Anda di halaman 1dari 8

Tugas II Penghayatan Profesi Kedokteran Hewan

OFFICE INTERNATIONAL DES EPIZOOTIES (OIE)

Kelompok A21:

Adinda Mentari Sanjaya B04120173

Putra Rahmad Hidayat B04120179

Septi Dewi Cahaya B04120175

Foo Fei May B04128007

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Wabah penyakit hewan sudah ada ribuan tahun lamanya. Bahkan menurut literatur, penyakit sampar sapi atau rinderpest sudah ada di Mesir sejak 5.000 tahun yang lalu. Sampar sapi pernah menyababkan pandemi besar-besaran di Afrika ( The Great African Rindespest Pandemic) yang membunuh 90% populasi sapi di Afrika. Musnahnya hampir seluruh populasi sapi menimbulkan kelaparan hebat hingga 30% penduduk Ethiopia dan 60% suku Maasai. Kondisi udara yang buruk pun memicu perkembangan lalat Tsetse dan penyakit Trypanosoma (penyakit tidur). Bencana epidemi sampar sapi di Perancis mendorong didirikannya sekolah kedokteran hewan pertama di dunia pada tahun 1761 di Lyon. Begitu juga Inggris yang kemudia membangun State Veterinary Services dan Amerika Serikat yang membangun Bureau of Animal Industry. Namun upaya penanganan wabah dari segi medis pada saat itu tentunya sangat sulit, sebab belum ada dasar yang kuat di bidang kedokteran hewan. Untuk itu, dilakukanlah upaya penanganan dengan cara lain yang lebih efektif pada masa itu, yaitu penetapan batas-batas internasional untuk mencegah penyebaran suatu wabah, daripada mengusahakan penyembuhannya. Khusus untuk tujuan ini, dibentuklah Office International des Epizooties (OIE) pada tahun 1920 di Paris, Perancis.

1.2

Tujuan Selain untuk memenuhi tugas kedua mata kuliah Penghayatan Profesi Kedokteran Hewan (PPKH), makalah ini dibuat agar mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan mengenal OIE, organisasi terbesar di dunia yang bergerak di bidang epizootika, beserta tujuan dan peranannya.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Tentang OIE Office International des Epizooties (OIE) adalah organisasi antarpemerintah yang berkedudukan di Paris, terbentuk pada tahun 1924 berdasarkan kesepakatan internasional yang ditandatangani 28 negara. Sesuai namanya, OIE khusus menangani masalah-masalah epizootik, yaitu penyakit yang muncul secara tiba-tiba dan bersifat temporer atau sementara, yang menyerang hewan dalam jumlah besar di dalam cakupan wilayah yang besar. Saat ini, OIE adalah organisasi internasional terbesar di dunia yang bergerak di bidang ini. Pada tahun 2011, terhitung banyaknya negara anggota OIE adalah sebanyak 178 negara.

2.2

Sejarah OIE Tahun 1920, penyakit sampar sapi muncul secara tiba-tiba di Belgia. Penyakit ini rupanya dibawa dari India, dan kemudia mulai menyebar ke negara-negara Eropa lainnya. Karena negosiasi-negosiasi diplomatik yang dilakukan pada saat itu berjalan sangat lambat, maka 28 negara Eropa mencari jalan keluar darurat dan akhirnya mencapai kesepakatan pada tanggal 25 Januari 1924. Jalan keluar ini kemudian diberi nama Office International des Epizooties (OIE), dengan basis di Paris. Pada awal 1927, kesepakatan ini akhirnya dilegalkan oleh 24 negara dan dengan demikian OIE telah secara resmi berdiri. Pada tahun 1946, Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) membentuk Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO) pada tahun 1948. Kedua organisasi ini bergerak dalam cakupan bidang yang serupa, namun lebih terkhusus dari OIE, sehingga eksistensi OIE pada waktu itu banyak dipertanyakan: apakah sebaiknya OIE dibubarkan saja? Namun pada waktu itu banyak pihak yang kontra terhadap rencana pembubaran OIE. Berkat dukungan dan pembelaan dari negara-negara anggota serta delegasi-delegasi, OIE tetap dipertahankan hingga sekarang.

Pada tahun 2003, Office International des Epizooties berganti nama menjadi World Organization for Animal Health, tetapi tetap menggunakan nama OIE sebagai akronimnya, dengan alasan historis. 2.3 Tujuan OIE Tujuan utama OIE adalah mencegah timbulnya wabah penyakit hewan global, dengan cara memastikan tiap-tiap negara anggota menyediakan transparansi yang setinggi-tingginya mengenai status kesehatan hewan di negara masing-masing. Jika terdapat suatu kasus penyakit menular yang serius dalam suatu negara anggota, negara tersebut harus segera memberitahu OIE dalam kurun waktu 24 jam. Hal ini bertujuan agar berita dapat sesegera mungkin menyebar ke negaranegara lain, sehingga impor hewan hidup maupun produk hewan dari negara yang terjangkit dapat segera dihentikan/ditunda. 2.4 Prinsip OIE Dalam melaksanakan tugasnya, OIE berpegang pada dua prinsip pokok, yaitu terciptanya animal welfare dan one health. 2.4.1 Animal Welfare (Kesejahteraan Hewan) Prinsip animal welfare menurut catatan sejarah telah ditemukan sejak tahun 1792 SM di Babylonia, pada masa pemerintahan Raja Hammurabi. Dalam ilmu kedokteran hewan, prinsip ini adalah nomor dua setelah prinsip kesejahteraan manusia. OIE telah menetapkan 11 standar kesejahteraan hewan yang mengikat seluruh negara anggota. Standar ini meliputi: 1. Transportasi hewan melalui jalan darat 2. Transportasi hewan melalui jalan laut 3. Transportasi hewan melalui jalan udara 4. Tempat tinggal hewan konsumsi manusia 5. Peniduran hewan berpenyakit dan hewan kontrol 6. Kontrol populasi anjing liar 7. Pemanfaatan hewan untuk penelitian dan pendidikan 8. Sistem produksi daging ternak 9. Kesejahteraan hewan laut ternakan selama transportasi

10. Peniduran hewan laut ternakan untuk konsumsi manusia 11. Peniduran hewan laut ternakan yang berpenyakit 2.4.2 One Health (Satu Kesehatan) One health adalah sebuah prinsip untuk mengusahakan semaksimalnya berbagai cara agar tercipta kesehatan hewan dan masyarakat secara global. Krisis flu burung H5N1 dan flu babi H1N1 telah menunjukkan betapa pentingnya kontrol hewan antarnegara. Untuk itu, tiap-tiap negara harus bersikap setransparan mungkin kepada dunia. Bukan demi menjaga stabilitas negara, lantas menutup-nutupi wabah yang terjadi di negaranya, melainkan demi kepentingan global. OIE dapat membantu negara-negara anggotanya dalam mencegah dan menangani wabah penyakit hewan serius. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terlihat bahwa cara paling efektif menjaga kesehatan hewan dan manusia secara global adalah dengan meningkatkan sistem perbaikan mutu kesehatan hewan. 2.5 Peranan OIE OIE bertanggung jawab mengeluarkan aturan internasional mengenai perdagangan hewan, baik hewan hidup maupun produk hewan, demi kesehatan dan keamanan dalam perdagangan internasional. OIE juga bertanggung jawab mengumpulkan, menganalisis dan mensirkulasi informasi kesehatan hewan seluruh negara anggota. Hingga saat ini, kira-kira sudah ada 45 perjanjian resmi yang dibuat OIE dengan organisasi-organisasi lain di seluruh dunia demi mewujudkan kesehatan hewan dan masyarakat di seluruh dunia, antara lain: 1. Food and Agriculture Organization (FAO) 2. World Health Organization (WHO) 3. World Trade Organization (WTO) 4. World Veterinary Association (WVA) 5. World Bank 6. International Federation for Animal Health (IFAH) 7. International Dairy Federation (IDF) 8. International Meat Secretariat (IMS)

9. International Egg Commission (IEC) 10. International Council for Laboratory Animal Science (ICLAS) 11. International Council for the Exploration of the Sea (ICES) 12. International Organization for Standardization (ISO) 13. Safe Supply of Affordable Food for Everyone Everywhere (SSAFEE)

BAB III KESIMPULAN

Office International des Epizooties (OIE) adalah organisasi terbesar di dunia saat ini yang bergerak di bidang epizootika. OIE dibentuk dengan tujuan mencegah timbulnya wabah penyakit hewan global, dengan cara memastikan tiap-tiap negara anggota menyediakan transparansi yang setinggi-tingginya mengenai status kesehatan hewan di negara masing-masing. Peranan OIE adalah sebagai lembaga yang mengeluarkan aturan internasional mengenai perdagangan hewan, baik hewan hidup maupun produk hewan, demi kesehatan dan keamanan dalam perdagangan internasional. OIE juga bertanggung jawab mengumpulkan, menganalisis dan mensirkulasi informasi kesehatan hewan seluruh negara anggota.

DAFTAR PUSTAKA

http://dictionary.reference.com/browse/epizootic http://tatavetblog.blogspot.com/2011/06/2011-dunia-bebas-rinderpest.html http://www.oie.int/animal-welfare/future-developments/ http://www.oie.int/for-the-media/onehealth/ http://www.oie.int/for-the-media/onehealth/oie-approach/ http://www.oie.int/for-the-media/onehealth/oie-involvement/ http://www.salute.gov.it/veterinariaInternazionale/paginaInternaMenuVeterinariaInternazio nale.jsp?id=1810&lingua=english&menu=relations http://www.voaindonesia.com/search/?k=rinderpest#article

Anda mungkin juga menyukai