Anda di halaman 1dari 7

AWAL PERGERAKAN SEDIMEN Kebanyakan teori transportasi sedimen didasarkan pada teori Shields (1936), yang membandingkan gaya

pendorong dan gaya kritis butiran. Bila gaya pendorong lebih besar dari gaya kritis (gaya tahan terhadap aliran dari individu butiran ) akan terjadi transportasi sedimen. Laju transportasi partikel berhubungan dengan gaya angkat (lift force) yang bekerja pada partikel tersebut. Apabila gaya angkat lebih besar daripada berat terendam (immersed weight) maka akan terjadi transportasi sedimen. Konsep ini di kenal sebagai konsep Statistik dan dipakai dasar teori formula transportasi sedimen oleh aliran searah.

Bila aliran pada dasar yang terdapat butiran tidak kohesif, gaya-gaya yang bekerja pada butiran tersebut dapat dilihat pada gambar.

Gaya-gaya yang menggerakkan Gaya seret akibat aliran pada butiran:

Gaya angkat:

Gaya berat:

Keseimbangan gaya:

Angkutan sedimen di Indonesia memiliki sifat lebih bervariasi dan spesifik yang disebabkan sifat sungai yang berbeda. Selain itu adanya perbedaan dengan jenis endapan dan keadaan musim yaitu musim hujan dan kemarau. Hasil sedimen dari suatu daerah pengaliran tertentu dapat ditentukan dengan pengukuran sedimen pada titik kontrol alur sungai atau dengan menggunakan rumus rumus empiris atau semi empiris. Pengukuran angkutan sedimen dapat menggunakan rumus rumus pendekatan di bawah ini : 1. Rumus Meyer Peter :

2. Rumus Schocklitsch :

3. Rumus Kalinske :

4. Rumus Enstein :

Persamaan diatas digunakan untuk perkiraan pengangkutan dapat memberikan perkiraan keragaman dalam laju dan

sedimen. Karena Itu

volume yang dimungkinkan.

Sebenarnya tidak ada pengganti yang sejati untuk mengambil alih pengukuran laju pengangkutan sedimen paling sedikit harus ada pengukuran yang diperoleh dan dibandingkan dengan hasil perhitungan. Rumus rumus yang hasilnya paling mendekati hasil pengukuran dapat dipergunakan dengan keyakinan lebih besar untuk meramal besarnya pengangkutan sedimen pada keadaan aliran yang berbeda beda.

Sifat-sifat transportasi sedimen berpengaruh terhadap sedimen itu sendiri yaitu mempengaruhi pembentukan struktur sedimen yang terbentuk. Hal ini penting untuk diketahui karena sebenarnya struktur sedimen merupakan suatu catatan (record) tentang proses yang terjadi sewaktu sedimen tersebut diendapkan. Umumnya proses itu merupakan hasil langsung dari gerakan media pengangkut. Namun demikian sifat fisik (ragam ukuran, bentuk dan berat jenis) butiran sedimen itu sendiri mempunyai pengaruh pada proses mulai dari erosi, transportasi sampai ke pengendapan.

Dua sifat yang mempengaruhi media untuk mengangkut partikel sedimen adalah berat jenis (density) dan kekentalan (viscosity) media. Berat jenis media akan mempengaruhi gerakan media, terutama cairan. Sebagai contoh air sungai yang bergerak turun karena berat jenis yang langsung berhubungan dengan gravitasi. Sedangkan kekentalan akan berpengaruh pada kemampuan media untuk mengalir.

Hubungan arus searah dengan silang siur Dalam Gambar III.1 jelas bahwa pengaruh hidrodinamika dapat membentuk dua jenis silang siur dan dune yang berbeda. Pada kondisi hidrodinamika dimana mulai terbentuk silang siur, kemudian dune sampai dengan sebagian dari dune dirusak tererosi kembali (lihat Gambar III.1) disebut rejim alir bawah (lower flow regim). Sedangkan mulai dari sini bila kecepatan aliran terus bertambah disebut rejim alir atas (upper flow regim).

Flow regim Lower flow regim (F<1): Menghasilkan struktur sedimen cross-lamination cross-bed

Upper flow regim (F>1): kan menghasilkan silang siur, planar-antidune

DAFTAR PUSTAKA
Sunardi Widjojo JB/TRANSPORTASI SEDIMEN OLEH KOMBINASI ALIRAN PERMANEN BERATURAN DAN GELOMBANG SERAGAM/ Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Subary Adinegara/Volume Angkutan Sedimen Dipengaruhi Oleh Kecepatan Aliran 99684725-angkutan-sedimen.pdf

Anda mungkin juga menyukai