Bukan suatu penyakit, gejala gangguan syaraf pusat, lokal, sistemik. Kejang yang timbul dalam masa neonatus atau dalam 28 hari sesudah lahir. Penting : mengenal kejang, diagnosa, therapi yang terarah.
patogenesa
EEG : sesuai dengan twiching dari muka, kedipan mata, menguap, nistagmus, tangis yang abnormal, perubahan vasomotor, lemas tiba-tiba, kaku tibatiba, gerakan tonik, apneu periodik. Tidak spesifik --- fit/seizure. Manifestasi beda --- morfologi dan organisasi kortex cerebri belum terbentuk sempurna.
pembagian
Bentuk kejang yang hampir tidak terlihat (subtle). Kejang klonik multifokal (migratory). Kejang tonik. Kejang mioklonik.
etiologi
Gangguan vascular. Gangguan metabolisme. Infeksi. Kelainan kongenital. Lain-lain : Narcotic withdrawal, Neoplasma
diagnosa
Anamnesa yang teliti. Manifestasi klinis berupa kejang atau fit. Pemeriksaan pediatrik dan neurologi. Pemeriksaan laboratorium.
Therapi
Perawatan bayi secara umum : - Atur suhu lingkungan. - Cegah infeksi. - Pemberian cairan yang cukup. - Pemberian oksigen. Medikamentosa.
medikamentosa
Ditujukan pada timbulnya bangkitan kejang. Hipoglikemia tanpa gejala : - Periksa dextrostix dan true glucose darah. - Hindari dingin, ASI (+)/PASI (10-15ml /kgbb). - Sesudah 1 jam --- ulangi pemeriksaan, jika < 45 mg % --- larutan dextrosa.
Hipoglikemia dengan gejala (+), dextrostix/ true glucose < 30 mg% --- peroral hentikan, pasang NGT/cairan IV. Bila kejang (+) --larutan glukosa 5 % 2-3 ml/kgbb bolus --larutan glukosa 10 % sebanyak 8-10/kb/jam (15 mg/kg/menit sampai dextrostix > 45 mg) diturunkan bertahap --- per oral. Setelah 12 jam < 45 mg % + hydrocortisone 5 mg/kg setiap 12 jam.
Hipokalsemia + kalsium glukonas 10 % 3 ml/kgbb IV perlahan-lahan - Gx (-) hentikan Gejala (+) --- hipomagnesemia --- larutan Mg So4 2 % sebanyak 2-6 ml atau larutan 50 % 1 ml, 1 kali/hari IM. Kejang diduga ketergantungan piridoksin -- piridoksin 25-50 mg IV. Infeksi --- AB.
antikonvulsan
Phenobarbital 20 mg/kgbb IV single dose. Phenitoin 20 mg/kgbb IV,kec0,5mg/kgbb/m Paraldehyde dengan larutan dextrose 5 % secara infus, kec 0,5-2 ml/kg/jam atau 150 mg/kg/jam selama 3 jam. Diazepam --- hindari.
PERAWATAN BBL
Identifikasi bayi
Dilakukan segera setelah bayi lahir, ibu masih di RB. Tanda pengenal bayi : cap jari/telapak kaki.
Pemeriksaan pertama
Dilakukan di RB. Bayi ditempatkan di atas tempat tidur hangat. Mengenal/menemukan kelainan. Menentukan bayi dapat di rawat gabung atau perawatan khusus.
Status/record
Status bayi harus lengkap. Riwayat perawatan antenatal. Riwayat persalinan. Obat-bat yang diberikan. Jumlah, warna, bau air ketuban. Bentuk, warna dan panjang tali pusat. Bentuk, besar, berat plasenta. Keadaan bayi sewaktu lahir (Apgar score).
Pemeriksaan lanjut
Sesudah bayi berumur 24 jam setelah bayi dipindahkan. Keadaan umum. Kepala. Telinga. Mulut. Leher. Dada, jantung. Abdomen, alat kelamin, tulang punggung, anggota gerak
Perawatan lanjutan
Kulit dibersihkan dengan larutan antiseptik. Tali pusat --- larutan 0,5 % Hibitane dalam spiritus 70 %, merkurukrom 2 % atau alkohol 70 %, tutup kasa steril, fiksasi plester. Pakaian katun. Tempat tidur hangat, posisi bayi. Perawatan mata : larutan nitras argenti 1 %.
Perawatan sehari-hari
Mata bayi selalu diperiksa. Mulut diperiksa. Kulit, lipatan harus selalu dibersihkan. Tali pusat. Kain popok harus segera diganti setiap kali basah. Sebelum tali pusat lepas, bayi diseka saja.
Minuman bayi
On demand. Hari I : 60 ml/kgbb setiap hari. Hari ke 14 : 200 ml/kgbb sehari. Hari I BB turun 10 %. Hari ke 4-10 naik dan seterusnya.
Susu buatan
Menurut rasa. Menurut pH cairan. Menurut kadar nutrien. Menurut sumber protein. Menurut maksud penggunaan. Komposisi nutrien
BBLR diberi minum dalam waktu 2 jam sesudah lahir (susu ibu yang dipompa). Umur 1 hari : 60 ml/kg. Umur 2 hari : 90 ml/kg. Umur 3 hari : 120 ml/kg. Umur 4 hari : 150 ml/kg. Umur 10 hari : 180 ml/kg. Umur 14 hari : 200 ml/kg.