Anda di halaman 1dari 13

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG

Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Penggunaan bahasa, (baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontrak sosial. Bahasa juga dipandang sebagai cermin kepribadian seseorang karena bahasa diterjemahkan sebagai refleksi rasa, pikiran dan tingkah laku. Adakalanya seorang yang pandai dan penuh dengan ide-ide cemerlang harus terhenti hanya karena dia tidak bisa menyampaikan idenya dalam bahasa yang baik. Oleh karena itu seluruh ide, usulan, dan semua hasil karya pikiran tidak akan diketahui dan dievaluasi orang lain bila tidak dituangkannya dalam bahasa yang baik. Proses penerimaan pesan pada manusia, membutuhkan alat indera. Sedangkan otak merima pesan untuk diterjemahkan menjadi sebuah informasi. Proses penerimaan pesan pada manusia dapat berupa informasi yang visual dan nonvisual. Informasi visual dapat diterima manusia melalui indera pendengarannya. Sedangkan, informasi yang non visual dapat diterima dengan cara melihat informasi tersebut. Informasi yang disampaikan dengan nonvisual ini sudah dimulai sejak jaman prasejarah. Awalnya dengan membuat gambar pada dinding goa dan lainnya. Berkomunikasi melalui lukisan-lukisan di dinding juga masih dilakukan, salah satu medianya adalah mural. Mural adalah salah satu media efektif yang saat ini masih digunakan sebagai alat penyampai pesan secara visual dan merupakan salah satu wujud dari seni rupa tetapi di dalamnya memiliki arti atau pesan yang disampaikan kepada khalayak umum. Selain mural dapat juga menggunakan grafiti sebagai penyampai pesan. Grafiti ini merupakan suatu coretan-coretan pada dinding tembok yang memiliki arti di dalamnya. Graffiti adalah kegiatan dari seni rupa yang menggunakan komposisi

warna, garis, bentuk dari volume untuk menuliskan kalimat tertentu di atas dinding. Seni grafiti senantiasa berkembang secara terus menerus.

1.2.

MASALAH

Di beberapa kota besar di Tanah Air seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Makassar, dan Medan sering terpampang di hadapan kita berbagai coretan atau mural di pagar tembok, dinding-dinding rumah atau gedung di dalam gang, lorong, atau bahkan di sepanjang jalan-jalan besar. Bagi pegawai dinas pariwisata dan tata kota, pelaku pencoret jelas saja adalah musuh. Mereka merusak kerapian dan keindahan kota. Belum lagi jika coretan itu berupa tulisan yang bernada subversif, tentu saja membuat aparat keamanan garuk kepala sambil mengernyitkan dahi mereka. Bagi masyarakat, mungkin banyak yang menyeringai pelaku sebagai perusak pemandangan, sebagian lagi mungkin malah beranggapan bahwa ini adalah hasil kerja seniman iseng yang kekurangan kanvas. Sangat sedikit yang memandang dan berpikiran terbuka dan menempatkan mural/coretan dalam konstruk masyarakat modern dan kompleks di mana bahasa komunikasi sangat beragam. Predikat paling santun diberikan atas keberadaan coretan dinding ketika dianggap sebagai aktivitas kesenian. Secuil saja yang mampu memahami bahwa coretan dinding adalah media komunikasi, ataupun sebagai teks dengan tingkatan signification yang tidaklah sederhana.

BAB 2 PEMBAHASAN Grafiti yaitu berasal dari Italia graffiti yang berarti goresan atau guratan (Susanto, 2002: 47). Menurut Danton (dalam Susanto, 2002: 3) menyebutkan dengan demotic art atau yang memiliki dan memberi fungsi pada pemanfaatan aksi coratcoret. Pada dasarnya aksi ini dibuat atas dasar anti estetik dan chaostic (bersifat merusak baik dari segi fisik maupun non fisik). Grafiti adalah salah satu tanda atau penanda yang dengan sengaja dibuat oleh manusia pada suatu permukaan benda baik itu milik pribadi atau milik publik. Pengerjaan graffiti bisa secara terang-terangan atau dengan sepengetahuan pemilik properti dan ada yang secara diam-diam atau tanpa sepengetahuan dari sang pemilik properti. Grafiti yang dikerjakan dengan tanpa sepengetahuan pemilik properti, maka grafiti tersebut dapat dikategorikan sebagai sebuah vandalism. Grafiti sendiri telah ada sejak peradaban kuno yaitu sejak zaman Yunani Klasik dan Kerajaan Roma. Pada zaman Romawi kegiatan grafiti sebagai sarana menunjukkan ketidakpuasan baru. Bukti ditemukannya adanya lukisan sindiran terhadap pemerintah di dinding-dinding bangunan. Lukisan ini ditemukan direruntuhan kota Pompei. Sementara di kota Roma sendiri dipakai sebagai alat propaganda untuk mendeskreditkan pemeluk Kristen yang pada saat itu dilarang oleh kaisar. Perkembangan grafiti lebih jelas lagi terlihat pada zaman Mesir Kuno. Memperlihatkan aktifitas melukis pada dinding-dinding piramida. Lukisan-lukisan ini mengkomunikasikan alam lain yang ditemukan oleh bangsa Firaun setelah dimumikan. Menurut catatan Majalah HAI no.36/XXX/4 10 September 2006, gerakan grafiti di Indonesia diawali tahun 1970-an. Berupa tag atau coretan tanda tangan pembuat serta coretan tulisan-tulisan yang lebih memaknakan identitas kelompok atau geng, nama sekolah, sumpah serapah, kritik sosial anti-pemerintah bahkan nama seseorang yang disukai. Cat semprot pada masa itu sudah marak. Di Jakarta

disemarakkan oleh coretan-coretan yang dimaksudkan sebagai kebanggaan kelompok atau geng. Seperti Rasela yang berarti Rajawali Selatan di kawasan gunung Sahari. T2R di wilayah Tomang-Slipi-Grogol atau Lapendos (Laki-laki Penuh Dosa). Di Bandung pada tahun 1970-1980 ada sekelompok geng yang menuliskan grafiti orexas (Organisasi Sex Bebas) yang menyemarakkan kota Bandung. Sekelompok pasukan dengan mengenakan sweater dan masker sambil menenteng cat semprot di tangan. Inilah yang biasa disebut komunitas boomber. Komunitas grafiti adalah salah satu komunitas yang berkembang dan menjadi salah satu bagian dari masyarakat. Komunitas ini sering disebut dengan komunitas boomber yang merupakan sebutan dari pelaku grafiti. Interaksi yang terjadi di dalam komunits grafiti, yang dilakukan oleh para boomber memungkinkan terjadinya pula pertukaran simbol-simbol yang memiliki nilai sehingga nilai tersebut menjadi dasarpara boomber untuk bertindak. Penerimaan nilai-nilai tersebut oleh para boomber mempunyai makna yang berbeda-beda. Banyak karya sastra yang ditulis baik oleh orang Indonesia maupun orang asing memotret sisi-sisi natural Indonesia. Beberapa diantaranya karya sastra yang berhubungan dengan dunia politik dan dunia ekonomi seperti: Sayangnya diantara karya-karya tulis tentang Indonesia tersebut, sangat sedikit dijumpai karya sastra khusus mengulas grafiti di Indonesia, utamanya grafiti yang terdapat di toilet umum dalam perspektif linguistik. Sedikitnya tulisan yang mengupas tentang grafiti di toilet umum ini dapat diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain; (a) adanya anggapan bahwa grafiti di toilet adalah produk dari tangan-tangan orang-orang yang kurang paham tentang kebersihan sehingga tidak layak untuk didiskusikan, (b) grafitidi toilet umum adalah produk orang-orang yang tidak terpelajar dan karenanya mengandung makna dangkal atau rendah, (c) dan adanya anggapan bahwa toilet umum adalah tempat yang kurang bersahabat untuk dijadikan bahan diskusi apalagi dalam bentuk sebuah artikel formal.Seni grafiti ada yang sengaja ditulis dan ada yang tidak disengaja ditulis. Grafiti juga telah ada di kota Surabaya. Terdapat beberapa coretancoretan yang di dalamnya juga terdapat maksud dan tujuan dari Sang Boomber.

Meskipun tidak seperti kota-kota besar lainnya, yang terdapat begitu banyak komunitas boomber sehingga menciptakan grafiti yang sangat banyak. Keberadaan grafiti di kota Surabaya ini menandakan adanya aktifitas layaknya kota besar lainnya dari komunitas boomber. Seni grafiti menjadi suatu kontroversial dalam masyarakat. Diantaranya ada yang merespon baik karena grafiti dipandang dapat memperindah kota dan diantaranya ada yang memandang buruk karena kehadiran grafiti dapat memperburuk keadaan tata kota. Sebagian kalangan yang memandang bahwa grafiti dapat memperindah kota disebabkan karena penggarapan boomber itu dinilai indah dan mempunyai letak pada kondisi yang tepat pada tempatnya. Sebelum adanya coretan grafiti tempat tersebut terlihat sangat jelek dan usang. Perubahan setelah digarapnya grafiti pada tempat tersebut menjadi terlihat lebih bagus dan terdapat suasana baru yang mempunyai nilai seni sendiri. Beberapa kalangan masyarakat yang menilai adanya grafiti dapat memperburuk keadaan tatanan kota dikarenakan penggarapan dari sang boomber yang asal-asalan dan tidak terkonsep sedemikian rupa sehingga berkesan sangat arogan dan tidak tertata dengan rapi. Selain itu juga pengerjaan grafiti yang memilih tempat asal-asalan tanpa sepengatahuan pemilik tembok atau pemerintah daerah. Kebencian sebagian orang terhadap kebiasaan corat-coret dinding atau yang populer dengan sebutan graffiti. Kata ini berasal dari kata graffito, graffiato [italia] atau graphein [yunani] yang artinya menulis. Kebencian ini disebabkan tidak adanya rasa hormat penulis graffiti ini terhadap properti milik orang lain. Dengan seenaknya mereka mencorat-coret dinding rumah, pagar, jalan umum, boks telepon umum, pintu rumah, rambu jalan, papan reklame, dan lain-lain yang bisa menjadi media pelampiasan ekspresi. Sehingga akhirnya, para pelaku dicap bertindak vandalisme dan kriminal. Tapi, kita tidak bisa pukul rata melihat graffiti. Tidak semua orang membenci graffiti. Beberapa distro/Mall di Surabaya malah menjadikan graffiti sebagai hiasan tembok baik di untuk eksterior maupun interior ruangan. Di lain pihak, para perupa atau seniman lukis tetap menganggap graffiti sebagai salah satu cabang seni. Karena

melihat bentuk aktivitas dan media yang digunakan serta karya yang dihasilkan hanya bisa diapresiasi dengan kaca mata seni. Sehingga muncullah kelompok-kelompok Art Crime yang meskipun mengakui graffiti adalah kriminalitas, tapi lebih mengarahkan kegiatannya kepada seni menulis indah.

Haruskah dilarang?

Di beberapa negara, aktivitas graffiti mulai terpasung dengan adanya undangundang yang diterbitkan pemerintah setempat. Contoh di Amerika Serikat, setiap negara bagian sudah memiliki peraturan sendiri untuk meredam graffiti. Bahkan kota San Diego di California dan New York telah memiliki undang-undang yang menetapkan bahwa graffiti adalah kegiatan ilegal. Namun ada juga kota yang menyediakan beberapa tembok khusus untuk dicorat-coret. Di Indonesia sendiri belum ada undang-undang yang khusus mengatur graffiti. Mungkin karena wabah graffiti belum begitu menyebar dan belum menjadi masalah besar seperti di AS. Akan tetapi tidak mustahil suatu waktu perkembangannya akan sulit dikendalikan. Ingat musim corat-coret baju seragam selepas pengumuman lulus ujian sekolah? Ini bisa jadi cikal bakal graffiti di ruang publik. Bayangkan kalau waktu itu hampir semua pelajar membawa cat semprot warna-warni di tas mereka dan kemudian mengebom (istilah yang digunakan oleh

kelompok pembuat graffiti) tembok sekolah atau rumah orang yang mereka lewati. Dan ketika Anda bangun pagi, pintu pagar Anda sudah penuh coretan warna-warni. Salah seorang pemilik toko di Jalan Sunu yang temboknya jadi korban graffiti mengaku tidak pernah tahu kapan temboknya dicoreti. Ketika ia bangun pagi coretan itu sudah ada. Jangan coba pula tanyakan siapa pelakunya, karena pasti ia hanya bisa menggeleng. Tapi bahwa sampai hari ini dia tetap membiarkan graffiti itu menghiasi di tembok tokonya, bukan karena tak punya dana atau waktu untuk mengecat ulang. Bagaimana menurut Anda, apakah aktivitas graffiti harus dilarang? Dengan pertimbangan merusak properti orang, vandalisme dan kriminal? Atau dibiarkan saja? Dengan alasan bahwa graffiti tetap merupakan ekspresi seni yang harus dihargai. Karena graffiti adalah produk seni yang tidak semua orang mampu membuatnya. Untuk membuat graffiti dibutuhkan talenta khusus. Juga, tidak sedikit seniman terkenal yang mengawali karirnya dari graffiti.

Makna Dibalik Coretan Yang Iseng Saat menganggur atau tidak sedang melakukan apapun, pasti terasa sangat jenuh dan membosankan. Disaat itulah seringkali muncul sifat-sifat iseng manusia. Salah satu sifat iseng manusia jika bosan adalah membuat coretan di kertas ataupun ditempat lainnya. "Kita cenderung mencorat-coret ketika bosan, dan hal tersebut dilakukan tanpa kesadaran penuh," ujar Ruth Rostron, ahli analisa tulisan tangan dan wakil ketua British Institute of Graphologists, seperti dikutip harian Daily Mail. Sebuah coretan yang tertulis ternyata memiliki sebuah makna. Coretan ini merupakan suatu lambang apakah saat ini kita sedang sedih ataupun kita sedang bahagia. Mungkin tanpa kita sadari coretan etrsebut memiliki makna dari kata cinta ataupun kata mutiara cinta yang tak terucapkan ataupun kata sedih dan kekecewaan kita. Beberapa gambar yang kerap dicoret berulang-ulang seperti bunga, bintang, kotak,

panah, atau pun wajah seseorang. Menurut Rostron, bagaimana coretan tersebut digambarkan penting untuk mengetahui makna sebenarnya. "Orang yang emosional yang selalu menginginkan harmoni dan kasih sayang cenderung menggambarkan bentuk bulat dan garis lengkung. Orang yang ramah dan praktis selalu menggunakan garis lurus dan kotak. Orang-orang berpengaruh biasa menggambarkan sudut, zigzag, dan segitiga, sementara orang yang ragu-ragu menggunakan cahaya dan garis tebal," ujarnya. Ia pun menambahkan bahwa orang yang biasa menggambarkan dalam bentuk yang besar termasuk orang-orang yang percaya diri, sementara orang yang menggambarkan dalam bentuk kecil termasuk orang yang lebih memilih untuk mengamati daripada berpartisipasi. Berikut beberapa bentuk gambar dan artinya: 1. Wajah Ekspresi wajah yang digambarkan merupakan indikasi baik dari suasana hati atau karakter orang yang telah menggambarkannya. Gambar yang bagus, wajah yang cantik menunjukkan bahwa Anda melihat sisi baik pada orang lain. Jika Anda menggambarkan sketsa wajah yang aneh atau jelek, Anda mungkin seseorang yang tidak mudah untuk percaya pada orang lain. Wajah komik menunjukkan keinginan untuk menjadi pusat perhatian. Gambar wajah anak-anak menunjukkan sebuah kebutuhan. Gambar wajah sendiri menunjukkan bahwa Anda seseorang yang introvert.

2. Papan catur Gambar kotak-kotak hitam dan putih menunjukkan bahwa Anda adalah seseorang yang penyabar dan tekun. Mungkin Anda berada di situasi yang sulit. Gambar tersebut juga termasuk gambar favorit orang-orang yang rentan terhadap perubahan suasana hati.

3. Bunga Kelopak bunga yang melingkar di sekitar pusat bunga menggambarkan orang yang selalu mengedepankan urusan keluarga. Jika Anda menggambarkan bungan dengan kelopak bungan yang runcing mungkin Anda menyembunyikan sebuah kehangatan dari sikap Anda yang berhati-hati. Jika Anda menggambarkan sekelompok bunga yang ceria, Anda termasuk orang yang suka bersosialisasi. Pucuk bunga yang menunduk menandakan Anda sedang merasa terbebani rasa khawatir.

4. Kupu-kupu Jika Anda menggambarkan hewan-hewan yang bisa terbang seperti kupu-kupu, burung, lebah berarti Anda tidak ingin terikat atau sedang menghadapi tugas-tugas sulit.

5. Hati Jelas, jika Anda menggambarkan hati, Anda sedang dimabuk asmara.

6. Pola yang rumit Membuat gambar yang sulit dan sangat detil sering dikaitkan dengan orang-orang yang obsesif yang tidak akan melepaskan ambisi mereka atau cinta mereka. Jenis gambar ini juga merupakan gambar favorit dari orang yang sangat tertutup.

7. Tangga Tangga adalah simbol dari ambisi dan keinginan untuk bekerja dengan cara Anda sendiri menaiki 'tangga-tangga' dalam kehidupan. Gambar tangga juga sering

10

menunjukkan bahwa Anda memiliki tugas penting jangka panjang. Gambar tersebut mewakili pencarian spiritual atau keinginan untuk menjadi lebih bahagia.

8. Jangkar kapal Jangkar kapal cenderung dikaitkan dengan seseorang yang penting dan memiliki tujuan tertentu dalam pikirannya, sadar akan tujuan pada targetnya. Jika panah pada jangkar tajam dan bersudut, target Anda mungkin sesuatu yang penting, mungkin saingan Anda atau tugas yang sangat penting. Jika jangkar lebih mengalit dan dihiasi oleh aksen-aksen, target Anda mungkin berhubungan dengan masalah asmara atau gairah.

9. Kapal dan pesawat Menggambar segala jenis alat transportasi menunjukkan bahwa Anda ingin melarikan diri dari sebuah situasi.

10. Rumah Gambar ini menunjukkan ksebuah kebutuhan akan keamanan. Gambar rumah yang rapih menunjukkan kehidupan rumah yang aman dan nyaman, sedangkan gambar yang berantakan, terutama gambar rumah tanpa jendela, menunjukkan kehidupan yang tidak bahagia di dalam rumah Anda. Sebuah rumah yang digambarkan di atas bukit menunjukkan Anda sering merasa terisolasi dan kesepian.

11. Jaring laba-laba Gambar ini menyimbolkan sebuah perasaan terperangkap atau keinginan untuk menarik perhatian seseorang ke dalam sebuah hubungan atau situasi.

11

12. Nama atau inisial Menggambarkan sebuah nama atau inisial adalah hal yang sangat biasa bagi mereka yang sangat menikmati menjadi pusat perhatian. Remaja yang kerap kali menggambarkan nama mereka mengindikasikan keinginan untuk melepaskan diri dari keluarga mereka dan mulai menjalani kehidupan yang mandiri. Namun, jika Anda menggambarkan nama orang lain menunjukkan bahwa orang tersebut berada di pikiran Anda. Mungkin seseorang yang Anda cintai atau justru orang yang membawa masalah di kehidupan Anda.

13. Bintang Bintang sering digambarkan oleh orang-orang yang ambisius. Banyak bintang kecil mengindikasikan sifat optimisme. Jika Anda menggambarkan satu bintang besar, tebal, dan bercahaya, Anda memiliki sebuah tujuan dalam langkah Anda. Gambar bintang yang rapi menunjukkan fokus mental yang baik, sementara bintangbintang yang asimetris menunjukkan seseorang yang energik.

14. Persegi Jika Anda sering menggambarkan sebuah persegi berarti Anda termasuk seseorang yang ingin mengontrol situasi dan Anda berpikir untuk memecahkan permasalahan Anda. Jika persegi yang Anda gambarkan akan terbentuk sebuah kubus, Anda cenderung orang yang sangat efisien, analitis yang dapat menangani situasi sulit.

15. Zigzag Jika zigzag yang Anda gambarkan mengalir, lembut, dan terdiri dari banyak garis melengkung, Anda termasuk orang yang romantis. Jika pola yang Anda gambarkan terdiri dari banyak garis lurus yang tajam, maka Anda merupakan orang yang agresif dan maskulin. Gambar zigzag menunjukkan sebuah pemikiran energik dan keinginan untuk mendapatkan sesuatu.

12

16. Tongkat Umumnya digambarkan oleh orang-orang yang sukses, tongkat sederhana mengungkapkan seseorang yang mengendalihan emosi mereka dan sangat terfokus pada tujuan hidup mereka

13

BAB 3 PENUTUP

3.1

SIMPULAN Tidak semua orang membenci graffiti. Beberapa distro/Mall di Surabaya

malah menjadikan graffiti sebagai hiasan tembok baik di untuk eksterior maupun interior ruangan. Di lain pihak, para perupa atau seniman lukis tetap menganggap graffiti sebagai salah satu cabang seni. Karena melihat bentuk aktivitas dan media yang digunakan serta karya yang dihasilkan hanya bisa diapresiasi dengan kaca mata seni. Sehingga muncullah kelompok-kelompok Art Crime yang meskipun mengakui graffiti adalah kriminalitas, tapi lebih mengarahkan kegiatannya kepada seni menulis indah.

3.2

SARAN Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan untuk itu, kritik dan saran kepada semua pihak dalam penyempurnaan makalah ini penulis sangat harapkan.

Anda mungkin juga menyukai