Anda di halaman 1dari 14

REFERAT

Meningitis Tuberkulosa
Pembimbing: dr. Cep Juli Sp.S
Bunga Syifa Fauzia Y. Dian Riani Ratih Wahyuningsih

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN NEUROLOGI RSUD R. SYAMSUDIN SH, KOTA SUKABUMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Definisi
Meningitis tuberculosis adalah peradangan pada selaput otak atau meningen oleh bakteri tahan asam Mycobacterium tuberculosis.

Epidemiologi
*
WHO pada 2009 meningitis tuberkulosis 3,2% kasus tuberkulosis, 83% diantaranya berasal dari tuberkulosis pulmonal. Sedangkan angka kejadian TBC paru di Indonesia dilaporkan terus meningkat setiap tahun pada tahun 2001, dari 21 orang menjadi 43 orang per 100.000 penduduk.

Menurut Departemen Neurologi RS Cipto Mangunkusumo, tahun 1996 terdapat 15 kasus dengan kematian 40%, tahun 1997 13 kasus dengan kematian 50,85%, dan tahun 1998 dilaporkan 13 kasus dengan kematian 46, 15%.

Etiologi
* Paling * Varian
sering disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis varian lain yaitu Mycobacterium tuberculosis varian bovis, hominis. Mycobacterium tuberculosis varian atipik, dan Mycobacterium tuberculosis varian flavesen.

Klasifikasi Patologi
1.Tuberkel milier diseminata seperti tuberkulosis milier 2.Plak perkejuan setempat yang merupakan tuberkuloma
pada meningen

3.Reaksi radang meningen akut 4.Meningitis proliferatif

Patofisiologi
Infeksi paru (infeksi primer) Penyebaran secara hematogen Membentuk tuberkel kecil

Pecah dan masuk ke subarahnoid dan ventrikulus

Peradangan diffuse

Eksudat kental

Penyumbatan pada aqua duktus sylvii, foramen magendi, foramen lusckha

Edema papil, hidrocephalus, peningkatan TIK

Manifestasi klinik
1. Stadium I (inisial/ prodromal)

* *

berlangsung selama 1-2 minggu, ditandai dengan gejala-gejala non spesifik seperti demam, sakit kepala, iritabilitas, mengantuk (drowsiness), dan malaise. Tidak terdapat kelainan neurologis fokal Predominan gejala gastrointestinal tanpa manifestasi kelainan neurologis. Pasien tampak apatis disertai nyeri kepala intermitten.

2. Stadium II (transisi)

Tanda yang paling umum adalah letargi, kaku kuduk, kejang, tanda Brudzinski atau Kerniq positif, hipertoni, muntah, gangguan saraf kranial, dan tanda-tanda kelainan neurologis fokal yang lain. Perburukan penyakit secara klinis biasanya sejalan dengan perkembangan hidrosefalus, peningkatan tekanan intrakranial, dan vaskulitis.

Pasien tampak mengantuk, disorientasi disertai tanda rangsang meningeal. Refleks tendon meningkat, refleks abdomen menghilang, disertai klonus patela dan pergelangan kaki.

3. Stadium III (terminal)

* Stadium

ketiga ditandai dengan koma, hemiplegia atau

paraplegia, hipertensi, postur deserebrasi, deteriorasi tanda vital dan pada akhirnya kematian.

* Pasien koma, pupil terfiksasi, spasme klonik, pernafasan


ireguler disertai peningkatan suhu tubuh. Hidrosefalus terdapat pada dua pertiga kasus dengan lama sakit 3 minggu

British Medical Research Council


* Stage I
Pasien sadar penuh, rasional dan tidak memiliki defisit neurologis. * Stage II Pasien confused atau memiliki defisit neurologis seperti kelumpuhan saraf kranialis atau hemiparesis. * Stage III Pasien coma atau stupor dengan defisit neurologis yang berat.

Diagnosis
Menurut BMC research : * chronic meningitis syndrome * Kejang * Defisit neurologis fokal * CT scan * Roentgen TB paru * Abnormal CSF

Penatalaksanaan
a.Isoniazid
(INH), dosis 10-20 mg/kgBB/hari (pada anak), dewasa dosis 400mg/hari. Efek samping berupa neuropati dan gejala psikis.

b.Rifampisin,

dosis anak 10-20 mg/kgBB/hari, dewasa

600mg/hari dengan dosis tunggal. Efek

samping hematuri, mual, muntah.

c.Pirazinamid, diberikan dengan dosis 15-30 mg/kgBB/hari. Efek samping berupa gangguan hati. d.Etambutol,
diberikan dengan dosis 25-150 mg/kgBB/hari. Efek sampingnya dapat menyebabkan neuritis optik.

e.Prednison 1-2 mg/ kgBB/ hari selama 2-3 minggu, dosis dewasa 20 mg/3 kali dilanjutkan dengan
tapering off

Komplikasi
* Dapat terjadi akibat pengobatan yang tidak sempurna atau
pengobatan yang terlambat. * Dapat terjadi cacat neurologis berupa paresis, paralisis sampai deserebrasi, hidrosefalus akibat sumbatan, resorbsi berkurang atau produk berlebihan dari cairan otak. * Pada anak dapat menjadi buta atau tuli dan terkadang retardasi mental.

Prognosis
* Bila
meningitis tuberkulosis tidak diobati, prognosisnya menjadi buruk. Penderita dapat meninggal dalam waktu 6 8 minggu. * Prognosis ditentukan oleh kecepatan pengobatan dan stadium penyakit. Usia penderita juga mempengaruhi prognosis, anak dibawah 3 tahun dan dewasa di atas 40 tahun mempunyai prognosis yang buruk

*THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai