Anda di halaman 1dari 12

KHILAFAH ISLAMIYAH

KHILAFAH ISLAMIYAH
MEWUJUDKAN KEHIDUPAN RAHMATAN LIL ‘ĀLAMĪN

Oleh:
Mu`min Muballigh

Abstrak
Hidup penuh berkat dan rahmat dari Allah Swt. adalah mimpi setiap insan. Tak satu pun
manusia muslim di dunia ini yang menentang satu bentuk kehidupan damai sejahtera, rahmatan
lil ‘ālamīn, di bawah naungan Sang Raja sejati manusia. Untuk membentuk masyarakat madani
yang damai sejahtera itu haruslah ada hukum dan undang-undang serta kekuasaan yang
mengikat seluruh warganya.
Dalam tujuan itulah, Muhammad Rasulullah beserta kaum Muhajir dan Anshar
melakukan dakwah dan berjihad hingga bangkitnya kembali Khilafah Allah dan Kota Yatsrib
menjadi pusat mercusuarnya (Madīnah al-Munawwarah). Untuk mengikat masyarakat yang
heterogen menjadi masyarakat madani yang tertib dan teratur dalam suatu wilayah dibutuhkan
sosok pemimpin yang saleh dan piawai meletakkan dasar kesatuan dan organisasi politik
sebagaimana dahulu Muhammad Rasulullah lakukan di tanah Hijaz.
Perjuangan Nabi Muhammad saw. dalam menegakkan Din Allah dari periode Mekah
hingga periode Madinah agaknya kurang dihayati maknanya secara historis oleh generasi yang
mengaku “umat Islam” hari ini. Padahal, perjuangan politik tersebut bermakna amat penting
dalam lintasan sejarah peradaban dunia, Timur dan Barat, bahkan sejarah di Nusantara.
Kebangkitan Khilafah Islamiyah pada zaman Rasulullah Muhammad telah menjadikan umat
Islam sebagai adikuasa dunia dari abad ke-7 hingga abad ke-13 M. Sangat ironis, jika “umat
Islam” saat ini hanya melihat hal tersebut sebagai peristiwa sejarah tanpa makna dan spirit.
Mereka memosisikan Rasulullah Muhammad hanya sebagai kepala keluarga dan pemimpin
spiritual semata, padahal sejarah telah memperlihatkan betapa Islam dan beliau sangat lekat
dengan persoalan kekuasaan politik (khilafah).
Seandainya negeri dengan populasi muslim terbesar dunia ini meneladani Nabi
Muhammad dengan benar, pastilah Allah akan melimpahkan kepada bangsa ini berkah dari
langit dan bumi. Lantas, dari mana titik awal yang benar untuk menyambut kebangkitan
Khilafah-Nya? Apa sesungguhnya makna asasi Khilafah menurut Al-Quran? Bagaimana
korelasi antara Islam dan Khilafah? Bagaimana pula kedudukan dan fungsi Khilafah bagi umat
manusia? Seberapa urgensinya kehadiran Khilafah bagi umat Islam dalam upayanya menjadi
peran sentral dalam mendamaikan dan memakmurkan penduduk dunia (rahmatan lil ‘ālamīn)?
Tulisan singkat ini diharapkan mampu membuka tabir atas semua pertanyaan mendasar
tersebut.

Kata Kunci: Islam, Khilafah, Khilafah Islamiyah, Sunnatulloh, dan Sunnah Rosul.

Artpub V1/2, Maret 2022. |1


KHILAFAH ISLAMIYAH

A. Pengantar mengabdi kepada-Nya (QS. Al-Baqarah [2]:


185); dan juga bashāir, alat untuk melihat
Diskursus politik terkait eksistensi
yang terang? Jelas dikatakan dalam Al-Quran
Khilafah di kalangan umat Islam masih
bahwa Nabi Muhammad saw. diutus untuk
bergema dalam ruang-ruang terbatas. Hingga
menciptakan satu tatanan global yang
saat ini, para ulama dan cendekiawan muslim
berlandaskan Hukum Allah sebagai jaminan
sepakat untuk tidak sepakat tentang persoalan
keadilan dalam seluruh sendi kehidupan umat
Khilafah (kekuasaan politik Islam). Berbeda
manusia.
halnya dengan diskursus tentang ritual
(‘ubudiyyah), hukum keluarga (ahwāl Jika demikian, bagaimana mungkin
syakhsyiyah), masalah perdata (mu’amalah), Islam disudutkan hanya sebagai gerakan
pidana (jinayah), dan masalah keimanan moral yang tidak mengikat secara hukum dan
(‘aqidah) yang cenderung tak beriak. tidak ada hubungannya dengan masalah
kekuasaan (daulah) atau yang umum disebut
Perdebatan klasik akan tersulut ketika
negara. Ditinjau dari fakta sejarah dan ilmu
dalam suatu forum diskusi mulai dibicarakan
as-siyāsah (politik), Rasulullah saw. adalah
hubungan Islam dengan negara, Al-Quran
seorang pemimpin dan negarawan sejati.
dengan peta sejarah dunia, dan lelaku
Muhammad Rasulullah selama hampir 23 Nabi Muhammad bukanlah pemimpin
tahun terkait masalah politik dan negara. agama yang hanya mengurus masalah tata
Argumen para pemikir Islam kontemporer ritual, surga dan neraka; pahala dan dosa.
maupun ulama tradisional dalam meja-meja Lebih dari itu, Rasulullah saw. adalah seorang
diskusi tampak apologis. Allah Swt. pemimpin yang memikirkan ra’yah-nya yang
mengamsalkan perilaku ulama yang demikian kelaparan, melindungi dan memberikan rasa
itu dengan kamatsalil himār yahmilu asfār; aman, serta membebaskan mereka dari
seperti keledai yang membawa kitab-kitab kezaliman dan kebodohan, serta memiliki
yang tebal. legitimasi yang sah atas para pengikutnya.
Perhatikan firman Allah dalam Al-Quran surat
Hari ini, kitab-kitab yang memuat
An-Nisā` [4] ayat 135:
gagasan-gagasan Baratlah yang justru menjadi
idola umat–yang katanya mencintai Allah dan ‫هَدَٓا َء‬M‫وا قَ ٰ َّو ِمينَ بِ ۡٱلقِ ۡس ِط ُش‬ Mْ ُ‫وا ُكون‬ ْ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
Rasul-Nya–dan menjadikannya referensi ‫ينَ ِإن‬ ۚ ِ‫ َرب‬M‫د َۡي ِن َوٱَأۡل ۡق‬M ِ‫ ُكمۡ َأ ِو ۡٱل ٰ َول‬M ‫هَّلِل ِ َولَ ۡو َعلَ ٰ ٓى َأنفُ ِس‬
utama keilmuannya tentang khilafah dan ْ M‫ا فَاَل تَتَّبِ ُع‬Mۖ M‫يرا فَٱهَّلل ُ َأ ۡولَ ٰى بِ ِه َم‬M
‫وا‬M ٗ Mِ‫ا َأ ۡو فَق‬MMًّ‫يَ ُك ۡن َغنِي‬
negara, terlebih di kalangan intelektual ْ ‫وا َوِإن ت َۡل ُٓۥو ْا َأ ۡو تُ ۡع ِرض‬
َ ‫ُوا فَِإ َّن ٱهَّلل‬ ْ ۚ ُ‫ى َأن ت َۡع ِدل‬ ٓ ٰ ‫ۡٱلهَ َو‬
muslim.
‫يرا‬ٗ ِ‫َكانَ بِ َما ت َۡع َملُونَ َخب‬
Banyak definisi state (negara) yang
ilmuwan rumuskan, tetapi tak satu pun yang Wahai orang-orang yang beriman, jadilah
sesuai dengan istilah dīn menurut rumusan kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biar
Al-Quran. Ketika seseorang mencari konsep
pun terhadap dirimu sendiri atau ibu, bapak,
tentang negara dan kekuasaan yang baku dan dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun
vulgar–semodel konsep rumusan Jean Bodin miskin, maka Allah lebih tahu
(1530), John Locke (1632), maupun kemaslahatannya. Maka janganlah kamu
Montesquieu (1888)–di dalam Al-Quran, ia mengikuti hawa nafsu karena ingin
pasti tidak akan menemukannya. Namun, menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu
yakinilah bahwa Al-Quran menyuguhkan teori memutar-balikkan (kata-kata) atau enggan
politik dan kekuasaan, meski ia menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
mengatakannya secara tidak vulgar. adalah Maha Mengetahui segala apa yang
kamu kerjakan.
Bukankah Al-Quran disebut sebagai
Ahsanul Hadīts, satu bentuk pengajaran yang Nabi Muhammad saw. adalah ras
terbaik (QS. Az-Zumar [39]: 23); Al-Hudā, pejuang (mujahid) yang sejak awal misinya
petunjuk atau pedoman bagi orang-orang yang telah menghimpun kekuatan dengan strategi

Artpub V1/2, Maret 2022. |2


KHILAFAH ISLAMIYAH

dan taktik yang jitu untuk merombak total tata menjelang zaman baru, bangkitnya Khilafah
politik nasional Arab dan tata politik global Allah.
yang waktu itu dipegang oleh dua superpower Ketika kehidupan umat manusia
dunia, Romawi (Barat) dan Persia (Timur). dikendalikan oleh ideologi dan kekuasaan
Beliaulah sosok pemimpin yang dijanjikan yang tidak mengenal Allah, tentulah
untuk menghancurkan negara-negara zalim peradaban itu akan tafāwut. Isme-isme yang
dengan kekuatan internal berupa junūd tidak berasal dari-Nya, hasil rekayasa jahat
(militer) yang gagah berani dan alutsista yang manusia, itulah yang sesungguhnya
mumpuni. Beliau adalah Malaul A’lā, menggiring mereka kepada jurang kebinasaan.
pemimpin tertinggi angkatan perang Islam Bentuk-bentuk kehidupan yang berlandaskan
yang terjun langsung ke medan perang untuk individualisme (QS. Al-Jātsiyah [45] ayat 23),
mengomandoi pasukannya. sekularisme (QS. An-Nisā` [4] ayat 60), dan
Menjadi jelas bahwa keterlibatan isme-isme lainnya–dari Barat ataupun Timur–
Rasulullah saw. dalam politik dalam sesungguhnya bukanlah konsepsi kebenaran
kehidupan Madinah bukanlah yang Allah ajarkan. Perhatikan surat Al-
ketidaksengajaan atau dipaksa oleh kondisi Baqarah [2] ayat 177 ini:
yang mengelilinginya. Beliaulah yang ۡ ْ ُّ‫ َّر َأن تُ َول‬MMMِ‫س ۡٱلب‬
menciptakan kondisi Madinah yang demikian ِ ‫ ِر‬MMM‫ َل ٱل َم ۡش‬MMMَ‫م قِب‬Mۡ‫وهَ ُك‬MMMُ‫وا ُوج‬
‫ق‬ َ ‫لَّ ۡي‬
‫و ِم‬MMMۡ َ‫ َّر َم ۡن َءا َمنَ بِٱهَّلل ِ َو ۡٱلي‬MMMِ‫ب َولَ ِك َّن ۡٱلب‬ ٰ ِ ‫ ِر‬MMM‫َو ۡٱل َم ۡغ‬
itu. ٓ
‫ا َل‬MM‫ب َوٱلنَّبِ‍يِّۧنَ َو َءاتَى ۡٱل َم‬ ٰ
ِ َ‫ ِة َو ۡٱل ِك ٰت‬M‫ر َو ۡٱل َملَِئ َك‬M
Ingatlah bagaimana Nabi Muhammad ِ M‫ٱأۡل ٓ ِخ‬
saw. memprakarsai Piagam Madinah. Di َ‫ ِكين‬MMMM‫ربَ ٰى َو ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى َو ۡٱل َم ٰ َس‬MMMM ۡ ُ‫َعلَ ٰى ُحبِِّۦه َذ ِوي ۡٱلق‬
dalam Pasal 42 piagam tersebut dikatakan, ‫ا َم‬MMMَ‫ب َوَأق‬ ِ ‫ا‬MMMَ‫ٓاِئلِينَ َوفِي ٱلرِّ ق‬MMM‫ٱلس‬ َّ ‫بِي ِل َو‬MMM‫ٱلس‬ َّ َ‫َو ۡٱبن‬
“Bila terjadi suatu peristiwa atau ‫ ِد ِهمۡ ِإ َذا‬M‫ونَ بِ َع ۡه‬MMُ‫وةَ َو ۡٱل ُموف‬Mٰ M‫لَ ٰوةَ َو َءاتَى ٱل َّز َك‬M‫ٱلص‬ َّ
perselisihan di antara pendukung piagam ini, ۡ ۡ
َّ ‫صبِ ِرينَ فِي ٱلبَأ َسٓا ِء َوٱل‬ ٰ ۖ
َّ ‫ٰ َعهَدُوا َوٱل‬
ْ
َ‫ضرَّٓا ِء َو ِحين‬
ٓ ۖ ٓ ۗ ۡ ۡ
yang di khawatirkan menimbulkan bahaya, َ‫وا َوُأوْ ٰلَِئكَ هُ ُم ۡٱل ُمتَّقُون‬ ْ M ُ‫ص َدق‬ َ َ‫س ُأوْ ٰلَِئكَ ٱلَّ ِذين‬ ِ ‫ٱلبَأ‬
diserahkan penyelesaiannya menurut
ketentuan Allah Azza Wa Jalla, dan Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah
keputusan Muhammad saw. Sesungguhnya (ideologi) Timur dan Barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya
Allah paling memelihara dan memandang
kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
baik isi piagam ini”. hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-
Lalu, bagaimana mungkin keledai- kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
keledai pembawa Kitab itu menyangka Islam dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
dan Al-Quran tidak mengajarkan masalah yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang
politik? Atau dengan kata lain, kaum sekuler
yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
itu menyangka bahwa keterlibatan Rasulullah hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
Muhammad dalam kehidupan politik ketika menunaikan zakat; dan orang-orang yang
memosisikan dirinya sebagai pemimpin umat menepati janjinya apabila ia berjanji, dan
muslim dan suku-suku di Yatsrib, serta orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
melakukan satu perjanjian untuk tidak saling penderitaan dan dalam peperangan. Mereka
bermusuhan dan ketentuan untuk saling itulah orang-orang yang benar (imannya);
membela apabila diserang yang tercantum dan mereka itulah orang-orang yang
dalam Piagam Madinah, adalah kebijaksanaan bertakwa.
Rasulullah Muhammad yang tidak Cerdasi pula Al-Quran surat An-Najm
berdasarkan petunjuk wahyu secara tekstual. [53] ayat 23 berikut ini:
Pantas saja, umat manusia pada ‫ َّمٓا‬M‫ٓاُؤ ُكم‬MMَ‫ َّم ۡيتُ ُموهَٓا َأنتُمۡ َو َءاب‬M‫ َس‬ٞ‫ َمٓاء‬M‫ِإ ۡن ِه َي ِإٓاَّل َأ ۡس‬
umumnya dan umat Islam pada khususnya,
tidak mampu membaca kondisi zaman dan tak ‫ونَ ِإاَّل ٱلظَّ َّن‬MM‫ ۡل ٰطَ ۚ ٍن ِإن يَتَّبِ ُع‬M ‫ا ِمن ُس‬MMَ‫ َز َل ٱهَّلل ُ بِه‬M ‫َأن‬
ٓ ٰ ‫سُ َولَقَ ۡد َجٓا َءهُم ِّمن َّربِّ ِه ُم ۡٱلهُد‬
‫َى‬ ۖ ُ‫َوما ت َۡه َوى ٱَأۡلنف‬
kunjung keluar dari keterpurukannya. Wabah َ
yang berjangkit serempak di seluruh penjuru
dunia hari ini hanyalah akhir penderitaan
Artpub V1/2, Maret 2022. |3
KHILAFAH ISLAMIYAH

Itu tidak lain hanyalah isme-isme yang dipandang sebagai ancaman terhadap
kamu dan nenek moyangmu mengada- kehidupan demokrasi dan kekuasaan negara-
adakannya; Allah tidak menurunkan suatu negara bangsa. Hal ini dapat dimaklumi
keterangan apa pun untuk (mengikuti)nya. karena institusi Khilafah Islamiyah adalah
Mereka hanya mengikuti dugaan, dan apa institusi kekuasaan yang trans-nasional,
yang diingini oleh keinginannya. Padahal
rahmatan lil ‘ālamīn.
sungguh, telah datang petunjuk dari Rabb
mereka. Ketakutan dan kecurigaan mayoritas
Iqra` bi`ismi rabbikalladzī khalaq, manusia dan penguasa terhadap konsep
Bacalah dengan prespektif Rabbmu yang khilafah muncul akibat miskonsepsi tentang
menciptakan. Apakah bentuk kehidupan yang Din Al-Islam dan gagal memahami ayat-ayat
penuh petaka ini yang Allah kehendaki Allah tentangnya. Orang-orang yang fobia
seandainya kita benar-benar orang-orang yang khilafah berpandangan bahwa Islam adalah
telah beriman dan berislam dengan benar? agama yang tidak mengatur soal politik
Bacalah menggunakan Al-Quran surat Ar- (kekuasaan). Mereka menyangka Al-Quran
Rūm [30] ayat 41–42 berikut ini: tidak berbicara soal politik (kekuasaan)
karena tidak ada penjelasan rinci tentang tata
‫ ِدي‬M‫بَ ۡت َأ ۡي‬M‫ا َك َس‬MM‫ظهَ َر ۡٱلفَ َسا ُد فِي ۡٱلبَرِّ َو ۡٱلبَ ۡح ِر بِ َم‬
َ aturan bernegara di dalamnya. Mereka
ْ
ۡ‫وا لَ َعلَّهُم‬MMMMMMMُ‫ض ٱلَّ ِذي َع ِمل‬َ ‫ ِذيقَهُم بَ ۡع‬MMMMMMMُ‫اس لِي‬ ِ َّ‫ٱلن‬ berpandangan sekuler dalam melihat
ْ ‫ٱنظُر‬MMَ‫ض ف‬
‫ُوا‬ ِ ‫ُوا فِي ٱَأۡل ۡر‬ ْ ‫ير‬M ‫ قُ ۡل ِس‬٤١ َ‫يَ ۡر ِجعُون‬ hubungan Islam dan kekuasaan (negara).
ۚ
‫ ُرهُم‬M َ‫انَ َأ ۡكث‬MM‫ ُل َك‬M‫ةُ ٱلَّ ِذينَ ِمن قَ ۡب‬M َ‫انَ ٰ َعقِب‬MM‫ فَ َك‬M‫َك ۡي‬ Sebaliknya, bagi orang-orang yang
٤٢ َ‫ُّم ۡش ِر ِكين‬ mengimani Al-Quran sebagai Kitab Petunjuk,
maka Al-Quran sejatinya adalah Kitab yang
41
Telah tampak kerusakan di darat dan di
menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan
laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia; Allah menghendaki agar mereka dengan hidup dan kehidupan manusia di muka
merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan bumi (lihat QS. Yūsuf [12]: 111). Sudah
mereka, agar mereka kembali. 42Katakanlah, menjadi fungsi Al-Quran sebagai rujukan
“Bepergianlah di bumi lalu lihatlah utama dan sumber kebenaran sejati bagi umat
bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Islam, tidak terkecuali dalam persoalan
Kebanyakan dari mereka adalah orang- Khilafah (kekuasaan; politik) yang merupakan
orang yang mempersekutukan (Allah).” salah satu unsur utama dalam Din Al-Islam
Bacalah pula surat Al-A‘rāf [7] ayat 96 dan unsur penting dalam kehidupan sosial
berikut ini: masyarakat bangsa.

‫ا َعلَ ۡي ِهم‬MMَ‫وا َوٱتَّقَ ۡو ْا لَفَت َۡحن‬


ْ ُ‫ى َءا َمن‬ٓ ٰ ‫َولَ ۡو َأ َّن َأ ۡه َل ۡٱلقُ َر‬ Masalah Khilafah dan Khalifah adalah
ْ ‫ َّذب‬MMMM‫ض َو ٰلَ ِكن َك‬ salah satu tema penting dalam Al-Quran
‫ُوا‬ ِ ‫ َمٓا ِء َوٱَأۡل ۡر‬MMMM‫ٱلس‬ َّ َ‫ت ِّمن‬ ٖ ‫ر ٰ َك‬MMMM
َ َ‫ب‬ karena terkait dengan persoalan bagaimana
َ‫وا يَ ۡك ِسبُون‬ ٰ
ْ ُ‫فََأخ َۡذنَهُم بِ َما َكان‬ menata kehidupan umat manusia. Tanpa
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri adanya kekuasaan (khilafah) dan penguasa
beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan (khalifah), maka sudah dapat dipastikan
melimpahkan kepada mereka berkah dari bahwa sistem hukum tidak dapat diterapkan
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan sehingga akan tercipta kehidupan yang kacau,
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa timpang, dan zalim (tidak adil).
mereka disebabkan perbuatannya.
Keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan
tidak akan mungkin tercipta tanpa adanya
B. Khilafah Dalam Al-Quran kekuasaan/penguasa (khilafah/khalifah).
Dalam konteks kehidupan berbangsa Begitu pentingnya persoalan khilafah, maka
dan bernegara, pengusung gerakan khilafah tidak mungkin tidak dijelaskan oleh Allah
selalu dianggap sebagai kelompok radikal, dalam Al-Quran. Perkara rinci atau tidaknya
ekstremis, atau fundamentalis yang anti- penjelasan yang diberikan atau sebatas
nasionalis dan anti-demokrasi. Khilafah prinsip-prinsip dasarnya, bukanlah hal yang

Artpub V1/2, Maret 2022. |4


KHILAFAH ISLAMIYAH

dapat dijadikan alasan untuk menafikan seorang khalifah adalah seseorang yang diberi
persoalan Khilafah. amanat untuk melaksanakan suatu kekuasaan
atas nama penguasa yang digantikannya.
Secara tekstual, kata khilāfah sendiri
tidak ada tertulis di dalam Al-Quran, tetapi Seorang Rasul disebut sebagai Khalifah
menjadi istilah politik dalam menyebut bentuk Allah di bumi dalam arti sebagai penguasa
pemerintahan atau kekuasaan yang berasaskan dan pengganti Allah Swt. dalam menjalankan
ideologi Allah (Din Al-Islam). Namun, kata fungsi-fungsi Ilahiyah (sebagai Rabb-Malik-
khalīfah yang berarti pemimpin; penguasa Ilah) dalam kehidupan manusia. Begitu pula
terulang dua kali dalam Al-Quran surat Al- para Khalifah setelah Rasulullah wafat disebut
Baqarah [2] ayat 30 dan surat Shād [38] ayat Khalifah Rosul karena berfungsi sebagai
26. pengganti Nabi Muhammad saw. dalam
memimpin suatu kekuasaan (pemerintah),
Kedua ayat tersebut berbicara tentang
mulai dari masa Khulafa Rasyidin, Khilafah
khalifah (penguasa; pemimpin), baik Nabi
Umayyah, hingga masa Khilafah Abbasiyah.
Adam maupun Nabi Daud. Sebagai Khalifah,
Mereka secara bergantian menjadi khalifah
Adam ditugaskan untuk memimpin umat
(pemimpin; penguasa) dari khalifah
manusia, memakmurkan bumi, mencegah
sebelumnya dalam menegakkan dan menjaga
terjadinya pertumpahan darah (peperangan),
kekuasaan Allah di muka bumi. Secara
dan menjalankan segala perintah-Nya.
esensial, para Khalifah adalah pemegang
Adapun Daud diperintah Allah untuk
kuasa atau mandat dari Allah, Sang Penguasa
menegakkan hukum secara adil di antara umat
dan Pemilik alam semesta. Untuk itu, mereka
manusia tanpa ada perbedaan dan larangan
memimpin dan menata dunia “atas nama
untuk mengikuti hawa nafsunya. Jelaslah,
Allah”.
bahwa tanpa adanya Khalifah (penguasa;
pemimpin politik), maka tidak akan ada Berdasarkan pengertian khalifah di atas
keadilan, kedamaian, dan kemakmuran. dan penegasan beberapa ayat Al-Quran
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
Adapun kata khalāif (bentuk jamak dari
kedudukan seorang Khalifah dalam Khilafah
khalīfah) terulang sebanyak empat kali dalam
Allah adalah sebagai wakil atau pengganti
Al-Quran, yakni pada surat Al-An‘ām [6] ayat
Allah dalam mengatur, menata, dan
165, Yūnus [10] ayat 14 dan 73, dan Fāthir
memakmurkan kehidupan umat manusia dan
[35] ayat 39.
alam sekitarnya di bumi ini. Seorang Khalifah
Selanjutnya, kata khulafā (juga bentuk berkewajiban sebagai penguasa dan pengatur
jamak dari kata khalīfah) terulang sebanyak kehidupan ummat manusia agar tercipta
tiga kali dalam Al-Quran, yakni pada surat Al- kehidupan yang harmonis, adil, damai, dan
A‘rāf [7] ayat 69, Al-A‘rāf [7] ayat 47, dan sejahtera.
An-Naml [27] ayat 62.
Dari titik inilah dapat dipahami, bahwa
Kata lain yang juga digunakan Al-Quran adanya khilafah yang dipimpin oleh seorang
untuk mewujudkan makna khalīfah adalah Khalifah adalah sarana wajib dalam
kata istakhlafa-yastakhlifu yang berarti menegakkan dan melaksanakan syariat Allah.
menjadikan penguasa; pemimpin; khalifah. Hal ini logis, karena penegakan syariat Allah
Penggunaan kata yastakhlifu tersebut dapat di tengah-tengah kehidupan umat manusia
dilihat dalam Al-Quran surat Al-A‘rāf [7] ayat baru dapat berjalan secara efektif (mengikat
129 dan An-Nūr [24] ayat 55. dan memaksa) manakala didukung oleh
Dengan demikian dapat disimpulkan kekuasaan politik (khilafah). Khalifah sebagai
bahwa, yang dimaksud dengan khalifah wakil Allah dan penegak hukum-Nya di bumi
adalah seseorang yang diangkat menjadi harus (wajib) ada di dalam suatu komunitas
pengganti dari posisi seseorang yang ummat manusia (bangsa-bangsa).
digantikannya, baik fungsi yang melekat pada
dirinya secara inheren maupun secara jabatan. C. Relasi Islam dan Khilafah
Dalam konteks politik (khilafah), maka

Artpub V1/2, Maret 2022. |5


KHILAFAH ISLAMIYAH

Islam sebagai sistem hukum yang eranya, yakni ketika kehidupan umat manusia
komprehensif dan universal tidak mungkin belum berada di bawah naungan negara-
menafikan persoalan kekuasaan dan negara bangsa (nation states). Hari ini,
pemerintahan yang sangat penting dalam menurut mereka, sistem pemerintahan
kehidupan sosial umat manusia. Kendati Al- Khilafah Islamiyah tidak lagi relevan dengan
Quran tidak menjelaskannya secara rinci dan kondisi kekinian yang serba modern, terbuka,
utuh, tetapi Dia telah mengatur hal-hal yang toleran, liberal, dan plural.
berbentuk nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar Bagi mereka, Negara bangsa yang
dalam kehidupan berbangsa dan berkhilafah. berbentuk Kesatuan adalah hasil perjanjian
Persoalan “Islam dan Khilafah” adalah luhur kebangsaan di antara anak bangsa
sesuatu yang asasi dalam Din Al-Islam. Relasi pendiri negara. Negara kesatuan dibentuk
keduanya ibarat dua sisi mata uang. Islam guna mewadahi segenap elemen bangsa yang
sebagai Din merupakan sebuah sistem hukum bineka dalam hal suku, bahasa, budaya, dan
yang menjadi dasar bagi kehidupan manusia, agama. Sudah menjadi kewajiban semua
sedangkan khilafah adalah penegak dan elemen bangsa untuk mempertahankan dan
penjaganya. Sesuatu yang tidak memiliki memperkuat keutuhannya. Oleh karena itu,
fondasi (dasar) pasti akan hancur, dan sesuatu setiap jalan dan upaya munculnya gerakan-
yang tidak memiliki penjaga akan binasa. gerakan yang mengancam keutuhan negara
Islam sebagai sistem hukum membutuhkan wajib ditangkal, sebab akan menimbulkan
adanya penegak dan penjaga sistem agar umat kerusakan yang besar dan perpecahan ummat.
Islam dapat melaksanakannya secara merdeka Mereka, kelompok nasionalis sekuler
dan kafah. (juga nasionalis Islam), menilai ide atau
Hal tersebut ditegaskan oleh Imam Abu gagasan kebangkitan dan penegakan khilafah
Hamid al-Ghazali dalam kitabnya, Ihyā bertentangan dengan ideologi negara
‘Ulūm al-Dīn, “Din dan kekuasaan adalah dua demokrasi (liberal-kapitalis) dan akan
saudara kembar. Din merupakan fondasi, menghancurkan batas negara-negara bangsa,
sedangkan kekuasaan adalah pengawalnya. bahkan melenyapkannya dari peta dunia.
Sesuatu yang tidak memiliki fondasi akan Tidak heran, jika komunitas atau organisasi
runtuh, sedangkan sesuatu yang tidak yang setuju dengan gagasan khilafah dianggap
memiliki pengawal akan tersia-siakan”. radikal dan diduga akan melakukan makar
kepada negara yang pluralis demokratis, dan
Hal senada ditulis oleh Syaikh Taqi al-
oleh karenanya harus dilarang dan
Dīn Ibnu Taimiyah, “Sesungguhnya tugas
dibubarkan. Aneh, mereka yang mengaku
mengatur dan mengelola urusan orang banyak
muslim di negeri yang penduduknya
(dalam sebuah pemerintahan dan khilafah)
mayoritas muslim, tetapi fobia terhadap
adalah termasuk kewajiban din yang paling
Khilafah Islamiyah. Di negara Indonesia,
agung. Hal itu disebabkan oleh tidak
siapa saja yang setuju dan berjuang
mungkinnya din dapat tegak dengan kukuh
menegakkan sistem khilafah akan mereka
tanpa adanya dukungan penguasa”.
nilai sebagai anti-Pancasila, kaum
Khilafah sebagai salah satu sistem fundamentalis, radikal, ekstremis, bahkan
pemerintahan yang pernah eksis di dunia teroris.
adalah fakta sejarah yang pernah dicontohkan
Mereka lupa bahwa sesungguhnya,
oleh para Rasul-Nya termasuk Muhammad
mengatur urusan kekuasaan (negara-negara
Rasulullah, Khulafā al-Rāsyidīn, para
bangsa atau Khilafah Islamiyah) di dunia
Khalifah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.
adalah hak prerogatif Allah Yang Mahakuasa.
Kelompok mainstream dan organisasi Jika Dia berkehendak untuk membangkitkan
keagamaan Islam membenarkan bahwa kembali Khilafah-Nya di bumi Nusantara,
Sistem Khilafah adalah fakta seperti pada era maka tidak ada kekuatan atau kekuasaan apa
Khulafā al-Rāsyidīn karena hal itu adalah pun yang dapat mencegahnya.
model pemerintahan yang sesuai dengan

Artpub V1/2, Maret 2022. |6


KHILAFAH ISLAMIYAH

Pemikiran dan sikap ormas keagamaan Kedua, paradigma yang bersifat


dan mainstream agamais Islam di atas dapat sekularistik. Pandangan ini memisahkan relasi
dimaklumi karena polemik tentang relasi Islam dengan khilafah atau negara dan
Islam dan Khilafah sudah menjadi diskursus menolak konsep yang menjadikan Islam
yang berkepanjangan dan kontroversial. Lagi- sebagai dasar negara. Bagi mereka, Islam
lagi yang menjadi alasan adalah karena tidak adalah agama semata, dalam arti hanya
adanya dalil yang menjelaskan dengan tegas mengatur hubungan manusia dengan Allah.
tentang masalah kedudukan kekuasaan Menurut pengusung paradigma ini,
(khilafah; negara) dalam Islam, mulai dari kegagalan dunia Islam dalam membangun
konsep kekuasaan, kedaulatan, konstitusi, sistem politik modern diakibatkan oleh
struktur, hingga sistem pemerintahan yang ketidakmampuannya dalam melihat dan
harus ditegakkan. memperlakukan agama dan politik sebagai
Pasca-wafatnya Nabi Muhammad, masa dua entitas yang berbeda dan terpisah.
Khalifah yang empat (Khulafā al-Rāsyidīn) Sederhananya, mereka menempatkan Nabi
dapat dipandang sebagai era khilafah yang Muhammad hanya sebagai pemimpin agama,
ideal untuk dijadikan teladan yang bukan pemimpin politik. Tokoh yang
menyatukan urusan agama dan kekuasaan mengusung sekularisasi dalam politik Islam
dalam sistem pemerintahanan berdasarkan adalah ‘Ali ‘Abd Al-Rāziq dan Thāha Husain.
hukum Islam. Namun, seiring dengan Ketiga, pandangan yang bersifat
perkembangan zaman dan meluasnya wilayah komplementaristik atau simbiotik. Pandangan
kekuasaan Islam, sistem pemerintahan yang menempatkan adanya hubungan timbal
Khilafah Islam mengalami dinamikanya pada balik dan saling membutuhkan antara Islam
era pemerintahan Bani Umayyah (661–750 dan khilafah atau negara. Agama
M) dan Bani Abbasiyah (750–1258 M). membutuhkan negara agar bisa berkembang,
Banyak pemikir Islam yang mengkritisi watak sedangkan negara membutuhkan agama agar
dan kepemimpinan Khilafah Islam, khususnya dapat memperoleh bimbingan etika, moral,
setelah tahun 850 Masehi, yang dinilai tidak dan spiritual.
merefleksikan citra dan eksistensi Khilafah
Islamiyah yang ideal. Pemikiran ini menempatkan Islam
(agama) sebagai alat justifikasi dalam
Dinamika Khilafah Islamiyah tersebut penyelenggaraan politik atau negara, dan
akhirnya memunculkan sejumlah pemikiran sebaliknya, kebijaksanaan pemerintah
dan gagasan tentang relasi Islam dan menguatkan pelaksanaan hukum syariat.
Khilafah. Setidaknya, di kalangan pemikir Dengan demikian, hubungan timbal balik
Islam terdapat tiga paradigma terkait antara Islam dan khilafah (negara) dapat
diskursus relasi Islam dan Khilafah (negara) menjadi sesuatu yang esensial bagi keduanya.
Islam.. Tokoh dari pemikiran simbiotik ini adalah
Pertama, paradigma yang bersifat Ibnu Taimiyah dan Muhammad Husain
integralistik. Islam dan Khilafah (negara) Haikal.
memiliki hubungan integralistik, artinya Islam Dari ketiga paradigma di atas, harus
dan kekuasaan politik (khilafah atau negara) diakui bahwa paradigma sekularistik
menyatu dan tidak dapat dipisahkan. mendominasi pemikiran dunia tentang relasi
Paradigma ini mengatakan bahwa Islam dan khilafah, tidak terkecuali
kedaulatan di tangan Allah dan Khalifah mainstream agamais Islam di Nusantara.
adalah pemegang dan pelaksana syariat-Nya Bahkan, di kalangan umat Islam yang setuju
sebagai hukum positif. Beberapa tokoh yang dengan konsep khilafah atau penerapan
mengusung paradigma ini adalah Abu Al-A’la syariat Islam pun memiliki orientasi politik
Al-Mawdūdi (1903–1979 M), Hasan Al- yang berbeda.
Banna (1906–1949 M), dan Sayyid Qutb
(1906–1966 M). D. Kedudukan dan Fungsi Khilafah

Artpub V1/2, Maret 2022. |7


KHILAFAH ISLAMIYAH

Telah ditegaskan sebelumnya, bahwa 2. Penegak Hukum, Keadilan, dan


khilafah adalah institusi politik yang dipimpin Kedamaian Dunia.
oleh seorang khalifah dalam menjalankan 3. Penata dan Pemakmur Dunia.
amanat dan tanggung jawab yang 4. Penegak Syiar Din Allah.
dimandatkan kepadanya. Seorang khalifah 5. Penjaga Kemurnian Wahyu Allah.
dalam sistem imamah (kepemimpinan) politik
Islam sering juga disebut dengan istilah imam
atau amirul mu’minin. Mayoritas ulama
menyamakan makna antara khilafah, imam, E. Wajib Ada Khilafah
dan amirul mu’minin yang esensinya adalah Persoalan “Islam dan Khilafah” adalah
pemimpin politik yang ditaati oleh rakyatnya hal yang fundamen dalam sistem kehidupan
berdasarkan legitimasi atau mandat dari Yang ummat Islam sehingga Al-Ghazali
Mahakuasa. Muhammad Rasulullah secara mengibaratkannya seperti saudara kembar.
politik merupakan seorang Khalifah Allah dan Bagaimanapun Islam sebagai sebuah sistem
imam bagi umatnya. Lalu bagaimana hukum Ilahi membutuhkan adanya penegak
kedudukan khilafah (khalifah) setelah dan penjaga sistem (khilafah). Dalam bahasa
Rasulullah saw.? sederhana, untuk menata kehidupan ummat
Secara khusus, lembaga khilafah atau Islam di dunia diperlukan adanya seorang
imamah dalam politik Islam memiliki dua pemimpin ummat, yakni seorang Khalifah
kedudukan utama, yakni: pertama, khilafah atau Imam. Khilafah merupakan kekuatan
(imamah) pada hakikatnya adalah wakil; politik yang berfungsi .. untuk menerapkan
pengganti; mandataris Allah sebagai Pemilik dan menegakkan hukum-hukum Allah dan
Kekuasaan dan syariat dalam menjaga sistem mengemban dakwah Islamiyah ke seluruh
(din)-Nya dan mengatur dunia menurut sistem dunia. Inilah yang menjadi pilar hidup
hukum-Nya. Oleh karenanya, seorang matinya Din al-Islam dalam kehidupan. Tanpa
khalifah (imam atau amirul mu’minin) adalah adanya Khilafah, eksistensi Islam sebagai
pelaksana dari sistem kekuasaan Allah sebuah ideologi dan sistem kehidupan akan
sekaligus sebagai pemegang kedaulatan Allah hilang (negatif). Yang ada hanyalan Islam
di bumi sehingga ia harus ditaati dan sebagai seremoni ritual dan karakteristik
diteladani. moral semata.
Kedua, khilafah sebagai lembaga Meskipun demikian, posisi Islam dan
kepemimpinan dan pemerintah Islam politik kekuasaan (khilafah atau daulah) tetap
berkedudukan sebagai Khalifah Rosul, saja mendapat kritikan dan pertentangan
pengganti Rosul dalam memimpin dan paham di kalangan generasi muslim di dunia,
mengatur segala urusan umat (rakyat). termasuk di Nusantara. Bahkan dengan
Seorang khalifah atau imam adalah pemimpin dinamika pemikiran politik yang berkembang
tertinggi dalam Sistem Khilafah (Imamah) di tengah masyarakat, tidak jarang “Islam”
dan umat diharuskan untuk mengikutinya. menjadi “gorengan politik” yang
Alegoris kedudukan seorang khalifah sama menggiurkan.
dengan seorang imam dalam shalat Setidaknya muncul tiga corak dari relasi
berjemaah, jemaah shalat harus mengikuti politik dan Islam di masyarakat: pertama,
instruksi imam shalat. Islam dipandang sebagai faktor yang
Atas dasar dua kedudukan utama mengintegrasikan masyarakat dalam bentuk
tersebut, khilafah atau imamah menjalankan negara atau khilafah. Kedua, Islam
fungsi-fungsinya. Adapun fungsi utama dari dipergunakan untuk kepentingan kekuasaan
khilafah sesuai syariat Allah adalah sebagai politik rezim yang berkuasa atas nama negara
berikut: atau khilafah. Ketiga, Islam dipakai oleh
pihak oposisi untuk mengontrol kekuasaan
1. Pemegang Kekuasaan Tertinggi di Bumi. rezim yang berkuasa atas nama negara atau
khilafah. Demikian fenomena politik yang

Artpub V1/2, Maret 2022. |8


KHILAFAH ISLAMIYAH

berkembang, khususnya yang terjadi pada pemimpin (pemerintah) sebagai pasaknya.


negara-negara bangsa yang penduduknya Umat Islam tidak dapat disebut sebagai
banyak berstatus sebagai “muslim”. umat manakala tidak memiliki pemimpin
(Khalifah) yang bertaraf global.
Satu pertanyaan dasar yang juga sering
diperdebatkan hingga saat ini adalah apakah 2. Dalam sistem hukum ketatanegaraan, unsur
umat Islam wajib mendirikan Khilafah? Atau utama yang harus ada untuk dapat
wajibkah ummat Islam memiliki Khalifah menegakkan suatu hukum dan undang-
atau Imam al-Kubrā? Tentu saja pandangan undang adalah aparat penguasa yang
politik masing-masing kelompok akan menjadi penegak dan penjaga hukum itu.
mempengaruhi sikapnya atas wajib atau Rububiyah (hukum dan undang-undang)
tidaknya keberadaan khilafah. Setidaknya ada Allah tidak akan pernah tegak tanpa
tiga landasan yang dapat digunakan untuk adanya mulkiyah (kekuasaan; penguasa)
menopang argumen bahwa Khilafah dari Allah. Dengan demikian, adanya
Islamiyah wajib ditegakkan untuk Khilafah dalam Din Al-Islam adalah
memberlakukan syariat Allah. sesuatu yang wajib (mutlak) adanya. Tanpa
Pertama, landasan filosofis atau adanya Khalifah (pemimpin; penguasa)
landasan rasional. Satu hal yang telah dari Khilafah Allah di dunia, maka umat
ditekankan oleh Allah kepada hamba-hamba- manusia akan hidup dan tunduk pada
Nya adalah agar mereka selalu kekuasaan tirani zalim (thaghut). Inilah
memaksimalkan sarana pendengaran, yang disebut dengan musyrik mulkiyah;
penglihatan, dan akal pikirannya untuk syirik terhadap Kekuasaan (Kerajaan)
merenungi dan mengkaji segala hal di alam Allah, khususnya dalam kehidupan
semesta dan alam sosial manusia. Selain itu, manusia (berbangsa dan bernegara).
Allah juga menegaskan agar manusia dalam 3. Apabila suatu peraturan, undang-undang,
mengikuti dan melaksanakan sesuatu harus atau hukum yang diberlakukan bagi
atas dasar ilmu dan rasio (lihat QS. Al-Isrā` sekelompok besar manusia berasal dari
[17] ayat 36 dan Al-A‘rāf [7] ayat 179). salah satu atau sekelompok kecil manusia–
Dalam konteks kewajiban menegakkan yang ide dan kebutuhannya beragam–itu,
Khilafah Islamiyah, ada beberapa landasan niscaya kekacauan dan kebinasaanlah
rasional yang dapat dijadikan pijakan ujung daripadanya.
argumentasi, yaitu: Allah azza wa jalla telah membekali
1. Manusia adalah makhluk sosial yang manusia dengan syariat-Nya dalam
secara fitrawi dicipta untuk hidup mengatur segala kepentingan dan
berkelompok dan bekerja sama dalam kebutuhan hidup manusia di bumi sehingga
mencapai tujuan bersama. Hanya saja segala undang-undang atau hukum yang
dalam prosesnya muncul banyak potensi dibuat harus berdasar pada hukum Dia.
permasalahan akibat keragaman ide dan Untuk itu, diperlukan satu kedaulatan
kebutuhan. Untuk menciptakan stabilitas penguasa politik (khilafah) untuk dapat
hubungan interpersonal dalam satu menegakkannya.
kawanan Sapiens dibutuhkan sosok alpha- 4. Kesetimbangan dan keteraturan hidup umat
male, patriark, atau pemimpin untuk manusia dapat terwujud jika, dan hanya
menjadi penengah ketika terjadi jika, mereka menjadikan hukum asasi dari
perselisihan. Sang Pencipta alam semesta sebagai
Mengangkat seorang pemimpin adalah referensi utama.
perkara yang sangat penting dalam Din Al-Islam adalah sistem kehidupan
menjamin hak-hak sesama. Demikian yang paripurna (kāmil) dan mencakup
halnya dalam skala yang lebih besar, (syāmil) bagi seluruh lini kehidupan
sebuah masyarakat bangsa tidak akan tegak manusia. Dengan kata lain, Din Al-Islam
berdiri apabila ia tidak memiliki penguasa; adalah sistem kehidupan yang

Artpub V1/2, Maret 2022. |9


KHILAFAH ISLAMIYAH

komprehensif, berjalin kelindan, dan satu sempurna tidak akan terwujud, manusia tidak
kesatuan sistem yang utuh, tidak boleh akan terjamin kebahagiaan dunia dan
dipisah-pisahkan. Sebagai hamba Allah, akhiratnya, persatuan umat tidak akan
umat manusia wajib menerapkan dan tercapai, dan segala urusan manusia tidak
melaksanakannya secara sempurna demi akan teratur dan setimbang. Keadilan mutlak
mencapai kehidupan yang harmonis, adil, hanyalah keadilan Allah yang tercakup dalam
damai dan sejahtera dalam naungan ridho Din Al-Islam, bukan dalam undang-undang
Allah. atau hukum positif negara-negara bangsa.
Kedua, landasan ideologis atau landasan Ketiga, landasan historis atau landasan
normatif. Al-Quran sebagai Kitab Petunjuk faktual. Sebagai sumber kebenaran sejati, Al-
bagi umat manusia telah menjelaskan segala Quran menyimpan banyak data sejarah
hal terkait dengan petunjuk hidup dan tentang bagaimana Allah berjanji dan
kehidupan di dunia, sebagai makhluk pribadi menepati janji-Nya itu kepada orang-orang
ataupun sosial. Pertanyaannya, apakah beriman. Perhatikan dengan seksama janji-
kewajiban menegakkan khilafah atau Nya untuk menjadikan orang-orang beriman
kewajiban adanya khalifah atau imam menjadi penguasa (khalifah) di muka bumi
(pemimpin) juga diatur dalam Al-Quran? dalam surat An-Nūr [24] ayat 55 berikut ini:
Landasan normatif yang dimaksud ِ ‫لِ ٰ َح‬M‫ٱلص‬
‫ت‬ َّ ٰ ‫وا‬M ْ Mُ‫وا ِمن ُكمۡ َو َع ِمل‬M
ْ Mُ‫َو َع َد ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
adalah dalil-dalil dari teks Al-Quran yang ‫ٱست َۡخلَفَ ٱلَّ ِذينَ ِمن‬ ۡ ‫ض َك َما‬ ِ ‫لَيَ ۡست َۡخلِفَنَّهُمۡ فِي ٱَأۡل ۡر‬
menjadi dasar pemikiran bagi eksistensi dan
wajibnya Khilafah dalam sistem politik Islam
ۡ‫ى لَهُم‬Mٰ MMMMMMM‫َض‬ َ ‫قَ ۡبلِ ِهمۡ َولَيُ َم ِّكن ََّن لَهُمۡ ِدينَهُ ُم ٱلَّ ِذي ۡٱرت‬
atau dalam kehidupan sosial umat Islam. ‫ اَل‬M‫دُونَنِي‬MMُ‫ ۚا يَ ۡعب‬MM‫م َأمۡ ٗن‬Mۡ‫وفِ ِه‬MMَ‫خ‬
ۡ ‫ ِد‬MM‫ ِّم ۢن بَ ۡع‬M‫ ِّدلَنَّهُم‬MMَ‫َولَيُب‬
َٓ ٰ ‫َ ۡ ٰ َ َُأ‬
Berikut beberapa di antaranya: ‫ك ف وْ لِئكَ هُ ُم‬ َ ِ‫ي ُۡش ِر ُكونَ بِي َش ٗۡ‍ٔي ۚا َو َمن َكف َر بَع َد ذل‬
1. Kewajiban bagi orang-orang beriman َ‫ۡٱل ٰفَ ِسقُون‬
untuk menaati Allah Swt. dan menaati Dan Allah telah berjanji kepada orang-
Rosul-Nya, dan ulil amri (para pemimpin; orang yang beriman di antara kalian dan
pemerintah) dari kalangan mereka sendiri mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa
(QS. An-Nisā` [4] ayat 59). Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di muka bumi,
2. Kewajiban bagi orang-orang beriman sebagaimana Dia telah menjadikan orang-
untuk memutuskan perkara umat (mu`min orang sebelum mereka berkuasa, dan
dan non-mu`min) menurut apa yang telah sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka
Allah turunkan bagi mereka, dan larangan din yang telah diridhoi-Nya untuk mereka,
untuk mengikuti hawa nafsu mereka dan Dia benar-benar akan menukar
dengan meninggalkan kebenaran yang (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka
telah Dia berikan itu (QS. Al-Mā`idah [5]
tetap mengabdi kepada-Ku dengan tiada
ayat 48–49). mempersekutukan sesuatu apa pun dengan
3. Kewajiban bagi orang-orang beriman Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir
untuk menjadikan Rasulullah sebagai sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
hakim dalam setiap perkara sosial orang-orang yang fasiq.
kehidupan umat manusia (QS. An-Nisā` Dengan bangkit dan tegaknya khilafah,
[4] ayat 64–65). maka Din Al-Islam dapat terjaga dan terkawal
4. Kewajiban bagi orang-orang beriman pelaksanaannya. Dengan tegaknya Khilafah,
untuk menegakkan keadilan di tengah kondisi orang-orang beriman secara sosial
kehidupan umat manusia sesuai ketentuan politik berubah drastis dan keamanan
syariat Allah (QS. An-Nisā` [4] ayat 135). hidupnya pun terjamin.
Kewajiban-kewajiban mu`min di atas Sudah menjadi sunnah-Nya, Allah akan
hanya dapat terlaksana apabila khilafah eksis menjadikan mereka yang beriman dan
di muka bumi. Tanpanya, keadilan yang beramal saleh–dalam pengertian mereka yang
taat kepada Allah dan Rosul-Nya, serta
Artpub V1/2, Maret 2022. | 10
KHILAFAH ISLAMIYAH

melaksanakan segala perbuatan baik yang tiap golongan merasa bangga dengan apa
diperintahkan oleh-Nya–sebagai khalifah yang ada pada golongan mereka.
(penguasa) dunia, seperti yang telah Mayoritas manusia hari ini justru
dianugerahkan-Nya kepada para Rasul dan melakukan perbuatan-perbuatan yang sangat
orang-orang beriman pada zaman dahulu. dibenci oleh Allah, yaitu berpecah-belah
Lihatlah bagaimana Allah telah dalam sistem dan subsistem dalam
menganugerahkan khilafah (kekuasaan) kehidupannya. Perpecahan ideologi, agama,
kepada Nuh Rasulullah beserta pengikutnya partai, kelompok, dan masing-masing
(QS. Yūnus [10] ayat 73), kepada Musa golongan merasa bangga dengan apa yang ada
Rasulullah dan Bani Israel (QS. Al-A‘rāf [7] pada dirinya.
ayat 137), kepada Isa Rasulullah beserta para Sementara itu, perintah Allah yang
pengikutnya (QS. Ash-Shāff [61] ayat 14), harus dilakukan oleh manusia justru tidak
dan Dia anugerahkan pula khilafah kepada dilakukannya, yaitu perintah untuk
Muhammad Rasulullah (QS. Al-Mā`idah [5] menegakkan sistem hidup dan kehidupan
ayat 3). yang benar, Din al-Islam, di muka bumi.
Marilah kita resapi perintah-Nya itu dalam
F. Kesimpulan surat Asy-Syūrā [42] ayat 13 berikut ini:
Ketidakseimbangan kecerdasan ‫ي‬ ٓ ‫وح ا َوٱلَّ ِذ‬Mٗ ُ‫ى بِِۦه ن‬Mٰ M‫ص‬ َّ ‫ا َو‬MM‫َش َر َع لَ ُكم ِّمنَ ٱلدِّي ِن َم‬
spiritual, emosional, dan intelektual pada ‫ ٰى‬M‫وس‬ ٰ
َ ‫ َر ِهي َم َو ُم‬M‫ بِ ِٓۦه ِإ ۡب‬M‫ ۡينَا‬M‫ص‬ َّ ‫ا َو‬MM‫ك َو َم‬ َ M‫ٓا ِإلَ ۡي‬MMَ‫َأ ۡو َح ۡين‬
setiap diri umat Islam menjadi akar masalah ‫ر‬M ْ Mُ‫وا ٱل ِّدينَ َواَل تَتَفَ َّرق‬
َ Mُ‫ ۚ ِه َكب‬M ‫وا فِي‬M Mْ ‫َو ِعي َس ٰۖ ٓى َأ ۡن َأقِي ُم‬
yang harus dibenahi. Umat yang terpecah-
belah dan kehilangan jati diri ini harus ‫ ِه‬M‫َعلَى ۡٱل ُم ۡش ِر ِكينَ َما ت َۡدعُوهُمۡ ِإلَ ۡي ۚ ِه ٱهَّلل ُ يَ ۡجتَبِ ٓي ِإلَ ۡي‬
disatukan kembali menjadi ummatan wāhidah ُ‫ي ِإلَ ۡي ِه َمن يُنِيب‬ ٓ ‫َمن يَ َشٓا ُء َويَ ۡه ِد‬
dan ummatan wasathān yang bergerak Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang
mengatasnamakan Allah azza wa jalla. din apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada
Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan
Arah dan tujuan hidup pribadi dan umat
kepadamu dan apa yang telah Kami
muslim hendaknya dihadapkan pada ideologi wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa
yang tauhid, tidak berlaku syirik atau yaitu: Tegakkanlah Din dan janganlah
berpecah belah. Perhatikan perintah-Nya itu kamu berpecah belah tentangnya. Amat
dalam surat Ar-Rūm [30] ayat 30–32 ini: berat bagi orang-orang musyrik din yang
َ Mَ‫ َرتَ ٱهَّلل ِ ٱلَّتِي فَط‬M‫ ۚا فِ ۡط‬M‫ِّين َحنِ ٗيف‬
kamu seru mereka kepadanya. Allah
‫ر‬M ِ ‫م َو ۡجهَكَ لِلد‬Mِۡ‫فََأق‬ menarik kepada din itu orang yang
‫دِّينُ ۡٱلقَيِّ ُم‬M ‫ق ٱهَّلل ۚ ِ ٰ َذلِكَ ٱل‬ ۡ َ ‫اس َعلَ ۡيهَ ۚا اَل ت َۡب ِد‬
ِ ‫يل لِخَ ل‬ َ َّ‫ٱلن‬ dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk
‫ ِه‬M‫ ُمنِيبِينَ ِإلَ ۡي‬٣٠ َ‫ون‬MM‫اس اَل يَ ۡعلَ ُم‬ ِ َّ‫ر ٱلن‬MMَ َ‫َو ٰلَ ِك َّن كث‬
ۡ ‫َأ‬ kepada-Nya orang yang kembali (kepada-
ْ ُ‫لَ ٰوةَ َواَل تَ ُكون‬MMMM‫ٱلص‬
َ‫وا ِمن‬MMMM Mْ ‫وهُ َوَأقِي ُم‬MMMMُ‫َوٱتَّق‬
َّ ‫وا‬MMMM Nya).
Mْ Mُ‫ ِمنَ ٱلَّ ِذينَ فَ َّرق‬٣١ َ‫ ِر ِكين‬M ‫ۡٱل ُم ۡش‬
ْ ُ‫ان‬MM‫وا ِدينَهُمۡ َو َك‬M
‫وا‬ Al-Quran mempunyai nilai-nilai
٣٢ َ‫ب بِ َما لَد َۡي ِهمۡ فَ ِرحُون‬ ِ ۢ ‫ِشيَعٗ ۖا ُكلُّ ِح ۡز‬ kebenaran universal sebagai sumber
kecerdasan spiritual bagi segenap umat
30
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus manusia. Jika ingin diberkati oleh-Nya, umat
kepada Din Allah; (tetaplah atas) fitrah
Islam harus kembali kepada satu-satunya
Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan Tuhan, Dialah Tuan Semesta Alam, Tuan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang Yang Maha Esa.
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak Hanya Allah, Mālikinnās, yang berhak
mengetahui. 31Dengan kembali bertobat memimpin umat manusia demi terwujudnya
kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya kehidupan yang setimbang dan selaras, damai,
serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu
adil, dan sejahtera di bawah naungan Khilafah
termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah, 32
yaitu orang- Allah. Oleh karena itu, menegakkan syariat
orang yang memecah-belah din mereka dan Allah dalam kehidupan orang-orang beriman
mereka menjadi beberapa golongan. Tiap- dan kaum muslimin adalah wajib, maka

Artpub V1/2, Maret 2022. | 11


KHILAFAH ISLAMIYAH

keberadaan khilafah beserta aparaturnya pun


adalah wajib. Hal ini sejalan dengan kaidah
hukum, Mā lā yatimmu al-wājib illā bihi
fahuwa wājib (suatu kewajiban tidak
sempurna kecuali melalui alat atau sarana,
maka alat atau sarananya itu juga hukumnya
wajib).
Untuk dapat mewujudkan kehidupan
surgawi itu dibutuhkan institusi, dan institusi
DAFTAR PUSTAKA
yang mampu melaksanakan syariat Allah
secara total adalah khilafah. Khilafah adalah Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya.
bagian intrinsik dari ajaran Islam yang harus Medinah: Mujamma’ Khadim al-Haramain asy-
ada dan tidak boleh ditinggalkan. Syarifain, 1990.
Menegakkan hukum-hukum Allah dalam
kehidupan umat manusia hanya dapat Abdul Qadir Zallum, Sistem Pemerintahan Islam.
dilakukan manakala ada khilafah. Bogor: Al-Azar Fresh Zone Publishing, 2019.

Terakhir, yakinilah bahwa Allah sekali- M. Dhiauddin Rais, Teori Politik Islam. Jakarta: Gema
Insani Press, 2001.
kali tidak akan pernah lalai dalam melakukan
pekerjaan-pekerjaan-Nya, sebagaimana Musdah Mulia, Negara Islam: Pemikiran Politik
tersurat dalam Al-Quran surat Ibrāhīm [14] Husain Haikal. Jakarta: Paramadina, 2001.
ayat 42: Ainur Rofiq Al-Amin, Khilafah HTI Dalam
ٰ
ۚ M‫ٱلظَّلِ ُم‬
َ‫ون‬M ‫َواَل ت َۡح َسبَ َّن ٱهَّلل َ ٰ َغفِاًل َع َّما يَ ۡع َم ُل‬ Timbangan. Jakarta: Pustaka Harakatuna, 2007.

َ ٰ ‫ِإنَّ َما يَُؤ ِّخ ُرهُمۡ لِيَ ۡو ٖم ت َۡش َخصُ فِي ِه ٱَأۡل ۡب‬
‫ص ُر‬ M. Din Syamsuddin & Sudarnoto Abdul Hakim,
“Pendahuluan” dalam Ensiklopedi Tematis Dunia
Dan janganlah sekali-kali kamu mengira, Islam (Khilafah), ed. Taufik Abdullah et.al.
bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002.
oleh orang-orang yang zalim.
Sesungguhnya Allah memberi tangguh
kepada mereka sampai hari yang pada
waktu itu mata (mereka) terbelalak.

Artpub V1/2, Maret 2022. | 12

Anda mungkin juga menyukai