Anda di halaman 1dari 22

Islam memiliki karakter, ciri khas, dan kepribadian yang berbeda dengan agama lainnya.

Karakter ini, bukan sekadar menunjukkan perbedaan, tetapi juga keunggulan, ketinggian, keistimewaan, dan kemurniannya sebagai ajaran agama. Tidak banyak umat Islam yang mengetahui karakter agamanya. Karena kemalasan mempelajari agamanya, atau karena muamarah li at Taghrib (konspirasi pembaratan), juga karena pembodohan sistematis.

Islam adalah nizham (tatanan) sempurna yang mencakup seluruh sisi kehidupan. Dia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, rahmat dan keadilan, wawasan dan undang-undang, ilmu dan ketetapan, materi dan kekayaan alam, atau penghasilan dan kekayaan, jihad dan dawah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana dia adalah aqidah yang benar serta ibadah yang sahih, tidak lebih tidak kurang. (Al Imam Asy Syahid Hasan al Banna, Majmuah ar Rasail, hal. 305. Maktabah at Taufiqiyah, Kairo. tanpa tahun)

(Ketuhanan)

Islam adalah ajaran yang bersumber (mashdaran) dari Allah Tabaraka wa Taala. Sedangkan Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam, hanyalah Rasul (pembawa risalah), ucapannya adalah wahyu dari Tuhannya, bukan hawa nafsunya. [QS. An Najm:3-4] Bukti Rabbaniyah (ketuhanan), ayat-ayat Iptek Yunus: 61 (adanya benda yang lebih kecil dari atom), Al Hijr: 22 (Anemokori ), Az Zumar:6 (chorion, amnion, dan dinding uterus)

Agama lain, bukanlah ajaran Tuhan melainkan ajaran manusia-manusia yang menjadi pembawanya. [QS. Al Baqarah: 79] Nasrani misalnya, banyak sekali diktumdiktum agama (baik Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama/Taurat) yang terasuki ucapan-ucapan kotor manusia, contoh : wajibnya khitan bagi laki-laki, haramnya babi, haramnya patung makhluk bernyawa dirubah oleh Paulus. Paulus Saulus (Yahudi)

(Kemanusiaan)

Islam, walau ia ajaran dari langit, tetaplah berdimensi manusia karena memang diturunkan untuk seluruh manusia. Tidaklah Kami utus engkau (Muhammad) melainkan untuk seluruh manusia. (QS. As Saba : 28) Ajarannya ada sesuai fitrah manusia yang hanif (lurus) dan bahkan menyempurnakannya. Sesungguhnya Allah telah mengganti untuk kita cara kependetaan (ruhbaniyah) dengan cara (agama) yang hanifiyah (lurus) dan sam-hah (sesuai tabiat manusia). (HR. Imam Baihaqy) Contoh, sikap Islam yang manusiawi terhadap syahwat Islam datang bukan untuk memerangi hawa nafsu, melainkan mengendalikannya dan menempatkannya secara haq. Hadist riwayat Imam Bukhari tentang tiga orang ke salah satu rumah isteri Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam

(sederhana-mudah)

Sederhana dan kemudahan dalam Islam bukanlah dipaksakan adanya, apalagi sengaja dibuat-buat mudah untuk mengikuti selera nafsu manusia. Melainkan Allah Taala sendiri yang menjadikan agama ini mudah. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu. (QS. Al Baqarah: 185) Berikanlah kemudahan jangan mempersulit, berikanlah kabar gembira, jangan buat mereka lari. (HR. Imam Bukhari) Sesungguhnya Allah suka jika rukhshahnya dilaksanakan, sebagaimana ia benci jika maksiat dikerjakan. (HR.Ahmad) Sesungguhnya Rasulullah jika dihadapkan dua perkara, dia akan memilih yang lebih ringan, selama tidak berdosa. (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengizinkan sebagian orang untuk cukup melakukan ibadah-ibadah wajib yang pokok saja Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, sesungguhnya ada seorang Badui datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ia berkata: Tunjukan kepadaku amal yang jika aku kerjakan mengantarkan ke surga. Rasulullah menjawab: Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya dengan apapun, menegakkan shalat yang wajib, menunaikan wajibnya zakat, dan puasa Ramadhan. Orang itu berkata, Demi yang jiwaku ada di tanganNya, aku tidak akan menambahnya. Ketika orang itu berlalu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallambersabda: Barangsiapa yang ingin melihat laki-laki yang termasuk ahli surga, maka lihatlah orang itu. (HR. Bukhari)

Mudah, sesuai kemampuan Berongkos, penuh resiko dan sanksi

Sayangnya, kemudahan Islam yang Allah Jalla wa Ala berikan ini tertutup oleh sikap sebagian besar umat Islam yang menyulitkan dan melampaui batas. Entah karena tradisi lokal, pemahaman agama yang menyimpang, atau hadits-hadits palsu Contoh : hal yang membatalkan puasa

(Pertengahan, Adil dan Seimbang)

Maksud dari karakter ini adalah sikap Islam yang pertengahan, adil, dan seimbang di antara dua jalan dan arah yang saling bertentangan. Contoh : Antara dunia dan akhirat, individu (fardiyah) dan masyarakat (jamaiyah), idealita (mitsaliyah) dan realita (waqiiyah), spiritual (ruhiyah) dan material (maddiyah), tekstual (manthuq) dan kontekstual (mafhum), konsisten (tsatbat) dan taghayyur (perubahan), sosialisme (isytirakiyah) dan kapitalisme (rasumaliyah), dan lainnya.

Allah Taala berfirman:Dan Kami jadikan kalian sebagai umatan wasathan (QS. Al Baqarah: 143) Karakter pertengahan, adil, dan seimbang ini bukanlah klaim, melainkan fakta. Contoh : Pertengahan Islam dalam menyikapi wanita haid, keadilan Islam dalam pembagian waris yang amat detil dan proporsional, Keadilan Islam juga nampak dalam menyikapi hak kepemilikan harta

(Sempurna dan saling melengkapi)

Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (QS. An Nahl (16): 89) Islam adalah nizham (tatanan) sempurna yang mencakup seluruh sisi kehidupan. Dia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, rahmat dan keadilan, wawasan dan undang-undang, ilmu dan ketetapan, materi dan kekayaan alam, atau penghasilan dan kekayaan, jihad dan dawah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana dia adalah aqidah yang benar serta ibadah yang sahih, tidak lebih tidak kurang. (Al Imam Asy Syahid Hasan al Banna) Dr. V. Fitzgerald, C.A. Nallino, Dr. Schacht, R. Strothman, D.B. Macdonald, Sir T. Arnold, Gibb, mereka semua mengatakan Islam bukan sekedar agama, tetapi juga tatanan politik, negara, kekuasaan, hukum dan perundang-undangan. (Min fiqh ad daulah, Dr. Yusuf al Qaradhawy).

Islam adalah agama yang amat sempurna. Dari urusan yang dianggap sepele hingga sangat kompleks, Islam punya aturan. Islam sebagai agama sempurna, sangat antisipatif terhadap perkembangan zaman dan kemajuannya.

ulama Islam tidakla dinamakan rohaniawan, sebab mereka tidak hanya mengurus jiwa manusia. Contoh : Imam Abu Hanifah, selain Ahli fiqih ia adalah seorang pedagang pakaian yang sukses. Imam Fakhrurrazi pengarang Tafsir Al kabir, ia juga seorang dokter
Berbeda dengan Pastur, Pendeta, Rabi, dan Bikshu, mereka disebut rohaniawan atau agamawan

(Fleksibel antara yang tetap- tsawabit, dan berubah - mutaghayyirat)

Islam memiliki muatan yang tetap, tidak berubah selamanya. Adapun yang berubah bukannya syariat, melainkan fatwa atau ijtihad. Fatwa dan ijtihad para ulama bisa berubah dan berbeda, karena perbedaan zaman, kondisi, kebiasaan, dan mungkinwatak manusia. Contoh, Imam Nashirus Sunah Asy Syafii Radhiallahu Anhu Baghdad Qaul Qadim (pendapat lama), hijrah ke Mesir Qaul Jadid (pendapat baru), Contoh lagi, Ulama pengikut madzhab maliki memelihara anjing untuk menjaga rumah atau kebunnya. Contoh lain, Imam Taqiyuddin As Subki, Syaikhul Azhar Musthafa al Maraghi, berpendapat untuk menentukan awal Ramadhan dan awal Syawal, lebih utama menggunakan hisab, bukan ruyah. Awal ditentang oleh Syaikh Ahmad Syakir tapi setelah itu direvisi.

Anda mungkin juga menyukai