Anda di halaman 1dari 62

PREVALENSI PENGGUNA A N KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2009

Laporan Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dokter

Oleh Nama : Ajeng Pramesti NIM : 105103003388

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 November 2009

Ajeng Pramesti

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

P R E V A L EN S I P EN G G U N A A N K O N T R A S E P S I P A D A PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2009

Laporan Penelitian Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked)

Oleh Ajeng Pramesti NIM : 105103003388

Pembimbing

Rr. Ayu Fitri Hapsari, M. Biomed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan penelitian berjudul PREVALENSI PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS CIPUTAT TAHUN 2009 yang diajukan oleh Ajeng Pramesti (NIM: 105103003388), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 11 November 2009. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 11 November 2009

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang

Pembimbing

Penguji

Dr. Riva Auda, SpA, M.Kes

Rr. Ayu Fitri Hapsari, M.Biomed

Dr. Erfira, SpM

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN

Kaprodi PSPD FKIK UIN

Prof. DR. (hc). Dr. M.K. Tadjudin, SpAnd iv

DR. Dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai syarat untuk melanjutkan koas. Shalawat dan salam semoga selalu tervurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua saya yang selalu memotivasi baik moril maupun materil yang terhadap anaknya tetap berjuang dalam pendidikan meraih sukses. 2. Prof. Dr.dr.Hc.M.K. Tadjudin, Sp. And selaku dekan fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan yang selalu berusaha dan memberkan yang terbaik kepada mahasiswa PSPD khususnya angkatan pertama. 3. Rr. Ayu Fitri Hapsari, Biomed. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran uantuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan dorongan moril kepada saya dalam penyusunan skripsi ini di tengah kesibukan beliau. 4. Untuk semua dosen-dosen saya, yang telah begitu banyak membimbing dan memberikan kesempatan saya untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan di DKIK UIN syarif hidayatullah jakarta, rasa hormat saya atas segala yang telah mereka berkan. 5. Teman-teman seangkatan saya, yang selalu berjuang bersama untuk lulus dan menikmati pahit serta manisnya belajar di kedokteran. Kita tahu bagaimana suka dukanya menjadi angkatan pertama. Mudah-mudahan kita semua bisa menjadi dokter muslim yang amanah. Aminn. 6. Teman-teman sekelompok saya di stase kecil dan stase integrasi. Walaupun untuk kata sepakat harus rebut dulu. Tapi itu art and science. I love u all.. v

7. Teman-teman BFC yang selalu memberikan semangat. Salam ngokngok. Hehehe .. 8. Mas nanda yang selalu memberkan motivasi dan telah membantu untuk menyelesaikan skripsi. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 11 November 2009

Ajeng Pramesti

vi

ABSTRAK

Ajeng Pramesti. Pendidikan Dokter. Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Ciputat Tahun 2009 Angka pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR) pada tahun 2007 di Indonesia sebesar 65,9%. Dengan makin banyak pasangan usia subr (PUS) menggunakan kontrasepsi maka diharapkan TFR (Total fertility rate) akan turun dan pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan. Data susenas, BPS, menunjukkan bahwa persentase terbanyak alat kontrasepsi yang dipakai di Indonesia tahun 2007 adalah suntik KB sebesar 34%. Kemudian diikuti oleh pil KB yaitu sebesar 18%, IUD sebesar 4%, susuk KB sebesar 6%, MOW (metode operasi wanita) sebesar 2,1% dan kondom serta cara lain berkisar antara 0,5 1% tiap tahunnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subut di Puskesmas Ciputat tahun 2009. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dilakukan dengan menelaah data sekunder dari catatan medic di Puskesmas Ciputat mulai tanggal 1 januari - 31 septemper 2009. Dari data sekunder didapatkan 1066 peserta KB yang memenuhi criteria inklusi dan ekslusi, 38% adalah akseptor KB baru dan 62% adalah akseptot KB aktif. Presentase alat kontrasepsi yang digunakan di Puskesmas Ciputat tahun 2009 adalah IUD 1,8%, KB suntik 95,1%, pil KB 3%, dan kondom 0,1%. Dari penelitian ini didapatkan bahwa metode alat kontrasepsi yang terbanyak adalah KB suntik 95,1%. Kemudian diikuti oleh pil KB sebesar 3%, IUD 1,8% dan konsom 0,1%. Kata kunci : Kontrasepsi, Angka Pemakaian Kontrasepsi, Pasangan Usia Subur

vii

ABSTRACT Ajeng Pramesti. Medical Education . Contraceptive Prevalence Rate in Fertilized Couple at Ciputat Health Care Center 2009 Report of national social economi survey 2007 showed contraceptive prevalence rate (CPR) in Indonesia 65,9%, increase contraception use among husband/ wife from fertilized couple may decrease total fertility rate (TFR) and control population growth.report of national social economic survey showed percentage contraceprive in Indonesia 2007 is injection 45%, pil 18%, IUD 4%, Implant 6%, tubektomy 2,1%, condom an others 0,5-1% every year. The purpose of this research is to the prevalence of fertilizes couple who used contraception in ciputat public helath centre. This study was using ciputat beginning January until September 2009. Design of this study is cross sectional. The location of this study was done in Puskesmas Ciputat with population of hausband/ wife from fertilizes couple who using contraceptive. From secondary record, we have 1066 sample, 38% is new family planning participant and 62% is active family 1,8&, injection 95,1%, pil 3%, and condom 0,1% from this study, we know that many participant in ciputat use injection then pil, IUD, and condom. Keyword : Contraception, Contraceptive, Prevalence Rate, Fertilized Couple.

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ..ii LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii iv

v KATA PENGANTAR .. vii ABSTRAK/ ABSTRACK . ix DAFTAR ISI . xi DAFTAR TABEL . xiii DAFTAR LAMPIRAN .. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang . 1

1.2 Perumusan masalah 2 1.3 Tujuan .. 1.3.1 Tujuan umum . 2 2

1.3.2 Tujuan khusus 2 1.4 Manfaat penelitian 3 1.4.1 Bagi peneliti 3 1.4.2 Bagi masyarakat 1.4.3 Bagi institusi .. 3 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan kepustakaan .. 4

2.1.1 Keluarga berencana 4 2.1.2 Kontrasepsi .... 2.1.2.1 Pengertian... 2.1.2.2 Cara kerja.... 2.1.2.3 Metode kontrasepsi. 2.1.2.3.1 Metode Efektif. 5 5 5 6 6

2.1.2.3.2 Metode Sederhana 10 2.1.2.3.2.1 Dengan alat/obat 10 ix

2.1.2.3.2.2 Tanpa alat/ obat 11 2.1.3 Faktor yang mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi 11 2.1.4 Akseptor KB 14 2.1.5 Puskesmas 14 2.2 Kerangka konsep ...... 16 2.3 Batasan Operasional.. 16 2.3.1 Definisi Operasional... 16 2.3.2 Data yang Dikumpulkan..... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain penelitian 18 3.2 Tempat dan waktu penelitian 18 3.3 Populasi dan sampel . 18 3.3.1 Populasi 18 3.3.2 Sampel 18 3.4 Kriteria Penelitian 18 3.4.1 Kriteria inklusi. 18 3.4.2 Kriteria eksklusi 18 3.5 Cara kerja 19 3.5.1 Pengumpulan data.. 19

3.5.2 Pengolahan data.. 19 3.5.3 Penyajian data 19 3.5.4 Analisa data 19 3.5.5 Interprestasi data 19 3.5.6 Pelaporan hasil penelitian 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 20 4.1.1 Situasi keadaan umum daerah penelitian 21 4.1.1.1 Gambaran Umum.... 21 4.1.1.2 Kependudukan... x 21

4.1.1.3 Sosial Ekonomi 21 4.1.1.4 Ketenagaan. 21 4.1.2 Gambaran Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Ciputat 22 4.1.2.1 Akseptor KB. 4.1.2.2 Umur peserta KB.. 4.1.2.3 Cara Pembiayaan.. 22 23 23

4.1.2.4 Paritas.... 23 4.1.2.5 Metode Kontrasepsi... 24 4.1.2.6 Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Akseptor KB Baru dan Lama....................................................... 25 4.1.2.7 Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Kelompok Umur......................................... 4.1.2.8 Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Kelompok Paritas... 26 25

4.1.2.9 Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Cara Pembayaran.. 26 4.2 Pembahasan 27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 30 5.2 Saran 31

DAFTAR PUSTAKA. 32 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 35

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Tabel 4.2. Tabel 4.3. Tabel 4.4. Tabel 4.5. Tabel 4.6. Tabel 4.7.

Tabel 4.8.

Tabel 4.9. Tabel 4.10. Tabel 4.11. Tabel 4.12. Tabel 4.13.

Tabel 4.14.

Tabel 4.15.

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Ciputat tahun 2008.................................... Perkembangan tahap keluarga dan KK miskin.................. Cakupan Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin dan JPKM Puskesmas Ciputat Tahun 2009................................................. Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi di Kecamatan Ciputat Tahun 2009............. Jumlah PUS di Kelurahan Ciputat dan Cipayung tahun 2008 dan 2009..................................................................................... Gambaran Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Akseptor KB Baru dan KB Lama di Puskesmas Ciputat Tahun 2009 ..... Karakteristik Peseta KB Menurut Kelompok Umur Dibawah 20 tahun, 20-35 tahun, dan diatas 35 tahun di Puskesmas Ciputat Tahun 2009........................ Karakteristik Peseta KB Menurut Cara Pembiayaan Yaitu Dana Pribadi, Jamkesmas, Jamsostek, dan Askes di Puskesmas Ciputat Tahun 2009................................................. Karakteristik Peseta KB Menurut Jumlah Anak (Paritas) di Puskesmas Ciputat Tahun 2009................................................. Karakteristik Peseta KB Menurut Kelompok Jumlah Anak (Paritas) di Puskesmas Ciputat Tahun 2009.............................. Sebaran Metode Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat Tahun 2009.......................... Sebaran Metode Kontrasepsi Pada Akseptor KB Baru dan KB Aktif di Puskesmas Ciputat Tahun 2009.................................... Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kelompok umur kurang dari 20 tahun, umur 20 sampai 35 tahun, dan umur diatas 35 tahun di Puskesmas Ciputat Tahun 2009.................................................................... Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kelompok paritas kurang dari 2 anak, 2 anak dan lebih dari 2 anak di Puskesmas Ciputat Tahun 2009................. Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Cara Pembiayaan Yaitu Dana Pribadi, Jamkesmas, Jamsostek, Askes di Puskesmas Ciputat tahun 2009............................................................................................

20 20 20 21 22 22

23

23 24 24 24 25

25

26

27

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian............................................................................ 35 Lampiran 2 Output hasil olah data SPSS............................................................... 37 Lampiran 3 Riwayat Penulis .......................................................................... 48

xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pengendalian pertumbuhan dan jumlah penduduk, memiliki ketertiban terhadap peningkatan sumber daya manusia dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tidak akan berjalan jika tidak didukung sumber daya manusia yang memadai. Sebaliknya pembangunan kualitas sumber daya manusia juga tidak akan tercapai tanpa dukungan pertumbuhan ekonomi. Demikian pula pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kualitas sumber daya manusia sulit terlaksana jika jumlah penduduk tidak terkendali (Kesehatan Reproduksi, 2009). Dari sensus penduduk yang dilakukan, didapatkan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Indonesia pada tahun 2006 sebesar 1,39% dengan jumlah penduduk 255,5 juta (BKKBN, 2008). Sedangkan berdasarkan hasil analisis data tahun 2004 laju pertumbuhan di Kabupaten Tangerang sebesar 3,38% pertahun dalam kurun waktu tahun 20012004, hal ini tergolong laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk Negara Indonesia yang hanya sebesar 2,5% pertahun. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk yang tinggi terdapat di Kecamatan Ciputat, Pamulang, Pondok Aren, Pasar Kamis, Curug, Cikupa, dan Serpong (Profil Kabupaten Tangerang, 2009). Angka pemakaian kontrasepsi (Contraceptive Prevalence Rate/ CPR) pada tahun 2007 di Indonesia sebesar 65,9% (Kasmiyati, 2008). Contraceptive Prevalence Rate (CPR) merupakan angka yang menunjukkan banyaknya PUS (Pasangan Usia Subur) yang sedang memakai kontrasepsi pada saat pencacahan dibandingkan dengan seluruh PUS (Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi, 2009). Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang isterinya berusia 15-49 tahun. Dengan makin banyak Pasangan Usia Subur (PUS) mengikuti program KB (Keluarga Berencana) secara aktif maka diharapkan TFR (Total Fertility Rate) akan turun. Oleh karena pemerintah melalui berbagai kegiatan KB berupaya agar peserta KB meningkat sehingga TFR bisa turun (Data Statistik Indonesia, 2009). Secara statistic, angka TFR pada periode 2007 sebesar 1

2,6 artinya potensi rata-rata kelahiran oleh wanita usia subur berjumlah 2-3 anak (BKKBN, 2008). Data Susenas, BPS, menunjukkan bahwa persentase terbanyak alat kontrasepsi yang dipakai di Indonesia tahun 2007 adalah suntik KB sebesar 34%. Kemudian diikuti oleh pil KB yaitu sebesar 18% dan kondom serta cara lain berkisar antara 0,5-1% tiap tahunnya (Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi, 2007). Jumlah peserta KB di Kecamatan Ciputat pada tahun 2007 yaitu IUD (Intra Uterine Device) sebanyak 316 orang, MOW (Metode Operasi Wanita) 16 orang, implan 10 orang, suntik 1.114 orang, pil KB 254 orang, dan kondom 27 orang (BKKBN, 2009). Puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan Keluarga Berencana dari pemerintah. Walaupun sudah terjadi pergeseran dari tempat pelayanan pemerintah ke swasta, namun akhir-akhir ini tempat pelayanan pemerintah mulai banyak dikunjungi peserta KB lagi. Salah satu penyebabnya adalah menurunnya kemampuan masyarakat untuk ber-KB dengan biayai sendiri (Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi, 2007). Peserta KB yang datang ke tempat pelayanan KB pemerintah pada 2007 sebesar 44,7% (Sosial Kota Tangerang Selatan, 2009).

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah yang dapat diketahui : Bagaimana gambaran penggunaan kontrasepsi di Puskesmas Ciputat pada tahun 2009.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur di Puskesmas Ciputat.

1.3.2. Tujuan Khusus Memperoleh data jumlah pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi di Puskesmas Ciputat tahun 2009

Mengetahui jumlah peserta KB di Puskesmas Ciputat tahun 2009 berdasarkan umur, paritas dan faktor ekonomi

Memperoleh data sebaran alat kontrasepsi yang digunakan pasangan usia subur berdasarkan umur, paritas, dan faktor ekonomi di Puskesmas Ciputat tahun 2009.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Peneliti Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan masyarakat Mengembangkan daya nalar, minat dan kemampuan dalam bidang penelitian Mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.

1.4.2. Bagi Masyarakat Untuk evaluasi pelaksanaan program maupun perencanaan program di tingkat puskesmas Sebagai bahan masukan dalam melaksanakan penyuluhan untuk meningkatkan penggunaan kontrasepsi di masyarakat

1.4.3. Bagi Institusi Meningkatkan kerjasama dan komunikasi antara mahasiswa dan staf pengajar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Menjadi data dasar untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi di masyarakat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Kepustakaan 2.1.1. Keluarga Berencana Keluarga Berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antara kelahiran diperpanjang, dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki, untuk membina kesehatan seluruh anggota keluarga dengan sebaik-baiknya, menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Kegiatan KB tidak hanya berupa perpanjang dan mengatur kehamilan, tetapi termasuk kegiatan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan keluarga secara menyeluruh. Menurut Undang-Undang no. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, maka pengertian KB didefinisikan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kehamilan, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Dengan tujuan KB jangka panjang adalah mewujudkan keluarga berkualitas pada tahun 2015 (Depkes RI,1991; BKKBN, 2005; Irwati, 2002). Tujuan umum dari program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga didalam keluarganya akan berkembang Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). Sasaran dalam program ini adalah pasangan usia subur (PUS) yang ditetapkan berdasarkan survey PUS yang dilaksanakan sekali dalam satu tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Petugas Lapangan KB (PLKB). Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2004-2009 yang meliputi : 1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14% per tahun. 4

2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan. 3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%. 4. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5%. 5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien. 6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun. 7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak. 8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera yang aktif dalam usaha ekonomi produktif. 9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan program KB nasional (Kesehatan Reproduksi, 2009)

2.1.2. Kontrasepsi 2.1.2.1. Pengertian Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma (Winknjosastro, 1999; Irwati, 2002). Kontrasepsi adalah suatu upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap (Winknjosastro, 1999).

2.1.2.2. Cara Kerja Bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi sebagai berikut : Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi Melumpuhkan sperma Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma

2.1.2.3. Metode Kontrasepsi 2.1.2.3.1. Metode Efektif AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/ IUD (Intra-Uterine Device) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau spiral adalah alat yang dibuat dari plastik halus berukuran kecil. Ada yang berbentuk spiral saja, bentuk T dan seperti kipas yang bagian batangnya dililiti tembaga, dan yang tersedia adalah Lippes Loop type B, C, dan D, Copper T 200 B, Multiload Cu 250. Dalam tahap uji klinik adalah Copper T380 A dan Multiload Cu 375. a) Efektifitas (1) IUD bentuk T : 99% (2) IUD progesterone : 97% b) Keuntungan (1) Membutuhkan sedikit perhatian (hanya pemeriksaan benang setiap bulan) (2) Kesuburan anda segera kembali setelah melepas IUD (3) Tidak mengganggu aktifitas seksual dan aman digunakan selama menyusui (4) IUD bentuk T hanya perlu diganti dalam waktu 10 tahun, IUD progesterone sebaiknya diganti setahun sekali. c) Kelemahan (1) Tidak dianjutkan bagi wanita yang belum pernah melahirkan atau masih mengharapkan anak, wanita yang sering berganti pasangan, pernah menderita radang panggul, atau kehamilan tuba. (2) Dapat keluar dengan sendirinya d) Efek samping Kram, sakit punggung, timbul bercak darah, menstruasi berat, meningkatnya resiko radang panggul, kehamilan tuba, dan menjadi tidak subur. e) Cara penggunaan Alat ini harus dimasukkan oleh dokter. Biasanya pada saat menstruasi. Benang IUD harus diperiksa setiap kali menstruasi selesai.

Susuk KB/ Implan Alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam

kapsul silastic silicone (polydimethysiloxane) dan disusukkan dibawah kulit. Jumlah kapsul yang disusukan dibawah kulit adalah sebanyak 6 kapsul dan masing-masing kapsul panjangnya 34 mm dan berisi 36 mg levonorgestrel. Setiap hari sebanyak 30 mcg levonorgestrel dilepaskan ke dalam darah secara difusi melalui dinding kapsul. Implan efektif digunakan selama 3 tahun. a) Efektifitas : 99% b) Keuntungan (1) Tahan sampai 5 tahun atau sampai diambil. Kesuburan akan kembali segera setelah pengangkatan. Pencegahan kehamilan terjadi dalam waktu 2 jam setelah pemasangan (2) Melindungi wanita dari kanker rahim (3) Aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui (4) Tidak menganggu aktivitas seksual c) Kelemahan (1) Tidak dianjurkan untuk: penderita penyakit hati, kanker payudara, perdarahan tanpa sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi, penyakit kandung empedu, kolesterol tinggi, siklus menstruasi tidak teratur, sakit kepala, penyakit jantung. (2) Beberapa jenis susuk yang tampak dari luar atau terasa bila diraba d) Efek samping Perdarahan siklus menstruasi lebih panjang, rambut rontok, gairah seksual turun, jerawat dan depresi.

Kontrasepsi Mantap/ Sterilisasi (Metode Operasi Wanita/ Tubektomi dan Metode Operasi Pria/ Vasektomi) Pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung terlur pada wanita

(tubektomi/metode operasi wanita) atau testis pada pria (vasektomi/ metode operasi pria). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekologi (dokter kandungan).

Pil KB Kontrasepsi oral (pil) adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk

tablet, mengandung hormone estrogen dan progesteron yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu : 1) Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progesteron sintetik yang diminum 3 kali seminggu. 2) Pil sekuensial, pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan hormon yang dikeluarkan ovarium pada setiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormone tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16 hari pertama diikuti oleh kombinasi progesteron dan estrogen selama 5-7 hari terakhir. 3) Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progesteron dalam dosis mini (kurang dari 0.5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada saat haid. 4) Morning after pill, merupakan pil hormone yang mengandung estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan. Pil ini digunakan paling lama 72 jam setelah terjadi hubungan seksual tanpa kontrasepsi atau metode kontrasepsi yang digunakan gagal, misalnya terjadi kebocoran kondom. a) Efektifitas 99 % untuk pil kombinasi dan 86 % untuk mini pil. b) Keuntungan (1) Mengurangi resiko kanker uterus, ovarium serta radang panggul. (2) Mengurangi resiko pra menstruasi, jerawat, perdarahan, anemia, kista ovarium, dan nyeri payudara. (3) Siklus menstruasi lebih teratur. (4) Tidak mengganggu aktifitas seksual. (5) Mini pil dapat dikombinasi saat menyusui. c) Kelemahan Tidak dianjurkan untuk wanita yang pernah menderita kanker payudara atau mempunyai resiko penggumpalan darah, penyakit hati, ginjal, perdarahan uterus tanpa sebab, wanita perokok di atas 35 tahun, dan yang sedang dalam pengobatan tertentu, penderita tekanan darah tinggi, diabetes, migrain, depresi.

d) Efek samping (1) Jarang : gumpalan darah, penyakit hati, tekanan darah tinggi, penyakit kandung empedu, dan migrain. (2) Sering : mual, nyeri payudara, perdarahan pada pertengahan siklus menstruasi dalam beberapa bulan pertama, berat badan naik, nafsu makan meningkat, depresi, sakit kepala dan gangguan kulit. e) Cara penggunaan 1 tablet setiap hari selama 21 hari, jangan diminum waktu menstruasi selama 7 hari.

Suntikan KB Obat suntik yang berisi progestin, digunakan untuk kontrasepsi wanita

yang disediakan adalah Depo Provera 150 mg, Noristerat 200 mg dan Depoprogestin 150 mg. a) Efektifitas : 99% b) Keuntungan (1) Disuntik setiap tiga bulan sekali. (2) Efektif, tahan lama, melindungi terhadap kanker rahim. (3) Aman digunakan setelah melahirkan dan saat menyusui. (4) Mengurangi kram saat menyusui. (5) Tidak mengganggu aktifitas seksual. (6) Dapat dipakai segala umur pada masa produksi. (7) Dapat dipakai segera setelah keguguran. (8) Membantu mencegah kanker rahim. c) Kelemahan (1) Kesuburan akan kembali setelah 6-24 bulan suntikan terakhir. (2) Tidak boleh digunakan oleh wanita yang pernah mengalami pembekuan darah, kanker payudara, gangguan hati, perdarahan uterus, wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara, hasil mamografi abnormal, siklus menstruasi tidak teratur, tekanan darah tinggi, migrain, asma, epilepsi, diabetes dan depresi.

10

d) Efek samping Siklus menstruasi tidak teratur, gairah seksual menurun, berat badan naik, sakit kepala, depresi, kandungan mineral tulang berkurang. e) Cara penggunakan Penyuntikan setiap 3 bulan oleh dokter. Jika menginginkan hamil dalam waktu 1-2 tahun, jangan menggunakan metode ini.

2.1.2.3.2. Metode Sederhana 2.1.2.3.2.1. Dengan Alat/ Obat Kondom Salah satu alat kontrasepsi terbuat dari karet/ lateks, berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma. a) Efektivitas Dalam teori : 98 % Dalam praktek : 85 % b) Keuntungan (1) Dapat mencegah penyakit kelamin. (2) Murah, mudah di dapat. (3) Mudah dipakai sendiri. c) Efek samping Alergi terhadap karet (Winknjosastro, 1999; Pribadi, 2008).

Diafragma Kantong karet yang berbentuk mangkuk dengan per elastik pada

pinggirnya. Per ini ada yang terbuat dari logam tipis yang tidak berkarat, ada pula yang dari kawat halus yang tergulung sebagai spiral dan mempunyai sifat seperti per.

Obat Spermatisida Kontrasepsi yang terdiri atas 2 komponen, yaitu zat kimiawi yang mampu

mematikan spermatozoon, dan vehikulum yang nonaktif dan yang diperlukan

11

untuk membuat tablet atau cream/ jelly. Bentuk obat-obat spermatisida yaitu suppositorium, jelly/ cream, tablet busa, dan C-film.

2.1.2.3.2.2. Tanpa Alat/ Obat Sanggama Terputus Untuk mencegah sperma masuk ke vagina, pria dapat menarik penisnya dari vagina sebelum terjadi ejakulasi, ketika sperma keluar pada saat orgasme. Metode yang disebut senggama terputus ini kurang efektif karena sel sperma dapat keluar sebelum terjadi orgasme. Selain itu, metode ini juga membutuhkan kontrol diri yang tinggi dari pria dan ketepatan waktu.

Pantang Berkala Kontrasepsi dengan cara tidak melakukan senggama pada masa subur,

perlu kedisplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup samapai dengan 48 jam setelah ejakulasi (Winknjosastro, 1999).

2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Alat Kontrasepsi Ekonomi Ekonomi adalah sebuah kegiatan yang bisa menghasilkan uang. Ekonomi juga cakupan urusan keuangan rumah tangga. Tingkat ekonomi mempengaruhi pemakaian jenis alat kontrasepsi. Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang diperlukan akseptor harus menyediakan dana yang diperlukan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi adalah ilmu mengenai azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan, pemanfaatan uang, tenaga, waktu dan sebagainya yang berharga. Pemerintah memberkan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga masyarakat dengan status ekonomi yang rendah dapat menggunakan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). Pemerintah juga memberikan kemudahan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja melalui Jamsostek ataupun Askes sehingga pada saat keadaan berkurangnya atau terputusnya

12

penghasilan tenaga kerja dan membutuhkan perawatan medis, tenaga kerja dapat memperoleh pelayanan kesehatan.

Usia Usia adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan. Pola penggunaan

kontrasepsi haruslah sesuai dengan tahapan usia agar dapat mewujudkan pelayanan yang aman dan bermutu. Pola dasar penggunaan kontrasepsi menurut dr. Hanafi Hartanto adalah sebagai berikut : a. Fase menunda/ mencegah kehamilan 1) Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena berbagai alasan 2) Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral karena peserta masih muda 3) Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih tinggi frekuensi bersenggama, sehingga akan memiliki kegagalan tinggi 4) Penggunaan IUD mini bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini dapat dianjutkan terlebih bagi calon peserta dengan kontraindikasi pil oral Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada fase ini adalah: 1) Reversibilitas yang tinggi artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin hampir 100% karena pada masa ini peserta belum mempunyai anak 2) Efektifitas yang tinggi karena kegagalan akan menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi dan kegagalan ini merupakan kegagalan program b. Fase menjarangkan kehamilan 1) Umur diantara 20-30 tahun merupakan usia terbaik untuk mengandung dan melahirkan 2) Segera setelah anak pertama lahir maka dianjurkan untuk memakai IUD sebagai pilihan utama 3) Kegagalan yang menyebabkan kelahiran cukup tinggi namun disini kurang berbahaya karena yang bersangkutan berada pada sisa melahirkan yang baik 4) Disini kegagalan kontrasepsi bukanlah kegagalan program

13

Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada fase ini adalah: 1) Efektifitas cukup tinggi 2) Reversibilitas cukup mempunyai anak lagi 3) Dapat dipakai 2-4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan yang direncanakan 4) Tidak menghambat ASI karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun akan mempunyai angka kesakitan dan kematian anak c. Fase menghentikan/ mengakhiri kehamilan Alasan mengakhiri kesuburan : 1) Ibu-ibu diatas usia 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil atau tidak mempunyai anak lagi karena alasan medis dan alasan lainnya 2) Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap 3) Pil oral kurang dianjurkan karena usia itu yang relatif tua dan mempunyai kemungkinan timbulnya efek samping dan komplikasi Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada fase ini adalah: 1) Efektifitas sangat tinggi, kegagalan menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi ibu dan anak 2) Dapat dipakai untuk jangka panjang 3) Tidak menambah kelainan yang ada (Hartanto, 1996) tinggi karena peserta masih mengharapkan

Paritas Paritas adalah jumlah bayi hidup yang pernah dilahirkan. Program KB

harus dilaksanakan secara intensif untuk menurunkan angka fertilitas dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Salah satu pernyataan dalam NKKBS adalah pernyataan tentang jumlah anak yang sebaiknya dimiliki yaitu 2 anak cukup. Laki-laki atau perempuan sama saja. Keluarga kecil dengan dua anak akan memberi dampak positif terhadap masalah kependudukan, perhatian orang tua terhadap anak, sosial ekonomi keluarga dan lain sebainya (Siregar, 2003).

14

2.1.4. Akseptor KB Akseptor KB (peserta Keluarga Berencana/ family planning participant) ialah PUS yang mana salah seorang menggunakan salah satu cara/ alat kontrasepsi untuk pencegahan kehamilan (BKKBN, 2007; Data Statistik Indonesia, 2008). Macam-macam akseptor KB yaitu : Akseptor KB baru Akseptor KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/ alat konrasepsi dan/ atau pasangan usia subur yang menggunakan kembali salah satu cara/ alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya (baik kehamilan yang berakhir dengan keguguran, lahir mati ataupun lahir hidup).

Akseptor KB aktif Akseptor KB aktif lama adalah akseptor yang pada saat ini memakai

kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan (Diskes Jawa Barat, 2009).

2.1.5. Puskesmas Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan yang memerkan pelayanan promotif, pereventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau dalam suatu wilayah kerja Kecamatan/ sebagian di Kotamadya/ Kabupaten.

Kegiatan Pokok Puskesmas Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda,

maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan berbeda pula. Namun demikian kegiatan pokok puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) 2. Keluarga berencana (KB) 3. Usaha peningkatan gizi 4. Kesehatan lingkungan

15

5. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 6. Pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan 7. Penyuluhan kesehatan masyarakat 8. Kesehatan sekolah 9. Kesehatan olah raga 10. Perawatan kesehatan masyarakat 11. Kesehatan kerja 12. Kesehatan gigi dan mulut 13. Kesehatan jiwa 14. Kesehatan mata 15. Labolatoriun sederhana 16. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka system informasi kesehatan 17. Kesehatan usia lanjut 18. Pembinaaan pengobatan tradisional Pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagian dari masyarakat wilayah kerjanya.

Fungsi Puskesmas 1. Sebagian pusat pengembangan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya 2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat 3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat kerjanya (faktor-faktor yang mempengaruhi keengganan akseptor KB untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD di Puskesmas) (Depkes. RI. 1992).

16

2.2. Kerangka Konsep

Usia akseptor

Paritas

Ekonomi

Pengguna an Kontrasepsi

Prevalensi

2.3. Batasan Operasional 2.3.1. Definisi Operasional Kontrasepsi adalah suatu upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap.

2.3.2. Data yang Dikumpulkan a. Nama pasangan usia subur Nama pasangan usia subur yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi b. Jenis akseptor KB Akseptor akseptor KB adalah pasangan usia subur yang sedang menggunakan salah satu metode atau alat kontrasepsi. Akseptor KB terbagi dua yaitu akseptor KB lama dan akseptor KB aktif. c. Usia akseptor Usia akseptor dikelompokan menjadi usia 20 tahun, usia antara 20-30 tahun dan usia lebih dari 30 tahun.

17

d. Paritas Paritas dikelompokan menjadi paritas 0-1, paritas 2, dan paritas lebih dari 2. e. Ekonomi Status ekonomi pada penelitian ini dilihat dari cara pembiayaan pelayanan para peserta KB yaitu dana pribadi, pembiayaan melalui Jamkesmas, Jamsostek, dan Askes.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dilakukan dengan menelaah data sekunder dari catatan medis di Puskesmas Ciputat mulai tanggal 1 Januari-31 September 2009.

3.2. Tempat dan waktu Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Ciputat pada bulan Oktober 2009.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi penelitian ini adalah semua data yang diperoleh dari catatan medis pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi di Puskesmas Ciputat pada bulan Januari hingga September 2009.

3.3.2. Sampel dan Cara Pengambilan Sampel yang digunakan adalah semua data yang diperoleh dari catatan medis pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi di Puskesmas Ciputat pada bulan Januari hingga September 2009.

3.4. Kriteria Penelitian 3.4.1. Kriteria Inklusi Pasangan usia subur yang sedang menggunakan kontrasepsi di Puskesmas Ciputat dari bulan Januari hingga September 2009.

3.4.2. Kriteria Eksklusi Data pasangan usia subur yang tidak tercatat lengkap di Puskesmas Ciputat. 18

19

3.5. Cara Kerja 3.5.1. Pengumpulan Data Pada penelitian ini, peneliti datang ke Puskesmas Ciputat yang merupakan tempat pengambilan sampel penelitian. Peneliti mulai dengan menelah data sekunder pada catatan medis mulai tanggal 1 Januari hingga 31 September 2009.

3.5.2. Pengolahan Data Verifikasi yaitu pengkajian ulang atau pengoreksian kembali data sekunder. Coding yaitu mengklasifikasikan data sekunder dengan kode-kode tertentu, selanjutnya keperluan ini dibuat lembar khusus untuk menstabulasikan serta tranfering data untuk memudahkan proses data entry.

3.5.3. Penyajian Data Data yang disajikan berbentuk narasi, tekstuler, grafikal dan tabel.

3.5.4. Analisa Data Analisis data dilakukan dengan program SPSS for windows versi 14. Data yang telah diolahkan dianalisis secara deksriptif.

3.5.5. Interprestasi Data Data diinterpretasikan secara deskriptif untuk melihat sebaran kontrasepsi di Puskesmas Ciputat.

3.5.6. Pelaporan Hasil Penelitian Data disusun dalam bentuk laporan penelitian selanjutnya dipresentasikan diharapan staf pengajar Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Situasi Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1.1. Gambaran Umum Puskesmas Ciputat merupakan salah satu dari 3 puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Ciputat. Letaknya berbatasan dengan : Sebelah utara : Wilayah kerja Puskesmas Kampung Sawah Sebelah selatan : wilayah kerja Puskesmas Pamulang Sebelah barat : wilayah kerja Puskesmas Pamulang Sebelah timur : wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur Puskesmas Ciputat terletak + 27 Km sebelah tenggara Kota Tangerang. Luas wilayah Kecamatan Ciputat kira-kira 13.311 Ha dengan sebagian besar berupa tanah darat/ kering (93,64%) sisanya adalah tanah rawa/ danau.

4.1.1.2. Kependudukan Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Tahun 2008
No 1 2 3 Desa Ciputat Cipayung Puskesmas Luas wilayah (Km2) 18.334 24.509 42.843 Jumlah penduduk 16.404 17.973 34.377 Jumlah KK 4.770 4.656 9.426 Jumlah rumah 3.604 3.213 6.817 RW 15 9 24 RT 38 50 88

4.1.1.3. Sosial Ekonomi Tabel 4.2 Perkembangan Tahap Keluarga dan KK Miskin
No 1 2 Tahun 2007 2008 Jumlah jiwa 45102 34377 Jumlah jiwa gakin 4931 4817

Tabel 4.3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin dan JPKM Puskesmas Ciputat Tahun 2009
Kelurahan Ciputat Cipayung Jumlah Jumlah yang ada 1.590 4.324 5.914 Penduduk miskin Dicakup JPKM 1.113 3.704 4.817 20 Mendapat YANKES 1.269 2.909 4.178

21

Tingkat pendidikan SD/ MI SLTP/ Mts SLTA/ MA DIPLOMA : 7799 orang : 5436 orang : 5567 orang : 3848 orang : 2951 orang

UNIVERSITAS

4.1.1.4. Ketenagaan Dokter umum Dokter gigi Bidan Perawat Perawat gigi Petuga sanitasi Tenaga pelaksana gizi Asisten apoteker Analis labolatorium Tenaga administrasi Pekarya kesehatan Tenaga honorer : PNS : 1 orang PTT : 1 orang : PNS : 3 orang : 6 orang : 4 orang : 1 orang :: 1 orang : 1 orang :: 3 orang : 1 orang : 8 orang

Tabel 4.4 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Kecamatan Ciputat Tahun 2009
No 1 2 3 4 5 6 7 Jenis alkon Pil Suntik Implant IUD MOW/ MOP Kondom Obat vagina Jumlah KB baru 76 (10,9%) 526 (75%) 10 (1,4%) 67 (9,6%) 4 (0,6%) 14 (2%) 697 KB aktif 1.798 (34,5%) 2.472 (47,4%) 73 (1,4%) 715 (13,7%) 99 (1,9%) 55 (1%) 5.212

22

Tabel 4.5 Jumlah PUS di Kelurahan Ciputat dan Cipayung tahun 2008 dan 2009
Kelurahan Ciputat Cipayung Jumlah Jumlah PUS 2008 4.326 3.943 8.269 2009 4.341 3.958 8.272

4.1.2. Gambaran Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Ciputat Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ciputat pada bulan Oktober 2009, dengan mengambil data sekunder di Puskesmas Ciputat dari bulan Januari hingga September. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah PUS yang menggunakan kontrasepsi di Puskesmas Ciputat tahun 2009 dan jenis kontrasepsi yang digunakan berdasarkan usia, paritas (jumlah anak), dan cara pembiayaan. Sampel penelitian adalah semua data yang diperoleh dari catatan medis peserta KB yang mendapatkan pelayanan di Puskesmas Ciputat pada tahun 2009. Besar sampel yang didapatkan sebanyak 1066 orang Pasangan Usia Subur (PUS) yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pada penelitian ini, PUS dikelompokan berdasarkan kategori akseptor KB yaitu akseptor KB lama dan KB aktif, kategori usia yaitu dibawah 20 tahun, diantara 20 sampai 35 tahun, dan lebih dari 35 tahun, kategori paritas (jumlah anak) yaitu memiliki anak kurang dari 2, memiliki 2 anak, memiliki lebih dari 2, dan cara pembiayaan yaitu dana pribadi, menggunakan Jamkesmas, Jamsostek dan Askes.

4.1.2.1. Akseptor KB Akseptor KB dibagi menjadi akseptor KB baru dan akseptor KB lama. Jenis akseptor KB yang paling banyak di Puskesmas Ciputat tahun 2009 adalah akseptor KB aktif. Tabel 4.6 Gambaran Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Akseptor KB Baru dan KB Lama di Puskesmas Ciputat Tahun 2009
Jenis akseptor KB baru KB aktif Total Jumlah 406 661 106 Persentase (%) 38 62 100

23

4.1.2.2. Umur peserta KB Umur peserta KB dikelompokan menjadi usia kurang dari 20 tahun merupakan fase menunda kehamilan, usia antara 20-30 tahun merupakan fase menjarangkan kehamilan dan usia lebih dari 30 tahun merupakan fase mengakhiri kehamilan. Kelompok umur pasangan usia subur yang paling banyak menggunakan kontrasepsi adalah umur diatas 30 tahun dan yang paling sedikit adalah umur dibawah 20 tahun. Tabel 4.7 Karakteristik Peseta KB Menurut Kelompok Umur Dibawah 20 Tahun, 20-35 Tahun, dan Diatas 35 Tahun di Puskesmas Ciputat Tahun 2009
Kelompok umur < 520 tahun 20-30 ahun > 30 tahun Total Jumlah 8 519 539 106 Persentase (%) 0,8 48,7 50,6 100

4.1.2.3. Cara Pembiayaan Cara pembiayaan yang dilakukan peserta KB yaitu dana pribadi, menggunakan Jamkesmas, Jamsostek, dan Askes. Cara pembiayaan yang paling banyak dilakukan Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat Tahun 2009 adalah cara pembiayaan dengan dana pribadi dan paling sedikit adalah cara pembiayaan dengan menggunakan Jamsostek. Tabel 4.8 Karakteristik Peseta KB Menurut Cara Pembiayaan Yaitu Dana Pribadi, Jamkesmas, Jamsostek, dan Askes di Puskesmas Ciputat Tahun 2009
Cara pembiayaan Dana pribadi Jamkesmas Jamsostek Askes Total Jumlah 872 172 6 16 106 Persentase (%) 81,8 16,1 0,6 1,5 100

4.1.2.4. Paritas (Jumlah Anak) Paritas (jumlah anak) pada peserta KB dibagi menjadi anak kurang dari 2, anak 2, dan anak lbeih dari 2. Peserta KB di Puskesmas Ciputat tahun 2009 paling banyak memiliki 2 orang anak.

24

Tabel 4.9

Karakteristik Peseta KB Menurut Jumlah Anak (Paritas) di Puskesmas Ciputat Tahun 2009
Paritas 0 1 2 3 4 5 6 7 8 10 Total Jumlah 3 3607 395 224 91 31 6 5 2 2 106 Persentase (%) 0,3 28,8 37,1 21,0 8,5 2,9 0,6 0,5 0,5 0,5 100

Tabel 4.10 Karakteristik Peserta KB Menurut Kelompok Jumlah Anak (Paritas) di Puskesmas Ciputat Tahun 2009
Kelompok paritas <2 2 >2 Total Jumlah 310 395 361 106 Persentase (%) 29,1 37,1 33,9 100

4.1.2.5. Metode Kontrasepsi Metode kontrasepsi dibagi menjadi metode efektif jangka panjang yaitu IUD (Intrauterine Device)/ AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim), implant/ susuk KB dan Metode Operasi Wanita (MOW) atau Metode Operasi Pria (MOP), metode efektif yaitu pil KB dan KB suntik, dan metode sederhana yaitu kondom, diafragma, dan obat spermatisid. Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat tahun 2009 adalah KB suntik, kemudian pil KB dan IUD. Sedangkan metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat tahun 2009 adalah kondom. Tabel 4.11 Sebaran Metode Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat Tahun 2009
Metode kontrasepsi IUD KB suntik Pil KB Kondom Total Jumlah 19 1014 32 1 106 Persentase (%) 1,8 95,1 3,0 0,1 100

25

4.1.2.6. Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Akseptor KB Baru dan Lama Berdasarkan tabel dibawah ini dapat dilihat bahwa peserta KB baru paling banyak menggunakan KB suntik dan metode yang paling sedikit digunakan oleh peserta KB baru adalah IUD. Pada peserta KB baru di Puskesmas Ciputat tahun 2009 tidak ada yang menggunakan kondom. Begitu pula pada peserta KB lama, KB suntik merupakan metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan. Namun metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan adalah kondom. Tabel 4.12 Sebaran Metode Kontrasepsi Pada Akseptor KB Baru dan KB Aktif di Puskesmas Ciputat Tahun 2009
Metode kontrasepsi IUD KB suntik Pil KB Kondom Jumlah Akseptor KB baru KB aktif 10 (2,5%) 9 (1,4%) 381 (94,1%) 633 (95,8%) 14 (3,5%) 18 (2,7%) 0 (0%) 1 (0,2%) 405 (100%) 661 (100%) Total 19 (1,8%) 1014 (95,1%) 32 (3%) 1 (0,1%) 1066 0%)

4.1.2.7. Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Kelompok Umur Peserta KB yang berumur dibawah 20 tahun di Puskesmas Ciputat tahun 2009 hanya menggunakan KB suntik. KB suntik merupakan metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan peserta KB di kelompok umur 20-30 tahun dan lebih dari 30 tahun adalah KB suntik. Metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan peserta KB umur 20-30 tahun adalah IUD dan tidak ada yang menggunakan kondom. Sedangkan pada peserta KB umur diatas 30 tahun, metode yang paling sedikit digunakan adalah kondom. Tabel 4.13 Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kelompok Umur Kurang Dari 20 Tahun, Umur 20 Sampai 35 Tahun, dan Umur Diatas 35 Tahun di Puskesmas Ciputat Tahun 2009
Metode kontrasepsi IUD KB suntik Pil KB Kondom Jumlah < 20 tahun 0 (0%) 8 (100%) 0 (0%) 0 (0%) 405 (100%) Akseptor 20-30 tahun 8 (1,5%) 497 (95,8%) 14 (2,7%) 0 (0%) 519 (100%) >30 tahun 11 (2,0%) 509 (94,4%) 18 (3,3%) 1 (0,1%) 304 (100%) Total 19 (1,8%) 1014 (95,1%) 32 (3%) 1 (0,1%) 1066 0%)

26

4.1.2.8. Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Kelompok Paritas KB suntik merupakan metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan peserta KB baik yang memiliki anak kurang dari 2 maupun lebih atau sama dengan 2. Metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan peseta KB yang memiki anak kurang dari 2 adalah IUD. Pada peserta KB yang memiliki anak kurang dari 2 tidak ada yang menggunakan pil KB maupun kondom. Metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan peserta KB yang memiliki anak 2 adalah IUD dan pil KB. Pada peserta KB yang memiliki anak 2 tidak ada yang menggunakan kondom. Metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan peserta KB yang memiliki anak lebih dari 2 adalah kondom. Tabel 4.14 Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kelompok Paritas Kurang Dari 2 Anak, 2 Anak dan Lebih Dari 2 Anak di Puskesmas Ciputat Tahun 2009
Metode kontrasepsi IUD KB suntik Pil KB Kondom Jumlah < 2 anak 2 (0,6%) 296 (95,5%) 0 (0%) 0 (0%) 310 (100%) Jumlah anak 2 anak 8 (2%) 379 (95,9%) 8 (2%) 0 (0%) 395 (100%) >2 anak 9 (2,5%) 339 (93,9%) 12 (3,3%) 1 (0,3%) 361 (100%) Total 19 (1,8%) 1014 (95,1%) 32 (3%) 1 (0,1%) 1066 0%)

4.1.2.9. Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Cara Pembayaran KB suntik merupakan metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan peserta KB baik yang menggunakan dana pribadi, Jamkesmas, Jamsostek maupun askes. Metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan peserta KB yang menggunakan dana pribadi dan Jamkesmas adalah IUD. Pada peserta KB yang menggunakan dana pribadi, Jamsostek, dan Askes tidak ada yang menggunakan metode kontrasepsi kondom. Metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan peserta KB yang memiliki anak 2 adalah IUD dan Pil KB. Tidak ada yang menggunakan IUD pada peserta KB yang menggunakan Jamkesmas maupun Askes. Peserta KB yang menggunakan Askes paling sedikit menggunakan metode kontrasepsi pil KB. Sedangkan pada peserta KB yang menggunakan Jamsostek tidak ada yang menggunakan pil KB.

27

Tabel 4.15 Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Cara Pembiayaan Yaitu Dana Pribadi,

Jamkesmas, Jamsostek, dan Askes di Puskesmas Ciputat Tahun 2009.


Metode kontrasepsi IUD KB suntik Pil KB Kondom Jumlah Jumlah Anak Dana pribadi 15 (1,7%) 838 (2,2%) 18 (2,1%) 0 (0%) 871 (100%) Jamkesmas 4 (2,3%) 155 (89,6%) 13 (7,5%) 1 (0,6%) 173 (100%) Jamsostek 0 (0%) 6 (100%) 0 (0%) 0 (0%) 32 (100%) Askes 0 (0%) 15 (93,8%) 1 (6,3%) 0 (0%) 16 (100%) Total 19 (1,8%) 1014 (95,11%) 32 (3%) 1 (0,1%) 1066 0%)

4.2. Pembahasan Dari hasil penelitian, dapat diketaui bahwa jumlah pasangan usia subur yang ada di Kecamatan Ciputat sebanyak 8272 pasangan usia subur dan pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi di Puskesmas Ciputat pada bulan Januari hingga September pada tahun 2009 sebanyak 1066 orang. Dari penelitian ini dapat diketahui presentase pasangan usia subur yang menggunakan pelayanan kontrasepsi di Puskesmas Ciputat tahun 2009 yaitu sebesar 12,9%. Presentase ini didapatkan dengan cara membagi jumlah PUS yang menggunakan kontrasepsi di Puskesmas dengan jumlah PUS yang ada di Kecamatan Ciputat, kemudian dikalikan dengan konstanta k (100). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kelompok umur pasangan usia subur yang paling banyak menggunakan kontrasepsi adalah umur diatas 30 tahun dan yang paling sedikit adalah umur dibawah 20 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia diatas 30 tahun merupakan masa wanita menikah usia subur untuk menghentikan kehamilan. Upaya yang dilakukan untuk mencegah kehamilan adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi. Sedangkan sedikitnya jumlah pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi pada usia dibawah 20 tahun dapat dikarenakan sedikitnya jumlah wanita yang menikah dibawah usia 20 tahun. Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat paling banyak menggunakan dana pribadi (81,8%) untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi. Hal ini sebanding dengan presentase jumlah keluarga mampu di Kecamatan Ciputat yaitu 86%. Presentase jumlah keluarga mampu didapatkan dari 100% dikurangi presentasi jumlah keluarga miskin di Kecamatan Ciputat. Presentase

28

jumlah keluarga miskin didapatkan dari data jumlah keluarga miskin tahun 2008 yaitu sebanyak 4.817 jiwa dan jumlah keseluruhan keluarga sebanyak 34.377 maka didapatkan presentase jumlah keluarga miskin di Kecamatan Ciputat sekitar 14%. Presentase keluarga mampu hampir mendekati presentase sebaran kontrasepsi menurut cara pembiayaan sehingga mungkin banyaknya pasangan usia subur yang menggunakan dana pribadi akibat banyaknya keluarga mampu di Kecamatan Ciputat. Namun hal ini harus dilakukan dengan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan status ekonomi dengan penggunaan kontrasepsi di Puskesmas Ciputat. Pada sebaran jumlah anak sebagian besar ibu akseptor KB memiliki anak lebih dari dua orang degnan persentase 37,1%. Hal ini sesuai dengan data SDKI 2002-2003 dimana wanita yang memiliki jumlah anak lebih dari dua sebanyak 58,5% cenderung menggunakan alat kontrasepsi. Karena adanya faktor medis yang dapat timbul pada ibu yang melahirkan banyak anak. Selain itu keluarga memiliki anak 2 dapat memberkan dampak positif pada masalah perhatian orang tua terhadp anak dan masalah sosial ekonomi keluarga. Prevalensi metode kontrasepsi yang digunakan Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat tahun 2009 adalah IUD sebesar 1,8%, KB suntik sebesar 95,2%, pil KB 3% adan kondom sebesar, 0,1%. Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat tahun 2009 adalah KB suntik, sedangkan metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat tahun 2009 adalah kondom. Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan pasangan usia subur berdasarkan jumlah anak, usia maupun cara pembiayaan di Puskesmas Ciputat tahun 2009 adalah KB suntik. Hal ini dapat dikarenakan KB suntik merupakan alat kontrasepsi yang efektif, murah, tahan lama dan dapat digunakan di segala usia reproduksi. Dan metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan pasangan usia subur berdasarkan jumlah anak, usia maupun cara pembiayaan di Puskesmas Ciputat tahun 2009 adalah kondom. Hal ini dapat dikarenakan kondom merupakan alat kontrasepsi yang kurang efektif walaupun harganya murah dan mudah untuk didapatkan.

29

Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa sebagian besar peserta KB adalah wanita. Hal ini dapat dikarenakan sedikitnya jenis kontrasepsi untuk pria atau masih kurang kepeduliannya pria dalam hal penggunaan kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang paling sedikit digunakan wanita menikah usia subur adalah IUD. Hal ini dikarenakan efek samping IUD yang sering menyebabkan perdarahan lebih banyak dan rasa nyeri pada perut sehingga ibu akseptor KB lebih memilih KB suntik atau pil KB.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai prevalensi penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur di Puskesmas Ciputat tahun 2009, penulis mengambil kesimpulan bahwa: Jumlah penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur di Puskesmas Ciputat tahun 2009 sebanyak 1066 pasang. Peserta KB di Puskesmas Ciputat tahun 2009 paling banyak berumur di atas 30 tahun memiliki jumlah anak 2 dan menggunakan dana pribadi dalam pembiayaa kontrasepsi. Prevalensi metode kontrasepsi berdasarkan umur peserta KB yaitu di bawah 20 tahun yang menggunakan KB suntik (100%); 20-35 tahun yang menggunakan IUD sebesar 1,6%, KB suntik sebesar 95,1% dan pil KB sebesar 3,3%; dan diatas 35 tahun yang menggunakan IUD sebesar 2,3%, KB suntik 95,1%, pil KB sebesar 2,3% dan kondom sebesar 0,3%. Prevalenasi metode kontrasepsi berdasarkan jumlah anak yaitu anak kurang dari 2 yang menggunakan IUD sebesar 0,6% dan KB suntik sebesar 95,5%; jumlah anak 2 yang menggunakan IUD sebesar 2%, KB suntik sebesar 95,9% dan pil KB sebesar 2%; dan anak lebih dari 2 yang menggunakan IUD sebesar 2,5%, KB suntik sebesar 93,9%, pil KB sebesar 3,3%, dan kondom sebesar 0,3%. Prevalensi metode kontrasepsi berdasarkan cara pembiayaan yaitu dana pribadi pada IUD sebesar 1,7%, KB suntik sebesar 96,2%, dan pil KB sebesar 2,1%; Jamkesmas pada IUD sebesar 2,3%, KB suntik sebesar 89,6%, pil KB sebesar 7,5%, kondom sebesar 0,6%; Jamsostek pada KB suntik 100%; dan Askes pada KB suntik sebesar 93,8% dan pil KB sebesar 6,3%.

30

31

5.2. Saran Dengan adanya penelitian ini, diharapakan bagi pihak puskesmas dapat meningkatkan penyuluhan tentang alat kontrasepsi dengan tujuan untuk dapat lebih meningkatkan minat masyarakat tentang pemakaian kontrasepsi dan mengerti mengenai pemilihan alat kontrasepsi Perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui alasan peserta KB dalam memilih alat kontrasepsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi

DAFTAR PUSTAKA

1.

Tekan kemiskinan, kendalikan tingkat kelahiran http://www.kespro.info/?=node/80 diakses pada tanggal 26 oktober 2009.

2.

KB_kesehatan reproduksi http://www.bkkbn.go.od diaskes tanggal 14 agustus 2008.

3.

Profil kabupaten tangerang http://daerah1.a,pl.or.id/index.php?id=21&option=com diaskes tanggal 31 oktober 2009. content&task=view

4.

Kasmiyati, dra, Msc. Hasil sementara pemantauan pasangan usia subur melalui mini survey Indonesia 2007. Puslitbang KB dan kesehatan reproduksi.2008.

5.

Puslitbang KB dan kesehatan reproduksi http://akuinginhijau.org/2008/05/04pertumbuhan_penduduk/diaskes 14 september 2009. tanggal

6.

Angka prevalensi pemakaian kontrasepsi www.datastatistik-indonesia.com/content/view/331/331/ diaskes pada tanggal 31 oktober 2009.

7.

Keluarga berencana http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/330/330 diaskes tanggal 28 oktober 2009. pada

8.

Puslitbang KB dan kesehatan reproduksi. Pemantauan pasangan usia subur melalui mini survey DKI jakarta 2007. Bengkulu.bkkbn.go.id/download.php?type=p&prgid=62

9.

Menggapai sasaran kependudukan dan KB rencana pembangunan jangka menengah 200-2009 http://pustaka.bkkbn.go.id/index.php?option=com content&task=view&id=108&temid=9 diaskes pada tanggal 14 oktober 2009.

10. Sosial kota tangerang selatan http://tangerangselatankota.go.id/compilation social.php diaskes pada tanggal 26 oktober 2009.
32

33

11. Departemen kesehatan RI. Keluarga berencana. Dalam:pedoman kerja puskesmas, jilid II. Jakarta 1991 hal 51-88. 12. BKKBN upaya peningkatan penggunaan AKDR, jakarta, 2005, hal 1-2 13. Irwati T, lolong D.B, isnawati, Hzartanto W. et al. survey demografi dan kesehatan Indonesia 2002-2003. Jakarta : BPS, BKKBN. SepKes, ORC. Marco, 2003, hal : p2-3,43-5,64-5,67-71. 14. Prawirohardjo S. keluarga berencana dalam ilmu kebidanan. Jakarta : yayasan bina pustaka, 1999. 900-24. 15. Prawirohardjo S. kontrasepsi dalam ilmu kandungan. Jakarta : yayasan bina pustaka, 1999-535-65. 16. Badan koordinasi keluarga berencana nasional. Perkembangan pencapaian peserta KB baru menurut alat kontrasepsi Disitasi dari : http://www.bkkbn.go.ig/ditfor/download/Data-

DESEMBER.2007/.Last Update : Desember 2007 17. Winknjosastro. H, Saifudin A.B, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP,1999. Hal 915-21. 18. Winknjosastro. H, Saifuddin A.B, Rachimhadhi T. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBPSP, 1999. Hal 543-51 19. Pribadi, Anggun. Skripsi profil penggunaan Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008. 20. Hartanto, Hanafi. Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta: pustaka sinar harapan.1996 21. Siregar, Fazidah, Dr. Pengaruh nilai dan jumlah pada keluarga terhadap norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). Sumatera utara: Fakultas kesehatan masyarakat universitas sumatera utara. 2003 22. BKKBN. Keluarga berencana. Disitasi dari : http://www.bkkbn.go.id/hqweb/pria/artik. last update : Januari 2007. 23. Badan statistik Indonesia. Laju pertumbuhan penduduk per tahun menurut provinsi.

34

Disitasi dari : http://www.datastatistik-indonesia.com/componetnt/option,com tabel/task/ite,id,164/. Last update : mei 2008. 24. Glossary kesehatan http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php?mod=publstilah&idx=&idMenu Kiri=17&Title=&page=3 diakses tanggal 19 oktober 2009 25. Departemen kesehatan RI. Pedoman kerja puskesmas jilid 1. Jakarta; Departemen kesehatan. 1992

Lampiran 1

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Telp. (62-21)74716718 Fax : (62-21) 7404985 Jl. Kertamukti Pisangan Ciputat 15149 Jakarta Selatan fkikuinjkt@yahoo.com Website : www.uinjkt.ac.id ; E-Mail :

Nomor

: Un.01/F.10/KM.01.3/2064/2009

Lampiran : Hal : Surat Izin Penelitian

Kepada yang terhormat, Kepala Puskesmas Ciputat Barat Di Tangerang

Assalamualaikum Wr. Wb

Dekan fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah jakarta dengan ini menerangkan bahwa:

Nama NIM Program Studi Semester

: Ajeng Pramesti : 105103003488 : Pendidikan Kedokteran : IX (Sembilan)

Adalah benar mahasiswa fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan (FKIK) universitas islam negeri (UIN) syarif hidayatullah jakarta semester gasal tahun akademik 2009/2010
35

36

Sehubungan dengan penelitian mahasiswa tersebut di atas tentang Prevalensi penggunaan kontrasepsi pada wanita usia subur di puskesmas ciputat barat tahun 2009 maka diperlukan data untuk penelitian tersebut. Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

An. Dekan

Pembantu Dekan Bidang Kemahasiawaan,

Dra. Farida Hamid, MPd NIP.19631010 2003 199103

Tembusan: Dekan (sebagai laporan)

Lampiran 2 Output SPSS

Gambaran Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Akseptor KB Baru dan KB Lama di Puskesmas Ciputat Tahun 2009 Akseptor Frequency Valid KB baru KB aktif Total 405 661 1066 Percent 38.0 62.0 100.0 Valid percent 38.0 62.0 100.0 Cumulative percent 38.0 100.0

Gambaran Peserta KB Berdasarkan Kelompok Umur Dibawah 20 Tahun, 20-30 Tahun, dan Diatas 30 Tahun di Puskesmas Ciputat Tahun 2009 Umur Frequency Valid <20 20-30 >30 Total 8 519 539 1066 Percent .8 48.7 50.6 100.0 Valid percent .8 48.7 50.6 100.0 Cumulative percent .8 49.4 100.0

37

38

Kelompok Umur

Gambaran Peserta KB Berdasarkan Cara Pembiayaan Yaitu Dana Pribadi, Jamkesmas, Jamsostek, dan Askes Di Puskesmas Ciputat Tahun 2009

Cara Pembiayaan Frequency Valid sendiri Jamkesmas Jamsostek Askes Total 871 173 6 16 1066 Percent 81.7 16.2 .6 1.5 100.0 Valid percent 81.7 16.2 .6 1.5 100.0 Cumulative percent 81.7 97.9 98.5 100.0

39

Gambaran Peserta KB Berdasarkan Jumlah anak (Paritas) di Puskesmas Ciputat Tahun 2009 Jumlah anak N Valid Missing Mean Median Mode Minimum Maximum 1066 0 2.25 2.00 2 0 10

Jumlah anak Frequency Valid 0 1 2 3 4 5 6 7 8 10 3 307 395 224 91 31 6 5 2 2 Percent .3 28.8 37.1 21.0 8.5 2.9 .6 .5 .2 .2 Valid percent .3 28.8 37.1 21.0 8.5 2.9 .6 .5 .2 .2 Cumulative percent .3 29.1 66.1 89.1 95.7 98.6 99.2 99.6 99.8 100.0

40 Total 1066 100.0 100.0

41

Jumlah anak

Gambaran Peserta KB Berdasarkan Jumlah anak (Paritas) kurang dari 2 anak, 2 anak dan lebih dari 2 anak di Puskesmas Ciputat Tahun 2009

Jumlah anak N Mean Median Mode Valid Missing 1066 0 2.05 2.00 2

42 Jumlah anak Frequency Valid <2 2 >2 Total 310 395 361 1066 Percent 29.1 37.1 33.9 100.0 Valid percent 29.1 37.1 33.9 100.0 Cumulative percent 29.1 66.1 100.0

Jumlah anak

Sebaran Metode Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas Ciputat Tahun 2009 Metode kontrasepsi N Mean Median Mode Valid Missing 1066 0 5.94 6.00 6

43 Metode kontrasepsi Frequency Valid IUD Suntikan Pil kondom Total 19 1014 32 1 1066 Percent 1.8 95.1 3.0 .1 100.0 Valid Cumulative percent percent 1.8 1.8 95.1 96.9 3.0 99.9 .1 100.0 100.0

Sebaran Metode Kontrasepsi Berdasarkan Akseptor KB Baru dan KB Aktif di Puskesmas Ciputat Tahun 2009

Met_kon*akseptor

Valid N Percent 1066 100.0%

Cases Missing N Percent 0 .0%

Total N Percent 1066 100.0%

44 Met_kon*akseptor Crosstabulation Akseptor KB baru KB aktif 10 9 2.5% 1.4% 381 633 94.1% 95.8% 14 15 3.5% 2.7% 0 1 .0% .2% 405 661 100.0% 100.0% Total 19 1.8% 1014 95.1% 32 3.0% 1 .1% 1066 100.0%

Met_kon

IUD Suntikan Pil Kondom

Total

Count % within akseptor Count % within akseptor Count % within akseptor Count % within akseptor Count % within akseptor

Metode kontrasepsi

45 Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kelompok Umur Kurang Dari 20 Tahun, Umur 20-30 Tahun, Dan Umur Diatas 30 Tahun Di Puskesmas Ciputat Tahun 2009

Case processing summary Valid N Percent 1066 100.0% Cases Missing N Percent 0 .0% Total N Percent 1066 100.0%

Met_kon*klmpk umur

Met_kon*kelompok umur Crosstabulation <20 Met_kon IUD Suntikan Pil Kondom Total Count 0 % within kelompok umur .0% Count 8 % within kelompok umur 100.0% Count 0 % within kelompok umur .0% Count 0 % within kelompok umur .0% Count 8 % within kelompok umur 100.0% Akseptor 20-30 >30 8 11 1.5% 2.0% 497 509 95.8% 94.4% 14 18 2.7% 3.3% 0 1 .0% .2% 519 539 100.0% 100.0% Total 19 1.8% 1014 95.1% 32 3.0% 1 .1% 1066 100.0%

46

Met_Kon

Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan Kelompok Paritas Kurang dari 2 Anak, 2 Anak dan Lebih dari 2 Anak Di Puskesmas Ciputat Tahun 2009

Case processing summary Valid N Percent 1066 100.0% Cases Missing N Percent 0 .0% Total N Percent 1066 100.0%

Met_kon*jumlah anak

47

Met_kon* jumlah anak Crosstabulation <20 Met_kon IUD Suntikan Pil Kondom Total Count % within jumlah anak Count % within jumlah anak Count % within jumlah anak Count % within jumlah anak Count % within jumlah anak 2 .6% 296 95.5% 12 3.9% 0 .0% 310 100.0% Akseptor 2 >2 8 9 2.0% 2.5% 379 339 95.9% 93.9% 8 12 2.0% 3.3% 0 1 .0% .3% 395 361 100.0% 100.0% Total 19 1.8% 1014 95.1% 32 3.0% 1 .1% 1066 100.0%

Metode kontrasepsi

48 Sebaran Metode Kontrasepsi Pasangan Usia Subur (PUS) Berdasarkan cara Pembiayaan Yaitu Dana Individu, Jakmesmas, Jamsostek, Askes Di Puskesmas Ciputat Tahun 2009

Case processing summary Valid N Percent 1066 100.0% Cases Missing N Percent 0 .0% Total N Percent 1066 100.0%

Met_kon*pembiayaan

Met_kon* pembiayaan Crosstabulation


Akseptor jamkesmas Jamsostek 4 0 2.3% .0% 155 6 98.6% 100.0% 13 0 7.5% .0% 1 0 .6% .0% 173 6 100.0% 100.0% Total 19 1.8% 10147 95.1% 32 3.0% 1 .1% 1066 100.0%

Met_kon

IUD Suntikan Pil Count Kondom

Count % within pembiayaan Count % within pembiayaan % within pembiayaan Count % within pembiayaan Count % within pembiayaan

Total

Sendiri 15 1.7% 838 96.2% 18 2.1% 0 .0% 871 100.0%

Askes 0 .0% 15 93.8% 1 6.3% 0 .0% 16 100.0%

Lampiran 3 RIWAYAT PENULIS

Data Diri Nama Tempat tanggal lahir Alamat : Ajeng Pramesti : Jakarta, 1 Desember 1987 : Jl. Samsudin Noor B7 No. 2 Komp.AP II Kelurahan Neglasari Kecamatan Batu Ceper Tangerang 15121 Agama Status : Islam : Belum menikah

Riwayat Pendidikan Tahun 1991 1993 Tahun 1993 1999 Tahun 1999 2002 Tahun 2002 2005 Tahun 2005 sekarang : TK Bina harapan : SDN 13 tangerang : SLTPN 5 tangerang : SMAN 7 tangerang : Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

49

Anda mungkin juga menyukai