I.
2. Dasar Teori
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekul molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai : Geseran dalam ( viskositas ) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida
1
dibawahnya, maka tidah ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan lapisan yang saling bergeseran.Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol. Maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak adanya tekanan fluida menjadi :
Pada fluida newtonian perbandingan antara besaran kecepatan geser dan tegangan geser adalah konstan
Konsep Viskositas
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dkk. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air ngalir lebih cepat daripada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng paha ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih
2
cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut. Perlu diketahui bahwa viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil (rill = nyata). Fluida riil/nyata tuh fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan Fluida Dinamis). Mirip seperti kita menganggap benda sebagai benda tegar, padahal dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya tidak ada benda yang benar-benar tegar/kaku. Tujuannya sama, biar analisis kita menjadi lebih sederhana. Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m 2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk si koofisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie Poiseuille (baca : pwa-zoo-yuh). 1 poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2 Fluida Air Temperatur (o C) 0 20 60 100 37 37 20 30 0 20 60 20 Koofisien Viskositas 1,8 x 10-3 1,0 x 10-3 0,65 x 10-3 0,3 x 10-3 4,0 x 10-3 1,5 x 10-3 1,2 x 10-3 200 x 10-3 10.000 x 10-3 1500 x 10-3 81 x 10-3 0,018 x 10-3
3
Darah (keseluruhan) Plasma Darah Ethyl alkohol Oli mesin (SAE 10) Gliserin
Udara
0 100
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain. Salah satunya adalah viskositas. Viskositas merupakan tahanan yang dilakukan oleh suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya. Sifat viskositas ini dimiliki oleh setiap fluida, gas, atau cairan. Viskositas suatu cairan murni adalah indeks hambatan aliran cairan. Aliran cairan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu aliran laminar dan aliran turbulen. Aliran laminar menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Sedangkan aliran turbulen menggambarkan laju aliran yang besar dengan diameter pipa yang besar. Penggolongan ini berdasarkan bilangan Reynoldnya. Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dll. Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koefisien viskositas ( ). Kebalikan dari Koefisien viskositas disebut fluiditas, = , yang merupakan ukuran kemudahan mengalir suatu fluida. Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik menarik antar molekul dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang, maka sebelum sesuatu lapisan melewati lapisan lainnya diperlukan energy tertentu. Sesuai hokum distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah
4
1
molekul yang memiliki energy yang diperlukan untuk mengalir, dihubungkan oleh factor e-E/RT dan viskositas sebanding dengan e-E/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu terhadap viskositas dinyatakan dengan persamaan empirik,
E + nA RT
= A e-E/RT atau ln =
A merupakan tetapan yang sangat tergantung pada massa molekul relative dan volume molar cairan dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan untuk proses awal aliran. Untuk cairan tak terasosiasi, Batschinski mengemukakan persamaan empiric yang mengaitkan koefisien viskositas dengan volume jenis pada suhu yang sama sebagai :
=
c c atau v = b + = b + c v b
b dan c adalah tetapan yang bergantung pada jenis zat cair dan V adalah volume jenis dalam cm9/g. Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain : 1. Viskometer kapiler / Ostwald Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Moechtar,1990). 2. Viskometer Hoppler Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel (Moechtar,1990). 3. Viskometer Cup dan Bob Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan
5
viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Moechtar,1990). 4. Viskometer Cone dan Plate Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Moechtar,1990). Gambar viskometer Ostwald :
m B n
Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan jatuhnya benda melalui medium zat cair, yaitu berdasarkan hukum Stokes. Dimana benda bulat dengan radius r dan rapat d, yang jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida dengan rapat dm/db, akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi sebesar : F1 = 4/3 r3 ( d-dm ) g Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan gerakan aliran pekat, dan hubungannya adalah :
6
2rb 2 ( db d ) g gv
dimana b merupakan bola jatuh atau manik-manik dan g adalah konstanta gravitasi. Apabila digunakan metode perbandingan, kita dapatkan :
(db d1 ) t1 1 = 2 (db d 2 )t 2
Benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang makin lama makin besar. Tetapi dalam medium ada gaya gesek, yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin besar. Pada saat kesetimbangan, besarnya kecepatan benda jatuh tetap. Menurut George G Stokes, untuk benda bulat tersebut besarnya gaya gesek pada kesetimbangan adalah : f2 = 6 r v f1 = f 2
4 r3 = ( d-dm )g = 6 r v 3
2r 2 ( d dm ) g gv
Rumus tersebut berlaku bila jari-jari benda yang jatuh relative besar bila dibandingkan dengan jarak antara molekul-molekul fluida. Perbedaan antara viskositas cairan dengan viskositas gas adalah sebagai berikut : Jenis Perbedaan Gaya gesek Viskositas Cairan Lebih besar untuk mengalir Koefisien viskositas Temperatur Temperatur naik,viskositas Temperatur naik,viskositas naik
7
Lebih besar
Pengaruh Temperatur Pada Viskositas Koefisien viskositas berubah-ubah dengan berubahnya temperature, dan hubungannya adlah : log = A + B/T (a)
dimana A dan B adalah konstanta yang tergantung pada cairan. Persamaan di atas dapat ditulis sebagai : = Aeksp ( -Evis/RT ) dimana A adalah konstanta yang tidak perlu. Dengan membandingakn dengan persamaan ( a ), B =
vis dan untuk kebanyakan zat, Evis = 0,3 E(uap) 2,303 R
II.
ALAT DAN BAHAN ~ Alat alat : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Viskometer Ostwald 1 buah Termostat Stopwatch Pipet ukur 25 mL Pipet filler Piknometer 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
~ Bahan - bahan :
8
III.
CARA KERJA
1. Viskometer yang bersih dipergunakan. 2. Viskometer diletakkan dalam termostat pada posisi vertikal. 3. Sejumlah tertentu cairan (5 mL) dipipet ke dalam reservoir A (lihat gambar)sehingga kalau cairan ini dibawa ke reservoir B dan permukaannya melewati garis m, reservoir A kira-kira masih terisi setengahnya. 4. Dengan menghisap atau meniup (melalui sepotong selang karet) cairan A dibawa ke B sampai sedikit di atas garis m, kemudian cairan dibiarkan mengalir secara bebas. Waktu yang diperlukan cairan untuk mengalir dari m ke n dicatat. Percobaan ini dilakukan berkali-kali. 5. Rapat massa cairan pada suhu yang bersangkutan ditentukan dengan piknometer atau neraca Westpal. 6. Percobaan 1-5 di atas dilakukan untuk cairan pembanding (aquadest) dengan viskositas yang sama.
IV.
DATA PENGAMATAN
42,41
Aseton
CCl4
Massa piknometer kosong + tutup : 38,49 g Volume piknometer (cairan dalam piknometer) = 5 ml
10
V.
PERHITUNGAN
1. Menentukan rapat massa cairan dari berbagai larutan a. CCl4 Diketahui : Massa piknometer kosong Massa piknometer + CCl4 Massa CCl4 air Massa air Ditanya Jawab : etanol = ? : = 38,49 g = 45,89 g = (45,89-38,49) = 7,40 g = 1 g/ml = (43,34-38,49) = 4,85 g
m CCl 4 air m air 7,40g CCl 4 = 1 g/ml 4,85 g CCl 4 =1,5258 g/ml
CCl 4 =
b. Etanol Diketahui : Massa piknometer kosong Massa piknometer + etanol Massa etanol air Massa air Ditanya Jawab : etanol = ? :
m etanol air m air 4,02 g etanol = 1 g/ml 4,85 g etanol = 0,8289 g/ml
etanol =
11
c. Aseton Diketahui : Massa piknometer kosong Massa piknometer + aseton Massa aseton air Massa air Ditanya Jawab : aseton = ? : = 38,49 g = 42,30 g = (42,30-38,49) = 3,81 g = 1 g/ml = (43,34-38,49) = 4,85 g
m aseton air m air 3,81 g aseton = 1 g/ml 4,85 g aseton = 0,7856 g/ml
aseton =
2. Menentukan viskositas dan fluiditas cairan dari berbagai larutan Untuk cairan CCl4 Pengulangan pertama Pada t air = 39,0 s dan t CCl 4 = 21,0 s. Diketahui : t air = 39,0 s
t CCl 4 = 21,0 s
air = 1 g/ml CCl4 = 1,5258 g/ml air = 1,005 cp Ditanya : CCl4 = ? CCl4 = ? Jawab :
CCl 4 t CCl 4 air air t air
CCl 4 = CCl 4 =
1,5258 g/ml 21,0s 1,005 cp 1 g/ml 39,0 s CCl 4 =1,5258 0,5385 1,005cp
CCl 4 = 0,8258 cp
12
CCl 4 = CCl 4 =
1 CCl 4 1 0,8258 cp
CCl 4 =1,2109 cp -1
Pengulangan kedua Pada t air = 38,90 s dan t CCl 4 = 20,6 s. Diketahui : t air = 38,90 s
t CCl 4 = 20,60 s
air = 1 g/ml CCl4 = 1,5258 g/ml air = 1,005 cp Ditanya : CCl4 = ? CCl4 = ? Jawab :
CCl 4 t CCl 4 air air t air
CCl 4 = CCl 4 =
1,5258 g/ml 20.6 s 1,005 cp 1 g/ml 38,9 s CCl 4 =1,5258 0,5296 1,005cp
CCl 4 = 0,8121 cp
CCl 4 = CCl 4 =
CCl 4
1 0,8121 cp
CCl 4 =1,2313 cp -1
Pengulangan ketiga Pada t air = 39,1 s dan t CCl 4 = 21,0 s. Diketahui : t air = 39,1 s
t CCl 4 = 21,0 s
13
air = 1 g/ml CCl4 = 1,5258 g/ml air = 1,005 cp Ditanya : CCl4 = ? CCl4 = ? Jawab :
CCl 4 t CCl 4 air air t air
CCl 4 = CCl 4 =
1,5258 g/ml 21,0 s 1,005 cp 1 g/ml 39,1 s CCl 4 =1,5258 0,5371 1,005cp
CCl 4 = 0,8236 cp
CCl 4 = CCl 4 =
1 CCl 4 1 0,8236 cp
CCl 4 =1,2142 cp -1
Untuk Etanol Pengulangan pertama Pada t air = 39,0 s dan t etanol = 34,7 s. Diketahui : t air = 39,0 s
t etanol = 34,7 s
etanol = ? Jawab :
etanol t etanol air air t air
etanol = etanol =
0,8289 g/ml 34,7 s 1,005 cp 1 g/ml 39,0 s etanol =0,8289 1,8897 1,005cp etanol =0,7412 cp
etanol =1,3492 cp -1
Pengulangan kedua Pada t air = 38,9 s dan t etanol = 34,5 s. Diketahui : t air = 38,9 s
t etanol = 34,5 s
air = 1 g/ml etanol = 0,8289 g/ml air = 1,005 cp Ditanya : etanol = ? etanol = ? Jawab :
etanol t etanol air air t air
etanol = etanol =
0,8289 g/ml 34,5 s 1,005 cp 1 g/ml 38,9 s etanol =0,8289 0,8869 1,005cp etanol =0,7388cp
etanol =1,3535 cp -1
15
Pengulangan ketiga Pada t air = 39,1 s dan t etanol = 34,3 s. Diketahui : t air = 39,1 s
t etanol = 34,3 s
air = 1 g/ml etanol = 0,8289 g/ml air = 1,005 cp Ditanya : etanol = ? etanol = ? Jawab :
etanol t etanol air air t air
etanol = etanol =
0,8289 g/ml 34,3 s 1,005 cp 1 g/ml 39,1 s etanol =0,8289 0,8772 1,005cp etanol =0,7307cp
etanol =1,3686 cp -1
Untuk Aseton Pengulangan pertama Pada t air = 39,0 s dan t aseton = 11,0 s. Diketahui : t air = 39,0 s
t aseton = 11,0 s
air = 1 g/ml aseton = 0,7856 g/ml
16
aseton = aseton =
0,7856 g/ml 11,0 s 1,005 cp 1 g/ml 39,0 s aseton =0,7856 0,2821 1,005cp aseton =0,2227 cp
aseton =4,4903 cp -1
Pengulangan kedua Pada t air = 38,9 s dan t aseton = 11,2 s. Diketahui : t air = 38,9 s
t aseton = 11,2 s
air = 1 g/ml aseton = 0,7856 g/ml air = 1,005 cp Ditanya : aseton = ? aseton = ? Jawab :
aseton t aseton air air t air
aseton = aseton =
0,7856 g/ml 11,2 s 1,005 cp 1 g/ml 38,9 s aseton =0,7856 0,2879 1,005cp aseton =0,2273cp
17
aseton = aseton
1 0,2273 cp aseton =4,2995
aseton =
Pengulangan ketiga Pada t air = 39,1 s dan t aseton = 11,4s. Diketahui : t air = 39,1 s
t aseton = 11,4 s
air = 1 g/ml aseton = 0,7856 g/ml air = 1,005 cp Ditanya : aseton = ? aseton = ? Jawab :
aseton t aseton air air t air
aseton = aseton =
0,7856 g/ml 11,4 s 1,005 cp 1 g/ml 39,1 s aseton =0,7856 0,2916 1,005cp aseton =0,2302 cp
aseton =4,3440 cp -1
II.
RALAT KERAGUAN
18
Viskositas CCl 4
Percobaan 1. 2. 3.
(cP)
0,8258 0,8121 0,8256
(cP)
( ) (cP)
3 - 4,6 x 10 3 9,1 x 10 3 - 4,4 x 10
( ) 2 (cP)
3 21,16 x 10 82,81 x 10 3 3 19,36 x 10 123,33 x 10 3
0,8212
( ) 2
( )
n(n 1)
12,333 x 10 2 = 0,248cP (3 1)
( ) = (0,8212 0,248 )cP 0,248 Ralat nisbi = x 100% = x100% = 30,2 % 0,8212 Kebenaran prak . = 100% 30,2% = 69,8%
1,2188
( - ) 2
( )
n(n 1)
239,82 x 10 -6 = 0,0109 (3 1)
( ) = (1,2188 0,0109) cP 0,0109 Ralat nisbi = x 100 % = x100 % = 0,89 % 1,2188 Kebenaran prak . = 100 % 11,79 % = 99,11 %
(cP)
0,7412
(cP)
( ) (cP)
( ) 2 (cP)
0,7369
-4,3 x 10-3
18,49 x 10
19
6
3,61 x 10 2. 0,7388 -1,9 x 10-3
6
38,44 x 10
3.
0,7307
6,2 x 10-3
6
60,54 x 10
( ) 2
( )
n( n 1)
( ) = (0,7369 5,5 x 10 3 )cP 5,5 x 10 3 x100% = 0,75% 0,7369 Kebenaran prak . = 100% 0,75% = 99,25% Ralat nisbi = x 100% =
1,3571
( - ) 3 7,9 x 10 3,6 x 10 3
3 -11,5 x 10
( - ) 2
207,62 x 10
6
20
( )
n(n 1)
207,62 x 10 6 = 0,01 (3 1)
( ) = (1,3571 0,01) cP 0,01 Ralat nisbi = x 100 % = x100 % = 0,74 % 1,3571 Kebenaran prak . = 100 % 0,74 % = 99,26 %
(cP)
0,2227 0,2273 0,2302
(cP)
( ) (cP)
3 4 x 10 3 -6 x 10 3 -3,5 x 10
( ) 2 (cP)
0,2267
( ) 2
2
16 x 10 6 36 x 10 6 12,25 x 10 6 64,25 x 10 6
( )
n(n 1)
( ) = (0,2267 5,6679 x10 3 )cP 5,6679 x10 3 x100% = 2,5% 0,2267 Kebenaran prak . = 100% 2,5% = 97,5% Ralat nisbi = x 100% =
4,3779
( - ) 2
2
( )
n( n 1)
0,0198 = 0,0994 (3 1)
( ) = ( 4,3779 0,0994) cP 0,0994 Ralat nisbi = x 100 % = x100 % = 2,27 % 4,3779 Kebenaran prak . = 100 % 2,27 % = 97,73%
21
VI.
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini telah dilakukan penentuan viskositas cairan berbagai larutan. Dimana viskositas cairan merupakan fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik antarmolekul, dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang, sehingga sebelum suatu lapisan molekul dapat melewati lapisan molekul dapat melewati lapisan molekul lainnya diperlukan suatu energi tertentu. Cairan yang ditentukan viskositasnya dalam percobaan ini adalah aseton, CCl4, etanol, dan aquadest sebagai pembanding. Viskositas merupakan kekentalan zat cair, dapat didefinisikan sebagai sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser (t) pada waktu bergerak atau mengalir dan disebabkan juga oleh kohesi antar partikelnya. Dalam praktikum kali ini digunakan metode Oswald dengan menggunakan suatu alat yang menggunakan suatu alat yang bernama viskometer. Pertama tama viskometer diletakkan dalam termostat pada posisi vertikal, kemudian dimasukkan cairan melewati garis m dan reservoir A masih terisi setengahnya. Dengan penghisap, cairan B dibawa sampai sedikit melewati garis m dan dibiarkan mengalir secara bebas ke n. Dari sini kan diperoleh waktu yang dibutuhkan untuk cairan mengalir dari m ke n dan data tersebut dicatat dalamdata pengamatan. Percobaan diulangi sebanyak dua kali lagi untuk tiap tiap cairan. Cairan tersebut kemudian diukur suhunya. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh suhu untuk aquadest, aseton, etanol, dan CCl4 adalah 300C. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh nilai viskositas dan fluiditas dari masing masing cairan, dimana fluiditas merupakan kebalikan dari viskositas. Data yang diperoleh dari perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:
22
Larutan Etanol
Waktu (s) 34,70 34,50 34,30 11,00 11,20 11,40 21,00 20,60 21,00
Viskositas () 0,7412cp 0,7388cp 0,7307cp 0,2227cp 0,2273cp 0,2302cp 0,8258cp 1,2313cp 1,2188cp
Fluiditas () 1,3492 1,3535 1,3686 4,4903 4,2995 4,3779 1,2109 1,2313 1,2142
Aseton
CCl4
Dari data di atas terlihat bahwa semakin besar viskositas suatu cairan maka semakin lama waktu cairan untuk mengalir. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil viskositasnya maka semakin sedikit waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk mengalir. Telah diketahui bahwa fluiditas merupakan kebalikan dari
viskositas, sehingga semakin kecil fluiditas suatu cairan maka semakin lama waktu yang diperlukan oleh cairan untuk mengalir. Dan sebaliknya, semakin besar fluiditasnya maka semakin sedikit pula waktu yang diperlukan oleh cairan tersebut untuk mengalir.
23
Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa larutan yang paing kental di antara ketiga larutan yang ditentukan adalah etanol, kemudian CCl4, dan yang paling encer adalah aseton. Viskositas suatu larutan tidak hanya ditentukan oleh kekentalan suatu larutan dan fluiditasnya, tetapi juga dipengaruhi oleh temperature. Dimana viskositas suatu cairan akan turun seiring meningkatnya temperature. Begitu pula sebaliknya, viskositas cairan akan naik jika temperature diturunkan. Salah satu hubungan viskositas () dengan temperature (T) dinyatakan dalam persamaan berikut: Log =
A +B T
Dimana A dan B merupakan tetapan. Praktikum yang dilakukan untuk etanol dan CCl4 sudah cukup teliti dan benar, ini dapat dilihat dari nilai persentase kebenaran praaktikum untuk penentuan viskositas maupun penentuan fluiditas, yang nilainya hampir mendekati 100%, sedangkan nilai persentase kebenaran praktikum aseton, baik penentuan viskositas maupun penentuan fluiditas, hanya mencapai 97% saja. Hal ini dapat disebabkan kekurang telitian praktikum dalam mengukur waktu yang diperlukan CCl4 untuk mengalir dari batas m ke n dalam viskometer ostwald.
VII. KESIMPULAN 1. Viskositas suatu cairan dapat diukur dengan vikometer, diantaranya viskometer Ostwald, viskometer Lehman, dan viskometer bola jatuh- Stokes. Tapi untuk praktikum ini hanya digunakan viskometer Ostwald saja. 2. Setiap cairan memiliki viskositas yang berbeda-beda karena banyak pengaruh jenis zat, komposisi campuran dan tekanan. 3. Makin kental suatu cairan, maka makin besar gaya yang dibutuhkan untuk mengalir dari garis m ke n.
24
4. Semakin besar viskositasnya, maka semakin rendah fluiitasnya dan semaki kental cairan tersebut. 5. Rata-rata nilai viskositas dari masing-masing larutan adalah
6. Rata-rata nilai fluiditas dari masing-masing larutan adalah Etanol Aseton CCl4 = 1,3571 = 4,3779 = 1,2188
7. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu.
VIII. LAMPIRAN (JAWABAN PERTANYAAN) 1. Bilangan Reynold adalah suatu tetapan yang menjadi ukuran apakah suatu aliran merupakan aliran turbulen atau laminar. Hubungannya dengan aliran laminer bila nilai RN > 2100 maka aliran suatu tersebut memiliki aliran laminer. Dimana : RN = R : jari-jari pipa d : kerapatan cairan
v
d vR
: viskositas 2. Cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan adalah dengan metode bola jatuh. Metode ini menyangkut gaya gravitasi yang seimbang dengan gerak alirannya pekat. Dimana benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang semakin besar, namun juga diimbangi dengan besarnya gaya gesek, saat setimbang kecepatan benda jatuh tetap. =
2rb 2 ( dh d ) g gv
dimana : b adalah bola jatuh g adalah gaya gravitasi v adalah volumen adalah viskositas dengan perbandingan digunakan rumus :
(ab d1 )t1 1 = 2 (ab d 2 )t 2
26
DAFTAR PUSTAKA
Dogra,S.K.1990.Kimia Fisik dan Soal-Soal.UI-Press:Jakarta. http://arto-maryanto.blogspot/2009/11/fluida-dan-viskositas.html. 9 April 2010. Tim Laboratorium Kimia Fisika.2009.Penuntun Praktikum Kimia Fisika II. Jurusan Kimia FMIPA UNUD: Bukit Jimbaran. Chang, Raymond.2005.Kimia Dasar Konsep-konsep Inti .Erlangga : Jakarta Sukarjo, Dr.1989.Kimia fisika.PT. Bina Aksara : Jakarta Reid, C. Rober, dkk. 1991.Sifat Gas dan Zat Cair, Edisi Ketiga.PT.Gramedia Pustaka:Jakarta.
27