Anda di halaman 1dari 17

makalah usaha pembenihan ikan kosumsi gurame

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 2:

-FITRI MEGA AMALIA

- GANENDRA FARREL F.G

- GINA DWI HANDAYANI

- GRACE ARTANAMI

- HOLIPATU AZZAHRA

- JUWITA ENJELINA

- KHARISMA DEWI

KELAS XI IPS 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena hanya denganizin dan kehendak-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul"Makalah tentang Teknik Pembenihan Ikan
Gurame(Osphronemus gouramy)”.Tujuan dibuatnya makalah ini adalah seabagai tugas dari pelajaran
pkwu usaha Pembeniihan Ikan konsumsi gurame.

Pembenihan ikan konsumsi merupakan aspek penting dalam upaya memenuhi kebutuhan protein
hewani bagi populasi manusia yang terus meningkat. Dalam makalah ini, kami akan membahas berbagai
aspek terkait pembenihan ikan konsumsi, mulai dari pentingnya kegiatan ini dalam mendukung
ketahanan pangan, hingga teknik-teknik pembenihan yang inovatif. Melalui pembahasan ini, diharapkan
dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang peran pembenihan ikan dalam menjaga
ketersediaan sumber protein ikan dan menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan

Semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian makalah ini.Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga bantuan berupa kritik dan saran yang membangun
sangatdi harapkan penulis. Penulis hanya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai ilmu
pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI:

BAB l PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

1.2 tujuan

1.3 perencanaan usaha

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)

2.2 Morfologi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)

2.3 Strain Gurami (Osphronemus gouramy Lac.)

2.4 Habitat dan Penyebaran Ikan Gurami (Osphronemus gouramy Lac.)Habitat asli gurami (

2.5 Kebiasaan Makan Ikan Gurame (Ospphronemus gouramy)

BAB III TEKNIK PEMBENIHAN

3.1 Persiapan Kolam

3.2 Seleksi Induk

3.3Pemijahan

3.4 Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah laut sangat luas. Sekitar 2/3wilayah negara ini
berupa lautan. Dengan cakupan wilayah laut yang begitu luasnya makaIndonesia diakui secara
internasional sebagai negara Maritim yang di tetapkan dalamUNCLOS 1982 yang memberikan
kewenangan dan memperluas wilayah laut Indonesiadengan segala ketetapan yang mengikutinya. Selain
itu juga terjadi perluasan hak-hak berdaulat atas kekayaan alam di ZEE serta landas kontingen serta
Indonesia juga masihmemiliki hak atas pengelolaannatural reseourcesdi laut bebas dan di dasar
samudera.

Budidaya perikanan adalah suatu usaha pemeliharaan dan pengembangbiakanikan atau organisme air
lainnya. Budidaya perikana disebut sebagai perairan atauakuakultur mengingat organisme air yang
dibudidayakan bukan hanya dari jenis ikan sajatetapi juga organisme air lain seperti kerang., udang
maupun tumbuhan air dalam bidang perikanan pada umumnya ikan didefinisikan secara luas tidak
hanya menunjuk pada binatang air yang bersisik dan bernafas dengan insang. Akan tetapi juga
menyangkutsegala organisme yang hidup di air seperti udang, kerang, hingga tanaman air. ikan gurame
merupakan salah satu jenis ikan budidaya yang termasuk dalam 10 jenis yang menjadi target
peningkatan produksi perikanan budidaya. Pada tahun 2009-2014 yang dicanangkan oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Secara alami pertumbuhan ikan gurame relative lambat. Performa
pertumbuhan yang relatif lambat inimerupakan salah satu masalah utama pengembangan budidaya ikan
gurame, yang didugasebagai konsekuensi langsung dari laju pertumbuhan somatik yang rendah (Putra,
2011).Ikan gurame juga merupakan ikan yang telah dibudidayakan secara komersil di beberapa daerah
seperti Jawa Barat (Bogor, Tasikmalaya, Ciamis dan Garut), JawaTengah (Cilacap, Banyumas,
Banjarnegara dan Purbalingga), Yogyakarta (Kulon Progo,Bantul, dan Sleman), Jawa Timur (Tulung
Agung, Blitar dan Lumajang), Sumatera Baratdan Riau (BBPBAT Sukabumi 2013). Peningkatan dan
perkembangan usaha budidayaikan gurame yang semakin luas menyebabkan kebutuhan induk dan
pasokan benih dalam jumlah cukup dan berkualitas baik. Oleh sebab itu disinilah pentingnya
mahasiswamengetahui cara budidaya ikan gurami dengan baik dan benar untuk dapat mengatasi
permasalahan tersebut
Ikan Gurami(Osphronemus gouramy) juga konon ditemukan pertama kali diKepulauan Sunda Besar
(yang sekarang dikenal sebagai Jawa Barat) ini masih satukerabat dengan ikan tambakan dan ikan sepat.
Sebenarnya, gurami bukan jenis ikan barukarena ikan ini telah dikonsumsi oleh masyarakat sejak tahun
1800-an. (Rahmawati &Fadjar , 2007) Ikan ini merupakan salah satu komoditi perikanan air tawar yang
cukup penting apabila dilihat dari permintaannya yang cukup besar dan harganya yang relatiftinggi
dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas, nila, ataupun lele,dan merupakan salah
satu sumber protein yang cukup tinggi, oleh sebab itu, tidakmengherankan apabila ikan gurami menjadi
salah satu komoditi unggulan di sektor perikanan air tawar. Dari segi bisnis juga baik untuk pembesaran
ataupun pembenihanikan gurami sama-sama memiliki peluang yang sangat baik karena permintaan
pasarcukup tinggi meski harga benih maupun harga ikan ukuran konsumsi relatif lebih
mahaldibandingkan komoditas lain seperti ikan mas, nila ataupun lele. Mahalnya harga ikanserta
tingginya permintaan merupakan daya tarik utama bagi petani dalammembudidayakan ikan gurami.Ikan
gurami (

Osphronemus gouramy juga adalah sejenis ikan air tawar yang populer dan disukai sebagai ikan
konsumsi di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Umumnyadikenal dengan nama gurami, ikan ini juga
memiliki beberapa sebutan lokal sepertigurami di daerah Sunda, grameh di daerah Jawa dan kaloi di
Myanmar. Ikan guramidikenal sebagai raja ikan konsumsi air tawar. Rasa dagingnya lezat dan teksturnya
yangkesat menjadikan hidangan gurami bukan sesuatu yang murah. Ikan gurami juga disukaisebagai ikan
hias akuarium. Harganya yang tinggi juga disebabkan oleh lamanya pemeliharaan yang dibutuhkan
untuk menghasilkan ukuran konsumsi dan lamanya ikangurami untuk mencapai ukuran induk. Selain itu,
belum ada teknologi yang bisa memacu pertumbuhan bobotnya sehingga antara kebutuhan dan
pasokan selalu tidak seimbang,untuk mencapai ukuran konsumsi dengan berat badan minimal 500 gram
dari benih yang berukuran 1 gram memerlukan waktu pemeliharaan lebih dari satu tahun (Sarwono
danSitanggang 2007).Menurut Prihartono (2004), Ikan gurami

(Osphronemus gouramy) merupakansalah satu spesies ikan konsumsi asli Indonesia yang tersebar di
kawasan Asia Tenggara.Ikan ini mempunyai daging yang empuk dan lezat, sehingga ikan ini sangat
digemari danmenjadi salah satu ikan konsumsi yang banyak di minati masyarakat. Selain itu ikangurami
merupakan ikan yang bernilai nilai ekonomis yang tinggi, selain dipasarkan didalam negeri, gurami juga
berpotensi dipasarkan ke luar negeri. Namun hingga saat iniuntuk kebutuhan ikan gurami dalam negeri
saja masih belum terpenuhi
1.2 Tujuan

1.Taruna dapat merangkum literatur untuk mengetahui cara pembenihan ikangurami

2.Taruna dapat mengetahui bagaimana cara memberikan ikan gurame dengan baik

1.3 perencanaan usaha

Perencanaan usaha pembenihan ikan konsumsi gurame memerlukan beberapa langkah penting. Berikut
adalah panduan umum untuk memulai usaha pembenihan gurame:

Studi Pasar:

Lakukan penelitian pasar untuk memahami permintaan ikan gurame konsumsi di wilayah
Anda.Identifikasi pesaing dan potensi pasar untuk menentukan potensi keuntungan.

Identifikasi Lokasi:

Pilih lokasi yang sesuai untuk pembenihan gurame, termasuk air yang bersih dan kondisi lingkungan
yang baik.

Izin Usaha:

Pastikan Anda mendapatkan izin usaha dan izin lingkungan yang diperlukan dari otoritas lokal.

Konstruksi Kolam:

Bangun kolam pembenihan dengan peralatan yang sesuai dan perhatikan aspek kualitas air, aerasi, dan
drainase.

Manajemen Air:

Perhatikan kualitas air dan suhu yang cocok untuk perkembangan gurame muda.

Pakan dan Pemeliharaan:

Berikan pakan berkualitas dan pantau pertumbuhan serta kesehatan ikan gurame.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)

Gurami atau biasa dikenal dengan sebutan ikan gurami merupakansalah satu jenis ikan air tawar yang
telah lama dikenal dan dibudidayakan olehmasyarakat Indonesia. Sejak tahun 1802, ikan gurami
(Osphronemus gouramy Lac.) sudah ditulis orang sebagai ikan hias dan ikan konsumsi. Ikan gurami di
publikasikan secara besar-besaran pada tahun 1985. Tempat asal ikan guramiyang asli belum diketahui,
namun menurut The Complete Aquarist’s Guide toFreshwater yang diedit oleh John Gilbert, disebutkan

bahwa ikan gurami berasal dari Kepulauan Sunda Besar. Ikan gurami tersebar ke seluruhKepulauan
Indonesia seperti Sulawesi Utara, Madura, Sumatera Barat, danSumatera Utara serta negara tetangga
seperti Filipina (Sitanggang danSarwono, 2007).Menurut Saanin (1984), ikan gurami (Osphronemus
gouramyLac.)diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Pisces

Subkelas: Actinopterygii

Super Ordo : PerciformesOrdo : LabyrinthiciSub

ordo : Anabantoide

famili :Anabantidae
2.2 Morfologi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)

Berdasarkan Sitanggang dan Sarwono (2007), gurami mempunyai bentuk badan yang khas dengan
bentuk tubuhnya agak panjang, pipih, dan lebar. Badantertutupi oleh sisik yang kuat dengan tepi yang
kasar. Ikan ini memiliki ukuranmulut yang kecil yang letaknya miring tidak tepat di bawah ujung
moncong. Bibir bawah terlihat sedikit lebih maju dibandingkan dengan bibir atas dan dapatdisembulkan.
Menurut Respati dan Santoso (1993),

warna badan umumnya birukehitam-hitaman, bagian perut berwarna putih, bagian punggung
berwarnakecoklatan.Warna tersebut akan berubah menjelang dewasa, yakni pada bagian punggung
berwarna kecoklatan dan pada bagian perut berwarna keperakan ataukekuningan.

Pada ikan gurame muda terdapat garis tegak berwarna hitam berjumlah± 7 – 8 buah dan akan tidak
terlihat bila sudah menjadi ikan dewasa.

Keterangan :

a. mulut

b.operkulum

c.sirip dadau

d.sirip perut

e.sirip anal

f.sirip ekorg.

sirip punggungBerdasarkan Jangkaru (1998), pada dasar sirip dada ikan gurami betinaterdapat tanda
sebuah lingkaran hitam, sedangkan pada ikan gurami jantan tidak ada.Induk betina ditandai dengan
bentuk kepala atas datar, ada bintik hitam pada kelopaksirip dada dan rahang bawah tipis, sedangkan
pada induk jantan memiliki benjolan diatas kepala, tidak ada bintik hitam di kelopak sirip dada dan
rahang bawahnya tebal.Menurut Risky, Julius dan Prasetya (2011), ikan gurami jantan memiliki tutup
insang berwarna kekuningan, dasar sirip dada berwarna lebih putih, warna badan kemerahan,dan hitam
terang, serta gerakannya lebih lincah. Pada ikan gurami betina, tutup insang berwarna putih kecoklatan,
dengan dasar sirip dada berwarna kehitaman, warna badanyang relatif lebih terang, dan gerakannya
cenderung lamban.Badan gurami pada umumnya berwarna biru kehitaman dan bagian perut berwarna
putih. Warna tersebut akan berubah menjelang dewasa, yakni pada bagian punggung berwarna
kecoklatan dan pada bagian perut berwarna keperakan ataukekuningan. Jari-jari pertama sirip perut
merupakan benang panjang yang berfungsisebagai alat peraba. Ujung sirip punggung dan sirip dubur
dapat mencapai pangkalekor. Sirip ekor berbentuk busur. Pada dasar sirip dada ikan gurami betina
terdapattanda berupa sebuah lingkaran hitam. (Jangkaru, 1998). Induk jantan ditandai dengan benjolan
di kepala bagian atas, rahang bawah tebal dan tidak adanya bintik hitam dikelopak sirip dada. Sedangkan
induk betina ditandai dengan bentuk kepala atas datar,rahang bawah tipis dan adanya bintik hitam pada
kelopak sirip dada. Untuk lebih jelasnya, perbedaan ikan gurami jantan dan betina dapat dilihat pada
gambar 2 dan 3 berikut
2.3 Strain Gurami (Osphronemus gouramy Lac.)

Menurut Sitanggang dan Sarwono (2007), berdasarkan daya produksi telur,kecepatan tumbuh, dan
bobot maksimal gurami dewasa, pembudidaya ikan gurami(Osphronemus gouramy Lac.) di Bogor
membedakan ada 6 macam varietas ataustrain gurami, diantaranya gurami angsa, jepun, blausafir, paris,
bastar, dan porselen. Namun berdasarkan warna, terdapat ikan gurami hitam, belang dan albino
(putih).Menurut Susanto (2002), walaupun sekian banyak strain gurami, namun yang umumdan banyak
dikenal oleh masyarakat luas hanya berdasarkan bentuknya saja, yakniada dua macam, gurami jepang
(jepun) dan gurami angsa (soang).

2.4 Habitat dan Penyebaran Ikan Gurami (Osphronemus gouramy Lac.)Habitat asli gurami
(Osphronemus gouramy Lac.)

adalah perairan tawar yangtenang dan tergenang seperti rawa dan sungai dengan kadar oksigen yang
cukup danmutu air yang baik. Apabila dibudidayakan di daerah dataran rendah denganketinggian 50 –
600 m dari permukaan laut ikan gurami akan berkembang dengan baik.Ikan gurami juga akan
menunjukkan pertumbuhan optimal apabila dikembangkan didataran dengan ketinggian 50-400 m dari
permukaan laut dengan suhu 24-28

2.5 Kebiasaan Makan Ikan Gurame (Ospphronemus gouramy)

Menurut Bachtiar (2010), ikan gurami termasuk hewan omnivora, yakni pemakantumbuh-tumbuhan
dan daging. Di habitat aslinya, jenis makanan gurami adalahfitoplankton, zooplankton, serangga, dan
daun tumbuhan lunak. Fitoplankton sepertirotifera, insuforia dan chlorella di konsumsi oleh gurami
stadium larva.sementara zooplankton, seperti daphnia, cladocera, dan serangga, biasanya dikonsumsi
guramistadium benih, dari yang berukuran biji oyong, gabah, hingga ukuran kuku jempol.Setelah
dewasa, gurami lebih menyukai tumbuhan air sebagai makanannya,seperti mata lele (azolla), ekor
kucing (hydrilla), ekor tupai (myriophyllum), apu api( pistis), kangkung air, genjer, ceratopgyllum, dan
lemna. Selain tumbuhan air, gurami juga memakan pakan alami berupa tumbuhan darat, seperti daun
talas atau sante, daun pepaya, daun ubi kayu (singkong), dan kangkung. Jika dibudidayakan, gurami bisa
diberi pakan tambahan berupa pellet
BAB III

TEKNIK PEMBENIHAN

Menurut Nugroho (2012), kegiatan pembenihan ikan terdiri dari pemeliharaaninduk, pemilihan induk,
persiapan kolam, pemijahan, teknikpemijahan ikan, penetasantelur, pemeliharaan larva, sampai
pendederan benih.Salah satu tujuan dari pembenihanadalah untuk menghasilkan benih denganukuran
tertentu. Satuan produksi pembenihanikan adalah jumlah (ekor),sedangkan ukuran benih dinyatakan
dalam panjang (cm).Usaha pembenihandapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu secara alami
(tradisional),semitradisional (induce spawning), dan buatan (artificial spawning).

3.1 Persiapan Kolam

Persiapan kolam untuk pemijahan induk ikan gurami meliputi :

a. Pengeringan kolamPengeringan kolam pemijahan dilakukan selama 2 – 3 hari. Tujuan dari


pengeringan kolam ini adalah untuk membunuh hama dan sumber penyakit sertamenghilangkan nitrit
yang ada di dasar kolam. Hama pengganggu di kolam dapat berupa ular air, keong mas, cacing , ikan-
ikan liar dll, sedangkan sumber penyakitdapat berupa bakteri yang dapat diberantas atau dikurangi
dengan cara penjemurankolam. Tujuan pengeringan kolam yang lain adalah untuk memberikan suasana
baru bagi gurami, karena tanah yang kering akan memiliki bau yang khas saat terendam airyang akan
merangsang induk ikan untuk memijah. Setelah dikeringkan, kolam diisi airdengan ketinggian air kolam
0,75 - 1 m. Air dibiarkan + 4 hari agar tumbuh kelekap(plankton) di pinggir-pinggir kolam sebagai
persediaan pakan bagi induk gurami, daninduk siap dimasukkan ke kolam pemijahan.

b. Pembersihan Pematang dari Rumput-rumput LiarRumput-rumput yang tumbuh di pematang kolam


dibersihkan agar tidakdijadikan tempat penempelan sarang telur oleh induk gurami. Selain itu rumput
yangdibiarkan tumbuh liar di pinggir pematang juga dapat menjadi tempat persembunyianhama
pengganggu.

c. Pengisian Air KolamKolam diisi air setinggi 70 – 100 cm karena gurami memang memiliki tubuh yang
lebar (tinggi). Gurami juga merupakan ikan yang hidup di perairan dasar (dalam)dan suka bergerak
secara vertikal (naik turun), kadang muncul ke permukaan danmenyembulkan kepalanya ke atas
permukaan air bila perairan miskin oksigen,sehingga gurami memerlukan perairan yang airnya relatif
dalam bagi pergerakannyatersebut

.d. Memasang kerangka sarang dan bahan pembentuk sarang.


Kerangka sarang (sosog) dipasang pada pematang yang sepi, tidak banyakorang berlalu-lalang agar induk
gurami tidak terganggu, sedang bahan pembentuksarang dipasang tidak jauh darisosog untuk
memudahkan induk gurami membuatsarangnya. Kerangka sarang dan bahan pembentuk sarang yang
digunakan.

a. Sosog bahan bambu

b. Sosog bahan plastikSendjaya dan Rizki ( 2002 ) menyebutkan bahwa induk gurami akan
membuatsarangnya sendiri untuk meletakkan telurnya, sehingga petani atau pembudidaya ikanharus
mempersiapkan bahan yang dapat dijadikan sarang oleh induk gurami padakolam pemijahan. Kerangka
sarang (sosog) dibuat dari bambu yang dianyam berbentukkerucut.

Sosog dipasang dengan cara menancapkan tangkainya pada pematang kolam.Posisisosog yang baik
adalah terendam air sedalam 10 – 30 cm, untukmemudahkan pengawasan dan pemanenannya. Selain
itu juga untuk menjaga agar teluryang berada dalam sarang tidak terlalu banyak terkena partikel lumpur.
Satu ekorinduk betina, biasanya hanya membutuhkan satu sarang untuk meletakkan telur, namundalam
kolam pemijahan sebaiknya dipasang 3 – 4 buah kerangka sarang (sosog) agarinduk gurami mudah
menentukan pilihannya. Tidak jauh dari sosog

dibuat para- paradari bambu untuk meletakkan ijuk, sabut kelapa atau bahan sejenis yang
dapatdijadikan sarang oleh induk gurami.Menurut Khairuman dan Amri (2003), sarang untuk
meletakkan telur sebaiknya berupa sarang buatan, yaitusosog
yang telah dibuat kemudian ke dalamnyadimasukkan bahan sarang yang disusun menyerupai sarang
burung sehingga induk jantan tinggal memperbaiki sarang tersebut. Hal ini dimaksudkan agar induk
jantanlebih cepat dalam membuat sarangnya sehingga waktu yang ada dapat digunakan olehinduk
jantan untuk memikat induk betina dan diharapkan dapat mempercepat proses pemijahan.

3.2 Seleksi Induk

Gurami yang akan dijadikan induk berumur kurang lebih 4 tahun dengan berat2 – 3 kg untuk jantan,
dan umur minimal 3 tahun dengan berat 2 – 2,5 kg untuk betina(Sendjaya dan Rizki , 2002). Sedang
menurut Khairuman dan Amri (2003), bobotgurami yang pantas untuk dijadikan induk adalah 1,5 – 2
kg/ekor. Masa produksioptimal induk betina berlangsung selama 5 – 7 tahun. Semakin tua umur induk
gurami, jumlah telur yang dihasilkan semakin menurun, tetapi kualitas telurnya semakin baik.

3.3Pemijahan

Induk dapat dipelihara pada kolam tembok/ tanah, baik secara massal maupun berpasangan dengan
sistem sekat. Kolam pemeliharaan induk sekaligus berfungsiuntuk kolam pemijahan dengan kepadatan
penebaran 1 ekor/m2. Untuk kegiatan pemijahan dapat menggunakan perbandingan induk jantan :
betina = 1 : 3-4. Pakanyang diberikan berupa pelet terapung (kadar protein ± 28% sebanyak 2%
biomass/haridan daun sente/talas sebanyak 5% bobot biomass/hari.Untuk memudahkan induk jantan
membangun sarang, kolam induk diberitempat dan bahan sarang. Tempat sarang berupa keranjang
plastik bulat diameter 20-25cm atau tempat lain yang serupa yang ditempatkan pada kedalaman 10-15
cm dibawahpermukaan air.

Bahan sarang berupa sabut kelapa, ijuk atau bahan lain yang dapatdibuat sarang yang ditempatkan
dipermukaan air sekitar tempat sarang (Gambar 4).Ikan jantan yang sudah memijah akan membangun
sarang untuk menampung telur dariinduk betina. Biasanya, induk jantan memerlukan waktu 1-2 minggu
untukmembangun sarang. Pada pemijahan secara massal, dapat disediakan sarangsejumlah induk
jantan yang ada dengan jarak antarsarang sekitar 1-2 m. Hal inidimaksudkan untuk menghindari adanya
persaingan dalam membangun sarang.Adapun kolam pemijahan dapat dilihat pada gambar

3.4 Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva

Bila sudah dipastikan bahwa sarang sudah berisi telur, maka sarang dapatdipanen untuk dipindahkan ke
tempat penetasan telur. Panen dilakukan denganmengangkat sarang secara hati-hati ke dalam ember
yang berisi air kolam. Penggunaanair kolam dimaksudkan agar kondisi air tidak berubah (sama) untuk
mengurangikematian telur. Penggunaan air yang diambil dari luar kolam dikhawatirkan akanmemiliki
suhu dan pH yang berbeda dengan tempat sarangnya sehingga faktorlingkungan yang fluktuatif dapat
mengakibatkan kematian telur ikan (dapat dilihat pada Gambar 6A).Untuk membedakan telur yang
hidup dan mati dapat dilihat dari warnanya.Telur yang hidup berwarna kuning cerah bening atau
transparan, telur yag mati/rusak berwarna kusam, kuning muda agak keputih-putihan. Telur mengalami
kematiankarena tidak dibuahi. Telur tersebut dengan cepat diserang cendawan berwarna putihyang
disebut Saprolegnia

Setelah terserang, telur mati akan membusuk dan akanmengganggu perkembangan telur yang hidup
( dapat dilihat pada Gambar 6B).Telur-telur yang rusak dan mati dibuang, kemudian telur yang
hidupdiletakkan pada wadah penetasan yang sebelumnya telur telah dihitung jumlahnya(dapat dilihat
pada Gambar 6C). Wadah penetasan yang digunakan bisa berupa bak- bak atau ember plastik
bervolume 20 liter, paso berdiameter 50 cm yang terbuat daritanah liat, atau akuarium dengan ukuran
100 x 50 x 40 cm. Kepadatan telur 150-175 butir per liter. Wadah penetasan ini telah dipersiapkan 1-2
hari sebelumnya dengandiisi air kolam dan air bersih. Ketinggian air disarankan sekitar 20 cm,
kemudiandiberi larutanmethylene blue

sebanyak 1 cc/ liter untuk mensucihamakan air di wadah penetasan. Sehari sebelum telur dimasukkan,
air dalam bak penetasan diaerasi terlebihdahulu agar cukup mengandung oksigen. Telur akan menetas
dalam waktu 30 –36 jam
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan laporan yang saya buat ini dapat disimpulkan bahwa ikan guramememiliki 6 macam
varieteas atau strain berdasarkan daya produksi telur, kecepatantumbuh, ukuran/bobot maksimal
gurame dewasa. Masing-masing adalah Angsa (soang,geese, gourami), Jepun (jepang,jeponica),
Blausafir, Paris, Bastar (pedaging) danPorselan. Berdasarkan warna terdapat warna hitam, albino (putih)
dan belang. Dankehidupan organisme akuatik termasuk ikan sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkunganseperti suhu, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, derajat keasaman (pH), dan
salinitas.Oleh karena itu, faktor-faktor tersebut harus dikendalikan dalam hal budidaya. Dan
pakantambahan dari ikan gurame yaitu pellet, keong mas dan serangga. Dan juga penyakit padaikan
gurame yaitu bintik putih (white spot) yang disebabkan jenis protozoa lchtyopthiriusyang menyerang
benih dan induk ikan gurame.

B. Saran

Semoga laporan paper yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca.Dan tidak lupa kami
berharap laporan paper ini memberikan sedikit gambaran kepadataruna, tentang bagaimana teknik
pembenihan ikan gurami
DAFTAR PUSTAKA

-------, 2000.Standar Nasional Indonesia Induk Ikan Gurami (Osphronemus goramy, Lac.)Kelas Induk
Pokok (Parent Stock).

Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.BBPBAT Sukabumi.2013. Teknik Pembenihan Ikan Gurame.


Direktorat Jendral BudidayaKementerian Kelautan dan Perikanan.Beveridge, M.

Cage aquaculture. Fishing News Book. Ttd. Farnham: Surrey,Birmingham, Alabama: Birmingham
Publishing CO. Djariah, A.B. 1995.Pakan Ikan Alami.Jakarta: Penerbit Kanisius.

Efriantii, R. 2013.PemberianEkstrak Batang Pisang Ambon


(Usaaradisiaca)PadaMediaPemeliharaanUntuk MeingkatkanKelangsunganHidupLarva Ikan
Gurame(OsphronemusGouramy).SkripsiDepartemen BudidayaPerairanFakultasPerikanan Dan
IlmuKelautanInstitut PertanianBogor.

Bogor.England. Boyd, C.T. 1990.Water Quality in Ponds for Aquaculture.Husein, 1999.Status dan
Perencanaan Pengembangan Perikanan Perairan Umum di Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai