Anda di halaman 1dari 8

Baja Damaskus(baja lapis), Baja Balik Mipih, dan Baja lipat Pedang Jepang

Sering orang mempertanyakan. "Apa perbedaan antara baja damaskus, dan baja balikmipih?", "Apakah baja balikmipih itu sama dengan baja damaskus?", "Apakah baja pedang jepang bisa dimasukkan pada kategori baja damaskus?" Penjelasannya: * Baja damaskus moderen adalah baja yang terbentuk dari beberapa lapisan baja (minimal dari 2 jenis baja). Baja-baja jenis berbeda ini ditumpuk-tumpuk selang-seling, dan kemudian di tempa menjadi satu. Menurut pengertian umum di Forpis, Baja Balikmipih adalah baja jenis damaskus seperti contoh diatas yang dibagian paling tengah dari baja lapis tersebut, ditambahkan satu jenis baja utama (core steel), yang mempunyai kemampuan daya tahan ketajaman lebih dibanding bahan baja lapis lainnya. Sederhananya baja Balikmipih adalah baja dengan konstruksi dimana sebuah baja utama diapit samping kiri-kanannya dengan baja lapis lainnya. Pada Ilustrasi di spoiler berikut, Contoh A dan B kedua-duanya adalah contoh pada lapisan baja damaskus, sedangkan yang umum disebut balikmipih adalah contoh yang B saja.

*Ada golongan tertentu yang berpendapat, baja tradisional pada pedang jepang tidak dapat dikategorikan sebagai jenis baja damaskus walapun adalah juga baja yang dilapis-lapis, karena berbeda dengan baja damaskus moderen, bahan baja untuk pembuatan pedang pada dasarnya hanya satu jenis yang dilipat-lipat dengan tujuan homogenisasi baja. Tidak sama dengan pembuatan baja damaskus moderen yang terdiri dari beberapa jenis baja, baja tradisionil jepang, berasal dari bongkahan tamahagane yang kandungan karbonnya tidak merata. Agar baja mempunyai kekuatan yang sama, maka kandungan karbon pada baja tamahagane ini harus disama-ratakan melalui proses tempa, dan

lipat. Proses tempa, dan lipat ini bisa sampai menghasilkan ratusan, bahkan ribuan lapis lipatan, dan hasil lipatan ini menghasilkan pattern/corak yang disebut hada.

Dasar-dasar pembuatan baja lapis/baja damaskus moderen.


Untuk informasi: Tehnik ini adalah tehnik tempa tingkat lanjut, dimana agar dapat melakukan ini, pertama-tama, harus mahir di bidang penempaan baja terlebih dahulu. Baja damaskus moderen/baja lapis adalah hasil dari proses penyatuan besi dengan baja, baja, dengan logam lain. Dalam proses ini permukaan baja yang akan di satukan akan hampir-hampir mencair, dan mengakibatkan menyatunya materi satu dengan lainnya. Yang perlu diperhatikan sebelum melakukan proses tempa adalah:

Permukaan yang akan disatukan harus bersih (dari minyak, karat, ataupun unsur lainnya), sehingga disarankan untuk diamplas kasar terlebih dahulu. Suhu tempa-nya juga harus pas (tidak boleh melebihi suhu kritis). Persiapkan juga flux (cairan pembersih/penyatu). Banyak jenis flux yang biasa digunakan, cuma Jenis flux yang umum digunakan adalah Borax (Anhydrous borax (Na2B4O7)). Sedikit tambahan. Knifemaker di link tambahan dari Mas Anton dibawah, menggunakan minyak tanah sebagai media flux. Penggunaannya adalah dengan cara merendam tumpukan bahan didalam minyak tanah terlebih dahulu sebelum proses tempa. Siapkan Tungku yang akan digunakan. lebih disarankan menggunakan tungku tertutup karena suhu akan lebih terpelihara. Persiapkan lembaran baja yang akan di satukan. Susun selang-seling sesuai jenis materi, dan pattern/motif yang diinginkan, dan kemudian diikat satu dengan kawat (alternatifnya adalah disatukan dengan cara di las salah satu ujungnya).

Setelah semuanya siap, masukkan bahan baja yang sudah diikat tadi. Letakkan dengan posisi ujung mengarah ke api dengan tujuan agar api bisa melewati sela-sela lapisan baja agar panas menjadi lebih merata. Ketika warna bahan baja berubah menjadi merah membara (cherry red) secara merata, percikkan bubuk borax secukupnya di sela-sela lapisan bahan baja. Pada saat ini borax akan mencair dan masuk disela-sela lapisan. Letakkan lagi bahan kedalam tumpu, sampai menjadi warna merah membara lagi. Teruskan sampai menjadi kuning. Segera lanjutkan dengan langkah penempaan. Setelah lapisan baja menyatu dengan cara ditempa, lapisan baja ini bisa dibelah dua, tiga, atau empat, dan disatukan lagi/dilipat. dengan cara ini, lapisan akan semakin banyak (seumpama awal

Setelah semuanya siap, masukkan bahan baja yang sudah diikat tadi. Letakkan dengan posisi ujung mengarah ke api dengan tujuan agar api bisa melewati sela-sela lapisan baja agar panas menjadi lebih merata. Ketika warna bahan baja berubah menjadi merah membara (cherry red) secara merata, percikkan bubuk borax secukupnya di sela-sela lapisan bahan baja. Pada saat ini borax akan mencair dan masuk disela-sela lapisan. Letakkan lagi bahan kedalam tumpu, sampai menjadi warna merah membara lagi. Teruskan sampai menjadi kuning. Segera lanjutkan dengan langkah penempaan. Setelah lapisan baja menyatu dengan cara ditempa, lapisan baja ini bisa dibelah dua, tiga, atau empat, dan disatukan lagi/dilipat. dengan cara ini, lapisan akan semakin banyak (seumpama awalnya bahan terdiri dari 6 lapis baja, maka ketika dilipat 2 akan menjadi 6x2=12 lapis, bila kemudian dilipat 2 lagi, maka akan menjadi 24 lapis. begitu seterusnya. Kalau baja lapis 6 yang sama dibagi 3, dan ditumpuk, maka lapisan akan menjadi 6x3=18, bila kemudian dibagi 3, dan ditumpuk lagi maka lapisan akan menjadi 18x3=54 begitu seterusnya. Untuk memudah kan proses ini, baja perlu ditempa memanjang (ini perlu tehnik tempa yang tidak disampaikan di trit ini). Begitulah seterusnya berulang-ulang sampai dirasa jumlah lapisan dianggap cukup.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


Pada proses tempa, cairan borax yang panas, akan terpercik keluar dari sela-sela lapisan baja. Harap hal ini diperhatikan sehingga tidak menjadi membahayakan. Sebelum menyatu, lapisan baja yang diikat kawat ini akan bergeser-geser ketika ditempa, dan ini menyulitkan proses penyatuan(welding). Perlu latihan untuk melakukannya sampai sempurna. Alternatifnya adalah menyatukan salah satu ujung/sisi-sisi tumpukan bahan dangan cara di-las (bukan dengan ikatan kawat). Proses tempa ini akan mengurangi kandungan karbon (sedikit), karena karbon adalah unsur yang sangat penting dalam baja, apalagi untuk bahan pisau, maka sebaiknya proses tempa agar diselesaikan dalam waktu secepat mungkin.

Proses HT Proses HT sama dengan proses ht biasa. utamakan proses HT sesuai standard baja terbaik yang sedang digunakan. Proses Etching Setelah proses HT dilakukan, lanjutkan dengan proses etching yang gunanya memunculkan motif damascus. Melalui proses ini, baja yang mengandung karbon tinggi cederung menjadi lebih gelap, dan baja kandungan karbon rendah/baja mengandung Nikel/Baja mengandung Chromium akan cenderung menjadi lebih terang. Berikut copas dari penjelasan Master Balikmipih (bejosakti aka Mang Ako). Dengan media Feric Chloride Siapkan media Feric Chloride. 1 ons dicampur 200mm air panas. bersihkan bilah bisa pake amplas kemanapun arahnya. Basuh rata permukaan baja dengan cairan feric chloride yang sudah dicampur air tersebut sampai keluar motif yang di inginkan. Cuci dengan air bersih lap kering, kemudian bilah tersebut diminyaki. Dengan media Teh basi

Bersihkan bilah bisa pake amplas kemanapun arahnya. Basuh rata dengan cairan teh basi, bersihkan, dan lap kering, basuh rata lagi dengan teh basi, lakukan berulang-ulang sampai keluar motif yang di inginkan. Kalau sudah, kemudian minyaki.

Kombinasi baja yang biasa digunakan pada Pattern Welded Steel/Baja Damaskus

Kombinasi baja high carbon 1065-1095 dengan baja 1010. Baja 1065 sampai 1090 mempunyai kandungan karbon lebih dibanding baja 1010, sehingga baja 1065-1095 tersebut akan lebih gelap dibanding baja 1010 setelah melalui proses etching. Kombinasi baja O1 dengan baja 1010. Sama halnya dengan baja 1095, maka O1, juga mempunyai kandungan karbon tinggi, sehingga akan menjadi lebih gelap setelah melalui proses etching. Kombinasi baja W1/W2 dengan baja 1010. Sama halnya dengan baja 1095, maka W1/W2, juga mempunyai kandungan karbon tinggi, sehingga akan menjadi lebih gelap setelah melalui proses etching. Kombinasi baja O1 dengan baja 1065-1095. Kandungan Chromium pada baja O1 sedikit menahan proses etching, sehingga baja O1 akan cenderung lebih terang dibanding baja karbon tinggi lainnya setelah melalui proses etching. Kombinasi baja karbon tinggi seperti 1065-1095 dengan baja nikel seperti 15N20/L6. Nikel adalah bahan yang juga menahan proses etching, jadi baja dari baja dengan kandungan nikel akan terlihat lebih terang dibanding baja karbon tinggi setelah melalui proses etching. Kombinasi baja karbon tinggi seperti 1065-1095 dengan lembaran nikel. Nikel adalah bahan yang hampir tidak terpengaruh oleh proses etching, jadi lembaran nikel akan terlihat sangat terang dibanding baja karbon tinggi setelah melalui proses etching. Penggunaan Baja per daun mobil untuk baja lapis ini juga bisa, hanya saja biasanya kita tidak tau jenis baja yang digunakan, karena terkadang baja per mempunyai kandungan chromium yang agak menahan etching sehingga baja tidak akan terlalu gelap ketika di etch. Saran Saya, coba masing masing baja yang akan digunakan di etch terlebih dahulu agar terlihat perbedaannya.

Indeks I
Dari ketersediaan baja: walau tidak spesifik dan menelaah dengan detail per jenis baja, saya rasa informasinya penting Spoiler for general: Quote:

Originally Posted by uwaklah Bohler K110 itu sama dengan AISI D2. Di sini banyak bro. Masalah utamanya adalah kalau kita mau mengerjakannya sendiri sampai tahap heat treatment maka D2 bukanlah pilihan yang baik untuk pemula seperti kita. Kalau hanya dikerjakan sampai pembentukan kemudian dikasih ke heat treater profesional bisa aja. Jadi kita tinggal minta mau hardness berapa (58-60HRC biasanya buat D2). Problem lain dengan heat treater profesional di Jakarta adalah mereka jarang sekali atau malah nggak pernah berurusan dengan pisau. Sehingga kalau dalam proses heat treatmentnya kemudian terjadi distorsi (biasanya bengkok), maka mereka nggak berani buat apa2 atau nggak tau sama sekali harus diapain untuk memperbaiki bengkoknya. Gua tetepa usul untuk pemula dan peralatan yang terbatas sebaiknya tetap pada simple steel seri 10-xx (1095, 1084, 1075, 1060) atau low alloy tool steel seperti O-1. Baja2 ini sudah terbukti menghasilkan pisau2 terbaik di dunia. Mudah dikerjakan dan memungkinkan

pengulangan kalau2 terjadi kesalahan dalam proses heat treatment.

Quote:

Originally Posted by setanis Tambahan lagi (hasil copas dari bssteel) nama lain O1 : SKS3 (jis), 1.2510, SKS3 ,GOA (daido), SGT (hitachi), KS3, DF2, K460 (bohler), 2510. nama lain D2 : SKD11 (jis), 1.2379, AUD11, DC53 (daido), SLD2 (hitachi), SKD11V, XW41, K110 (bohler), 2379. yang di dalam kurung nama pembuat/pabriknya semoga membantu.

Quote:

Originally Posted by uwaklah

Semoga membantu

Spoiler for BOHLER N690: Quote:

Originally Posted by ryo77 Bohler N690 High carbon stainless steel (corrosion resistant), very good edge with good edge holding. Easy for care, relatively easy for sharpening. Composition: C-1.07 Si-0.40 Mn-0.40 Cr-17.30 Mo-1.10 V-0.10 Co-1.50

Forging: 1050 to 900C / Cooling in furnace Annealing: 800 to 850C / Furnace Hardening: 1030 to 1080C / Oil Tempering:100 to 200C Tempering time: 2 x 1 hour Tempering chart( ada grafiknya ) Hardness hardened 60 - 62 HRC hardened and tempered 58 - 60 HRC

Spoiler for O1: Quote:

Originally Posted by uwaklah Penegertian tentang edge packing tidak sesederhana yang kita kira. Penggunaan martil atau alat pukul berat lainnya tidak langsung berarti terjadi pemadatan baja. Alat2 tersebut tidak sanggup memadatkan baja pada tingkat atom. Pengertian tentang pemadatan sebenarnya malah berkaitan langsung dengan proses thermal (panas) yang harus dilalui oleh baja yang ditempa sampai menjadi pisau. Seberapapun kita biasa dalam menempa kalau kontrol suhu waktu pengerjaan nggak diperhatikan, maka pembesaran butiran (grain growth) tetap masih jadi musuh utama untuk bisa menghasilkan pisau yang baik. Dan nggak semua jenis baja memperoleh keuntungan dari proses penempaan, salah satunya adalah O-1. Cuma sedikit sekali perbedaan performa antara baja O-1 yang ditempa dengan yang menggunakan proses stock removal. Edge packing adalah sebuah proses panjang yang saling melengkapi jadi kalau ada satu aja komponen proses yang dilewati, maka manfaat yang bisa didapatkan dari penempaan tetap saja tidak tercapai.

Quote:

Originally Posted by pts652003 Koreksi dikit Cok, O1 itu Oil-Hardened Steel (Makanya namanya dimulai pake huruf O), jadi nggak mengeras di udara. Laen cerita sama A2 ato A6, dia itu emang bener Air Hardened steel. O1 itu paling favorit buat ditempa, kalo nggak salah elo yang nulis sendiri deh tentang jenis2 baja. laser cutting setau gue bukan buat nipisin deh, tapi buat cutting. kalo mau mending coba waterjet, lebih temperature-friendly. blom pernah nyoba seh,.... tomo

Quote:

Originally Posted by uwaklah Hehe....he koreksi penting bro tomo. Thanks . Tapi gua juga nggak berani asbun kalau nulis. Gua tahu O-1 adalah oil hardening steel tapi dia juga mengandung chromium dalam jumlah kecil jadi punya tendensi untuk mengeras di udara. Tapi tidak cukup untuk memasukkannya sebagai air hardening steel. Ini kutipan tulisan Tom Ferry di Custom Knife Directory Forums tahun 2001. Kebetulan filenya masih ada di komputer gua: Re: tell me how to use O1

Hi Bill well you are in luck because my rope cutter was 01 and I can show you my technique for working it when you come up. It isn't one of my favorites for forging though because it is red short and by being that way if you overheat it enough times at the least the blade will have spider web kracking in it which alot of times can only be seen by applying acid to etch them. The steel on the worst can actually crumble under the hammer during forging and it does have a tendency to air harden even though its an oil hardening steel. Don't get me wrong 01 is an awesome edge holding steel but it is not as forgiving as 5160 at all and your forging range is a lot smaller. Its not a steel for just making a knife in my personal opinon but because of its qualities it does make great knives. Bold gua yang tambahin. Mudah2an membantu .
Bohler K110 itu sama dengan AISI D2. Di sini banyak bro. Masalah utamanya adalah kalau kita mau mengerjakannya sendiri sampai tahap heat treatment maka D2 bukanlah pilihan yang baik untuk pemula seperti kita. Kalau hanya dikerjakan sampai pembentukan kemudian dikasih ke heat treater profesional bisa aja. Jadi kita tinggal minta mau hardness berapa (58-60HRC biasanya buat D2). Problem lain dengan heat treater profesional di Jakarta adalah mereka jarang sekali atau malah nggak pernah berurusan dengan pisau. Sehingga kalau dalam proses heat treatmentnya kemudian terjadi distorsi (biasanya bengkok), maka mereka nggak berani buat apa2 atau nggak tau sama sekali harus diapain untuk memperbaiki bengkoknya. Gua tetepa usul untuk pemula dan peralatan yang terbatas sebaiknya tetap pada simple steel seri 10-xx (1095, 1084, 1075, 1060) atau low alloy tool steel seperti O-1. Baja2 ini sudah terbukti menghasilkan pisau2 terbaik di dunia. Mudah dikerjakan dan memungkinkan pengulangan kalau2 terjadi kesalahan dalam proses heat treatment. nama lain baja O1 dipasaran : YSS SGT atau SGT HITACHI atau SKS3. nama lain baja D2 dipasaran : YSS SLD atau SLD HITACHI atau SKD11.

Anda mungkin juga menyukai