Manusia Purba
+Spesies:
SAHELANTHROPUS
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Filum: Kelas: Ordo: Famili: Upafamili: Bangsa: Animalia Chordata Mammalia Primates Hominidae Homininae Hominini
Hominina Sahelanthropus
Brunet et al, 2002
S. tchadensis
Sahelanthropus tchadensis adalah fosil kera yang hidup sekitar 7 juta tahun yang lalu. Spesies ini kadang-kadang diklaim sebagai nenek moyang tertua genus Homo (manusia)) yang pernah diketahui.
Orrorin tugenensis
Orrorin tugenensis dianggap sebagai nenek moyang hominin tertua kedua yang pernah diketahui dan kemungkinan berhubungan dengan manusia modern. Namanya berasal dari penemunya yang menemukan fosil Orrorin di Bukit Tugen, Kenya. Fosil spesies ini berusia 6.1 hingga 5.8 juta tahun yang lalu.
Ardipithecus
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Filum: Kelas: Ordo: Famili: Upafamili: Bangsa: Genus: Animalia Chordata Mammalia Primates Hominidae Homininae Hominini Ardipithecus
White et al., 1995
Ardipithecus adalah genus hominin yang hidup sekitar 4.4 juta tahun yang lalu selama zaman Pliosen. Dua spesies pada genus ini telah dideskripsikan, yaitu Ardipithecus ramidus dan Ardipithecus kadabba. Australopithecus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari
Gracile australopith
Rentang fosil: Pliocene
Australopithecus afarensis
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Chordata Mammalia Primata Hominid Australopithecus
R.A. Dart, 1925
Spesies A. afarensis A. africanus A. anamensis A. bahrelghazali A. garhi Dulunya Australopithecus, sekarang Paranthropus P. aethiopicus P. robustus P. boisei
a. Australopithecus
anamensis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Australopithecus anamensis
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Spesies: Chordata Mammalia Primates Hominidae Australopithecus A. anamensis
Upafamili: Homininae
Australopithecus anamensis adalah spesies dari Australopithecus. Fosil pertama spesies ini, meskipun tidak dikenali pada saat itu, adalah satu tulang lengan yang ditemukan di wilayah Kanapoi di Danau Turkana timur oleh tim penelitian Universitas Harvard tahun 1965.
b.
Australopithecus afarensis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Australopithecus afarensis
Rentang fosil: Pliosen
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Spesies: Chordata Mammalia Primata Hominidae Australopithecus A. afarensis
Upafamili: Homininae
c. Australopithecus
bahrelghazali
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Australopithecus bahrelghazali
Status konservasi Fosil Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Filum: Kelas: Ordo: Famili: Upafamili: Genus: Spesies: Animalia Chordata Mammalia Primates Hominidae Homininae Australopithecus A. bahrelghazali
Australopithecus bahrelghazali adalah fosil hominin yang pertama kali ditemukan pada tahun 1993 [1] oleh paleontolog Michel Brunet di lembah Bahr el Ghazal dekat Koro Toro, Chad. Spesies ini diduga hidup 3.6 juta tahun yang lalu.
d. Australopithecus
africanus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari ? Australopithecus africanus
Rentang fosil: Pliocene
Australopithecus africanus spesies hominid awal, yang hidup sekitar 2-3 juta tahun yang lalu pada era Pliosen.[2] Sisa fosil menunjukan A. africanus lebih mirip manusia modern daripada Australopithecus afarensis. A. africanus ditemukan di empat situs di Afrika Selatan - Taung (1924), Sterkfontein (1935), Makapansgat (1948) dan Gladysvale (1992).[1]
Australopithecus africanus
Referensi
1. ^ a b Australopithecus africanus 2. ^ Human Ancestors Hall: Tree
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki kategori mengenai Australopithecus africanus
MNSU
e. Australopithecus
garhi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Australopithecus garhi
Rentang fosil: Pliosen
Australopithecus garhi adalah spesies gracile australopithecine yang fosilnya ditemukan pada tahun 1996 oleh tim penelitian yang dipimpin oleh paleontolog Ethiopia Berhane Asfaw dan Tim White, seorang paleontolog Amerika.
Paranthropus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Robust australopithecines
Rentang fosil: Pleistosen
Species Paranthropus aethiopicus Paranthropus boisei Paranthropus robustus Robust australopithecines, anggota genus hominin Paranthropus yang telah punah, adalah hominin bipedal yang merupakan keturunan dari hominin gracile australopithecine (Australopithecus).
a.
Paranthropus aethiopicus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Paranthropus aethiopicus
Rentang fosil: Pliosen
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Chordata Mammalia Primates Hominidae Paranthropus
Paranthropus aethiopicus adalah spesies hominid yang telah punah. Spesies ini pertama kali ditemukan pada tahun 1985 di Turkana Barat, Kenya. Fosil tersebut adalah KNM WT 17000 dan berusia hingga 2.5 juta tahun yang lalu.
b.Paranthropus boisei
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Paranthropus boisei
Rentang fosil: Pliosen-Pleistosen
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Chordata Mammalia Primates Hominidae Paranthropus
Paranthropus boisei (awalnya disebut Zinjanthropus boisei dan lalu Australopithecus boisei) adalah hominin awal dan dideskripsikan sebagai spesies Paranthropus terbesar. Spesies ini hidup sekitar 2.6 hingga 1.2 juta tahun yang lalu selama Pliosen dan Pleistosen di Afrika Timur.
c.
Paranthropus robustus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Paranthropus robustus
Rentang fosil: PliocenePleistocene
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Spesies: Chordata Mammalia Primates Hominidae Paranthropus/ Australopithecus P. robustus
Upafamili: Homininae
Paranthropus robustus Paranthropus robustus adalah spesies hominin. Fosilnya pertama kali ditemukan di Afrika bagian Selatan tahun 1938 oleh Robert Broom. Spesies ini masuk kedalam genus Paranthropus.
Kenyanthropus platyops
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (Dialihkan dari Kenyanthropus) Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Kenyanthropus platyops
Rentang fosil: Pliosen
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Spesies: Chordata Mammalia Primates Hominidae Kenyanthropus K. platyops
Upafamili: Homininae
Kenyanthropus platyops adalah spesies hominin berusia 3.5 hingga 3.2 juta tahun yang lalu yang telah punah. Fosil spesies ini pertama kali ditemukan di Danau Turkana, Kenya pada tahun 1999 oleh Justus Erus, yang merupakan bagian dari tim Meave Leakey.[1
Homo (genus)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari Artikel ini berisi tentang genus dari Homonid. Untuk kegunaan lain, lihat Homo (genus) (disambiguasi). ? Homo
Rentang fosil: 2.40 Ma Pra O S D C P
T J K
Pg
N Pliocenepresent
Homo habilis
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Filum: Kelas: Ordo: Infraordo: Superfamili: Famili: Upafamili: Genus: Animalia Chordata Mamalia Primata Simiiformes Hominoidea Hominidae Homininae Homo
Linnaeus, 1758
Spesies
Homo sapiens Homo gautengensis Homo habilis Homo erectus Homo antecessor
Homo ergaster Homo rhodesiensis Homo heidelbergensis Homo neanderthalensis Homo floresiensis Homo (istilah bahasa Latin yang berarti "manusia") adalah genus dari Kera besar yang terdiri dari manusia modern dan kerabat dekatnya. Genus ini diperkirakan berusia sekitar 2,3 hingga 2,4 juta tahun, [1] [2] kemungkinan berevolusi dari leluhur australopithecine, dengan munculnya Homo habilis. Beberapa spesies, termasuk Australopithecus garhi, Australopithecus sediba, Australopithecus africanus dan Australopithecus afarensis, telah diajukan sebagai turunan langsung dari garis keturunan Homo. [3] [4] Setiap dari spesies tersebut memiliki fitur-fitur morfologi yang mensejajarkan mereka dengan Homo, tapi tidak ada konsensus yang mana yang sebenarnya memberi kemunculan pada Homo. Perkembangan fisik yang paling mencolok antara spesies Australopith awal dan Homo adalah peningkatan dalam kapasitas kranial, dari sekitar 450 cc (27 cu in) pada A. garhi menjadi 600 cc (37 cu in) pada Homo habilis. Pada genus Homo, kapasitas kranial meningkat lagi dua kali lipat dari Homo habilis melalui Homo ergaster atau Homo erectus sampai ke Homo heidelbergensis sekitar 0,6 juta tahun lalu. Kapasitas kranial dari Homo heidelbergensis dapat dicocokkan dengan barisan yang ditemukan pada manusia modern. Kedatangan Homo digagaskan bertepatan dengan bukti pertama dari alat batu (industri Oldowan), dan secara definisi bermulaan dengan Lower Palaeolithic; namun, bukti terbaru dari Ethiopia menempatkan bukti paling awal dari penggunaan alat batu sebelum 3,39 juta tahun lalu. [5] Munculnya Homo bertepatan kira-kira dengan permulaan dari glasiasi kuarterner, awal dari zaman es. Homo sapiens (manusia modern) adalah satu-satunya spesies yang bertahan dalam genus, yang lainnya telah punah. Homo neanderthalensis, secara tradisional dianggap sebagai kerabat terakhir yang hidup, punah sekitar 24.000 tahun lalu, meski penemuan terbaru menyatakan bahwa dua spesies lain, Homo floresiensis dan Orang Gua Red Deer mungkin telah hidup jauh lebih awal. Homininae lain yang masih hidup -- simpanse dan gorila -- memiliki ruang geografis yang terbatas. Secara kontras, evolusi manusia adalah sebuah sejarah migrasi dan pencampuran. Menurut kajian genetis, manusia modern kawin dengan "paling kurang dua grup" dari manusia kuno: Orang Neanderthal dan Denisovan. [6] Manusia berulang kali meninggalkan Afrika untuk mendiami Eurasia dan akhirnya Amerika, Oceania, dan seluruh dunia.
Daftar isi
Penamaan
Informasi lebih lanjut: Daftar nama alternatif untuk spesies manusia
Dalam ilmu biologi, khususnya antropologi dan paleontologi, nama umum untuk semua anggota dari genus Homo adalah "manusia". Kata homo adalah kata Latin, makna aslinya yaitu "manusia", atau "orang" (dalam arti tidak melihat jenis kelamin). Kata "manusia" itu sendiri berasal dari Latin humanus, kata keterangan yang berkerabat dengan homo, keduanya digagaskan diturunkan dari kata Proto-Indo-Eropa untuk "bumi" direkonstruksi sebagai *dhhem-.[7] Tata nama biologi Homo sapiens adalah karena Carl Linnaeus[8] (1758). [9] Nama untuk spesies lain diciptakan bermula dari pertengahan kedua dari abad ke-19 (Homo neanderthalensis 1864, Homo erectus 1892).
Spesies
Lihat pula: Daftar fosil evolusi manusia
Status spesies untuk Homo rudolfensis, Homo ergaster, Homo georgicus, Homo antecessor, Homo cepranensis, Homo rhodesiensis dan Homo floresiensis masih diperdebatkan. Homo heidelbergensis dan Homo neanderthalensis berhubungan dekat satu sama lain dan dianggap sebagai subspesies dari Homo sapiens. Baru-baru ini, DNA nuklir dari spesimen Neanderthal dari Gua Vindija telah diurutkan, menggunakan dua metoda berbeda yang memberikan hasil yang sama sehubungan dengan garis keturunan Neanderthal dan Homo sapiens, dengan kedua analisis tersebut menyatakan waktu berpisahnya antara 460.000 dan 700.000 tahun lalu, dan perpisahan populasi disimpulkan terjadi sekitar selama 370.000 tahun. Hasil DNA nuklir mengindikasikan bahwa sekitar 30% allele turunan pada Homo sapiens juga terdapat pada garis keturunan Neanderthal. Frekuensi yang tinggi ini memungkinkan adanya perpindahan gen antara leluhur manusia dan populasi Neanderthal. [10]
lihat bicara sunting Tahun ditemukan/nama dipublikasikan 2010 1997 1994/2003 1891/1892 1975 2003/2004 2010/2010
Peta migrasi manusia modern keluar dari Afrika, berdasarkan mitochondrial DNA: lingkaran berwarna menandakan tahun sebelum sekarang, dalam ribuan.
Homo habilis, yang dianggap sebagai anggota pertama dari genus Homo, kemungkinan besar melahirkan Homo ergaster (walaupun dipertanyakan, karena beberapa orang menyarankan bahwa kedua spesies hidup pada periode waktu yang sama).[11] Beberapa Homo ergaster bermigrasi ke Asia, tempat mereka dinamakan Homo erectus, dan ke Eropa dengan Homo ergaster. Homo ergaster di Afrika dan Homo erectus di Eurasia berkembang terpisah selama hampir dua juta tahun dan barangkali terpisah menjadi dua spesies berbeda. Homo rhodesiensis, yang merupakan turunan dari Homo ergaster, bermigrasi dari Afrika ke Eropa dan menjadi Homo heidelbergensis dan kemudian (sekitar 250.000 tahun lalu) Homo neanderthalensis dan Denisova hominin di Asia. Homo sapiens pertama, turunan dari Homo rhodesiensis, muncul di Afrika sekitar 250.000 tahun lalu. Sekitar 100.000 tahun lalu, beberapa Homo sapiens sapiens bermigrasi dari Afrika ke Levant dan bertemu dengan penghuni Neanderthal, dengan pencampuran. [12] Kemudian, sekitar 70.000 tahun lalu, mungkin setelah bencana alam Toba, sebuah grup kecil meninggalkan Levant untuk menghuni Eurasia, Australia dan terakhir Amerika. Sub-grup di antara mereka bertemu dengan Denisovans < te se="cite_ref-13" class="reference">[13] dan, setelah pencampuran lebih lama, bermigrasi memenuhi Melanesia. Dalam skenario ini, orang non-Afrika yang hidup masa sekarang pada umumnya berasal dari Afrika ("Model keluar dari Afrika"). Namun ada juga beberapa pencampuran dengan Neanderthals dan Denisovans, yang berevolusi secara lokal ("Hipotesis multiregional"). Hasil genomik terbaru dari grup Svante Pbo juga memperlihatkan bahwa 30.000 tahun lalu paling tidak tiga sub-spesies utama yang hidup: Denisovan, Neanderthal dan manusia modern anatomis.
[14]
Sekarang, hanya Homo sapiens sapiens yang ada, tanpa spesies atau sub-spesies lain yang masih hidup.
Referensi
aHomo
habilis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Homo habilis
Rentang fosil: Pliocene-Pleistocene
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Chordata Mammalia Primates
Famili: Genus:
Hominidae Homo
Homo habilis (dari bahasa Latin yang berarti "manusia yang pandai menggunakan tangannya") adalah sebuah spesies dari genus Homo, yang hidup sekitar 2,5 juta sampai 1,8 juta tahun yang lalu pada masa awal Pleistocene. Definisi untuk spesies ini pertama kali diungkapkan oleh Jonassen Leakey, yang menemukan fosil spesies ini di Tanzania, Afrika Timur, antara tahun 1962 dan 1964. Homo habilis diperkirakan merupakan spesies dari genus Homo yang pertama kali muncul di bumi. Penampilan dan morfologi H. Habilis memiliki berbagai kemiripan dengan semua manusia paling modern di genus Homo (kecuali, mungkin, Homo rudolfensis). Homo habilis memiliki tubuh yang pendek dengan lengan yang lebih panjang dari manusia modern. Diperkirakan spesies ini adalah keturunan dari hominid australopithecine. Homo habilis memiliki cranial capacity kurang dari setengah kapasitas manusia modern. Meskipun masih memiliki bentuk seperti-kera (ape-like), H. habilis diperkirakan telah mampu menggunakan peralatan primitif yang terbuat dari batu; hal ini dibuktikan dengan ditemukannya peralatanperalatan dari batu di sekitar fosil mereka. (misalnya peralatan yang ditemukan di Olduvai Gorge, Tanzania dan Lake Turkana, Kenya) Homo habilis diduga merupakan nenek moyang dari Homo ergaster, yang kemudian menurunkan spesies lain yang memiliki bentuk tubuh seperti manusia, Homo erectus. Sampai saat ini masih diperdebatkan apakah H. habilis ini adalah nenek moyang dari manusia. Artikel bertopik sejarah ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. Kategori:
b.
Homo rudolfensis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari ? Homo rudolfensis
Rentang fosil: Pliosen
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Chordata Mammalia Primates Hominidae Homo
Homo rudolfensis adalah fosil spesies hominin yang ditemukan oleh Bernard Ngeneo, anggota tim yang dipimpin oleh antropolog Richard Leakey dan zoolog Meave Leakey tahun 1972, di Koobi Fora pada bagian timur Danau Rudolf (kini Danau Turkana) di Kenya. Nama ilmiah Homo rudolfensis diusulkan pada tahun 1986 oleh V. P. Alexeev untuk spesimen Skull 1470 (KNM ER 1470). Tengkorak 1470 berusia sekitar 1.9 juta tahun.
c.
Homo ergaster
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Homo ergaster
Rentang fosil: Pleistosen
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Bangsa: Genus: Chordata Mammalia Primates Hominidae Hominini Homo
Homo ergaster (dari bahasa Latin yang berarti "manusia yang pandai") adalah spesies hominin yang telah punah yang hidup di Afrika timur dan selatan antara 1.9 hingga 1.4 juta tahun yang lalu pada era Pleistosen dan pendinginan iklim global. H. ergaster kadang-kadang dikategorikan sebagai subspesies dari Homo erectus
d.
Homo georgicus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Homo georgicus
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Chordata Mammalia Primates Hominidae Homo
Homo georgicus adalah spesies hominin yang ditemukan di Dmanisi, Georgia tahun 1999 dan 2001, yang diduga menjadi perantara antara Homo habilis dan H. erectus.[1] Fosil spesies ini berusia 1.8 juta tahun yang lalu.
e.
Homo erectus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari Artikel ini tidak memiliki referensi sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa diverifikasi.
Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
?
Homo erectus
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Chordata Mammalia Primates Hominidae Homo
Zaman Batu >> Paleolitikum bawah: Homo, Homo erectus, >> Paleolitikum tengah: awal Homo sapiens
Zaman Besi >> Keruntuhan Zaman Perunggu Timur Dekat Kuno India Eropa China Jepang Korea Nigeria
Sejarah
Catatan terlama (2500500 SM) Zaman purbakala (500 SM500 M) Zaman pertengahan (5001500) Modern permulaan (15001800) Modern (1800 to present)
Homo erectus (Latin: "manusia yang berdiri tegak") adalah spesies yang telah punah dari genus Homo. Pakar anatomi Belanda Eugene Dubois (1980-an) pertama kali menggambarkannya sebagai Pithecanthropus erectus berdasarkan fosil tempurung kepala dan tulang paha yang ditemukannya di Trinil, Jawa Tengah. Sepanjang abad ke-20, antropolog berdebat tentang peranan H. erectus dalam rantai evolusi manusia. Pada awal abad itu, setelah ditemukannya fosil di Jawa dan Zhoukoudian, para ilmuwan mempercayai bahwa manusia modern berevolusi di Asia. Hal ini bertentangan dengan teori Charles Darwin yang mengatakan bahwa manusia modern berasal dari Afrika. Namun, pada tahun 1950-an dan 1970-an, beberapa fosil yang ditemukan di Kenya, Afrika Timur, ternyata menunjukkan bahwa hominins memang berasal dari benua Afrika. Sampai saat ini para ilmuwan mempercayai bahwa H. erectus adalah keturunan dari makhluk mirip manusia era awal seperti Australopithecus dan keturunan spesies Homo awal seperti Homo habilis.
H. erectus dipercaya berasal dari Afrika dan bermigrasi selama masa Pleistocene awal sekitar 2,0 juta tahun yang lalu, dan terus menyebar ke seluruh Dunia Lama hingga mencapai Asia Tenggara. Tulang-tulang yang diperkirakan berumur 1,8 dan 1,0 juta tahun telah ditemukan di Afrika (Danau Turkana dan Olduvai Gorge), Eropa (Georgia), Indonesia (Sangiran, Trinil, Sambungmacan, dan Ngandong; semuanya di tepi Bengawan Solo), dan Tiongkok (Shaanxi). H. erectus menjadi hominin terpenting mengingat bahwa spesies inilah yang pertama kali meninggalkan benua Afrika.
f.
Homo cepranensis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Homo cepranensis
Rentang fosil: Pleistosen
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Chordata Mammalia Primates Hominidae Homo
Homo cepranensis adalah nama yang diusulkan untuk spesies hominin yang ditemukan pada tahun 1994. Fosilnya ditemukan oleh arkeolog Italo Biddittu dan dijuluki "Manusia Ceprano". Nama Ceprano berasal dari kota terdekat di provinsi Frosinone, 89 kilometer sebelah tenggara Roma, Italia.
g.
Homo antecessor
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Homo antecessor
Rentang fosil: Pleistosen Awal
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Spesies: Chordata Mammalia Primates Hominidae Homo H. antecessor
Upafamili: Homininae
Homo antecessor adalah spesies hominin yang telah punah. Spesies ini diduga hidup 1.2 jut hingga 800.000 tahun yang lalu. Fosil spesies ini pertama kali ditemukan oleh Eudald Carbonell, J. L. Arsuaga dan J. M. Bermdez de Castro.
h.
Homo heidelbergensis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Homo heidelbergensis
Rentang fosil: Pleistosen, 0.60.4 Ma Pra O S D C P
T J K
Pg
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Filum: Kelas: Ordo: Famili: Upafamili: Bangsa: Upabangsa: Genus: Spesies: Animalia Chordata Mamalia Primata Hominidae Homininae Hominini Hominina Homo H. heidelbergensis Nama binomial Homo heidelbergensis
Schoetensack, 1908
Homo heidelbergensis ("Manusia Heidelberg", dinamakan dari Universitas Heidelberg) adalah sebuah spesies punah dari genus Homo yang mungkin merupakan [1] nenek moyang langsung dari Homo neanderthalensis di Eropa dan Homo sapiens.[2] Bukti terbaik yang ditemukan bagi anggota hominin ini berusia antara 600.000 dan 400.000 tahun lalu. Teknologi alat batu dari H. heidelbergensis sangat mirip dengan alat Acheulean yang digunakan oleh Homo erectus.
Daftar isi
1.2 Bahasa 1.3 Bukti berburu 2 Evolusi pemisahan 3 Penemuan o 3.1 Manusia Boxgrove o 3.2 Sima de los Huesos o 3.3 Suffolk, Inggris 4 Lihat juga 5 Referensi 6 Bacaan lebih lanjut 7 Tautan luar
o o
H. antecessor dan H. heidelbergensis kemungkinan keturunan dari Homo ergaster dari Afrika yang mirip secara morfologi. Tapi karena H. heidelbergensis memiliki rangka otak yang besar dengan isi kranial yang umumnya 1100-1400 cm melebihi rata-rata manusia modern 1350 cm dan memiliki alat-alat dan perilaku yang lebih maju, karenanya ia dimasukan pada klasifikasi spesies yang terpisah. Spesies ini tinggi, rata-rata 1,8 m, dan lebih berotot daripada manusia modern. Jantan memiliki berat 100 kg[rujukan?]. Menurut Profesor Lee R. Berger dari Universitas Witwatersrand, sejumlah fosil tulang mengindikasikan beberapa populasi dari Heidelberg adalah "raksasa" dengan tinggi 2,13 m dan menghuni Afrika Selatan antara 500.000 sampai 300.000 tahun lalu.[3]
Perilaku sosial
Penemuan terbaru di dalam jurang di Atapuerca (Spanyol) yaitu 28 kerangka manusia menyatakan bahwa H. heidelbergensis mungkin merupakan spesies pertama dari genus Homo yang memakamkan yang mati.[4]
Beberapa ahli [5] percaya bahwa H. heidelbergensis, seperti turunannya H. neanderthalensis, memiliki suatu bentuk bahasa primitif. Tidak ada bentuk kesenian atau artifak yang canggih selain alat-alat batu yang telah ditemukan, walaupun red ochre, sebuah mineral yang dapat digunakan untuk membuat zat warna merah yang dapat berguna sebagai alat melukis, telah ditemukan di penggalian Terra Amata di bagian selatan Prancis.
Bahasa
Morfologi dari telinga bagian luar dan tengah menyatakan mereka memiliki sensitifitas suara serupa dengan manusia modern dan sangat berbeda dari simpanse. Mereka kemungkinan mampu membedakan antara sejumlah suara yang berbeda. [6] Analisis penggunaan gigi menyarankan bahwa mereka kemungkinan menggunakan tangan-kanan seperti orang modern. [7]
Bukti berburu
Sejumlah panah proyektil berusia 400.000 tahun ditemukan di Schningen bagian utara Jerman. Alat-alat tersebut dianggap dibuat oleh Homo erectus atau H. heidelbergensis. Secara umum, senjata proyektil umumnya dihubungkan dengan H. sapiens. Tidak adanya persenjataan proyektil adalah suatu indikasi cara mencari makanan yang berbeda, daripada teknologi atau kemampuan yang lebih maju. Situasinya mirip dengan orang asli New Zealand Maori, H. sapiens modern, yang juga jarang melemparkan objek, tapi menggunakan tombak dan pentungan.[8]
Evolusi pemisahan
Karena penyebaran dari H. heidelbergensis keluar dari Afrika dan ke Eropa, dua populasi tersebut umunya terisolasi selama tahap Wolstonian dan tahap Ipswichian, masa terakhir yang terlama dari periode glasial Quaternary. Neanderthal terpisah dari H. heidelbergensis mungkin sekitar 300.000 tahun lalu di Eropa, selama tahap Wolstonian; H. sapiens kemungkinan terpisah antara 200.000 dan 100.000 tahun lalu di Afrika. Fosil-fosil seperti tengkorak Atapuerca dan tengkorak Kabwe menjadi saksi dari dua percabangan dari pohon H. heidelbergensis. Homo neanderthalensis mempertahankan kebanyakan fitur-fitur dari H. heidelbergensis setelah evolusi pemisalahan. Walau singkat, Neanderthal lebih tegap, memiliki bubung-alis lebar, wajah yang sedikit menonjol dan tidak adanya dagu yang menonjol. Dengan pengecualian seperti manusia Cro-Magnon, mereka juga memiliki otak yang lebih besar daripada hominin lainnya.
Homo sapiens, di sisi lain, memiliki alis paling kecil di antara hominin yang diketahui, tinggi dan kurus, dan memiliki wajah datar dengan dagu menonjol. H. sapiens memiliki otak yang lebih besar daripada H. heidelbergensis, dan lebih kecil dari H. neanderthalensis, secara rata-rata. Sampai sekarang, H. sapiens hanya satu-satunya hominin yang diketahui dengan dahi tinggi, wajah datar, dan alis yang tipis, rata. Beberapa ahli percaya bahwa H. heidelbergensis adalah spesies yang berbeda, dan beberapa yang lain percaya mereka merupakan leluhur dari bentuk-bentuk Homo lain yang terkadang dihubungkan dengan spesies berbeda secara genetika populasi. Beberapa skenario mengenai kelangsungan hidupnya yaitu
H. heidelbergensis > H. neanderthalensis H. heidelbergensis > Homo rhodensiensis > Homo sapiens idaltu > Homo sapies sapiens
Yang mendukung pandangan asal-usul multiregional manusia modern menyuburkan reproduksi di antara tahap-tahap evolusi dan homo berjalan. [9] atau perpindahan gen antara populasi yang berdekatan dikarenakan perjalanan dan penyebaran gen dalam generasi-generasi yang berkelanjutan.
Penemuan
d=n tengkorak 6, dinamakan Rui (dari El Cid, pahlawan lokal). Replika dari tipe spesimen dari Mauer
Penemuan fosil pertama dari spesies ini terjadi pada 21 Oktober 1907, dan datang dari Mauer di mana seorang pekerja Daniel Hartmann melihat sebuah rahang di lubang pasir. Rahang tersebut (Mauer 1) berada dalam kondisi baik kecuali hilangnya gigi geraham, yang kemudian ditemukan di dekat rahang. Pekerja tersebut memberikannya ke Profesor Otto Schoetensack dari Universitas Heidelberg, yang mengidentifikasi dan memberi nama kepada fosil tersebut. Sisa berikutnya dari H. heidelbergensis ditemukan di Steinheim an der Murr, Jerman (tengkorak Steinheim, 350 kya); Arago, Prancis (Arago 21); Petralona, Yunani; Ciampate del Diavolo, Italy; Dali, Jinniushan dan Maba, China.
Manusia Boxgrove
Pada tahun 1994 ilmuwan Inggris mengeluarkan tulang kering hominin hanya beberapa mil dari Selat Inggris, bersama dengan ratusan kapak tangan kuno, di situs Boxgrove Quarry. Sebagian tulang kaki berumur sekitar 478.000 dan 524.000 tahun. H. heidelbergensis adalah spesies protomanusia pertama yang menghuni Prancis dan Britania Raya pada waktu itu; kedua tempat tersebut terhubungkan dengan suatu daratan pada masa tersebut. Sebelum Gran Dolina, Boxgrove merupakan tempat hominid paling awal di Eropa. Tulang kering tersebut telah dikunyah oleh karnivora besar, menyarankan bahwa ia mungkin dibunuh oleh seekor singa atau serigala atau mayat yang tidak dikubur yang dimangsa setelah mati.[10]
Sima de los Huesos
Pada awal 1992, tim dari Spanyol telah menemukan lebih dari 5.500 tulang manusia yang berumur paling tidak 350.000 tahun di situs Sima de los Huesos di Sierra de Atapuerca di utara Spanyol. Lubang tersebut terdiri dari fosil-fosil sekitar 28 individu berikut dengan sisa dari Ursus deningeri dan karnivora lainnya dan seekor biface yang dinamakan Excalibur. Dihipotesiskan bahwa kapak Acheulean tersebut yang terbuat dari kuarsit merah merupakan suatu bentuk persembahan untuk suatu ritual pemakaman. Sembilan puluh persen dari peninggalan H. heidelbergensis yang diketahui didapat dari situs ini. Tulang-tulang fosil terdiri dari:
Tempurung kepala komplit (tengkorak 5), dinamakan Migueln, dan pecahan-pecahan lain dari tengkorak kepala, seperti tengkorak 4, dinamakan Agamen dan tengkorak 6, dinamakan Rui (dari El Cid, pahlawan lokal). Tulang panggul manusia komplit (pelvis 1), dinamakan Elvis, sebagai peringatan terhadap Elvis Presley. Rahang, gigi, dan tulang-tulang post-kranial (femur, tulang tangan dan kaki, vertebrae, iga, dll.)
Tentu saja, di situs-situs terdekat memiliki satu-satunya fosil yang diketahui dan kontroversial bernama Homo antecessor.
Sekarang masih menjadi perdebatan diantara para ahli apakah Sima de los Huesos merupakan H. heidelbergensis, atau hominin lain yang tidak sesuai dengan garis langsung dari H. antecessor ke H. neanderthalensis.
Suffolk, Inggris
Pada tahun 2005 alat batu api dan gigi dari tikur air Mimomys savini, spesies sebagai kunci pengumuran, ditemukan di tebing dekat Pakefield dekat Lowestoft di Suffolk. Hal ini menyatakan bahwa hominin dapat berusia sampai 700.000 tahun di Inggris, kemungkinan kawin silang antara Homo antecessor dan Homo heidelbergensis. [11] [12] [13] [14] [15]
i.
Homo rhodesiensis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Homo rhodesiensis
Rentang fosil: Pleistosen
Klasifikasi ilmiah Domain: Eukarya Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Bangsa: Genus: Chordata Mammalia Primates Hominidae Hominini Homo
Homo rhodesiensis adalah spesies hominin yang dideskripsikan dari fosil Manusia Rhodesian. Sisa fosil mereka berusia 300.000 hingga 125.000 tahun yang lalu pada zaman Pleistosen. Fosil spesies ini ditemukan pertama kali pada tahun 1921 oleh Tom Zwiglaar di Rhodesia Utara (kini Kabwe, Zambia).
j.
Neanderthal
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (Dialihkan dari Homo neanderthalensis) Langsung ke: navigasi, cari ? Manusia Neanderthal
Rentang fosil: Pleistosen
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Famili: Chordata Mammalia Primates Hominidae
Genus:
Homo
Sinonim Palaeoanthropus neanderthalensis H. s. neanderthalensis Neanderthal adalah anggota genus Homo yang telah punah dan berasal dari zaman Pleistosen. Spesimennya ditemukan di Eropa dan Asia Barat dan Tengah. Neanderthal dapat diklasifikasikan sebagai subspesies manusia (Homo sapiens neanderthalensis) atau spesies yang berbeda (Homo neanderthalensis).[1] Jejak proto-Neanderthal pertama muncul di Eropa 600.000350.000 tahun yang lalu.[2] Pada situs-situs arkeologi Uluzzian (salah satu kelompok etnis dalam keluarga besar Neanderthal) di Italia Selatan telah ditemukan beragam peralatan hidup sehari-hari yang digunakan oleh Neanderthal.[3] Peralatan tersebut meliputi alat memancing, berburu, proyektil, serta peralatan lain dari tulang dan batu.[3] Hal ini menunjukkan bahwa Neanderthal mampu berinovasi dan membuat teknologi baru.[3] Neanderthal berpisah dari garis evolusi manusia sekitar 500.000 tahun yang lalu dan lenyap dari muka bumi sekitar 30.000 tahun yang lalu.[3] Beberapa spekulasi yang diduga berkaitan dengan kepunahannya adalah Neanderthal mati dibunuh oleh manusia modern atau punah karena Homo sapiens lebih banyak dan aktif bereproduksi.[3] Spekulasi lainnya adalah tiga kali letusan gunung berapi sekitar 40.000 tahun yang lalu di daerah Italia dan Pegunungan Kaukasus telah menyebabkan kepunahan Nanderthal.[3]
k.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Homo sapiens idaltu
Rentang fosil: Pleistosen
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Filum: Kelas: Ordo: Animalia Chordata Mammalia Primates
Upafamili: Homininae
Homo sapiens idaltu adalah subspesies Homo sapiens yang telah punah. Spesies ini hidup 160.000 tahun yang lalu pada zaman Pleistosen di Afrika. Idaltu adalah kata dalam bahasa Afar. Fosil Homo sapiens idaltu ditemukan di Segitiga Afar tahun 1997 oleh Tim White.
l.homo sapiens
Manusia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (Dialihkan dari Homo sapiens) Langsung ke: navigasi, cari Artikel ini membutuhkan lebih banyak catatan kaki untuk pemastian.
Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan catatan kaki dari sumber yang terpercaya.
Dua bocah cilik. Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua. Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya. Tokoh adalah istilah untuk orang yang tenar, misalnya 'tokoh politik', 'tokoh yang tampil dalam film', 'tokoh yang menerima penghargaan' dan lain-lain.
m.
Homo floresiensis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari ? Homo floresiensis
Rentang fosil: Pleistosen Akhir
Nature.
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Filum: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Spesies: Animalia Chordata Mammalia Primates Hominidae Homo H. floresi ensis Nama binomial Homo floresiensis
P. Brown et al., 2004
Homo floresiensis ("Manusia Flores", dijuluki Hobbit) adalah nama yang diberikan oleh kelompok peneliti untuk spesies dari genus Homo, yang memiliki tubuh dan volume otak kecil, berdasarkan serial subfosil (sisa-sisa tubuh yang belum sepenuhnya membatu) dari sembilan individu yang ditemukan di Liang Bua, Pulau Flores, pada tahun 2001.[1][2][3] Kesembilan sisasisa tulang itu (diberi kode LB1 sampai LB9) menunjukkan postur paling tinggi sepinggang manusia moderen (sekitar 100 cm). Para pakar antropologi dari tim gabungan Australia dan Indonesia berargumen menggunakan berbagai ciri-ciri, baik ukuran tengkorak, ukuran tulang, kondisi kerangka yang tidak memfosil, serta temuan-temuan sisa tulang hewan dan alat-alat di sekitarnya. [1][2] Usia seri kerangka ini diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun yang lalu.[4]
Daftar isi
Penemuan
Liang Bua, tempat ditemukannya sisa-sisa kerangka ini, sudah sejak masa penjajahan menjadi tempat ekskavasi arkeologi dan paleontologi. Hingga 1989, telah ditemukan banyak kerangka Homo sapiens dan berbagai mamalia (seperti makhluk mirip gajah Stegodon, biawak, serta tikus besar) yang barangkali menjadi bahan makanan mereka. Di samping itu ditemukan pula alat-alat batu seperti pisau, beliung, mata panah, arang, serta tulang yang terbakar, yang menunjukkan tingkat peradaban penghuninya. Kerja sama penggalian Indonesia-Australia dimulai tahun 2001 untuk mencari jejak peninggalan migrasi nenek moyang orang Aborigin Australia di Indonesia. Tim Indonesia dipimpin oleh Raden Pandji Soejono dari Puslitbang Arkeologi Nasional (dulu Puslit Arkenas) dan tim Australia dipimpin oleh Mike Morwood dari Universitas New England. Pada bulan September 2003, setelah penggalian pada kedalaman lima meter (ekspedisi sebelumnya tidak pernah mencapai kedalaman itu), ditemukan kerangka mirip manusia tetapi luar biasa kerdil, yang kemudian disebut H. floresiensis. Tulang-tulang itu tidak membatu (bukan fosil) tetapi rapuh dan lembap. Terdapat sembilan individu namun tidak ada yang lengkap. Diperkirakan, Liang Bua dipakai sebagai tempat pekuburan. Untuk pemindahan, dilakukan pengeringan dan perekatan terlebih dahulu. Individu terlengkap, LB1, diperkirakan adalah betina, ditemukan pada lapisan berusia sekitar 18.000 tahun, terdiri dari tengkorak, tiga tungkai (tidak ada lengan kiri), serta beberapa tulang badan. Individu-individu lainnya berusia antara 94.000 dan 13.000 tahun. Walaupun tidak membatu, tidak dapat diperoleh sisa material genetik, sehingga tidak memungkinkan analisis DNA untuk dilakukan. Perlu disadari bahwa pendugaan usia ini dilakukan berdasarkan usia lapisan tanah bukan dari tulangnya sendiri, sehingga dimungkinkan usia lapisan lebih tua daripada usia kerangka. Pendugaan usia kerangka dengan radiokarbon sulit dilakukan karena metode konservasi tulang tidak memungkinkan teknik itu untuk dilakukan.
Ciri-ciri Kontroversi
Salinan tengkorak H. floresiensis "LB1" (kiri) dibandingkan dengan tengkorak manusia yang terkena mikrosefali yang pernah hidup di Pulau Kreta.
Pendapat bahwa fosil ini berasal dari spesies bukan manusia ditentang oleh kelompok peneliti yang juga terlibat dalam penelitian ini, dimotori oleh Prof. Teuku Jacob dari UGM. Berdasarkan temuannya, fosil dari Liang Bua ini berasal dari sekelompok orang katai Flores, yang sampai sekarang masih bisa diamati pada beberapa populasi di sekitar lokasi penemuan, yang menderita gangguan pertumbuhan yang disebut mikrosefali ("kepala kecil"). [5] Menurut tim ini, sisa manusia dari Liang Bua merupakan moyang manusia katai Homo sapiens yang sekarang juga masih hidup di Flores dan termasuk kelompok Australomelanesoid. Kerangka yang ditemukan terbaring di Liang Bua itu menderita microcephali, yaitu bertengkorak kecil dan berotak kecil. Perdebatan yang terjadi sempat memanas, bahkan sampai membuat Liang Bua dan beberapa gua di sekitarnya dinyatakan tertutup untuk peneliti asing. Sepeninggal Prof. Jacob (wafat 2007), lokasi penemuan kembali dapat diakses bagi penelitian. Pada bulan September 2007, para ilmuwan peneliti Homo floresiensis menemukan petunjuk baru berdasarkan pengamatan terhadap pergelangan tangan fosil yang ditemukan. Penemuan tersebut menunjukkan bahwa Homo floresiensis bukan merupakan manusia modern melainkan merupakan spesies yang berbeda. Hal ini sekaligus menjadi jawaban terhadap tentangan sejumlah ilmuwan mengenai keabsahan spesies baru ini karena hasil penemuan menunjukkan bahwa tulang Homo floresiensis berbeda dari tulang Homo sapiens (manusia modern) maupun manusia Neandertal.[6] Dua publikasi pada tahun 2009 memperkuat argumen bahwa spesimen LB1 lebih primitif daripada H. sapiens dan berada pada wilayah variasi H. erectus. Publikasi pertama yang dimuat di Anthropological Science membandingkan LB1 dengan spesimen H. sapiens (baik normal maupun patologis) dan beberapa Homo primitif. Hasil kajian morfometri ini menunjukkan bahwa H. floresiensis tidak dapat dipisahkan dari H. erectus dan berbeda dari H. sapiens normal maupun patologis karena mikrosefali.[7] Hasil analisis kladistika dan statistika morfometri terhadap tengkorak dan bagian tulang lainnya dari individu LB1 (betina), dan dibandingkan dengan manusia modern, manusia modern dengan mikrosefali, beberapa kelompok masyarakat pigmi di Afrika dan Asia, serta tengkorak hominin purba menunjukkan bahwa H. floresiensis secara nyata memiliki ciri-ciri berbeda dari manusia modern dan lebih dekat kepada hominin
purba, sebagaimana dimuat dalam jurnal Significance.[8][9] Meskipun demikian, kedua kajian ini tidak membandingkan H. floresiensis dengan kerangka manusia kerdil Flores yang menderita mikrosefali.
Referensi
Homo floresiensis pertama kali dipaparkan dalam dua tulisan yang diterbitkan dalam majalah Nature, setahun setelah ditemukan:
Brown, P., et al. A new small-bodied hominin from the Late Pleistocene of Flores, Indonesia. Nature 431:1055-1061 (27 Oktober 2004). Morwood, M. J., et al. Archaeology and age of a new hominin from Flores in eastern Indonesia. Nature 431:1087-1091 (27 Oktober 2004). Kate Wong. The littlest human. 'Scientific American Februari 2005: 40-49
Jacob, T., E. Indriati, R. P. Soejono, K. Hs, D. W. Frayer, R. B. Eckhardt, A. J. Kuperavage, A. Thorne, and M. Henneberg. 2006. Pygmoid Australomelanesian Homo sapiens skeletal remains from Liang Bua, Flores: Population affinities and pathological abnormalities. PNAS USA 103: 1342113426 (publikasi online sebelum cetak
Meganthropus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (Dialihkan dari Megantrophus Paleojavanicus) Langsung ke: navigasi, cari Meganthropus adalah sekumpulan koleksi fosil mirip manusia purba yang ditemukan di Pulau Jawa. Seri fosil ini pertama kali ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald pada tahun 1936 dan berakhir 1941 di Situs Sangiran, yaitu rahang bawah dan rahang atas. Ketika pertama ditemukan, von Koenigswald menyebutnya Meganthropus palaeojavanicus karena memiliki ciri-ciri yang berbeda dari Pithecanthropus erectus (Homo erectus) yang lebih dulu ditemukan di Sangiran. Selanjutnya fosil serupa juga ditemukan oleh Marks tahun 1952 berupa rahang bawah. Ciri ciri tubuhnya kekar, rahang dan gerahamnya besar, serta tidak berdagu sehingga menyerupai kera. Meganthropus diperkirakan hidup 2 juta sampai 1 juta tahun yang lalu, di masa Paleolithikum atau Zaman Batu Tua. Meganthropus memiliki kelebihan pada bentuk tubuhnya yang lebih besar dibandingkan manusia purba lainnya.
B.HEWAN PURBA
1. Diprotodon
Sebelum manusia pertama menginjakkan kaki di Benua Australia sekitar 40.000 tahun lalu, beraneka ragam hewan berkantung berukuran besar pernah hidup di sana. Salah satu yang terbesar ialah Diprotodon. Hewan berkantung yang satu ini diperkirakan ukurannya sebesar seekor Kuda Nil dewasa. Dilihat dari bentuk morfologinya, ia terlihat mirip seperti seekor Wombat spesies hewan berkantung Australia namun berukuran raksasa. Sama seperti kebanyakan hewan-hewan berkantung lainnya, Diprotodon juga mengkonsumsi dedaunan sebagai makanan utamanya. Meskipun mereka bukanlah hewan yang memiliki pergerakan gesit seperti Kanguru, namun ukuran badannya yang besar dan kuat membuat para predator sangat sulit untuk menaklukannya. 2. Moropus
Ketika para ilmuwan menemukan fosil Moropus untuk pertamakalinya, mereka seakan sulit mempercayai bentuk morfologi dari makhluk yang satu ini. Hewan purba dengan bentuk kepala menyerupai kepala kuda ini benarbenar memiliki bentuk tubuh yang aneh. Para Ilmuwan mendeskripsikannya sebagai campuran dari tiga binatang, yaitu Kuda, Jerapah kerdil, dan Beruang. Kepalanya yang mirip kuda serta badannya yang menyerupai badan seekor beruang dihubungkan oleh leher yang lumayan panjang bak leher jerapah kerdil. Dengan kuku-kukunya yang panjang nan tajam, serta kemampuan berlari dengan baik tentunya ia memiliki pertahanan diri yang baik untuk menghindari para predator. Moropus hidup di wilayah Asia selatan dan barat sekitar 12.000 tahun lalu. 3. Ambulocetus
nilah salah satu makhluk purba yang banyak diklaim para penganut Neo-Darwinisme sebagai bukti kuat periode
transisi spesies makhluk laut ke darat. Ambulocetus, hewan purba dengan perawakan mirip campuran nenek moyang paus dan berang-berang hidup di wilayah yang kini disebut sebagai Pakistan modern sekitar 50 juta tahun lalu. Panjang tubuh seekor Ambulotecetus dewasa diperkirakan sekitar 12 kaki. Bentuk kepalanya besar dengan rahang yang panjang. Gigi-gigi tajamnya didesain untuk menangkap dan mencengkram mangsanya. Didalam air, ia dapat bergerak dengan gesit berkat bantuan ekornya yang digunakan sebagai motor bagi tubuhnya. 4. Lystrosaurus
Sebelum kemunculan Dinosaurus, kehidupan makhluk di Bumi pernah diramaikan oleh beberapa hewan aneh yang menyerupai reptil. Salah satunya ialah Lystrosaurus. Hewan purba yang cukup menarik karena bentuk tubuhnya yang aneh ini hidup di habitat berawa-rawa, namun ia juga tidak masalah jika harus terpaksa mendiami tempat-tempat yang tergolong kering. Lystrosaurus diperkirakan mendiami bumi sekitar 230 juta tahun yang lalu. 5. Phorusrhacos
Sekitar 20 juta tahun yang lalu, Amerika selatan merupakan daratan yang memiliki begitu banyak variasi spesies burung dan mamalia. Salah satunya yang cukup terkenal ialah spesies burung karnivora bernama Phorusrhacos. Ia adalah spesies burung yang tidak dapat terbang. Tinggi badannya bisa mencapai 10 kaki (3 meter). Meskipun tidak dapat terbang, mereka ialah pelari-pelari cepat. Ini menjadikan Phorusrhacos dapat dengan mudah untuk menangkap mangsanya. Spesies Phorusrhacos diperkirakan eksis hingga 3 juta tahun yang lalu. Para ilmuwan memperkirakan kepunahan Phorusrhacos disebabkan oleh munculnya beberapa predator lain yang bermigrasi dari Amrika Utara ke Selatan setelah keduanya dihubungkan oleh daratan Amerika tengah yang muncul ke daratan. 6. Mammoth
Saya yakin pasti kawan-kawan sudah tidak asing lagi dengan hewan legendaris yang satu ini. Mammoth merupakan salah satu hewan purba yang begitu populer. Fisiknya menyerupai gajah namun memiliki bulu lebat disekujur tubuhnya. Perawakannya yang besar serta tambahan senjata berupa gading yang begitu panjang membuatnya begitu sulit untuk ditaklukkan predator manapun. Lukisan-lukisan yang di goreskan pada dindingdinding gua oleh para manusia purba banyak menggambarkan betapa sulitnya hewan ini untuk ditaklukkan oleh mereka. Mammoth merupakan hewan yang mendiami sekitar pulau Wrangel di pesisir utara Siberia. Banyak Ilmuwan percaya, generasi terakhir Mammoth masih dapat dijumpai sekitar 4000 tahun yang lalu saat konstruksi piramida Khufu di Giza, Mesir telah selesai dibangun. 7. Harimau Gigi Pedang
Inilah hewan purba yang bagi saya paling mempesona, Harimau Gigi Pedang. Mereka merupakan salah satu hewan zaman es yang begitu terkenal. Salah satu predator terganas nan mematikan yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Harimau Gigi Pedang mendiami wilayah barat Amerika Serikat pada akhir zaman es, tetapi mereka juga tersebar beberapa wilayah Amerika Utara lainnya serta beberapa berdiam di wilayah Amerika Selatan. Diketahui, terdapat dua Genus dari hewan ini, yaitu Genus Smilodon dan Genus Homotherium. Pada umumnya jenis dari Genus Smilidon panjang taringnya bisa mencapai lebih dari 18 centimeter, sedangkan untuk genus Homotherium memiliki panjang taring sekitar 10 centimeter. Hewan ini memburu kuda, banteng, antelope sebagai makanannya