5169 - Skripsi Amelia Tangketasik - 2006310413
5169 - Skripsi Amelia Tangketasik - 2006310413
Perusahaan yang Termasuk dalam Indeks SRIKEHATI yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Studi Strata Satu Jurusan Akuntansi
Oleh: AMELIA TANGKETASIK 2006.310.413 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2010
PENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT SECARA INFORMASI: PELUNCURAN INDEKS SRI-KEHATI (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Termasuk dalam Indeks SRIKEHATI yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia)
Diajukan oleh:
Sasongko Budisusetyo, M.Si., CPA, CPMA, LIFA Soni Agus Irwandi, S.E., M.Si
ii
PENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT SECARA INFORMASI: PELUNCURAN INDEKS SRI-KEHATI (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Termasuk dalam Indeks SRIKEHATI yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia)
Disusun oleh:
Dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan Lulus Ujian Skripsi pada tanggal 16 Februari 2010 Tim Penguji
Ketua
.........................
Anggota
.........................
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
Nama Tempat, Tanggal Lahir N.I.M Jurusan Program Pendidikan Konsentrasi Judul
: : : : : : :
Amelia Tangketasik Maumere, 18 Agustus 1989 2006.310.413 Akuntansi Strata 1 Akuntansi Keuangan Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Informasi: Peluncuran Indeks SRIKEHATI (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia)
Disetujui dan diterima baik oleh: Dosen Pembimbing, Tanggal : Maret 2010 Co. Dosen Pembimbing, Tanggal : Maret 2010
Sasongko Budisusetyo, M.Si., CPA, CPMA, LIFA Soni Agus Irwandi, S.E., M.Si Ketua Jurusan Akuntansi, Tanggal : Maret 2010
iv
PERSEMBAHAN
with pleasure, I would like to give my special thanks to: ......my lovely Jesus Christ, The God Almighty.... praise The Lord With His words that always be an inspiration and supporting, that is why do not ask me: why am I believe in Him!
Dont be afraid, for I am with you. Do not be dismayed, for I am your God. I will strengthen you. I will help you. I will uphold you with my victorious right hand. (Isaiah 41:10)
Buat Lya Baiq, Agus, Dian (mantan manager BV itu loh, hihi), Dian Rosalina, Jasmine, Chacha, hey..hey...kawan semua na, sodara-sodari sebangsa dan setanah air STIE Perbanas angkatan 2006, makasih yach, sedikit sebanyak apapun, itu semua menjadi bagian dari kelulusan ini. ^^ Three-G:: Jo, Kiply (Refly), Nicko, Yoga, Cahaya, Eko...
Yang aq kenal adalah kelengkapan ini, dan aq cuma mao bilang: makasih udah jadi temenku, jadi abang-abangku, pernah jadi teman-teman terdekat yang aq punya. Dan aq tau kalo kalian meskipun jahatin aq, tu sebenarnya karena kalian suayaaaang sama amel, hahahaha Yoga akhirnya bisa make toga, chay pun meski telat dikit karena suka nunda n ngeluyur mulu (maaf membuka aib, sengaja kok!) wisuda juga, demikian pun adanya pada pasangan paten Eko n Nicko yang dah kelar, bahkan ngelanjutin, semangat yah Ko (Eko) dan semangat yah Ko (Nicko). Special buat Jo dan Kiply, yang penting Harus Sukses!! :p maKAsii buat semuaaaaaaaaa na
There is always my Home. Makasih buat papi tercinta. Papi, makasih buat doa dan setiap dukungannya yah pi. Makasih juga buat pak Chris dan semua warga Home yang buat aq semuanya ngasih kontribusi dalam hidupku.
SKKP, maju terus ya!!! Endang, Grace: makasih banyak buat semuanya. Udah jadi temen setia selama ini, terutama saling ngedampingin saat sidang, satu hal terindah juga boleh lulus bareng. Buat anak-anak SKKP semuanya, terus berjuang yah, lanjutkan pelayanan kita di kampus, dan cepet nyusulin kita yah. Gbu
Dinda, Dina, Wewe, Ice, Lia, Ne2k tua, Lilik, Nanik, Mbak Dian,Mbak Wiwid Kak Wang, Kak Her, hhhmmm semuaaaanya... Muaaahh, mmuuaah buat kalian semaunya, eehh semuanya, hihihi.. Yang ada setiap saat (yah iyalah namanya juga satu kos! :p). Makasih ya selir-selir hatiku buat setiap doa, dukungan, dll-nya yang gak terlepas dari semuanya lah: aq jadi SE, rek! Hehehe Ice, Lia..GPL nyusul mbakmu yang cantik ini *_* (Ice: thanks bwt printerx) Buat kalian semua: Aq paling gak percaya yang namanyakebetulan. Qta ketemu bukan karena kebetulan, secara tidak kebetulan kita pasti bertemu lagi. I love u full
Buat pihak-pihak dan temen-temen yang maaf tidak tersebut satu persatu disini, amel minta maaf, dan pastinya terima kasih selimpah-limpahnya.
vi
KATA PENGANTAR Puji Tuhan untuk kasihNya yang setia, penyertaanNya yang sempurnya dan karuniaNya yang tak terbatas kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Informasi: Peluncuran Indeks SRI-KEHATI (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI Tercatat di Bursa Efek Indonesia). Skripsi ini ditulis dengan beberapa tujuan, pertama adalah untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan strata satu jurusan akuntansi, kedua adalah sebagai bentuk perhatian dan kesadaran penulis terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan, dan yang terakhir dan terutama adalah bahwa skripsi ini secara khusus penulis dedikasikan kepada Indeks SRIKEHATI, sebagai bentuk dukungan untuk terus mengibarkan kepeduliaannya terhadap lingkungan dan sosial, serta mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang menerapkan tata kelola perusahaan di dalamnya. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan atas dukungan, saran dan bantuan dari beberapa pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Prof. Dr. Dra. Psi. Hj. Tatik Suryani, MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. 2. Ibu Dra. Gunasti Hudiwinarsih, Ak, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. yang
vii
3. Bapak Sasongko Budisusetyo, M.Si., CPA, CPMA, LIFA selaku Dosen Wali dan Dosen Pembimbing, yang telah membimbing dan memberi petunjuk kepada penulis hingga dapat menyelesaikan tugas akhirnya dengan baik. 4. Bapak Soni Agus Irwandi, S.E., M.Si selaku Co. Dosen Pembimbing, yang telah membimbing dan memberi pengarahan dengan baik kepada penulis hingga penulis dapat meyelesaikan tugas akhirnya. 5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya, yang telah mengajar dan membagi ilmunya kepada penulis. 6. Staf Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. 7. Seluruh Civitas Akademika Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangankekurangan yang jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengapresiasi setiap kritik dan saran yang membantu dan membangun demi kesempurnaan yang diharapkan.
Penulis
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL SKRIPSI.................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN SIAP DIUJI ............................................... HALAMAN LULUS UJIAN SKRIPSI ...................................................... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................... KATA PENGANTAR ................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................... DAFTAR TABEL ....................................................................................... DAFTAR GAMBAR .................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ABSRACT .................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................... 1.2 Perumusan Masalah .......................................................... 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................. 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................ 1.5 Sistematika Penulisan ........................................................ TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................... 2.1.1 Bandi dan Jogiyanto Hartono (2000) ...................... 2.1.2 Emillia Nurdin dan M. Fani Cahyandito (2006) ..... 2.1.3 Indah Kurniawati (2006) ......................................... 2.1.4 Luciana Spica Almilia dan Lailul L. Sifa (2006) .... 2.1.5 Doddy Setiawan dan Siti Subekti (2004) ................ 2.2 Landasan Teori ................................................................. 2.2.1 Indeks SRI-KEHATI .............................................. 2.2.2 Pasar Modal ............................................................ 2.2.3 Pasar Efisien ........................................................... 2.2.4 Studi Peristiwa (Event Study) ................................. 2.2.5 Pengaruh Kandungan Informasi pada Harga Saham 2.2.6 Pengaruh Kandungan Informasi pada Volume Perdagangan Saham ................................................ 2.2.7 Kecepatan Reaksi Pasar ........................................... 2.2.8 Beta .......................................................................... 2.2.9 Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Informasi: Peluncuran Indeks SRI-KEHATI .......... 2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................... 2.4 Hipotesis Penelitian ........................................................... METODE PENELITIAN ............................................................ 3.1 Rancangan Penelitian .........................................................
ix
BAB II
BAB III
Batasan Penelitian .............................................................. Identifikasi Variabel ........................................................... Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.................. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........... Data dan Metode Pengumpulan Data ................................. Teknik Analisis Data ...........................................................
33 34 35 40 40 41 46 46 50 51 51 52 56 62 68 73 73 75 77
GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA .......................................................................................... 4.1 Gambaran Subyek Penelitian.............................................. 4.2 Analisis Data ...................................................................... 4.2.1 Analisis Deskriptif .................................................... 4.2.1.1 Beta ............................................................... 4.2.1.2 Normalitas Data ............................................ 4.2.1.3 Variabel Penelitian ........................................ 4.2.2 Pengujian Hipotesis .................................................. 4.2.3 Pembahasan .............................................................. PENUTUP ................................................................................... 5.1 Kesimpulan ......................................................................... 5.2 Keterbatasan Penelitian ....................................................... 5.3 Saran ....................................................................................
BAB V
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 : Daftar Perusahaan Sampel : Rata-rata Beta Saham Sebelum dan Sesudah Koreksi : Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Untuk Abnormal Return : Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Untuk Cummulative Abnormal Return : Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Untuk Trading Volume Activity : Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Untuk Trading Volume Activity : Statistik Deskriptif Abnormal Return : Statistik Deskriptif Cummulative Abnormal Return : Statistik Deskriptif Trading Volume Activity : Hasil Uji One-Sample T-Test Abnormal Return pada =5% : Hasil Uji One-Sample T-Test Cummulative Abnormal Return pada =5% : Hasil Uji One-Sample T-Test Trading Volume Activity pada =5% 47 51 52 53 54 55 56 59 61 64 65 67
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 : Komposisi Indeks SRI-KEHATI : Pergerakkan Average Abnormal Return : Pergerakkan Cummulative Average Abnormal Return : Pergerakkan Rata-rata Trading Volume Activity 48 57 59 61
xii
DAFTAR LAMPIRAN
: Data Indeks Harga Saham Gabungan : Data Harga Saham Harian : Return Pasar Harian (Rmt) : Return Sekuritas Harian (Rit) : Data Alpha dan Beta Sebelum Koreksi : Weight (Bobot) : Data Beta Koreksi : Data Abnormal Return (AR) : Data Cummulative Abnormal Return (CAR)
Lampiran 10 : Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas: Abnormal Return Lampiran 11 : Abnormal Return (AR) Lampiran 12 : Cummulative Abnormal Return (CAR) Lampiran 13 : Data Saham yang Beredar Lampiran 14 : Data Saham yang Diperdagangkan Lampiran 15 : Data Trading Volume Activity (TVA) Lampiran 16 : Data Transformasi TVA Lampiran 17 : Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas: Trading Volume Activity Lampiran 18 : Trading Volume Activity
xiii
HYPOTHESIS OF INFORMATONALLY SEMI-STRONG FORM MARKET EFFICIENCY: THE LAUNCHING OF THE SRI-KEHATI INDEX (An Empiric Study of Corporations Included in The SRI-KEHATI Index who are Listed in The Indonesia Stock Exchange) By: Amelia Tangketasik Student of Faculty Economic, Financial Accounting STIE Perbanas Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to determine the significance of the informationally semi-strong form of The Indonesia Capital Market: the launching of The SRI-KEHATI Index. This research is an event study with a five day window period (t-2, t-1, t0, t1, t2) and because the launch occurred on June 8th, 2009, the writer uses the data of the present year. Indonesia is a growth country which means The Indonesia Capital Market includes nonsynchronous trading which affects the beta has-been bias. The data of beta is used as a part to calculate Abnormal Return, because this analysis includes two aspects: Abnormal Return (AR) and Trading Volume Activity (TVA). Abnormal Return is tested by The Market Model (Brown and Warner, 1985) and correction of the beta bias is made using Fowler and Rorke Method (1983) with two lags and two leads. The writer uses 25 samples from all the corporations who were included in The SRI-KEHATI Index at the launching of that index and an Independent Sample T-Test is used as the data analysis technique. The results of this research shows that the market was unresponsive to the launching of The SRI-KEHATI Index. This is shown by the fact that there was no statistically significant in Abnormal Return and Trading Volume Activity around the date of the launching of The SRIKEHATI Index. It can be concluded that this research is unsuccessful to prove that Indonesia Capital Market is informationally semi-strong form market efficiency.
Keywords: sri-kehati index, efficient market, market model, fowler and rorke method, beta correction, abnormal return, trading volume activity.
xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep going concern of entity menjadi sebuah tuntunan dan tuntutan bagi perusahaan untuk terus-menerus berjuang untuk mencapai keunggulan bersaing demi pemenuhan misi, tujuan, dan cita-cita perusahaan. Namun kecenderungan ini harus mampu berjalan berdampingan dengan sistem sosial masyarakat yang mengharapkan kesejahteraan bersama yang berkelanjutan (sustainability
development). Solusi yang terus digencarkan dewasa ini adalah perbaikan tata kelola perusahaan (corporate governance). Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dalam implikasinya kemudian juga melahirkan konsep tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), sehingga GCG dan CSR bukan merupakan suatu pilihan yang terpisah, melainkan keduanya harus berjalan beriringan untuk meningkatkan keberlanjutan operasi perusahaan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang seimbang. Dengan terpenuhinya kebutuhan masyarakat, maka keuntungan atau profit itu akan datang dengan sendirinya, menurut Sonny Keraf yang dikutip dari (Puspasari, 2003). Konsep mengenai Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility terus berjalan dan bertumbuhkembang entah sampai kapan. Keberadaannya yang fleksibel dan belum mencapai titik final yang paten membuatnya terus menjadi pusat perhatian dan selalu menarik untuk diteliti. Apalagi bahwa kedua konsep ini merupakan keseluruhan hubungan perusahaan
dengan semua stakeholdernya, maka terobosan untuk pengembangan kedua konsep ini tiada hentinya hingga dewasa ini. Terobosan terbaru sepanjang perjalanan konsep GCG dan CSR di
Indonesia adalah diluncurkannya sebuah Indeks SRI-KEHATI. Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) pada tanggal 8 Juni 2009 meluncurkan sebuah indeks saham baru yang dinamakan Indeks SRI-KEHATI yang berisikan saham-saham perusahaan setelah memenuhi kriteria dan tahapan seleksi dan dinyatakan peduli terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan. Indeks SRI-KEHATI diciptakan sebagai barometer dimana investor dapat menginvestasikan dananya kepada perusahaan yang memiliki kesadaran terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik. Berdasarkan hasil-hasil penelitian, diantaranya Belkaoui (1986) dan Patten (1990) dalam Nurdin dan Cahyandito (2006), dalam proses pengambilan keputusan investasi, investor memasukkan variabel yang berkaitan dengan masalah sosial dan kelestarian lingkungan. Investor lebih cenderung menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah sosial dan lingkungan hidup. Hal ini didasarkan pada suatu pernyataan bahwa suatu perusahaan yang bervisi jauh ke depan, yang membuka dialog terbuka dengan stakeholdernya, akan mampu mengenali warning signals sehingga mampu mengenali risiko dan memanfaatkan peluang yang ada. Suatu studi dari Communal Credit Austria pada tahun 2003 atas 170 perusahaan yang terdaftar di bursa saham yang juga merupakan anggota dari WBSCD menyatakan bahwa: Companies that have prescribed itself with the concept of sustainable business
show an entirely better performance than the total market. Keunggulan perusahaan yang melakukan manajemen dan komunikasi atas tiga aspek pembangunan juga terefleksi pada Dow Jones Sustainability Index (DJSI). Perbandingan antara Dow Jones Global Index (DJGI) dan DJSI selama periode Januari 1997 dan April 2002 menunjukkan bahwa Sustainability Index secara signifikan mengungguli Indeks Global (Schnborn dan Steinert 2001, WBCSD 2002, dalam Nurdin dan Cahyandito 2006). Oleh karena itu, informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI bagi pasar modal di Indonesia dipandang sebagai sebuah anomali peristiwa (event), dengan merujuk bahwa informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI merupakan sebuah informasi yang bertemakan kepedulian terhadap sosial dan lingkungan, dan peristiwa ini pun merupakan peristiwa pertama diluncurkannya sebuah Sustainability Index di Indonesia, dan juga pertama Asia Tenggara. Penelitian ini menjelaskan sejauh mana informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI ini memberikan pengaruh pada investor Indonesia di sekitar tanggal peluncurannya. Suatu informasi dapat dikatakan mempunyai nilai guna bagi investor apabila informasi tersebut memberikan reaksi untuk melakukan transaksi di pasar modal. Untuk melihat pengaruh sebuah informasi terhadap tingkat keuntungan dan likuiditas saham, dilakukan uji kandungan informasi. Fama (1991) dalam Arifin, menyatakan bahwa studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut
diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga sekuritas dan likuiditas (volume transaksi). Reaksi perubahan harga dapat diukur dengan menggunakan return atau dengan menggunakan abnormal return, dan untuk mengukur reaksi volume perdagangan saham digunakan indikator Trading Volume Activity (TVA). Lebih kompleks daripada sekedar pengujian kandungan informasi, studi peristiwa (event study) juga dapat digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Dan efisiensi pasar bentuk setengah kuat yang hanya ditinjau dari informasi yang dipublikasikan disebut dengan efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi. Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Namun apabila kedua faktor tersebut diuji, maka pengujian tersebut merupakan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi. Secara ringkas bahwa pengujian kandungan informasi belum tentu pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi, tetapi pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi telah mencakup pengujian kandungan informasi. Dan mengingat bahwa hampir belum adanya sebuah penelitian yang mampu menggambarkan secara jelas tentang karakteristik pasar modal Indonesia, sebab penelitian-penelitian-penelitian yang ada sebagian besar hanyalah menguji efisiensi pasar berdasarkan suatu jenis peristiwa dan hasil pengujiannya pun memberikan jawaban yang berbeda-beda di setiap peristiwanya, sehingga memberikan ketidak-konsistenan dalam penentuan karakteristik pasar modal Indonesia. Namun, sekiranya penelitian ini mampu menambah perbendaharaan
pengujian efisiensi pasar di peristiwa yang berbeda dan terutama sebagai pembuktian secara empiris apakah indeks ini telah memenuhi harapan pencetusnya sebagai barometer baru dalam dunia investasi, maka peristiwa peluncuran Indeks SRI-KEHATI dengan pengamatan disekitar tanggal peluncuran mengantar peneliti untuk mengangkat judul: PENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT SECARA INFORMASI:
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penelitian ini akan membahas masalah: 1. Apakah pasar modal Indonesia efisien setengah kuat secara informasi: peluncuran Indeks SRI-KEHATI, yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran? 2. Apakah pasar modal Indonesia efisien setengah kuat secara informasi: peluncuran Indeks SRI-KEHATI, yang ditunjukkan dengan adanya volume perdagangan yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran?
1.3 1.
Tujuan Penelitian Untuk membuktikan efisien pasar modal Indonesia bentuk setengah kuat secara informasi: peluncuran Indeks SRI-KEHATI yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran.
2.
Untuk membuktikan efisien pasar modal Indonesia bentuk setengah kuat secara informasi: peluncuran Indeks SRI-KEHATI yang ditunjukkan dengan adanya volume perdagangan yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran.
1.4 1.
Manfaat Penelitian Bagi Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan pengujian efisiensi pasar modal Indonesia bentuk setengah kuat di peristiwa yang berbeda ,dan sebagai pembuktian secara empiris apakah telah memenuhi harapan pencetusannya sebagai sebuah barometer baru dalam berinvestasi sehingga dapat menjadi masukan dalam hal pengambilan keputusan investasi agar investor dalam menginvestasikan dananya juga mempertimbangkan hal-hal lain di luar keuntungan secara ekonomi tetapi bagaimana sehingga dana tersebut secara bijak pun mampu dan bermanfaat bagi lingkungan dan sosial. Juga terutama bahwa penelitian ini secara khusus didedikasikan sebagai bentuk publikasi serta dukungan terhadap Indeks SRI-KEHATI, dan secara umum bagi peningkatan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan dan sosial.
2.
Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur atau sumber maupun rujukan untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik.
1.5
Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan mengenai: ringkasan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian sekarang, landasan teori, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai metode yang digunakan untuk penelitian, yang meliputi: rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai: gambaran subyek penelitian dan analisis data yang memuat analisis dan hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini diuraikan mengenai: kesimpulan dan saran yang dibuat berdasarkan hasil penelitian dan analisis data.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Meskipun polemik tema-tema sosial dan lingkungan semakin berkembang di Indonesia, namun penelitian tentang pengaruhnya terhadap reaksi pasar relatif sedikit. Terutama bahwa Indeks SRI-KEHATI merupakan indeks pertama dan satu-satunya di Indonesia yang berlatar belakang tanggung jawab sosial
perusahaan, sehingga hampir tidak ditemukan adanya penelitian terdahulu yang pernah menguji reaksi pasar terhadap indeks ini. Meskipun demikian, berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang tetap mengacu pada hubungan tema sosial terhadap reaksi pasar.
2.1.1 Bandi dan Jogiyanto Hartono (2000) Bandi dan Jogiyanto Hartono (2000) dalam Perilaku Reaksi Harga dan Volume Perdagangan Saham terhadap Pengumuman Dividen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris atau pengaruh pengumuman dividen pada reaksi harga dan volume, dan seberapa jauh pengaruh pengumuman dividen yang besar pada volume tetapi kecil pada harga, dan sebaliknya. Bukti dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengumuman dividen menghasilkan reaksi volume yang berbeda dengan reaksi harga, hal ini terlihat dari proporsi reaksi berbeda lebih tinggi daripada reaksi sama atas pengumuman dividen. Temuan penelitian ini mendukung teori tentang reaksi harga dan reaksi volume,
bahwa keduanya berbeda. Teori tersebut menyatakan bahwa perubahan harga mencerminkan kepercayaan atau pengharapan pasar secara agregat, sedangkan perubahan volume mencerminkan kepercayaan atau pengharapan investor individual. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sekarang adalah samasama meneliti reaksi pasar yang ditunjukkan melalui reaksi harga dan volume perdagangan saham terhadap suatu peristiwa (event). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sekarang adalah penelitian ini mengukur abnormal return menggunakan model pasar yang disesuaikan (market-adjusted model), sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan Market Model yang digunakan oleh Brown and Warner (1985) dalam Kurniawati (2006). Event pada penelitian ini adalah pengumuman dividen tahun 1994-1996 dengan windows period 11 hari pengamatan di sekitar tanggal event yaitu t-5 sampai dengan t5, sedangkan event pada penelitian ini adalah peluncuran Indeks SRI-KEHATI tahun 2009 dengan windows period lima hari pengamatan di sekitar tanggal event yaitu t-2 sampai dengan t2.
2.1.2 Emillia Nurdin dan M. Fani Cahyandito (2006) Emillia Nurdin dan M. Fani Cahyandito (2006) dalam Pengungkapan Tema-Tema Sosial dan Lingkungan dalam Laporan Tahunan Perusahaan terhadap Reaksi Investor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengungkapan tema-tema sosial dan lingkungan (yang terdiri dari tema keterlibatan masyarakat, sumber daya manusia, lingkungan dan sumber daya fisik,
10
serta produk atau jasa) dalam laporan tahunan berpengaruh terhadap reaksi investor (yang terdiri dari perubahan harga saham dan volume perdagangan saham) bagi perusahaan yang masuk dalam kategori high profile. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan adanya pengaruh yang signifikan dari pengungkapan tema-tema sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan terhadap reaksi investor. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sekarang adalah samasama meneliti reaksi pasar yang ditunjukkan melalui reaksi harga dan volume perdagangan saham terhadap suatu peristiwa (event) yang berlatar belakang tema sosial dan lingkungan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sekarang adalah penelitian ini mengukur harga saham dan volume perdagangan saham penutupan (closing price) dengan menggunakan windows period 21 hari pengamatan di sekitar tanggal event yaitu t-10 sampai dengan t11, sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan windows period lima hari pengamatan di sekitar tanggal event yaitu t-2 sampai dengan t2. Event pada penelitian ini adalah publikasi laporan tahunan oleh perusahaan yang termasuk dalam kategori high profile selama periode tahun 2004, sedangkan event pada penelitian ini adalah peluncuran Indeks SRI-KEHATI tahun 2009.
2.1.3 Indah Kurniawati (2006) Indah Kurniawati (2006) dalam Analisis Pengaruh Pengumuman Earning Terhadap Abnormal Return dan Tingkat Likuiditas Saham: Analisis Empiris pada
11
Nonsynchronous Trading. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa reaksi pasar terhadap pengumuman earning yang dilakukan oleh perusahaanperusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return, dan menguji tingkat likuiditas saham. Hasil dari penelitian ini adalah abnormal return yang diperoleh oleh para pelaku pasar khususnya para investor bernilai positif, dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan tingkat likuiditas saham ditinjau dari perbedaan bid ask spread pada saat sebelum dan setelah pengumuman earning. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sekarang adalah samasama meneliti reaksi pasar yang ditunjukkan melalui adanya abnormal return yang dihitung menggunakan Market Model yang digunakan oleh Brown and Warner (1985) terhadap suatu peristiwa (event). Dan sama-sama menggunakan beta koreksi dengan metode Fowler dan Rorke. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sekarang adalah penelitian yang sekarang tidak serta merta menguji tingkat likuiditas saham. Penelitian ini menggunakan data harga saham dari perusahaan-perusahaan yang mengumumkan earning selama periode 2003 dan 2004, dengan windows period 11 hari pengamatan di sekitar tanggal event yaitu t-5 sampai dengan t5. Sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan data harga dan volume perdagangan saham dari perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI yang diluncurkan tahun 2009 dengan windows period lima hari pengamatan di sekitar tanggal event yaitu t-2 sampai dengan t2. Dan meskipun sama-sama menggunakan beta koreksi dengan metode Fowler dan Rorke, namun penelitian
12
ini menggunakan beta koreksi dengan metode Fowler dan Rorke empat lead dan empat lag, sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan beta koreksi dengan metode Fowler dan Rorke dua lead dan dua lag
2.1.4 Luciana Spica Almilia dan Lailul L. Sifa (2006) Luciana Spica Almilia dan Lailul L. Sifa (2006) dalam Reaksi Pasar Publikasi Corporate Governance Perception Index pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya reaksi pasar yang ditunjukkan dengan ada tidaknya abnormal return dan volume perdagangan yang signifikan disekitar tanggal pengumuman untuk perusahaan yang masuk sepuluh besar dan non sepuluh besar CGPI. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) pengumuman CGPI pada perusahaan yang masuk dan tidak masuk sepuluh besar CGPI direaksi oleh pasar yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang signifikan disekitar tanggal pengumuman; (2) tidak terdapat perbedaan abnormal return dan volume perdagangan yang signifikan pada saat pengumuman CGPI antara perusahaan yang masuk sepuluh besar dan non sepuluh besar CGPI. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sekarang adalah samasama meneliti tentang reaksi pasar terhadap suatu publikasi indeks, dan reaksi pasar yang dimaksud ditunjukkan dengan adanya abnormal return volume perdagangan sebagai alat ukur reaksi pasar. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sekarang adalah event dalam penelitian ini adalah publikasi Corporate Governance Perception Index,
13
sedangkan event dalam penelitian ini adalah peluncuran Indeks SRI-KEHATI. Penelitian ini mengukur abnormal return menggunakan model pasar yang disesuaikan (market-adjusted model), sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan Market Model yang digunakan oleh Brown and Warner (1985) dalam Kurniawati (2006). Windows period dalam penelitian ini adalah t-3 sampai dengan t6, sedangkan penelitian sekarang menggunakan windows period lima hari pengamatan di sekitar tanggal event yaitu t-2 sampai dengan t2.
2.1.5 Doddy Setawan dan Siti Subekti (2004) Doddy Setawan dan Siti Subekti (2004) dalam Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan: Analisis Pengumuman Dividen Meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan mencakup pengujian terhadap kandungan informasi, kecepatan reaksi pasar dan ketepatan reaksi pasar terhadap pengumuman dividen. Hasil dari penelitian ini adalah pengumuman dividen mempunyan kandungan informasi yang berguna bagi investor tetapi mereka bereaksi dengan lambat, dan tidak dapat membedakan sinyal informasi yang bernilai ekonomis dan tidak bernilai ekonomis. Singkatnya bahwa pasar modal Indonesia selama krisis moneter belum efisien setengah kuat secara keputusan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sekarang adalah samasama menguji tentang efisiensi pasar bentuk setengah kuat melalui adanya abnormal return dan sama-sama menggunakan beta koreksi dengan metode Fowler dan Rorke.
14
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sekarang adalah penelitian ini menguji tentang efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan pada pengumuman dividen meningkat dengan tahun 1998-2002 sebagai tahun penelitian dengan windows period 11 hari pengamatan di sekitar tanggal event, yaitu t-5 sampai dengan t5, sedangkan penelitian yang sekarang mengukur menguji tentang efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi pada peluncuran Indeks SRI-KEHATI tahun 2009 dengan windows period lima hari pengamatan di sekitar tanggal event, yaitu t-2 sampai dengan t2. Dan meskipun sama-sama menggunakan beta koreksi dengan metode Fowler dan Rorke, namun penelitian ini menggunakan beta koreksi dengan metode Fowler dan Rorke empat lead dan empat lag, sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan beta koreksi dengan metode Fowler dan Rorke dua lead dan dua lag. Selain itu, penelitian ini juga memasukkan volume perdagangan saham sebagai salah satu bentuk reaksi pasar.
2.2
Landasan Teori Teori-teori yang mendasari dan mendukung dalam penelitian ini dijelaskan
merupakan yayasan yang berkompetensi dalam penggalangan dan pengelolaan sumber daya, yang telah berpengalaman selama 15 tahun. Hadirnya KEHATI
15
dimaksudkan untuk memperkuat aliansi strategis dalam upaya pemberdayaan masyarakat, advokasi kebijakan publik, pembelajaran bersama, mobilisasi dukungan dan partisipasi para pihak. Redahnya defensivitas investor dalam menanamkan dananya di pasar modal disebabkan oleh gejolak yang melanda kondisi pasar modal. Namun
seiring dengan adanya respon positif dari pelaku pasar dan pasar modal itu sendiri, maka pasar modal telah mulai terpulihkan dari keterpurukannya. Salah satunya adalah bentuk kerjasama Yayasan KEHATI dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu dengan meluncurkan suatu indeks yang sudah berlaku umum di negaranegara maju namun jenis indeks ini merupakan indeks perdana di Indonesia yang adalah negara berkembang, yang mengacu pada tata cara Sustainable and Responsible Investment (SRI) dengan nama SRI-KEHATI. Indeks SRI KEHATI tepatnya diluncurkan pada tanggal 8 Juni 2009. Indeks harga saham SRI-KEHATI dimaksudkan untuk memberikan tambahan pedoman investasi bagi pemodal yaitu dengan membangun suatu benchmark indeks harga saham baru yang secara khusus memuat kinerja harga saham emiten yang memiliki kinerja yang sangat baik dalam mendorong usahausaha berkelanjutan melalui kinerja metodologi yang berdasarkan kepada kepedulian mengenai lingkungan hidup, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik. Tujuan dari Indeks SRI-KEHATI adalah: a. Untuk mendorong usaha-usaha berkelanjutan bagi para emiten-emiten di Bursa Efek Indonesia. Adanya Indeks SRI-KEHATI diharapkan perhatian investor
16
tak lagi hanya mengacu pada aspek finansial namun juga secara fundamental bagi perusahaan untuk tujuan investasi jangka panjang dan menengah. b. Menjadi acuan untuk membentuk portofolio investasi di saham-saham emiten memiliki penilaian baik dalam SRI-KEHATI maupun bagi investor jangka panjang dan menengah dalam membentuk portfolio saham emiten SRIKEHATI. Indeks SRI-KEHATI ini ditargetkan akan menjadi tambahan pedoman bagi investor untuk berinvestasi di saham. c. Berpotensi untuk digunakan oleh pihak lain sebagai benchmark bagi produkproduk derivatif seperti ETF saham emiten SRI-KEHATI. Prinsip dasar Indeks SRI-KEHATI sebagai berikut: 1. Prinsip Dasar SRI berusaha untuk menyediakan benchmark indeks yang memenuhi penilaian yang baik dalam sosial kategori pelestarian lingkungan (environmental), (corporate
pembangunan
(community),
tata kelola
perusahaan
governance), prinsip ketenagakerjaan (labor practices and decent work), prinsip tata usaha (business behaviour) dan hak asasi manusia (human rights) disertai dengan data ekonomi emiten. Untuk saham, SRI-KEHATI mengacu pada prinsip penerapan metodologi yang relevan untuk menjadikan SRI indeks harga 25 saham emiten SRI yang memiliki kinerja yang baik atas 6 komponen di atas, juga memiliki kinerja likuiditas dan keuangan yang baik juga kepemilikan publik yang cukup tinggi.
17
2. Konsistesi Penerapan Metodologi SRI dikelola untuk memastikan penerapan metodologi yang sama seiring berjalannya waktu. Ini terutama terjadi jika ada pengurangan emiten lama dan penambahan emiten baru ke dalam SRI. Tujuannya adalah agar SRI ini tetap dapat mewakili kinerja saham emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia. 3. Transparansi SRI dibangun dan dikelola dengan menjaga transparansi dalam mencapai tujuan pembentukkan indeks ini, prinsip dasar, dan metodologi kepada masyarakat. SRI tidak akan memberikan pendapat tentang perubahan yang terjadi pada indeks ini, dan juga tidak akan memberi pendapat tentang hal-hal yang terjadi di dalam kinerja fundamental emiten sebagai akibat perubahan yang signifikan atas suatu saham dalam indeks ini. Dalam hal ini Yayasan KEHATI menjalin kerjasama dengan independent data provider yaitu OWWConsulting. Sebagai indeks baru, maka dilakukan tahapan pemilihan emiten, yaitu emiten yang dapat berpotensi untuk menjadi anggota indeks. Seleksi awal menggunakan kriteria sebagai berikut: 1. Total Aset Total aset yang mempresentasikan ukuran dari emiten SRI yakni emitenemiten yang memiliki total aset di atas Rp. 1.000.000.000.000 berdasarkan laporan keuangan auditan tahunan. 2. Price Earning Ratio (PER) PER emiten yang termasuk dalam kriteria ini adalah PER positif.
18
3. Free Float Ratio Kepemilikan saham publik harus lebih besar atau sama dengan sepuluh persen. Dari proses seleksi awal diperoleh daftar nama emiten yang berhak untuk menjadi nominasi Indeks SRI-KEHATI. Selanjutnya untuk memilih 25 Emiten yang terbaik, dilakukan pemeringkatan lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek fundamental SRI-KEHATI yaitu: environmental, community, corporate governance, human rights, business behaviour, labour pratices and decent work. Kemudian untuk menguji keandalan kriteria tersebut, maka untuk mendapatkan indeks harga saham yang cukup andal, SRI-KEHATI telah diuji dengan menggunakan data keuangan dan transaksi sejak Januari 2007 hingga April 2009. Hasil pengujian back testing tersebut menyimpulkan bahwa SRIKEHATI cukup mampu mengungguli Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). SRI-KEHATI akan secara berkala melakukan penyesuaian emiten yang layak masuk dalam kategori Indeks SRI-KEHATI, termasuk pembaruan jumlah saham beredar dan kejadian lain yang mempengaruhi komposisi tiap saham di dalam indeks ini. Pemutakhiran anggota saham dalam SRI dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu setiap hari bursa pertama bulan Februari dan Agustus.
2.2.2 Pasar modal Pasar modal adalah sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan cara melakukan penjualan sekuritas. Dalam perekonomian modern pasar modal menggambarkan denyut jantung
19
individu selaku pelaku ekonomi adalah apa yang terjadi di bursa saham seharihari. Pasar modal secara umum diartikan sebagai pasar yang memperjualbelikan produk berupa dan yang bersifat abstrak. Sedangkan dalam bentuk konkritnya, produk yang diperjualbelikan di pasar modal berupa surat-surat berharga di Bursa Efek. Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu pasar (tempat berupa gedung) yang dipersiapkan guna memperdagangkan saham, obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa perantara pedagang efek (Eduardus Tandelilin, 2001:28) Pasar modal merupakan tempat bertemunya para pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham dan mengeluarkan obligasi (Jogiyanto, 2000:11)
2.2.3 Pasar efisien Secara umum, efisiensi pasar (market efficiency) didefinisikan oleh Beaver (1989) dalam Arifin, bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan informasi yang disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market) atau dapat juga dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis informasi yang tersedia yang disebut dengan efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market). Di dalam pasar yang kompetitif, harga ekuilibrium suatu aktiva ditentukan oleh tawaran yang tersedia dan permintaan agregat. Harga keseimbangan ini
20
mencerminkan konsensus bersama antara semua partisipan pasar tentang nilai aktiva tersebut berdasar informasi yang tersedia. Jika suatu informasi baru yang relevan masuk ke pasar yang berhubungan dengan suatu aktiva, informasi ini akan digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan nilai dari aktiva yang bersangkutan. Akibatnya adalah kemungkinan pergeseran ke harga ekuilibrium yang baru. Harga ekuilibrium ini akan tetap bertahan sampai suatu informasi baru lainnya kembali ke harga ekuilibrium yang baru. Reaksi suatu pasar terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang sangat penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan yang baru sepenuhnya, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien. Dengan demikian ada hubungan antara teori pasar modal yang menjelaskan tentang keadaan ekuilibrium yang baru dengan konsep pasar efisien yang mencoba menjelaskan bagaimana proses memproses informasi untuk menuju ke posisi ekuilibrium yang baru. Inilah efisiensi pasar yang disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market). Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi. Fama (1970) dalam Arifin, menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar yang dikenal sebagai hipotesis pasar efisien (efficient market hypothesis), berdasarkan ketiga macam bentuk infomasi yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan dan informasi privat sebagai berikut:
21
1. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah (Weak form) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan masa sekarang. Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang sehingga investor tidak dapat mendapatkan keuntungan yang tidak normal. 2. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat (Semi-strong form) Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan keuangan perusahaan emiten. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa: a. Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi ini merupakan informasi dalam bentuk pengumuman oleh perusahaan emiten. Informasi ini umumnya berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di perusahaan emiten (corporate event). b. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas sejumlah perusahaan. Informasi ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga-harga sekuritas perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi tersebut.
22
c. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. Informasi ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang berdampak ke semua perusahaan emiten. Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat menggunakan informasi yang
dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan tidak normal dalan jangka waktu yang lama. Berdasarkan Hartono (2000) dalam Gumanti dan Utami (2002), efisiensi pasar bentuk setengah kuat dapat dikembangkan menjadi efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi dan secara keputusan. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi adalah efisiensi pasar yang menekankan pada informasi yang fully reflect dan information available. Sedangkan efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan menekankan pada informasi yang fully reflect, information available serta kecanggihan investor dalam mengolah informasi yang tersedia. Pengujiannya efisiensi pasar bentuk setengah kuat mencakup pengujian kandungan informasi dan kecepatan reaksi pasar terhadap suatu informasi yang dipublikasikan 3. Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Kuat (Strong form) Pasar dikatakan dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia, baik informasi publik (public information) maupun informasi pribadi (private information). Jadi dalam hal ini, bentuk kuat mencakup semua informasi historis yang relevan dan juga
23
informasi yang ada di publik yang relevan, di samping juga informasi yang hanya diketahui oleh beberapa pihak saja, misalnya manajemen perusahaan, dewan direksi dan kreditor. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual atau investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal karena mempunyan informasi privat. Tujuan dari Fama (1970) dalam Arifin, membedakan ke dalam tiga macam bentuk pasar efisien ini adalah untuk mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar. Ketiga bentuk pasar ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan ketiga bentuk pasar ini berupa tingkatan yang kumulatif. Tingkatan yang kumulatif mempunyai implikasi bahwa pasar efisien bentuk kuat adalah juga pasar efisien bentuk setengah kuat dan pasar efisien bentuk lemah. Implikasi ini tidak berlaku sebaliknya bahwa pasar efisien bentuk lemah tidak harus berarti pasar efisien bentuk setengah kuat. Sedangkan pengujian efisiensi pasar dibagi menjadi tiga kategori yang dihubungkan dengan bentuk-bentuk efisiensi pasarnya sebagai berikut: 1. Pengujian-pengujian bentuk lemah (weak form tests), yaitu seberapa kuat informasi masa lalu dapat memprediksi return masa depan. 2. Pengujian-pengujian bentuk setengah kuat (semi strong-form tests), yaitu seberapa cepat harga sekuritas merefleksikan informasi yang dipublikasikan. 3. Pengujian-pengujian bentuk kuat (strong form tests), yaitu untuk menjawab pertanyaan apakah investor mempunyai informasi privat yang tidak terefleksi di harga sekuritas.
24
2.2.4 Studi peristiwa (event study) Dalam artikel berikutnya, Fama (1991) dalam Arifin, mengusulkan untuk merubah nama ketiga macam kategori pengujian bentuk efisiensi pasar tersebut. Nama-nama pengujian yang diusulkan adalah sebagai berikut: 1. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk lemah diganti menjadi pengujianpengujian terhadap return pendugaan (tests for return predictability). 2. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat dirubah menjadi studi-studi peristiwa (event studies). 3. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk kuat diusulkan menjadi pengujianpengujian terhadap informasi privat (tests for private information). Fama (1991) dalam Arifin, menyatakan bahwa studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga sekuritas dan likuiditas (volume transaksi). Reaksi perubahan harga dapat diukur dengan menggunakan return atau dengan menggunakan abnormal return, dan untuk mengukur reaksi volume perdagangan saham digunakan indikator Trading Volume Activity (TVA). Sedangkan menurut Jogiyanto (2003:410), studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat
25
juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada dalam laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga yang diukur dengan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya, yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar. Reaksi pasar juga ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham yang diukur dengan Trading Volume Activity (TVA). Dengan menggunakan volume perdagangan saham, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mengandung informasi mengakibatkan tingkat permintaan saham akan lebih tinggi daripada tingkat penawaran saham sehingga volume perdagangan saham mengalami peningkatan. Sebaliknya, jika pengumuman tidak mengandung informasi maka tingkat permintaan saham akan lebih rendah dibandingkan tingkat penawaran saham sehingga volume perdagangan saham mengalami penurunan. Dalam Sulistyanto (2003), ada tiga faktor yang mempengaruhi kandungan informasi pada saat terjadinya pengumuman, yaitu (1) ekspektasi pasar terhadap
26
kandungan informasi pada saat terjadinya pengumuman; (2) implikasi pengumuman terhadap distribusi return saham pada masa depan (3) kredibilitas sumber informasi. Dengan adanya informasi akan menyebabkan fluktuasi harga saham yang dipergunakan investor untuk memperoleh keuntungan dari selisih antara harga jual dan harga beli saham.
2.2.5 Pengaruh kandungan informasi pada harga saham Pasar modal yang efisien adalah pasar modal yang harga sahamnya merefleksikan informasi yang ada di pasar dan dapat menyesuaikan dengan cepat terhadap informasi baru. Jogiyanto (1998) dalam Bandi dan Jogiyanto (2000) mengatakan bahwa Untuk pengujian efisiensi pasar secara informasi melibatkan dua faktor, yaitu return abnormal dan kecepatan reaksi. Peluncuran Indeks SRI-KEHATI dikatakan mengadung informasi, jika informasi tersebut menimbulkan reaksi pasar setelah peluncuran indeks tersebut diterima oleh pasar. Dengan kata lain terdapat abnormal return yang diterima oleh pasar, sebaliknya jika peluncuran Indeks SRI-KEHATI tidak memiliki kandungan informasi maka tidak ada abnormal return pada pasar disekitar tanggal peluncuran. Abnormal return diuji dengan menggunakan Market Model yang digunakan oleh Brown and Warner (1985) dalam Kurniawati (2006), yakni model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square).
27
2.2.6 Pengaruh kandungan informasi pada volume perdagangan saham Kandungan informasi dari suatu peristiwa (event) tidak hanya berpengaruh pada harga tapi juga pada volume perdagangan saham. Beaver (1968) dalam Bandi dan Jogiyanto (2000:204) menyatakan bahwa suatu laporan yang diumumkan (event) memiliki kandungan informasi, apabila jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih besar ketika earnings diumumkan daripada saat waktu lain selama tahun tersebut. Berdasarkan intuisi Beaver tersebut Bandi dan Jogiyanto (2000:204) berpendapat bahwa secara logis bisa disebutkan adanya kandungan informasi juga, apabila terjadi perubahan jumlah lembar saham yang diperdagangkan suatu event terjadi. Bamber dan Cheon (1985) menyatakan bahwa dalam investasi di pasar modal, volume perdagangan saham merupakan tindakan atau perdagangan investor individual. Peningkatan atau penurunan volume perdagangan saham merupakan minat investor terhadap saham perusahaan yang bersangkutan. Jadi volume merefleksikan perubahan dalam pengharapan investor individual. Sedangkan menurut Ambar dan Bambang (1992:242), volume perdagangan saham menunjukkan jumlah emiten yang ditransaksikan dengan tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli selama periode transaksi. Kegiatan perdagangan saham pada penelitian ini diukur dengan menggunakan Trading Volume Activity (TVA).
2.2.7 Kecepatan reaksi pasar Salah satu aspek yang dinilai untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi adalah kecepatan reaksi pasar terhadap sebuah
28
informasi. Ide dari pandangan ini adalah bahwa sekali informasi tersebut menjadi informasi publik (umum), artinya tersebar di pasar, maka semua investor akan bereaksi dengan cepat dan mendorong harga naik untuk mencerminkan semua informasi publik yang ada. Pada pasar efisien bentuk setengah kuat, banyak investor berpikir bahwa mereka dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan pengamatan secara seksama terhadap informasi publik yang tersedia di pasar. Apabila investor mampu menggunakan informasi peluncuran Indeks SRIKEHATI untuk mengambil keputusan investasi dengan segera, dan dapat menikmati abnormal return positif untuk waktu yang cukup panjang, artinya bahwa pasar modal di Indonesia yaitu Bursa Efek Indonesia telah efisien setengah kuat secara informasi.
2.2. 8 Beta Beta adalah suatu pengukur risiko yang sistematis dari suatu saham atau suatu portofolio secara relatif terhadap risiko pasar, atau dapat juga dikatakan beta merupakan pengukur volatilitas return suatu saham atau suatu portofolio terhadap return pasar. Sebagai pengukur risiko yang sistematis dan relatif terhadap pasar, maka beta masih mengandung bias, terlebih bagi pasar modal yang perdagangannya tidak sinkron. Perdagangan yang tidak sinkron ini terjadi pada pasar yang perdagangannya jarang terjadi atau lebih populer dengan pasar yang tipis (thin market). Menurut Hartono (1999) dalam Kurniawati (2006), perdagangan pasar modal Indonesia masih tipis, karena pasar yang tipis ini merupakan ciri dari pasar modal yang sedang berkembang, seperti Indonesia, dan
29
bukti empiris menunjukkan bahwa beta saham BEI adalah bias. Beta yang bias disebabkan karena terjadinya perdagangan yang tidak sinkron (non-synchronous trading). Menurut Ariff dan Johnson (1990) dalam Kurniawati (2006), terjadinya permasalahan non-synchronous trading dalam pengestimasian beta disebabkan karena indeks pasar pada periode -t disusun dari harga penutupan (closing price) saham yang tidak sama dengan periode t tersebut, sehingga semakin besar tingkat ketipisan pasar maka tingkat bias beta yang muncul juga semakin tinggi. Beta yang bias tersebut dapat mengurangi keakuratan hasil expected return yang diharapkan dari suatu investasi, sehingga investor perlu melakukan estimasi ukuran beta yang tidak bias. Permasalahan mengenai ketidakakuratan terhadap hasil estimasi ini mendorong peneliti untuk mengurangi bias yang terjadi tersebut. Hartono dan Surianto (1998) dalam Kurniawati (2006), menunjukkan bahwa apabila distribusi data dinormalkan terlebih dahulu, maka periode koreksi beta yang bias dapat dipercepat, dan metode koreksi yang paling tepat untuk pasar modal Indonesia adalah metode Fowler dan Rorke (1983), yang mana dalam metode ini digunakan bobot untuk pemberian standar nilai yang berimbang karena faktor rentang lead atau lag yang ditetapkan. Keunggulan dari metode Fowler dan Rorke ini adalah bahwa beta yang dihasilkan jika dihadapkan pada lead maupun lag time yang semakin sedikit akan mampu menghasilkan hasil yang sesuai dengan fluktuasi return pasar saham gabungan. Namun jika digunakan untuk menghitung lead maupun lag time yang semakin panjang justru akan menampilkan hasil yang bias karena semakin panjang waktu, maka pembagi
30
untuk pemberian bobot semakin rendah, padahal nilai beta selalu dikaitkan dengan return saham gabungan pada periode yang sama. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan metode Fowler dan Rorke dengan dua lead dan dua lag, untuk memperoleh beta yang mendekati nilai sebenarnya.
2.2.9 Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi: peluncuran Indeks SRI-KEHATI Berdasarkan kriteria, tahapan seleksi, prinsip hingga tujuan Indeks SRIKEHATI yang semuanya berlatarbelakangkan Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility yang memenuhi semua aspek kebutuhan masingmasing stakeholdernya, maka dapat diduga bahwa 25 perusahaan yang berhasil tercatat dalam Indeks SRI-KEHATI memiliki nilai tambah yang tinggi bagi perusahaannya dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak tercatat dalam Indeks SRI-KEHATI. Dan apalagi bahwa Indeks ini merupakan indeks pertama di Asia Tenggara dan indeks kedua di Asia yang mengusung tema sosial dan lingkungan. Informasi mengenai peluncuran Indeks SRI-KEHATI oleh Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 Juni 2009 bisa kita duga menimbulkan reaksi di dalam pasar modal Indonesia. Reaksi tersebut diuji melalui tahapan pengujian kandungan informasi dan kecepatan reaksi pasar, yang tidak hanya ditunjukkan dengan adanya abnormal return, tetapi juga didukung dari adanya aktivitas perdagangan yang tercermin dari volume perdagangan yang signifikan pada saham-saham perusahaan yang bersangkutan. Kedua pengujian tersebut yaitu pengujian kandungan informasi dan pengujian kecepatan reaksi adalah untuk
31
memenuhi tahapan pengujian dalam membuktikan efisiensi pasar modal Indonesia bentuk setengah kuat secara informasi: peluncuran Indeks-SRI KEHATI.
2.3
Kerangka Pemikiran Hubungan variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini
berdasarkan penelitian terdahulu dan landasan teori dapat ditampilkan sebagaimana pada gambar berikut: Gambar 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN
Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Informasi Peluncuran Indeks SRI-KEHATI
Abnormal return
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, tergambarkan bahwa penelitian ini akan menguji secara empiris efisiensi pasar modal Indonesia bentuk setengah kuat secara informasi, yang didasarkan pada sebuah peristiwa (event): peluncuran Indeks SRI-KEHATI, yang apabila peristiwa tersebut adalah informatif dan mempengaruhi pengambilan keputusan investor yang selanjutnya akan tercermin
32
dalam reaksi investor berupa adanya keuntungan tidak normal (Abnormal Return) dan likuiditas (Trading Volume Activity) yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran Indeks SRI-KEHATI.
2.4
H1
: Informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI direaksi oleh pasar, yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran.
H2
: Informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI direaksi oleh pasar, yang ditunjukkan dengan adanya volume perdagangan yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini apabila ditinjau dari jenis penelitian adalah: 1. Ditinjau dari tujuan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deduktif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis melalui validasi teori pada keadaan tertentu. Hasil pengujian data digunakan sebagai dasar untuk kesimpulan penelitian, yaitu mendukung atau menolak hipotesis yang dikembangkan dari telaah hipotesis. 2. Ditinjau dari permasalahan penelitian Penelitian ini termasuk penelitian event study di mana variabel-variabel yang akan diteliti sudah jelas. 3. Ditinjau dari jenis data yang diteliti Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian arsip (archival research) dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
3.2
Batasan Penelitian Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi penulisan yaitu:
1.
Penelitian ini dilakukan hanya untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi: peluncuran Indeks SRI-KEHATI di Bursa Efek Indonesia periode 2009.
33
34
2.
Sampel penelitian hanya terbatas pada 25 perusahan yang sahamnya termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, pada saat peluncuran Indeks SRI-KEHATI pada tanggal 8 Juni 2009.
3.
Pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi: peluncuran Indeks SRI-KEHATI dengan melihat reaksi pasar yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang diukur menggunakan Market Model yang digunakan oleh Brown dan Warner (1985) dalam Kurniawati (2006), dan volume perdagangan saham yang diukur dengan menggunakan Trading Volume Activity.
4.
Pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi: peluncuran Indeks SRI-KEHATI diamati hanya disekitar tanggal peluncuran Indeks SRI-KEHATI dengan menggunakan windows period adalah t-2 sampai dengan t2.
3.3
Identifikasi Variabel Variabel penelitian merupakan titik perhatian dalam penelitian dan pada
dasarnya berfungsi untuk membatasi lingkup study dalam sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Abnormal Return, dan Volume Perdagangan Saham (Trading Volume Activity).
35
3.4
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ini merupakan event study dengan windows period lima hari
perdagangan yaitu pengujian berdasarkan pengukuran return dan akumulasi volume perdagangan dua hari sebelum tanggal peluncuran Indeks SRI-KEHATI (t-2), pada saat peluncuran Indeks SRI-KEHATI (t0) dan dua hari setelah tanggal peluncuran Indeks SRI-KEHATI (t2). Pemilihan windows period lima hari ini disesuaikan dengan kondisi pasar modal di Indonesia yang tergolong pasar tipis (thin market) yang disebabkan negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, dan regulasi lainnya yaitu wajibnya mempublikasikan suatu event paling lambat adalah dua hari sejak event date. Selain regulasi-regulasi tersebut, pemilihan windows period lima hari ini adalah untuk menghindari Confounded effect. Jika menggunakan windows period lebih dari lima hari maka ada unsurunsur lain seperti pengumuman ataupun corporate action lainnya yang
mempengaruhi hasil penelitian ini, sebaliknya jika menggunakan windows period kurang dari kurang lima hari maka ada kemungkinan belum ada pengaruhnya.
a. Abnormal Return Abnormal Return adalah selisih antara return sesungguhnya (actual return) dikurangi return yang diharapkan (expected return). Abnormal return digunakan untuk melihat harga saham pada event window untuk masingmasing hari disekitar tanggal peristiwa. Model pengujian yang digunakan dalam pengujian ini adalah Market Model yang digunakan oleh Brown dan
36
Warner (1985) dalam Kurniawati (2006), yakni model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square). Tahapan pengukuran Abnormal return sebagai berikut: 1. Menghitung return saham harian individual:
Rit =
Keterangan: Rit Pit = Actual return saham sekuritas i pada periode peristiwa t = Harga saham i pada periode t
Pit 1 = Harga saham i pada periode t-1 2. Menghitung return pasar harian:
Rmt =
Keterangan: Rmt IHSGt = Return pasar pada periode t = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t
IHSGt 1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t-1 Pit = Harga saham i pada periode t
Metode koreksi Beta Fowler dan Rorke (1983) dengan periode dua lead dan dua lag dalam Kurniawati (2006): 3. Mengestimasi alpha dan beta dengan mengoperasikan persamaan regresi berganda seperti berikut: Rit = i + -2 Rmt-2 + -1 Rmt-1 + 0 Rmt + 1 Rmt+1 + 2 Rmt+2 + it .................(3)
37
4.
Setelah melalui persamaan tersebut, maka dioperasikan persamaan regresi berganda untuk mendapatkan korelasi serial return indeks pasar dengan return indeks pasar periode sebelumnya sebagai berikut: Rmt = i + 1 Rmt-1 + 2 Rmt-2 + it ...............................................................(4)
5.
Hitung nilai bobot (W) yang digunakan. Nilai bobot ini ditetapkan berdasarkan nilai korelasi data, digunakan untuk pemberian standar nilai yang berimbang karena faktor rentang lead atau lag yang ditetapkan. Pemberian bobot ini dengan menggunakan rumus:
W1 =
W2 =
6.
Besarnya beta koreksi sekuritas ke-i yang merupakan penjumlahan koefisien regresi berganda dengan bobot, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: i = W2. i-2 + W1. i-1 + i0 + W1. i1 + W2. i2 .........................................(7) Keterangan: Rit Rmt i = Actual return saham sekuritas i pada periode peristiwa t = Return pasar pada periode t = Alpha, merupakan konstanta return dari saham i
i-2...2 = Beta yang dihitung berdasarkan persamaan regresi berganda: Rit = i + -2 Rmt-2 + -1 Rmt-1 + 0 Rmt + 1 Rmt+1 + 2 Rmt+2 + it = Koefisien serial return
38
it W i
= Kesalahan residu saham i pada periode t = Nilai bobot = Beta sekuritas ke-i yang telah dikoreksi
Setelah mendapatkan nilai alpha dan beta koreksi melalui tahapan di atas, maka pengukuran Abnormal Return dapat dilanjutkan: 7. Menghitung expected return: E (Rit) = i + i Rmt......................................................................................(8) Keterangan: E (Rit) = Expected Return dari sekuritas i i i Rmt 8. = Alpha, merupakan konstanta return dari saham i = Beta sekuritas ke-i yang telah dikoreksi = Return pasar pada periode t
Mengukur abnormal return dengan persamaan: ARit = Rit - E (Rit).....................................................................................(9) Keterangan: ARit Rit = Abnormal return dari saham i pada periode t = Actual return saham sekuritas i pada periode peristiwa t
E (Rit) = Expected Return dari sekuritas i 9. Menghitung average abnormal return dengan persamaan:
AARt = 1 ARit ...................................................................................(10) k
39
Keterangan: AARt = Average abnormal return dari saham pada periode t ARit k = Abnormal return dari saham i pada periode t = Jumlah sekuritas
Keterangan: CAARt = Cumulative average abnormal return dari saham pada periode t AARt k = Average abnormal return dari saham pada periode t = Jumlah sekuritas
b. Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan saham diukur berdasarkan volume perdagangan saham harian menggunakan Trading Volume Activity (TVA) selama event period t-2 sampai dengan t2. 1. Menghitung TVA selama event period: ..............(12) 2. Menghitung rata-rata TVA selama event period:
XTVAit =
TVAit
i =1
...............................................................................(13)
40
3.5
Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
yang sahamnya termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu 25 perusahaan yang telah diseleksi dan memenuhi seluruh kriteria dan syarat-syarat yang ditentukan oleh Yayasan KEHATI dan Bursa Efek Indonesia.
3.6
Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder. Data-data sekunder
yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain: a. Daftar 25 perusahaan yang termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada saat peluncuran Indeks SRI-KEHATI. b. Data harga saham untuk menghitung return perusahaan dan return pasar diperoleh dari www.finance.yahoo.com c. Data jumlah lembar saham yang diperdagangkan yang diperoleh dari www.finance.yahoo.com, dan jumlah lembar saham yang beredar diperoleh
41
dalam Laporan Kuartal Dua Tahun 2009 yang tersedia di situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Metode pengumpulan data yang digunakan berdasarkan teknik
dokumenter yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat data dari laporan-laporan, catatan, dan arsip-arsip yang ada di beberapa sumber seperti Bursa Efek Indonesia, Perpustakaan STIE Perbanas Surabaya, internet, dan sumber-sumber lain yang relevan dengan data yang dibutuhkan.
3.7
Teknik Analisis Data Adapun tahap-tahap sebelum analisis data dalam penelitian ini adalah:
1.
Identifikasi tanggal peluncuran Indeks SRI-KEHATI adalah tanggal 8 Juni 2009 sebagai hari ke nol (t0).
2.
Menentukan event window pengukuran reaksi pasar dari peluncuran Indeks SRI-KEHATI. Windows period yang digunakan adalah t-2 (4 dan 5 Juni 2009) sampai dengan t2 (9 sampai 10 Juni 2009).
3.
Menghitung return saham harian individual dari masing-masing saham perusahaan sampel pada periode t selama periode uji dengan menggunakan persamaan (1).
4.
Menghitung return pasar harian dari masing-masing saham perusahaan sampel pada periode t selama periode uji dengan menggunakan persamaan (2).
5.
Mengestimasi alpha dan beta dengan metode koreksi Flower dan Rorke dua
lead dan dua lag, dengan mengoperasikan persamaan regresi berganda
42
6.
Mencari korelasi serial return indeks pasar dengan return indeks pasar periode sebelumnya, dengan mengoperasikan persamaan regresi berganda berdasarkan rumusan statistik (4).
7. 8.
Menghitung nilai bobot dengan menggunakan persamaan (5) dan (6). Menghitung besarnya beta koreksi selama periode uji dengan menggunakan persamaan (7).
9.
Menghitung expected return dari masing-masing saham perusahaan sampel pada periode t selama periode uji dengan menggunakan persamaan (8).
10. Menghitung abnormal return dari masing-masing saham perusahaan sampel pada periode t selama periode uji dengan menggunakan persamaan (9). 11. Menghitung average abnormal return dari masing-masing saham perusahaan sampel pada periode t selama periode uji dengan menggunakan persamaan (10). 12. Menghitung cummulative average abnormal return selama event period dari masing-masing saham perusahaan sampel pada periode t selama periode uji dengan menggunakan persamaan (11). 13. Menghitung trading volume activity dengan persamaan (12). 14. Menghitung rata-rata trading volume activity dengan persamaan (13). 15. Melakukan Uji Asumsi Klasik, yaitu Uji Normalitas Data. Uji Normalitas data digunakan untuk menguji apakah data residual telah memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti diketahui bahwa uji T dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
43
Sehingga jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik, dan yang dipilih untuk digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik, Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis untuk data residual: Data abnormal return: H0 : Data abnormal return berdistribusi normal H1 : Data abnormal return tidak berdistribusi normal Data trading volume activity: H0 : Data trading volume activity berdistribusi normal H1 : Data trading volume activity tidak berdistribusi normal Kriteria pengujian: H0 ditolak atau H1, H2 diterima jika : probabilitas < 0,05 H0 diterima atau H1, H2 ditolak jika : probabilitas > 0,05 Apabila hasil pengujian menujukkan hasil tidak signifikan, sehingga H0 ditolak, maka data dikategorikan tidak terdistribusi normal. Data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi agar menjadi normal.
44
16. Melakukan pengujian hipotesis secara statistik Dalam analisis hipotesis uji statistik yang akan digunakan adalah one sample
t-test yang tersedia dalam program SPSS. Untuk menguji hipotesis 1 dan 2,
yaitu: a. Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Hi) Abnormal Return H0: = 0, artinya informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI tidak direaksi oleh pasar, yang ditunjukkan dengan tidak adanya
abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran.
H1: 0, artinya informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI direaksi oleh pasar, yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran.
Trading Volume Activity H0: = 0, artinya informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI tidak direaksi oleh pasar, yang ditunjukkan dengan tidak adanya volume perdagangan peluncuran. H2: 0, artinya informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI direaksi oleh pasar, yang ditunjukkan dengan adanya volume yang signifikan di sekitar tanggal
45
c. Menentukan kriteria pengujian H0 ditolak atau H1, H2 diterima jika : probabilitas < 0,05 H0 diterima atau H1, H2 ditolak jika : probabilitas > 0,05 d. Menarik kesimpulan Jika H0 ditolak maka H1 dan H2 diterima artinya informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI direaksi oleh pasar, yang ditunjukkan dengan adanya
abnormal return dan volume perdagangan yang signifikan di sekitar
tanggal peluncuran. e. Pembahasan dari kesimpulan yang telah diperoleh Dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang mendasari penelitian ini dan penelitian terdahulu.
BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini mengambil sampel dari perusahaan yang tercatat di Pasar Modal Indonesia atau yang bernama Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebelumnya di Indonesia terdapat dua Bursa Efek yaitu PT Bursa Efek Jakarta dan PT Bursa Efek Surabaya, namun seiring dengan perkembangan pasar dan untuk lebih meningkatkan efisiensi serta daya saing di kawasan regional, maka efektif tanggal 3 Desember 2007 secara resmi PT Bursa Efek Jakarta digabung dengan PT Bursa Efek Surabaya dan berganti nama menjadi PT Bursa Efek Indonesia. Keputusan ini dan keseriusan pemerintah Indonesia dalam menangani dan mengembangkan Bursa Efek Indonesia dengan pendekatan yang lebih profesional ternyata berbuah sebuah kesuksesan, aktivitas transaksi dan kebutuhan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai pengembangan bursa juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang diperlukan tersebut adalah Indeks Harga Saham sebagai cerminan dari pergerakan harga saham. Hingga sekarang ini Bursa Efek Indonesia memiliki sembilan macam Indeks yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik, sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal. Sembilan indeks harga saham tersebut antara lain: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Jakarta Islamic Index (JII), Indeks Kompas100, Indekx Papan Utama, Indeks Papan Pengembangan, Indeks Individual, serta yang
46
47
terakhir adalah Indeks SRI-KEHATI. Secara lebih rinci, penelitian ini menggunakan basis perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Indeks SRIKEHATI tepat pada saat pertama kali Indeks ini diluncurkan pada tanggal 8 Juni 2009 dan berisikan 25 perusahaan berikut ini: Tabel 4.1 DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Kode AALI AKRA ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BLTA BMRI BMTR BNGA INDF INTP ISAT KLBF LPKR MEDC PGAS PNBN PTBA SMCB TINS TLKM UNTR Nama Perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk PT AKR Corporindo Tbk PT Aneka Tambang Tbk PT Astra International Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Berlian Laju Tanker Tbk PT Bank Mandiri Persero Tbk PT Global Mediacom Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk PT Indosat Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Lippo Karawaci Tbk PT Medco Energi International Tbk PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PT Holcim Indonesia Tbk PT Timah Tbk PT Telekomunikasi Indonesia Tbk PT United Tractors Tbk Industri Agriculture, Forestry and Fishing Chemical and Allied Products Mining and Mining Services Automotive and Allied Products Banking Banking Banking Transportation Services Banking Trade, Services & Investment Banking Food and Beverages Cement Telecommunication Pharmaceuticals Real Estate and Property Mining and Mining Services Mining and Mining Services Banking Mining and Mining Services Cement Mining and Mining Services Telecommunication Automotive and Allied Products Consumer Goods
48
Untuk lebih merinci mengenai informasi data perusahaan sampel pada tabel 4.1, maka berikut ini adalah diagram komposisi Indeks SRI-KEHATI pada saat peluncuran. Gambar 4.1 KOMPOSISI INDEKS SRI-KEHATI
Sumber: Tabel 4.1 Berdasarkan gambar 4.1, secara lebih merinci dilakukan pengelompokkan bahwa jenis-jenis industri dan besaran komposisi yang termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI pada saat peluncuran adalah (1) Agriculture, Forestry and Fishing sebesar 4 persen atau satu perusahaan saja yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk; (2)
Chemical and Allied Products sebesar 4 persen atau satu perusahaan saja yaitu PT
AKR Coprorindo Tbk; (3) Mining and Mining Service sebesar 20 persen atau
49
lima perusahaan yaitu PT Aneka Tambang Tbk, PT Medco Energy International Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dan PT Timah Tbk; (4) Automotive and Allied Products sebesar 8 persen atau dua perusahaan yaitu PT Astra International Tbk dan PT United Tractors Tbk; (5)
Banking sebesar 24 persen atau enam perusahaan yaitu PT Bank Central Asia Tbk,
PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Persero Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Pan Indonesia Tbk; (6) Transportation Services sebesar 4 persen atau satu perusahaan saja yaitu PT Berlian Laju Tanker Tbk; (7) Trade, Services and Investment sebesar 4 persen atau satu perusahaan saja yaitu PT Global Mediacom Tbk; (8)
Food and Beverage sebesar 4 persen atau satu perusahaan saja yaitu PT Indofood
Sukses Makmur Tbk; (9) Cement sebesar 8 persen atau dua perusahaan yaitu PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk dan PT Holcim Indonesia Tbk; (10)
Telecommunication sebesar 8 persen atau dua perusahaan yaitu PT Indosat Tbk
dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk; (11) Pharmaceuticals sebesar 4 persen atau satu perusahaan saja yaitu PT Kalbe Farma Tbk; (12) Real Estate and
Property sebesar 4 persen atau satu perusahaan saja yaitu PT Lippo Karawaci
Tbk; (13) Consumer Goods sebesar 4 persen atau satu perusahaan saja yaitu PT Unilever Indonesia Tbk. Singkatnya Indeks SRI-KEHATI termasuk sebagai saham hijau, yaitu saham yang memperhatikan masalah lingkungan. Sustainable and Responsible
Investment (SRI)-KEHATI adalah Indeks saham baru hasil kerjasama Bursa Efek
50
yang mendorong pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati. Indeks SRI-KEHATI memuat saham-saham perusahaan yang memiliki kinerja baik, mendorong usaha-usaha berkelanjutan, peduli lingkungan hidup dan masalah sosial serta menerapkan good corporate governance. Di Eropa, indeks seperti ini sudah ada sejak lama dan sudah sangat lazim. Investor besar di Eropa biasanya hanya mau menanamkan atau menginvestasikan dananya pada perusahaanperusahaan hijau. Indeks saham hijau, Indeks SRI-KEHATI ini adalah pertama di Asia Tenggara, dan kedua di Asia setelah sebelumnya Jepang telah lebih dahulu menerapkan saham hijau ini. Pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi: peluncuran Indeks SRI-KEHATI ini dilakukan untuk melihat efektivitas penerapan saham hijau di Indonesia. Pengujiannya dilihat dari pergerakan
Abnormal Return dan Trading Volume Activity disekitar tanggal peluncuran
Indeks SRI-KEHATI, yaitu dua hari sebelum peluncuran Indeks SRI-KEHATI, pada saat peluncuran Indeks SRI-KEHATI dan dua hari setelah peluncuran Indeks SRI-KEHATI. Apabila terjadi pergerakan abnormal return dan trading volume
activity yang signifikan, maka menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap suatu
informasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pasar modal Indonesia efisien dalam bentuk setengah kuat.
4.2
Analisis Data Untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi:
51
karena itu, dalam sub bab ini akan dilakukan analisis data terhadap variabelvariabel penelitian yang dilakukan secara deskriptif dan statistik untuk menguji hipotesis yang diajukan serta dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian.
4.2.1
Analisis Deskriptif
4.2.1.1 Beta Analisis awal dalam penelitian ini adalah mendeskriptifkan besaran Beta () atau risiko sistematis dari suatu portofolio saham secara relatif terhadap risiko pasar. Sebagai pengukur risiko yang sistematis dan relatif terhadap pasar, maka beta masih mengandung bias, terlebih bagi pasar modal yang perdagangannya tidak sinkron atau pasar modal yang sedang berkembang. Dengan dasar kondisi pasar modal Indonesia dan data sampel yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dalam penelitian ini akan dilakukan koreksi untuk memperoleh beta yang mendekati nilai sebenarnya. Metode yang akan digunakan untuk koreksi beta adalah metode Fowler & Rorke (1983) dengan periode dua lag dan dua lead. Tabel berikut ini menyajikan rata-rata beta saham selama periode pengamatan sebelum dan sesudah koreksi: Tabel 4.2 RATA-RATA BETA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH KOREKSI Hari Sebelum Koreksi t-2 0,83672 t-1 0,83316 t0 0,83152 t1 0,82616 t2 0,82320 Sumber: Lampiran 5 dan 7, data diolah
52
Secara keseluruhan tabel 4.2 menunjukkan adanya kenaikan yang cukup tinggi bagi beta setelah di koreksi. Kenaikan nilai beta ini merupakan perubahan nilai rata-rata saham yang lebih baik daripada sebelum koreksi, dan nilai beta menjadi semakin mendekati angka satu (nilai pasar), sebab semakin mendekati angka satu berarti semakin sensitif suatu sekuritas terhadap pasarnya. Perlunya kesensitifan sekuritas dalam sebuah pasar modal dikarekan arti dari nilai sensitivitas suatu sekuritas menunjukkan aktif tidaknya perdagangan suatu sekuritas di sebuah pasar modal. Dengan nilai beta yang sudah lebih baik ini, perhitungan yang akan menggunakan nilai-nilai beta koreksi ini hasilnya akan lebih tepat dan aktual. 4.2.1.2 Normalitas Data 1. Abnormal Return (AR) H0 : Data abnormal return berdistribusi normal H1 : Data abnormal return tidak berdistribusi normal Tabel 4.3 HASIL ONE-SAMPLE KOLMOGOROV-SMIRNOV UNTUK ABNORMAL RETURN Hari Nilai K-S t-2 1,192 t-1 0,465 t0 0,952 t1 0,529 t2 0,887 Sumber: Lampiran 10, diolah Sign. (2-tailed) 0,117 0,982 0,325 0,943 0,411
53
0,117, nilai K-S untuk ARt-1 adalah 0,465 dengan probabilitas signifikansi 0,982, nilai K-S untuk ARt0 adalah 0,952 dengan probabilitas signifikansi 0,325, nilai K-S untuk ARt1 adalah 0,529 dengan probabilitas signifikansi 0,943 dan nilai KS untuk ARt2 adalah 0,887 dengan probabilitas signifikansi 0,411. Tabel 4.4 HASIL ONE-SAMPLE KOLMOGOROV-SMIRNOV UNTUK CUMMULATIVE ABNORMAL RETURN Hari Nilai K-S t-2 1,192 t-1 1,089 t0 0,910 t1 0,814 t2 0,665 Sumber: Lampiran 10, diolah Sign. (2-tailed) 0,117 0,187 0,379 0,522 0,769
Nilai K-S untuk CARt-2 adalah 1,192 dengan probabilitas signifikansi 0,117, nilai K-S untuk CARt-1 adalah 1,089 dengan probabilitas signifikansi 0,187, nilai K-S untuk CARt0 adalah 0,910 dengan probabilitas signifikansi 0,379, nilai K-S untuk CARt1 adalah 0,814 dengan probabilitas signifikansi 0,522 dan nilai K-S untuk CARt2 adalah 0,665 dengan probabilitas signifikansi 0,769. Keseluruhan nilai probabilitas signifikansi AR maupun CAR adalah jauh di atas =0,05 hal ini berarti hipotesis nol diterima atau variabel Abnormal Return terdistribusi secara normal.
54
2. Trading Volume Activity (TVA) H0 : Data trading volume activity berdistribusi normal H1 : Data trading volume activity tidak berdistribusi normal Tabel 4.5 HASIL ONE-SAMPLE KOLMOGOROV-SMIRNOV UNTUK TRADING VOLUME ACTIVITY Hari Nilai K-S t-2 2,557 t-1 2,396 t0 2,113 t1 2,420 t2 2,343 Sumber: Lampiran 17, diolah Sign. (2-tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Nilai K-S untuk TVAt-2 adalah 2,557 dengan probabilitas signifikansi 0,000, nilai K-S untuk TVAt-1 adalah 2,396 dengan probabilitas signifikansi 0,000, nilai K-S untuk TVAt0 adalah 2,113 dengan probabilitas signifikansi 0,000, nilai K-S untuk TVAt1 adalah 2,420 dengan probabilitas signifikansi 0,000 dan nilai K-S untuk TVAt2 adalah 2,343 dengan probabilitas signifikansi 0,000. Keseluruhan nilai probabilitas signifikansi TVA adalah jauh di bawah =0,05 hal ini berarti hipotesis nol ditolak atau variabel Trading Volume Activity tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena itu, data TVA harus ditransformasi agar menjadi normal. Data TVA harus diubah menjadi akar kuadrat dengan fungsi SQRT sebagai numeric expression pada saat transformasi, hingga kemudian muncul variabel baru pada editor seperti yang terlampir pada lampiran 16. Data dalam variabel transformasi tersebut kemudian diuji statistik Kolmogorov-
55
Smirnov untuk melihat apakah data telah berdistribusi normal, dan hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.6 HASIL ONE-SAMPLE KOLMOGOROV-SMIRNOV UNTUK TRADING VOLUME ACTIVITY Hari Nilai K-S t-2 1,877 t-1 1,850 t0 1,469 t1 1,790 t2 1,650 Sumber: Lampiran 17, diolah Nilai K-S untuk SQTVA_Min2 Sign. (2-tailed) 0,002 0,002 0,027 0,003 0,009
signifikansi 0,002, nilai K-S untuk SQTVA_Min1 adalah 1,850 dengan probabilitas signifikansi 0,002, nilai K-S untuk SQTVA_0 adalah 1,469 dengan probabilitas signifikansi 0,027, nilai K-S untuk SQTVA_1 adalah 1,790 dengan probabilitas signifikansi 0,003 dan nilai K-S untuk SQTVA_2 adalah 1,650 dengan probabilitas signifikansi 0,009. Ternyata meskipun telah ditransformasi, keseluruhan nilai probabilitas signifikansi TVA masih jauh di bawah =0,05 hal ini berarti hipotesis nol diterima atau variabel Trading Volume Activity tidak terdistribusi secara normal. Secara prinsip statistik, bahwa yang terutama adalah bahwa uji asumsi klasik telah dilaksanakan dan tidak dilanggar.
56
4.2.1.3 Variabel Penelitian Analisis deskriptif lanjutan lainnya pada penelitian ini memberikan gambaran atau deskripsi variabel-variabel penelitian selama periode pengamatan yang dilihat dari nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. Analisis ini dirinci sebagai berikut:
1. Abnormal Return (AR) Pada penelitian ini akan dilakukan analisis deskriptif terhadap Average
Abnormal Return untuk mengetahui bagaimana Abnormal Return saham selama event window (dua hari sebelum peluncuran Indeks SRI-KEHATI, pada saat
peluncuran Indeks SRI-KEHATI dan dua hari setelah peluncuran Indeks SRIKEHATI). Abnormal Return positif berarti return yang diharapkan lebih kecil daripada return yang diterima investor, sedangkan Abnormal Return negatif berarti return yang diharapkan lebih besar daripada return yang diterima investor. Berikut ini adalah nilai maksimum, minimum, mean dan standar deviasi dari abnormal return dengan perhitungan expected return menggunakan market
model yang diuji secara statistik:
Tabel 4.7 STATISTIK DESKRIPTIF ABNORMAL RETURN Hari Minimum Maksimum t-2 -0,059 0,236 t-1 -0,086 0,044 t0 -0,214 0,061 t1 -0,039 0,109 t2 -0,060 0,091 Sumber: Lampiran 11, data diolah Mean 0,00466 - 0,01607 0,00335 0,00927 -0,00222 Std. Deviation 0,056883 0,031640 0,051496 0,035067 0,030291
57
Sumber: Tabel 4.7 Dalam tabel 4.7 dan didukung oleh gambar 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa selama periode pengamatan (event window), besarnya Average Abnormal Return (AAR) pada perusahaan yang termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI
pergerakannya cukup berfluktuasi, yaitu ada yang mengalami peningkatan dan ada yang mengalami penurunan. Pergerakan yang tidak lazim terjadi pada t-2 dan t-1, di mana nilai AAR bernilai positif terjadi pada pengamatan t-2 namun secara dramatis turun tajam di hari berikutnya t-1. Oleh karena itu, deskriptifisasi analisa AAR lebih diseksamakan sejak hari peluncuran Indeks SRI-KEHATI atau t0. Pada saat peluncuran Indeks SRI-KEHATI yaitu pada saat t0 Average Abnormal
Return bernilai positif yang cukup tinggi dari nilai sebelumnya yaitu pada t-1
58
yang bernilai negatif. Dan setelah kenaikkan AAR dari t-1 ke t0, AAR terus bergerak naik dan dapat dari lima hari pengamatan tersebut nilai AAR tertinggi terjadi pada t1, tetapi pada hari berikutnya yaitu t2, terjadi penurunan yang cukup tajam hingga mencapai nilai -0,00222. Dan meskipun nilai AAR pada saat t0 adalah positif sebesar 0,00335 dan nilai AAR positif tertinggi terjadi pada saat t1 sebesar 0,00927, namun kepositifan ini tidak didukung penuh oleh nilai standar deviasi atau nilai simpangan baku pada masing-masing periode pengamatan tersebut, sebab nilai simpangan baku tertinggi selama periode pengamatan justru terjadi pada saat AAR positif. Besar nilai simpangan baku t0 adalah 0,051496 dan t1 adalah 0,035067. Hal ini menunjukkan bahwa informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI direspon secara negatif oleh pasar. Cummulative Abnormal Return (CAR) Pada penelitian ini akan dilakukan analisis deskriptif terhadap
Cummulative Average Abnormal Return (CAAR) untuk mengetahui bagaimana Cummulative Abnormal Return saham selama event window (dua hari sebelum
peluncuran Indeks SRI-KEHATI, pada saat peluncuran Indeks SRI-KEHATI dan dua hari setelah peluncuran Indeks SRI-KEHATI). Cummulative Abnormal
Return adalah hasil penjumlahan abnormal return sekarang dengan abnormal return hari sebelumnya selama suatu periode pengamatan peristiwa. Berikut ini
adalah dekriptifisasi secara statistik terhadap nilai maksimum, minimum, mean dan standar deviasi cummulative abnormal return:
59
Tabel 4.8 STATISTIK DESKRIPTIF CUMMULATIVE ABNORMAL RETURN Hari Minimum Maksimum t-2 -0,059 0,236 t-1 -0,130 0,277 t0 -0,166 0,285 t1 -0,094 0,272 t2 -0,098 0,270 Sumber: Lampiran 12, data diolah Mean 0,00466 -0,01141 -0,01476 -0,00549 -0,00771 Std. Deviation 0,056883 0,072982 0,082592 0,081792 0,077663
Sumber: Tabel 4.8 Dalam tabel 4.8 dan didukung oleh gambar 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa selama periode pengamatan (event window), besarnya Cummulative Average
Abnormal Return (CAAR) pada perusahaan yang termasuk dalam Indeks SRI-
60
KEHATI pergerakannya cukup berfluktuasi, yaitu ada yang mengalami peningkatan dan ada yang mengalami penurunan. Namun fluktuatifasi ini tidak seperti yang diharapkan di awal penelitian ini. Secara keseluruhan, nilai CAAR positif hanya terjadi pada t-2 sedangkan nilai CAAR negatif terjadi selama empat hari pengamatan yaitu t-1, t0, t1 dan t2. Pada hari pertama pengamatan yaitu t-2 nilai CAAR memang positif sebesar 0,00466, namun setelah itu terjadi penurunan tajam di t-1 hingga CAAR harus berada di nilai negatif sebesar -0,01141. Penurunan nilai CAAR tidak terhenti di t-1 tetapi semakin turun di t0 tepat di hari peluncuran Indeks SRI-KEHATI yaitu bernilai -0,01476. Ada sedikit harapan di t1 karena terjadi kenaikkan nilai yang tinggi dibandingkan dengan nilai CAAR terendah di hari sebelumnya, namun pergerakkan ke atas ini tidak mampu membawa CAAR ke posisi aman di nilai positif sebab nilai CAAR di t1 terhenti di nilai -0,00549. Dan kembali harus turun ke nilai -0,00771 pada hari terakhir pengamatan yaitu t2. Hal ini menunjukkan bahwa informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI direspon secara negatif oleh pasar.
2. Trading Volume Activity (TVA) Pada penelitian ini akan dilakukan analisis deskriptif terhadap rata-rata
Trading Volume Activity untuk mengetahui bagaimana Trading Volume Activity
yang merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk melihat dan mengetahui adanya pergerakkan dan kegiatan atau aktivitas perdagangan saham selama event
window (dua hari sebelum peluncuran Indeks SRI-KEHATI, pada saat peluncuran
61
Berikut ini adalah nilai maksimum, minimum, mean dan standar deviasi dari trading volume activity yang diuji secara statistik: Tabel 4.9 STATISTIK DESKRIPTIF TRADING VOLUME ACTIVITY Hari Minimum Maksimum t-2 0,000 0,601 t-1 0,000 0,647 t0 0,000 0,237 t1 0,000 0,590 t2 0,000 0,660 Sumber: Lampiran 18, data diolah Mean 0,02646 0,03160 0,01281 0,02677 0,03222 Std. Deviation 0,119829 0,128633 0,046933 0,117489 0,131205
62
Dalam tabel 4.9 dan didukung oleh gambar 4.4 di atas, dapat dilihat
Trading Volume Activity atau kegiatan perdagangan saham pada perusahaan-
perusahaan yang termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI di sekitar tanggal peluncuran indeks tersebut, mengalami fluktuasi. Nilai rata-rata Trading Volume
Activity terendah terjadi tepat pada hari peluncuran Indeks SRI-KEHATI atau t0.
Pada saat t-2 nilai rata-rata TVA adalah sebesar 0,02646, kemudian bergerak naik ke nilai 0,03160 pada t-1, hingga terus turun mencapai nilai terendah rata-rata TVA tepat pada t0 dengan nilai 0,01281, hari berikutnya yaitu t1 sukses bergerak naik hingga nilai rata-rata TVA berada di angka 0,02677, tapi harus turun lagi di hari terakhir pengamatan atau t2 dengan nilai 0,03222. Dari pergerakkan grafik tersebut sekilas tampak bahwa nilai rata-rata TVA pada t-2 dan t1 hampir berada di posisi yang sejajar, demikian pula dengan nilai rata-rata TVA pada t-1 dan t2.
4.2.2
Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah
dalam suatu penelitian, yang mana hipotesis tersebut didasarkan pada kajian teori yang diyakini oleh penelitinya. Hipotesis penelitian tersebut diuji dengan alat-alat uji hitung sesuai dengan tujuan penelitian. Pengujian dilakukan dengan harapan memperoleh hasil H0 ditolak. Berikut ini akan disajikan beberapa pengujian hipotesis dalam penelitian ini.
63
1. Pengujian Hipotesis 1 H0: = 0, artinya informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI tidak direaksi oleh pasar yang ditunjukkan dengan tidak adanya
abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran.
H1: 0, artinya informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI direaksi oleh pasar yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran.
pasar modal Indonesia bentuk setengah kuat secara informasi: peluncuran Indeks SRI-KEHATI. Terbukti atau tidak terbuktinya efisien pasar modal Indonesia bentuk setengah kuat ini ditunjukkan dengan ada tidaknya abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran Indeks SRI-KEHATI. Jika abnormal
return yang signifikan adalah tidak sama dengan nol, yaitu positif, berarti good news. Dan jika abnormal return yang signifikan adalah sama dengan nol, yaitu
negatif, berarti bad news. Penelitian ini menguji statistik abnormal return dengan menggunakan one sample t-test yang tersedia dalam program SPSS. Hasil pengujian terhadap Abnormal Return untuk perusahan-perusahaan yang termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI pada saat peluncuran, berikut ini: ditampilkan dalam tabel
64
Tabel 4.10 HASIL UJI ONE SAMPLE T-TEST ABNORMAL RETURN PADA = 5% Hari t-2 t-1 t0 t1 AAR 0,00466 -0,01607 0,00335 0,00927 Sign. (2-tailed) 0,686 0,018 0,748 0,199 0,718 Hasil Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
Berdasarkan tabel 4.10, diketahui bahwa pada hari pertama pengamatan atau t-2 nilai AAR adalah positif sebesar 0,00466 dengan siginifikansi sebesar 0,686, pada t-1 nilai AAR negatif sebesar 0,01607 dengan signifikansi sebesar 0,018, pada periode peluncuran Indeks SRI-KEHATI yaitu t0 nilai AAR melonjak hingga positif sebesar 0,00335 dengan signifikansi sebesar 0,748, nilai AAR terus naik di hari berikutnya atau t1 yaitu positif sebesar 0,00927 dengan signifikansi sebesar 0,199, dan pada periode akhir pengamatan atau t2 nilai AAR kembali merosot dengan nilai negatif 0,00222 dengan signifikansi sebesar 0,718. Mengacu pada keseluruhan probabilitas siginifikansi AAR selama periode pengamatan, selama empat hari pengamatan yaitu t-2, t0, t1 dan t2 nilai signifikansi keempatnya jauh di atas =0,05 sehingga dinyatakan tidak signifikan. Sedangkan untuk t1, nilai siginfikansinya adalah di bawah =0,05 dengan nilai AAR yang negatif, sehingga dinyatakan signifikan negatif.
65
Untuk melengkapi pengujian hipotesis terhadap Abnormal Return, maka berikut ini disajikan hasil pengujian Cummulative Abnormal Return untuk perusahan-perusahaan yang termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI pada saat peluncuran: Tabel 4.11 HASIL UJI ONE SAMPLE T-TEST CUMMULATIVE ABNORMAL RETURN PADA = 5% Hari t-2 t-1 t0 t1 CAAR 0,00466 -0,01141 -0,01476 -0,00549 Sign. (2-tailed) 0,686 0,442 0,380 0,740 0,624 Hasil Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
Dalam tabel 4.11, diketahui bahwa pada hari pertama pengamatan atau t-2 nilai CAAR adalah positif sebesar 0,00466 dengan siginifikansi sebesar 0,686, pada t-1 nilai CAAR menjadi negatif sebesar 0,01141 dengan signifikansi sebesar 0,442, pada periode peluncuran Indeks SRI-KEHATI yaitu t0 nilai CAAR semakin turun hingga tetap negatif sebesar 0,01476 dengan signifikansi sebesar 0,380, nilai CAAR sedikit naik di hari berikutnya atau t1 namun masih tetap negatif sebesar 0,00549 dengan signifikansi sebesar 0,740, dan pada periode akhir pengamatan atau t2 nilai CAAR harus turun lagi di nilai negatif 0,00771 dengan signifikansi sebesar 0,624. Mengacu pada keseluruhan probabilitas siginifikansi
66
CAAR selama periode pengamatan, selama lima hari pengamatan tersebut nilai signifikansi kelimanya jauh di atas =0,05 sehingga dinyatakan tidak signifikan. Melihat keseluruhan hasil pengujian statistik terhadap Abnormal Return baik dalam AAR maupun CAAR, bahwa hanya pada AAR t1 yang signifikan negatif dan keseluruhan hasil lainnya disekitar tanggal peluncuran adalah tidak signifikan. Oleh karena itu, dengan mengacu pada hipotesis penelitian yang telah dibuat sebelumnya dan berdasarkan kesimpulan hasil pengujian statistik ini, menyatakan hasil bahwa H0 diterima, yang artinya informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI tidak direaksi oleh pasar yang ditunjukkan dengan tidak adanya
abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran.
2. Pengujian Hipotesis 2 H0: = 0, artinya informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI tidak direaksi oleh pasar yang ditunjukkan dengan tidak adanya volume perdagangan yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran. H2: 0, artinya informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI direaksi oleh pasar yang ditunjukkan dengan adanya volume
efisien pasar modal Indonesia bentuk setengah kuat secara informasi: peluncuran
67
Indeks SRI-KEHATI. Terbukti atau tidak terbuktinya efisien pasar modal Indonesia bentuk setengah kuat ini ditunjukkan dengan ada tidaknya trading
volume activity (volume perdagangan) yang signifikan di sekitar tanggal
peluncuran Indeks SRI-KEHATI. Jika trading volume activity yang signifikan adalah tidak sama dengan nol, yaitu positif, berarti good news. Dan jika trading
volume activity yang signifikan adalah sama dengan nol, yaitu negatif, berarti bad news. Penelitian ini menguji statistik trading volume activity dengan
menggunakan one sample t-test yang tersedia dalam program SPSS. Hasil pengujian terhadap Trading Volume Activity untuk perusahan-perusahaan yang termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI pada saat peluncuran, ditampilkan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.12 HASIL UJI ONE SAMPLE T-TEST TRADING VOLUME ACTIVITY PADA = 5% Sign. (2-tailed) 0,280 0,231 0,185 0,266
Hasil Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
Berdasarkan tabel 4.12, diketahui bahwa pada hari pertama pengamatan atau t-2 nilai ATVA adalah sebesar 0,02646 dengan siginifikansi sebesar 0,280, pada t-1 ada sedikit kenaikkan ATVA menjadi sebesar 0,03160 dengan
68
signifikansi sebesar 0,231, sedangkan pada periode peluncuran Indeks SRIKEHATI yaitu t0 nilai ATVA malah turun hingga tinggal sebesar 0,01281 dengan signifikansi sebesar 0,185, nilai ATVA melonjak naik di hari berikutnya atau t1 hingga sebesar 0,02677 dengan signifikansi sebesar 0,266, dan pada periode akhir pengamatan atau t2 nilai TVA terus mengalami kenaikkan hingga mencapai angka sebesar 0,03222 dengan signifikansi sebesar 0,231. Dari t-2 ke t-1 terjadi kenaikkan ATVA yang cukup baik, kemudian merosot di t0, lalu kembali naik di t1 dan semaikin tinggi hingga nilai ATVA tertinggi ada di pengamatan t2. Simpulnya bahwa penurunan ATVA hanya terjadi di t0. Kenaikan-kenaikan nilai ATVA ini ternyata tidak sejalan dengan nilai signifikansinya, sebab selama lima hari pengamatan tersebut tidak ada satu pun ATVA yang signifikan, melainkan semua probabilitas signifikansinya adalah jauh di atas =0,05 sehingga dinyatakan tidak signifikan. Dan dengan mengacu pada hipotesis penelitian yang telah dibuat sebelumnya, dan berdasarkan kesimpulan hasil pengujian statistik ini, menyatakan hasil bahwa H0 diterima, yang artinya informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI tidak direaksi oleh pasar yang
ditunjukkan dengan tidak adanya trading volume activity (volume perdagangan) yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran.
4.2.3 Pembahasan 1. Pembahasan Abnormal Return Berdasarkan hasil analisis deskriptif untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi: peluncuran Indeks SRI-KEHATI selama periode
69
pengamatan yang dimulai sejak dua hari sebelum peluncuran Indeks SRIKEHATI, pada saat peluncuran Indeks SRI-KEHATI dan dua hari setelah peluncuran Indeks SRI-KEHATI, diperoleh informasi bahwa perusahaanperusahaan yang termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI cenderung memiliki AR positif yang dapat dilihat dari nilai AAR pada hari t0 dan t1, namun kepositifan ini tidak didukung oleh nilai simpangan baku yang dimiliki oleh masing-masing AAR tersebut sebab nilai simpangan baku tertinggi selama periode pengamatan justru terjadi pada kedua hari tersebut. Demikian pun dengan hasil analisis deskriptif terhadap CAR yang menginformasikan bahwa perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI cenderung memiliki CAR negatif yang dapat dilihat dari nilai CAAR pada hari t-1 sampai dengan t2. Selain dari kedua hasil analisis deskriptif, untuk semakin melengkapi dan membuktikan hasil dari hipotesis penelitian yang telah disusun maka pengujian hipotesis terhadap AR dan CAR pun telah dilakukan. Hasil dari pengujian AR selama periode pengamatan t-2 sampai dengan t2, yaitu hanya satu dari lima hari pengamatan terhadap AAR yang direaksi signifikan yaitu pada t-1, dan dengan signifikansi yang negatif dan diperlengkapi searah oleh CAR yang selama seluruh periode pengamatan menunjukkan hasil CAAR yang tidak ada satu pun yang signifikan, membawa pada kesimpulan bahwa hasil pengujian ini secara jelas menjawab bahwa informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI tidak direaksi oleh pasar yang ditunjukkan dengan tidak adanya abnormal return yang signifikan disekitar tanggal peluncuran.
70
2. Pembahasan Trading Volume Activity Selain pengujian terhadap Abnormal Return, tahapan analisis untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi: peluncuran Indeks SRI-KEHATI selama periode pengamatan yang dimulai sejak dua hari sebelum peluncuran Indeks SRI-KEHATI, pada saat peluncuran Indeks SRI-KEHATI dan dua hari setelah peluncuran Indeks SRI-KEHATI juga dilakukan terhadap variabel Trading Volume Activity. Hasil dari analisis deskriptif maupun pengujian hipotesis yang dilakukan terhadap TVA memperlihatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan analisis terhadap AR dan CAR, yaitu tidak ada satupun ATVA yang signifikan selama seluruh periode pengamatan. Hasil pengujian ini secara jelas menjawab bahwa informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI tidak direaksi oleh pasar yang ditunjukkan dengan tidak adanya trading volume activity yang signifikan disekitar tanggal peluncuran. Hasil yang searah antara AR dan TVA dapat dipastikan oleh karena keterkaitan satu sama lain diantaranya. Apabila sebuah informasi adalah informatif di pasar modal dan mempengaruhi harga saham di pasar, kemudian berlanjut menjadi bentuk pengaruh kepada investor yang tercermin dalam volume perdagangan, sehingga apabila kondisi yang sebaliknya terjadi pada AR demikian pun akan terjadi pada TVA.
3. Pembahasan Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Informasi Hasil analisis deskriptif dan pengujian hipotesis terhadap Abnormal return (AR) dan Trading Volume Activity (TVA) secara keseluruhan membuktikan
71
bahwa H0 diterima atau informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI tidak direaksi oleh pasar yang ditunjukkan dengan tidak adanya abnormal return dan volume perdagangan yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran. Oleh karena hasil pengujian ini membuktikan tidak adanya reaksi, yang berarti bahwa informasi peluncuran indeks SRI-KEHATI tidak memiliki kandungan informasi, dan dengan periode pengamatan yang diminimalisasi sebagai pemenuhan untuk meringkas tahapan penelitian lanjutan dari pengujian kandungan informasi, yaitu pengujian kecepatan reaksi pasar, dan hasil pengujiannya pun secara bersamaan menunjukkan tidak terpenuhinya hasil seperti yang diharapkan di awal pengujian, sehingga berdasarkan atas seluruh hasil pengujian dalam penelitian ini, dan untuk menjawab terpenuhi tidaknya tujuan dari dilakukannya penelitian ini, maka dinyatakan bahwa penelitian ini gagal membuktikan bahwa pasar modal Indonesia di sekitar periode peluncuran Indeks SRI-KEHATI adalah efisien bentuk setengah kuat secara informasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sujoko (1999), Setiawan Hartono (2003), serta Setawan dan Subekti (2004) yang gagal membuktikan bahwa pasar modal Indonesia adalah efisien setengah kuat. Konsisten pula dengan penelitian oleh Arianto (1996), yang dari hasill penelitiannya terhadap pasar modal Indonesia, dalam hal ini Bursa Efek Jakarta, bahwa setidaknya BEJ telah efisien dalam bentuk lemah (weak form efficiency), dan menyatakan bahwasanya secara empiris dari tahun ke tahun efisiensinya semakin meningkat, dan perlu ke tahapan pengujian pasar modal Indonesia secara efisien bentuk setengah kuat dengan melakukan event study, tetapi bentuk efisien setengah kuat pada pasar
72
modal Indonesia nampaknya tidak akan terbukti dikarenakan hasil pengujian Standar CAPM (Capital Assets Pricing Model) di Bursa Efek Jakarta, yang pada dasarnya pengujian CAPM adalah pengujian hipotesa bersama antara efisiensi pasar dan CAPM, dengan pengujian Standar CAPM yang dilakukan penulis di BEJ membuktikan CAPM tidak berlaku di Bursa Efek Jakarta. Ada banyak asumsi lahir dari hasil penelitian yang sangat mengejutkan ini, secara logis, salah satunya adalah karena informasi peluncuran Indeks SRI-
KEHATI ini merupakan informasi non-ekonomis yang tidak berbeda dengan alasan pengaplikasian seperti Corporate Sosial Responsibility (CSR) dan Good
Corporate Governance (GCG) yang menjanjikan keuntungan bagi investasi
jangka panjang dan kemungkinan sifat pasar Indonesia yang lebih menyukai investasi jangka pendek. Sehingga bagi investor, peluncuran Indeks SRI-KEHATI tidak begitu menarik untuk menghasilkan Abnormal Return ataupun Trading
Volume Activity yang signifikan di sekitar tanggal peluncurannya. Yang mana
asumsi dari hasil penelitian ini pun semakin memperlengkapi pendapat-pendapat yang terus berkembang yaitu bahwa Warga Negara Indonesia, yang dalam hal ini diwakilkan oleh para investor Indonesia, masih belum memahami makna dari pentingnya peduli terhadap lingkungan sehingga belum mengerti alasan penting dari dihadirkannya saham hijau di Indonesia yang dikenal dengan nama Indeks SRI-KEHATI sebagai acuan dalam berinvestasi di Bursa Efek Indonesia dewasa ini.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini mengambil informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI pada tanggal 8 Juni 2009 sebagai subyek penelitiannya. Yang mana Indeks baru ini mengusung tema berbeda dibandingkan dengan indeks-indeks yang ada sebelumnya di Pasar Modal Indonesia, yaitu kesadaran terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini hanya berisikan 25 perusahaan, sehingga secara otomatis pula 25 perusahaan tersebut menjadi sampel dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui terpenuhi atau tidak terpenuhinya efisien pasar modal Indonesia bentuk setengah kuat secara informasi: peluncuran Indeks SRI-KEHATI, yang ditunjukkan dengan adanya
abnormal return positif dan kenaikan volume perdagangan yang signifikan di
sekitar tanggal peluncuran Indeks SRI-KEHATI. Abnormal Return dihitung dengan menggunakan Market Model, seperti yang digunakan oleh Brown dan Warner (1985), sebab model ini dianggap paling tepat dalam mengekspektasi
Expected Return. Sedangkan volume perdagangan dihitung menggunakan rumus Trading Volume Activity.
Penelitian yang berlangsung di tahun yang sama dengan peristiwa peluncuran Indeks SRI-KEHATI ini, yaitu tahun 2009, mengharuskan peneliti untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam tahapan pengujian salah satu variabelnya yaitu Abnormal Return. Data yang dimaksud adalah beta saham, yang
73
74
mana data beta tersebut mengandung bias dan harus dikoreksi dulu untuk kemudian digunakan dalam perhitungan selanjutnya. Hasil analisis deskriptif Beta koreksi, menunjukkan adanya kenaikan yang cukup tinggi bagi beta dibandingkan dengan sebelum koreksi. Secara keseluruhan nilai beta menjadi semakin mendekati angka satu (nilai pasar) yang berarti semakin sensitif suatu sekuritas terhadap pasarnya, dan hal ini pun berarti perhitungan yang akan menggunakan nilai-nilai beta koreksi ini hasilnya menjadi lebih tepat dan aktual. Dan pada akhirnya setelah menuntaskan seluruh tahapan analisis dalam penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Kesimpulan pengujian hipotesis satu (H1), diperoleh hasil yaitu selama
event window (t-2 sampai dengan t2) pada perusahaan-perusahaan yang
termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI pada saat peluncuran, yang signifikan hanyalah pada AR di t-1 namun dengan nilai yang negatif, dan tidak ada satu pun yang signifikan pada CAR. Sehingga secara sederhana, hal ini berarti bahwa informasi peluncuran Indeks SRIKEHATI tidak direaksi oleh pasar yang ditunjukkan dengan tidak
adanya abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran. 2. Kesimpulan pengujian hipotesis dua (H2), diperoleh hasil yaitu selama
event window (t-2 sampai dengan t2) pada perusahaan-perusahaan yang
termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI pada saat peluncuran, tidak ada satu pun nilai TVA yang signifikan. Hal ini berarti bahwa informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI tidak direaksi oleh pasar yang
75
ditunjukkan dengan tidak adanya volume perdagangan yang signifikan di sekitar tanggal peluncuran. Kesimpulan inti dari hasil penelitian ini adalah penelitian ini gagal membuktikan bahwa Pasar Modal Indonesia atau yang lebih dikenal dengan nama Bursa Efek Indonesia adalah efisien setengah kuat secara informasi: peluncuran Indeks SRI-KEHATI.
5.2
Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa terdapat
beberapa keterbatasan, yang mana keterbatasan-keterbatasan tersebut apabila dapat diatasi akan mampu memperbaiki hasil penelitian. Beberapa keterbatasan yang harus dicermati dalam menginterpretasi hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya menguji efisiensi pasar modal Indonesia bentuk setengah kuat secara informasi, hanya berdasarkan satu peristiwa (event) saja, yaitu peluncuran Indeks SRI-KEHATI. 2. Indeks SRI-KEHATI merupakan indeks yang secara latar belakang merupakan indeks yang sangat berbeda dengan indeks yang telah ada sebelumnya di Indonesia, dan masih sangat baru sehingga pasar Indonesia belum mengenal betul kinerja dari indeks ini.
76
3. Jumlah sampel yang terbatas, yaitu hanya sebanyak 25 perusahaan yang termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI, pada saat peluncuran tanggal 8 Juni 2009. 4. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahun berjalan, yaitu data tahun 2009, sehingga data-data yang dibutuhkan harus dikumpulkan sendiri oleh karena belum tersedianya ICMD maupun ISMD untuk tahun yang dimaksud, dan data-data olahan lainnya seperti alpha, beta, dan sebagainya harus diolah sendiri. Dan oleh karena pada tahun berjalan tersebut belum dilakukannya evaluasi atau pemutakhiran anggota saham terhadap SRI yang direncanakan akan dilakukan dua kali dalam setahun, menyebabkan penelitian ini pun terbatas pada peristiwa peluncuran Indeks SRI-KEHATI saja, sehingga rentang waktu periode penelitiannya pun sangat terbatas. 5. Pengujian abnormal return yang menggunakan Market model seperti yang digunakan oleh Brown dan Warner (1985), seyogianya merupakan model ekspektasi yang dapat dibentuk dengan menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square), namun dalam tahapan pengujian dalam penelitian ini tidak memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menggunakan teknik regresi OLS yang ditawarkan oleh model ini. 6. Hasil dari uji asumsi klasik terhadap Trading Volume Activity (TVA) menunjukkan bahwa data TVA tidak normal, dan tahapan berikut yang dilakukan untuk menormalkannya yaitu hanya dengan melakukan transformasi dan hasilnya masih tetap tidak normal.
77
7. Penelitian ini menggeneralisasi kelompok investor, padahal sejatinya adalah tidak semua investor peduli terhadap lingkungan, sosial dan memiliki kecenderungan terhadap perusahaan-perusahaan yang
memiliki tata kelola perusahaan yang baik, sehingga informasi peluncuran Indeks SRI-KEHATI ini menjadi informasi yang irrelevan bagi investor-investor yang tidak peduli terhadap hal tersebut.
5.3
merupakan saran-saran dari peneliti, dengan harapan bahwa saran-saran yang diberikan dapat membenahi keterbatasan penelitian yang ada dan memperbaiki hasil penelitian, dan terutama yaitu semoga saran-saran berikut dapat menjadi pedoman bagi penelitian selanjutnya yang lebih baik, demi kesempurnaan hasil penelitian. 1. Secara umum, penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan perluasan dan pengembangan terhadap penelitian ini. Salah satu diantaranya, yaitu melakukan pengujian efisiensi pasar modal Indonesia dalam segala bentuk, teknik, event, dan dalam segala aspek di dalamnya, untuk mengetahui secara lebih pasti bagaimanakah karakteristik pasar modal Indonesia dan tergolong bentuk efisiensi manakah pasar modal Indonesia. 2. Seiring berjalannya waktu, dan Indeks SRI-KEHATI yang pastinya akan semakin menunjukkan eksistensinya di dunia pasar modal
78
Indonesia, maka diharapkan agar penelitian selanjutnya dapat mengembangkan pengamatan lanjutan terkait dengan Indeks SRIKEHATI, misalnya publikasi Indeks SRI-KEHATI dalam setiap periode evaluasinya yaitu evaluasi pemutakhiran anggota saham atau penyesuaian emiten yang layak masuk dalam kategori Indeks SRIKEHATI secara berkala dua kali dalam setahun, termasuk pembaruan jumlah saham beredar dan kejadian lain yang mempengaruhi komposisi tiap saham di dalam indeks ini. Dengan demikian, penelitian selanjutnya diharapkan akan mampu menganalisa kinerja dari Indeks SRI-KEHATI. 3. Penelitian selanjutnya diharapkan memperpanjang periode semakin
banyak, hingga dapat memenuhi harapan agar hasil penelitiannya menjadi semakin baik dan lebih memiliki point bagi konsistensinya. 4. Penelitian selanjutnya pun disarankan untuk lebih baik adalah tidak menggunakan data tahun berjalan sebagai data penghitungan, karena cukup menghabiskan banyak waktu dalam pengolahannya, padahal seyogianya data-data mengenai trading pasar modal yang telah diolah tersedia secara lengkap dan mendalam. 5. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat mempertahankan untuk menggunakan Market model dalam penghitungan Abnormal Return, namun dengan memanfaatkan teknik regresi OLS (Ordinary Least
79
dan Trading Volume Activity dalam menghitung volume perdagangan. 6. Hal lain yang juga disarankan untuk diingat yaitu agar data-data yang akan digunakan dalam pengolahan statistik harus diupayakan hingga benar-benar normal, sehingga hasil pengujian statistiknya semakin baik. 7. Saran terakhir bagi penelitian selanjutnya, yaitu kemungkinan bahwa hasil penelitian akan lebih baik bila penelitian selanjutnya berusaha untuk mengelompokkan investor menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pertama adalah kelompok investor yang peduli terhadap lingkungan, sosial dan memiliki kecenderungan terhadap perusahaanperusahaan yang memiliki tata kelola perusahaan yang baik, dan kelompok kedua adalah kelompok investor yang tidak peduli terhadap lingkungan, sosial dan memiliki kecenderungan terhadap perusahaanperusahaan yang memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Sebab bagi kelompok yang pertama, informasi Indeks SRI-KEHATI ini merupakan informasi yang relevan, sedangkan bagi kelompok yang kedua,
DAFTAR RUJUKAN Agustina M. V. Norpratiwi. Analisis Korelasi Investment Opportunity Set Terhadap Return Saham (Pada Saat Pelaporan Keuangan Perusahaan). (Online), (http://stieykpn.ac.id, diakses 01 Desember 2009). Bandi dan Jogiyanto Hartono. 2000. Perilaku Reaksi Harga dan Volume Perdagangan Saham terhadap Pengumuman Dividen. Simposium Nasional Akuntansi II IAI-KAPd. Bursa Efek Indonesia. 2008. Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia. (Online), (http://idx.co.id, diakses 18 November 2009). Doddy Setiawan dan Siti Subekti. 2004. Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan: Analisis Pengumuman Dividen Meningkat. Simposium Nasional Akuntansi VII Denpasar Bali. Dody Handoko. 2005. Analisis Penggunaan Koreksi Beta pada Perdagangan Saham Tidak Sinkron (Thin Market) Studi Pada Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003. (Online), (http://repository.petra.ac.id/1725, diakses 10 November 2009). Dyah Permata Budi Asri. 2008. Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. (Online), (http://janabrada.ac.id, diakses 13 Oktober 2009). Efendi Arianto. 1996. Pengujian Efisiensi Lemah Pasar Modal Indonesia. (Online), (http://cafe-ekonomi.blogspot.com, diakses 17 Februari 2010). Emillia Nurdin dan M. Fani Cahyandito. 2006. Pengungkapan Tema-Tema Sosial dan Lingkungan dalam Laporan Tahunan Perusahaan terhadap Reaksi Investor. (Online), (http://pustaka.unpad.ac.id, diakses 05 Oktober 2009). Imam Ghozali. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Indah Kurniawati. 2006. Analisis Pengaruh Pengumuman Earning terhadap Abnormal Return dan Tingkat Likuiditas Saham: Analisis Empiris pada Nonsynchronous Trading. Luciana Spica Almilia dan Lailul L. Sifa. 2006. Reaksi Pasar Publikasi Corporate Governance Perception Index pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Puji Santoso. 2009. Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Terhadap Pengumuman Reverse Split Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2001-2007. Skripsi Sarjana tak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya. R. Eka Septian Purnomo. 2009. Pengujian Efisiensi Pasar Modal Bentuk Setengah Kuat Terhadap Pengumuman Stock Split pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2007. Skripsi Sarjana tak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya. Rahadian, Yayasan Kehati Luncurkan SRI-KEHATI, (http://kehati.or.id, diakses 08 Oktober 2009). (Online),
Saham Hijau, (Online), (http://indohijau.net/id, diakses 24 November 2009) Tatang Ari Gumanti dan Elok Sri Utami. 2002. Bentuk Pasar Efisien dan Pengujiannya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 4, No. 1, (Online), (http://puslit2.petra.ac.id, diakses 13 Oktober 2009). Yenni Tri Puspitasari. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Sarjana tak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya. (Online), (http://www.idx.co.id).
(Online), (http://finance.yahoo.com).
The Launching of SRI-KEHATI Index, PR No.16/BEI.SPR/06-2009, (Online), (http://idx.co.id, diakses 05 Oktober 2009)
Harga
2108,81 2093,29 2056,65 2078,93 2032,72 2010,91 1998,64 1998,58 1916,83 1902,88 1892,84 1857,59 1890,97 1881,71 1885,72 1886,02 1803,57 1750,91 1785 1851,33 1842,02 1830,74 1862,53 1828,85 1798,34 1772,07 1788,15 1729,58 1722,77 1644,19 1595,92 1576,08 1591,34 1592,7 1615,23 1628,85 1661,84 1634,79 1625,09 1593,66
Hari
-38 -39 -40 -41 -42 -43 -44 -45 -46 -47 -48 -49 -50 -51 -52 -53 -54 -55 -56 -57 -58 -59 -60 -61 -62 -63 -64 -65 -66 -67 -68 -69 -70 -71 -72 -73 -74 -75 -76 -77
Harga
1570,26 1540,4 1465,75 1490,86 1516,64 1500,36 1499,73 1461,75 1434,07 1419,09 1462,74 1419,97 1436,12 1406,65 1360,89 1341,6 1322,84 1312,09 1324,85 1327,44 1310,41 1314,52 1300,21 1286,69 1288,07 1289,38 1264,82 1256,11 1285,48 1290,32 1300,11 1295,87 1312,44 1296,94 1323,7 1330,61 1318,04 1342 1338,74 1325,42
Hari
-78 -79 -80 -81 -82 -83 -84 -85 -86 -87 -88 -89 -90 -91 -92 -93 -94 -95 -96 -97 -98 -99 -100
Harga
1324,82 1332,13 1342,23 1350,64 1328,07 1320,36 1304,33 1310,64 1332,67 1324,65 1321,45 1336,63 1315,58 1327,32 1321,45 1344,15 1350,69 1363,88 1343,49 1386,91 1399,73 1406,55 1416,67
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
2 1 0 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23 -24 -25 -26 -27 -28 -29 -30 -31 -32 -33 -34 -35 -36 -37
4500 4600 4800 4750 4475 4150 4050 4000 3750 3825 3900 3600 3650 3725 3725 4150 3700 3325 3350 3500 3550 3725 3700 3575 3375 3350 3500 3200 3125 2875 2650 2625 2675 2725 2775 2750 2850 2850 2925 2750
-38 -39 -40 -41 -42 -43 -44 -45 -46 -47 -48 -49 -50 -51 -52 -53 -54 -55 -56 -57 -58 -59 -60 -61 -62 -63 -64 -65 -66 -67 -68 -69 -70 -71 -72 -73 -74 -75 -76 -77
2625 2475 2350 2425 2500 2550 2575 2475 3125 3025 3225 3000 3025 2925 2625 2550 2475 2450 2475 2500 2475 2500 2475 2500 2525 2625 2550 2525 2625 2575 2600 2600 2650 2650 2700 2500 2250 2300 2225 2175
-78 -79 -80 -81 -82 -83 -84 -85 -86 -87 -88 -89 -90 -91 -92 -93 -94 -95 -96 -97 -98 -99 -100
2125 2150 2225 2275 2275 2325 2200 2200 2275 2250 2225 2275 2225 2300 2200 2575 2925 3150 3125 3275 3250 3175 3150
2 1 0 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23 -24 -25 -26 -27 -28 -29 -30 -31 -32 -33 -34 -35 -36 -37
960 950 950 910 850 840 830 870 820 810 810 820 880 920 920 870 830 810 840 890 870 840 900 720 700 690 690 660 650 630 600 640 670 650 700 720 720 710 700 680
-38 -39 -40 -41 -42 -43 -44 -45 -46 -47 -48 -49 -50 -51 -52 -53 -54 -55 -56 -57 -58 -59 -60 -61 -62 -63 -64 -65 -66 -67 -68 -69 -70 -71 -72 -73 -74 -75 -76 -77
630 610 590 600 580 550 550 520 520 510 550 540 550 540 540 500 490 485 490 485 485 485 485 500 495 495 485 485 500 510 520 500 530 480 500 520 500 550 540 450
-78 -79 -80 -81 -82 -83 -84 -85 -86 -87 -88 -89 -90 -91 -92 -93 -94 -95 -96 -97 -98 -99 -100
455 465 460 470 470 475 465 460 475 475 480 480 480 500 490 490 510 550 510 540 580 600 620
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
PT Indosat Tbk
2 1 0 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23 -24 -25 -26 -27 -28 -29 -30 -31 -32 -33 -34 -35 -36 -37 5100 5200 5250 5150 5250 5150 5200 5350 5300 5350 5250 5150 5150 5100 5200 5300 5150 4950 5050 5200 5250 5150 5200 5200 5350 5300 5650 5600 5600 5350 5300 5000 5200 5250 5400 5450 5750 5700 5900 5750 -38 -39 -40 -41 -42 -43 -44 -45 -46 -47 -48 -49 -50 -51 -52 -53 -54 -55 -56 -57 -58 -59 -60 -61 -62 -63 -64 -65 -66 -67 -68 -69 -70 -71 -72 -73 -74 -75 -76 -77 5800 5900 5650 5800 5950 5600 5450 5150 4725 4650 4725 4600 4600 4500 4425 4425 4400 4375 4450 4475 4425 4375 4325 4300 4275 4275 4225 4200 4200 4275 4350 4350 4475 4350 4700 5500 5700 5650 5800 5800 -78 -79 -80 -81 -82 -83 -84 -85 -86 -87 -88 -89 -90 -91 -92 -93 -94 -95 -96 -97 -98 -99 -100 5850 5900 5850 5850 5800 5800 5650 5600 5650 5650 5750 5750 5750 5750 5750 5800 5800 5750 5700 5750 5650 5650 5700
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23 -24 -25 -26 -27 -28 -29 -30 -31 -32 -33 -34 -35 -36 -37
Harga 1180 1150 1110 1080 1000 1000 980 990 1000 990 960 960 980 970 1000 990 990 860 900 900 880 890 940 890 910 780 740 690 700 670 660 660 660 680 680 660 660 660 650 670
Hari -38 -39 -40 -41 -42 -43 -44 -45 -46 -47 -48 -49 -50 -51 -52 -53 -54 -55 -56 -57 -58 -59 -60 -61 -62 -63 -64 -65 -66 -67 -68 -69 -70 -71 -72 -73 -74 -75 -76 -77
Harga 650 630 590 610 610 580 580 560 550 550 570 560 580 570 540 530 540 530 530 520 500 520 500 510 520 530 520 500 550 560 550 560 580 540 570 570 560 610 550 530
Hari -78 -79 -80 -81 -82 -83 -84 -85 -86 -87 -88 -89 -90 -91 -92 -93 -94 -95 -96 -97 -98 -99 -100
Harga 540 550 540 550 530 520 500 540 580 570 570 590 570 580 580 590 600 620 580 610 640 670 690
Hari 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11 -12 -13 -14 -15 -16 -17 -18 -19 -20 -21 -22 -23 -24 -25 -26 -27 -28 -29 -30 -31 -32 -33 -34 -35 -36 -37
Harga 2425 2325 2275 2400 2150 2100 2075 2250 1970 1970 1980 1910 1950 1930 1930 1950 1820 1770 1790 1970 1980 1920 2025 1770 1720 1650 1480 1370 1420 1340 1280 1290 1320 1330 1380 1440 1470 1380 1380 1320
Hari -38 -39 -40 -41 -42 -43 -44 -45 -46 -47 -48 -49 -50 -51 -52 -53 -54 -55 -56 -57 -58 -59 -60 -61 -62 -63 -64 -65 -66 -67 -68 -69 -70 -71 -72 -73 -74 -75 -76 -77
Harga 1260 1220 1180 1170 1210 1160 1080 1070 1060 1060 1080 1070 1100 1070 1060 1040 1040 1020 1030 1030 1030 1040 1030 1030 1030 1050 1020 1010 1060 1050 1070 1070 1070 1060 1070 1080 1080 109 1100 1090
Hari -78 -79 -80 -81 -82 -83 -84 -85 -86 -87 -88 -89 -90 -91 -92 -93 -94 -95 -96 -97 -98 -99 -100
Harga 1100 1120 1100 1100 1060 1060 1040 1060 1090 1080 1120 1140 1090 1110 1110 1130 1140 1150 1100 1170 1180 1230 1270
PT Timah Tbk
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
Hari
Harga
8150 8050 8200 8200 8200 8200 7900 7900 7900 7900 8050 8150 8350 8400 8400 8000 8050 8150 8150 8000 8700 8450 8000
t-1
0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782 0,01782
t0
-0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072 -0,01072
t1
0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273 0,02273
t2
0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085 0,01085
Kode Saham
AALI AKRA ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BLTA BMRI BMTR BNGA INDF INTP ISAT KLBF LPKR MEDC PGAS PNBN PTBA SMCB TINS TLKM UNTR UNVR
Rit-2
-0,00267 0,01136 0,03448 0,02262 0,01418 0 0,07831 0,01190 0,02273 0,00518 0 -0,02632 -0,05072 0,01942 0 -0,01351 0,01439 0,10169 -0,01613 -0,00372 0 0,02381 0 -0,00457 0
Rit-1
0,03217 0 0,03333 0,06858 0,04196 0,02256 0,06145 0,07059 0,05926 0 0,04348 0,03243 0,02290 -0,01905 0 0,01370 -0,00709 -0,01538 0,08197 -0,00746 0,08000 0,11628 -0,00641 0,01376 0,00625
Rit0
-0,01818 -0,01124 -0,05376 -0,01863 0,02685 -0,05147 0,01053 0,04396 -0,03497 0 -0,01389 -0,02618 0 0,01942 0,03409 -0,02703 -0,02143 -0,05469 0,03030 0,00376 0,02778 -0,05208 -0,00645 0 -0,00621
Rit1
-0,01058 -0,03409 0,03409 0,04219 0,03922 0,00775 -0,04167 0,00000 0,05072 0,05670 0 0,01613 0,02239 -0,00952 -0,01099 0,01389 0 0,04132 -0,01471 0,01498 0,03604 0,02198 0,01299 0,00905 0
Rit2
-0,00267 0,03529 0,04396 -0,00810 -0,01887 0 -0,02174 0,01053 -0,04138 0,24390 -0,01408 0,03175 0,08759 -0,01923 0,07778 0,01370 0,02190 -0,00794 0 0,00369 0,02609 0,04301 -0,00641 -0,00448 0
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG IHSG a. Dependent Variable: BBCA B .001 1.058 1.025 Std. Error
Standardized Coefficients Beta t .433 .520 .608 6.026 7.580 Sig. .666 .000 .000
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BBRI Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BDMN Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BLTA Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG B .000 1.325 Std. Error .003 .151 .662
a a a
B -.002 1.565
B -.002 1.852
B -.001 1.645
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BMRI Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BMTR B -.001 .703 Std. Error B -.002 1.565 Std. Error
.003 .155
.004 .260
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BNGA B .002 .718 Std. Error
.004 .259
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: INDF Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: INTP B .000 .887 Std. Error .003 .154 .503 Standardized Coefficients Beta t -.061 5.762 Sig. .952 .000 B .002 1.298 Std. Error .003 .154 .648 Standardized Coefficients Beta t .636 8.433 Sig. .526 .000
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG B .002 .718 Std. Error
Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: ISAT Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: KLBF B .007 .399 Std. Error .004 .249
a
B -.003 .837
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: LPKR B -.002 .149 Std. Error
.001 .072
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: MEDC B .002 1.242 Std. Error
.004 .223
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG B -.002 .149 Std. Error
Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: PGAS Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: PNBN Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: PTBA Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: SMCB Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients B .000 1.413 Std. Error .004 .206
a a
B .001 1.189
B -.003 .824
B .001 1.367
Standardized Coefficients
Sig.
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG B 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: TINS Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: TLKM Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: UNTR Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: UNVR B 5.972E-5 .088 Std. Error B .002 1.622 Std. Error B -.002 .975 Std. Error .106 -5.183 B -.002 .149 Std. Error
Standardized Coefficients Beta t -1.792 .204 Beta 1.154 -.098 -.976 .251 .331 2.068 Sig. .076 .041
.002 .108
.003 .178
.002 .097
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: AALI B .002 1.027 Std. Error
.003 .172
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: AKRA Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: ANTM Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: ASII Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BBCA Coefficients Unstandardized Coefficients Model B Std. Error
a a a
B 1.332E-5 .764
B .001 1.661
B .001 1.474
B -.002 1.004
(Constant) IHSG
-.002 1.558
-.676 10.041
.500 .000
a. Dependent Variable: BBRI Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BDMN Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BLTA Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BMRI Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BMTR B -.001 .677 Std. Error .005 .259 .255
a
B -.002 1.864
B .000 1.651
B .001 1.325
(Constant) IHSG
.002 .720
.528 2.781
.598 .007
a. Dependent Variable: BNGA Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: INDF Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: INTP Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: ISAT Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: KLBF B .007 .388 Std. Error .004 .249 .155
a
B .001 1.314
B .000 .908
B -.004 .856
(Constant) IHSG
-.002 .160
-1.744 2.209
.084 .030
a. Dependent Variable: LPKR Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: MEDC Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: PGAS Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: PNBN Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: PTBA B .001 1.328 Std. Error .002 .139 .695
a
B .002 1.214
B .000 1.188
B -.002 .865
(Constant) IHSG
-6.417E-5 1.439
-.018 6.940
.986 .000
a. Dependent Variable: SMCB Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: TINS Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: TLKM Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: UNTR Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: UNVR B .000 .103 Std. Error .002 .097 .107
a
B .109 -5.225
B -.003 .976
B .002 1.590
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: AALI B .001 1.014 Std. Error
.003 .164
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: AKRA Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: ANTM Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: ASII Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BBCA Coefficients Unstandardized Coefficients Model B Std. Error
a a a
B 4.689E-5 .767
B .000 1.667
B .001 1.487
B -.001 .995
(Constant) IHSG
-.002 1.574
-.827 10.098
.410 .000
a. Dependent Variable: BBRI Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BDMN Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BLTA Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BMRI Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BMTR B -.001 .665 Std. Error .004 .257 .253
a
B -.002 1.847
B .000 1.604
B .001 1.345
(Constant) IHSG
.002 .725
.505 2.805
.615 .006
a. Dependent Variable: BNGA Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: INDF Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: INTP Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: ISAT Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: KLBF B .006 .337 Std. Error .004 .229 .147
a
B .001 1.312
B .000 .917
B -.004 .845
(Constant) IHSG
-.002 .176
-1.804 2.442
.074 .016
a. Dependent Variable: LPKR Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: MEDC Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: PGAS Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: PNBN Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: PTBA B .001 1.302 Std. Error .002 .130 .712
a
B .002 1.219
B .000 1.200
B -.002 .845
(Constant) IHSG
.000 1.410
.046 6.799
.963 .000
a. Dependent Variable: SMCB Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: TINS Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: TLKM Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: UNTR Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: UNVR B .000 .105 Std. Error .002 .096 .109
a
B .107 -5.119
B -.003 .971
B .002 1.578
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: AALI B .001 .997 Std. Error
.003 .165
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: AKRA Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: ANTM Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: ASII Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BBCA Coefficients Unstandardized Coefficients Model B Std. Error
a a a
B .000 .747
B .000 1.664
B .001 1.513
B .000 .999
(Constant) IHSG
-.003 1.580
-1.033 10.210
.304 .000
a. Dependent Variable: BBRI Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BDMN Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BLTA Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BMRI Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BMTR B -.001 .689 Std. Error .005 .258 .260
a
B -.002 1.822
B .000 1.583
B .001 1.356
(Constant) IHSG
.003 .702
.580 2.730
.563 .008
a. Dependent Variable: BNGA Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: INDF Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: INTP Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: ISAT Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: KLBF B .006 .329 Std. Error .004 .229 .143
a
B .000 1.318
B .000 .922
B -.004 .836
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: MEDC Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: PGAS Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: PNBN Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: PTBA Coefficients Unstandardized Coefficients Model B Std. Error B .001 1.299 Std. Error B -.002 .834 Std. Error B .000 1.209 Std. Error B .002 1.200 Std. Error
.004 .223
.003 .156
.003 .173
.002 .130
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: SMCB B -.002 .174 .000 1.408 Std. Error
Standardized Coefficients Beta t -1.543 .240 2.443 .132 .566 6.802 Sig. .126 .016 .896 .000
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: TINS Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: TLKM Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: UNTR Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG B .000 .126 Std. Error .002 .090 .140
a
B .109 -5.184
B -.003 .966
B .002 1.565
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: UNVR B -.002 .174 Std. Error
.001 .071
B .002 .980
B 8.004E-6 .747
B .001 1.652
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: ASII B .002 .980 Std. Error
.003 .163
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BBCA Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BBRI Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BDMN Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BLTA Coefficients
a a
B -.001 1.000
B -.003 1.582
B -.003 1.829
B .000 1.575
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG B -.003 1.582 Std. Error
Standardized Coefficients Beta t -1.106 .718 Standardized Coefficients Beta t -.058 .692 9.502 Sig. .954 .000 10.215 Sig. .271 .000
.003 .155
Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BMRI Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BMTR B .001 .717 Std. Error .005 .295 B .000 1.377 Std. Error .003 .145
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: BNGA Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: INDF Coefficients Model Unstandardized Coefficients
a a
B .003 .693
B .001 1.320
Standardized Coefficients
Sig.
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG B 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: INTP Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: ISAT Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: KLBF B .007 .329 Std. Error B -.004 .836 Std. Error .001 .926 B .003 .693 Std. Error
Standardized Coefficients Beta t .587 .262 Beta .420 .519 6.015 .675 .000 2.691 Sig. .559 .008
.003 .148
.004 .233
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: LPKR Coefficients Unstandardized Coefficients Model B Std. Error B -.002 .177 Std. Error
.001 .072
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: MEDC B -.002 .177 .002 1.191 Std. Error
Standardized Coefficients Beta t -1.447 .241 2.457 .631 .475 5.344 Sig. .151 .016 .529 .000
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: PGAS Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: PNBN Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: PTBA B .000 1.306 Std. Error .002 .129 .715 Standardized Coefficients Beta t .078 10.115 Sig. .938 .000 B -.002 .841 Std. Error .003 .173 .441 Standardized Coefficients Beta t -.700 4.868 Sig. .486 .000 B .000 1.198 Std. Error .003 .156 .613 Standardized Coefficients Beta t -.073 7.681 Sig. .942 .000
.004
1.397
.206
.565
6.779
.000
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: TINS Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: TLKM Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: UNTR B .002 1.547 Std. Error B -.002 .958 Std. Error B .111 -5.242 Std. Error
.092 5.285
.002 .107
.003 .175
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG a. Dependent Variable: UNVR B -.001 .136 Std. Error .002 .088 .154 Standardized Coefficients Beta t -.846 1.544 Sig. .399 .126
WEIGHT (BOBOT)
Coefficient Correlationsa Model 1 Correlations MinSatu MinDua Covariances MinSatu MinDua a. Dependent Variable: Rmt MinSatu 1.000 -.071 .010 .000 MinDua -.071 1.000 .000 .010
1,0991620112 1,1983240223
1 AALI 2 AKRA 3 ANTM 4 ASII 5 BBCA 6 BBRI 7 BDMN 8 BLTA 9 BMRI 10 BMTR 11 BNGA 12 INDF 13 INTP 14 ISAT 15 KLBF 16 LPKR 17 MEDC 18 PGAS 19 PNBN 20 PTBA 21 SMCB 22 TINS 23 TLKM 24 UNTR 25 UNVR Rata-rata Beta Koreksi
1,26783 0,92271 2,02037 1,75435 1,22828 1,87538 2,21930 1,97124 1,58778 0,84242 0,86040 1,55542 1,06291 1,00300 0,47813 0,17855 1,48832 1,42481 0,98742 1,63811 1,69323 -6,21091 1,16837 1,94368 0,10545 1,0026617
1,12884 0,83976 1,82571 1,62016 1,10356 1,71249 2,04884 1,81472 1,45639 0,74413 0,79140 1,44430 0,99804 0,94088 0,42647 0,17587 1,33438 1,30580 0,95078 1,45969 1,58169 -5,74312 1,07278 1,74767 0,11321 0,9157778
1,01400 0,76700 1,66700 1,48700 0,99500 1,57400 1,84700 1,60400 1,34500 0,66500 0,72500 1,31200 0,91700 0,84500 0,33700 0,17600 1,21900 1,20000 0,84500 1,30200 1,41000 -5,1190 0,97100 1,57800 0,10500 0,83152
1,09586 0,82107 1,82901 1,66303 1,09806 1,73668 2,00267 1,73997 1,49046 0,75732 0,77161 1,44870 1,01343 0,91890 0,36162 0,19125 1,31899 1,32889 0,91670 1,42781 1,54762 -5,69806 1,06179 1,72019 0,13849 0,9080837
1,17436 0,89515 1,97963 1,80707 1,19832 1,89575 2,19173 1,88736 1,65009 0,85920 0,83044 1,58179 1,10965 1,00180 0,39425 0,21210 1,42720 1,43559 1,00779 1,56501 1,67406 -6,28161 1,14799 1,85381 0,16297 0,9864603
Nomor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode Saham
AALI AKRA ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BLTA BMRI BMTR BNGA INDF INTP ISAT KLBF LPKR MEDC PGAS PNBN PTBA SMCB TINS TLKM UNTR UNVR AAR
ARt-2
-0,01742 0,02529 0,02104 -0,02712 -0,02919 -0,01834 -0,04381 -0,00985 -0,05860 0,23577 -0,02542 0,01288 0,07606 -0,02711 0,06559 0,01376 0,00376 -0,02439 -0,00771 -0,01508 0,00772 0,00437 -0,01708 -0,02757 -0,00108 0,00466
ARt-1
-0,03824 -0,05319 -0,07659 0,00436 0,01613 -0,02918 -0,08624 -0,04125 0,01662 0,04078 -0,01999 -0,01770 -0,00030 -0,02691 -0,02768 0,01189 -0,03233 0,01164 -0,03432 -0,01920 0,00014 0,04354 -0,00840 -0,03268 -0,00257 -0,01607
ARt0
-0,00831 -0,00306 -0,03590 -0,00370 0,03851 -0,03260 0,03232 0,06115 -0,02155 0,00813 -0,00812 -0,01312 0,00983 0,03247 0,03170 -0,02314 -0,01036 -0,04183 0,04136 0,01671 0,04289 -0,21394 0,00695 0,01491 -0,00509 -0,00335
ARt1
0,01165 -0,01463 0,00075 0,03796 0,02240 -0,00538 0,02777 0,03959 0,03171 -0,01249 0,02673 0,00662 0,00485 -0,03142 -0,01244 0,01229 -0,03259 -0,03906 0,06764 -0,03390 0,05243 0,10879 -0,02233 -0,01888 0,00378 0,00927
ARt2
-0,01338 0,00472 0,01881 0,00823 0,00630 -0,01106 0,06506 -0,00209 0,01049 -0,00219 -0,00916 -0,03904 -0,05995 0,01599 -0,00992 -0,01309 0,00181 0,09105 -0,02160 -0,01532 -0,01341 -0,04062 -0,00651 -0,02031 -0,00021 -0,00222
Nomor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode Saham
AALI AKRA ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BLTA BMRI BMTR BNGA INDF INTP ISAT KLBF LPKR MEDC PGAS PNBN PTBA SMCB TINS TLKM UNTR UNVR CAAR
CARt-2
-0,01742 0,02529 0,02104 -0,02712 -0,02919 -0,01834 -0,04381 -0,00985 -0,05860 0,23577 -0,02542 0,01288 0,07606 -0,02711 0,06559 0,01376 0,00376 -0,02439 -0,00771 -0,01508 0,00772 0,00437 -0,01708 -0,02757 -0,00108 0,00466
CARt-1
-0,05567 -0,02791 -0,05555 -0,02276 -0,01306 -0,04752 -0,13005 -0,05111 -0,04198 0,27655 -0,04541 -0,00483 0,07576 -0,05402 0,03791 0,02565 -0,02858 -0,01275 -0,04203 -0,03428 0,00787 0,04791 -0,02548 -0,06025 -0,00366 -0,01141
CARt0
-0,06398 -0,03097 -0,09145 -0,02646 0,02545 -0,08012 -0,09773 0,01004 -0,06353 0,28468 -0,05353 -0,01795 0,08559 -0,02155 0,06961 0,00251 -0,03894 -0,05458 -0,00067 -0,01757 0,05075 -0,16603 -0,01853 -0,04533 -0,00874 -0,01476
CARt1
-0,05233 -0,04560 -0,09070 0,01150 0,04784 -0,08550 -0,06996 0,04963 -0,03183 0,27219 -0,02679 -0,01132 0,09044 -0,05297 0,05717 0,01480 -0,07153 -0,09364 0,06697 -0,05147 0,10318 -0,05724 -0,04085 -0,06422 -0,00496 -0,00549
CARt2
-0,06572 -0,04088 -0,07190 0,01972 0,05414 -0,09656 -0,00489 0,04754 -0,02134 0,27000 -0,03595 -0,05037 0,03048 -0,03698 0,04725 0,00172 -0,06973 -0,00259 0,04536 -0,06679 0,08977 -0,09786 -0,04737 -0,08453 -0,00517 -0,00770
25 Mean Std. Deviation .00466 .056883 .238 .238 -.196 1.192 .117
25 -.01141
.072982
.082592
.081792
.077663
ABNORMAL RETURN
Descriptive Statistics N AR_Min2 AR_Min1 AR_0 AR_Plus1 AR_Plus2 Valid N (listwise) 25 25 25 25 25 25 Minimum -.059 -.086 -.214 -.039 -.060 Maximum .236 .044 .061 .109 .091 Mean .00466 -.01607 -.00335 .00927 -.00222 Std. Deviation .056883 .031640 .051496 .035067 .030291
One-Sample Statistics N AR_Min2 AR_Min1 AR_0 AR_Plus1 AR_Plus2 25 25 25 25 25 Mean .00466 -.01607 -.00335 .00927 -.00222 Std. Deviation .056883 .031640 .051496 .035067 .030291 Std. Error Mean .011377 .006328 .010299 .007013 .006058
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t AR_Min2 AR_Min1 AR_0 AR_Plus1 AR_Plus2 .410 -2.539 -.325 1.322 -.366 df 24 24 24 24 24 Sig. (2-tailed) .686 .018 .748 .199 .718 Mean Difference .004659 -.016067 -.003352 .009274 -.002216 Lower -.01882 -.02913 -.02461 -.00520 -.01472 Upper .02814 -.00301 .01790 .02375 .01029
Descriptive Statistics N CAR_Min2 CAR_Min1 CAR_0 CAR_Plus1 CAR_Plus2 Valid N (listwise) 25 25 25 25 25 25 Minimum -.059 -.130 -.166 -.094 -.098 Maximum .236 .277 .285 .272 .270 Mean .00466 -.01141 -.01476 -.00549 -.00771 Std. Deviation .056883 .072982 .082592 .081792 .077663
One-Sample Statistics N CAR_Min2 CAR_Min1 CAR_0 CAR_Plus1 CAR_Plus2 25 25 25 25 25 Mean .00466 -.01141 -.01476 -.00549 -.00771 Std. Deviation .056883 .072982 .082592 .081792 .077663 Std. Error Mean .011377 .014596 .016518 .016358 .015533
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t CAR_Min2 CAR_Min1 CAR_0 CAR_Plus1 CAR_Plus2 .410 -.782 -.894 -.335 -.496 df 24 24 24 24 24 Sig. (2-tailed) Mean Difference .686 .442 .380 .740 .624 .004659 -.011410 -.014761 -.005488 -.007706 Lower -.01882 -.04154 -.04885 -.03925 -.03976 Upper .02814 .01872 .01933 .02827 .02435
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Kode AALI AKRA ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BLTA BMRI BMTR BNGA INDF INTP ISAT KLBF LPKR MEDC PGAS PNBN PTBA SMCB TINS TLKM UNTR UNVR t-2
1.574.745.000 3.125.400.000 9.538.459.750 4.048.355.314 24.655.010.000 12.327.606.500 22.400.000 4.589.281.176 20.958.854.099 13.759.079.550 23.934.863.660 8.780.426.500 3.681.231.699 5.433.933.500 10.156.014.422 17.302.151.695 3.332.451.450 23.959.910.137 22.332.407.794 2.304.131.850 7.662.900.000 5.033.020.000 20.159.999.280 3.326.877.283 7.630.000.000
t-1
1.574.745.000 3.125.400.000 9.538.459.750 4.048.355.314 24.655.010.000 12.327.606.500 22.400.000 4.589.281.176 20.958.854.099 13.759.079.550 23.934.863.660 8.780.426.500 3.681.231.699 5.433.933.500 10.156.014.422 17.302.151.695 3.332.451.450 23.959.910.137 22.332.407.794 2.304.131.850 7.662.900.000 5.033.020.000 20.159.999.280 3.326.877.283 7.630.000.000
t0
1.574.745.000 3.125.400.000 9.538.459.750 4.048.355.314 24.655.010.000 12.327.606.500 22.400.000 4.589.281.176 20.958.854.099 13.759.079.550 23.934.863.660 8.780.426.500 3.681.231.699 5.433.933.500 10.156.014.422 17.302.151.695 3.332.451.450 23.959.910.137 22.332.407.794 2.304.131.850 7.662.900.000 5.033.020.000 20.159.999.280 3.326.877.283 7.630.000.000
t1
1.574.745.000 3.125.400.000 9.538.459.750 4.048.355.314 24.655.010.000 12.327.606.500 22.400.000 4.589.281.176 20.958.854.099 13.759.079.550 23.934.863.660 8.780.426.500 3.681.231.699 5.433.933.500 10.156.014.422 17.302.151.695 3.332.451.450 23.959.910.137 22.332.407.794 2.304.131.850 7.662.900.000 5.033.020.000 20.159.999.280 3.326.877.283 7.630.000.000
t2
1.574.745.000 3.125.400.000 9.538.459.750 4.048.355.314 24.655.010.000 12.327.606.500 22.400.000 4.589.281.176 20.958.854.099 13.759.079.550 23.934.863.660 8.780.426.500 3.681.231.699 5.433.933.500 10.156.014.422 17.302.151.695 3.332.451.450 23.959.910.137 22.332.407.794 2.304.131.850 7.662.900.000 5.033.020.000 20.159.999.280 3.326.877.283 7.630.000.000
Kode Saham AALI AKRA ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BLTA BMRI BMTR BNGA INDF INTP ISAT KLBF LPKR MEDC PGAS PNBN PTBA SMCB TINS TLKM UNTR UNVR
t-2 1.984.000 11.655.000 74.055.000 3.684.000 19.986.000 8.076.500 13.473.000 6.054.500 30.878.000 39.916.500 597 96.348.500 2.107.000 1.939.000 3.642.500 42.133.000 23.594.000 161.359.500 3.239.000 3.231.000 2.581.500 30.944.500 14.378.500 6.316.500 1.248.000
t-1 2.972.000 4.906.000 113.535.500 6.721.000 48.763.000 12.937.500 14.486.000 57.111.500 85.153.500 48.301.500 4.309.000 71.846.500 2.810.500 5.438.000 27.936.000 67.385.500 22.043.500 93.334.500 27.444.500 5.462.000 89.296.000 285.757.000 24.638.500 7.750.500 2.641.000
t0 2.181.500 2.237.000 74.291.000 5.358.500 32.855.000 7.076.000 5.305.000 87.458.500 16.665.500 46.166.500 930 58.131.000 3.592.000 6.605.500 13.817.000 31.543.500 11.532.000 43.985.000 17.200.000 3.173.000 40.308.500 91.756.500 30.018.000 7.127.500 3.703.000
t1 1.554.500 1.534.000 69.052.500 7.259.000 34.923.500 11.929.500 13.223.500 27.160.500 44.343.500 271.190.500 475 38.445.000 1.005.500 2.111.500 15.857.000 98.797.000 10.664.000 77.905.500 2.404.000 3.823.500 18.937.500 58.824.500 17.361.000 6.420.500 6.549.500
t2 1.615.500 5.858.000 100.263.500 4.848.500 28.830.000 8.058.500 14.776.500 21.987.500 25.633.000 774.432.500 1.475.500 122.688.000 9.862.000 4.424.000 62.721.000 108.285.500 19.154.500 49.927.000 2.868.000 5.710.500 50.998.000 81.508.000 18.687.500 7.510.000 4.876.500
Kode Saham
AALI AKRA ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BLTA BMRI BMTR BNGA INDF INTP ISAT KLBF LPKR MEDC PGAS PNBN PTBA SMCB TINS TLKM UNTR UNVR ATVA
TVAt-2
0,00126 0,00373 0,00776 0,00091 0,00081 0,00066 0,60147 0,00132 0,00147 0,00290 0,00000 0,01097 0,00057 0,00036 0,00036 0,00244 0,00708 0,00673 0,00015 0,00140 0,00034 0,00615 0,00071 0,00190 0,00016 0,02646
TVAt-1
0,00189 0,00157 0,01190 0,00166 0,00198 0,00105 0,64670 0,01244 0,00406 0,00351 0,00018 0,00818 0,00076 0,00100 0,00275 0,00389 0,00661 0,00390 0,00123 0,00237 0,01165 0,05678 0,00122 0,00233 0,00035 0,03160
TVAt0
0,00139 0,00072 0,00779 0,00132 0,00133 0,00057 0,23683 0,01906 0,00080 0,00336 0,00000 0,00662 0,00098 0,00122 0,00136 0,00182 0,00346 0,00184 0,00077 0,00138 0,00526 0,01823 0,00149 0,00214 0,00049 0,01281
TVAt1
0,00099 0,00049 0,00724 0,00179 0,00142 0,00097 0,59033 0,00592 0,00212 0,01971 0,00000 0,00438 0,00027 0,00039 0,00156 0,00571 0,00320 0,00325 0,00011 0,00166 0,00247 0,01169 0,00086 0,00193 0,00086 0,02677
TVAt2
0,00103 0,00187 0,01051 0,00120 0,00117 0,00065 0,65967 0,00479 0,00122 0,05629 0,00006 0,01397 0,00268 0,00081 0,00618 0,00626 0,00575 0,00208 0,00013 0,00248 0,00666 0,01619 0,00093 0,00226 0,00064 0,03222
Kode Saham AALI AKRA ANTM ASII BBCA BBRI BDMN BLTA BMRI BMTR BNGA INDF INTP ISAT KLBF LPKR MEDC PGAS PNBN PTBA SMCB TINS TLKM UNTR UNVR
SQTVAt-2 0,0355 0,0611 0,0881 0,0302 0,0285 0,0256 0,7755 0,0363 0,0384 0,0539 0,0002 0,1048 0,0239 0,0189 0,0189 0,0493 0,0841 0,0821 0,0120 0,0374 0,0184 0,0784 0,0267 0,0436 0,0128
SQTVAt-1 0,0434 0,0396 0,1091 0,0407 0,0445 0,0324 0,8042 0,1116 0,0637 0,0592 0,0134 0,0905 0,0276 0,0316 0,0524 0,0624 0,0813 0,0624 0,0351 0,0487 0,1079 0,2383 0,0350 0,0483 0,0186
SQTVAt0 0,0372 0,0268 0,0883 0,0364 0,0365 0,0240 0,4867 0,1380 0,0282 0,0579 0,0002 0,0814 0,0312 0,0349 0,0369 0,0427 0,0588 0,0428 0,0278 0,0371 0,0725 0,1350 0,0386 0,0463 0,0220
SQTVAt1 0,0314 0,0222 0,0851 0,0423 0,0376 0,0311 0,7683 0,0769 0,0460 0,1404 0,0001 0,0662 0,0165 0,0197 0,0395 0,0756 0,0566 0,0570 0,0104 0,0407 0,0497 0,1081 0,0293 0,0439 0,0293
SQTVAt2 0,0320 0,0433 0,1025 0,0346 0,0342 0,0256 0,8122 0,0692 0,0350 0,2372 0,0079 0,1182 0,0518 0,0285 0,0786 0,0791 0,0758 0,0456 0,0113 0,0498 0,0816 0,1273 0,0304 0,0475 0,0253
TVA_Plus1 TVA_Plus2 25 .02677 .117489 .484 .484 -.410 2.420 .000 25 .03222 .131205 .469 .469 -.403 2.343 .000
25 Mean Std. Deviation .02646 .119829 .511 .511 -.413 2.557 .000
Descriptive Statistics N TVA_Min2 TVA_Min1 TVA_0 TVA_Plus1 TVA_Plus2 Valid N (listwise) 25 25 25 25 25 25 Minimum .000 .000 .000 .000 .000 Maximum .601 .647 .237 .590 .660 Mean .02646 .03160 .01281 .02677 .03222 Std. Deviation .119829 .128633 .046933 .117489 .131205
One-Sample Statistics N TVA_Min2 TVA_Min1 TVA_0 TVA_Plus1 TVA_Plus2 25 25 25 25 25 Mean .02646 .03160 .01281 .02677 .03222 Std. Deviation .119829 .128633 .046933 .117489 .131205 Std. Error Mean .023966 .025727 .009387 .023498 .026241
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t TVA_Min2 TVA_Min1 TVA_0 TVA_Plus1 TVA_Plus2 1.104 1.228 1.365 1.139 1.228 df 24 24 24 24 24 Sig. (2-tailed) Mean Difference .280 .231 .185 .266 .231 .026465 .031599 .012808 .026772 .032219 Lower -.02300 -.02150 -.00656 -.02172 -.02194 Upper .07593 .08470 .03218 .07527 .08638
KETERANGAN Penulisan Proposal Presentasi Proposal Pengumpulan Data Analisis Data Penulisan Laporan Skripsi Penyerahan Skripsi
SEPTEMBER 1 2 3 4 1
OKTOBER 2 3 4
NOVEMBER 1 2 3 4
DESEMBER 1 2 3 4 1
JANUARI 2 3 4 1
FEBR 2
SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Alamat NIM Jurusan Program Studi : : : : : Amelia Tangketasik Jl. Pumpungan IV / 20C, Surabaya 2006.310.413 Akuntansi Strata 1
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi saya yang berjudul: Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Informasi: Peluncuran Indeks SRI-KEHATI (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia) Adalah benar-benar merupakan karya saya sendiri dan bukan jiplakan (plagiat) dari karya ilmiah orang lain serta bukan hasil dibuatkan oleh orang/pihak lain. Apabila di kemudian hari ternyata Pernyataan Saya tersebut tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan Skripsi beserta segala hal yang terkait dengan Skripsi Tersebut. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Amelia Tangketasik