Anda di halaman 1dari 6

Sesungguhnya Rasulullah mendelegasikan Mu`adz ke Yaman , lalu bersabda : Bagaimamanakah kamu menghukumi ?

Dia menjawab : Aku menghukumi dengan apa yang terdapat di dalam kitabullah . Rasulullah bertanya : Bila tidak ada dalam kitabullah . Dia menjawab : Dengan sunnah Rasulullah Rasulullah bertanya : Bila tidak terdapat dalam sunnah Rasulullah Dia menjawab : Aku ijtihad dengan pendapatku . Rasulullah bersabda : Segala puji bagi Allah yang memberikan taufik kepada utusan Rasulullah

HR Tirmidzi , namun dalam sanadnya terdapat Al Harits bin Amar yang lemah . Dan siapakah lelaki lelaki dari sahabat Mu`adz . Di tempat lain , Tirmidzi menyatakan mereka adalah orang orang dari penduduk Himsha . Sanadnya tidak bersambung . Dan saya hanya mengetahuinya dari jalur ini . Al albani menyatakan hadis tsb mungkar Al Uqaili berkata : Imam Bukhari menyatakan , lemah , ia mursal Ibnu Hazem menyatakan ; perawi bernama Al Harits bin Amar adalah tidak dikenal Ibnul Jauzi menyatakan dalam kitab al ilal al mutanahiyah , lemah / tidak sahih sekalipun banyak kalangan ahli fikih berpegangan kepadanya dalam kitab kitab mereka

Dan dari Amr bin Ash bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallahu alaihi wa sallam bersabda: apabila seorang hakim bersungguh-sungguh dalam memutuskan suatu perkara dan keputusan itu sesuai dengan kebenaran berarti telah mendapatkan dua pahala dan jika keliru maka dia mendapatkan satu pahala. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
HADITS TENTANG TATA CARA MENGADILI PERKARA I. Hadits dalam Subulus Salam (bagian 1) : .( , , , : , . , . :

Dan dari Ali Radhiyallahu Anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda, Jika kamu sedang mengadili dua orang yang sedang bersengketa maka janganlah kamu beri keputusan kepada pihak pertama hingga kamu mendengar laporan dari pihak kedua, dengan demikian kamu akan mengetahui bagaimana cara mengambil keputusan. Ali Radhiyallahu Anhu berkata, Setelah itu aku tetap menjabat sebagai hakim. (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan ia menghasankan hadits ini. Hadits ini juga dikuatkan oleh Ibnu Madini serta dishahihkan oleh Ibnu Hibban). Hukum Yang Dapat Diambil 1. Seseorang yang masih muda tidak menjadi halangan untuk menjadi seorang hakim.

2. Jika ada dua orang yang mengajukan perkara kepadamu maka dengarkan perkataan dari masing-masing pihak yang bersengketa. 3. Jika sudah mengetahui penjelasan dari masing-masing pihak maka engkau akan dapat memutuskan hukum dengan baik.

Hadits dalam Subulus Salam (bagian 2) : , .( : ) , , ,

Dan dari Ummu Salamah Radhiyallahu Anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda, Kalian mengangkat perselisihan kalian kepadaku dan terkadang sebagian kalian lebih pandai bicara dari pada lawannya sehingga aku memutuskan perkara tersebut untuknya sesuai dengan laporan yang aku dengar darinya. Barangsiapa yang aku berikan kepadanya sesuatu yang sebenarnya adalah hak milik saudaranya, berarti aku telah memberikan potongan api neraka kepada dirinya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Hukum Yang Dapat Diambil 1. Jika hakim memberikan keputusan untuknya sesuai dengan apa yang dia dengar dan ternyata jika keputusan tersebut mengambil dari hak saudaranya maka janganlah kamu mengambil sedikitpun hak tersebut. 2. Keputusan hakim yang salah akan membawa potongan api neraka bagi yang mengambil hak saudaranya.

Hadist tentang orang yang ditolak persaksiannya :( ) ,

Dari Abu Hurairah bahwa ia mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak sah persaksian Arab Badui (Arab Dusun) terhadap orang kota." Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah. Hokum yang bisa diambil

Ditolaknya persaksian baduwi (primitif) atas orang hadori (penduduk desa. Ini pendapat ahmad dan golongannya. Kebanyakan ulama menerima persaksian mereka dan maksud hadist itu diartikan orang baduwi yang tidak tahu akan keadilan. Menurut malik persaksian orang baduwi itu tidak diterima karena buruknya perangai mereka dalam agama dan ketidaktahuannya terhadap hukum syari. karena sesungguhnya pada umumnya mereka tidak berpegang teguh dalam memberikan persaksian. : , Dari Abdullah Ibnu Amar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak sah persaksian seorang laki-laki dan perempuan pengkhianat, persaksian orang yang menyimpan rasa dengki terhadap saudaranya, dan tidak sah pula persaksian pembantu rumah terhadap keluarga rumah tersebut." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud. Hokum yg bs diambil Ditolaknya persaksian orang yang khianat baik laki-laki maupun perempuan. Khianat ini bukan sekedar atas amanah manusia, melainkan juga orang yang sembrono atas apa yang telah diwajibkan oleh Allah. Barang siapa yang tidak menjauhi perbuatan yang diharamkan ia termasuk khianat. Dem ikianlah pendapat jumhur ulama. Ditolaknya persaksian orang yang pendendam dan pendengki secara mutlaq atas orang yang menjadi musuhnya. Baik muslim maupun kafir. Ini pendapat jumhur ulama diantaranya imam syafiI dan Ahmad. Tapi menurut imam abu hani fah permusuhan tidak dapat menghalangi persaksian. Ditolaknya persaksian seorang pembantu terhadap tuan rumah. Imam abu hanifah menyamakan hal ini dengan persaksian suami atas istrinya. orang yang terancam hukuman hudud didalam Islam serta orang yang punya rasa dendam kepada saudaranya. Hadist tentang gugatan dn pembuktian A. Hadist Dalam Subbulussalam ). Artinya: Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi Wasallam bersabda: "Seandainya orang -orang selalu diberi (dikabulkan) dengan dakwaan mereka, niscaya orang-orang akan menuntut darah dan harta orang lain, namun bagi yang didakwa berhak bersumpah." Muttafaq Alaihi Artinya: Menurut riwayat Baihaqi dengan sanad shahih: "Bukti diwajibkan atas pendakwa dan sumpah diwajibkan atas orang yang ingkar." A. Hadist Dalam Subbulussalam :( Artinya: Dari Abu Umamah al-Haritsi Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mengambil hak milik seorang muslim dengan sumpahnya, maka Allah mengharuskan dirinya masuk neraka dan mengharamkan baginya surga." Ada seseorang bertanya: Walaupun sedikit, wahai Rasulullah?. Beliau menjawab: "Walaupun sepotong dahan pohon arak." (Riwayat Muslim). Hadist tentang suap :( ) , , : ). , :( ( , , , )

Dari abi Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasululah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaknat orang menyuap dan orang

yang disuap dalam hukum. Hadits diriwayatkan oleh imam lima, dan imam thirmidzi menghasankanya, imam ibnu Hibban menshohihkannya.

PEMAHAMAN HADIS NABI SAW IJTIHAD


Teks Hadis:

.
Kata Kunci Hadis:

: , :
Asbab al-Wurud:
Amr Ada dua orang yang sedang bertengkar dan keduanya datang kepada Nabi Saw, kemudian Nabi Saw berkata kepada Amr bin al-Ash: Putuskanlah persoalan mereka berdua, ya Amr. : Engkau (Nabi Saw) lebih utama untuk memutuskannya ketimbang saya, ya Rasulullah. Nabi Saw : Ya, sekalipun memang demikian. Amr : Jika saya yang memutuskan, apa kemampuan saya? : Kalau kamu memutuskan suatu persoalan diantara mereka berdua, dan keputusanmu benar, maka kamu berhak atas 10 kebaikan (pahala), dan manakala kamu telah berijtihad tapi kemudian keputusanmu meleset, maka kamu berhak atas satu kebaikan (pahala).

Nabi Saw

Korelasi Antar Hadis:

: : . : . : , : : " . ."
Penjelasan Hadis: Analisis Hadis:
* Teks hadis di atas disebutkan dalam: Sahih al-Bukhari, al-Itisham Sahih Muslim, al-Aqdiyah

Sunan al-Turmudzi, al-Ahkam (Hadis dari Abi Hurairah yang dinilainya sebagai hadis Gharib). Aun al-Mabud Syarh Sunan Abi Daud, Juz 4, hlm. 116-118 Sunan al-NasaI, Adab al-Qudat Sunan Ibn Majah, al-Ahkam, Juz 2, hlm. 49-50 Musnad Ahmad, 4: 198 dan 204 *

NILAI PERBUATAN TERGANTUNG NIATNYA


Teks Hadis:

: : , , , .

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Muhammad berkata, telah menceritakan kepada kamiUbaidullah bin Musa dari Isra'il dari Simak Bahwasanya ia mendengar Musa bin Thalhah bin Ubaidullah menceritakan dari Bapaknya ia berkata, "Aku bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melewati kebun kurma, beliau melihat orang-orang mengawinkan kurma. Lalu beliau bersabda: "Apa yang mereka lakukan?" para sahabat menjawab, "Mereka mengambil yang laki-laki untuk digabungkan dengan yang perempuan." Beliau bersabda: "Aku melihat bahwa perbuatan mereka tidak ada gunanya." Perkataan beliau itu sampai ke telinga mereka hingga mereka meninggalkannya sehingga hasil panen mereka pun gagal. Kejadian tersebut akhirnya juga sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau lalu bersabda: "Ucapan itu hanya perkiraan, jika memang pengawinan itu bermanfaat hendaklah mereka melakukannya. Aku hanyalah manusia biasa sebagaimana kalian, perkiraan itu bisa benar dan bisa salah. Tetapi apa yang aku katakan kepada kalian adalah firman Allah, maka sekali-kali aku tidak akan berdusta kepada Allah."

Anda mungkin juga menyukai