Anda di halaman 1dari 38

DISUSUN OLEH: KELOMPOK III

Afia Ramadhani
(XX-03)

Derian Febrianto
(XY-05)

Deborah Basa
(XX-17)

Farraz Akbar
(XY-10)

Diema Octaviani
(XX-22)

Ikrar R P
(XY-19)

Faradisa Anintya
(XX-27)

Malna Widahta
(XY-24)

Ilma Nurlaili
(XX-32)

M Fajar Pratama
(XY-29)

Putu Indah
(XX-41)

M Ghiffari
(XY-33)

Salsabila Nur
(XX-46)

M Naufal A
(XY-38)

Shadira Fianni
(XX-51)

Musa Kazhim
(XY-42)

Tiara Hasna R
(XX-55)

Revi M F
(XY-47)

Zahra R
(XX-60)

SMAN 3 BANDUNG

KADERISASI ORGANISASI
LKS LIX

1|Kaderisasi Organisasi

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kanuria-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan karya tulis ini. Proses pembuatan karya tulis ini memakan waktu kurang lebih dua minggu, dari mulai analisis masalah, hingga proses penyuntingan. Karya tulis ini berisi tentang kaderisasi organisasi-organisasi di SMAN 3 Bandung. Dalam karya tulis ini juga dijelaskan tentang pengertian dan penjabaran tentang beberapa organisasi berikut proses kaderisasinya. Tujuan kami membuat karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas dalam kegiatan Latihan Kepemimpian Siswa sekaligus melatih kami dalam pembuatan karya tulis ilmiah yang baik dan benar, juga memberikan informasi kepada pembaca tentang kaderisasi dalam organisasi. Terima kasih kami ucapkan kepada Kang Gemma Noor Febryana dan Panitia LKS LIX yang telah mengizinkan kami untuk membuat dan membimbing membimbing dalam proses pembuatan karya tulis ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah membantu dalam penyempurnaan karya tulis ini. Mohon maaf atas banyaknya kekurangan dalam karya tulis ini, kami harap Anda dapat memaklumi sekaligus memberikan saran untuk kemajuan kita semua. Aamiin.

Bandung, Maret 2012 Penulis

2|Kaderisasi Organisasi

DAFTAR ISI
A. Kata Pengantar ................................................................................... 1 B. Daftar Isi ............................................................................................. 2 BAB I A. Pendahuluan Latar Belakang ............................................................................. Tujuan ......................................................................................... 3 4

Permasalahan dan Rumusan Masalah ......................................... 4 Manfaat ....................................................................................... Metode Penelitian ...................................................................... 4 4

Sistematika Penulisan ................................................................. 5 BAB II A. Kajian Teoritis .................................................................................... 6

B. Metode Penelitian ............................................................................. 10 C. Pembahasan Masalah ........................................................................ 10 BAB III A. Simpulan ............................................................................................ 34 B. Saran .................................................................................................. 35 C. Daftar Pustaka .................................................................................... 36 D. Lampiran ............................................................................................ 37

3|Kaderisasi Organisasi

Pendahuluan
1.1

Latar Belakang
Kaderisasi berasal dari kata dasar kader. Dari kamus Besar Bahasa Indonesia kader adalah orang yang diharapkan memegang peran pent ing di dalam organisasi pemerintahan, partai, dsb. Kader diambil dari istilah yang diperkenalkan Lenin pada masa pembentukan Partai Komunis Sovyet. Kader adalah orang atau kumpulan orang yang dibina oleh suatu lembaga kepengurusan dalam sebuah organisasi, baik sipil maupun militer, yang berfungsi sebagai 'pemihak' dan atau membantu tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut (Nano Wijaya). Dalam hal membantu tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut, seorang kader dapat berasal dari luar organisasi tersebut dan biasanya merupakan simpatisan yang berasaz dan bertujuan sama dengan institusi organisasi yang membinanya (Nano Wijaya). Pada umumnya penggunaan kata 'kader' sangat lekat pada partai politik, namum organisasi kemasyarakatan dan organisasi dalam sekolah juga mempunyai kader-kader yang berfungsi sebagai seseorang yang berperan penting dalam organisasi tersebut. Sedangkan kaderisasi atau pengaderan adalah proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader atau generasi penerus sesuai kebutuhan zaman yang akan datang. Kaderisasi merupakan usaha pembentukan seorang kader secara terstruktur dalam organisasi yang biasanya mengikuti suatu silabus tertentu. Dewasa ini, kaderisasi hanyalah bentuk perpeloncoan atau doktrin yang tidak memberikan keuntungan bagi para calon kader. Bagaimanakah proses kaderisasi yang benar dan relevan antara input-proses-outputnya? Apa saja yang saat ini dilaksanakan dalam kegiatan kaderisasi? Maka dari itu dalam karya tulis ini akan dikupas dan dijelaskan serangkaian masalah tentang kaderisasi dalam organisasi-oraganisasi di lingkungan Sekolah Menengah Atas.

4|Kaderisasi Organisasi

1.2

Tujuan
Memberikan informasi tentang proses kaderisasi organisasi Menyadarkan dan mempertegas kaderisasi yang baik dan relevan Untuk memenuhi tugas LKS LIX

1.3

Permasalahan dan Rumusan Masalah


Apa itu Kaderisasi? Bagaimana proses kaderisasi yang terjadi dalam organisasi-organisasi di SMA? Apa saja kelebihan dan kekurangan kaderisasi? Bagaimana proses kaderisasi yang relevan antara input-prosesoutpunya?

1.4

Manfaat
Sebagai wacana bagi semua orang Sebagai pengetahuan tentang apa itu kaderisasi Sebagai salah satu aspirasi masyarakat tentang kaderisasi organisasi tingkat SMA

1.5

Metode Penelitian
Dalam karya tulis ini, digunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian non hipotesis yang hanya menggambarkan suatu data yang diperoleh dari hasil informasi yang telah ada dan wawancara ke

lapangan secara langsung dengan beberapa orang yang bersangkutan. Sedangkan sumber datanya berasal dari internet dan observasi.

5|Kaderisasi Organisasi

1.6

Sistematika Penulisan
A. Kata Pengantar B. Daftar Isi BAB I

A. Pendahuluan
Latar Belakang Tujuan Permasalahan dan Rumusan Masalah Manfaat Metode Penelitian Sistematika Penulisan BAB II A. Kajian Teoritis B. Metode Penelitian C. Pembahasan Masalah C.I C.II
C.III C.IV C.V C.VI C.VII C.VIII C.IX C.X C.XI C.XII

Analisis Kaderisasi PK Analisis Kaderisasi OSIS Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler Jamadagni Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler DKM Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler KANST Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler SPeD Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler TsT Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler BM 3 Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler KOMISI 3 Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler BAND 3 Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler KV 3 Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler UBBAS 3

BAB III A. Kesimpulan B. Saran C. Daftar Pustaka D. Lampiran

6|Kaderisasi Organisasi

BAB II
A.

Kajian Teoritis
Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena

merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke depan. Tanpa kaderisasi, rasanya sangat sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis. Kaderisasi adalah sebuah keniscayaan mutlak membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan. Fungsi dari kaderisasi adalah mempersiapkan calon-calon (embrio) yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi. Kader suatu organisasi adalah orang yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin ilmu, sehingga dia memiliki kemampuan yang di atas rata-rata orang umum. Bung Hatta pernah menyatakan kaderisasi dalam kerangka kebangsaan, Bahwa kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit. Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam.

Dari sini, pandangan umum mengenai kaderisasi suatu organisasi dapat dipetakan menjadi dua ikon secara umum. Pertama, pelaku kaderisasi (subyek). Dan kedua, sasaran kaderisasi (obyek). Untuk yang pertama, subyek atau pelaku kaderisasi sebuah organisasi adalah individu atau sekelompok orang yang dipersonifikasikan dalam sebuah organisasi dan kebijakan-kebijakannya yang melakukan fungsi regenerasi dan kesinambungan tugas-tugas organisasi. Sedangkan yang kedua adalah obyek dari kaderisasi, dengan pengertian lain adalah individuindividu yang dipersiapkan dan dilatih untuk meneruskan visi dan misi organisasi. Sifat sebagai subyek dan obyek dari proses kaderisasi ini sejatinya harus memenuhi beberapa fondasi dasar dalam pembentukan dan pembinaan kader-kader organisasi yang handal, cerdas dan matang secara intelektual dan psikologis.

Sebagai subyek atau pelaku, dalam pengertian yang lebih jelas adalah seorang pemimpin. Bagi Bung Hatta, kaderisasi sama artinya dengan edukasi, pendidikan! Pendidikan tidak harus selalu diartikan pendidikan formal, atau dalam istilah Hatta sekolah-sekolahan, melainkan dalam pengertian luas. Tugas pertama -tama

7|Kaderisasi Organisasi

seorang pemimpin adalah mendidik. Jadi, seorang pemimpin hendaklah seorang yang memiliki jiwa dan etos seorang pendidik. Memimpin berarti menyelami perasaan dan pikiran orang yang dipimpinnya serta memberi inspirasi dan membangun keberanian hati orang yang dipimpinnya agar mampu berkarya secara maksimal dalam lingkungan tugasnya. Sedangkan sebagai obyek dari proses kaderisasi, sejatinya seorang kader memiliki komitmen dan tanggung jawab untuk melanjutkan visi dan misi organisasi ke depan. Karena jatuh-bangunnya organisasi terletak pada sejauh mana komitmen dan keterlibatan mereka secara intens dalam dinamika organisasi, dan tanggung jawab mereka untuk melanjutkan perjuangan organisasi yang telah dirintis dan dilakukan oleh para pendahulu-pendahulunya. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam hal kaderisasi adalah potensi dasar sang kader. Potensi dasar tersebut sesungguhnya telah dapat dibaca melalui perjalanan hidupnya. Sejauh mana kecenderungannya terhadap problemaproblema sosial lingkungannya. Jadi, di sana ada semacam landasan berfikir atau filosofi kaderisasi yang harus mendapatkan porsi perhatian oleh setiap organisasi/pergerakan. Yaitu: harus ditemukan upaya mencari bibit-bibit unggul dalam kaderisasi. Subyek harus mampu menawarkan visi dan misi ke depan yang jelas dan memikat, serta menawarkan romantika dinamika organisasi yang menantang bagi para kader yang potensial, sehingga mereka dengan senang hati akan terlibat mencurahkan segenap potensinya dalam kancah organisasi. Untuk dapat menjalankan peran tersebut, maka organisasi atau sebuah pergerakan harus terlebih dahulu mematangkan visimisi mereka; dan termasuk sikap mereka terhadap persoalan mendesak dan aktual kemasyarakatan; serta pada saat yang sama tersedianya para pengkader yang handal, untuk menggarap bibit-bibit potensial tadi. Kader-kader potensial, setelah mereka memahami dan meyakini pandangan dan sistem yang telah

diinternalisasikan, maka jiwanya akan terpacu untuk bekerja, berkarya dan berkreasi seoptimal mungkin. Maka, di sini, organisasi/pergerakan dituntut untuk dapat mengantisipasi dan menyalurkannya secara positif. Dan memang sepatutnya organisasi/pergerakan mampu melakukannya, karena bukankah yang namanya

8|Kaderisasi Organisasi

organsiasi/pergerakan berarti terobsesi progresif bergerak maju dengan satu organisasi yang efisien dan efektif, bukan sebaliknya? Belakangan ini, sudah dimulai upaya ke arah kaderisasi yang berorientasi pada karya dan aksi sosial dalam level general, berupa penumbuhan dan stimulasi etos intelektual dan sosial. Menurut hemat saya, kaderisasi yang ideal hanya berbicara tentang tiga hal, yaitu input, proses dan output. Ketiga hal tersebut akan dijelaskan lebih terperinci sebagai berikut, Pertama: Input. Dalam tahap ini kita harus benar-benar mengetahui keadaan yang terjadi dari inputan kaderisasi itu sendiri serta mengetahui keadaan lingkungan tempat kita akan membuat kaderisasi. pengumpulan data-data input ini dapat dikumpulkan dengan berbagai cara seperti wawancara, observasi, pengambilan data dan lain-lain. kita harus benar-benar mencari data yang valid guna mencapai sebuah kaderisasi yang tepat guna dan betul-betul dibutuhkan. Kedua: Proses. tahapan ini terjadi apabila kita telah berbicara mengenai input maupun output. Proses inilah yang akan menentukan terwujudnya perubahan input menjadi output. Proses ini juga yang akan menentukan berhasil tidaknya dari sebuah kaderisasi itu sendiri. Kita memiliki banyak cara untuk dapat mengubah input yang kita dapatkan agar menjadi output yang kita harapkan. Ketiga: Output. Dalam tahap ini kita akan membicarakan tentang akan diapakan dan dijadikan apa inputan ini, dari titik inilah tujuan kaderisasi didapatkan. Output dapat dikatakan sebagai tujuan dari kaderisasi ini. Ketiga bagian itulah yang harus benar-benar dimanfaatkan oleh panitia kaderisasi agar kaderisasinya dapat dikatakan tepat guna dan tidak menyimpang. Jika dilihat dengan teori Golden Circle, kaderisasi merupakan sebuah problema yang dapat dilihat dari 3 pertanyaan pokok yaitu, HOW, WHAT dan WHY.
Gema Noor Febryana, Kumpulan Tulisan&Modul Pembelajaran, (Bandung:2012), hlm 29-30 Gema Noor Febryana, Kumpulan Tulisan&Modul Pembelajaran by Rustly Lindquist, (Bandung:2012), hlm 29-30

9|Kaderisasi Organisasi

WHAT. What merupakan kaderisasi-kaderisasi organisasi itu sendiri HOW. How adalah sudut pandang kasus kedua yang berada diantara WHAT dan WHY. Dalam how, akan muncul pertanyaan bagaimana cara membuat kaderisasi yang efektif, baik dan efisien? Kaderisasi dapat dilaksanakan dengan prosedurprosedur yang tepat guna dan tetap relevan dengan inputan yang didapat, proses yang diwujudkan dan output yang dihasilkan sehingga kegiatan kaderisasi ini dapat menghasilkan penerus atau kader-kader yang sesuai dengan apa yang diharapkan organisasi tersebut. WHY. Kata tanya terakhir yang merupakan inti dari permasahan. Why? Atau mengapa kaderisasi itu penting? Karena seperti kita ketahui, setiap organisasi apapun memerlukan regenerasi agar dapat melanjutkan, menghidupkan dan mengembangkan organisasi tersebut menjadi lebih baik dan baik lagi. Teori Golden Circle memberikan kemudahan bagi kita dalam menganalisis setiap masalah misalnya adalah kaderisasi. Dengan teori ini kita dapat mengetahui dengan pasti alasan-alasan mengapa kaderisasi masih tetap dipertahankan dan tidak dibumihanguskan seperti masalah dan problema kegiatan lainnya. Kaderisasi merupakan kebutuhan internal organisasi yang tidak boleh tidak dilakukan. Layaknya sebuah hukum alam, ada proses perputaran dan pergantian di sana. Namun satu yang perlu kita pikirkan, yaitu format dan mekanisme yang komprehensif dan mapan, guna memunculkan kader-kader yang tidak hanya mempunyai kemampuan di bidang manajemen organisasi, tapi yang lebih penting adalah tetap berpegang pada komitmen sosial dengan segala dimensinya. Sukses atau tidaknya sebuah institusi organisasi dapat diukur dari kesuksesannya dalam proses kaderisasi internal yang di kembangkannya. Karena, wujud dari keberlanjutan organisasi adalah munculnya kader-kader yang memiliki kapabilitas dan komitmen terhadap dinamika organisasi untuk masa depan.

10 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

B.

Metode Penelitian
Dalam karya tulis ini, digunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian

non hipotesis yang hanya menggambarkan suatu data yang diperoleh dari hasil informasi yang telah ada dan wawancara ke lapangan secara langsung dengan beberapa orang yang bersangkutan. Sedangkan sumber datanya berasal dari internet dan observasi.

C.

Pembahasan
C.I Analisis Kaderisasi PK
Bab ini akan menjelaskan pengertian dan tujuan OST, syarat-syarat

mengikuti OST, metode pengajaran, metode penyeleksian , flow, kelebihan dan kekurangan OST. C.I.I Pengertian dan Tujuan OST Organization Skill Training (OST) adalah sebuah kaderisasi yang bertujuan untuk melatih soft skill dan melatih kemampuan berorganisasi juga mencari anggota-anggota baru Perwakilan Kelas (PK) SMAN 3 Bandung. OST bersifat fleksibel, bisa berubah tiap tahun. C.I.II Syarat Mengikuti OST Ketika open recruitment OST, calon peserta harus menyerahkan formulir pendaftaran serta surat persetujuan orang tua. Setelah itu akan ada pemberitahuan selanjutnya. C.I.III Metode pengajaran Ada beberapa metode dalam OST untuk melatih soft skill dan kemampuan berorganisasi pada peserta, yaitu:

11 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Pemberian materi dan simulasi Peserta OST akan diberikan materi dalam bentuk presentasi dan penerapan materi itu (simulasi) tentang ilmu-ilmu dasar berorganisasi. Pemateri adalah alumni SMAN 3 Bandung. Disini ada komunikasi 2 arah . Materi dan simulasi yang biasa diberikan adalah: Organisasi Kepemimpinan pembelajar Visi misi Influence dan manusia Kritis kreatif Problem (PSDM) Managemen waktu Teamwork dan team building solving, decision making

Studi Kasus Peserta diberi permasalahan yang menyangkut materi-materi yang telah diberikan dan peserta dituntut untuk memberi solusi dan pemecahannya terhadap permasalahan yang ada.

Konvensional Panitia memberikan materi umum dan melakukan pembinaan terhadap materi yang diberikan. Hanya ada komunikasi searah.

C.I.IV Metode Penyeleksian Ada beberapa metode dalam OST untuk mencari para anggota PK yang baru, yaitu: Wawancara Wawancara adalah langkah awal untuk mengetahui sesosok individu itu seperti apa. Ada beberapa aspek yang dinilai dalam wawancara OST:

12 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Kelengkapan PSAS Visi Misi 7S Penilaian

Organisasi Pandangan subjektif pewawancara*

Tim penilai menilai keaktifan, perkembangan, dan perilaku peserta selama OST berlangsung. Sebagai contoh, di suatu simulasi yang diberikan, tim penilai akan menilai satu persatu sifat peserta :

*Pewawancara menuliskan kelebihan, kekurangan, dan sifat dari orang yang diwawancara secara subjektif di lembar wawancara. Lalu diberikan keterangan apakah dia layak masuk PK apa tidak dan ditanda tangan.

Pendekatan Panitia mencoba mengetahui keseharian dan karakter asli dari peserta lewat jurnal, kesalahan dan reward peserta , jejaring sosial, teman terdekat/relasi, dan sumber lain yang mendukung.

Reduksi Dari semua data-data yang dikumpulkan ,pengamatan selama keseharian dan selama OST, akhirnya anggota PK merundingkan siapa saja yang terpilih menjadi anggota PK. Butuh waktu kurang lebih 5 jam untuk merundingkan. Selain itu juga butuh ketelitian dan pemikiran yang matang dalam memilih. Anggota yang tidak terpilih akan mendapatkan sertifikat yang menyatakan bahwa peserta lulus OST .

13 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

C.I.V

Flow Flow dari rangkaian kaderisasi harus bisa disusun dengan tepat agar memberikan sebuah formulasi kaderisasi yang terbaik (Ridwansyah, 2008). Flow dari OST dapat berubah tiap tahun untuk mengurangi mudah ditebaknya acara OST. Tapi kita bisa ambil gambaran secara umum tentang flow OST dari OST tahun 2011:

C.I.VI Kelebihan dan Kekurangan OST Seperti kata salah satu orang bijak, tidak ada suatu sistem yang terbaik, melainkan sistem yang selalu diperbaiki. Karena suatu sistem selalu memiliki kelebihan dan kekurangan. OST pun memiliki kelebihan dan kekurangan:

(Malna XY-24 & Shadira XX-51)

14 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

C.II

Analisis Kaderisasi OSIS

Untuk menghasilkan calon-calon pengurus OSIS yang berkualitas haruslah ada kaderisasi terlebih dahulu. Tujuannya agar para calon kader mendapatkan ilmu dalam berorganisasi. Sehingga jika kelak dia menjadi pengurus OSIS, ia akan bekerja dengan baik dan benar. Selain mendapatkan ilmu berorganisasi, para calon kader pun akan mendapatkan ilmu yang dapat ia terapkan dalam kehidupan sehariharinya. Ada dua tahap kaderisasi yang harus dilalui untuk menjadi pengurus OSIS, yaitu Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS) dan Latihan Kepemimpinan OSIS (LKO). Namun, dalam LKS tidak hanya siswa siswi yang ingin menjadi pengurus OSIS saja yang bisa ikut, namun LKS juga terbuka untuk siswa siswi yang ke depannya ingin menjadi pengurus ekskul ataupun yang hanya ingin mendapatkan ilmu mengenai kepemimpinan dan organisasi. Dalam mengikuti LKS, para calon kader harus mengikuti tahapan-tahapan tertentu yaitu: 1. Tes fisik 2. Wawancara 3. Sidang pertanggungjawaban 4. Hari-hari LKS Di tahapan-tahapan ini para calon kader diberikan materi-materi tentang kepemimpinan dan organisasi, serta penekanan materi agar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hari-hari LKS tersebut para peserta diberi materi mengenai kepemimpinan. Terkadang, materi tersebut dituangkan dalam bentuk permainan sehingga para peserta bisa praktik secara langsung. Di setiap hari LKS, para peserta diberikan tugas. Kemudian di hari LKS berikutnya tugas tersebut akan diperiksa oleh tatib. Dalam hal ini, kami diajarkan untuk bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Peserta juga harus saling mengingatkan kepada teman-temannya agar tugas tersebut selesai tepat waktu, tidak egois dan harus peduli kepada teman-temannya. Kemudian, dalam LKS juga

15 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

peserta akan mengikuti evaluasi mengenai hari tersebut, diharapkan peserta LKS bisa mengambil kesimpulan secara cepat dan tepat mengenai apa saja yang didapatkan hari itu agar materi tersebut bisa dilakukan di kehidupan sehari-hari. Dalam eval tersebut, peserta juga akan ditanya mengenai apa yang didapat di LKS hari sebelumnya. Semua peserta LKS harus tahu mengenai materi yang didapat termasuk yang sebelumnya tidak mengikuti LKS. Peserta diajarkan untuk berinisiatif. Peserta yang mengikuti LKS berinisiatif memberi tahu teman yang tidak ikut, sedangkan yang tidak ikut berinisiatif bertanya kepada teman yang ikut. Dengan ini, setelah mengikuti LKS diharapkan para calon kader bisa menerapkan hal-hal yang ia dapatkan dengan baik di kehidupan sehari-hari agar tujuan utama kaderisasi tersebut dapat tercapai. Yaitu, membentuk calon-calon pemimpin yang baik denga sikapnya yang bertanggung jawab, peduli, inisiatif, dan harus bisa mempangaruhi bawahannya agar tujuan bersama dapat tercapai. (Afia XX-03 & Zahra XX-60)

C.III Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler Perhimpunan Pecinta Alam Jamadagni


Bab ini akan menjelaskan pengertian dan tujuan pendidikan dasar (pendas) Jamadagni, syarat-syarat mengikuti pendas, metode pengajaran, metode

penyeleksian, flow, kelebihan dan kekurangan pendas Jamadagni. C.III.I Pengertian dan Tujuan Pendas Jamadagni Pendas Jamadagni adalah sebuah kaderisasi yang dilakukan oleh kelompok pecinta alam Jamadagni untuk menjadi seorang penjelajah alam sekaligus mencari para anggota baru Jamadagni. Pendidikan pun di fokuskan pada fisik dan materi. Karena untuk menjelajah alam seorang penjelajah alam membutuhkan fisik yang kuat dan mental yang kuat untuk tetap konsisten. Pendas ini diset sedemikian rupa sehingga nantinya peserta yang lulus pendas mampu bertahan di alam ketika mereka terjebak dalam kondisi terburuk yang tidak diduga.

16 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

C.III.II Syarat-syarat Mengikuti Pendas Pertama peserta harus mengumpulkan formulir pendaftaran beserta data/arsip lainnya yang dibutuhkan. Lalu peserta pendas Jamadagni harus mengikuti pra-pendas terlebih dahulu. Syarat lainnya yaitu peserta harus mengikuti medical check-up. Bila tidak lulus, peserta tidak diizinkan mengikuti pendas. Aturan yang terakhir, karena pendas selalu berbenturan dengan jadwal semester pendek (SP), maka peserta tidak boleh terkena SP. C.III.III Metode Pengajaran Calon kader dipersiapkan untuk pendas itu sendiri dengan pra-pendas secara fisik dan materi kelas. Didalamnya terdapat latihan fisik dan pemberian berbagai materi kepenjelajahalaman. Lalu saat pendas mereka diajarkan dengan metode learning by doing. Contoh materi yang disampaikan adalah sheltering, navigasi basah dan kering, SAR, PPGD, soft skill, trap serta survival. Pendas sendiri dilaksanakan di hutan sebenarnya. Kaderisasi tidak hanya berujung pada pendas. Anggota Muda baru akan menerima pendidikan lanjutan untuk 3 bidang kegiatan utama yang dilakukan PPA Jamadagni yaitu Gunung Hutan (GH), Olah Raga Arus Deras (ORAD), dan Rock Climbing (RC). Setelah semua rangkaian pendidikan lanjutan diterima, Anggota Muda baru wajib melakukan ekspedisi ke salah satu gunung dengan ketinggian minimal 3000 mdpl. C.III.IV Metode Penyeleksian Pendas ini menggunakan sistem seleksi alam. Artinya siapa yang bertahan dia yang menang. Selama 7 hari pendas, akan ada peserta yang tidak kuat secara fisik maupun mental melanjutkan pendas dan mengundurkan diri dari pendas, dan yang tetap bertahan akan dilantik menjadi Anggota Muda baru Jamadagni.

17 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

C.III.V Flow Flow saat pendas sangat tinggi. Peserta bisa saja hanya dimarah-marahi, tapi bisa juga dibentak depan muka dan ditampar dengan alasan yang logis agar membuat efek jera. Sehingga peserta memang harus kuat fisik dan mental.

C.III.VI Kelebihan dan Kekurangan Pendas Jamadagni Pendas Jamadagni memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan:

(Naufal XY-38, Musa XY-42 & Salsabila XX-46)

C.IV Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler DKM


Bab ini akan menjelaskan tentang kaderisasi DKM, Tahapan-tahapan kaderisasinya, juga kelebihan dan kekurangan kaderisasi DKM. C.IV.I Kaderisasi DKM Dalam membentuk kader, DKM membuat kaderisasi dengan tiga tahapan utama. Kenapa dibuat tiga tahapan kaderisasi? Karena perubahan harus tahap demi tahap agar perubahan konsisten, dan tahapannya itu sendiri dimulai dari pengenalan nilai keislaman dan pembentukan pribadi muslim. Kaderisasi itu sendiri tidak berujung pada tiga tahapan itu, tapi juga dilanjutkan dengan kaderisasi yang

18 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

berkelanjutan, yaitu mentoring rutin pekanan. mentoring bisa jadi sarana pemantauan dan penjagaan setiap calon kader DKM putra dan putri. C.IV.II Tahapan Kaderisasi DKM Dalam membentuk kader, DKM membuat kaderisasi dengan tiga tahapan utama. Tahapan pertama adalah pengenalan calon kader terhadap DKM dan dunia Islam dan pemberian materi-materi ringan. Tahap duanya adalah tahap intensif dan tingkat materinya lebih tinggi, tahap 3 adalah tahap lanjutan adalah LKOD, lebih banyak materi, dilatih untuk memanage organisasi dan melebarkan sayap dakwahnya. C.IV.III Kelebihan dan Kekurangan Kaderisasi DKM Kaderisasi DKM memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan:

(Farraz XY-10)

C.V

Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler Keamanan Sekolah Tiga (KANST)

Diklat merupakan proses kaderisasi awal dalam KANST untuk mencetak kader-kader yang berkualitas. Mengenai bagaimana diklat KANST itu sendiri, merupakan rahasia organisasi. Input, proses, serta output masih sangat relevan dikarenakan 3 aspek tersebut tetap berjalan sesuai prosedur.

19 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Seluruh siswa SMA Negeri 3 Bandung merupakan objek, sedangkan yang dijadikan subjek disini adalah para calon kader yang akan ditempa dengan cukup berat untuk menjadi kader-kader yang berkualitas. KANST memiliki banyak cara untuk menarik minat para siswa SMA Negeri 3 Bandung agar masuk KANST, dapat dibilang KANST memiliki publikasi khusus, dan hanya diketahui oleh KANST itu sendiri. (Diema XX-22)

C.VI Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler Suara Pelajar Debat 3


Dalam organisasi SPeD, dari generasi ke generasi selalu diadakan kaderisasi. Di tahun 2000 ekskul ini tercetus untuk sebuah wadah para siswa SMAN 3 Bandung yang memiliki minat dan bakat dalam hal seni berbicara. Kaderisasi pun berawal pada tahun 2001. Dalam kaderisasi SPeD dibagi menjadi beberapa tahap, yang pertama adalah STUDAS (Studi Dasar) 1, STUDAS 2, STUPUN (Studi Puncak) dan MUBES (Musyawarah Besar). Calon kader pada awalnya harus mendaftarkan diri mereka untuk mengikuti Studas atau pun Stupun dengan cara SMS kepada panitia. Formatnya adalah: SPeD (spasi) nama lengkap (spasi) kelas. Setelah itu, mereka yang terdaftar akan mengikuti technical meeting yang menjelaskan peraturan-peraturan selama studi dan tugas yang harus dikerjakan untuk studi dasar 1. Adapun peraturannya yaitu: 1. Calon kader wajib mematuhi peraturan Studi 2. Calon kader akan mengikuti dua kali studi dan satu kali studi puncak 3. Calon kader wajib mengikuti rangkaian kegiatan dengan baik dan tertib 4. Jika berhalangan hadir wajib memberi surat keterangan maksimal satu jam sebelum studi dimulai 5. Calon kader minimal mengikuti studi puncak untuk bisa menjadi anggota SPeD

20 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

6. Dalam kegiatannya calon kader tidak diperkenankan mengaktifkan handphone

Di bawah ini akan dijelaskan tentang setiap kegiatan kaderisasinya yang didapatkan dari hasil wawancara dengan anggota SPeD. Studi Dasar I Untuk tahap pertama, kaderisasi ini berawal dengan pemberian materi tentang apa itu SPeD, apa itu debat, apa saja komponen-komponen yang terdapat dalam debat dan macam-macam debat di dunia, dari mulai parlementer sampai debat khas Indonesia atau debat kusir. Dalam STUDAS 1 dilakukan praktik debat secara langsung. Awalnya dibagi menjadi beberapa kelompok dengan satu timnya 3 orang. Setiap dua tim dibuat tim pro-kontra untuk melaksanakan debat tersebut. Pembagian mosi (masalah), analisa masalah sampai akhirnya debat. Debat yang dipraktikan adalah debat kusir dengan waktu pelaksanaan 7 menit. Setelah itu ditentukan pemenangnya dan tim yang menang akan melawan tim lain. Begitu seterusnya, sampai menghasilkan satu tim pemenang. Studi Dasar 2 STUDAS 2 bertempat di luar batas (SMAN 3 Bandung). Untuk tahun 2011, tempatnya adalah taman lalu lintas. Di sana para kader diminta untuk melakukan berbagai kegiatan simulasi. Awalnya para kader diberikan materi tentang seni berbicara dan agitasi, setelah itu mereka diminta untuk melakukan agitasi secara langsung kepada pengunjung taman lalu lintas agar mau berfoto dengan gaya superhero dengan mereka dengan waktu yang telah ditentukan dan minimal 10 kali foto. Esensi dalam simulasi ini adalah bagaimana kita dapat mempengaruhi orang lain untuk mengikuti permintaan kita. Studi Puncak Stupun dilaksanakan dengan konsep pos-posan. Calon kader dibagi menjadi beberapa kelompok dan berhak untuk membuat bendera

21 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

kelompoknya. Dalam kegiatan ini, calon kader menggunakan seragam olahraga dan tidak diperkenankan memakai jam tangan atau pun mengaktifkan handphone. Pada STUPUN 2011 terdapat 5 pos dengan keterangan sebagai berikut: NO. 1. POS DEBAT KETERANGAN Dalam pos ini diadakan debat dengan 1 tim dari calon kader dan melawan 1 tim dari panitia. Debat yang dilakukan adalah debat kusir dengan waktu pelaksanaan 7 menit. Pos agitasi adalah pos yang meminta para calon kader untuk membantu sebuah toko menjajakan dagangannya dengan batas hasil yang diperoleh minimal adalah Rp. 10.000,00 Pos yang bertempat di Monumen perjuangan ini merupakan pos yang menjelaskan kepribadian calon kader. Di sana mereka akan menjawab beberapa pertanyaan yang merupakan cerminan dari pribadi mereka masing-masing Seni Berbicara adalah pos yang meminta para calon kader untuk melakukan speech dengan profesi yang berbeda, yaitu ustad, penyiar berita, host gossip dan orator. Mereka harus melakukan speech tersebut di pinggir jalan dengan gaya bicara yang harus mendapat perhatian dari para pengguna jalan.

2.

AGITASI

3.

KOKOLOGI

4.

SENI BERBICARA

Setelah semua pos selesai, calon kader berkumpul di GIM (Gedung Indonesia Menggugat). Di sana panitia dan calon kader melakukan sharing, pembuatan bendera angkatan dan pengukuhan sebagai anggota SPeD baru. Musyawarah Besar Untuk menentukan seorang kader yang pantas menjadi pemimpin dalam organisasi SPeD, ekskul ini mengadakan musyawarah besar. Sebenarnya MUBES ini dilaksanakan tidak hanya untuk memilih ketua, namun juga sebagai langkah awal untuk memperbaiki organisasi tersebut menjadi lebih baik lagi. Pemilihan ketua SPeD dipilih dengan konsep musyawarah, tanya jawab, dan beberapa konsep lainnya.

22 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

- Tahap pertama adalah dengan konsep IYA-TIDAK, jadi konsep ini adalah cara mereduksi dari jumlah anggota menjadi calon-calon ketua. Konsep ini dilakukan dengan cara memejamkan mata dan mengacungkan tangan setiap jawaban YA dan tidak boleh mengacungkan tangan lagi apabila jawabannya TIDAK. - Tahap kedua, para calon ketua baru diminta untuk menjawab secara cepat dan tepat 15 pertanyaaan yang disambung secara terus menerus dan dijawab dengan YA atau TIDAK - Tahap ketiga adalah berorasi. Calon-calon ketua dipersilakan untuk memasuki ruangan yang berisi anggota lainnya. Di sana mereka berorasi, menyampaikan visi dan misi mereka untuk menjadi ketua SPeD. Setelah itu, terdapat sesi tanya jawab, semua anggota berhak bertanya kepada calon ketua tersebut. Mereka harus menjawab pertanyaan tersebut dengan sangkil dan mangkus untuk meyakinkan mereka agar calon-calon ketua terpilih menjadi ketua. Setelah semua tahap selesai, para anggota SPeD bermusyawarah untuk menentukan siapa yang layak dan pantas menjadi ketua setelah apa yang telah mereka presentasikan di depan semua anggotanya. Terpilihlah satu nama yang akan menjadi pemimpin mereka 2 tahun ke depan. MUBES ini diakhiri dengan dilantiknya anggota dan ketua baru SPeD untuk menghidupkan, membangun dan meneruskan kembali ekstrakulikuler debat tersebut. Kaderisasi dalam ekskul ini masih sangat relevan dimana input yang didapat diberi pengetahuan dan perubahan karakter hingga dapat menghasilkan output yang diingkan sebagai kader yang dapat meneruskan generasi ekskul tersebut ke arah yang lebih baik. (Tiara XX-55 & Ghifari XX-33)

23 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

C.VII Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler Tiloes Theater (TsT)


Seperti pada halnya dalam ekskul-ekskul lain, ekskul Theater Tiga ini juga mengadakan kaderisasi bagi para anggota-anggotanya. Setelah open recruitment, kaderisasi pun dimulai. Dalam ekskul ini, yang dikaderisasi bukan hanya anak-anak kelas 10, anggota kelas 11 pun turut mengikuti kegiatan ini. Yang mengurus dan bertanggung jawab berjalannya kaderisasi ini adalah para anggota TsT senior yang duduk pada kelas 12. Pertama-tama mereka mengadakan TM (Technical Meeting) untuk para kader, baik anggota dan calon anggota. Dalam TM tersebut dijelaskan peraturan-peraturan selama kaderisasi ekskul ini berlangsung. Termasuk di dalamnya terdapat serangkaian prototype yang perlu dikerjakan. Adapun prototype tersebut adalah: 1. Name Tag Prototype ini sebenarnya terbagi menjadi 2 bagian: bagian kepala dan badan. Bagian kepala berbentuk lambang TsT, yang merupakan bentuk topeng dengan ujjung kepala yang menyerupai mahkota. Lambang kepala ini dibuat dari kertas asturo kuning. Dan di atas asturo berbentuk lambang itu, ditulisi dengan nama calon terdiklat dan tulisan PENTILERS, yang artinya adalah anggota Tiloes Theater. Lambang kepala ini dibedakan menjadi 2 berdasarkan gender. Apabila perempuan, maka di ujung kepala paling kanan diberi pita merah, sedangkan yang laki-laki tidak ada tambahan apa-apa. Kemudian untuk badannya, berbentuk seperti badan manusia biasa, dengan 2 kaki dan 2 tangan. Dibuat dari karton manila hitam dan kemudian diberi pola skeleton. Lalu kedua bagian itu disatukan menggunakan lem. Kemudian bagian depan name tag dilapisi dengan lakban besar dan diberi tali kur agar dapat dikalungkan di leher. Fungsi prototype ini adalah untuk menyimpan cap dari para pendiklat.

24 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

2. Wig Para terdiklat diwajibkan membuat wig dari tali rafia warna-warni. Panjang rambut wig tersebut sepanjang bahu, dan harus menutupi seluruh bagian rambut. Untuk rambut bagian atas, dapat ditutupi menggunakan topi tambahan (tidak boleh menggunakan topi sekolah)

Prototype tersebut wajib digunakan setiap kali berada di luar jam pelajaran. Para terdiklat disini harus mengumpulkan cap TsT pada bagian belakang prototype tersebut. Untuk mendapatkan cap, terdiklat harus mengenakan prototype dan melakukan ritual. Ritual itu terdiri dari nyanyian dan tarian, atau bisa hal lainnya. Hal itu diatur oleh anggota senior kelas 12. Dijelaskan pula dalam TM, bahwa kaderisai TsT terdiri dari 3 tahap: 1. Pra-diklat 1 2. Pra-diklat 2 3. Diklat

Pra-diklat 1 dan Pra-diklat 2


Dalam mengikuti rangkaian kegiatan diklat dan pradiklat, para terdiklat diwajibkan membawa tugas-tugas yang telah diberikan sebelumnya. Biasanya tugas berupateka-teki yang jawabannya adalah makanan ringan dan minuman. Terdiklat juga harus hadir dengan dresscode yang ditentukan oleh pendiklat, dan juga membawa prototype. Kegiatan pra-diklat diisi dengan materi dari alumni. Materi yang disampaikan tentunya berhubungan dengan dunia teater, seperti akting, gestur, ekspresi, lipsync, dancing, make-up, dan properti. Biasanya peserta pradiklat dibagi dalam kelompok lalu berkeliling ke pos-pos yang telah disediakan. Lalu, materi pada pos terakhir adalah kegiatan yang menggabungkan seluruh materi yang didapat pada hari pradiklat tersebut. Pada pra-diklat pertama, tugas akhirnya adalah membuat mini drama, lengkap dengan naskah buatan sendiri dan kostum serta properti.

25 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Sementara pada pradiklat 2 tugas akhirnya adalah membuat videoklip. Penyampaian materi tidak hanya bertempat di sekitar lingkungan SMAN 3 Bandung. Kadang, bisa mencakup tempat-tempat umum seperti taman lalu lintas, balkot, dan yang lainnya. Pra-diklat juga bisa melibatkan orang lain dalam materinya, misal saja melibatkan orang-orang di sekitar tempat umum tersebut. Kegiatan pra-diklat sangat bermanfaat bagi para terdiklat karena mendapatkan banyak materi yang bermanfaat dalam teater. Selain itu, dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti diklat. Serta lebih mengenal teman-teman terdiklat, anggota yang lebih senior, serta alumni-alumni.

Diklat
Kegiatan diklat sangat penting dan merupakan inti dari rangkaian kaderisasi karena pada acara diklat ini seluruh terdiklat wajib hadir agar menjadi anggota dan pengurus Tiloes Theatre. Ketentuan, syarat, dan kegiatan diklat tidak jauh berbeda dengan pradiklat 1 dan pradiklat 2. Terdiklat diwajibkan memakai kostum sesuai tema dan harus kompak dengan anggota kelompoknya, dan membawa peralatan dan prototype lengkap sesuai dengan arahan panitia. Di acara diklat Tst ini, terdiklat belajar tentang materi-materi baru, serta mengeksplorasi materi yang pernah dipelajari lebih dalam lagi. Khusus untuk diklat, pematerinya adalah pelatih TST. Alumni TST yang datang saat diklat jumlahnya lebih banyak daripada saat pradiklat. Materi yang diberikan tidak jauh berbeda dengan diklat, yaitu akting, dancing, dan lipsync. Tugas yang diberikan pun lebih susah dari pradiklat, seperti membuat video klip dan meniru gerakan sebuah tarian. Puncak dari kegiatan diklat TST adalah pelantikan anggota baru. Seluruh terdiklat berbaris di luar sekolah dengan mata tertutup, lalu disiram dengan air sebagai tanda dilantik menjadi anggota baru.

26 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Pemilihan Pengurus Baru Tiloes Theatre Setelah pelantikan anggota baru, Tiloes Theatre pun mengadakan pemilihan pengurus. Yang paling utama adalah pemilihan ketua TST atau biasa disebut kaisar. Pemilihan kaisar diadakan di bazzar dan dihadiri oleh seluruh anggota TST. Para calon kaisar harus menampilkan sebuah penampilan dan berorasi. Pemilihan kaisar dilakukan dengan cara voting. Calon kaisar yang mendapat suara terbanyak akan menjadi kaisar, yang lainnya menjadi wakil kaisar. Setelah kaisar dan wakil kaisar terpilih, diadakan pemilihan pengurus harian lainnya seperti bendahara, sekretaris dan humas dengan cara musyawarah. Selain pengurus harian, para anggota juga dibagi kedalam divisi-divisi seperti divisi properti, make-up dan kostum, naskah, dan dancing. (Faradisa XX-27 & Putu XX-41)

C.VIII Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler Belitung Muda 3


Setiap tahun, umumnya, sebuah organisasi akan melakukan perekrutan anggota-anggota baru. Anggota-anggota baru ini diharapkan, tentunya, agar dapat menjaga keberlangsungan hidup organisasi itu sendiri. Dengan asumsi bahwa setiap tahun akan ada anggota lama yang mengambil pensiun--karena alasan umur--maka perekrutan itu menjadi penting. Berikut ini hasil wawancara dengan seorang anggota ekstrakulikuler Belitung Muda mengenai kaderisasi organisasi tersebut BM 3 atau Belitung Muda 3 adalah suatu organisasi sepak bola futsal maupun sepak bola normal yang bermarkas di Lapangan Bali . Setiap ada pergantian tahun ajaran , maka para senior2 akan mengadakan Oprec atau Open Recruitment terhadap siswa-siswi kelas 10 yang ingin mengikuti organisasi BM 3 . Untuk Ihkwan , mereka akan menjadi anggota BM 3 , sedangkan untuk ahkwat mereka akan diseleksi untuk menjadi calon manager BM 3. Tidak ada batasan minimal kemampuan bermain bola untuk masuk organisasi BM 3 . Karena pada dasarnya mereka lebih membutuhkan orang yang mau menggali ilmu tentang sepak bola daripada orang yang hebat bermain bola.

27 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Meski para senior tidak memberi batasan minimal kemampuan sepak bola tapi mereka tetap melakukan pendas. Kami harus melakukan berbagai hal untuk menunjukan kebugaran jasmani kami di kegiatan itu termasuk para calon manager. Pendas bagi ihkwan adalah tempat untuk menunjukan kemampuan mereka dan juga demi mendapatkan nomor punggung untuk kaos tim BM 3. Sedangkan untuk ahkwat, itu juga pelajaran bahwa seorang manager harus memiliki fisik yang kuat. Lalu ada juga latfis atau Latihan Fisik, yaitu para ihkwan yang sedang berlatih bersama pelatih harus melakukan latihan fisik yang sangat berat di tengah guyuran hujan lebat. Meskipun kegiatan itu hanya kebetulan karena cuacanya pun kebetulan pas, maka pelatih menyuruh kami untuk melakukan latihan fisik di Lapangan Bali. Melalui pendas dan latfis, tentu saja fisik kami menjadi terlatih, terutama untuk saya yang sejak SMPnya sangat jarang berolahraga. Lalu karena adanya latihan rutin setiap hari sabtu juga menambah daya tahan stamina kita. (Derian XY-05)

C.IX Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler Komisi


Kaderisasi ini ditujukan secara umum untuk siswa Komisi yang bakal menjadi anggota Komisi, dengan tujuan membentuk pribadi unggul, mencakup

kepemimpinan, mindset, kekeluargaan, jiwa sosial, retorika, relasi, management, wawasan, dan pengalaman. Kaderisasi Komisi dibagi menjadi dua tahap. Pertama, Introduction, Promotion, and Examining Identity. Tahap ini adalah awal dari pembentukan anggota sebagai proses penempaan jiwa entrepreneur baru dan mengembangkan loyalitas, mulai dari penarikan calon anggota (siswa), perkenalan, materi kelas, triggering and simulation, aplikasi, soft working, dan analyzing adventure. Bagian akhir dari tahap ini adalah packaging, atau biasa disebut pelantikan anggota. Packaging adalah peng-coveran seluruh anggota, yang artinya sudah mencapai parameter layak sebagai anggota komisi.

28 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Parameter ini tentunya disesuaikan berdasarkan kemampuan anggota kader. Pada tahap satu ini, secara garis besar esensi yang didapatkan berupa basic communication, mindset, dan ilmu entrepreneur itu sendiri.

Basic Communication : Jenis Komunikasi Unsur Komunikasi Tahap Komunikasi Syarat Komunikasi Tujuan, dan lain-lain Retail Mindset : Hypnoselling dan Strategy : Believe, Abundance, Worthness. Passion, Power.

Tahap kedua, Division, Placement, and Specializes. Ini adalah sebuah tahap baru seorang anggota Komisi, di mana setiap individu akan digali lagi kemampuan sejatinya dan disesuaikan dengan karakter masing-masing. Di tahap ini pula para anggota ditempatkan pada jabatannya (Chief, Director, C.E.O, RND, dan lain-lain). Kaderisasi dalam tahap ini diisi dengan materi dan sharing rutin atau terus menerus, hal ini dimaksudkan karena emosional dan momentum yang selalu dinamis (Rotary Value) dan tentunya juga untuk self-improvement. Input (Karakter siswa) Proses (dikali dengan) Output (karakter yang diharapkan)

X Y dan Z Y X dan XYZ Z X dan Y XYZ (output) yang diharapkan Komisi sebagai Manusia sejati yang memiliki aspekaspek seperti ini:
Belief and Principle: Mindset Belief Inner Power: MANUSIA Confidence Charisma Happiness Grateful

29 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Social Circle

Communication Skill

Self-proggresive Value: Character Material Social Jika Komisi memang organisasi yang bergerak pada sistematika kewirausahaan, Physical

Question?

lalu mengapa pada kaderisasi harus ada tindakan fisik? Narasumber: Sebenarnya tindakan fisik TIDAK PERLU (di capslock karena waktu wawancara bicaranya agak ditekankan pada kata itu) ada lagipula tidak sesuai dengan visi kami, tetapi kami buat konsekuensi karena kami melihat adanya kelalaian pada anggota kader. Kenapa konsekuensinya harus fisik? Pada awal-awal kami tekankan dengan peringatan, lalu diberi tugas mudah, tapi masih saja tidak dipedulikan. Akhirnya kami sepakat untuk konsekuensi fisik yang direncanakan. contoh: kalian mau konsekuensinya apa yang bisa membuat jera? (siswa dipancing untuk mengatakan konsekuensi fisik). Dengan catatan konsekuensi ini adalah untuk dihindari, bukan untuk dilakukan. Alasan lainnya adalah sebagai cara untuk membuat patuh/jera secara instan karena waktu kaderisasi yang tidak lama. Esensi dari fisik ini agar siswa merasakan pahitnya kegagalan. Analoginya menanamkan rasa kegagalan, apalagi karena kelalaian, kita tidak boleh lalai dalam berbisnis. Ada kalanya bisnis kita ada diatas, ada kalanya bisnis kita jatuh dan terpuruk. Selain itu juga untuk meningkatkan kekeluargaan, ketika senang, senang bersama, ketika gagal, tidak perlu semua gagal tapi setidaknya ber-empati apa yang dirasakan rekannya dalam kegagalan. (Ilma XX-32)

30 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

C.X

Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler BAND 3

Sama seperti halnya kaderisasi-kaderisasi lain, kaderisasi Band 3 dilakukan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang akan mendukung dan menjalankan roda Band 3 itu sendiri. Dalam Band 3 kaderisasi ini disebut Musikalitas.

Input Musikalitas diperuntukkan bagi siswa/siswi yang memiliki bakat dan minat dalam seni bermusik yang lebih luas atau universal. Tidak terikat genre dan jenis alat musik, itulah alasan Band 3 menjadi organisasi yang diminati sebagian kalangan siswa/siwa saat ini.

Proses Tidak ada tahapan-tahapan khusus untuk kaderisasi Band 3 ini, hanya ada simulasisimulasi yang beresensi untuk menambah pengalaman dan jam terbang siswa/siswi. Proses ini terdiri dari materi kelas dan fisik. seperti, Olahraga dan penempaan fisik lainnya, tujuannya untuk menyegarkan pikiran agar mampu berpikir lebih jernih saat musikalitas berlangsung. Memperkuat stamina, karena seorang anak band tentu harus memiliki stamina yang kuat.

Materi kelas, materi yang diberikan berupa arahan dalam membawa organisasi Band 3 kedepannya. Seperti, cara pembuatan proposal yang sesuai, analisis SWOT, etika dan logika berorganisasi, struktur organisasi, dan pencitraan sebuah organisasi.

Simulasi, ini merupakan bagian yang menuntut anggota kader menggunakan wawasan bermusik yang dimiliki. Seperti, membuat karya secara instan,

31 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

membuat karya berdasar apa yang ada pada lingkungan sekitar, mengenal music dengan baik, kreatif dan peka pada music, dan simulasi langsung pada lingkungan sekitar.

Sharing, sesi ini bertujuan untuk mengenalkan Band 3 secara rinci dari struktur hingga alumni. Dalam sesi ini, alumni juga memberikan beberapa pengalaman, tata krama bermusik, dan saran untuk kedepannya melanjutkan organisasi ini.

Treatment, ini adalah bagian yang diisi oleh KANST untuk mempererat ikatan sesama anggota kader. Kenapa hal ini diperlukan? Alasan pertama adalah Band 3 dibuat oleh anggota KANST sehingga mereka ingin Band 3 memiliki rasa kekeluargaan yang erat seperti KANST. Kedua, kerja sama dalam bermusik sangatlah diperlukan. Ketiga, jika ikatan batin antar anggota kuat, tidak akan sulit mengkoordinir setiap anggotanya.

Simulasi-simulasi ini masih terbilang wajar selama masih relevan dengan output yang diharapkan. Output Menjadikan anggota kader sebagai pribadi-pribadi yang memiliki kebersamaan yang kuat, membentuk fisik, mental, karakter, dan kemampuan bermusik yang unggul sebagai anak band. (Fajar XY-29 & Ikrar XY-19)

C.XI Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler Kelompok Vokal 3


Kelompok Vokal 3, suatu organisasi yang hanya beranggotakan beberapa orang. Anggota kami tidak mencapai puluhan, karena memang komunitas ini hanya membutuhkan beberapa orang saja untuk ada di dalamnya. Walaupun kami termasuk oragnisasi kecil di SMA Negeri 3 Bandung tapi kami tetap selalu berusaha untuk menjaga keutuhan dan eksistensi kami internal maupun eksternal, dengan

32 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

kata lain di dalam dan di luar sekolah. Walaupun kami sedikit juga kami tidak mau dipandang sebelah mata, untuk mebuktikan itu semua, kami mengikuti beberapa kompetisi yang ada di kota maupun nasional. Awalnya kami bediri sekitar tahun 2000-an, banyak tantangan dan halangan yang kami hadapi untuk mendirikan organisasi ini, maka dari itu kami selalu mengajarkan arti sebuah perjuangan pada setiap anggota kami yang baru di tiap angkatan. Menurut kami sebuah pengalaman itu adalah harga yang sangat mahal dan berharga, karena memang kelompok vokal 3 banyak berkecimpung di dalam performance atau tampil di depan umum. Mental dan kesehatan baik fisik maupun rohani yang selalu kami jaga kualitasnya, karena apabila setiap anggota kami tidak memiliki hal tersebut kami tidak bisa memberikan penampilan yang terbaik. Kelompok Vokal 3, selalu mengadakan audisi untuk penerimaan anggota baru di setiap tahunnya, bukan karena kami sombong atau pilih-pilih tapi memang kami membutuhkan orang-orang yang benar-benar berkualitas dan berkompeten di bidangnya, yaitu bidang vokal. Tak dapat diingkari peminat kelompok vokal 3 cukup banyak di setiap tahunnya, dan rata-rata kami menerima 5 sampai 8 orang di setiap angkatan, memang tidak pasti tapi rata-rata kami tidak menerima sampai puluhan anggota, karena disamping olah vokal yang harus memang dikuasai, mental yang kuat pun harus kami miliki, karena dari itu kami mengadakan audisi seperti ini, tanpa bermaksud mengeluarkan atau menolak anggota lainnya. Beruntunglah orang-orang yang suka bernyanyi dan lolos di setiap audisi, kami harap kepercayaan ini dapat terus mereka pegang sampai kapan pun di dalam kelompok vokal 3.

Banyak harapan yang kami taruhkan pada setiap angkatan baru yang bergabung di kelompok vokal 3, organisasi ini bukan organisasi dimana anggotanya bisa bersantai dan bermalas-malasan karena memang jujur menurut fakta yang ada organisasi ini membutuhkan banyak pengorbanan dari bidang finansial maupun fisik.

33 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Kami selama ini dilatih oleh Kang Eri dari Bina Seni Vokal yang terletak di Jalan Wartawan di daerah sekitar Buah Batu. Angkatan 2012 dilatih oleh Kang Langen sementara angkatan 2013-2014 dilatih oleh Kang Eri. Beruntung kami memiliki pelatih yang baik, berkompeten, dan berbakat untuk melatih kami sebagai muridnya. Menjadikan sebuah lagu menjadi sesuatu yang bermakna memang cukup susah, dimulai dari aransemen, pembagian suara, serta jenis lagunya. Namun hal itu sampai sekarang masih bisa kami atasi dengan kerja keras dan pikiran yang optimis.
(Deborah XX-17)

C.XII Analisis Kaderisasi Ekstrakulikuler UBBAS 3


PENDAS UBBAS 3 Pada pagi harinya para peserta berkumpul di Lapangan Bali pukul 06.30, kemudian mereka berlari mengelilingi jalan-jalan yang bernamakan pulau-pulau di Indonesia, yang seringkali disebut lari keliling Indonesia.Pada saat berlari mereka tidak diperbolehkan minum. Selain itu apabila mereka tertinggal atau menjauh dari kelompoknya maka mereka diberi konsekuensi push-up. Setelah mereka berlari keliling Indonesia mereka beristirahat di SMAN 3 Bandung. Sewaktu berlari ada salah seorang dari panitia yang memberikan mereka minum, namun ternyata hal tersebut tidak diperbolehkan oleh panitia yang lain sehingga dia diberi konsekuensi setelah para peserta. Namun demikian hal tersebut ternyata merupakan sebuah skenario. Selanjutnya mereka berlari kembali, kali ini mengelilingi Kota Bandung, bahkan lebih jauh lagi, sampai ke Dago Atas. Lalu mereka pun kembali lagi ke SMAN 3 Bandung dan sharing dengan para senior dari angkatan 2013. Setelah itu mereka pergi ke Lapangan Bali dan masuk kedalam ruangan yang biasa digunakan untuk senam. Didalam ada senior-senior angkatan 2012 yang berdiri di sekeliling ruangan tersebut sebagai pos. Pos-pos tersebut adalah tempat mereka untuk melakukan latihan fisik seperti sit up, push up, dll. Masing-masing peserta bergiliran melakukan latihan pada masing-masing pos. Setelah itu, mereka keluar menuju lapangan luar dan melaksanakan upacara penutupan.

34 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Menurut saya, kaderisasi yang diberikan cukup relevan, karena bertujuan membangun fisik & kekeluargaan, 2 hal yang krusial dalam sebuah permainan basket. Namun, menurut saya larangan minum tersebut cukup berlebihan(walau diberi minum), serta walaupun terdapat unsur kekeluargaan, namun tidak ada latihan koordinasi tim yang juga penting dalam permainan basket.
(Revi XY-47)

BAB III
D. Kesimpulan
Kesimpulannya, kaderisasi adalah proses pencetakan manusia-manusia yang memiliki kompetensi yang mapan untuk menjalankan amanahnya dalam suatu organisasi. Proses kaderisasi di SMAN 3 Bandung sudah cukup baik dan sudah hampir semua organisasi dan ekstrakulikuler membuat kaderisasi yang hampir tepat guna sehingga sesuai dan relevan dengan input-proses-outputnya. Secara umum, ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari kaderisasi-kaderisasi di SMAN 3 Bandung diantaranya: Kelebihan Persiapan matang
(beberapa organisasi dan ekstrakulikuler telah mempersiapkan proses kaderisasi selama berbulan-bulan; misalnya LKS)

Kekurangan Masih menimbulkan jarak yang jauh antara peserta dan panitia.
(pada kaderisasi yang telah dilakukan oleh ekstrakulikuler atau pun OSIS dan PK tak jarang menimbulkan jarak antarpanitia dengan calon kader)

Banyak menarik peminat


(Ekstrakulikuler ataupun organisasi-organisasi yang mengadakan kaderisasi tetap memiliki banyak peminat karena kemenarikan dan minat dari calon kader sendiri; misalnya OST, LKS dan pendas-pendas lainnya)

Lebih fokus ke proses, bukan output.


(secara keseluruhan, kaderisasi di SMAN 3 masih lebih mengutamakan proses, padahal yang terpenting adalah hasil dari kaderisasi tersebut)

Tiap kaderisasi punya ciri khas


(Kaderisasi setiap ekskul jelas berbeda, misalnya

Beberapa kaderisasi monoton


(masih banyak kaderisasi yang monoton, kurang kreatif dan

35 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

ekstrakulikuler TsT yang mengutamakan aspek seni dan Jamadagni yang dominan pada aspek fisik)

mengulang-ulang sistem yang sama dari tahun ke tahun)

Selain itu perlu dipertegas kembali bahwa kaderisasi tidak sama dengan perpelocoan dan terdapat dua hal yang wajib untuk dilakukan dalam kaderisasi, yaitu Kaderisasi diharapkan memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai proses berpikir/nalar yang baik. Kaderisasi dapat membentuk karakter dari para calon kader.

Ghibran Huzaifah, Pengertian Kaderisasi, (Bandung: 2009). Gema Noor Febryana, Kumpulan Tulisan&Modul Pembelajaran, (Bandung:2012), hlm 27

B.

Saran
Saran penulis, untuk kaderisasi yang baik perlu relevansi antara inputproses-output. Itu bisa terjadi dengan syarat: Lebih mementingkan output, bukan proses. Banyak kaderisasi di SMAN 3 Bandung yang mementingkan proses, bukan output. Banyak parameter keberhasilan yang dibuat dilihat dari proses yang baik, bukan outputnya. Pembuat kaderisasi beranggapan bahwa proses yang baik akan menghasilkan output yang baik. Memang benar, tapi masalahnya, kita sedang mengubah manusia agar menjadi keinginan kita, bukan benda. Benda bila diproses dengan baik, pasti akan menjadi hasil yang baik. Tapi bila manusia di kaderisasi, bisa saja tidak menjadi apa yang kita inginkan karena manusia punya akal, nurani, dan nafsu. Tidak menimbulkan jarak yang jauh antara peserta dan panitia Banyak kaderisasi yang menimbulkan jarak yang jauh antara peserta dan panitia. Artinya peserta merasa tidak nyaman dikaderisasi oleh panitianya, dan panitia tidak tahu keadaan anak didiknya. Dengan tidak menimbulkan jarak yang jauh antara peserta dan panitia, panitia bisa menentukan langkah-langkah untuk mengondisikan peserta agar menyukai kaderisasinya sehingga bisa menyerap materi dengan baik.

36 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

Kaderisasi bertahap dan terus menerus Untuk membentuk suatu karakter itu tidak bisa instan, karena membentuk pribadi kita saja, kita butuh hidup selama umur kita. Apalagi mengubah sikap seorang kader tidak bisa hanya 1 minggu, 2 minggu, 3 bulan, atau 1 tahun. Jadi dibutuhkan kaderisasi yang bertahap juga terus menerus untuk memantau perkembangan anak didik dan sedikit demi sedikit membentuk karakter anak didik seperti yang kita inginkan.
Gema Noor Febryana, Kumpulan Tulisan&Modul Pembelajaran, (Bandung:2012), hlm 29-30

C.

Daftar Pustaka
www.wikipedia.org www.google.com Febryana, Gemma Noor. 2012. Kumpulan Tulisan dan Modul Pembelajaran. Bandung: Universitas Padjadjaran.

37 | K a d e r i s a s i O r g a n i s a s i

D.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai