Anda di halaman 1dari 4

ANALISA SENYAWA GOLONGAN FLAVONOID HERBA TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.

)
Sriningsiha*, Hapsoro Wisnu Adjib, Wahono Sumaryonoa, Agung Eru Wibowo a, Caidira, Firdayania, Susi Kusumaningruma, Pertamawati Kartakusuma a
a

Pusat P2 Teknologi Farmasi dan Medika Deputi Bidang TAB BPPT b Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

ABSTRAK
Tempuyung (Sonchus arvensis ) dari suku asteraceae merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki beberapa golongan senyawa flavonoid. Telah dilakukan isolasi senyawa golongan flavonoid terhadap ekstrak methanol herba tempuyung kering menggunakan kromatografi kertas dengan eluen n-butanol-asam asetat-air (4:1:5). Analisa dilakukan terhadap bercak yang diperoleh menggunakan metoda spektrofotometeri UV-vis dengan bantuan pereaksi geser natrium hidroksida, alumunium (III) klorida, natrium asetat dan asam borat. Hasil analisa menunjukkan bahwa senyawa flavonoid yang diperoleh termasuk dalam golongan flavon tersubstitusi yaitu 7,4-hidroksi flavon. Kata Kunci : Tempuyung (Sonchus arvensis ), Flavonoid, Kromatografi kertas, pereaksi geser.

Pendahuluan
Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan dalam semua aspek kehidupan manusia. Obat tradisional adalah salah satu bentuk nyata pemanfaatan sumber daya hayati tersebut. Salah satu tanaman yang biasa digunakan sebagai obat tradisional adalah tempuyung (Sonchus arvensis L.). Tempuyung mengandung banyak senyawa kimia, seperti golongan flavonoid (kaemferol, luteolin-7-O-glukosida dan apigenin-7-O-glukosida), kumarin, taraksasterol serta asam fenolat bebas. Kandungan flavonoid total dalam daun tempuyung 0,1044%, akar tanaman 0,5% dengan jenis yang terbesar adalah apigenin7-O-glikosida (3,4,5). Sementara pustaka lain menyebutkan bahwa daun tempuyung mengandung senyawa kimia antara lain luteolin, flavon, flavonol dan auron. Di dalam tumbuhan, flavonoid ada dalam bentuk glikosida dan aglikon flavonoid. Dalam penelitian ini dilakukan analisa kimia terhadap senyawa golongan flavonoid yang terdapat dalam herba tempuyung. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis flavonoid yang terkandung dalam ekstrak methanol herba tempuyung Tahapan penelitian meliputi pembuatan

ekstrak methanol serbuk kering herba tempuyung, pemisahanan senyawa kimia secara kromatografi kertas dan dilanjutkan dengan analisa senyawa kimia secara spektrofotometri UV-vis menggunakan pereaksi geser. Diharapkan penelitian ini akan lebih memperkaya informasi tentang cara isolasi dan jenis senyawa kimia yang terkandung dalam herba tempuyung

Bahan dan Metoda


BAHAN : Serbuk kering herba tempuyung, methanol, natrium hidroksida, alumunium (III) klorida, natrium asetat dan asam borat, asam asetat, n-butanol, aquadest. ALAT : bejana kromatografi, kertas Whatman no. 2, pipet mikro, ependorf, rotavapor, alat gelas. EKSTRAKSI. 500 g serbuk kering herba tempuyung yang diperoleh dari Balittro Bogor dimaserasi dengan 1,5 L n-heksana sambil diaduk hingga tidak memberikan filtrat yang berwarna. Ampas dikeringkan kemudian dimaserasi dengan 1,5 L methanol sambil diaduk hingga filtrat tidak berwarna, Filtrat dikumpulkan kemudian dikeringkan secara vakum menggunakan rotavapor hingga diperoleh ekstrak kental.

PEMISAHAN. 5 mg ekstrak methanol kental dilarutkan dalam 5 mL methanol kemudian disentrifuse untuk memisahkan endapan. Filtrat jernih yang diperoleh ditotolkan hingga membentuk pita pada bagian bawah kertas Whatman no. 2 ukuran 20x20 cm. Kertas dikembangkan dengan eluen campuran dari butanol : asam asetat : air (4:1:5). Pita yang yang diperoleh dipotongpotong kemudian dilarutkan dalam methanol p.a. sebelumnya dilihat di bawah lampu UV dan sinar tampak 366 nm dan diseri uap amoniak.

IDENTIFIKASI. IDENTIFIKASI. Pita yang memberikan profil spektra UV-vis khas flavonoid, diidentifikasi lebih lenjut menggunakan pereaksi geser : Alumunium (III) klorida, alumunium (III) klorida + asam klorida, natrium hidroksida, natrium asetat, campuran natrium asetat dengan asam borat. Uji kemurnia dilakukan terhadap pitapita flavonoid menggunakan kromatografi kertas dengan eluen asam asetat 5%, 10% dan 15%. Rangkaian tahapan kerja dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Serbuk herba tempuyung Maserasi dg n-heksana

Ekstrak n-heksana

Ampas Maserasi dg metanol

Ekstrak pekat metanol

Ampas

Pemisahan secara KKt

Identifikasi Gambar 1. Tahapan Penelitian

Hasil dan Pembahasan


Flavonoid merupakan salah satu dari sekian banyak senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh suatu tanaman, yang bisa dijumpai pada bagian daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga dan biji. Secara kimia, flavonoid mengandung cincin aromatik tersusun dari 15 atom karbon dengan inti dasar tersusun dalam konjugasi C6-C3-C6 (dua inti aromatik terhubung dengan 3 atom karbon) (10, 11). Keberadaan cincin aromatik menyebabkan pitanya terserap kuat pada daerah panjang UV-vis. Kromatografi kertas yang dilakukan menghasilkan 5 buah pita yang terpisah secara jelas yang memberikan flouresensi yang berbeda-beda di bawah lampu UV dan sinar tampak 366 nm dengan bantuan uap amoniak. Dari warna-warna yang timbul di dapat petunjuk kemungkinan-kemungkinan flavonoid yang terdapat masing-masing pita berdasarkan literature (9, 13). Uraian pita tersebut adalah :

Tabel 1. Pita pada kromatografi kertas No pita Warna pita tanpa uap amoniak (366 nm) Merah ungu Biru murup Coklat Biru terang Biru langit Warna pita dengan uap amoniah (366 nm) Kuning Hijau Coklat Biru terang Biru langit hRf (mm) 21 28 47 52 78 Dugaan

1 2 3 4 5

Flavon, flavonon Flavon, flavonon Flavon, khalkon, flavonol Flavon, flavonon Flavon, flavonol

Dari ke-5 pita tersebut, kemudian dilihat profil kromatogramnya menggunakan spektrometri UV-vis, ternyata kromatogram

pita 2 sesuai dengan data literature. Gambar spektrum pita 2 tersebut dapat dilihat di bawah ini.

Gambar2. Spektrum pita 2 Keterangan : Pita 2, Puncak 1 = 343 nm, Puncak 2 = 254 nm Pita 2 kemudian dilakukan perekasi geser, hasil perekasi geser dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Perubahan panjang gelombang pita 2 dengan penambahan pereaksi geser Pereaksi Puncak 1 Puncak 2 Pergeseran Pergeseran Dugaan (nm) (nm) Puncak 1 Puncak 2 substitusi (nm) (nm) -343 254 ---NaOH 404 271.5 +61 +12 4-OH NaOH 5 menit 402 271.5 +57 +17 4-OH AlCl3 357.5 267.5 +14 +13 -AlCl3 + HCl 350.5 265.5 +7.5 +11.5 -Natrium asetat 402 266 +59 +12 7-OH Natrium asetat 382 264 +19 +10 -+ asam borat

Melihat perubahan spektrum pita 2 dengan pereaksi geser (seperti terlihat pada table di atas), pendugaan warna dan pola puncak spektrum, maka dapat dikatakan bahwa golongan senyawa flavonoid pita 2 adalah flavon/flavonol. Penambahan NaOH, puncak 1 mengalami pergeseran batokromik sebesar +57 nm mengarah pada substitusi posisi 4-OH. Sementara itu penambahan natrium asetat, menyebabkan puncak 2 mengalami pergeseran batokromik sebesar +12. Dari data tersebut, dapat diduga bahwa pita 2 adalah senyawa flavonoid golongan flavon, yaitu 7,4-hidroksi flavon dengan struktur kimia sebagai berikut :

KESIMPULAN
Salah satu jenis senyawa flavanoid yang terkandung dalam tanaman tempuyung adalah 7-4-dihidroksi flavon.

PUSTAKA
www.indomedia.com/intisari/1999/juni/tempu yung.htm diakses tanggal 29-3-2002. Departemen Kesehatan RI, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, Jakarta, Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan, h. 3-8. Harborn J.B., Metoda Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Terjemahan Padmawinata K., Soediro I., Edisi II, Bandung: ITB, 1987, h. 1-3. Markham K.R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Diterjemahkan oleh Padmawinata. Bandung: ITB, h. 3-5, 15-21, 23-36, 39-47, 54-55. Pramono S., Sumarno, Wahyono S., 1993, Flavonoid Daun Sonchus arvensis L. Senyawa Aktif Pembentuk Komplek dengan Batu Ginjal Berkalsium. Warta Tumbuhan Obat Indonesia. Vol 2. Jakarta: Puslitbangfar, h. 5-7. Sasmito S., 1997, Kelarutan Batu Ginjal Kolesterol, Asam Urat dan Kalsium dalam Ekstrak Daun Keji Beling dan Tempuyung in-vitro, Majalah Farmasi Indonesia. Vol. 8, Yogjakarta: Fakultas Farmasi UGM, h. 75.

OH
4'

HO
7

O
Gambar 3. Struktur senyawa flavonoid hipotesa Uji kemurnian dilakukan terhadap senyawa yang ada dalam pita 2 menggunakan 3 macam eluen yaitu asam asetat 5%, 15% dan 50% secara kromatografi kertas satu arah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ke-3 spektrum memberikan pita tunggal.

Anda mungkin juga menyukai