Anda di halaman 1dari 5

NAMA NPT KELAS

: Nurain Silvana Akuba : 13.11.2546 :Geofidika Semester IV

TEKTONIK INDONESIA

SEJARAH LEMPENG TEKTONIK


Tektonik berasal dari kata Greek "tectos yang berarti membangun. Dalam sejarah
perkembangan teori tektonik terdapat dua kelompok pemikir yakni, kelompok fixist menganggap bahwa benua (daratan) dan samudera tidak pernah berubah posisinya sejak bumi lahir dan kelompok mobilist menganggap bahwa benua (daratan) dan samudera selalu berubah posisinya sejak bumi lahir. Teori yang meliputi konsep-konsep lama (kontinental drift) dikembangkan selama satu setengah abad sejak abad ke-20 oleh Alfred Lothar Wegener tentang lantai samudra (seafloor) pada tahun 1960-an. Lempeng tektonik memiliki tebal sekitar 100 km (60 mill) yang terdiri dari dua jenis bahan pokok yaitu kerak samudra (disebut juga sima yang terdiri dari silikon dan magnesium) dan kerak benua (disebut juga sial yang terdiri dari silicon dan

megnesium). Komposisi dari dua jenis lapisan terluar atau kulit dari kerak samudra adalah batuan basalt (mafic) dan kerak benua terdiri dari batuan granitic yang prinsip kepadatannya rendah. Permukaan bumi terdiri dari 15 lempeng besar (mayor) dan 41 lempeng kecil (minor), 11 lempeng kuno dan 3 dalam orogens, dengan jumlah keseluruhan 70

lempeng tektonik yang tersebar di seluruh permukaan bumi. dari ke 70 lempeng tersebut dua ratus juta tahun yang lalu semua berawal dari satu kesatuan.

Pandangan mengenai keadaan permukaan bumi di mana benua-benua digambarkan sebagai benda-benda yang mengapung, bergeser dan berpindah dari kedudukan awalnya (teori ini sangat radikal dan revolusiner pada saat itu). Menurut Wagener continental drift terjadi akibat gaya sentripetal rotasi bumi akibatnya sebagian besar ilmuwan saat itu menolak teori tersebut. Kegagalan teori ini adalah tidak dapat menjelaskan mekanisme gaya penyebab bergesernya masa benua sangat besar (solid rock) pada jarak yang jauh. Pada tahun 1912 Alfred Lothar Wegener menyatakan gejala pemisahan dan pergeseran benua yang di sebut dengan Benua PANGEA yakni benua Atlantik, India, Australia, Eurasia dan Antartika.

Rekontruksi benua dan samudra Perkembangan lempeng tektonik menurut beberapa para ilmuan, Sir Francis Bacon (1620) : dalam Novum Organum berpendapat adanya kesamaan bentuk antara pantai barat Afrika dan Amerika Selatan (Pantai Atlantik dan Pasifik) Francois Placet (1666) : menghubungkan terpisahnya amerika dengan banjir Nabi Nuh. Dia berpendapat amerika pada awalnya adalah satu dan terpisah dari Eropa dan Afrika karena pengaruh Atlantis Antonio Snider-Pellegrini (1858) membuat postulat teori apungan (drift) dan hubungannya dengan multiple catasrophism-banjir besar sebagai katatropa akhir Lahir teori uniformitarianism/ actualism oleh James Button (mid 19th)

F.B Taylor (1910) : drift sangat berperan dalam membentuk jalur pegunungan dan asal usul tata ruang bumi

Harry.H.Hess dan R.S. Dietz (1961) mengenalkan teori sea floor spreading. Oceanic crust berasal dari mantel bumi dan lahir di mid oceanic system (vulcanic submarine) Oceanic crust (Si-Ma) lebih tipis daripada Continental crust (Si-Al). Pergerakan lateral oceanic crust akibat arus konveksi pada mantel atau Oceanic crust menunjam dibawah continental crust pada palung samudera (permukaan bumi konstan).

Holmes (1928) : pergerakan continent diakibatkan oleh arus konveksi akibat energi panas peluruhan radio aktif.

Melalui erus konveksi di dalam mantel bumi, magma naik dan muncul di permukaan di punggung-punggung samudera dan menyusup kedalam mantel pada palung.

Penemuan-penemuan baru di bidang ilmu kelautan dan hipotesa pemekaran lantai samudera.

Anda mungkin juga menyukai