Anda di halaman 1dari 11

Reaksi Asetilasi

A. Tujuan 1. Mempelajari mekanisme asetilasi. 2. Membuat asam asetat salisilat (aspirin) melalui reaksi asetilasi memurnikan hasil aspirin dengan cara rekristalisasi. 3. Mengidentifikasi hasil aspirin dengan cara menentukan titik lelehnya.

B. Dasar teori Aspirin ( asetosal ) adalah suatu ester dari asam asetat dengan asam salisilat. Oleh karena itu senyawa ini dapat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat menggunakan asam sulfat pekat sebagai katalisator. Asam asetat dengan nama sistematik asam etanoat, CH3COOH, merupakan cairan tidak berwarna, berbau tajam, dan berasa asam. Asam asetat larut dalam air dan pelarut organik lainnya. Di dalam air, asam asetat bertindak sebagai asam lemah. Asam asetat mendidih pada temperatur 118C (245F) dan meleleh pada 17C (62F). Asam asetat biasanya dibuat dengan memfermentasikan alkohol dengan bantuan bakteri, seperti Bacterium aceti. Untuk mendapatkan asam asetat yang berkonsentrasi tinggi, biasanya dibuat dengan oksidasi asetaldehida atau dengan mereaksikan methanol dengan karbon monoksida dengan bantuan katalis. Asam salisilat dapat ditemukan pada banyak tanaman dalam bentuk metal salisilat dan dapat disintesa dari fenol. Asam salisilat memiliki sifat-sifat: berasa manis, membentuk kristal berwarna putih, sedikit larut dalam air, meleleh pada 158,5C 161C. Asam salisilat biasanya digunakan untuk memproduksi ester dan garam yang cukup penting. Asam salisilat menjadi bahan baku pembuatan aspirin. Sintesa asam salisilat yang terkenal adalah Sintesis Kolbe.

Asam asetil salisilat atau yang lebih dikenal sekarang sebagai aspirin memiliki nama sistematik 2 acetoxybenzoic acid. Aspirin yang merupakan bentuk salah satu aromatic asetat yang paling dikenal dapat disintesa dengan reaksi esterifikasi gugus hidroksi fenolat dari asam salisilat dengan menggunakan asam asetat. Aspirin memiliki sifat sifat sebagai berikut : Mr = 180, titik leleh = 133,4C, dan titik didih = 140C. Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi. Reaksi esterifikasi tersebut dapat dilihat dari gambar di atas, dengan penjelasan sebagai berikut : Ester dapat terbentuk salah satunya dengan cara mereaksikan alkohol dengan anhidrida asam. Dalam hal ini asam salisilat berperan sebagai alkohol karena mempunyai gugus OH, sedangkan asam asetat glacial sebagai anhidrida asam. Ester yang terbentuk adalah asam asetil salisilat ( aspirin ). Gugus asetil ( CH3CO ) berasal dari asam asetat, sedangkan gugus R-nya berasal dari asam salisilat. Hasil samping reaksi ini adalah asam asetat. Langkah selanjutnya adalah penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai zat penghidrasi. Telah disebutkan di atas bahwa hasil samping dari reaksi asam salisilat dan asam asetat glacial adalah asam asetat. Jadi, dapat dikatakan reaksi akan berhenti setelah asam salisilat habis karena adanya asam sulfat pekat ini. Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, aspirin juga merupakan zat anti-inflammatory, untuk mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk mengurangi demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin diproduksi di Amerika Serikat, sehingga rata-rata penggunaan aspirin mencapai 300 tablet untuk setiap pria, wanita serta anak-anak setiap tahunnya. Penggunaan aspirin secara berulang-ulang dapat mengakibatkan pendarahan pada lambung dan pada dosis yang cukup besar dapat

mengakibatkan reaksi seperti mual atau kembung, diare, pusing dan bahkan berhalusinasi. Dosis rata-rata adalah 0.3-1 gram, dosis yang mencapai 10-30 gram dapat mengakibatkan kematian.

C. Alat dan Bahan Alat yang digunakan : 1. Satu set alat reflks 2. Tabung CaCl2 3. Thermometer 4. Penyaring Buchner 5. Penangas air 6. Gelas kimia 250 mL 7. Gelas ukur

8. Melting point 9. Erlenmeyer 250 mL 10. Corong gelas 11. Statif dan klem 12. Pipet tetes 13. Neraca 14. Penangas air Bahan yang digunakan : 1. Asam salisilat 2. Asam asetat anhidrat 3. Asam sulfat pekat (98%) 4. Alkohol 5. Karbon aktif 6. Aquaades

D. Langkah Kerja A. Pembuatan Aspirin

Memasukkan 7,5 gram asam salisilat ke dalam reaktor.

Menambahkan 15 ml asam asetat anhidrat dan 5 tetes asam sulfat pekat

Memanaskan larutan dalam penangas air pada suhu 50-60 C 20 menit

Mencatat waktu setiap 5 menit pada saat terdapat tetesan atau aliran cairan dari kondensor

Mengangkat reaktor setelah 25 menit atau setelah proses selesai lalu dinginkan

Menyaring Kristal dengan corong Buchner dan mencuci Kristal dengan 75 ml aquades

Mengeringkan lalu menimbang kristal

Menentukan titik leleh kristal

B. Rekristalisasi

Memasukkan 15 ml etanol, 50 ml aquades, kristal aspirin yang dihasilkan, dan 0,5 gram karbon aktif

Memanaskan dalam penangas air selama 10 menit

Menyaring dalam keadaan panas

Mendinginkan filtrat hingga terbentuk kristal

Menyaring dalam corong buchner dan mencuci filtrat dengan aquades

Mengeringkan dan menimbang filtrat atau kristal yang terbentuk hingga diperoleh berat yang kostan dan menentukan titik leleh

Menghitung % yield aspirin

E.

Data Pengamatan

Tabel 1. Jumlah bahan yang digunakan No Bahan Berat jenis (g/ml) 1,44 1,08 1,84 Volume/berat Massa molekul (g/mol) 138,12 102 98 mol

1 2 3

Asam salisilat Asam asetat anhidrat Asam sulfat pekat

7,5 gram 15 ml 5 tetes

0,054 0,159 -

Tabel 2. Kondisi reaksi No 1 2 3 Waktu (menit) 0 5 10 Suhu Penangas (C) 96 96 96 Pengamatan Tetesan pertama uap air Terdapat banyak uap air yang menetes Semakin banyak uap air yang terdapat di dinding erlenmeyer Larutan yang terdapat pada erlenmeyer semakin banyak karena penambahan pada uap tersebut Semakin banyak jumlah larutan dalam erlenmeyer Semakin banyak jumlah larutan dalam erlenmeyer

15

96

5 6

20 25

96 96

No 1

Perlakuan 7,5 gram asam salisilat dimasukkan dalam Erlenmeyer


Hasil Pengamatan Campuran homogen , larutan yang dihasilkan yaitu berwarna cokelat

Ditambah 15 mL CH3COOH Ditambah 5 tetes H2SO4 pekat Warna larutan campuran cokelat

Campuran direfluks sambil dipanaskan

Larutan didinginkan, Endapan yang terbentuk disaring

Terbentuk endapan berwarna cokelat Terbentuk kristal putih seperti jarum

Melakukan rekristalisasi

Campuran ditambah 15 mL etanol dan 50 mL aquades Campuran dipanaskan Kristal disaring menggunakan corong Buchner yang dilengkapi labu hisap

Campuran homogen Campuran larut berwarna bening Kristal berbentuk jarum berwarna putih

Menghitung titik leleh

Pipa kapiler yang berisi sampel dimasukkan dalam melting point yang dilengkapi termometer

Sampel mulai meleleh pada suhu 120,6C Sampel meleleh seluruhnya pada suhu 123,2C

F.

Perhitungan : 7,4900 : 1,0355 gram gram gram

Berat asam salisilat Berat kertas saring kosong

Berat kertas saring + endapan : 4,4590 Berat kristal

= berat kertas saring+kristal berat kertas saring = 4,4590 gram - 1,0355 gram

= 3,4235 gram Titik leleh sebelum rekristalisasi Titik leleh setelah direkristalisasi Berat aspirin = mol x Mr = 0,054 x 138,12 = 7,1345 gram % Yield = = = 47, 98 % : 123-126,6 C : 120,6-123,2C

G.

Pembahasan

- Pembuatan Aspirin Pada percobaan ini pembuatan aspirin dilakukan dengan cara mencampurkan 7,5 gram asam salisilat dengan 15 mL asam asetat dan 5 tetes asam sulfat pekat sebagai katalisator. Reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi yang merupakan prinsip dari pembuatan aspirin. Reaksi esterifikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Ester dapat terbentuk salah satunya dengan cara mereaksikan alkohol dengan anhidrida asam. Dalam hal ini asam salisilat berperan sebagai alkohol karena mempunyai gugus OH, sedangkan asam asetat sebagai anhidrida asam. Ester

yang terbentuk adalah asam asetil salisilat ( aspirin ). Gugus asetil ( CH3CO ) berasal dari asam asetat, sedangkan gugus R-nya berasal dari asam salisilat. Hasil samping reaksi ini adalah asam asetat.Langkah selanjutnya adalah penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi sebagai zat penghidrasi.Telah disebutkan di atas bahwa hasil samping dari reaksi asam salisilat dan asam asetat adalah asam asetat. Jadi, reaksi dapat dikatakan akan berhenti setelah asam salisilat habis karena adanya asam sulfat pekat. Reaksi tidak akan berjalan lamban bila tidak dipanaskan. Reaksi baru akan berlangsung dengan baik pada suhu 50-60C. Pada percobaan ini baru terbentuk endapan cokelat setelah dipanaskan. Kemudian endapan tersebut dicuci dengan 75 mL aquades, hal tersebut dilakukan untuk memisahkan aspirin dari pengotornya. Proses selanjutnya adalah penyaringan yang dilakukan dengan menggunakan corong buchner serta water jet pamp. Setelah melakukan proses ini, aspirin yang dihasilkan belum benar-benar murni, untuk itu dilakukan rekristalisasi pada aspirin yang terbentuk. Kemudian menghitung titik leleh aspirin. Dari hasil percobaan, titik leleh aspirin sebesar 123-126,6C. Dan dari data literature, titik leleh aspirin seharusnya sebesar 133,4C. -Rekristalisasi Rekristalisasi pada aspirin ini dilakukan dengan menambahkan 15 mL etanol dan 50 mL aquades kemudian lakukan proses pemanasan dengan menggunakan penangas air. Setelah dipanaskan, larutan campuran tersebut disaring ketika panas, hal tersebut bertujuan untuk memisahkan zat zat pengotor yang tidak larut atau tersuspensi dalam larutan. Proses penyaringan ini dilakukan dengan menggunakan corong Buchner. Penyaringan dibantu dengan tekanan rendah dengan

menggunakan water jet pump hal tersebut dilakukan agar penyaringan berlangsung cepat. Kemudian filtratnya dipanaskan kembali sampai mulai mendidih.Setelah dipanaskan, campuran didiamkan sampai terbentuk Kristal. Kristal ini merupakan Kristal murni dari senyawa aspirin. Kristal yang terbentuk

dikeringkan. Setelah kristal kering sempurna , kristal ditimbang dan didapat berat kristal aspirin sebanyak 3,4235 gram . Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil yaitu : Kebersihan alat-alat praktikum Penimbangan bahan-bahan Ketepatan suhu Ketepatan penyaringan Banyaknya kristal yang didapat pada kertas saring Ketepatan jumlah pelarut rekristalisasi Waktu rekristalisasi Penambahan pelarut saat rekristalisasi

Setelah melakukan pengeringan terhadap Kristal asam salisilat, dilakukanlah perhitungan titik leleh dengan cara memasukkan Kristal yang dihaluskan ke dalam pipa kapiler. Kemudian pipa kapiler dimasukkan dalam melting point. Hasil yang didapat dari pemanasan ini adalah titik leleh asam salisilat sebesar 120,6C 123,2C. Hasil ini sangat berbeda sekali dengan data yang didapat dari literature yaitu 158,5C 161C. Hal ini terjadi dapat disebabkan karena adanya pengotor pada senyawa sehingga menyebabkan penurunan titik leleh. Pengotor yang ada pada senyawa asam memiliki titik leleh yang lebih kecil dari asam salisilat sehingga mengakibatkan asam salisilat meleleh secara tidak tajam pada suhu yang seharusnya.

H. Kesimpulan 1. Aspirin dapat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam asetat dengan katalis H2SO4 pekat.

2. Reaksi pembentukan aspirin merupakan reaksi yang reversible (dapat kembali ke senyawa awal) sehingga harus ditambahkan air dan kemudian segera disaring. 3. Pelarut organik dapat digunakan untuk rekristalisasi senyawa organik, dimana dalam pembuatan aspirin harus di rekristalisasi oleh 2 pelarut yaitu untuk mendapatkan kristal yang bagus dan terbaik 4. .Aspirin yang dihasilkan berupa Kristal panjang berbentuk seperti jarum. 5. Titik leleh aspirin yang dihasilkan sebelum direkristalisasi 123-126,6C dan aspi adalah rin setelah direkristalisasi 120,6C 123,2C 6. Rendemen yang didapat adalah 47, 98 %

I. Daftar Pustaka Funiss BS, et al, 1978, Vogels Textbook of Practical Organic Chemistry, 4th edition, The English Language Book Society and Longman, London, 831 832. http//www.scribd/aspirin.htm (24 April 2012) pkl. 20.15 Fessenden dan Fessenden.1982.Kimia Organik.ed 3.Jakarta;Erlangga

Anda mungkin juga menyukai