Anda di halaman 1dari 28

INTISARI

H.O.K. Tanzil sebagai seorang penyelidik yang tekun, sudah diketahui dalam kalangan kedokteran. Pengalamannya sebagai orang yang suka berkelana dunia naik mobil, ditulis dalam Intisari bulan April 1977. Bulan Juli yang lalu ia berangkat lagi dengan copilot yang sama : Ny. Tanzil. Kali ini menuju ke Banda Aceh. Rekan perjalanan lain adalah sebuah mikrobus VW yang kali ini angkat bicara. Bahwa keindahan pemandangan di Sumatera bisa dibanggakan, kita semua sudah maklum. Yang dilaporkan sekarang terutama keadaan jalan di daerah itu yang belum banyak dilalui orang.

Jakarta Banda Aceh PP


Kisah Sebuah Microbus

AYA adalah sebuah Micro-

dipasang untuk menyenangkannya. Menurut pengalaman Pak & Ibu Tanzil, kakak saya yang lahir di Eropa pada tahun 1972, dalam usia 3 tahun pernah dibawa keliling Europa, Amerika-Utara dan Amerika-Tengah

bus VW. Saya lahir di Jakarta tahun 1973. Oleh majikan saya, Bapak Tanzil, saya sehingga kini dirawat dengan baik. Bahkan saya dilengkapi dengan alat pendingin, radio, tape, dan TV-pun dapat

OKTOBER 1977 sejauh 44000 km, tanpa mengalami kerusakan yang berarti, kecuali pecah ban dua kali. Kepercayaan kepada kami inilah, memberariikan majikan saya berdua untuk membawa 'saya ke Sumatra, yang mereka angan-angankan. Pelbagai keterangan telah dicari perihal keadaan jalanan di pulau itu. Setelah hujan di sana mereda maka mereka mengambil keputusan memulai tour Jakarta Banda Aceh pp. tg. 23 Juli yang lalu. Perlengkapan masak, makanan, minuman dan perlengkapan untuk tidur telah mereka bawa agar dapat mempertahankan diri bila terpaksa harus berhenti lama di rimba karena sesuatu hal, menurut cerita pengalaman orang lain. Untuk saya sendiri hanya disediakan 4 buah busi, sebuah platina, sebuah kondensor, 2 galon muiyak Mesran dan yang terpenting seutas kabel. Lainlain tidak disediakan untuk saya. Bos saya berpendirian, tidak ada gunanya membawa macam-macam perlengkapan kalau ia tidak mengetahui sama sekali tentang mobil.
Berangkat "bertiga"

rak. Untuk orang yang belum pernah menyeberang ke Srengsem dengan ferry, membawa mobil urusannya rumit. Harus mondar-mandir sehingga calocalo yang berkerumunlah yang disuruh menanganinya. Walaupun surat-surat belum selesai, saya diperbolehkan masuk Ferry "Merak", Pembayaran karcis bagasi : Rp. 31.500 (untuk microbus; untuk sedan/jeep Rp. 21.000,), asuransi Rp. 300,- Bea pelabuhan Rp. 300,- Karena dilayani dengan baik, bos saya meninggalkan uang Rp. 2.000,sebagai persen. Ini ditolak dengan ramah, namun diberikan kepada sang calo untuk diteruskan. Setelah 45 menit bereslah semua. Ferry berangkat pada jam 09.30. Pelayaran ke Srengsem berlangsung selama 4 jam. Sesampainya di Pelabuhan tersebut, surat perintah Angkut Barang di-fiat keluar oleh BC dan meluncurlah saya ke Telukbetung. Hari pertama di Sumatra tidak banyak tugas saya. Keesokan harinya jam 05.30 mulailah tour yang sebenarnya dan hari itu bertujuan ke Palembang sejauh kira-kira 450 km. Waktu mau keluar kota jalanan kurang baik. Hal serupa ini banyak saya lihat di kota-kota pulau Jawa. Namun sebagian terbesar jalanan ke Kotabumi yang 95 km itu, le-

Begitulah pada hari yang ditetapkan Pak & Ibu Tanzil jam 5 pagi mengendarai saya dengan santai untuk berpetualang di pulau Sumatra. Setelah 3 jam sampailah kami di Me-

INTISARI bar beraspal kasar yang rata sehingga saya dapat meluncur dengan kecepatan 80 km per jam. Memang asyik benar jalan di sini, lagi pula tidak banyak kendaraan lain yang dapat menghambat saya. S e t e l a h K o t a b u m i ke Bukitkemuning (43 km) kwalitas jalanan berubah menjadi kurang baik. Bahkan beberapa bagian jalanan selanjutnya ke Martapura (85 km) yang berliku-liku, turun-naik dalam keadaan rusak berat, berbatu, berlobang besar dan harus jalan versnelling I dengan hati-hati. Untunglah tanahnya kering, kalau musim hujan tentu lebih 1 berabe. Yang menggembirakan ialah bahwa di beberapa tempat tampak sedang dalam perbaikan, dan di pinggir jalan tampak tumpukan batu yang diperlukan, yang memakan tempat setengah dari lebar jalanan yang sudah sempit-itu. Dari Martapura yang ditempuh dalam 5 jam saya menyelusuri jalanan aspal agak sempit dan sepi sejajar Sungai Komering. Setiba di Riang Bandung (43 km setelah Martapura) saya perlu diberi bensin yang harus dibeli di kakilima karena tak ada pompa Pertamina. Menurut keterangan, jalanan terpendek dari sini ke Palembang (175 km) adalah melalui Kayu Agung (110 km) jalanan ini adalah kelas II, kurang baik, sempit, sepi, truk dan bis dilarang melalui jalan ini (mereka harus melalui Baturaja). Untuk memastikan hal ini telah dipasang portal. Saya tertahan di tempat ini oleh sebuah bis mini, yang sedang menurunkan barang bawaan yang bertumpuk lebih tinggi dari portal. Setelah bis mini lolos barulah saya melaluinya. Jalanan yang kurang baik ini (110 km) ditempuh dalam 2V4 jam. Di Kayu Agung jalanan tanpa aspal, rusak berat sampai barang-barang dalam mobil kucar-kacir. Hal ini berlangsung sepanjang 10 km. Sampai Tanyung Ray a. Selanjutnya jalanan mulus, licin sepanjang

TOLARAM
MALANG tersedia khusus untuk Anda :
GORDIJN -WALLPAPER VITRAGE - BEDCOVER CARPET - BOUTIQUE MKLEED -TEXTILE RE"ADYMADE - TAILOR

TOLARAM
Pasar Besar 73-77 MALANG

OKTOBER 1977

lebih dari 50 km, dibangun Pertamina. Cuma terputus-putus pada jembatan-jembatan saja. Suatu pelipur lara setelah mengalami kocokan hebat. Jam 15.30 tibalah saya di Palembang dengan melintasi jembatan Ampera yang megah itu.
Seperti di U.S.A.

Dua hari di sini diisi dengan melihat kota Plaju dan Sungaigerong dengan kompleks Per-

taminanya yang bersih dan teratur. Suasana seperti dalam sebuah kota kecil di Amerika Serikat. Hari keempat tour dilanjutkan dari Palembang jam 0800* dengan tujuan Lubuk Lingau sejauh kl. 360 km. Untuk keluar kota jalanan agak sempit. Karena ada sebuah truk mogok, dan pemakai jalan kurang disiplin, maka timbullah kemacetan yang baru dapat diatasi setelah setengah jam.

INTISARI Jalanan ke Prabumulih (96 km) beraspal baik, licin, namun bergelombang. Karena sepi sekali saya dapat berjalan dengan kecepatan 80 km per jam dengan santai. Setelah hampif 2 jam sampailah saya di kota minyak Prabumulih yang terkenal pula dengan buah-buahannya. Sayang bukan musim iduku. Nenas yang manis dan cukup besar 3 buah harganya hanya Rp. 125,-. Jalanan Pertamina yang baik diakhiri dengan 2 km rusak, dan selanjutnya bertambah melalui hutan. Setelah 80 km, jam 12.00 tibalah kami di Muara Enim. Dari sini ke Lahat yang 40 km itu, 7 km jalanan berlubang-lubang besar. Sebagian telah ditambal dan sisanya cukup baik melalui hutan. Kadang-kadang tampak pohon-pohon durian, duku dan kopi yang selalu disertai dengan bau luwak. Dari Lahat ke Tebingtinggi yang berjarak 76 km itu, yang ditempuh dalam 2lA jam diawali dengan jalanan aspal di daerah pegunungan, berliku-liku, turun-naik, melihat tanaman karet dan kopi. Setelah 33 km jalanan sebagian besar tidak beraspal, rusak bahkan di Gunung Karta sepanjang 15 km parah sekali. Hawa panas sekali (jam 13.00) dan berdebu. Kami menjumpai sedikit sekali kendaraan. Dari Tebingtinggi jalanan berliku-liku, turun-naik beras-

10 pal yang berlobang-lobang. Ini pun hanya kl. 10 km, lalu jalanan tidak beraspal bahkan sebagian besar rusak berat. Setelah 36 km dari Tebingtinggi saya mogok. Bos saya menduga bahwa spoeier bensin tersumbat oleh kotoran karena membeli bensin dari jerrycan. Karena ia tidak mengerti perihal mesin maka tidak ada jalan lain daripada menunggu pertolongan dari kendaraan lain sebab dusun terdekat 5 km jaraknya

OKTOBER 1977 dari sana. Memang setelah 20 menit nampak sebuah truk dari pabrik rokok "Djarum" ke jururan yang sama dengan kami. Dua orang, pengemudi dan pengawal telah membantu. Setelah mesin dapat dihidupkan, bos saya memberi tip uang, tapi ditolak dengan ramah. Kami disuruh berjalan lebih dahulu agar mereka nanti dapat membantu bila perlu. Benar juga, setelah beberapa km, karena harus melintasi sebuah jembatan kayu yang sem-pit sehingga harus memakai versnelling I, maka saya mogok lagi di atas jembatan. Sekali lagi kami ditolong. Jalanan rusak tanpa aspal itu berlangsung sampai Muara Beliti. Setelah itu dengan merasa lega jalanan aspal yang cukup baik saya rasai sampai Lubuk Lingau jam 18.00.
Mogok lagi

APABILA ANDA
login mempelajari b. Inggris dengan cepat dan hemat. tapi sistimatis dan praktr& dg Grammar lengkap Conversation + Cassette British + American Pron segala jurusan/tingkatan dg. pelajaran dikirim dengan Pos ke alamat Anda. dimanapun kapanpun bise belajar dirumah dg. tenang tak khawatir hujan/panas/jauh dg test berkala dan penilaian/bimbingan ahIi2/dosen2 berpengalaman puluhan tahun hubungilah kami: S.G.I.B. POB 217 Bandung

Camaline
bekerja rangkap

Lebih dari Cleansing Cream


~_...~. Membersihkan * . Menyegarkan * dan MENGHALUSKAN kulit _

Setelah mengaso semalam, keesokan harinya, hari ke lima jam 7 pagi mulailah perjalanan yang sangat berat. Jarak 100 km ke Muara Rupit diawali dengan jalanan sepanjang 8 km yang beraspal. Lalu jalanan silih berganti tanpa aspal, yang rusak berat di beberapa tempat. Ada kalanya lantaran aspal licin saya melaju, tapi mendadak terdapat lubang-lubang besar yang tak dapat dielakkan sehingga saya terhempas sampai pening rasanya.

INTISARI Mulailah sekerup-sekerup saya longgar sampai memberi suara yang menjengkelkan. Kini sudah tidak bergairah lagi men--.' dengarkan radio/tape karena suaranya kalah oleh denyitnya saya. Setelah 3 jam lebih sampailah saya di Muara Rupit, di mana saya berhenti di behgkel sederhana untuk mengeratkan sekerup-sekerup. Jalanan yang rusak ini terdapat sampai Sarolangun 69 km lagi. Di dusun ini saya dapat diangkat dengan Pelayangan (ferry) yang memakai 2 buah motor dengan biaya Rp. 500,-. Selama menunggu giliran saya dibelikan bensin dari jerrycan. Berkat pengalaman, bensin disaring dengan saputangan, untuk mencegah pengotoran yang terbukti beralasan. Setelah menyeberang, jalanan ke Bangko sejauh 80 km, walaupun tidak beraspal tapi cukup rata, hanya sebagian saja yang rusak agak berat terutama pada jembatanjembatan kecil yang terdiri dari dua jalur papan beralas batang-batang pohon dan beberapa buah sudah lapuk. Di jalanan terpaksa beberapa kali saya berhenti karena mesin mati bila dioper ke versnelling I pa' da jembatan-jembatan kayu. Dengan susah payah saya sampai juga di Bangko jam 16.00. Di sebuah persimpangan saya mogok lagi, namun kali ini mesin tak dapat hidup lagi.

11 Setelah dicoba beberapa kali dan masih gagal, bos saya menanyakan kepada orangorang yang berkerumun. apakah dan dimanakah ada bengkel mobil. Mereka semua membantu mendorong saya sejauh kl. 100 meter. Pak montir berusaha memberi pelayanan sebaik-baiknya. Selama menunggu mendinginnya mesin diperoleh keterangan bahwa Bangko ini berpenduduk kl. 5000 orang, tidak mempunyai bioskop atau hiburan lain, sehingga melihat kami adalah suatu kejadian luar biasa. Setelah; mesin saya dingin, dicoba untuk menghidupkannya tapi gagal. Coil diganti baru (khusus menyuruh orang lain mencarinya). Masih belum berhasil. Begitupun setelah platina, kondensor dan busi-busi diganti baru! Haripun mulai gelap. Pak montir menegaskan bahwa ia akan berusaha menyelesaikan tugasnya biarpun harus melembur. Diusahakan memanggil montir lain yang mengerti mesin VW. ,Kini spoeier bensin dibersihkan, sebab benar kotor. Karena masih belum berhasil dicari-cari penyebab kerusakan. Memang kelihatan ada oli yang membasahi dasar mesin. Hal inilah yang disalahkan dan dikatakan bahwa harus turun mesin, pakking harus diganti. Dan barang ini hanya dapat diperoleh di Jambi atau Padang. Ke sana

12 saya naik bis makan waktu sehari.. Sehingga disimpulkan bahwa saya harus beberapa hari di Bangko untuk dibetulkan. Bos saya sudah kebingungan. Harus dicoba agar mesin hidup dan nanti semuanya dibetulkan di Padang. Tapi sekalir pun diutak-atik, mesjn tak dapat hidup. Secara kebetulan delco diriaikkan, maka langsung mesin hidup! Benar-benar seperti mujijat! Semua orang girang dan bersorak! Penonton menunggu di sekitar saya untuk mencoba melihat TV yang tadinya dijanjikan akan dipasang bila saya sudah dibereskan. Kini giliran bos saya mencoba TV yang tentunya tak mungkin menangkap siaran yang jauh dari mana-mana. Dengan agak kecewa kami berpamitan dari khalayak ramai. Oleh montir diantarkan ke sebuah penginapan terbaik jam 21.30, yaitu Hotel Saroja. Memang terasa sekali bahwa semua ingin membantu dalam segala hal, tanpa mengharapkan imbalan. Di hotel lampu listrik padam pada jam 22.30 (ini suatu kebiasaan). Jam 6.30 pagi pada hari ke-enam meluncurlah saya ke jurusan Padang yang kl. 175 km dengan kepercayaan lebih tebal. Jalanan tanpa aspal ini sampai Muara Bungo sejauh 92 km lagi. Bagian pertama 28 km sampai Rantau Panjang agak rata sehingga saya bisa melun-

OKTOBER 1977 cur 50 - 60 km per jam yang menyebabkan debu. Untuk kedua kalinya saya harus naik PeJayangan. Kemudian ke Senemat yang 40 km itu, jalanan lebih rusak disertai dengan banyak sekali jembatan-jembatan kecil yang hanya berupa dua jalur papan, bagian tengah berlubang sehingga memerlukan perhatian. Di jalanan yang rusak berat saya terperosok ke dalam sebuah lubang besar sehingga menyebabkan sesuatu yang tak beres dengan kemudi saya. Terdengar bunyi kelotakan (kemudian ternyata bahwa stabilisator bengkok). Hal ini menyebabkan saya dihentikan berkali-kali untuk mencari sebab yang tidak diketahui bos saya. Di Senemat saya harus naik Pelayangan untuk ketiga kalinya dan yang terakhir. Dari sini ke Muarabungo yang 22 km itu jalanan tanah agak rata lagi sehingga saya meluncur dengan mengakibatkan debu. Akhirnya saya dibelikan bensin lagi dari jerrycan karena tidak ada pompa Pertamina.
Trans Sumatra Highway lebih bagus dari Autobahn

Dari Muarabungo inilah melalui Sungai Dareh (102 km) sampai Silungkang seluruhnya , 200 km lebih, terdapat bagian Trans Sumatra Highway yang sudah selesai. Setelah mengalami perjalanan yang buruk dengan guncangan-guncangan

pemberantas utama

FLU , *"* SAKW


DR. FRITZ BODE

Berjaya - jayalah selalu dengan BODREX. karena maniur, aman, cocok bagi tua dan muda BODREX mudah diperoleh di mana

tablet berlapis dua dengan khasiat ganda

14

OKTOBER 1977 kan waktu 3 jam itu, dijumpai tidak lebih dari 10 kendaraan lain: Hanya sebuah jeep dan truk-tfuk yang ada hubungan" dengan pembuatan jalan. Bis sama sekali tidak nampak! Sampai hari ini, kecuali di Teluk Betung dan Palembang belum kelihatan sedan. Benar-benar sepi! Kampung pun jarang. -Pemandangan hutan sangat indah! Tanda khas yang tidak ada duanya di dunia (?) ialah rambu ada gambar rusa dan lembu yang terpancang di beberapa tempat di pinggir jalanan. Yang disayangkan ialah belum ada pompa Pertamina. Jika nanti seluruh jalanan Trans-Sumatra dari Tanjung Karang sampai Banda Aceh selesai, pastilah memberi akibat yang sangat menguntungkan dalam segala bidang ! Dari Silungkang ke Solok jalan Trans-Sumatra ini sepanjang 18 km sedang dalam penyelesaian. Sibuk sekali tampaknya. Sudah rata, hanya belum diaspal.
Direct Drive 2-capstan 3-Head with Dolby System

y a n g m e n y e b a b k a n saya "groggy", maka menyusuri jalanan Trans-Sumatra ini adalah suatu pelipur lara. Jalanan yang mulus dan licin ini_dibuat melalui hutan. Bagian pertama ke Sungai Dareh sebagian besar lurus turun-naik. Tikungan-tikungan yang ada, tidak tajam. Tidak heran bila orang menyatakan bahwa jalanan ini yang terbaik di Indonesia. Bahkan menurut bos saya perihal licin dan mulusnya adalah terbaik pula bila dibandingkan dengan Autostruda, Autobahn, Express Way, TransCanada, Trans-America dll. Ini mungkin karena Trans Sumatra masih "baru". Hanya di satu-dua tempat tampak tambalan. Kekalahannya dari luar negeri hanya dalam soal lebarnya. Namun untuk Sumatra sudah cukup, karena 3 buah kendaraan dengan mudah dapat berjajar. Lagi pula hal demikian ini akan jarang terjadi. Bahkan selama perjalanan di Trans-Sumatra yang mema-

Lenco
C-2003
CASSETTE DECK KAROSSA AUDIO
Glodok Baru Blok D43 Jakarta. Tel. 271730

SWISS MADE

INTISARI Jalan dari Solok ke Padang, walaupun beraspal tapi kurang baik, bertambal, agak sempit, pada permulaan menanjak dan banyak liku-liku sampai daerah Talang yang tinggi. Beberapa jembatan sedang diperbarui atau dibetulkan. Akhirnya saya memasuki Padang jam 15.30. Walaupun bos saya pernah ke Padang, jalan di sini asing baginya, maka tersesatlah ia, dan salah masuk jalanan yang terlarang (berlawanan arah). Sewaktu" memutar haluan, seorang polisi datang. Sebelura ia mengatakan sesuatu, bos saya mendahului menanyakan di manakah bengkel mobil VW untuk membetulkan saya. Melihat saya yang penuh debu dan bernomor polisi B itu, ia bukan menegor kesalahan bos saya, bahkan menyediakan diri untuk menunjukkan jalan. Pak polisi yang baik hati itu menolong kami ke sebuah toko untuk alat-alat VW. Kebetulan di situ ada seorang montir yang sanggup membetulkan saya dengan service segala. Walaupun sudah sore, ia menyanggupi untuk mengerjakan saya sampai selesai agar esoknya saya dapat melanjutkan perjalanan ke Prapat. Pak Polisi masih bersedia mengantarkan majikan saya ke Hotel Mariani sebelum ia kembali ke posnya. Benar-benar ' sifat penolong yang patut dihargai !

15 Menuju Prapat Saya sendiri diservice sampai jam 23.00. Shockbreker depan diganti, stabilisator diluruskan, knalpot bocor dilas dan pelbagai barang kecil diganti atau dibetulkan. Baru keesokan harinya jam 11.00 selesai. Sejam kemudian saya meninggalkan Padang dengan merasa lega ke arah Padang Panjang melalui jalanan yang baik dan sepi. Hanya sedikit mobil sedan yang terlihat. Setelah meliwati Lembah Anai yang indah sampailah saya di Bukittinggi. Dari kota pegunungan yang sejuk ini, perjalanan dilanjutkan ke Bonjol melalui jalanan yang berkelpk-kelok. Beberapa jembatan sedang dibetulkan. Di Bonjol tampak sebuah tugu bertulisan "equator" yang menandakan bahwa khatulistiwa melalui tempat itu. Jalanan yang rusak tampak sedang dibetulkan. Setelah Lubuk Sikaping dilalui Rimba Panti, yaitu Cagar Alam yang benar-benar indah, rimbun dengan jalanan yang lurus dan mulus. Pelbagai Nagari (desa di Lampung, dusun di Sumatra Selatan) sambung bersambung. Kira-kira 40km sebelum Kotanopan mulailah jalan banyak berliku-liku, pendek dan tajam. Ketika itu hujan, sehingga saya lebih hati-hati. Hampir jam 18.00 sampailah kami di Kotanopan, setelah. menempuh 270 km dan masuk

16 di garasi sebuah Pasenggrahan yang baru saja di up-grade. Hawa tidak panas; Kotanopan terletak kl. 450 m di atas permukaan laut. Setelah istirahat semalam, pada hari ke 8 jam 6.30 berangkatlah saya menuju Prapat melalui jalanan seperti sebelumnya, yaitu berliku-liku lagi. Antara Sidoli dan Panyabungan, desa-desa agak rapat. Di sebuah desa yang agak ramai, Ibu Tanzil membeli pisang goreng yang nampaknya banyak dijual di daerah itu. Penganan yang enak itu harga hanya Rp. 5,- sebuah! Padang Sidempuan Ke Tarutung dapat dicapai dengan dua jalan. Yang pertama melalui Sibolga dengan liku-liku mautnya antara Sibolga - Tarutung. Kemungkinan kedua yang lebih pendek dan kurang baik yang saya lalui ialah via Sipirok, yang juga berkelok-kelok, lebih banyak dari yang ada di Jawa. Setelah 14 km, di Pargarutan dapat melalui Gunungtua dan Rantauprapat bila hendak ke Medan (Jalan inilah yang saya lalui waktu pulangnya). 24 km kemudian sampailah saya di.Sipirok dan mulailah jalan yang kurang baik di daerah pegunungan yang berliku-liku, turun-naik dan kira-kira sepanjang 2 km rusak sekali. Jam 12.00 setelah menempuh 220 km tibalah saya di Tarutung. Ramai juga kota ini. Tam-

OKTOBBR 1977 pak sado dengan kap yang khas! Jalanan selanjutnya ke Siborongborong (26 km) ternyata baik. Pemandangannya indah. Hal ini makin bertambah cantik mendekati Balige, yang tidak kalah dengan daerah Puncak, bahkan menurut bos saya mengingatkan pemandangan di Swis. Tapi sayang 2 km dari Balige, ban belakang saya kempes terkena paku. Terpaksa ditambalkan di Laguboti. Biayanya Rp. 200,-. Pemberian tip ekstra benar-benar dihargai. Jalanan ke Porsea harus melalui 4 buah jembatan rusak. Perjalanan ke Prapat dimulai lurus dan diakhiri dengan liku-liku di daerah pegunungan disertai dengan pemandangan danau To"ba yang sangat indah. Maka jam 16.00 setelah menempuh 324 km sampailah saya di Prapat. Menurut bos saya'yang pernah ke mari 6 tahun yang lalu, nampak kemajuan yang besar. Hotel-hotel baik dan banyak, begitupun restoran. Di kota yang sejuk inilah yang letaknya 941 m diatas permukaan laut, saya mengaso semalam. Target terakhir Esoknya hari ke 9 jam 07.30 dimulailah perjalanan ke Medan. Jalan Prapat Pematangsiantar tidak kalah dari jalanan ke Puncak, mengenai balknya. Jalan seperti ini tampak pula sampai Tebingtinggi

INTISARI ,
melalui perkebunan-perkebunan karet dan kelapa sawit. Jalan agak sepi. Di Tebingtinggi sendiri terdapat jembatan dan jalan rusak yang sedang diperbaiki. Kini jalan mulai ramai. Setelah melalui Lubukpakam sampailah saya di Medan jam 10.30. Di sinilah saya hanya diberi tambahan oli, untuk melanjutkan tujuan terakhir, yaitu Banda Aceh. Hari kelO perjalanan dimulai dari Medan jam 6.30. Jalan ke Binjai baik dan mulai ramai, tgrutama banyak bis dan oplet. Dari kota ini ke Tanjungpura

17 sejauh 39 km itu, walaupun aspalnya baik, tapi berombak hingga sukar juga melaju. Lagipula ia agak sempit sehingga pada saat mendahului atau meliwati kendaraan dari arah yang berlawanan, kedua kendaraan hams ekstra waspada dan mengalah sampai keluar garis jalan. Adakalanya sebuah kendaraan harus berhenti untuk memungkinkan saling meliwati. Dalam hal ini, patut kiranya dikemukakan bahwa pada umumnya pehgemudipengemudi di Sumatra, bila tidak di kota-kota besar, sangat

18

OKTOBER 1977
Kesan dan kesimpulan mengenai tour Sumatra
Berlainan dengan maksud trip-trip terdahulu, kami sudah menduga bahwa trip ini adalah berat (istilah saya: "mencari penyakit") Keadaan jalanan yang saya lalui terdiri atas: 15%yang mulus, licin; 20% sangat baik; 41% cukup baik; 19% tidak beraspal. rusak; 5% rusak berat. Jalanan yang rusak terdapat di : Lampung sekitar Bukitkemuning. * Sumatra Seiatan : Kayuagung Tanjungraya; Lahat Tebingtinggi Muarabeliti; Lubuk Linggau Muararupit Rawas; Baturaja Projek ABRI. Jambi : seluruh jalanan Surolangun . Bangko Rantaupanjang Senemat Muarabungo. Sumatra Barat : Insidentil dalam pembetulan. e Sumatra Utara : Pangkalanbrandan Besitang; Gunungtua Pargarutan. A c e h : Idi Lhoksukon; Lhokseumawe Bireuen Peudada. Pompa berisin Pertamina umumnya tidak terdapat di pinggir jalanan yang rusak (Jambi) dan Trans Sumatra. Pelayanan pada pompa bensin Pertamina di Sumatra, berlainan daripada di Jawa, adalah lebih baik. Jumlah literan bensin yang dibeli

disiplin, toleran dan saling setiakawan, hal yang saya jarang jumpai di Jawa (sayang sekali!). Jarak Pangkalanbrandan Besitang yang 16 km itu, silih berganti terdapat jalanan yang rusak beraspal atau tidak. Dari Besitang sampai perbaSelanjutnya jalanan mulus yang dibuat Pertamina, melalui perkebunan-perkebunan karet j li -j. i . dan kelapa sawit hanya terputus pada jembatan-jembatan yang rusak dan bagian yang sedang dibetulkan. Hal demikian

berlangsung sampai Kualasimpang; Langsa, Peureulak dan Idi, jadi kira-kira 130 km. Dari Idi sampai Lhoksukon (65 km), terdapat jalan rusak, beberapa bagian tanpa aspal,.' ^ " * ,Ponto"labu J a l a n " *1 L h o k s u k o n sampai Lhokseumawe jalanan mulus la ' l?.mpJk s,awa.h-sawah mengmiau dan desa-desa y vang J g salirfg usul 6 s usul ' Keluar dari ^Lhokseumawe aspal jalanan 4 km bertambal
T

tasan Sumut Aceh jalanan ifl^Af *****\'^^ aspal baik sekali dan lebar. ^ J ^ f - ' f u t d l J e t u l k a n - .

INTISARI

19

selalu disebut tepat (dengan desimal dan tidak di"afronden naar boven"). Uang kembalian berupa uang sekecil Rp. 5.- pun dikembalikan. Tip sangat dihargai ! Ongkos penghidupan di Sumatra pada umum|nya lebih kecil dari Jakarta. Saya tidak melihat rakyat yang sangat susah (miskin - gelandangan). Desa-desa tampak cukup makmur. Sebaliknya tidak melihat rumah mewah di desa-desa. kecuali di kota-kota besar. Keamanan yang sebelumnya dirisaukan. tidak beralasan. Disiplin para pengemudi di Sumatra dapat dipakai sebagai teladan. Mereka umumnya sangat penolong. toleran dan mempunyai sifat mengalah. ^ Penduduk 'desapun, suka menolong bila diminta tanpa mengharapkan upah. Perlengkapan makanan. minuman dan alat-alat rekreasi yang saya bawa ternyata tidak diperiukan sama sekali.hanya memenuhkanmobil. ' , Yang perlu dibawa ialah : extra alat-alat mobil. dan perkakasnya. Paling penting : Kabel. Untuk penyeberangan dengan ferry, urusannya serahkan saja kepada Expeditor. Ongkos ringan, urusan ringkas. Bila Trans-Sumatra selesai. saya yakin bahwa kemajuan pesat dalafn segala bidang akan terjadi dengah segala konsekwensinya.

dan 6 km telah rusak berat tapi sedang dibetulkan. Jalan yang selanjutnya baik itu, di Gandapilro sepanjang 4 km sangat rusak, sedang dibetulkan juga. Lalu jalanan mulus berlangsung sampai 9 km sebelum Bireuen. Jalan rusak yang sedang dibetulkan berlangsung sampai Peudada. Dan jalanan Peudada - Meureudu - Sigli ternyata baik melalui sawah-sawah dengan padi yang menghijau dan desa-desa yang tampak cukup maKmur. Dari Sigli ke Seulimeum jalanan aspal kurang baik, ber-

gelombang dan terdapat banyak jembatan rusak. Tahap terakhir ke Banda Aceh yang 42 km itu banyak liku-liku di daerah pegunungan. Jam 19.30, setelah 13 jam menempuh 608 km dengan rasa syukur saya sampai di Banda Aceh, yaitu kota yang saya tuju. Dua jam kemudian barulah saya dapat beristiranat di garasi sebuah hotel, Perjalanan pulang g ^ harinya (yang
ja
g s

ke

n)>

saya dipenuhi, dimulailah perjalanan pulang. Mengeriai ke-

20 adaan jalan yang telah ditempuh tak diuraikan lagi. Hanya waktu masuk kota Lhokseumawe jam 16.00 saya agak kecewa karena kota yang kini sangat sibuk dengan LNG-nya itu, jalanjalan rusak pararij sekali. Melihat lalu lintafe truk-truk Pertamina yang banyak itu yang dengan sendirinya harus berjalan lambat, maka banyak, waktu yang terbuang karena rusaknya jalan yang harus dilaluinya itu. Jarak Banda Aceh - Lhokseumawe (283 km) ditempuh dalam 6V2 jam; Di kota ini hanya ada hotel-hotel yang sederhana. Di salah sebuah hotel itulah saya istirahat semalam. Jam 7.30 besoknya hari ke 12, saya teruskan perjalanan pulang, kini dengan tujuan Mecfan (336 km). Kesan yang dip'eroleh di Aceh ini ialah seringnya dijumpai kelompokan sapi yang berada di jalan, sedangkan mobil sedan tak pernah dijumpai kecuali di Banda>

OKTOBER 1977 Aceh. Yang menarik ialah adahya mesjid-mesjid besar yang sedang dibangun di pelbagai desa. Sesampainya di Medan setelah 7 jam, langsung saya dibawa ke sebuah bengkel mobil untuk diservice.lBos saya meminta juga agar semua diperiksa dan semua baut-baut dieratkan. Waktu meminta agar oli gardan diganti, maka ia ditertawakan karena VW tidak mempunyainya. Satu tanda bahwa bos saya benar-benar tidak mengetahui tentang mesin mobil ! Di Medan kali ini saya boleh mengaso.2 malam. Pada hari ke 14 jam 7 pagi saya berangkat menuju Padangsidempuan, kali ini tidak melalui Prapat, namun Rantauprapat.^ Setelah melalui Tanjungmorawa, dan Lubukpakam sebelum Tebingtinggi jalanan bercabang. Yang menuju Tanjungbalai dipilih. Jalanan aspal sempit dan tidak rata ini berlangsung sampai Kisaran, dimana terdapat sebuah pompa bensin setelah Tebingtinggi. Antara Kisaran dan Simpangkawas tampak sawah-sawah dan perhutanan karet, kelapa dan sawit. Di Simpangkawas ini jalan bercabang dua. Saya sesat sejauh 4 km ke jurusan Tanjungbalai, dan harus memutar haluan kembali ke Simpangka-

#1- /TOP!
Ami nyamuk elektronis, radio tanpa baterai, teleskop saku, radio pulpen, kacamata TV stereo, kacamata tembus, solar machine, roket tanpa bahan bakar terbang 100 meter, kacamata spy, sakelar suara dll. dapat Anda miliki. Kirim wesel Rp. 350 untuk katalog bergambar 100 macam barang. ELLIPS - POB 4058/JKT.

INTISARI was untuk mencari simpang jalan ke R'antauprapat. Setelah bertanya-tanya barulah ditemui jalanan tersebut. Tanda penunjuk arah tidak jelas. Selain harus jelas di tempat persimpangan sendiri, sebaiknya beberapa ratus meter sebelumnya, perlu ada rambu biru ''dengan warna putih untuk arah seperti kini terdapat di Sumatra - Barat. Melalui Pulauraja dan Rantauprapat jalanan aspal sempit dan bergelombang berlangsung sampai Aek Nabara, di manajalanan sedang dibetulkan. Kira-kira 35 km setelah Rantauprapat, dimulailah jalanan yang mulus sepanjang 95 km. Jalan ini melintasi pelbagai perkebunan dan padang rumput (prairies) dimana terdapat Projek Peternakan Sapi Sepakat. Juga nampak deretan rumah-rumah dari kayu beratap seng yang belum selesai dibangun (Perumahan Inprcs). Jalan yang sepi ini, akhirnya juga berliku-liku, turun naik melintasi juga daerah kapur dan tandus. merupai pemandangan di Mexico. Dari Gunungtua mula-mula aspal baik (9 km) lalu pada umumnya rusak nielalui Pargarutan sampai Padangsidempuan. Padang rumput yang ber. bukit-bukit dengan sapi dari domba mirip di Scotlandia.

21 Jalan dibagian inipun berlikuliku turun naik. Setelah 10 jam dan 483 km, bermalamlah saya di Padangsidempuan. Esok harinya jam 6.00 diteruskan perjalanan melalui Kotanopan, Lubuksikaping dan Bonjol ke Bukittinggi sejauh 288 km selama hampir 7 jam. Di kota wisata yang sejuk ini, yang letaknya 1500 m di atas permukaan air laut, saya beristirahat semalam.
Bisu

Masih gelap, jam 6 pagi, esoknya saya meninggalkan Bukittinggi melalui Padangpanjang. Beberapa km kemudian saya meluncur'di jalan yang agak sempit di tepi danau Singkarak. Sepanjang kira-kira 15 km dapat dinikmati pemandangan danau tersebut yang sangat indah sampai kota Singkarak. Melihat para nelayan dengan perahunya di permukaan air yang tenang rasanya pikiran jadi tenang. Tampak juga ada(be berapa, hotel sederhana untuk para wisata wan. Setelah memenuhi tank bensin saya di Solok perjalanan dilanjutkan. Karena saya sudah pernah menjalani Trans-Sumatra, maka kali ini jalanan sejarak dua ratus km lebih antara Silungkang dan Muarabungo ditempuh dalam 2,5 jam. ^
Bersambung ke- hal 141

BUKU2 SEXOLOGIA, KEBATINAN, ILMU GAIB, SULAPdU.


SEX EDUCATION
Dim bhs. Indon. yg asik mesra. membina cinta kasih & kehidupan sex yg sehat bahagia dim perkawinan. Cet. II diparbanyak gambai2nya. 216 hal. jilid lux karvertinta mas Rp.

1 900.PENDIDIKAN SEX /Dr. Rono S.


Untuk prla wanita yang sudah dewasa. bergambar komplit apa adanya. Cet. HI disampurnakan. ofsot Rp. 3J00O.SEKSOLOGI/Dokter2 FKUI Msngungkap aspak2 msdik kehidupan sex wanita & pria dll yg vital bergambar. 208 hal. ofeet Rp. 3.000.-

Mr. SULAP KARTU.


Khusus 50 sulapan kartu yg mencengangkan dari penyulap2 ulung. Paling mudah dan praktis Rp. 1.600.-

75 SULAP KHARANG
Atraksi2 yg bersifat akrobat. hebat megah untuk setiap show, bisa Anda praktekkan dimana saja Rp. 1.750.-

30 SULAP R0H
Mempertunjukkan gsjala2 aneh yg penuh misteri/berlawanan dgn akal. dibebarkan rahasia2nya Rp. 1200.-

PETUNJCK MENOOBATI
Berbagai panyakit dengan Ramuan2 alamiah. Id. 260 Resep-asli & 137 bahan dedaunan yg berkhasiat hasil riset Ahli2 obat dari tumbuh2an, disartai tuntunan merawat tiop2 penyakit sampai sembuh Rp. 2 000.-

TELEPATI ANGKA
Parmainan dapat menebak angka2 berdasarkan rumus ajaib. Angka2 apapun bisa menembus pikiran Anda Rp. 500.-

PRDMBON WAU 8EMBILAN


89 wejangan para wall utk memperoleh keselamatan. kejayaan, mengetahui alamat baik/buruk dll. Rp. 950.-

KARTU RADAR ANGKA


Pedoman Kartu Angka2 yg dapat menebak sendiri dengan jitu nomor2 apa saja. komplit petunjuknya Rp. 460.-

RAHA8IA ILMU GAIB


Hmu banifat psyehologis guna mengetahui & dapat mengembangkan tenaga rohani untuk melipatgandakan kemampuan pribadi dll. Rp. 1.250.-

KEBATINAN TINGKAT TINGGI


Buku2 KEJAWEN (bhs. Jawa) karya pujangga2 berisi ilmu2 kesaktian gaib. talakiah. ramalan. petung, kawruh. wejangan2 dan petunjuk nglakoni untuk memperoleh kedigdayan. kesuksesan. ketentraman. mancapai maksud dll. positif konstruktif: Primbon Bektijamal. I & II a Rp. 900.- Wulangreh Rp. 150.- Kitab Wali Sanga Rp. 600.- Primbon Sabdasasmaya Rp. 500.- Primbon Jawa Makers Rp. 450.- Jangka Ronggowaraito Rp. 400.- Falsafah Centhini Rp. 650.- Kitab Mantra Yoga Rp. 500.- Weda Mantra Rp. 750.Pustaka Raja Rp. 500.- Panangguhing Ouwung Rp. 450.- Kidungan Rp. 350.- Babad Tanah Jawa Rp. 450.- Wind Maklumatjati Rp. 400.- Betaljemur Adammakna Rp. 1500.-

HIPN0TISME * MAGNETISME
Pelajaran & Iatihan2 prakteknya mudah, jelas. sampai Anda berhasil menjadi juru hipnotis & magnetis Rp. 1 500.-

SENI SULAP MODERN


125 Seni Sulap karya panyulap2 terkamuka yg mudah mengagumkan. langsung bisa Anda praktakkan Rp. 1.500.-

IM SULAP sram

Rahasia sulapan2 betar yg menggemparkan aeparti Sihir. Cocok untuk ber-ribu2 penonton. mudah Anda praktekkanaonder guru Rp. 2)000.Jika pembelian sampai 6 buku/lebih. korting 20% + Ongkos kirim Rp. 250.- Setelah kami terima oembayarannya'. buku2 dapat kami kirim ke alamat Anda disaluruh Indonesia dengan jaminan: jika tidak sampai atau hilang. kami ganti penuh. Pangiriman uang bisa melalui Poswesel dll.. langsung ditujukan kepusatnya. yaitu :

Penerbit & T.B. "ANEKA"


Jl.SidomulyoH.SOLO

INTISARI
JAKARTABAND A ACEH Sambungan dari hal. 21.

141 punyai alat-alat seperti obeng, tang, dsb. Bersama-sama kami menunggu kendaraan lain. Beberapa saat kemudian datanglah sebuah jeep, yang juga tak dapat menolong. Kami menunggu sebuah kendaraan yang bersama arah, agar dapat menarik saya ke Bangko sejauh 16 km. Sambil menunggu, maka dicobalah menghidupkan mesin yang ternyata berhasil. Dengan berhati-hati, saya berjalan agar mesin tak mati sewaktu harus mengoper versnelling I bila melintasi jembatan-jembatan kayu. Dengan rasa syukur sampailah saya di Bangko tempat bengkel mobil di mana saya pernah dirawat. Menurut pak montir, penyakit saya disebabkan oleh coil yang panas, sebagai akibat penggunaan alat pendingin, terutama bila jalan perlahan, yaitu tentunya di mana terdapat jalanan yang rusak! Kini mengertilah kami mengapa saya selalu mogok di daerah yang sama rusaknya. Obatnya ialah tidak menggunakan AC lagi dengan melepaskan fanbelt-nya. Pada pemeriksaan selanjutnya ternyata juga bahwa di kolong saya tampak minyak menetes agak sering. Sentuhan" batulah yang menyebabkan tutup tempat minyak dibawah tidak bekerja semestinya! Karena di Bangko tidak dapat dibetulkan, maka oleh pak

Lalu kini mulailah jalanan yang buruk seperti telah diceritakan. Setelah saya di Senemat melintasi sungai dengan pelayangan, maka penyakit saya mulai kambuh lagi. Mesin mulai tersendat-sendat dan kemudian mogok di atas sebuah jembatan di hut an. Kirakira seperempat jam kemudian, kurang-lebih 100 meter di depan saya ada 2 orang dengan kelewang di pinggang. Mereka memperhatikan kami. Ketika bos saya melambai untuk memanggil mereka, mereka bukannya mendatangi, bahkan masuk ke dalam hutan. Beberapa lama kemudian keluarlah di tempat tadi 3 orang yang memperhatikan kami dari jauh. Bos saya berdua kini berjalan mendatangi mereka sambil melambai-lambai. Akhirnya datanglah mereka. Permintaan mendorong mobil dilakukan. Setelah mesin hidup, mereka diberi tip yang mereka tidak ha rapkan. Setelah untuk kedua kalinya menyeberang dengan pelayangan di Rantaupanjang, di sebuah hutan saya mogok lagi. Kali ini lama jugalah. Kami menunggu bantuan. Hampir setengah jam datanglah sebuah truk Pertamina yang berlawanan arah. Pengemudinya berusaha menolong tapi tak berhasil karena sama-sama tak mem-

ADUUH . . . GATAL GATAL !!

NYAMUK DATANG . . . NYAMUK MENYERANG . . GATAL . . . ! ! GATAL . . . !!

1
CEPAT, GOSOKKAN

PHENERGAN
CREAM . . . PELENYAP GATAL2 AKIBAT P G I G I T A N N Y A M U K . . .,

Phenergan
OBATGATAL-GATAL DARI PERANCIS

cream

INTISARI montir dinasihatkan untuk memeriksa dan menambah oli bila berjalan setiap 100 km. Setelah sejam di bengkel, jam 16.00, maka diteruskan perjalanan melalui jalanan yang makin parah. Karena hempasan-hempasan, klakson terlepas, jatuh dan hilang. Sejak itu saya tidak dapat memberi bunyi isyarat bila diperlukan: Pada saat sudah gelap dan di atas pela.yangan terakhir melintasi sungai Tambesi, anak buahnya menasihatkan kami untuk bermalam saja di Warung makan di Sarolangun itu. Lebih aman katanya! Namun dengan hatihati kami terus melalui jalan yang rusak sekali ke Rawas. Di sinipun tak ada penginapan, maka setelah saya diberi bensin dan diperiksa minyaknya, perjalanan dilanjutkan dalam gelap gulita.
Terperosok

143

Dari jauh kelihatan ada sinar terang yang ternyata adalah lampu stromking sebuah Pos DDAJR di Muarasupit. Saya berhenti. Komandan Pos yang ramah itu memberitahfu bahwa ada sebuah penginapan di Muararupit, tapi barang-barang jangan ditinggal dalam mobil untuk keamanan. Bos saya tidak sanggup mengangkat barangbarang. Pak Komandan Pos mengusulkan untuk berhenti dan bermalam di depan Pos

saja. Anjuran yang simpatik ini diterima dengan baik. Ketika itu lonceng menunjukkan jam 21.30. Bos saya mengobrol di pos sampai jauh malam, sambil melihat bis-bis yang harus berhenti yang jumlahnya banyak juga. Selewatnya jam 23.00 bis makin berkurang. Selama trip, malam inilah saya' untuk pertama kali dipakai juga sebagai tempat tidur. Bos saya rupanya tak dapat tidur, maka jam 3.30. setelah saya diberi tambahan oli dilanjutkanlah perjalanan yang memerlukan konsentrasi karena parahnya jalan. Keadaan ini meletihkan bos saya sehingga ia perlu istirahat selama sejam. Baru saja ia melanjutkan perjalanan, barangkali masih mengantuk, untuk menghindari sebuah lubang besar ia mengendarai saya terlalu ke tepi sehingga roda-roda kiri terperosok dalam lumpur. - Usaha mengeluarkannya dengan tenaga sendiri tidak berhasil. Kira-kira 10 menit kemudian ada sebuah bis mini yang diminta untuk menafik saya keluar dari lumpur. Dengan kabel yang sudah disiapkan saya dapat ditarik keluar dari jebakan lumpur. Sesampainya di Lubuklinggau sewaktu berhenti untuk mengisi bensin, jatuhlah tutup bawah mesin, akibat hempasan dan benturan-benturan pada perjalanan. Tanpa tutup ini

Mereka telah mencoba semuanya! Dan merekapun... beralihkeRinso!


Setidak-tidaknya, demikianlah Sesoai dengan kondisi dompet Irira-kira pendapat pan ibu yang "Yang saya maksud yaitu kian hari kian banyak yang bcr- Ruuo. Banyak ickali ukurannya. alih ke Rimo. . . Kalau yang besar habit, cuaan sedikit, Iagi pula tanggal tua, saya bdi sfya Rinso ukuran kecil. Pokoknya yang sesuai dengan kondisi dompet kita. Tokh hasilnya sama. Sebab Rinso ulturan mana saja mutunya sama, menghff*Hk?" cudan sangat bersih' kata ny. K. Holman D. Bandung.

Cara Slangkah ini memberi anda cudan paling bersih.


1. Ufutktn 2 gtnjjam Rlrao dalmiiOlittrair. 2. Rmdam cudafi <talam I*rutm, 1 Jam atau lebih kotoran |ad! ITOKWI lepas darl ptkaian. a Kunk didalam lanitan gsr kotoran yang lopB 'diisip dan dilkaf lanitan Rinso, tak kmbali ka pakalan. 4. Bllas paling sadikit 3 kali. 6. Jtmuriah, bagitn luar didalam.

Ny. Fauzi, Surabaya.

Suami rewel. "Suami saya selalu rewel, soal pakaian", kata ny. Fauzi, ibu dari 4 oran^ anak, "karenanya saya mencuci sendiri. Juga pakaian anak-anak. Tapi tak apa. Tokh saya hanya tinggal merendam, didalam larutan Rinso. Hasdnya bersih. Baunya harum. Pokoknya serba memuaskan*'. -

Ny. Hajah Mary.m, Medan.

"Sebelum saya memakai Rinso, saya memakai sabun biasa dan knm. Hasilnya tidak bersih, masih ada warna kuning-kuning, dan pinggang terlalu capek. Fakai Rinso hasilnya memuaskan, kerjanya tidak begitu berat, setelah kering meninggalkan bau yang harum dipakaiannya" kata ny. Hajah Maryam, yang bahkan ke Mekahpun membawa Rinso.

) i Cudan ndjpun btrsih karana RInsot j Tulislihpangalanunmtalu: { I Rinso, P.O. Box 3419. Mcarta. I Ny. K.Holman D. Bmdung.

INTISARI

145

saya dijalankan terus melalui Terlihat projek ABRI yang sejalan-jalan rusak ke jurusan dang mengaspal jalan dengan Muarabeliti, Tebingtinggi, Ba- alat-alat besar dan truk-trukbatbaru Gunungkarta (pa- nya. Nampaknya baru selesai rah sekali) dan Lahat. Di sini beberapa km. Dapat dimengerbagi saya diusahakan perleng- ti bahwa jalanan ini termasuk kapan klakson yang sangat projek ABRI. Bagian yang akan diperlukan, namun tak berha- (belum) diaspal, ternyata sil. Di dekat kota inilah hampir adalah jalanan yang terburuk saja seorang anak tertabrak yang pernah saya lalui seumur waktu menyeberangi jalan tan- hidup saya. pa melihat ke belakang, karena Belum 1 km dari batas yang saya tak dapat memberi isya- diaspal oleh ABRI, mulailah rat. jalanan lumpur dengan lobang yang disebut kubangan kerbau. Pengalaman yang terburuk Karena hujan yang makin deras jalanan licin. Sukarlah Sesampainya di Muaraenim, tank saya dipenuhkan. Menu- memilih jalan bagi saya. Bis-bis rut keterangan, ada dua jalan ke dan truk-truk yang lalu di situ, Tanjungkarang. Yang pertama sudah biasa rupanya memilih lewat Prabumulih Palem- jalan dalam lumpur itu, yang bang yang telah kami jalani se- nampaknya 2 jalur sejajar yang waktu perginya. Dan yang dalam dengan bagian tengah kedua lewat Baturaja (113 km) yang menonjol. Keadaan selebih pendek dengan jalanan perti ini terdapat dalam jarak 1 yang rusak. Hal demikian sudah km. Jalan berliku-liku dengan dianggap biasa di daerah ini. versnelling I, sewaktu-waktu Maka diputuskan ^memilih tergelincir hingga susah kemungkinan yang terakhir ini. mengendalikan kemudi. Tiap kali akan melalui lubang, bos Kota pertama yang dilalui saya menahan napas ! ialah Tanjungenim, sebuah Pada seorang penduduk desa kota batubara. Jalanan aspal lir ditanyakan apakah jalanan cin tapi banyak lubang, di daerah pegunungan tampak rim- yang di depan seburuk yang ba-rimba yang indah. Dari Tan- telah dilalui, dijawabnya bahjungagung terus mendaki gu- wa pagi hari itu jalanan yang nung sampai Ulo-Ogan, setelah akan dilalui, tersumbat oleh semana jalanan menurun. 45 km buah kendaraan yang terperosebelum Baturaja, jalanan sok dalam lumpur hingga masudah tidak beraspal lagi. ce tlah lalulintas. Waktu itu sudah mulai gelap Waktu itu jam 19.30 dan 'disertai hujan rintik-rintik. hujan bertambah lebat.

"Kami memilih cat tembek EHCO karena sedemikian banyak alasan"


Awet dan indah Kaya warna Hemat luar biasa Pemeliharaannya mudah Berkwalitas tinggi

KiniAndatahu,

mcncat lebih balk.

INTISARI
Dianjurkannya untuk berhenti saja di desa itu, menunggu besok paginya bila hujan berhenti dan melihat adakah kendaraan dari arah Baturaja, yang menandakan bahwa lalulintas tidak macet. Pada permulaan nasihat dituruti, juga karena desakan Ibu Tanzil yang dalam keadaan tegang. Setelah sejam, hujan mereda! Sementara itu ada 3 bis yang menuju ke arah Baturaja. Pikiran bos saya, karena jalanan ke Baturaja harus ditempuh, ada baiknya meneruskan perjalanan sampai di tempat kemacetan bila ada, agar tidak hilang waktu. Dalam gelap gulita disertai hujan rintik-rintik perjalanan dilanjutkan dengan hati-hati. Setelah 6 km, pada saat mengelakkan sebuah lobang besar, saya dijalankan terlalu ke pinggir kanan sehingga terperosok ke dalam Iumpur yang lunak. Saya masuk Iumpur dalam keadaan miring ke kanan sedalam lebih setengah meter sehingga pintu mobil tak dapat dibuka. Usaha sendiri untuk keluar dari perangkap tidak berhasil. Kini hujan sedang derasnya. Ternyata kemudian bahwa tempat terjadinya semua ini adalah 26 km sebelum Baturaja di desa Tubohan, yang terkenal dengan Iumpur mautnya. Dalam keadaan tidak berdaya ini, setelah beberapa saat, datanglah salah seorang penduduk yang menawarkan jasa-jasanya dengan upah Rp. 10.000,-.

147 Katanya ia akan mengerahkan tenaga penduduk untuk menarik saya beramai-ramai. Bos saya berpendapat tidak mungkin meloloskan saya dengan tenaga manusia. Diputuskan untuk menunggu kendaraan saja yang dapat memberi pertolongan. Setelah kira-kira seperempat jam di kaca spion terlihat sinar sebuah kendaraan yang mendatang. Lalu lampu tanda keadaan darurat yang berkelip-kelip dipasang. Sebuah bis berhenti di belakang saya. Seorang (ternyata kemudian a d a l a h pembantu pengemudi bis), berjalan dalam Iumpur hampir setinggi dengkul dengan pipa celana tergulung sampai paha, dan menanyakan keadaan saya. Diberi jawaban bahwa saya bukannya mogok namun terperosok dalam Iumpur. Sementara itu makin banyak orang keluar dari bis dan berjalan di Iumpur. Kabel yang sudah disiapkan dengan susah payah diikatkan pada bumper belakang saya yang sebagian terbenam dalam Iumpur. Ujung kabel yang lain dikaitkan kepada bagian depan bis. Lalu mesin saya dihidupkan dan dimasukkan versnelling mundur. Dengan isyarat saya coba mundur dengan tenaga sendiri seraya bis menarik saya ke belakang. Setelah tiga kali usaha, dengan puntang-panting saya berhasil dimundurkan sejauh 10

148 meter dan ke tengah jalanan. Di sinipun saya tak dapat maju dengan tenaga sendiri, karena lumpur yang dalam. Kini bis berusaha dengan susah-payah melewati saya yang tentunya hams menggunakan jalanan bagian pinggir yang lebih berlumpur. Karena kegigihan, pengalaman dan ketangkasan pengemudi, bis dapat melewati saya dan berhenti kira-kira 6 meter di depan saya. Kabel dari bagian belakang bis yang selalu siap sedia untuk dipakai menarik kendaraan, dikaitkan pada bumper depan saya. Dengan kerja lama saya ditarik ke depan sampai di tempat yang kurang berlumpur. Setelah ada kepastian bahwa saya dapat bergerak sendiri, barulah ikatan kabel dilepas. Sementara itu pak pengemudi bis datang untuk menasihatkan agar saya membuntuti bisnya sejauh 26 km ke Baturaja, supaya dapat dibantu lagi bila diperlukan. Bos saya sangat berterima kasih dan bersyukur serta menanyakan berapakah ongkos bantuannya. Dia menolak dengan ramah. Juga uang yang telah disiapkan oleh bos saya, sewaktu dimasukkan ke dalam sakunya dikembalikannya. la dan kawan-kawannya memang biasa menolong orang dalam kesukaran tanpa mengharapkan imbalan ! Bahkan dilarangnya pemberian tip pada para pem-

OKTOBER 1977 bantunya. Menurut dia, bila menerima uang, bukanlah menolong. Benar-benar sifat budiman dan ksatria! Bos saya berjanji untuk berbicara lebih lanjut bila sampai di Baturaja. Nyatanya buat saya sulit mengejar bis mengingat keadaan jalanan yang sangat buruk dan licin, serta jembatan-jembatan yang rusak. Bila saya jalan sendirian, pastilah tidak dipaksakan jalan secepat waktu itu. Hal ini menyebabkan baut-baut saya makin melonggar/melepas, sehingga bunyibunyi yang tidak enak didengar, makin banyak dan nyaring.* Pada saat saya ketinggalan jauh, bis mengurangi kecepatannya agar saya dapat mengikuti. Pada jam 23.00, dalam keadaan groggy sampai jugalah saya di tempat berhenti bis di Baturaja. Ternyata bis penolong itu dari PO. C.V. Karvet 02: BG 9131 A, trayek Pagaralam - Tanjungkarang, dikemudikan oleh Sdr. Mariyadi. Pemilik bis Sdr. Abdulroni ternyata juga ikut menolong sampai harus berjalan dalam lumpur. Di antara yang membantu ternyata ada juga seorang mahasiswa Unsri. Selama seperempat jam mereka mengobrol. Ternyata bahwa bis Karvet itu sudah kerapkali menolong kendaraan yang bernasib seperti saya. Karena kondisi saya kurang memuaskan, bos saya ingin per-

BATUK MEIMYERAIMG ?
obatbatukyanj mujanb 7 j r

Phenergan
RHODIArH
Phenergan Expectorant

Expectorant
membebaskan Anda sekeluarga dari batuk.

Dipercaya oleh jutaan manusia diseluruh dunia' karena formula khususnya: kombinasi dari Prometasin, Ipeka ekstrak, Gliseril guayakolat, yang menenangkan refleks penyebab batuk

150 gi mendahului bis yang perlu istirahat lebih lama, agar nanti bila diperlukan dapat menolong lagi. Setelah bersalaman dan mengucapkan terima kasih lagi, saya meluncur ke jurusan Martapura (35 km). Kini jalanan beraspal walaupun tidak selicin yang diharapkan. Di Martapura saya diberi bensin dan oli. Lewat tengah malam perjalanan dilanjutkan ke jurusan Bukitkemuning, daerah yang dikatakan rawan. Memang jalanan sangat sepi dan beberapa bagian keadaan sangat buruk. Kini bos saya yang mengalami pengalaman terberat selama trip ini, mulai mengantuk pada jam 02.00. la mengendarai saya sejak 03.30 kemarinnya, jadi 22.5 jam! Dicarinya tempat yang agak lebar, agar kendaraan lain dengan mudah dapat melewati saya. Bam saja ia hendak memejamkan mata, berhentilah sebuah kendaraan di sisi saya, yang ternyata adalah bis Karvet yang telah membantu saya, dan siap untuk membantu lagi bila diperlukan. Bos saya mengatakan yang ia sangat

OKTOBER 1977 lelah dan mengantuk, dan ingin tidur di tempat itu. Atas perhatian mereka itu diucapkan terima kasih. Setelah tidur kurang lebih dua jam, maka jam 5 pagi pada hari ke 18, yaitu hari terakhir 9 Agustus dilanjutkan perjalanan ke Bukitkemuning yang lagi 34 km jauhnya. Kota itu dilalui dan juga Kotabumi. Melalui jalanan lebar dan baik secara santai kami menuju Tanjungkarang, diteruskan sampai di Panjang sampai jam 09.15. Ternyata ferry ke Merak yang pertama sudah berangkat. Yang kedua akan berangkat jam 12.30. Kali ini, untuk mengurus pengangkutan saya, bos saya menyerahkannya kepada seorang expeditur dengan biaya Rp. 35000,- "all in". Memang kali ini lebih ringkas dan Ian car! Penyeberangan Srengsem Merak, juga dengan Ferry "Merak", kali ini memakan waktu hampir 5 jam. Dengan rasa syukur kami dapat juga sampai di Jakarta jam 20.30. Berakhirlah petualangan kami selama 18 hari di Sumatra setelah menempuh hampir 6000 km.

Babi mungkin bisa terbang, tapi mereka tidak akan tampak seperti burung. Tunjangan tidak pernah memperkaya seorang muda (Herbert)

Anda mungkin juga menyukai