Anda di halaman 1dari 18

Forum Masyarakat Betawi Peduli Jakarta

( RUMAWI PELITA )
JAKARTA TIMUR 2013

DAFTAR ISI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Latar Belakang ............................................................................................................ 3 Struktur Kepemilikan ................................................................................................. 3 Manajemen ................................................................................................................. 4 Visi dan Misi .............................................................................................................. 4 Faktor Kunci Sukses ................................................................................................... 4 Gambaran Umum Bentuk Pendidikan dan Pelatihan ................................................. 5 Analisis Pesaing .......................................................................................................... 5 Analisis SWOT ........................................................................................................... 6 Analisis Keuangan ...................................................................................................... 8

10. Profit Sharing ............................................................................................................ 10 Lampiran I ........................................................................................................................ 12 Lampiran II ....................................................................................................................... 13

Social Economics Business Plan

Sentra Peternakan & Pembesaran Lele RUMAWI PELITA 2013

1. Latar Belakang
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah diBudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan : 1) dapat diBudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi Budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah. Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpi. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air Budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpi. Namun bila Budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan Budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat. Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya. Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yang sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yang baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut : Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air. pH air yang ideal berkisar antara 6-9. Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l. Budidaya ikan lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam Budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air.

2. Struktur Kepemilikan
Budidya lele RUMAWI PELITA didirikan dan dimiliki oleh 4 orang yang sangat ahli dalam bidangnya masing-masing.

3. Manajemen
Budidaya lele RUMAWI PELITA memiliki sebuah tim manajemen yang cukup kuat, dengan Hidayat, SE sebagai General Manager yang telah punya banyak pengalaman dalam berbisnis yang bertanggung jawab pada controlling manager serta pengembagan usaha. Marzuki, Spd Sebagai Manager Keuangan yang memiliki kemampuan ekonomi dan akuntansi berbasis syariah yang cukup memadai, dan Makri sebagai Manager Administrasi & HRD yang bertanggung jawab pada kepegawaian, keamanan kolam dan rencana pengembangan usaha serta yang tidak kalah penting adalah Mamay sebagai Manager Resource Development yang bertanggungjawab pada pembesaran lele yang meliputi pembelian benih lele, proses pembesaran lele, antisipasi & penanggulangan penyakit serta link penjualan ketika lele sudah besar Kami berenpat sudah komitmen untuk menjalankan dan mengembangkan wadah pendidikan & pelatihan ini dengan sungguh-sungguh, setiap dari kami memiliki keunggulan masingmasing dibidangnya sehingga menjadikan kami tim yang saling melengkapi, solid, amanah dan bertanggungjawab.

4. Visi dan Misi


4.1 Visi Menjadi satu-satunya wadah pendidikan dan pelatihan yang bergerak dibidang peternakan lele yang amanah, sinergi dan profitable dengan mengunggulkan sistem sosial untuk kemandirian masyarakat.

4.2 Misi a. Menjadi salah satu perusahaan yang menyuplai kebutuhan lele di daerah DKI Jakarta b. MemBudidayakan lele yang berkualitas tinggi yaitu sehat dan murah c. Menjadi lahan dakwah untuk memajukan ekonomi syariah.

5. Faktor Kunci Sukses


Kunci keberhasilan bagi Budidaya lele RUMAWI PELITA adalah : Budidaya menggunakan bibit lele sangkuriang yang merupakan bibit unggul di daerah Jabodetabek Keadaan kolam yang strategis yaitu ditengah perkotaan dan cukup luas sehingga mampu menampung banyak lele. 4

Manajemen keuangan dan sumber daya manusia yang profesional Disiplin dan bertanggungjawab dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang ditanggung

6. Gambaran Umum Bentuk Pendidikan dan Pelatihan


Kami adalah Pengurus Ormas Rumawi Pelita yang membidangi bidang Pengembangan Potensi Masyarakat dengan menjalankan program pelatihan pelatihan budidaya lele. Kami memiliki sumberdaya-sumberdaya manusia yang handal dan memiliki kapabilitas di dalamnya. Dari mulai menejerial, pengembangan, dan teknis lapangan. Dalam pendidkan dan pelatihan budidaya lele membutuhkan waktu persiapan yang lama hingga masyarakat yang dididik dapat mempraktekkan dengan mudah dan efesien teknik budidaya yang diberikan. Dalam hal bibit yang dihasilkan maupun lele konsumsi yang memenuhi qualitas dan quantitas standar untuk pembesaran. Antara pembibitan dan pembesaran agar tidak ada masa kosong produktif (Masa itu memiliki periode selama 6 bulan), maka untuk mengisi masa tidak produktif tersebut menjadi masa yang produktif maka kami memanfaatkan kolam-kolam yang kosong tersebut dengan pembesaran yang bibit pembesarannya kami belikan bukan kami produksi sendiri hingga bibit yang kami siapkan yang nantinya kami manfaatkan guna pembesaran siap untuk di manfaatkan. Untuk tenaga ahli kami memiliki orang yang sudah sangat berpengalaman baik secara teori maupun praktek dilapangan yang kami peroleh dari Praktisi Peternakan dan pembesaran Lele di Ciracas sehingga sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dalam budidaya dan pemanfaatan lele kedepan.

7. Analisis Pesaing
6.1 Pesaing Banyaknya petani yang memBudidayakan lele di daerah DKI Jakarta dan Botabek tidak membuat kami pesimis karena faktanya lele yang dikonsumsi sehari-hari masih disuplai dari luar DKI Jakarta dan Botabek sehingga suplai dari Jabotabek sendiri masih kurang. Banyaknya pemasok lele dari luar Jakarta dan pulau Jawa memberikan peluang bagi para pembudidaya binaan untuk bisa bersaing lebih baik dengan cara

menawarkan pada harga yang lebih rendah tetapi tidak merugi karena produk diperoleh dari tempat dekat dengan pemasaran. Dan selain itu ada alternatif untuk menjual olahan lele oleh ibu-ibu PKK dari Dharma Wanita Tk Kecamatan yang ada di DKI Jakarta. 6.2 Resiko atau Hambatan Resiko yang dipertimbangkan dalam memulai dan mengembangkan usaha ini adalah : Hama penyakit yang ada ketika Budidaya berlangsung. tingkat mortalitas yang tinggi. Permodalan

Resiko pertama dan kedua dapat diminimalisir dengan cara perawatan yang baik dan benar oleh ahlinya. Sedangkan untuk permodalan tahap awal dapat diusahakan melalui bantuan pemerintah dan donatur atau investor.

8. Analisis SWOT
Kelebihan 1. Masih banyaknya kepedulian masyarakat Jakarta terhadap kegiatan sosial dan ekonomi untuk peningkatan pemberdayaan masyarakat. 2. Dukungan Pemerintah Daerah terhadap Program-program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. 3. Masih tingginya permintaan pasar terhadap lele terlihat dari mahalnya harga lele di pasar. 4. Masih impornya perikanan DKI Jakarta terutama lele dari luar kota Kekurangan 1. Kemampuan untuk memenuhi kalitas dan kuantitas permintaan Lele di wilayah DKI Jakarta yang secara terus menerus karena lele yang dihasilkan tidak bersumber dari satu peternak dan satu wilayah. 2. Besarnya modal yang diperlukan untuk menggerakkan masyarakat dalam menjalankan budidaya lele secara mandiri 3. Jumlah lahan dan perbedaan kondisi geografis dari setiap wilayah untuk budidaya lele. 4. Murahnya harga yang di tawarkan oleh tengkulak, bila pemasaran dilakukan melalui tengkulak dan perbedaan harga yang sangat tinggi, sehingga memberikan dampak kurang efektif dalam program pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. 6

Ruang kesempatan yang tersedia 1. Banyaknya penjual lele di pasar menjadi nilai tambah karena berarti lele masih mudah dalam pemasaran. 2. Belum banyaknya pengembangan hasil produk pakan berbahan dasar lele menjadi wilayah olah sendiri.

Ancaman dan penanggulangannya 1. Banjir menjadi ancaman besar terhadap segala jenis tambak tidak terkecuali lele. Untuk itu sudah jelas pastilah kami mencari lahan yang aman dari banjir. 2. Hama seperti luak dan ular menjadi penting untuk di khawatirkan karena dapat menurunkan jumlah produksi. Untuk itu kami menanggulanginya dari membuat pagar hingga mengadakan jebakan guna mengurangi jumlah kerugian yang dihasilkan karena kemungkinan terserang oleh hama ini. 3. Penyakit juga biasa meyerang perikanan. Untuk itu kami menganggap penting untuk menganalisis kualitas air dan kemungkinan tumbuhnya penyakit dikarenakan adanya bibit2 penyakit, juga persiapan lahan yang matang menjadi salah satu faktor penekatan terhadap penyerangan penyakit ini. Kami juga mengadakan pemeriksaan rutin terhadap lele dikarenakan kemungkinan terserang wabah juga besar sehingga penting untuk segera ditanggulangi.

Analisis pengembangan 1. Dikarenakan masih sangat tingginya permintaan pasar terhadap lele sehingga untuk pengembangan lahan dalam jumlah besarpun masih dirasa

memungkinkan jika hanya mengincar pasar yang sudah ada. Seperti misalanya diciptakannya frencise peternakan lele yang nantinya kita hanya bermodalkan bibit yang kita produksi sendiri sehingga kita dapat menjual hasil bibit, peralatan dan pangan terhadap orang yang mengikuti frencise kita. 2. Menciptakan pasar sendiri juga dinilai penting guna melewati batas equlibrium penjualan dengan cara mengolah hasil pembudidayaan jadi produk olahan yang dapat dikonsumsi secara instan yang tenaga ahlinya diambil dari Rumawi Pelita bersama Dharma Wanita tingkat Kecamatan di Wilayah Jakarta Timur dan sekitarnya seperti tim ahli pembudidayaan tersebut. 3. Menciptakan momentum dan prestis dari produk lele juga menjadi marketing dari hasil olah lele sehingga terttancap pada benak mereka bahwa suatu kebanggaan atau kebiasaan merngonsumsi lele pada waktu tertentu tentunya dalam pengolahan produk lele berbentuk lain.

9. Analisis Keuangan
7.1 Modal Ada dua jenis pengeluaran dalam bisnis lele, biaya awal dan biaya operasional. Perincian biaya awal dan biaya operasional antara lain sebagai berikut: 1. Biaya Awal - Biaya Pembuatan Kolam Biaya Kolam adalah biaya yang hanya dikeluarkan satu kali, perinciannya sebagai berikut:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 Nama Terpal A3 ukuran 5X7 M Bambu uk. 6 M Jala Para Net ijuk Pipa Paralon inc Lem silikon Sponge tebal 2cm quantity 15 200 350 300m 30 10 2 1 satuan kolam btg Mtr meter kg btg tube mtr harga satuan IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR 350,000.00 IDR 20,000.00 IDR 8,000.00 IDR 6,000.00 IDR 10,000.00 IDR 20,000.00 IDR 50,000.00 IDR 50,000.00 IDR Total 5,250,000.00 4,000,000.00 2,800,000.00 1,800,000.00 300,000.00 200,000.00 100,000.00 50,000.00

Jumlah
No 1 2 3

IDR14,500,000.00

Biaya Pembuatan Akuarium Penetasan (untuk 1 kali)


Nama Kaca 0,5cm Lem Silikon + Gun Erator + selang kecil 1 mtr quantity 4 1 1 satuan mtr set set harga satuan IDR IDR IDR 60,000.00 IDR 100,000.00 IDR 150,000.00 IDR Total 240,000.00 100,000.00 150,000.00

Jumlah
No 1 2 3 4 5 6 7 Akomodasi Kaos + Modul + Alat Tulis Konsumsi 1hr+ snack 2 hr Seser Bak sortier 50cm Indukan (3 jntn : 1 betina) Paket Permodalan Usaha

IDR

490,000.00

Biaya Pendidikan dan Pelatihan (untuk 1 angkatan selama 3 hari)


Nama quantity 20 20 20 5 10 5 20 satuan peserta set peserta set set set peserta harga satuan IDR IDR IDR IDR IDR IDR 50,000.00 75,000.00 30,000.00 30,000.00 30,000.00 400,000.00 IDR IDR IDR IDR IDR IDR IDR Total 1.000,000.00 1.500,000.00 600,000.00 150,000.00 300,000.00 2,000,000.00 20,000,000.00

IDR 1.000,000.00

Jumlah
8

IDR25.550,000.00

2.

Biaya Operasional di pusat Pendidikan dan Pelatihan

Biaya operasional dibagi menjadi 2 yaitu biaya operasional awal dan biaya operasional berjalan. Pada masa pembesaran membutuhkan biaya operasional awal dan biaya operasional berjalan, sedangkan pada masa peternakan hanya biaya operasional berjalan (lihat
No Nama quantity satuan harga satuan Total

Biaya operasi awal


1 lele pembesaran 30000 ekor IDR 250.00 IDR 7,500,000.00

Biaya operasi berjalan 1


1 2 3 5 Artemia (untuk anakan) upah pekerja kapur Pupuk Kandang pelet 1 zak 2 bulan 2 sak 10 krg 78 sak IDR IDR IDR IDR IDR 750,000.00 600,000.00 4,000.00 5,000.00 300,000.00 IDR IDR IDR IDR IDR 750,000.00 1,200,000.00 8,000.00 50,000.00 23,400,000.00

Jumlah

IDR 32,908,000.00

Sehingga modal yang dibutukan meliputi: Biaya Awal + Biaya Operasional = Modal IDR 40,540,000.00 + IDR 32,908,000.00 = IDR 73,448,000.00

7.2 Keuntungan Dari investasi awal tersebut maka dapat dihitung cash flow (dengan asumsi bahwa minimal lele panen 5 kali dalam setahun dan jumlah tingkat kehidupan hanya 70% yang nantinya dapat kami tekan hingga dibawah 8% karena kami memiliki sumberdaya yang mendukung) Bibit Tingkat kehidupan 30000 70% 0,142857142857 IDR 15.000,IDR 45,000,000.00 Jumlah 7 lele per kg Harga/Kg Total

Maka Keuntungan bersih yang didapat pada panen pertama adalah = Keuntungan modal awal = IDR 45,000,000.00 - IDR 73,448,000.00 = IDR 28,448,000.00 Jadi terlihat pada panen pertama belum dapat balik modal dan bahkan masih memiliki modal investasi sebesar = IDR 28,448,000.00

Pada panen kedua keuntungan bersih yang didapat adalah = Keuntungan Biaya operasional total = IDR 45,000,000.00 IDR 32,908,000.00 = IDR 12,092,000.00

Keuntungan bersih yang didapat pada periode kedua masih belum menutupi modal awal yaitu IDR 12,092,000.00- IDR 28,448,000.00 = IDR 16,356,000.00, pada panen ketiga hasil yang diperoleh adalah = IDR 45,000,000.00 IDR 32,908,000.00 - IDR 16,356,000.00 = IDR 4,264,000.00

Pada panen keempat keuntungan bersih yang didapat adalah = Keuntungan Biaya operasional total = IDR 45,000,000.00 IDR 32,908,000.00 - IDR 4,264,000.00 = IDR 7,828,000.00

Keuntungan bersih yang didapat pada periode panen kelima adalah sama yakni sebesar = IDR 12,092,000.00/sekali panen.

Sehingga keuntungan bersih sebelum zakat dalam tahun pertama adalah akumulasi keuntungan bersih pada: = Panen Keempat + Panen Kelima = IDR 7,828,000.00 + IDR 12,092,000.00 = IDR 19,920,000.00 sedangkan untuk tahun kedua keuntungan yang dapat diperoleh adalah 5 X IDR 12,092,000.00 = IDR 60,460,000.00

Keuntungan ini merupakan perhitungan minimal karena kita menghitung tingkat Mortalitas (kematian) sebesar 30 %, pada kenyataannya mortalitas dapat diminimalisir sampai 8 %.

10. Profit Sharing


Pembagian hasil antara pengelola dengan investor adalah 60 : 40 Perbandingan ini lebih besar dari perbandingan yang dikeluarkan BI untuk sistem syariah sebesar 65 : 35 sehingga lebih menguntungan investor dibandingkan dengan investasi konvesional

10

Jika investor hanya sebagian maka perhitungan profit sharingnya adalah :

Contoh:

Jadi, Investor mendapatkan keuntungan setiap = IDR 1,000,000.00 sebesar = IDR 784,673.47 setiap tahunnya sehingga dana yang dikembalikan kepada investor jika investor tidak mau memperpanjang kontraknya sebesar = IDR 1,748,600.00 (dengan pembulatan sebesar = IDR 73.47 yang akan diakumulasikan dengan yang lain dan hasilnya akan disumbangkan keorang yang membutuhkan). Keuntungan yang diberikan kepada investor sudah dipotong zakat pertanian sebesar 10% dan investor masih harus membayarkan zakat harta kepada orang-orang yang membutuhkan sebesar 2.5% yang akan dibayarkan investor masing-masing.

11

Lampiran I Foto referensi kolam yang akan digunakan

12

Lampiran II 1. DESKRIPSI PROGRAM a. Gambaran Umum Wilayah

Kecamatan Ciracas, Pasar Rebo, Cipayung dan Cibubur merupakan area strategis mengingat daerah ini termasuk dalam wilayah Jakarta Timur dan merupakan bagian dari pusat pemasaran yakni DKI Jakarta dan mempunyai potensi yang besar pada bidang peternakan dan perikanan. Keadaan air di wilayah tersebut layak sebagai tempat untuk budidaya ikan air tawar. b. Ide Program

Jakarta Timur dan sekitarnya sebagai suatu wilayah perkotaan tetapi masih mempunyai lahan yang cukup luas dan cocok untuk budidaya ikan lele. DKI Jakarta memiliki letak strategis untuk pemasaran ikan lele hal ini melihat banyaknya masyarakat menyukai hidangan ikan lele baik itu lele bakar, lele goreng, dan pecel lele. Ikan lele merupakan ikan yang relatif mudah untuk dibudidayakan. Kandungan gizi ikan lele cukup bagus untuk tumbuh kembang otak anak. Harga ikan lele cukup bersaing. Taraf kehidupan masyarakat sekitar masih kurang baik. Hal ini terlihat dari sedikitnya penduduk yang mengenyam pendidikan yang layak. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat desa di ajukanlah sebuah metode pemberdayaan kelompok ikan Lele Sangkuriang. c. Gagasan Program

Berangkat dari beberapa persoalan dan fakta di lapangan Ormas Rumawi Pelita hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat dengan mengusahakan suatu program pembinaan untuk masyarakat di sekitar Kecamatan Ciracas, Cipayung, Pasar Rebo dan Kecamatan Cibubur di wilayah Jakarta Timur khususnya dan DKI Jakarta Umumnya melalui usaha

13

budidaya lele. Program budidaya lele ini diharapkan mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menambah gizi masyarakat pada umumnya.

2.

TUJUAN PROGRAM Tujuan dari program ini adalah untuk memberdayakan masyarakat di ketiga kecamatan wilayah Jakarta Timur tersebut melalui program pembinaan dan usaha budidaya Lele Sangkuriang.

3.

MANFAAT PROGRAM Program ini ditekankan untuk dapat memberdayakan masyarakat, pendapatan masyarakat dan untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat. meningkatkan

4.
1.

Pelaksanaan PROGRAM KERJA Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program akan dilaksanakan selama satu tahun terhitung dari bulan Februari 2013 Januari 2014. Program akan dilaksanakan di Jl. Mabes Hankam No 73, Kel bambu Apus, Kec. Cipayung Jakarta Timur.

2.

Pelaksanaan Pelaksanaan program pembinaan tertera pada tabel dibawah ini: No. Bulan 1. 2. Januari Pebruari Kegiatan Pengajuan proposal Hibah Modal Kerja Pelatihan Budidaya Lele Sangkuriang gelombang I Pembiakan awal lele dengan 5 set indukan Launching Pusat Pendidikan dan Pelatihan Budidaya Lele di DPP Rumawi Pelita oleh Gubernur/ Wkl Gubernur DKI Jakarta Permulaan budidaya ikan lele mulai dari 30.000 bibit unggul lele sangkuriang mulai ukuran 7-8 cm 3. Maret Masa Budidaya ikan lele tahap pembesaran.

14

2.

April

Pelatihan pemasaran dan membuka peluang pasar ikan lele dengan mendirikan restoran makanan khas lele, baso lele, kripik lele, nugget lele, kerupuk lele, abon lele dan semua makanan berbahan dasar lele Panen Ikan lele seleksi Pertama

3. 4

Mei Juni

Awal dan masa budidaya lele tahap Kedua Pelatihan Budidaya Lele Sangkuriang gelombang II Masa Budidaya ikan lele tahap pembesaran Pelatihan pemasaran dan membuka peluang pasar ikan lele dengan mendirikan restoran makanan khas lele, baso lele, kripik lele, nugget lele, kerupuk lele, abon lele dan semua makanan berbahan dasar lele

5.

Juli

Panen Ikan lele seleksi Kedua

BAB III ASPEK TEKNIS BUDIDAYA 1. Pembesaran Lele yang dipilih untuk pembesaran adalah lele sangkuriang. Pembesaran lele sangkuriang di dalam kolam pembesaran. 2. Persiapan Kolam Pembesaran Pastikan terlebih dahulu dasar kolam rata dan dinding kolam rapi. Proses pertama kali adalah melakukan pemberantasan hama. Hal ini dilakukan agar ikan dapat tumbuh tanpa ada gangguan kesehatan yang disebabkan oleh hama. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menaburkan kapur (gamping) serata mungkin di dasar kolam pembesaran dengan dosis rata-rata 20-30 g/m2. selama kapur ditaburkan kolam dibiarkan kering selama 5-7 hari, kemudian kembali diairi air setinggi 15 cm. Saat sudah terisi air, kapur ditaburkan kembali dengan dosis 30-50 g/m2. biarkan kolam tersebut selama 3 hari. 3. Pemupukan Kolam Kolam yang sudah dibiarkan selama 3 hari sesudah pengapuran perlu diberi pupuk. Sebelum pemberian pupuk, air kapur di dalam kolam sebaiknya dibuang terlebih dahulu.

15

Pemupukan ini harus dilakukan dengan tujuan menciptakan jasad-jasad renik didalam kolam agar nantinya lele sangkuriang yang dilepas di dalamnya tidak akan kekurangan pakan. Jenis dan dosis pupuk yang dibutuhkan pada pembesaran lele sangkuriang ini adalah Pemupukan dengan kotoran ternak ayam berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2. Pupuk tersebut ditaburkan secara merata di seluruh permukaan kolam. Kemudian kolam diisi air hingga setinggi 20 cm atau disesuaikan dengan besarnya benih lele sangkuriang. 4. Pelepasan Benih ke Kolam Sebelum benih atau anakan lele dilepaskan ke kolam pembesaran, pH (derajat keasaman) air, suhu air, dan kedalaman air harus diamati secara seksama. Idealnya, pH air ideal untuk lele sangkuriang berkisar 6-9. Bila pH air kurang dari 6 atau lebih dari 9, benih lele dapat mati. Untuk suhu air idealnya 22 32 0C. Sementara kedalaman air yang ideal antara 1-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Kerapatan benih lele yang dilepaskan adalah 100 ekor/ m2. Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran 100-500 m2 5. Pemberian Pakan Selama pembesaran di kolam, pakan sangat dibutuhkan benih lele sangkuriang untuk pertumbuhannya. Jenis, dosis, dan cara pemberian pakan harus diperhatikan agar efisien. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pemborosan biaya pakan. a) Jenis pakan Sejak dilepaskan di kolam pembesaran umur sekitar 21 hari hingga umur 120 hari hari, benih lele Sangkuriang mengalami tiga kali pergantian jenis pakan sesuai tingkat umurnya. Pada umur 21 40 hari, jenis pakan yang diberikan berbentuk butiran pelet berdiameter rata-rata 0,5 mm. Pakan ini merupakan pakan buatan pabrik dengan kode produksi 7812SP. Pada umur 41 60 hari, jenis pakannya berbentuk butiran pelet berdiameter rata-rata 1 - 1,5 mm dengan kode produksi 781-2. Sementara pada umur lebih dari 60 hari, jenis pakan yang diberikan berbentuk butiran pelet berdiameter 1,5 2 mm dengan kode produksi 781.

16

b)

Jadwal pemberian pakan Jadwal pemberian pakan pada lele sangkuriang harus diperhatikan dengan baik. Bila pemberian pakan tidak teratur, akan berakibat kurang baiknya pertumbuhan lele sangkuriang dan terjadinya pemborosan pakan. Adapun jadwal pemberian pakan dilakukan setiap hari pada pukul 09.00 09.00; 16.00 17.00; dan 21.00 22.00. Pemberian pakan harus merata di seluruh permukaan kolam untuk memastikan bahwa semua lele sudah memperoleh pakan. Sebagai tanda bahwa lele tersebut sudah kenyang, pakan yang diberikan tampak mengapung di permukaan kolam.

c)

Dosis yang dibutuhkan untuk pembesaran No. Umur Pakan (hr) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 37 8 20 21 40 41 60 61 80 81 100 101 120 121 140 141 160 Jenis Pakan (g/ekor/hr) Telur ayam Kutu air Pelet 0,5 mm Pelet 1,0 mm Pelet 2,0 mm Pelet 2,0 mm Pelet 2,0 mm Pelet 2,0 mm Pelet 2,0 mm Jumlah Pakan (g) 0,0125 0,10 0,32 0,62 0,96 1,95 2,79 3,33 3,60

17

Anda mungkin juga menyukai