirakan lebih mudah menimbulkan gangguan bagi ikan, bahkan dapat
dipengaruhi oleh kondisi cuaca selama pengamatan. menimbulkan kematian ikan terutama pada masa-masa
Selama 10 minggu pengamatan cuaca berubah-ubah, awal pertumbuhannya. Selain itu, proses metabolisme
kadang-kadang matahari bersinar cukup terik, namun pada tubuh sangat dipengaruhi oleh suhu dan pH air (Metcalfe,
saat yang lain mendung atau dalam kondisi gerimis. et al., 1988; Wooton, 1992). Walaupun demikian, bukan
Perbedaan cuaca ini menyebabkan suhu udara tidak selalu berarti faktor-faktor lingkungan yang lain tidak ber-
sama dan akibatnya suhu air juga berfluktuasi, walaupun pengaruh terhadap pertumbuhan ikan. Mengingat penelitian
masih dalam kisaran yang sempit. Suhu air kolam selama ini masih merupakan tahap awal untuk menggali informasi
masa pemeliharaan rata-rata juga sama dengan suhu tentang kemungkinan potensi budidaya, masih diperlukan
perairan di sekitar kolam, yang rata-rata berkisar dari 27- banyak penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan teliti,
29oC. khususnya dalam hal pengaruh faktor lingkungan.
Pada umumnya ikan-ikan budidaya air tawar Ikan wader (R. argyrotaenia) umumnya merupakan
menghendaki suhu air berkisar dari 26-30oC. Apabila jenis yang hidup liar tanpa banyak dibudidayakan. Di
dibandingkan dengan kisaran normal ini, kisaran suhu air habitat alaminya, dengan pakan alami yang ada ikan wader
kolam yang dipakai untuk memelihara ikan wader masih ini mampu hidup dan tumbuh dengan baik. Namun, di
memenuhi syarat untuk tumbuh optimal. Suhu yang habitat alaminya pertumbuhan ikan tersebut belum
optimum bagi ikan sangat diperlukan supaya pertumbuhan- maksimal. Hal ini karena pakan alami yang terbatas baik
nya juga optimal. Hal ini berkaitan erat dengan proses kualitas maupun kuantitasnya, serta adanya kompetisi
metabolisme dalam tubuh ikan. Suhu air kolam ini rata-rata dengan hewan-hewan lain. Dalam upaya budidaya,
hampir sama dengan suhu perairan sekitar lokasi ikan pemberian pakan tambahan diharapkan dapat memacu
wader sering ditemukan hidup di habitat aslinya. Dengan pertumbuhan ikan sehingga pada akhirnya dapat memberi
suhu kolam yang secara umum tidak banyak mengalami nilai tambah secara ekonomi. Dalam penelitian sebelumnya
perubahan, faktor suhu bukan merupakan faktor pembatas Budiharjo (2002) menunjukkan bahwa pemberian pakan
yang berarti (Alpers, 1999; Evans, 1998). berupa pelet dapat meningkatkan pertumbuhan ikan. Ikan
Selama masa pemeliharaan ikan, pH air kolam juga wader yang dipelihara dalam kolam tersendiri dengan
tidak mengalami fluktuasi yang terlalu lebar. Fluktuasi diberi pakan tambahan pelet dapat tumbuh lebih cepat dan
yang ada masih dalam kisaran normal. Selama pengamatan lebih besar, baik panjang maupun beratnya daripada yang
pH air kolam berkisar dari 7,4-7,8. Rata-rata pH perairan di hidup liar atau tanpa diberi pakan tambahan.
sekitar kolam berkisar dari 7-8, dan kondisi ini hampir Harga pakan ikan berupa pelet pada saat ini kurang
sama dengan pH air kolam. Sebagai pembanding, kisaran stabil dan relatif mahal. Sementara itu, banyak bahan-
pH air normal bagi beberapa jenis ikan budidaya rata-rata bahan sederhana dan mudah diperoleh yang dapat
berkisar dari 7 sampai 8. Seperti hal nya suhu air, fluktuasi digunakan sebagai pakan ikan wader. Bahan-bahan ini,
BioSMART Vol. 5, No. 1, April 2003, hal. 55-59 59
yaitu dedak, ampas tahu, daun kangkung, dan daun yaitu 24 gram per ekor, dan ini adalah berat paling tinggi
singkong, pada umumnya juga sering diberikan pada dibanding perlakuan yang lain. Hal tersebut menunjukkan
beberapa jenis ikan sebagai pakan tambahan. Diharapkan bahwa sebenarnya masing-masing bahan tambahan pakan
apabila pemberiannya berpengaruh positif, berbagai bahan yang diberikan dapat memberi pengaruh terhadap
tersebut dapat digunakan sebagai bahan pakan substitusi pertumbuhan ikan, walaupun tidak begitu signifikan.
dalam upaya budidaya ikan wader untuk mengurangi Pengaruh tersebut dapat terjadi karena kandungan gizi
ketergantungan pada pelet. masing-masing bahan tambahan tidak sama.
Dari hasil pengamatan selama 10 minggu pemeliharaan
ikan, ternyata pakan tambahan berupa pelet dan campuran Tabel 4. Rata-rata berat ikan per ekor (gram).
lainnya dapat meningkatkan laju pertumbuhan ikan-ikan
wader. Hal ini dapat dilihat dari uji statsistik tentang Rata-rata berat ikan (gram) pada minggu ke-
Perlakuan
panjang dan berat ikan yang menunjukkan adanya beda 6 8 10
nyata antara kontrol dan perlakuan. Dari 5 macam pakan K 12 15 17
P 18 23 24
yang diberikan, ikan diberi pakan tambahan tumbuh lebih
P-D 18 19 20
cepat daripada yang tidak diberi pakan tambahan. Sampai P-K 18 21 22
minggu terakhir, pengamatan ukuran panjang dan berat P-A 19 22 24
ikan yang diberi pakan tambahan lebih tinggi daripada P-S 16 17 19
yang tidak diberi pakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Keterangan: K: Kontrol (pelet saja); P-D: pelet + dedak; P-K:
berbagai pakan tambahan tersebut memiliki kandungan gizi pelet + daun kangkung; P-A: pelet + ampas tahu; P-S: pelet +
yang relatif cukup untuk menunjang pertumbuhan ikan. daun singkong P: pelet
Tabel 3. Rata-rata panjang ikan per ekor (cm). Ampas tahu memiliki kandungan protein yang relatif
tinggi sehingga dapat memacu pertumbuhan ikan wader
Perla- Rata-rata panjang ikan (cm) pada minggu ke- lebih baik daripada bahan tambahan yang lain. Bahkan di
kuan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 akhir pengamatan ukuran ikan wader yang diberi ampas
K 1,2 1,5 2,5 3,8 4,8 5,7 6,6 7,4 8,3 8,8 9,4
P 1,1 1,8 3,2 4,9 6,7 7,9 9,1 9,8 10,2 10,4 10,5
tahu lebih panjang daripada yang diberi pelet saja,
P-D 1,0 1,6 3,2 4,7 6,3 7,6 9,0 9,4 9,7 9,8 10,0 sementara beratnya sama. Sementara itu, untuk bahan
P-K 1,1 1,7 3,1 4,7 6,4 7,6 9,0 9,5 9,9 10,0 10,3 tambahan yang lain pengaruhnya tidak sebagus dengan
P-A 1,0 1,7 3,3 4,8 6,7 7,8 9,2 9,8 10,1 10,4 10,6 pemberian pelet saja, dan yang paling jelek adalah
P-S 1,2 1,7 3,1 4,8 6,2 7,4 8,9 9,3 9,6 9,7 9,9
pemberian daun singkong. Dari data tersebut, menunjukkan
Keterangan: K: Kontrol (pelet saja); P-D: pelet + dedak; P-K:
pelet + daun kangkung; P-A: pelet + ampas tahu; P-S: pelet +
bahwa dibanding bahan yang lain, ampas tahu memiliki
daun singkong. P: pelet. potensi yang paling bagus untuk digunakan sebagai
subtistusi pelet ikan dalam upaya budidaya ikan wader
Kombinasi berbagai pakan tambahan yang diberikan jenis R. argyrotaenia.
pada ikan wader selama masa pemeliharaan, tidak Pada umumnya ikan wader muda masih mengandalkan
berpengaruh secara signifikan terhadap panjang dan berat bahan pakan alami, baru sesudah berkembang mulai
ikan. Hal ini dapat dilihat dari uji statistik yang memerlukan bahan pakan lain. Dari pengamatan selama
menunjukkan bahwa di antara perlakukan tidak ada beda pemeliharaan, mulai minggu ke-3 rata-rata laju
nyata. Dengan demikian berarti pada dasarnya, baik yang pertumbuhan ikan berlangsung lebih cepat. Diperkirakan
diberi pelet saja maupun yang diberikan campuran berbagai pada minggu ke-3 ikan wader mulai banyak mengkonsumsi
bahan pakan lain pengaruhnya terhadap pertumbuhan ikan pakan tambahan. Kemudian, memasuki minggu ke-7 dan
tidak banyak bedanya. Oleh karena itu, untuk mengurangi seterusnya laju pertumbuhannya mulai melambat. Pada
penggunaan pelet sebagai pakan tambahan ikan sebagian ikan wader yang diberi pelet serta yang pakannya
dapat disubstitusi dengan bahan lain, yaitu dedak, ampas dicampuri ampas tahu, pertambahan panjangnya dari awal
tahu, daun singkong, maupun kangkung. Dari penelitian sampai minggu ke-10 relatif sama, dan mulai minggu ke-8
ini, jumlah separo dari pelet yang diganti dengan bahan lain sama-sama laju pertumbuhannya mulai melambat. Karena
masih berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ikan. mulai melambat, ikan wader dapat dipanen mulai minggu
Pengurangan pelet sampai 50% apabila dilihat dari segi ke-8. Lewat dari minggu ke-9 pemberian pakan tidak lagi
ekonomi dapat meningkatkan keuntungan karena bahan- efektif untuk memacu pertumbuhan. Walaupun sedikit
bahan subtitusinya relatih murah dan mudah diperoleh. lebih lambat pertumbuhannya, pemberian bahan-bahan
Walaupun dari uji statistik menunjukkan bahwa di pakan yang lain masih dapat diberikan, dan rata-rata ikan
antara perlakuan yang ada tidak ada beda nyata yang wader dapat dipanen mulai minggu ke-8 atau ke-9.
signifikan, namun apabila diamati data-data yang ada Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian pakan
menunjukkan terdapat sedikit perbedaan. Di akhir masa tambahan berupa pelet dapat meningkatkan pertumbuhan
pemeliharaan, ukuran ikan yang paling panjang adalah ikan wader. Hal ini karena dalam pertumbuhannya ikan
yang pakannya dikombinasi dengan ampas tahu, kemudian memerlukan nutrisi yang cukup. Ikan yang dipelihara tanpa
berturut turut dikombinasi dengan kangkung, dedak, dan pakan tambahan, hanya memperoleh nutrisi dari pakan
daun singkong. Keadaan yang sama juga terjadi pada berat alami saja, misalnya plankton dan algae. Walaupun secara
ikan wader. Berat ikan yang diberi pelet dan ampas tahu alami ikan dapat hidup hanya dengan mengandalkan pakan
sama dengan yang hanya diberi pelet saja adalah sama, alami tersebut, namun nutrisi yang ada belum mampu
memaksimalkan pertumbuhan ikan. Hal ini terbukti dari
60 BUDIHARJO – Pakan tambahan Rasbora argyrotaenia
pertumbuhan ikan-ikan yang dipelihara dengan diberi wader. Ampas tahu aman dan dapat diberikan pada ikan
pakan tambahan. Ikan-ikan ini, selain mendapatkan nutrisi apabila masih dalam keadaan baru. Apabila tidak langsung
dari pakan pakan alami, juga memperoleh nutrisi yang diberikan harus disimpan dalam keadaan kering. Hal ini
terkandung dalam pakan tambahan. Karena nutrisi yang karena apabila disimpan dalam keadaan basah dapat
masuk ke dalam tubuh ikan wader lebih lengkap dan mengalami fermentasi dan menimbulkan racun. Demikian
cukup, pertumbuhan ikan menjadi lebih baik (Christiansen juga dedak aman digunakan apabila dalam keadaan baru
dan Jobling, 1990). atau disimpan dalam keadaan kering. Untuk daun singkong
Walaupun secara tradisionil, para petani ikan seringkali dan kangkung diberikan dalam kesadaan segar karena ikan
memberi pakan tambahan lain dengan daun-daunan, ampas wader kurang menyukai daun-daunan layu.
tahu, atau dedak, namun dampaknya terhadap kesehatan Kondisi ikan yang tetap sehat sampai masa panen akan
ikan belum banyak diketahui. Dalam penelitian ini, berpengaruh terhadap kemampuan tubuh ikan dan proses
dilakukan pengamatan dampak berbagai macam bahan metabolisme. Dengan kondisi yang sehat pertumbuhan ikan
tersebut terhadap kesehatan ikan. Selama 10 minggu dapat berlangsung maksimal. Dilihat dari morfologi luar
pemberian berbagai macam pakan terhadap ikan wader, dan aktivitasnya, ikan-ikan hasil uji tampak sehat. Namun
ternyata tidak memberi pengaruh yang negatif terhadap demikian, masih terbuka kemungkinan untuk melakukan
kesehatan ikan, setelah diuji dengan uji okuler, defensif, berbagai uji fisiologi maupun biokimia untuk mengetahui
dan refleks. Uji kesehatan ini dilakukan karena bahan dampak yang lebih lanjut dari pemberian pakan tersebut.
pakan tambahan yang diberikan akan menjadi tidak
berguna apabila ternyata menyebabkan terganggunya
kesehatan ikan. Berbagai uji ini efektif untuk mengetahui KESIMPULAN
kesehatan ikan karena ikan yang sakit aktivitasnya akan
jauh menurun berbeda dengan ikan yang sehat. Dari Pakan tambahan ampas tahu, dedak, daun singkong,
berbagai hasil uji tersebut, ikan masih tetap tampak sehat. dan kangkung dapat meningkatkan pertumbuhan ikan
wader (R. argyrotaenia). Ampas tahu memiliki potensi
Tabel 5. Hasil uji kesehatan ikan. paling tinggi untuk menjadi pakan tambahan alternatif
untuk budidaya ikan wader.
Hasil Uji Kesehatan
Perlakuan
Uji Defensif Uji Okuler Uji Refleks
K Sehat Sehat Sehat DAFTAR PUSTAKA
P Sehat Sehat Sehat
P-D Sehat Sehat Sehat
Alpers, D.H. 1999. Digestion and absorbtion of carbohydrates and
P-K Sehat Sehat Sehat proteins. Environmental Biology of Fishes 59:23-37.
P-A Sehat Sehat Sehat Budiharjo, A. 2002. Seleksi dan potensi budidaya jenis-jenis ikan wader
P-S Sehat Sehat Sehat dari genus Rasbora. Biodiversitas 3 (2): 225-230.
Keterangan: K: Kontrol (pelet saja); P-D: pelet + dedak; P-K: Cahyono, B. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar: Ikan Gurami, Ikan Nila,
pelet + daun kangkung; P-A: pelet + ampas tahu; P-S: pelet + Ikan Mas. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
daun singkong P: pelet. Christiansen, J.S., and M. Jobling. 1990. The behavioural and the
relationships between food intake and growth of juvenil Arctic charr
Salvelinus alpinis L. fubjected to sustained exercise. Canadian
Pemberian pakan tambahan pelet yang dikombinasi Journal of Zoology 68: 2185-2191.
dengan ampas tahu, dedak, daun singkong, dan daun Evans, D.H. 1998. The Physiology of Fishes. New York: CRC Press.
kangkung menunjukkan bahwa jenis pakan tersebut masih Metcalfe, N.B., F.A. Huntingford, and J.E. Thorpe. 1988. Feeding
intensity, growth rate, and the establishment of life history patterns in
dapat dikonsumsi oleh ikan wader relatif tanpa juvenile Atlantic salmon Salmo salar. Journal of Animal Ecology 57:
menimbulkan gangguan kesehatan. Hal ini dapat dilihat 463-474.
dari pemberian pakan yang dilakukan sejak awal masa Okeyo, D.O. 1999. Herbivory in freshwater; a review. International
pertumbuhannya sampai dewasa. Oleh karena itu, jenis- Journal of Aquaculture Bamidgeh 41: 79-98.
Opuszynski, K., and J.V. Sherman. 1995. Herbivores Fishes: Culture and
jenis pakan tambahan tersebut dapat dikembangkan untuk Use for Weed Management. Florida: CRC Press.
dijadikan alternatif atau substitusi untuk pakan dalam Wooton, R.J. 1992. Fish Ecology. London. Blackie and Sons Limited.
budidaya ikan wader.
Jenis-jenis pakan tambahan alternatif tersebut tidak
mengandung racun yang dapat mengganggu kesehatan ikan