Anda di halaman 1dari 30

AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM)

Disusun Oleh:

Nurul Muzammila P27824110089 Non Reguler/ Semester V

KELAS NON REGULER (SEMESTER IV) POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN KAMPUS SUTOMO SURABAYA 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Pelayanan KB (AKDR). Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pelayanan KB. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada : 1. Ibu Dwi Purwanti, S.KP., M.Kes, selaku dosen mata kuliah Pelayanan KB. 2. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini 3. Dan juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih kepada pembaca, dan kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini.

Surabaya, 24 April 2011

Penulis
2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera(NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkankeluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa(Saefuddin, 2003). Berdasarkan visi dan misi tersebut, program eluarga berencana nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam kontribusi tersebut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional(BKKBN) telah mewujudkan

keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental dasn perilaku masyarakat dalamupaya membangun keluarga berkualitas Dewasa ini diperkirakan lebih dari 100 juta wanita yang memakai AKDR, sebagian besar penggunanya ( 0%) terdapat di Cina. Di negara maju angka penggunaan AKDR hanya 6% dan di Afrika bahkan hanya 0,5%. Sementara di Indonesia sendiri pemakai AKDR adalah 22,6% dari semua pemakai metoda kontrasepsi. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) sekarang ini diyakini sebagai salah satu alat yang secara efektif mampu menghindari

terjadinya kehamilan dalam rentang waktu yang cukup panjang (2-6 tahun). Sebenarnya penggunaan kontrasepsi ini bukan merupakan sesuatu hal yang baru, tetapi perkembangan dan aplikasinyalah yang terus mengalami pembaruan. Angka kegagalan hanya satu dalam 125-170 kehamilan, Akseptor tidak perlu mengingat-ingat kapan dia harus berKB. Tidak ada pengaruh terhadap lingkungan sexual, meningkatkan kenyamanan tanpa takut hamil. Adapun berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akseptor KB agar tidak terjadi ialah persepsi setelah pemasangan yaitu pengetahuan akseptor KB tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi, status kesehatan klien sebelum berKB, tahu efek samping, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya lingkungan dan orang lain.

Namun begitu tidak semua klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR dikarenakan berbagai alasan yang berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses pemasangan , dilarang oleh suami, dan kurang mengetahui tentang KB AKDR. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswa dapat mengetahui gambaran umum pelayanan kontrasepsi KB terutama AKDR. 1.2.2 Tujuan Khusus 1.2.2.1 Mahasiswa dapat menjelaskan sejarah AKDR 1.2.2.2 Mahasiswa dapat menjelaskan definisi AKDR 1.2.2.3 Mahasiswa dapat menjelaskan macam-macam AKDR 1.2.2.4 Mahasiswa dapat menjelaskan keuntungan dan kerugian masing-masing AKDR 1.2.2.5 Mahasiswa dapat menjelaskan komplikasi dari pemasangan AKDR 1.2.2.6 Mahasiswa dapat menjelaskan penanganan efek samping AKDR

1.3 Manfaat 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai sejarah AKDR Memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai pengertian AKDR Memberikan pengetahuan pada mahasiswa macam-macam AKDR Memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai keuntungan dan kerugian memakai metode kontrasepsi AKDR. 1.3.5 1.3.6 Memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai komplikasi AKDR Memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai penanggulangan efek samping AKDR

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Sejarah AKDR Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD mempunyai sejarah

perkembangan yang sangat panjang sebelum generasi III dengan keamanan, efektivitas, dan penyulit yang tidak terlalu besar. Hipocrates telah membuat alat untuk memasukkan batu-batu kecil ke dalam rahim, sehingga tidak terjadi kehamilan pada onta. Richter dari Polandia 1909 membuat AKDR dari benang sutra tebal yang dimasukkan ke dalam rahim. Pada tahun 1930 Grafenberg dari Jerman membuat cincin dari benang sutra dan perak untuk menghindari kehamilan dengan hasil memuaskan. Dan seterusnya alat kontrasepsi dalam rahim berkembang hingga sekarang. (Manuaba, 1998) AKDR mempunyai sejarah yang panjang sebelum generasi ketiga dengan keamanan, efektivitas, dan penyulit yang tidak terlalu besar. Hipocrates telah mencanangkan agar pranata ekonomi dan penduduk berjalan seiring, jumlah penduduk harus dikendalikan. Hipocrates telah membuat alat untuk memasukkan batu-batu kecil kedalam rahim, sehingga tidak terjadi kehamilan pada onta. (Manuaba: 1999) Tulisan ilmiah tentang AKDR untuk pertama kali dibuat oleh Richtaer di Polandia pada tahun 1909. Pada waktu itu ia mempergunakan bahan yang dibuat dari bahan sutera. Graverbreng pada tahun 1928 melaporkan pengalamannya dengan AKDR yang dibuat dari benang sutera yang diikat satu sama lain, sehingga berbentuk bintang segi enam. Oleh

karena itu AKDR yang berbentuk segi enam ini mudah sekali keluar, maka kemudian ia membuatnya dalam bentuk cincin dari perak. Ia melaporkan angka kehamilan AKDR dari cincin perak ini hanya 1,6% diantara 2000 kasus. (Sarwono : 2005) Ota dari jepang pada tahun 1934 untuk pertama kalinya membuat AKDR dari plastik yang berbentuk cincin. Mula-mula ia membentuk AKDR dari cincin yang dibuat dari benang sutera yang dipilin dan dari logam yang mudah dibengkokkan. Oleh karena sukar memasang cincin dari logam ini maka ia kemudian membuat cincin dari plastik. Oppenhimer dari Israel dan Ishihama dari Jepang pada tahun 1959 menerbitkan tulisan-tulisan tentang pengalaman mereka dengan AKDR. Sejak saat itu dan dengan ditemukannya antibiotika yang mengecilkan risiko infeksi, penerimaan AKDR makin meningkat. Antara tahun 1955-1964 bermacam-macam AKDR diciptakan. AKDR telah dipergunakan secara umum dalam program KB. AKDR yang mula-mula dipakai adalah jenis lippes loop, yang pada waktu itu diseponsori oleh Perkumpulan Keluaga Berencana Indonesia (PKBI). Pada tahun 60-an mulai dilakukan penyelidikan terhadap AKDR yang mengandung bahan-bahan seperti tembaga, seng, magnesium, timah, progesterone, dan lain-lain. (Sarwono: 2005) Perkembangan seterusnya pada tahun 1960 melahirkan AKDR berbentuk Loophasil karya Jack Lippes. Kemudian berturut-turut tahun 1968-1969, Zipper menambahkan Cu (tembaga) dan Doye dan Clewe (Amerika) menggunakan

progestinsebagai bahan anti fertilitas. Penelitian untuk mendapatkan jenis AKDR yang paling efektif, dan aman dipakai masih terus berlangsung hingga sekarang. 2.2 Pengertian AKDR IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam rahim, terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacam-macam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk spiral. Spiral tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan (dokter / bidan terlatih). Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu untuk memastikan kecocokannya. Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau segera 40 hari setelah melahirkan.(Subrata,2000:33). Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) merupakan suatu alat yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya macam-macam, Alat ini berfungsi untuk mencegah bersemainya sel telur yang telah dibuahi rahim. Alat ini sangat efektif dengan kemampuan
6

sampai 97-98% dalam mencegah kehamilan, Lama pemakaiannya dapat mencapai 4-5 tahun. Selama pemakaian akan diajarkan bagaimana memeriksa sendiri apakah alat kontrasepsi tersebut masih ada didalam rahim dengan cara meraba rahim didalam meraba benang AKDR/IUD tersebut dengan vagina. (Rustam :1998). AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang,dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktip (Saefuddin,2003) AKDR atau IUD atau Sepiral adalah suatu alat yang dimasukan ke dalam rahimwanita untuk tujuan kontrasepsi (Mochtar, 1998)AKDR adalah suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim (Prawirohardjo,2005) AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkanke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003) 2.3 Jenis jenis AKDR

2.3.1 AKDR Non-hormonal Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastik(polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak. 2.3.1.1 Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi : 1. Bentuk terbuka (oven device) Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T 2. Bentuk tertutup(closed device)
7

Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.

2.3.1.2 Menurut Tambahan atau Metal: 1. Medicated IUD Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375 2. Un Medicated IUD Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon. IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T. Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 200mm2. Menurut Hanafi (2003, hal: 216-23) IUD yang mengandung hormonal : 1. Progestasert-T = Alza T Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam. Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcgprogesteron per hari Tabung insersinya berbentuk lengkung Daya kerja :18 bulan Tehnik insersi: plunging?(modified withdrawal)

2. LNG-20 Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari Sedang diteliti di Finlandia Angka kegagalan /kehamilan sangat rendah: 0,5 per 100wanita per tahun Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan hait yang sangat sedikit. Dalam Program KB Nasional, terdapat beberapa macam Alat kontrasepsi Dalam
8

Rahim (AKDR), antara lain : Lippes Loop yang terbuat dari plastic dan berbentuk spiral Multi Load C 250, yang berbentuk jangkar dan dililiti logam tembaga Copper T 200 B, yang terbuat dari plastic halus , berbentuk T, dan dililiti logam tembaga Copper 7, yang berbentuk angka 7, terbuat dari bahan plastic yang batangnya dililiti dengan logam tembaga.

(Martosewojo, samiarti. [et al ]. 1992. Pedoman KB IBI. Jakarta:Pengurus Pusat ikatan Bidan Indonesia) Menurut (Speroff, Leon. 2003) tipe tipe IUD dibagi menjadi beberapa macam,diantaranya adalah : IUD yang Tidak Mengandung Obat Lippes Loop, yang terbuat dari plastic dan diisi dengan barium sulfat masih digunakan di seluruh dunia (kecuali di Amerika Serikat). Cincin baja tahan karat yang fleksibel digunakan secara luas di Cina, tetapi tidak di tempat lain. Nova T serupa dengan TCu-200, mengandung 200 mm2 tembaga; meskipun demikian Nova T mempunyai inti perak pada kawat tembaganya, lengan yang fleksibel, dan sebuah lengkung besar yang juga fleksibel pada ujung bawah guna menhindari cedera jaringan serviks. Ada sejumlah kekhawatiran bahwa kemajuan Nova T akan menurun setelah tiga tahun berdasarkan data WHO; namun, dari data Finlandia dan Skandinavia menunjukkan angka kehamilan yang rendah dan stabil setelah lima tahun penggunaan. IUD Pelepas-Hormon Progestasert (satu satunya alat yang melepaskan hormone yang dipasarkan di Amerika Serikat sejak tahun 1976) adalah IUD berbentuk T yang terbuat dari etilen/vinil asetat kopoliner yang mengandung titanium dioksida. Batang vertikalnya
9

mengandung suatu reservoir progesterone 38 mg bersama dengan barium sulfat yang terdispersi dalam cairan silicon. Lengan horizontal berstruktur padat dan terbuat dari kopolimer yang sama.Dua kawat monofilament berwarna biru-hitam melekat pada lubang di dasar batang. Progesterone dilepas pada kecepatan 65 g per hari. LNG-20, yang dibuat oleh Leiras di finlandia, melepas secara in vitro 20 g levonorgestrel setiap hari. Alat ini sudah dipasarkan di Eropa. Alat berbentuk T ini mempunyai kerah yang melekat pada lengan vertical, yang mengandung 52 mg levonogestrel yang terdispersi dalam polidimetilsiloksan dan dilepas pada kecepatan 15 g setiap hari in vivo. IUD levonogestrel bertahan hingga 10 tahun dan mengurangi jumlah perdarahan haid serta angka infeksi panggul. IUD Masa Depan Modifikasi IUD tembaga sedang diteliti di seluruh dunia. Ombrelle-250 dan Ombrelle-380, yang dirancang lebih fleksibel untuk mengurangi ekspulsi dan efek samping telah dipasarkan di perancis. IUD tanpa kerangka, flexiGard (juga dikenal sebagai Cu-Fix), terdiri dari 6 bungkus-lengan tembaga (330 mm2 tembaga),yang terangkai pada benang nilon bedah (polipropilen) dan disimpul pada satu ujung. Pada saat penyisipan, simpul tersebut didorong ke dalam miometrium menggunakan jarum yang ditarikkan, yang bekerja seperti tombak harpoon miniature. Karena tidak memiliki kerangka, alat ini diharapkan mempunyai angka keharusan pengangkatan karena perdarahan atau nyeri yang rendah, tetapi karena penyisipan lebih sulit dilakukan terdapat angka ekspulsi yang juga lebih rendah. Macam Macam AKDR a. Un-Medicated AKDR Lippes Loop AKDR yang terbuat dari polyethylene (suatu plastik inert secara biologik) ditambah Barium Sulfat. b. Medicated AKDR Cooper AKDR AKDR dengan penambahan selubung Cu yang padat, dimaksudkan untuk memperbesar luas permukaan Cu di dalam uterus dan untuk lebih mendekatkan Cu pada fundus uteri.(Hartanto, 2004)

Saifuddin, Ab., dkk (2003) menyebutkan jenis AKDR sebagai berikut : a) AKDR CuT-380A

10

Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu), tersedia di Indonesia dan terdapat dimana-mana. b) AKDR lain yang beredar di Indonesia adalah NOVA T (Schering). Pembagian macam AKDR menurut Maryani, H (2003) adalah sebagai berikut : Copper-T AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea. Copper-7 AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T. Multi Load AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini. Lippes Loop AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam),

11

tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Jenis dari IUD ini bermacam-macam, paling umum dulu dikenal dengan nama spiral. Jenis-jenis tersebut dapat dari terlihat IUD pada

gambar di bawah ini a. Lippes-Loop b. Saf-T-Coil c. Dana-Super d. Copper-T (Gyne-T) e. Copper-7 (Gravigard) f. Multiload g. Progesterone IUD

Dari berbagai jenis IUD di atas, saat ini yang umum beredar dipakai di Indonesia ada 3 macam jenis yaitu : IUD Copper T, terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang berada pada kedua lengan IUD dan batang IUD. Bentuk IUD Copper T sebagai berikut :

IUD Nova T, terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung lengan IUD bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang IUD. Gambar IUD Nova T :

12

IUD Mirena, terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh silinder pelepas hormon Levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu menyusui karena tidak menghambat ASI. Bentuknya seperti ini :

2.4 Keuntungan dan kerugian AKDR 2.4.1 Keuntungan Penggunaan AKDR Menurut Saefuddin (2004), hal MK 73. Keuntungan AKDR Non hormonal (Cu T 380A): a. Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam1 tahun pertama(1kegagalan dalan 125-170 kehamilan). b. AKDR dapat efektf seger setelah pemasangan c. Metode jangka panjang d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat e. Tidak mempengaruhi hubungan sexual f. Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil. g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A) h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus j. Dapat digunakan sampai menopause k. Tidak ada intraksidengan obat-obat. l. Membantu mencegah kehamilan ektopik.

13

Menurut Hanafi(2003). Keuntungan IUD hormonal adalah: a. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe b. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae(Ashermans Syndrome)

Keuntungan Kontraseptif Efektivitasnya tinggi: 0,6-0,81 kehamilan per 100 wanita dalam tahun pertama penggunaan (Tembaga T 380A) Segera efektif dan efek sampingnya sedikit Metode jangka-panjang (perlindungan sampai 10 tahun jika menggunakan Tembaga T 380A) Tidak mengganggu proses sanggama Kesuburan cepat pulih setelah AKDR dilepas Tidak mengganggu produksi ASI Bila tak ada masalah setelah kunjungan ulang awal, tidak perlu kembali ke klinik jika tak ada masalah Dapat disediakan oleh petugas kesehatan terlatih Tidak mahal (CuT380A)

Keuntungan Non Kontraseptif Mengurangi kram akibat menstruasi (hanya yang mengandung progestin) Mengurangi darah menstruasi (hanya yang mengandung progestin) Mengurangi insidensi kehamilan ektopik (kecuali Progestasert)

2.4.2 Kerugian penggunaan AKDR Menurut Saefuddin(2004). Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal: a. Efek samping yang umum terjadi: Perubahan siklus haid Haid lebih lama dan banyak Perdarahan(spotting) antar menstruasi Disaat haid lebih sakit b. Komplikasi lain : Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
14

Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangan benar) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan

Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal. (Saifuddin, Abdul Bari., dkk. 2006. Buku Panduan Praktis PelayananKontrasepsi. Edisi 2, Cetakan 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo)

Menurut Hanafi(2003). Kerugian IUD hormonal: Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD Harus diganti setelah 18 bulan Lebih sering menimbulkan perdarahan mid-siklus dan perdarahan bercak(spotting) Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi

2.5 Komplikasi AKDR Menurut (Sarwono. 2006), 1. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan 2. Perdarahan berat pada waktu haid atau di antaranya yang memungkinkan penyebab anemia. 3. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar) Komplikasi pemakaian AKDR yang sering muncul yaitu AKDR tertanam dalamdalam di endometrium atau miometrium (embedding, displacement) dan infeksi (Hartanto, 2004).

2.6 Persyaratan Pemakaian AKDR atau IUD(Menurut Saefuddin,2004) 1. Yang dapat menggunakan AKDR/IUD dan Progestasert a. Usia reproduktif b. Keadan nullipara c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang d. Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
15

f. Resiko rendah dari IMS g. Tidak menghendaki metode hormonal h. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

AKDR dapat digunakan pada ibu selama segala kemungkinan keadaan misalnya: Perokok Sedang memakai antibiotika atau anti kejang Gemuk ataupun yang kurus Sedang menyusui

Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR (Cu T-380A): Penderita tumor jinak payudara Epilepsi Malaria Tekanan darah tinggi Penyakit tiroid Setelah kehamilan ektopik Penderita DM

2. Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR atau Progestasert Sedang hamil Perdarahan vagina yang tidak diketaui Sedang menderita infeksi genetalia Penyakit trifoblas yang ganas Diketahui menderita TBC velvik Kanker alat genital Ukuran rongga rahim kurang dari 5.

2.7 Indikasi

16

Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah: Usia reproduktif Keadaan nulipara Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi Setelah melahirkan dan tidak menyusui Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi Risiko rendah dari IMS Tidak menghendaki metoda hormonal Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 5 hari senggama Perokok Gemuk ataupun kurus Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.

2.8 Kontra Indikasi pemakaian AKDR Menurut (Martosewojo, samiarti. 1992) diantaranya adalah : 1. Adanya tanda-tanda kehamilan. 2. Infeksi panggul bagian dalam. 3. Erosi pada cervix uteri. 4. Diperkirakan adanya tumor, tumor rahim, myoma uteri cavum uteri kurang dari 5 cm. 5. Adanya perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya, perdarahan pada saluran kencing/ infeksi panggul. 6. Perdarahan haid yang hebat. 7. Alergi terhadap logam / tembaga. 8. Adanya kelainan bentuk rahim. 9. Adanya keganasan kanker.
17

2.9 Waktu pemasangan AKDR yang tepat. Menurut (Martosewojo, samiarti. 1992) diantaranya adalah : 1. Waktu haid mulai hari ke 3 2. Dua sampai empat hari setelah persalinan atau setelah abortus komplit. 3. Empat puluh satu hari setelah melahirkan

2.10 Prosedur Insersi AKDR

2.10.1 Pemberian analgetika dan sedative bila diperlukan. 2.10.2 Pasangan speculum dalam vagina dan perhatikan serviks serta dinding-dinding vagina. 2.10.3 Bila mungkin terjadi, kerjakan papanicolauo smear dan pemeriksaan bakteriologis terhadap Gonorrhoe. 2.10.4 Lakukan pemeriksaan dalam bimanual untuk menentukan besar, bentuk, posisi dan mobilitas uterus, serta untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan adanya infeksi atau keganasan dari organ-organ sekitarnya. 2.10.5 Pasang kembali speculum dalam vagina, dan lakukan desinfeksi endoserviks dan dinding vagina. 2.10.6 Pasang tenakulum pada bibir serviks atas, lakukan tarikan ringan padanya untuk meluruskan dan menstabilkan uterus. Ini akan mengurangi perdarahan dan resiko perforasi. 2.10.7 Lakukan sondage uterus. 2.10.8 Masukkan AKDR sesuai dengan macam alatnya. Lepaskan AKDR dalam bidang transverse dari cavum uteri pada posisi setinggi mungkin di fundus uteri. Bila terasa ada tahanan sebelum mencapai fundus, jangan dipaksakan, keluarkan alatnya dan lakukan re-insersi. 2.10.9 Keluarkan tabung inserternya. 2.10.10 Periksa dan gunting benang ekor AKDR sampai 2-3 cm dari ostium uteri eksternum. 2.10.11 Keluarkan tenakulum dan spekulum AKDR jangan dibiarkan lebih lama dari 2 menit di dalam tabung insersinya, karena ia akan kehilangan bentuknya (terutama untuk lipess loop). (Saifuddin, et. al., 2003).

Alat-alat untuk pemasangan AKDR


18

1. Bak steril berisi : a. Duk. b. Sarung tangan c. Kapas basah lysol / sublimat d. Spekulum e. Tenakulum f. AKDR dan inserter g. Gunting h. Lidi berkapas i. Pinset panjang j. Sonde rahim k. Kateter. 2. Neerbekken 3. Bethaden 4. Lampu kepala ( head lamp) Pemeriksaan sebelum pemasangan AKDR 1. Pemeriksaan perut.( pemeriksaan luar ) 2. Pemeriksaan dalam ( Bimanual ), pemeriksaan melalui Vagina

2.11 Efek samping AKDR Menurut (Sarwono. 2006), antara lain : Perubahan siklus haid ( siklus haid umunya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan ) Haid lebih lam dan banyak Perdarahan (spotting) antar menstruasi Saat haid lebih sakit Menurut (Martosewojo, samiarti. 1992) efek samping yang ada diantaranya adalah : 1. Perdarahan a. Waktu menstruasi relatif lebih banyak b. Sedikit-sedikit ( spoting ) di luar masa haid. c. Diluar haid yang banyak. 2. Eksplusi. 3. Nyeri.
19

4. Keluhan suami Menurut (Hartanto, 2004) : a. Saat Insersi Rasa sakit/nyeri, muntah, keringat dingin dan syncope, serta perforasi uterus. b. Setelah Insersi Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak, dan perdarahan (spotting) antar menstruasi dan saat haid lebih sakit.

Efek Samping AKDR antara lain : 1. Spoting Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul jika capek dan stress. Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika menggunakan kontrasepsi AKDR (Republika, 2007). 2. Perubahan Siklus Menstruasi Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih pendek. Siklus menstruasi yang muncul lebih cepat dari siklus normal rata-rata yaitu 28 hari dengan lama haid 3 7 hari, biasanya siklus haid berubah menjadi 21 hari. 3. Amenore Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih. Penanganan efek samping amenore adalah memeriksa apakah sedang hamil, apabila tidak, AKDR tidak dilepas, memberi konseling dan menyelidiki penyebab amenorea apabila dikehendaki. Apabila hamil, dijelaskan dan disarankan untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR tidak dilepas. Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilan tanpa melepas AKDR maka dijelaskan adanya resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan. 4. Dismenorhea Munculnya rasa sakit menstruasi tanpa penyebab organik. Untuk penanganan dismenorhe adalah memastikan dan menegaskan adanya penyakit radang panggul (PRP) dan penyebab lain dari kekejangan. Menaggulangi penyebabnya apabila ditemukan. Apabila tidak ditemukan penyebabnya diberi analgesik untuk sedikit meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang berat, AKDR dilepas dan membantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
20

5. Menorrhagea Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau menstruasi. Memastikan dan menegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan bekelanjutan serta perdarahan hebat, melakukan konseling dan pemantauan. Memberi Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan memberikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1-3 bulan). AKDR memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki. Apabila klien telah memakai AKDR selama lebh dari 3 bulan dan diketahui menderita anemi (Hb <7g/%) dianjurkan untuk melepas AKDR dan membantu memilih metode lain yang sesuai. 6. Fluor Albus Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu keadaan abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina. 7. Pendarahan Post Seksual Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang menggesek mulut rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan pendarahan, akan tetapi pendarahan yang muncul ini jumlahnya hanya sedikit, pada beberapa kasus efek samping ini menjadi pembenar bagi akseptor untuk melakukan drop out, terutama disebabkan dorongan yang salah dari suami.

Efek samping semu oleh AKDR diantaranya adalah : 1. AKDR tidak menyebabkan kanker 2. AKDR bukanlah alat untuk menggugurkan kandungan 3. AKDR tidak menyebabkan bayi cacat 4. AKDR tidak berjalan jalan di dalam tubuh 5. AKDR tidak merintangi hubungan kelamin 6. AKDR tidak menyebabkan turunya berat badan

2.12 Penanganan efek samping dan masalahnya (Menurut POGI dan BKKBN) Dengan penampisan pasien yang efektif serta tehnik penyisipan yang baik, IUD tembaga dan yang mengandung obat tidak disertai dengan peningkatan resiko infertilitas setelah pengangkatannya. Bahkan jika IUD diangkat karena suatu masalah, angka fertilitas sesudahnya akan tetap normal.
21

MenurutSaefuddin ( 2004 ). Penanganan efek samping AKDR ( Cu T-380A ) adalah: EFEK SAMPING Amenorhea Tidak haid PEMERIKSAAN Tanyakan kepada PENANGANAN

klien Bila kehamilan kurang dari 13 minggu dan benang IUD kelihatan anjurkan untuk dicabut agar tidak terjadi infeksi panggul. Jangan berusaha mencabut IUD bila : Benang tidak kelihatan. Kehamilan minggu lebih dari 13

dengan kapan haid terakhir

masih memakai IUD

Nyeri perut

Lakukan

pemeriksaan Klien memakai IUD kurang dari 3 Bila tidak ditemukan penyebabnya dan rasa nyeri tidak terlalu hebat, beri aspirin atau analgesic ringan lainnya dan periksa ulang. Bila tidak ditemukan penyebabnya dan rasa nyeri sangat hebat, cabut IUD . Ganti dengan IUD baru atau anjurkan untuk memilih metode kontrasepsi yang lain. Klien telah memakai IUD lebih dari 3 bulan : Bila tidak ditemukan penyebabnya, cabut IUD. Bila tidak ada infeksi, ganti dengan IUD yang baru atau anjurkan klien untuk memilih

speculum dan bimanual bulan : untuk mengetahui adanya infeksi panggul atau

penyebab nyeri lainnya, seperti ekspulsi sebagian, perforasi serviks / uterus atau kehamilan ektopik.

22

metoda kontrasepsi yang lain. Kehamilan ektopik Perdarahan yang teratur Rujuk untuk mendapatkan pemeriksaan dengan atau tanpa gejala lengkap. hamil, infeksi nyeri

panggul atau adanya masa pada adneksa. Perdarahan banyak Lakuakn pemeriksaan Klien memakai IUD kurang dari 3 Bila pemeriksaan normal, beri tablet zat besi (1 tablet sehari untuk 1-3 bulan). Minta klien kembali lagi setelah 3 bulan untuk pemeriksaan ulang selama perdarahan beri obat ibuprofin atau sejenisnya. Bila pada pemeriksaan ditemukan kelainan uterus misalnya myoma katakan kepada klien apa

atau tidak teratur

spekulum dan bimanual bulan : untuk memastikan tidak ada kelainan pada serviks, hamil, hamil ektopik atau aborsi spontan.

masalahnya. Cabut IUD bila anemia atau bila kliean minta dicabut dan bantu klien memilih metoda

kontrasepsi yang lain. Klien telah memakai IUD lebih dari 3 bulan : Bila tidak ditemukan penyebabnya dan perdarahan tidak berlangsung lama (kurang dari 3 minggu)

mungkin tidak ada ovulasi. Bila perdarahan lama (lebih dari 6 minggu) mungkin ovulasi yang terlambat atau bila ada keluhan hot flashes mungkin menopause (umur lebih dari 35 tahun) atau curiga masalah hormonal lainnya, rujuk ke
23

spesialis.

Cabut Berapa perdarahannya? Periksa anemia

IUD

bila

anemia

berat

banyak (hemoglobin < 9gr% atau hematokrit <30) dan bantu klien memilih metoda

tanda-tanda kontrasepsi lain. Bila pakai Lippes (conjungtivae Loop dank lien ingin memakai terus atau selama 3 bulan. Bila klien pakai IUD tembaga, cabut dan sarankan ganti metoda kontrasepsi lain.

atua ujung jari pucat, ganti dengan yang baru. Beri tablet besi hemoglobin

hematokrit rendah )

Benang hilang

Tanyakan

kepada

klien Bila klien tahu IUD telah keluar,

apakah mengetahui bahwa periksa kehamilan , anjurkan untuk IUD telah keluar. sementara memakai kontrasepsi

penghalang dan pasang IUD baru pada haid berikutnya bila klien

menginginkan.

Bila klien tidak tahu IUD Benang telah keluar , tanyakan : Kapan haid terakhir Kapan terakhir

mungkin

ditemukan

pada

bagian atas vagina : Bila curiga hamil, rujuk untuk pemeriksaan lengkap. Bila benang tidak kelihatan pada vagina kemungkinan ekspulsi atau benang masuk ke dalam saluran

merasakan benangnya Apakah klien merasakan tanda-tanda hamil Apakah menggunakan kontrasepsi (missalnya setelah klien metoda lain kondom) mengetahui

serviks. Bila benang tidak ada pada saluran serviks, klien harus menggunakan kontrasepsi yang tidak

berkandungan hormone dan minta datang kembali pada waktu haid atau dalam 4 minggu, bila tidak mendapat haid

benangnya hilang. Lakukan pemeriksaaan

speculum dan bimanual

24

untuk mengetahui adanya kehamilan. Bila klien datang pada Benang mungkin akan terlihat pada waktu haid lakukan saat haid. Bila benang tampak , dengan beritahukan kepada klien supaya tidak cemas. . Bila benang tetap tidak kelihatan, perforasi kemungkijnan Rujuk untuk pemeriksaan IUD dengan sonde, foto rontgen atau ultrasonografi Bila IUD tidak tampak pada diatas,

pemeriksaan speculum.

pemeriksaan

tersebut

kemungkinan telah keluar tanpa diketahui. Pasang IUD yang baru atau anjurkan menggunakan metoda kontrasepsi yang lain. Bila klien datang dengan terlambat haid (lebih dari Bila hamil, lihat pada amenorrhea yang 4 minggu), periksa telah dibahas sebelumnya. kehamilan. Suami mengeluh Periksa apakah IUD ada Lakukan konseling, salah satu pilihan pada tempatnya (tidak adalah memotong benang bahkan dapat dipotong habis (Beritahu klien bahwa dengan dipotong habis, tidak dapat lagi merasakan adanya benang dan buat pada catatan medic bahwa benang dipotong habis untuk tidak menjadi masalah pada pencabutannya nanti) Infeksi panggul Lakuakn pemeriksaan Bila pemeriksaan panggul mendukung

tentang benang

ekspulsi sebagian)

Nyeri perut diikuti panggul (dengan speculum adanya infeksi panggul : dengan gejala sakit demam, dan seperti bimanual) dan Cabut IUD Beri antibiotika

flu, pemeriksaan mikroskopik ISK bila

kepala, untuk

25

menggigil , mual atau memungkinkan muntah, waktu rasa sakit

senggama, Bila infeksi pada uretra Bila pemeriksaan panggul tidak jelas serviks atau (cairan adanya infeksi panggul, beri antibiotika serviks tanpa mencabut IUD kemerahan

keluar cairan vaginia, atau teraba adneksa masa di purulen

berwarna

seperti daging) lakukan pengecatan cairan serviks Curiga uterus perforasi Saat memasukkan sonde : Hentikan tindakan. Amati tandatanda perdarahan dari rongga perut (tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat, nyeri hebat pada bagian perut, dinding perut keras) Periksa tekanan darah dan denyut nadi setiap 15 menit selama 90 menit. Amati kemungkinan pingsan (syncope) atau denyut nadi Gram dari

meningkat lebih dari 120 per menit. Bila setelah 2 jam tidak terjadi apaapa, pulangkan bila dengan merasa segera sesuatu

kembali

anjurkan datang kembali setelah satu minggu untuk pemeriksaan.

Saat pemasangan IUD : Hentikan tindakan. Keluarkan IUD dan ikuti petunjuk seperti tersebut diatas. Pingsan , bradycardia, Apakah klien gelisah ? reflex vagus pada saat Apakah pemasangan klien Setiap pemasangan dan pencabutan

memiliki IUD harus dilakukan dengan hati-hati dan cermat.


26

atau uterus kecil ?

pencabutan IUD.

(karakteristik meningkatkan pingsan vasovagal) atau

ini resiko reaksi

Berusahalah tenang, tidak kasar dan hati-hati dalm menghadapi klien. Bila pada awal menunjukkan tandatanda akan pingsan, hentikan

pemasangan. Taruhlah handuk basah pada dahi klien. Bila timbul rasa sakit pada waktu pemasangan IUD saat melalui

saluran serviks keluarkan IUD, suruh klien tenang dengan posisi tetap telentang, kepala agak

kebawah dan kai keatas agar aliran darah adekuat. Usahakan cukup udara untuk

pernapasan. Leher jangan terlalu ekstensi. Kendorkan pakaian klien terutama disekitar leher. Hindari penanganan yang

berlebihan. Amati dan bantulah agar semua lancar. Pergunakan analgesic (aspirin atau ibuprofin) untuk

mengurangi rasa sakit dibagian perut atau kejang. Cabut IUD bila klien merasa sakit dan pemberian analgesic atau tidak klien Anjurkan

berpengaruh

menginginkan dicabut.

untuk menggunakan metoda yang lain. Cairan vagina Periksa ISK atau PHS Beri pengobatan sesuai dengan hasil lainnya dan periksa adanya pemeriksaan infeksi Vagina atau serviks
27

Lakukan mikroskopis trichomonas, gardnerella.

pemeriksaan Bila cairan serviks purulen dan tidak untuk didapatkan Gram negative diplokokus candida, intraseluler Chlamydia beri pengobatan untuk

Lakukan

pemeriksaan

mikroskopis untuk Gram negative intraseluler leukosit (PMN) diplokokus dan sel

28

BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Indonesia pemerintah telah merencanakan dan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yang diadakan untuk membina akseptor sekaligus mencapai sasaran/fungsi yang telah ditetapkan untuk memberi konstribusi bag tercapainya upaya mewujudkan keluarga berkualitas. Adapun pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003). Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia. Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR. Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut. Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan memperhatikan cara pemakaian yang bena, efek samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.

3.2 Saran 1. Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai dengan cara bertanya hal yang ingin diketahui ke tenaga kesehatan. 2. Bagi tenaga kesehatan Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan keterampilannya memasang AKDR yang baik dan sesuai prosedur. Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan infomconsent pada klien.

29

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman KB IBI, Pengurus pusat Ikatan Bidan indonesia, Jakarta 1992. Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan KB, Departeman Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan Keluarga , Jakarta 1993 BKKBN Pusat, 2005, Upaya Peningkatan Pengguna Kontrasepsi IUD BKKBN, 2005, Kebijakan Nasional Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi Dalam Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta. Prawirohardjo, Sarwono. (2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBP-SP http://www.google.co.id/AKDR/ http://www.google.co.id/IUD/

30

Anda mungkin juga menyukai