Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL SIGNAL PROCESSING PERCOBAAN 04 OPERASI KONVOLUSI

OLEH :

NAMA NIM ASISTEN

: SITI ROHANI : J1D110026 : M. YUDI SUHENDAR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI S-1 FISIKA BANJARBARU 2013

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL SIGNAL PROCESSING

Nama NIM Judul Percobaan Tanggal Percobaan Fakultas Program Studi Asisten

: Siti Rohani : J1D110026 : Operasi Konvolusi : 11 Maret 2013 : MIPA : Fisika : M. Yudi Suhendar

Nilai

Banjarbaru, Asisten

(M. Yudi Suhendar)

PRAKTIKUM 04 OPERASI KONVOLUSI I. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat memahami proses operasi konvolusi pada dua sinyal. 2. Mahasiswa dapat membuat sebuah program operasi konvolusi dan mengetahui pengaruhnya pada suatu sinyal.

II.

DASAR TEORI

2.1. Konvolusi Dua Sinyal Konvolusi antara dua sinyal diskrit x[n] dan v[n] dapat dinyatakan sebagai : x[n]*v[n]= [] [ ](1)

Bentuk penjumlahan yang ada di bagian kanan pada persamaan (1) disebut sebagai convolution sum. Jika x[n] dan v[n] memiliki nilai 0 untuk semua integer pada n<0, selanjutnya x[i]=0 untuk semua integer pada i<0 dan v[i-n]=0 untuk semua integer n i < 0 (atau n<i). Sehingga jumlahan pada persamaan (1) akan menempati dari nilai i=0 sampai dengan i=n, dan operasi konvolusi selanjutnya dapat dituliskan sebagai: 0 x[n]*v[n]= [] [ , n = -1, -2, ] , n = 0,1,2, (2)

Rumus konvolusi muncul dari adanya sifat linieritas dan invariant waktu pada sistem. Sebagai konsekwensinya, respon sistem terhadap setiap sinyal masukan yang berubah-ubah dapat dinyatakan dari segi respon cuplikan unit sistem (Santoso, 2006). Konvolusi menggabungkan tiga buah sinyal sinyal masukan, sinyal keluaran, dan respon impuls. Konvolusi adalah cara matematik untuk mengkombinasikan dua buah sinyal menjadi sinyal dalam bentuk lain. Notasi Konvolusi : y[n] = x[n]*h[n] ..(3) Konvolusi bersifat komutatif y[n] = h[n]*y[n]...(4)

Gambar 1. Proses Pemfilteran dengan konvolusi pada sinyal bernoise (Anonim, 2011).

2. Mekanisme Konvolusi Komputasi pada persamaan (1) dan (2) dapat diselesaikan dengan merubah discrete time index n sampai dengan i dalam sinyal x[n] dan v[n]. Sinyal yang dihasilkan x[i] dan v[i] selanjutnya menjadi sebuah fungsi discrete-time index i. Step berikutnya adalah menentukan v[n-i] dan kemudian membentuk pencerminan terhadap sinyal v[i]. Lebih tepatnya v[-i] merupakan pencerminan dari v[i] yang diorientasikan pada sumbu vertikal (axis), dan v[n-i] merupakan v[i] yang digeser ke kanan deng an step n. Saat pertama kali product (hasil kali) x[i]v[n-i] terbentuk, nilai pada konvolusi x[n]*v[n] pada titik n dihitung dengan menjumlahkan nilai x[i]v[n-i] sesuai rentang i pada sederetan nilai integer tertentu. Untuk lebih jelasnya permasalahan ini akan disajikan dengan suatu contoh penghitung konvolusi pada dua deret nilai integer berikut ini. Sinyal pertama: x[i]= 1 2 3 Sinyal kedua: v[i]= 2 1 3 Step pertama adalah pembalikan sinyal kedua, v[n] sehingga didapatan kondisi seperti berikut: Sinyal pertama: x[i] = 1 2 3 Sinyal kedua: v[-i] = 3 1 2 Step ke dua adalah pergeseran dan penjumlahan

Sinyal pertama: Sinyal kedua:

123 312 ------------------ x

product and sum: 0 0 2 0 0 = 2 Step ke tiga adalah pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: Sinyal kedua: 123 312 --------------------- x product and sum: 0 1 4 0 = 5 Step ke empat adalah pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: 1 2 3 Sinyal kedua: 312 ------------------- x product and sum: 3 2 6 = 11 Step ke lima adalah pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: 1 2 3 Sinyal kedua: 312 ------------------- x product and sum: 0 6 3 0 = 9 Step ke enam adalah pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: Sinyal kedua: 123 312 ------------------- x product and sum: 0 0 9 0 0 = 9 Step ke tujuh adalah pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: Sinyal kedua: 123 312 ------------------- x product and sum: 0 0 0 0 0 0 = 0 Dari hasil product and sum tersebut hasilnya dapat kita lihat dalam bentuk deret sebagai berikut: 2 5 11 9 9

Disini hasil penghitungan product and sum sebelum step pertama dan step ke tujuh dan selanjutnya menunjukkan nilai 0, sehingga tidak ditampilkan. Secara grafis dapat dilihat seperti berikut ini:

Gambar 2. Mekanisme Konvolusi Pada gambar 1 bagian atas, menunjukkan sinyal x[n], bagian kedua menunjukkan sinyal v[n], sedangkan bagian ketiga atau yang paling bawah merupakan hasil konvolusi (Santoso, 2006).

III.PERALATAN - PC yang dilengkapi dengan perangkat multimedia (sound card, Microphone, speaker active, atau headset) - Sistem Operasi Windows dan Perangkat Lunak Matlab yang dilengkapi dengan tool box DSP

IV. LANGKAH PRAKTIKUM DAN HASIL 4.1 Konvolusi Dua Sinyal Discrete Unit Step Disini kita akan membangkitkan sebuah sinyal unit step diskrit yang memiliki nilai seperti berikut: x[n]=v[n]= 1 0 , untuk 0 n 4 , untuk nilai lain

Dan melakukan operasi konvolusi yang secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

x[n]*v[n] Untuk itu langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Bangkitkan sinyal x[n] dengan mengetikkan perintah berikut:
L=input('Panjang gelombang(>=10) : '); P=input('Lebar pulsa (lebih kecil dari L): '); for n=1:L if n<=P x(n)=1; else x(n)=0; end end t=1:L; subplot(3,1,1) stem(t,x)

2. Menjalankan program dan tetapkan nilai L=20 dan P=10. Hasil :

3. Selanjutnya memasukkan pembangkitan sekuen unit step ke dua dengan cara menambahkan syntax berikut ini di bawah program anda pada langkah pertama:
for n=1:L if n<=P v(n)=1; else v(n)=0; end end t=1:L; subplot(3,1,2) stem(t,v)

4. Mencoba jalankan program dan tambahkan perintah berikut:


subplot(3,1,3) stem(conv(x,v))

5. Menjalankan program seperti pada langkah kedua dan memerhatikan bagaimana grafik hasilnya. Lalu menganalisis hasil tersebut. Hasil :

Perhitungan untuk konvolusi di atas yaitu : Sinyal pertama: x[i]= 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Sinyal kedua: v[i]= 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Step pertama adalah pembalikan sinyal kedua, v[n] sehingga didapatan kondisi seperti berikut: Sinyal pertama: x[i]= 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Sinyal kedua: v[-i]= 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Step ke dua adalah pergeseran dan penjumlahan Sinyal pertama: Sinyal kedua: 1111111111 1111111111 ------------------------------------------------- x product and sum: 0000000001000000000=1 Step ke tiga adalah pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: Sinyal kedua: 1111111111 1111111111 ------------------------------------------------- x product and sum: 000000001100000000=2 Step ke empat adalah pergeseran satu step dan penjumlahan

Sinyal pertama: Sinyal kedua:

1111111111 1111111111 ---------------------------------------- x

product and sum: 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 = 3 Step ke lima adalah pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: Sinyal kedua: 1111111111 1111111111 ----------------------------------------- x product and sum: 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 = 4 Step ke enam adalah pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: Sinyal kedua: 1111111111 1111111111 ---------------------------------------- x product and sum: 000001111100000=5 Step ke tujuh adalah pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: Sinyal kedua: 1111111111 1111111111 ---------------------------------------- x product and sum: 00001111110000 =6 Step ke delapan adalah pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: Sinyal kedua: 1111111111 1111111111 ---------------------------------------- x product and sum: 0001111111000 =7 Step ke sembilan adalah pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: Sinyal kedua: 1111111111 1111111111 ---------------------------------------- x product and sum: 001111111100 =8 Step ke sepuluh adalah pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: Sinyal kedua: 1111111111 1111111111

---------------------------------------- x product and sum: 01111111110 =9 Step ke sebelas adalah pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: Sinyal kedua: 1111111111 1111111111 ---------------------------------------- x product and sum: 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 = 10

Berikutnya digeser ke kanan dengan cara yang sama. Dari hasil product and sum tersebut hasilnya dapat kita lihat dalam bentuk deret sebagai berikut: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 6. Mengulangi langkah 5 dan merubah nilai untuk L=12, 15, dan 18. Sedangkan untuk P memasukkan nilai 10,15, dan 12. Lalu memerhatikan apa yang terjadi. Hasil : L=12; P=10

L=15; P=5

L=18; P=2

4.2 Konvolusi Dua Sinyal Sinus Pada bagian ini, kita mencoba untuk membangkitkan dua sinyal sinus dan melakukan operasi konvolusi untuk keduanya. Langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Membangkitkan dua gelombang sinus
L= input('Banyaknya titik sampel (>=20):'); f1=input('Besarnya frekuensi gel 1 adalah Hz :'); f2=input('Besarnya frekuensi gel 2 adalah Hz :'); teta1=input('Besarnya fase gel 1 (dalam radiant):'); teta2=input('Besarnya fase gel 2 (dalam radiant):'); A1=input('Besarnya amplitudo gel 1:'); A2=input('Besarnya amplitudo gel 2:'); %Sinus pertama t=1:L; t=2*t/L; y1=A1*sin(2*pi*f1*t+teta1*pi); subplot(3,1,1) stem(y1) %Sinus kedua t=1:L; t=2*t/L; y2=A2*sin(2*pi*f2*t+teta2*pi); subplot(3,1,2) stem(y2)

Hasil :

2. Menjalankan program
Banyaknya titik sampel (>=20):20 Besarnya frekuensi gel 1 adalah Hz :1 Besarnya frekuensi gel 2 adalah Hz :0.5 Besarnya fase gel 1 (dalam radiant):0 Besarnya fase gel 2 (dalam radiant):0.5 Besarnya amplitudo gel 1:1 Besarnya amplitudo gel 2:1

3. Melanjutkan dengan menambah listing


subplot(3,1,3) stem(conv(y1,y2))

4. Menjalankan program Hasil :

5. Mengulangi langkah dengan menetapkan nilai L=50 w1=w2 teta1=1.5 teta2=0.5 A1=A2=1

Hasil :

4.3 Konvolusi Sinyal Bernoise dengan Raise Cosine 1. Membangkitkan sinyal raise cosine dan sinyal sinus
n=-7.9:.5:8.1; y=sin(4*pi*n/8)./(4*pi*n/8); figure(1); plot(y,'linewidth',2) t=0.1:.1:8; x=sin(2*pi*t/4); figure(2); plot(x,'linewidth',2)

Hasil :

2. Menambahkan noise Gaussian


t=0.1:.1:8; x_n=sin(2*pi*t/4)+0.5*radn*sin(2*pi*10*t/4+0.2*radn*sin(2*pi*12*t/ 4); figure(3); plot(x_n,'linewidth',2)

Hasil :

3. Melakukan konvolusi sinyal sinus bernoise dengan raise cosine


xy=conv(x_n,y); figure(4); plot(x,y,linewidth,2)

Hasil :

4.4 Konvolusi pada sinyal audio 1. Membuat sebuah program baru


clear all; [Y,Fs]=wavread('keren.wav'); Fs=16000; sound(Y,Fs)

Hasil : suara terdengar normal. 2. Memberi tanda % pada sound(Y,Fs) untuk membuatnya tidak dieksekusi oleh MATLAB, sehingga menjadi %sound(Y,Fs). Kemudian menambahkan perintah berikut :
noise=randn(length(Y),1); Y_noise=Y+0.08*noise; sound(Y_noise,Fs)

Hasil : pada suara terdapat noise. 3. Membuat perintah sound tidak aktif kemudian membangkitkan sebuah sinyal yang bernilai 1 dengan cara seperti berikut :
satu=ones(4,1);

4. Melakukan operasi lalu mendengarkan bunyi dan mengamati spektogram


Y_c=conv(satu,Y_noise); sound(Y_c,Fs) plot(Y_c)

specgram(Y_c)

Hasil : Sinyal audio asli

Sinyal audio ditambah noise

Sinyal bernilai 1

Sinyal hasil konvolusi

5. Menampilkan grafik fungsi untuk hasil sinyal pada langkah 1,2, dan 4. Apa yang didapat dari grafik ? Hasil : Sinyal asli

Sinyal ditambah noise

Sinyal bernilai 1

Sinyal hasil konvolusi

V. PEMBAHASAN Tujuan dari percobaan mengenai operasi konvolusi ini adalah mahasiswa dapat memahami proses operasi konvolusi pada dua sinyal serta dapat membuat program operasi konvolusi dan mengetahui pengaruhnya pada suatu sinyal. Dalam langkah percobaan yang dilakukan pertama-tama mengamati mengenai konvolusi sinyal unit diskrit unit step dimana pada bagian ini kita membangkitkan sebuah sinyal unit step diskrit yang memiliki persamaan tertentu. Pada listing diinput mengenai panjang gelombang dimana memiliki nilai 10 serta lebar pulsa yang nilainya lebih kecil dari L. Setelah itu dideklarasikan fungsi subplot dan stem. Stem merupakan perintah untuk menampilkan sinyal diskrit. Setelah program dijalankan di Matlab maka dihasilkan tampilannya. Tampilan di Matlab memperlihatkan sinyal berupa sinyal diskrit berbentuk kotak

(sinyal step) yang memiliki nilai yang diinput sebesar L=20 dan P=10. Setelah itu dimasukkan pembangkit sekuen unit step kedua dengan menambahkan sintaks. Lalu program tersebut dijalankan dan menghasilkan dua buah sinyal yang sama dan satu sinyal yang berbeda. Sinyal pertama memiliki bentuk yang sama seperti sinyal kedua. Lalu kedua sinyal tersebut dikonvolusi dengan perintah stem(conv(x,v)) sehingga menghasilkan sinyal yang berbeda dengan sebelumnya seperti berbentuk segitiga. Jika sinyal yang dikalikan berada di atas sumbu maka hasil konvolusi juga di atas sumbu sedangkan jika sinyal yang dikalikan berada persis di sumbu maka hasil konvolusinya juga berada persis di sumbu. Untuk sinyal yang lain dicoba nilainya seperti L=12, 15, dan 18 serta P=10, 5, dan 12 menghasilkan hasil konvolusi yang berbeda. Dari perbedaan nilainilai tersebut maka step-step yang terjadi pada konvolusi yaitu pertama pembalikan sinyal kedua, kedua pergeseran dan penjumlahan dimana sinyal kedua digeser sekali ke kiri. Step ketiga yaitu pergeseran satu step dan penjumlahan dimana posisinya sama dengan step kedua. Step keempat yaitu pergeseran satu step dan penjumlahan posisi kedua sinyal sama. Step kelima yaitu pergeseran satu step dan penjumlahan dimana sinyal kedua digeser sekali ke kanan. Step keenam yaitu pergeseran satu step dan penjumlahan dimana sinyal kedua digeser dua kali ke kanan. Step ketujuh yaitu pergeseran satu step dan penjumlahan dimana sinyal

kedua digeser tiga kali ke kanan. Lalu penyelesaian dari semua step tersebut hasilnya dapat dilihat dalam bentuk deret. Pada bagian kedua mengamati mengenai konvolusi dua sinyal sinus dimana pada bagian ini mencoba untuk membangkitkan dua sinyal sinus dan melakukan operasi konvolusi untuk keduanya. Pada listing dideklarasikan banyaknya titik sampel dengan nilai 20, besarnya frekuensi gelombang 1 maupun gelombang 2 dalam satuan Hz, besarnya fase gelombang 1 maupun gelombang 2 dalam satuan radian, besarnya amplitudo gelombang 1 maupun gelombang 2, persamaan sinyal pertama dan sinyal kedua, perintah stem untuk kedua sinyal tersebut. Program lalu dijalankan dengan nilai yang sudah ditentukan dan menghasilkan tampilan masing-masing sinyal yang berbentuk diskrit. Kedua sinyal tersebut dikonvolusi dan menghasilkan sinyal baru yang rapat dan jumlah sampel lebih banyak. Sinyal tersebut masih mencirikan sinyal pertama dan kedua sebelum dikonvolusi. Setelah itu dengan program yang sama namun dengan input nilai berbeda dengan sinyal pertama yang berkebalikan dengan sinyal kedua menghasilkan sinyal konvolusi yang maksimum di tengah. Setelah itu mengamati konvolusi sinyal bernoise dengan raise cosine. Pertama mendeklarasikan persamaan dari sinyal pertama yaitu

y=sin(4*pi*n/8)./(4*pi*n/8)

dan kedua yaitu x=sin(2*pi*t/4) dimana

kedua persamaan tersebut sama-sama sinus namun berbeda fase. Bentuk sinyal pertama seperti sinyal pada langkah konvolusi dua sinyal sinus tetapi berbentuk kontinyu sedangkan sinyak kedua seperti sinyal sinus biasa. Lalu menambahkan noise
4)pada

Gaussian

yang

juga

persamaannya

yaitu

x_n=sin(2*pi*t/4)+0.5*radn*sin(2*pi*10*t/4+0.2*radn*sin(2*pi*12*t/

sinyal asli tersebut sehingga sinyal terlihat tidak mulus. Setelah itu

dilakukan konvolusi dan noise tersebut hilang maka konvolusi berfungsi sebagai filter. Konvolusi juga dicoba untuk sinyal audio untuk tujuan mengetahui pengaruh operasi konvolusi pada sinyal audio dengan memanfaatkan file *.wav (keren.wav berisi lagu) seperti pada praktikum sebelumnya. Pertama mendeklarasikan file *.wav yang ada di file Matlab lalu menyuarakannya dengan sound dan hasilnya suara terdengar normal. Lalu membangkitkan sebuah sinyal

yang bernilai satu dengan ones. Sinyal ones berfungsi sebagai pengali. Setelah itu mengkonvolusi kedua sinyal tersebut dan menampilkannya dalam grafik fungsi waktu. Tahap berikutnya yaitu menampilkan specgram dan grafik fungsi waktu dari sinyal audio tersebut dimana pertama-tama menampilkan sinyal asli lalu ditambah noise, sinyal bernilai satu, kemudian sinyal hasil konvolusi, dimana noise sudah direduksi oleh konvolusi tersebut. Specgram menunjukkan frekuensi sinyal, frekuensinya makin kecil jika urutannya sebagai berikut : merah-jinggakuning-hijau-biru-nila-ungu. Untuk grafik fungsi waktu tidak terlihat

perubahannya, seharusnya apabila ditambah noise amplitudo sinyal tersebut akan naik dan sinyal terlihat lebih rapat. Setelah dikonvolusi maka sinyal akan kembali seperti semula.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Proses operasi konvolusi pada dua sinyal dilakukan dengan mengali, menjumlah, dan menggeser ke kiri dan ke kanan (beberapa step). 2. Pengaruh konvolusi pada suatu sinyal adalah meningkatkan amplitudo dan bisa untuk menyaring noise yang dibuat. Saran untuk percobaan ini adalah sebaiknya praktikan lebih teliti dalam menuliskan listing agar program yang dihasilkan tidak ada error.

REFERENSI : Anonim. 2011. Sistem Waktu Diskrit, Konvolusi, dan Persamaan Beda. https://lecturer.eepis-its.edu/ Diakses pada tanggal 21 Maret 2013. Santoso, Tri Budi dan Miftahul Huda. 2006. Modul Praktikum Sinyal dan Sistem (Bagian 1 & 2).

TUGAS 1. Membuat program


a = [1 2 3]; b = [4 5 6]; c = conv(a,b) subplot(3,1,1) stem(a) subplot(3,1,2) stem(b) subplot(3,1,3) stem(c)

Hasil :

Di dalam program ini terdapat dua sinyal yang dikonvolusi, kedua sinyal tersebut sama-sama memiliki 3 frekuensi sampel. Pertama yang ditampilkan sinyal asli pertama dan kedua bersama sinyal hasil konvolusi. Setelah dikonvolusi maka frekuensi sampelnya menjadi 5 buah.

2. Tambahkan perintah pada program di atas menjadi


a = [1 2 3]; b = [4 5 6]; c=conv(a,b); subplot(3,1,1) stem(a) subplot(3,1,2) stem(b) subplot(3,1,3) stem(c) %dekonvolusi "c" dan "b" [d,e]=deconv(c,b); figure stem(d) %dekonvolusi "c" dan "a" [f,g]=deconv(c,a); figure stem(f)

Hasil :

Di dalam program di atas sebenarnya memiliki konsep yang sama dengan no. 1 tetapi hanya dibalik cara kerjanya. Setelah kedua sinyal dikonvolusi, kedua sinyal tersebut didekonvolusi sehingga kembali ke bentuk awal.

Anda mungkin juga menyukai