Anda di halaman 1dari 3

MALAM KELABU Indri Widiyanti Kisah cinta sering kita temui diberbagai cerita fiksi ataupun kisah dalam

perfilman. Tapi bagaimana dengan kisah cinta yang dibalut dengan tragedi, tentu kemasannya tidak mudah bahkan si pencipta sendiri pun harus mengaitkan kisah cinta itu dengan tragedi apa yang akan dimunculkan. Tragedi sendiri harus memiliki nilai sejarah yang sesungguhnya, inilah yang seharusnya ada didalam pikiran si penulis dan kebanyakaan dari penulis sendiri yang mengalami tragedi tersebut. kita mengenal Martin Aleida adalah seorang jurnalistik dan juga mantan aktivis Lekra Jakarta Raya, yang dijuluki dengan penggerak sastra kesaksian, sebab dari semua karya selalu bernilai sejarah dan tetap pada sisi latarnya yang menceritakan pasca G30S/PKI. Martin Aleida mencoba membuka sejarah dan merefleksikan apa yang ada pada waktu itu menjadi fenomena dan sebuah tragedi didalam cerita ceritanya termasuk di cerpen Malam Kelabu. Kisah cinta nan romantik yang disuguhkan Martin Aleida bukanlah kisah cinta biasa tetapi kisah cinta yang ditentukan oleh kekuasaan pada saat itu, inilah yang menjadikan kisah cinta yang romantis dalam cerpen Malam Kelabu menjadi kisah cinta yang romantis dan tragedi yang traumatis Kisah Cinta yang romantis disini dipantulkan dari tokoh utama yaitu, Kamalludin Armada seorang pria dari Jakarta yang ingin menemui kekasihnya Partini di Soroyudan. Baginya partini adalah pelabuhan yang dia tuju sejak dulu, disinilah kehidupan Kamalludin berubah. Dari surat- surat partinilah Kamaluddin bisa sampai ke Begawan Solo, untuk menikahi Gadis pujaannya, Partini. Meskipun dia tahu bahwa gadis yang akan dinikahinya adalah anak dari seorang anggota PKI, namun dirinya tidak pantang akan kenyataan itu. Kamalluddin sendiri sudah mengetahui bahwa keluarga partini salah satu keluarga yang dianggap komunis karena ayahnya seorang komunis. Hal itu tidak dihiraukan lelaki asal Asahan, Medan ini, dengan keyakinan cinta, kamalludin pun datang ke Solo untuk menikahi Partini. Menurut saya kisah cinta Kamalludin dan Partini sanagt kuat disini, Martin Aleida memang tidak menggambarkan secara detail alur mereka dalam percintaan tetapi dilihat dari Tokoh Kamalludin yang berkeyakinan membuat saya merasakan adanya alur percintaan yang kuat sebelum adanya cerita diawal cerpen ini. Selain alur,

ada juga ciri khas pembawaanya yang terlalu bertele-tele disebuah peristiwa, ini bisa dilihat di akhir cerita ketika si Tokoh Utama saat bunuh diri, tragedi tersebutlah yang menjadi bukti kisah cinta yang dibalut tragedi. Hal itu diawali dari keinginan tokoh utama yang pergi ke Soroyudan untuk menikahi Partini hal itu menjadikan cerita ini begitu dramatis. Kemudian ada tokoh Carik seorang pegawai desa dari kelurahan Laban, yang membongkar seluruh kejadian dan membuka sisi tragedi yang ada. Carik seorang anti komunis, dalam cerpen kamaluddin bertemu seorang lelaki berseragam yang memakai peci, setelah lama berbincang akhirnya carik membongkar suatu kejadian yang mengenaskan menegnai tunangan kamaluddin serta keluarganya, partini. Carik merasa bersalah sebab dialah yang pertama kali mnyerukan bahwa ada seorang komunis di rumah partini yaitu adik dari ayah Partini,sebab itulah rumah Partini dibumi hanguskan. Seluruh isi rumah termasuk penghuninya hanya tinggal abu dan debu. Inilah yang ,meleburkan hati kamaluddin dan membawanya pada kematian. Martin Aleida, mencoba membuat cerita cinta yang dikaitkan pula dengan sebuah kenyataaan pada saat itu, yaitu gerakan 30S/PKI. Bagaimana sebuah percintaan tidak dibatasi hanya semata-mata latar belkang keluarga komunis, namun bagaimana pula yang ada pada kenyataannya bahwa disetiap hal apapun yang terjadi pada masa itu, adalah bukan suatu hal yang tidak mungkin bahwa kekuasaanlah yang jadi penentu nasib seseorang, termasuk si Kamaluddin Armada ini. Tokoh Kamaluddin Armada ini memang sangat identik dengan realita si penulis yaitu dilihat dari asal tanah kelahiran yaitu Asahan, Medan. Selanjutnya pada alur kehidupan si Tokoh pun mencerminkan bagaiman si penulis luntang-lantung menjadi pekerja serambutan pasca G30S/PKI ini, sama-sama pernha membuka kios bensin pinggir jalan, dan hal terakhir adalah keduanya sama-sama mengalami pengaruhdari G30S/PKI. Martin Aleida pernah ditangkap dan dikurung dipenjara dibelakang Bank Indonesia, sedangkan si tokoh KomalludinArmada menjadi salah satu korban romantika yang dipengaruh adanya kekuasaan pada pasca G30S/PKI. Menurut saya , penulis sastra kesaksian ini ingin menghadirkan sebuah realita yang ada tentang pasca G30S/PKI bahwa kiprah seorang penulis tidak akan jauh dari apa yang dialaminya dan disaksikannya, ketika ada hal yang dianggap patut untuk dituliskan menjadi karya sastra disanalah wujud dari ciri khas si penulis. Tulisan yang patut dibaca sebab ini adalah buah karya kejujuran.

TUGAS KRITIK SASTRA

KRITIK SASTRA PADA CERPEN MALAM KELABU (SASTRA KESAKSIAN) KARYA MARTIN ALEIDA

OLEH :

INDRI WIDIYANTI 2125091915 KELAS : 3D

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2012

Anda mungkin juga menyukai