Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 2 - 6 JAM POSTPARTUM

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 2 - 6 JAM POSTPARTUM

I.

PENGKAJIAN DATA
Tanggal Jam Nama Pengkaji : Merupakan waktu pengkajian : Merupakan waktu pengkajian : Merupakan yang melakukan pengkajian

A. DATA SUBYEKTIF a.Identitas


v Nama: Merupakan identitas pasien v Umur : semakin tua usia ibu lebih dari 35tahun terlalu muda(>20 thn) mempunyai resiko pendarahan lebih besar karena organ reproduksi belum atau tidak mencapai titik fungsi reproduksinya. v Pendidikan:Menggambarkan kemampuan seorang ibu dalam menyerap konseling yang di berikan oleh bidan. v Pekerjaan : menggambarkan keadaan sosial ekonomi sehingga ikut menentukan intervensi yang di sesuaikan dengan kemampuan klien secara ekonomi. v Alamat: ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan atau bila keadan mendesak. Dengan maksimal dan menjalankan

diketahui alamat tersebut Contoh : 1. BIODATA Nama Umur Tahun Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Islam : SD : PRT : Ny. A : 23 Tahun

bidan dapat mengetahui

tempat tinggal klien dan lingkungannya (Depkes RI 2005)

Nama Suami Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat

: Tn. S : 24 : Islam : SMP : Swasta : jl.

: jl. Bangka No.5 jember

Bangka No.5 Jember

2. Keluhan Utama
Afterpain adalah rasa sakit atau mules-mules yang disebabkan oleh kontraksi rahim,berlangsung 2-4 jam (Mochtar,1998). Tetapi,belum dirasakan oleh ibusaat ini. Nyeri akibat luka episiotomi.kebanyakan ibu merasakannya Konstipasi akibat kekurangan intake cairan,kurang mobilisasi ataupun makanan yang berserat. Retensi urine karena takut sakit saat berkemih

3. Riwayat Kesehatan
Klien jaringan. Klien dengan TBC memiliki resiko anemia memiliki resiko penularan ke bayinya. Klien dengan riwayat diabetes mellitus resiko infeksi yang besar akibat disfungsi sirkulasi bahkan bisa timbul infeksi.karena peninggian kadar gula akan membuat proses penyembuhan menjadi lama. Selain itu proses laktasi juga membutuhkan glukosa lebih bnyak dari wanita dewasa sehingga resiko hipoglikemia lebih besar. karena pembentukan Hb tidak sempurna dan mudah terjadi pendarahan post partum disamping dengan riwayat penyakit jantung akan memiliki resiko dekompensasi kordis dan infeksi nifas dan infeksi nifas akibat perfusi

Ibu dengan kelainan pembekuan darah(haemofilli) akan memiliki resiko terjadinya perdarahan post partum.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Bila dalam keluarga ada yang menderita penyakit menularseperti TBC,Hepatitis,ISPA maka ibu dan bayi mempunyi resiko tertular. Penyakit DM yang di derita keluarga akan bisa menurun pada klien karena masa nifas meninggikan resiko terjadinya DM dengan alasan kebutuhan insulin pada wanita nifas lebih tinggi.

5. Riwayat Menstruasi
Data ini memang tidak secara langsung berhubungan dengan masa nifas, namun dari data yang bidan peroleh, bidan akan mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya.Dan mengalami apa saja pada kemungkinan Menarche Banyaknya Siklus Keluhan atau hitam Lamanya HPHT Reproduksi : lama menstruasi dari hari pertama sampai hari terakhir : hari pertama haid terakhir ibu menstruasi yang terjadijika pasien kelainan

menstruasi seeorang. : pertama kali ibu menstruasi : banyak darah menstruasi yang keluar : jarak antar menstruasi tiap bulannya : keluhan yang dirasakan oleh ibu saat menstruasi

Jenis dan warna: jenis serta warna darah seperti encer,padat dan merah

Riwayat menstruasi digunakan untuk mengetahui keadaan organ

6. Riwayat Obstetric
Hal ini untuk mengetahui jumlah anak, kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu.

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


Merupakan hal yang berkaitan dengan kehamilan meliputi : Tempat periksa kehamilan, frekuensi kunjungan periksa, konseling yang pernah di dapat saat ANC serta obat atau vitamin yang pernah di dapat.

8. Riwayat Persalinan
Kala I Kala II terjadi Kala IV : keadaan ibu apakah ada tanda dan gejala yang patologis misalnya terjadi Perdarahan Kala III : lamanya dan keadaan patologis yang terjadi : lama, jenis persalinan, BB, TB, APGAR Score : pengeluaran plasenta, keadaan kontraksi yang

9. Riwayat Pernikahan
Hal ini penting untuk bidan kaji karena dari data inilah bidan akan mendapatkan gambaran mengenai suasana rumah tangga pasangan. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan, antara lain: usia nikah pertama kali, status pernikahan, lama pernikahan, dan suami keberapa.

10.
a.

Pola Kebiasaan Sehari Hari


Nutrisi

Pada klien nifas diet yang diberikan harus tinggi protein,kalori,mineral serta cukup cairan. Kapsul iodium dan vitamin A merupakan program pemerintah yang perlu di perhatikan karena memiliki fungsi bagi perbaikan metabolisme tubuh (Hamilton 1999). b. Eliminasi BAB sudah harus di penuhi dalam 3 hari post partum.bila ada obstipasi akan timbul febris karena obstipasi menekan serviks sehingga menimbulkan sumbatan dan bendungan lochea yang menyebabkan infeksi.

Segera setelah post partum ibu harus dapat berkemih.klien post partum harus bisa kencing secara spontan.Miksi minimal dalam 24 jam 6 kali (JHPIEGO,2001)

c.

Aktivitas dan latihan Segera setelah persalinan keaadan umum baik klien dapat melakukan ambulasi dini, aktifitas santai yang berguna bagi semua sistem tubuh terutama fungsi usus, kandung kemih. Sirkulasi darah dan paru disamping membantu mencegah trombosit pada pembuluh darah tungkai dan menggubah perasaan sakit menjadi sehat. (hamilton, 1995)

d. Istirahat dan tidur Pola lama dan gangguan tidur 2-6 jam post partum berpengaruh pada ibu postpartum untuk memperbaiki keadaan umum ibu.

11.

Riwayat Psikososial Dan Budaya

Aspek Psikososial Peristiwa persalinan akan memberikan tekanan psikis kepada ibu itu sendiri ,hal ini perlu dikaji karena ketidakstabilan psikis akan mempengaruhi fungsi tubuh secara fisik yang akan mengakibatkan gangguan post partum (Dongoes,2001) Aspek Sosial Budaya Pengkajian tentang kebiasaan di lingkungan tempat tinggal klien yang dapat merugikan klien post partum dan bayinya.

B. DATA OBYEKTIF
Untuk melengkapi data dalam menegakkan diagnose, bidan harus melakukan pengkajian data obyektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi yang bidan dilakukan secara berurutan.

1. Pemeriksaan Umum
Tanda-tanda vital Tekanan darah: tekanan darah biasanya normal bila selama hail normal tekananya nor,al. Setelah persalinan maksimal sistol 140 mmHg, diastol 90 mmHg. (Depkes RI,1994). Kadangkala terjadi hipotensi akibat deuresis dan deaphoresis Bila sehingga ini terjadi menetap perubahan disertai volume takikardi fardiofaskuler. Nadi Bradikardi post partum pada hari ke 6-10 dengan denyutan 40-70 kali/menit adalah perubahan normal (Reeder 1997) Suhu Observasi C). Pernafasan Observasi pernafasan bersamaan dengan mengukur tensi, nadi dan suhu ( Syaifudin 1999). b. Kesadaran - Kesadaran : Composmentis - Status Gizi : LILA 23,5 cm,pada minggu pertama post partum kehilangan berat badan sebesar 2 kg akibat kehilangan cairan (Varney,1997). Pemeriksaan Fisik : Kepala : rambut tidak mudah rontok dan tidak mudah dicabut,bersih Muka : tidak sembab, tidak pucat, tampak bersih Mata : Konjungtiva merah muda,jika agak putih kemungkinan terjadi anemia suhu dilakukan untuk mengetahui apabila ada peningkatan terlalu tinggi disertai demam mungkin karena infeksi (38 hipotensi

menunjukkan adanya shock, perdarahan atau emboli (Reeder, 1998)

Mulut : bibir kering,mengalami dehidrasi karena kekurangan cairan. Caries dalam gigi dapat mempengaruhi nafsu makan ibu yang dapat dalam proses laktasi. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid bendungn vena jugularis menunjukan panas, keras nyeri, perabaan menunjukkan adanya peradangan pada mamae, keadaan putting susu yang datar menyebabkan bayi sukar menyusu. Abdomen : fundus harus pada midline, keras dan TFU setinggi pusat semakin bertambah Varney 2001 : Segera setelah partus TFU 3 jari di bawah pusat. Genetalia : Luka episiotomi dan perineum harus bersih, tidak berwarna kemerahan, tidak odema dan jahitan harus utuh. Perineum bisa utuh, ruptur / luka episiotomi. waktu maka TFU semakin rendah menurut ibu menderita penyakit jantung. Dada : bentuk simetris denyut jantung normal, pernafasan normal, rasa mempengaruhi asupan nutrisi yang penting

II.

INTERPRETASI DATA

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose, masalah dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Langkah awal dari peruusan diagnose atau maslah adalah pengolahan data dan analisa dengan menggabungkan data satu dengan yang lainnya sehingga tergambar fakta. Tanggal : Diperlukan untuk dokumentasi kapan waktu mendiagnosa Diagnosa Kebidanan S : data yang diperoleh dari ungkapan oleh ibu tentang apa yang dirasakan ibu pada masa nifas O : data yang diperoleh dari pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan yang dapat menunjang dari data obyektif seperti yang dikatakan oleh ibu nifas Keadaan Umum Kesadaran VS 84x/menit : Baik : Composmentis : TD: 120/80 mmHg S: 36C, R: 24 x/menit N:

III.

IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL

Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini membutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan akan dilakukan pencegahan. Merupakan diagnose atau masalah kegawatdaruratan yang terjadi pada ibu postpartum. Sambil mengamati pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose atau maslah potensial benar-benar terjadi. Contohnya: gangguan perkemihan, gangguan buang air besar, dan gangguan hubungan seksual dan lain-lain.

IV.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Merupakan kebutuhan atau tindakan yang di berikan kepada ibu pada postpartum jika terjadi kondisi kegawat daruratan yang harus mendapat penanganan sesegera mungkin. Pada pelaksanaannya, bidan kadang

dihadapkan pada beberapa situasi yang darurat yang menuntut bidan harus segera melakukan tindakan penyelamatan terhadap pasien.

V.

RENCANA TINDAKAN
sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan langkah berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan, teori yang up to date, serta divalidasikan dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien. Tanggal : merupakan pendokumentasian kapan di lakukan rencana tindakan.

Anamnesa keadaan ibu dan keluhan yang ibu rasakan R/ mengetahui keluhan ibu secara langsung Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan R/ mencegah terjadinya infeksi silang Periksa KU dan Vital Sign R/ Pemeriksaan keadaan umum dan vital sign menggambarkan keadaan ibu secara umum

Pantau secara berkala terhadap pengeluaran darah. R/ Antisipasi adanya infeksi puerpurium. Observasi TFU, kontraksi uterus. R/ TFU merupakan salah satu indicator untuk mengetahui bahwa proses involusi berlangsung normal, normalnya TFU mengalami penurunan 1cm/ hari teraba keras dan bundar

Nilai adanya tanda-tanda demam, infeksi/ perdarahan abnormal R/ antisipasi adanya tanda bahaya pada masa nifas Pastikan ibu mendapat cukup makanan, istirahat dan cairan R/ nutrisi serta istirahat yang cukup dapat membantu pemulihan kondisi ibu kembali normal seperti sebelum hamil.

Pastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tandatanda penyulit R/ menyusui bayi yang baik dapat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi serta bagi kondisi ibu. Serta antisipasi adanya tanda tanda penyulit.

Berikan konseling mengenai asuhan pada bayi R/ asuhan pada bayi membuat ibu tahu akan kebutuhan serta perawatan bayinya.

Pantau gangguan emosinal R/ gangguan emosional akan berdampak negative bagi ibu dan bayinya. Perhatikan hubungan/respon suami/ keluarga R/ respon suami dan keluarga yang baik pada ibu dapat memberi dukungan bagi ibu

Anjurkan ibu agar tetap menjaga personal higiene khususnya genetalia R/ kebersihan tubuh terutama genetalia Tanyakan Respon ibu dan ayah dengan bayi R/ respon yang baik dari orang tua dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi.

VI.

IMPLEMENTASI
Tanggal : Merupakan waktu pendokumentasian tindakan yang akan

di lakukan

Melakukan anamnese pada ibu tentang perubahan dan keluhan yang di rasakan oleh ibu Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan Memeriksa KU dan Vital Sign Memastikan involusi uterus berjalan normal Mengobservasi TFU dan kontraksi uterus Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi/ perdarahan abnormal Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit seperti bendungan payudara, putting susu tidak menonjol, reflek menghisap pada bayi kurang maksimal.

VII.

EVALUASI

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang bidan berikan pada pasien, bidan mengacu pada beberapa pertimbangan, antara lain: tujuan asuhan kebidanan, efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah, dan hasil asuhan.

Tanggal : Merupakan pendokumentasian dilakukannya evaluasi S : Merupakan data yang di katakan oleh ibu setelah dilakukan tindakan ( implementasi ) yang dilakukan oleh bidan. O : Merupakan data pemeriksaan dan perkembangan yang kita dapatkan setelah dilakukan tindakan oleh bidan A : Merupakan diagnose atau kesimpulan dari data subyektif dan obyektif. P : Merupakan perencanaan selanjutnya yang dilakukan oleh bidan untuk ibu

Anda mungkin juga menyukai