Modul Rotasi Dan Keseimbangan Benda Tegar
Modul Rotasi Dan Keseimbangan Benda Tegar
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM SMA NEGERI 1 MATARAM
JL. PENDIDIKAN NO. 21 TELP/Fax. (0370) 633625 MATARAM
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
Glossary
ISTILAH Keseimbangan Statik KETERANGAN Suatu keadaan di mana benda tidak bergerak baik rotasi maupun translasi. Benda yang ukurannya dapat diabaikan, sehingga dapat digambarkan sebagai suatu titik materi. Benda yang tidak berubah bentuknya bila dikenai gaya luar. Suatu besaran yang menyatakan kecenderungan suatu gaya untuk merotasi suatu benda terhadap porosnya. Panjang garis yang ditarik dari titik poros rotasi sampai memotong tegak lurus garis kerja gaya. Dua buah gaya sama besar, berlawanan arah, dan memiliki garis kerja yang sejajar, tetapi tidak berimpit, serta dapat menyebabkan benda berotasi dan tidak bertranslasi. Momen yang dihasilkan oleh kopel. Titik yang terhadapnya gaya-gaya berat bekerja pada semua partikel benda itu sehingga menghasilkan momen resultan nol.
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
PENDAHULUAN
A. Deskripsi tangkap gaya resultan, momen inersia, momentum anguler sebagai dasar untuk mempelajari tentang dinamika rotasi dan translasi. Pokok bahasan yang utama adalah berkaitan dengan keseimbangan benda tegar. Pembahasannya diawali dengan keseimbangan partikel, yaitu benda tegar dipandang sebagai titik partikel. Kemudian dilanjutkan dengan bahasan titik berat benda tegar. Setiap materi dijelaskan dengan teori singkat dan disertai contoh soal. Sebelum mempelajari materi keseimbangan benda tegar anda harus menguasai materi dinamika translasi dan rotasi. B. Prasyarat translasi dan rotasi. Anda dituntut juga untuk menguasai hukum-hukum Newton tentang gerak, dapat menggambarkan gaya-gaya reaksi antara dua benda yang berinteraksi. C. Petunjuk Agar dapat mempelajari modul ini anda harus telah menguasai materi dinamika Dalam modul ini akan dipelajari tentang momen gaya, momen kopel, koordinat titik
Penggunaan Modul
dalam skema modul akan tampak kedudukan modul yang sedang Anda pelajari ini di antara Kerjakan pertanyaan dan soal dalam cek kemampuan sebelum mempelajari modul ini. Jika Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang penguasaan suatu pekerjaan dengan modulmodul yang lain.
Pelajari daftar isi modul serta skema kedudukan modul dengan cermat dan teliti, karena
membaca secara teliti. Kerjakan evaluasi atau tugas di akhir materi sebagai sarana latihan, Kerjakan tes formatif dengan baik, benar dan jujur sesuai dengan kemampuan anda, setelah apabila perlu dapat anda konsultasikan pada guru.
Catatlah kesulitan yang anda dapatkan dalam modul ini untuk ditanyakan kepada guru pada Bacalah referrensi lain yang berhubungan dengan materi modul agar Anda mendapatkan
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
D.
Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan anda dapat: Menjelaskan pengertian momen gaya. Menjelaskan pengertian momentum sudut.
Mengaplikasikan hukum kekekalan momentum sudut pada system yang berotasi. Mengaplikasikan hukum II Newton untuk gerak translasi dan rotasi benda tegar. Menjelaskan pengertian momen inersia. Menghitung momen gaya dari gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda tegar.
Menyatakan syarat yang diperlukan agar keseimbangan statis sistem partikel dapat terjadi. Menggunakan syarat keseimbangan statis sistem partikel untuk menyelesaikan soal-soal. Menyatakan syarat yang diperlukan agar keseimbangan statis sistem benda tegar dapat
terjadi soal
Menggunakan syarat keseimbangan statis sistem benda tegar untuk menyelesaikan soal-
Menghitung gaya reaksi pada batang yang ditumpu. Menentukan koordinat pusat berat suatu benda.
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
Kompetensi
Kompetensi Program Study Mata Pelajaran : KESEIMBANGAN BENDA TEGAR : FISIKA : IPA
Durasi Pembelajaran :
SUB KOPETENSI
jam @ 45 menit
LINGKUP BELAJAR MATERI POKOK PEMBELAJARAN
SIKAP
1.
benda
dan
Materi ini
dalam
Teliti
PENGETAHUAN
Pengertian
KETERAMPILAN
Menghitung
benda
gaya
keseimbang tegar.
dan
dijelaskan hukum
benda
Menghitung
Telitidalam
gaya reaksi
massa
pusat
pada
yang ditumpu
batang
reaksi
Keseimbanga
n bendategar
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
F. Cek
Kemampuan
berikut ini, maka anda dapat meminta langsung kepada instruktur atau guru untuk mengerjakan soal-soal evaluasi untuk materi yang telah anda kuasai pada BAB ini syarat cukup untuk dua kesetimbangan tersebut. didefinisikan sebagai hasil kali gaya dan jarak? 1. Jelaskan yang dimaksud dengan keseimbangan statik dan keseimbangan dinamik! Berikan 2. Apa yang membedakan antara usaha dan momen gaya, di mana kedua besaran tersebut 3. Jika momen resultan terhadap suatu titik sama dengan nol, apakah momen resultan juga 4. Dalam pernyataan momen gaya akan nol untuk titik lainnya? Beri penjelasan anda. = r x F , apakah r sama dengan lengan momen Jelaskan
Kerjakanlah soal-soal berikut ini, jika anda dapat mengerjakan sebagian atau semua soal
5. Apakah suatu benda dapat memiliki lebih dari satu momen inersia? Selain dari bentuk dan 6. Sebuah piring diletakkan di atas meja putar horisontal yang dipasang pada poros vertikal tanpa gesekan. Piring mula-mula diletakkan pada bagian pinggir meja. Apa yang terjadi pada putaran meja jika piring digeser mendekati poros? massa benda, informasi apa saja yang harus diberikan untuk menentukan momen inersia?
7. Apakah sebuah benda tegar dapat berada dalam keseimbangan translasi dan rotasi, tetapi 8. Perhatikan gambar di bawah ini. Tentukan lengan momen dan momen gaya dari gaya F1 = 100 N dan gaya F2 = 200 N terhadap poros di titik A dan titik C, jika AD = L, AB = L/2, dan AC = 3L/4. tidak dalam keseimbangan statik? Berikan penjelasan anda dan contohnya.
9. Tentukan letak titik tangkap resultan gaya-gaya pada sistem dalam gambar di bawah ini.
MODUL FISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN SMAN 1 MATARAM (BURHANUDIN,S.Pd)
10. Seutas tali dililitkan mengelilingi sebuah silinder pejal bermassa M dan jari-jari R yang bebas tentukan:
berputar mengitari sumbunya. Tali ditarik dengan gaya F. Jika silinder mula-mula diam, a) Percepatan sudut dan kecepatan sudut silinder pada saat t, nyatakan dalam variabel M,
b) Percepatan sudut dan kecepatan sudut silinder pada saat t = 3 s, jika M = 4 kg, R = 8 11. Momen inersia sistem katrol pada gambar di cm, dan F = 10 N.
R, F, dan t.
Massa beban m1 = 4 kg dan m2 = 2 kg. Jika percepatan sudut system katrol, (b) gaya tegang tali T1 dan T2. percepatan gravitasi g = 10 m/s2, tentukan: (a)
12. Sebuah bangun berupa luasan memiliki bentuk dan ukuran seperti tampak pada gambar. Tentukan koordinat titik beratnya.
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, diharapkan anda dapat: Menjelaskan pengertian momentum sudut. Menjelaskan pengertian momen gaya.
Menyatakan syarat yang diperlukan agar keseimbangan statis sistem partikel dapat terjadi. Menyatakan syarat yang diperlukan agar keseimbangan statis sistem benda tegar dapat Menggunakan syarat keseimbangan statis sistem partikel untuk menyelesaikan soal-soal.
Menghitung momen gaya dari gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda tegar.
Mengaplikasikan hukum II Newton untuk gerak translasi dan rotasi benda tegar.
soal.
Menggunakan syarat keseimbangan statis sistem benda tegar untuk menyelesaikan soal-
terjadi.
b. Uraian Materi
a. Momen gaya Benda tegar didefinisikan sebagai benda yang tidak berubah bentuknya bila diberi gaya Momen gaya (dilambangkan ) didefinisikan sebagai kecenderungan suatu gaya untuk Besar momen gaya yang ditimbulkan oleh gaya F diberikan oleh persamaan. = d F memutar suatu benda terhadap suatu sumbu. luar.
dengan d adalah lengan momen dari gaya F, yaitu panjang garis yang ditarik dari titik poros rotasi sampai memotong tegak lurus garis kerja gaya. Perhatikan gambar berikut:
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
Bayangkan sebuah batang berengsel diputar pada poros di titik O dengan gaya F yang momen gaya menjadi:
membentuk sudut terhadap arah horisontal batang. Lengan momen d = r sin , sehingga = ( r sin ) F atau = r (F sin )
Dari persamaan ini dapat dinyatakan bahwa komponen gaya F yang cenderung horisontal F cos yang melewati titik poros O tidak menyebabkan gerak rotasi Jika terdapat dua atau lebih gaya yang bekerja pada batang (benda tegar), maka harus (mengapa?).
menyebabkan rotasi hanyalah F sin , yaitu komponen tegak lurus terhadap r. Komponen
diperhatikan kecenderungan arah memutar benda dari setiap gaya. Untuk menghitung momen gaya total akiat kedua atau lebih gaya perlu didefinisikan tanda dari momen gaya. Sebagai perjanjian, tanda momen gaya dapat ditetapkan sebagai berikut: Momen gaya Momen gaya bertanda positif (+), jika gaya cenderung memutar benda searah putaran jarum jam. bertanda negatif (-), jika gaya cenderung memutar benda berlawanan
Satuan momen gaya adalah satuan panjang (m) dikalikan satuan gaya (N), yaitu m N. Dari persamaan di atas dinyatakan bahwa besar momen gaya
posisi titik kerja (r) dengan vektor gaya (F), ditulis: Contoh 1: Dari momen total terhadap poros O. Jarak OA = 6 N. gambar di samping, tentukan
= r (F sin ) , persamaan ini merupakan hasil kali silang (cross product) antara vektor
dinyatakan sebagai:
=r .F .
Untuk gaya F1
Untuk gaya F2
Besar momen gaya 2 = F2. R2 sin30o = 4 (6)(0,5) = 12 Nm Arah momen gaya berlawanan arah perputaran jarum jam.
Momen gaya total adalah Total = - 1 + 2 = - 48 + 12 = -36 N.m Arah momen gaya total adalah searah perputaran jarum jam.
b. Momen Kopel Kopel adalah dua buah gaya yang sejajar, sama besar dan berlawanan arah. Kopel yang berotasi. bekerja pada sebuah benda akan menghasilkan momen kopel yang mengakibatkan benda Jika pada sebuah benda bekerja beberapa kopel, maka resultan momen kopelnya adalah jumlah aljabar dari masing-masing momen kopelnya, yaitu : M = M1 + M2 + M3 + +Mn
Momen kopel (dilambangkan M) adalah perkalian antara gaya dengan jarak antara kedua gaya tersebut, dituliskan dalam perssamaan:
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
10
Gambar (a) menunjukkan sebuah kopel bekerja pada suatu benda. Untuk gambar (b menunjukkan bahwa kopel bertanda positif jika putarannya searah dengan perputaran jarum jam, tetapi jika perputaran kopel berlawanan dengan arah perputaran jarum jam, maka kopel bertanda negatif seperti gambar (c). Contoh 2: Batang PQ panjangnya 4m. Pada batang tersebut bekerja empat buah gaya F1 = F3 = 5N, dan F2 = F4 = 8N, seperti tampak pada gambar di samping. Tentukan besar dan arah momen kopel pada batang PQ tersebut. Jawab:
Gaya F1 dan F3 yang berjarak d = 3m membentuk kopel yang arahnya searah perputaran jarum jam (+) dan besarnya: M1 = F .d = 5 . 3 = 15 N.m Gaya F2 dan F4 yang berjarak d = 3m membentuk kopel yang arahnya berlawanan arah
menunjukkan bahwa momen kopel resultan arahnya berlawanan dengan arah perputaran jarum jam.
c. Koordinat Titik Tangkap Gaya Resultan Jika terdapat beberapa gaya yang bekerja pada bidang XY, maka setiap gaya tersebut dapat diuraikan atas komponenkomponennya pada sumbu-X dan sumbu-Y. Misalkan, masing-masing terhadap sumbu-X adalah :y1, y2, y3 ,..,yn komponen-komponen gaya pada sumbu-X adalah :Fx1 , Fx2 , Fx3 ,.. Fxn yang jaraknya komponenkomponen gaya pada sumbu-Y adal Fy1 , Fy2 , Fy3 ,.. Fyn , yang jaraknya Sedangkan
masing-masing terhadap sumbu-Y adalah:x1, x2, x3 ,..,xn Semua komponen gaya pada
MODUL FISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN SMAN 1 MATARAM (BURHANUDIN,S.Pd)
11
sumbu-X dapat digantikan oleh sebuah gaya resultan Rx yang jaraknya yR dari sumbu-X, resultan Ry yang jaraknya xR dari sumbu-Y.
demikian juga semua komponen gaya pada sumbu-Y dapat digantikan oleh sebuah gaya Momen gaya resultan terhadap sumbu-X berlaku hubungan:
R x = F x 1 + F x 2 + F x 3 + ......... + F xn
R x .Y R = F1 x . y 1 + F 2 x . y 2 + F 3 x . y 3 + ........ + F nx . y n
R y = F y 1 + F y 2 + F y 3 + ......... + F yn
Perjanjian tanda untuk menggunakan persamaan koordinat titik tangkap gaya resultan adalah: Fx bertanda +, jika arahnya ke kanan. Fy bertanda +, jika arahnya ke atas. x bertanda +, jika arahnya ke kanan dari titik acuan.
R y .Y R = F1 y . x 1 + F 2 y . x 2 + F 3 y . x 3 + ........ + F ny . x n
Y bertanda +, jika arahnya ke atas dari titik acuan. Contoh 3: Dari gambar di samping, letak titik tangkap Jawab:
tentukan besar, arah, dan resultan dari empat gaya. Semua gaya sejajar sumbu-Y, gaya ke atas positif dan ke bawah negatif, resultan gaya adalah: Ry = F1 + F2 + F3 + F4 = -3 + 5 + 7 2 = 7 N (arah ke atas)
F1 . X 1 + F 2 . X 2 + F 3 . X 3 + F 4 . X RX
3 . 3 + 5 . 1 + 7 . 2 + 2 . 3 13 = = 1, 9 m 7 7
SMAN 1 MATARAM (BURHANUDIN,S.Pd)
12
d. Momen Inersia
Massa dalam gerak linier adalah ukuran kelembaman suatu benda, yaitu kecenderungan
untuk tidak mengalami perubahan gerak. Untuk gerak rotasi, kecenderungan untuk tidak mengalami perubahan gerak, selain ditentukan oleh massa, juga dipengaruhi oleh distribusi massa terhadap sumbu putar yang disebut momen inersia. Momen inersia dari sebuah partikel bermassa m terhadap poros yang terletak sejauh r dari
massa partikel didefinisikan sebagai hasil kali massa partikel tersebut terhadap kuadrat jarak dari titik poros, ditulis: I=mr2
Jika terdapat banyak partikel masing-masing m1, m2, m3, ., dan mempunyai jarak r1, r2, setiap partikel, yaitu: I = mi.r2 = m1.r12 + m2.r22 + m3.r32 + .
r3, , terhadap poros, maka momen inersia total adalah penjumlahan momen inersia Momen inersia benda tegar.
Untuk benda tegar yang memiliki massa berbagai partikel (titik materi), momen inersia diperoleh dengan cara menjumlahkannya momen inersia setiap partikel. Untuk benda tegar yang memiliki massa yang terdistribusi kontinu, momen inersia diperoleh dengan cara mengintegralkan momen inersia dari elemen massa dm yang berjarak r dari poros, yaitu: I = r2 dm
Hasil perhitungan momen inersia dari berbagai bentuk benda tegar dapat dilihat pada gambar berikut:
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
13
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
14
benda terhadap sebarang sumbu yang sejajar dengan sumbu pusat massa dapat ditentukan dengan persamaan: I = Io m d 2
Jika momen inersia benda terhadap pusat massa (Io) diketahui, maka momen inersia
dengan d adalah jarak sumbu sejajar (yang baru) terhadap sumbu pusat massa, dan m adalah massa benda total. Contoh 4:
inersia sistem jika sumbu putarnya adalah bidang XY melalui titik O. Jawab:
(a) Jika sumbu-Y sebagai sumbu putar (poros), maka dari data soal dapat disimpulkan bahwa r1 = r3 = r4 = 0, dan r2 = 3 m, sehingga: I = m1.r12 + m2.r22 + m3.r32 + m4.r42 I = 1.0 + 3.32 + 3.0 + 2 .0 = 27 kgm2
(b) Jika sumbu putar tegak lurus bidang XY dan melalui titik O, maka diperoleh data-data: r1 = 2m, r3 = 0, r4 = 3m, dan r2 = 3 m, sehingga: I = m1.r12 + m2.r22 + m3.r32 + m4.r42 I = 1.22 + 3.32 + 3.0 + 2 .32 = 49 kgm2
sebuah partikel bermassa m, sehingga bergerak melingkar dengan jari-jari r dan menimbulkan percepatan tangensial aT, seperti tampak pada gambar di bawah ini. Hukum II Newton dapat ditulis: F = m aT Karena percepatan tangensial aT = r. , maka
Kaitan momen gaya dengan percepatan sudut. Perhatikan gaya tangensial F bekerja pada
, yaitu momen
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
15
Contoh 5:
Sebuah batu gerinda berbentuk silinder pejal berjari-jari 12 cm dan bermassa 1 kg diputar
dengan kelajuan 100 rad/s. Batu gerinda digunakan untuk mengasah pisau pahat. Pada
saat motor dipadamkan pisau ditekankan ke batu gerinda dan setelah 10 detik batu gerinda berhenti berputar. Tentukan gaya tangensial yang bekerja pada batu gerinda tersebut. Jawab:
momen gaya yang memberikan perlambatan sudut sampai batu gerinda berhenti = 0 selama t = 10 s. Perlambatan sudut dihitung dengan persamaan:
Saat pisau ditekankan terjadi gaya gesek F sebagai gaya tangensial dan menghasilkan
t 0 0 100 = = 10 rad / s 2 t 10
Momen inersia batu gerinda berbentuk silinder pejal adalah: Momen gaya: = I. = 7,2.10-3.10 = -72x10-3 Nm
I =
1 1 .m .r 2 = . 1 .( 0 ,12 ) 2 = 7 , 2 . 10 3 Kgm 2 2
(tanda -, menunjukkan arah ? berlawanan dengan arah putaran batu gerinda). sehingga:
Gaya gesek merupakan gaya tangensial yang dihasilkan oleh pada jarak r dari poros,
Jadi gaya tangensial yang bekerja pada batu gerinda adalah F = 0,6 N dengan arah Contoh 6: berlawanan dengan arah gerak gerinda.
72 . 10 3 = F .r , F = = = 0 ,6 N r 0 ,12
Sebuah silinder pejal bermassa 4 kg dan jari-jari 10 cm berada di atas bidang mendatar kasar. Silinder sumbunya, sehingga bergerak ditarik dengan gaya mendatar F = 60 N pada Tentukan: (a) percepatan linier, (b) percepatan anguler (sudut), dan (c) gaya gesek.
MODUL FISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN
menggelinding.
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
16
Jawab:
rotasi bersama-sama.
digunakan prinsip-prinsip gerak translasi dan Momen gaya total: = f.r sehingga I. = f.r
f = m.a
60 = 3/2.4 a ..a = 40 m/s2 Percepatan sudut: = a/r = 40/0,1 =400 rad/s2 Gaya gesek f = .m.a = .4.40 = 80 N Contoh 7: Seutas tali dililitkan pada sebuah katrol berbentuk cm. Pada ujung-ujung tali diberi beban yang Jika massa tali diabaikan, tentukan: (b) percepatan anguler katrol Jawab:
silinder pejal bermassa M = 2 kg dan jari-jari R = 20 massanya masing-masing m1 = 4 kg dan m2 = 3 kg. (a) percepatan linier masing-masing benda (c) gaya tegang tali pada m1 dan m2. massa katrol M = 2 kg
bawah ini. Gambar (a) untuk m1, gambar (b) untuk m2, dan gambar (c) untuk katrol. Karena massa m1 ? m2, maka m1 akan bergerak linier ke bawah
MODUL FISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN SMAN 1 MATARAM
Kita gambarkan diagram gaya untuk benda m1, m2, dan katrol seperti gambar di
(BURHANUDIN,S.Pd)
17
katrol berotasi ke kiri, (mengapa ?). Kita gunakan hukum II Newton untuk gerak translasi (+), bila searah dengan arah gerak benda. Untuk m1:
Karena massa m1 > m2, maka m1 akan bergerak linier ke bawah dan m2 ke atas, serta
m1 dan m2, serta gerak rotasi untuk katrol. Ingat !: arah gaya atau momen gaya positif Gerak translasi m1 dan m2 sesuai denngan gambar (a) dan (b) adalah: F = m1 . a1 m1g T1 = m1 . a1 Untuk m2: F = m2 . a2 T2 - m2g = m2 . a2 . ( # ) . ( ## )
Karena sistem m1 dan m2 bergerak bersama dalam waktu sama menempuh jarak sama pula (tali tak berubah panjangnya), maka berlaku: a1 = a2 = a, sehingga diperoleh m1g T1 = m1 . a dengan persamaan **), diperoleh: T2 + T1 = (m2 - m1.) a + (m2 + m1.) g dan T2 - m2g = m2 . a Jumlahkan persamaan *)
(a) Jadi percepatan linier benda m1, m2, dan katrol M adalah sama, yaitu 1,25 m/s2 (c) Gaya tegang tali: T1 = 35 N dan T2 = 33,75 N e. Momentum Anguler Jika pada gerak linier kita mengenal momentum linier (p), maka pada gerak rotasi kita mengenal momentum sudut (L). Dalam gerak rotasi momen inersia (I) merupakan analogi momentum sudut dapat ditulis dalam persamaan: L=I. dari massa (m) dan kecepatan sudut (? ) merupakan analogi dari kecepatan linier (v), maka (b) Percepatan anguler katrol dihitung dengan = a/r =1,25/0,2 = 6,25 rad/s2
momentum sudut L dari suatu benda yang berputar diberikan oleh aturan tangan kanan, yaitu: putar keempat jari yang dirapatkan sesuai dengan arah gerak rotasi, maka arah tunjuk
Seperti momentum linier, momentum sudut juga merupakan besaran vektor. Arah
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
18
jempol menyatakan arah vektor momentum sudut. Jika lengan momen terhadap poros adalah r dan kecepatan linier v diberikan, maka momen inersia I = m r 2 dan kecepatan sudut = v / r dapat dihitung, sehingga momentum sudut dapat dihitung dengan persamaan: L = I . = m r 2.v/r jadi L = m.r.v
Hubungan momentum sudut dengan momen gaya. Gaya F merupakan kecepatan perubahan momentum, sehingga dapat ditulis:
F =
dP d (m .v ) d (m . w .r ) = = karenav dt dt dt
= w .r
d m . .r 2 d ( . I ) dL F .r = = ..... = dt dt dt
Hukum kekekalan momentum sudut. Jadi momen gaya () adalah turunan dari fungsi momentum sudut terhadap waktu.
momentum sudut sistem adalah kekal (tetap besarnya), sehingga: momentum sudut dapat ditulis: tetap (kekal). Karena L = I , maka hukum kekekalan L1 = L2 = L = konstan Contoh 8: I1. 1 = 2. 2
Jika tidak ada resultan momen gaya luar yang bekerja pada sistem (= 0 ), maka
dL =0 dt
kelajuan 2 rad/s. Untuk menghambat kelajuannya pesenam merentangkan kedua tangannya. Jika momen inersia saat tangannya terentang adalah 5 kg m2 dan saat merapat adalah 2,5 kg m2, maka tentukan kelajuan pesenam saat tangannya terentang. Jawab: Keadaan pertama saat kedua tangan merapat. Keadaan kedua saat kedua tangan terentang. Hukum kekekalan momentum sudut berlaku: I1. 1 = 2. 2 2 = 1 rad/s
19
...... 2,5 .2 = 5. 2
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
f. Keseimbangan Partikel
sebagai suatu titik materi. Jika gaya yang bekerja pada titik materi tersebut (partikel) tak seimbang, maka benda hanya bergerak translasi dan tak mengalami gerak rotasi. Syarat keseimbangan statik untuk benda yang dianggap sebagai partikel adalah resultan
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan, sehingga dapat digambarkan
gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol dan benda dalam keadaan seimbang dinamik.
diam. F = 0 Jika benda dalam keadaan bergerak dan F = 0, maka benda dikatakan Jika partikel terletak pada bidang XY dan gaya-gaya yang bekerja diuraikan pada sumbu Fx = 0 dan Fy = 0
Contoh 9: Sistem pada gambar di samping dalam keadaan seimbang statik. tentukan W2, T1, T2, dan T3.
Jawab:
Keseimbangan partikel dalam soal ini berkaitan dengan titik perpotongan gaya-gaya.
Titik perpotongan gaya dalam soal adalah pada titik A dan B. Data yang diketahui keseimbangan partikel di titik A. Komponen gaya T1:
adalah W1 = 300 N yang berkaitan dengan titik A, maka kita tinjau dahulu Gambar gaya-gaya dan uraian gaya pada titik A sebagai pusat sumbu koordinat. Tx1 = T1 cos 600 = T1 dan Ty1 = T1 sin 600 =
MODUL FISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN
T1
. ( 1 )
SMAN 1 MATARAM (BURHANUDIN,S.Pd)
20
Syarat keseimbangan:
Fx = 0 jadi T2 - Tx1 = 0 T2 = Tx1 .. ( 2) Dan Fy = 0 jadi Ty1 W = 0 Ty1 = W.. Ty1 = 300 N ( 3 ) Sisipkan persamaan 1) ke persamaan 3), diperoleh: T2 = 200 T1 = 300 T1 = 200 . =100 N N . ( 4 ) Sisipkan persamaan 4) ke persamaan 2), diperoleh: Gambar gaya-gaya dan uraian gaya pada titik B sebagai pusat sumbu koordinat: Komponen gaya T3:
T3 dan
Fx = 0 dimana Tx3 T2 = 0 jadi Tx3 = T2 jadi T3 =200 N Dan Fy = 0 jadi Ty3 W2 = 0 Ty3 = W2.. .200 = W2 jadi besar W2 = 100 N g. Keseimbangan Benda Tegar Benda tegar berbeda dengan partikel, selain mengalami gerak translasi benda tegar
juga mengalami gerak rotasi. Oleh karena itu benda tegar dalam keadaan seimbang keseimbangan rotasi.
harus memenuhi dua syarat, yaitu syarat keseimbangan translasi dan syarat Syarat keseimbangan translasi.
F = 0 dalam bidang XY, syarat keseimbangannya adalah: Fx = 0 dan Fy = 0 Syarat keseimbangan rotasi. = 0
Ada dua macam keseimbangan, yaitu keseimbangan statik dan keseimbangan dinamik. Benda dalam keadaan seimbang statik, jika benda diam dan seimbang.
MODUL FISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN SMAN 1 MATARAM (BURHANUDIN,S.Pd)
21
a = 0, dan percepatan sudut = 0. Jadi benda dalam keadaan bergerak lurus Langkah-langkah untuk menyelesaikan soal-soal keseimbangan statik benda tegar.
Benda dalam keadaan seimbang dinamik, jika benda bergerak dengan percepatan linier
benda tegar tersebut dan berikan nama (lambang) setiap gaya. gaya menurut arah sumbu-X dan sumbu-Y.
Tentukan benda tegar yang akan ditinjau. Gambar gaya-gaya yang hanya bekerja pada
Tentukan sumbu-X dan sumbu-Y sebagai sumbu koordinat, kemudian uraikan gaya-
menghitung gaya-gaya yang ditanyakan dalam soal. Sebagai poros pilihlah titik di mana pada titik tersebut tidak bekerja gaya yang ditanyakan, tetapi pada titik tersebut paling banyak bekerja gaya yang tak diketahui, sehingga momen gayanya sama dengan nol. Gunakan syarat keseimbangan rotasi benda tegar, yaitu : = 0
Fx = 0 dan Fy = 0 Pilihlah suatu titik sembarang sebagai poros sedemikian sehingga memudahkan untuk
Contoh 10:
Sebuah jembatan homogen beratnya 8000 N dan panjangnya 10 m ditopang oleh dua penumpu A dan B pada kedua ujungnya, tampak seperti gambar di bawah . Sebuag bus dalam keadaan seimbang statik, tentukan: (a) Gaya reaksi pada penumpu A dan B beratnya 4000 N mogok di atas jembatan pada jarak 2 m dari penumpu A. Jika sistem
(b) Besar dan letak gaya resultan yang bekerja pada jembatan dari titik A.
Jawab:
Letak titik tangkap gaya berat jembatan ada di tengahtengah jembatan (sama dengan
22
Syarat seimbang translasi. Karena hanya ada gaya vertical (searah sumbu Y), maka + B Wj Wb = 0 (1)
Syarat seimbang rotasi dengan titik A sebagai poros. = 0 ; - Wb.2 Wj.5 + NB. 10 = 0
-4000.2 8000.5 + 10 NB = 0 maka -8000 40.000 = 10 NB Sisipkan persamaan 1 ) ke persamaan 2 ), sehingga: NA + 4800 = 12.000 jadi NA = 7200 N a) Jadi gaya reaksi di titik A (gaya normal di titik A) adalah 7200 N dan di titik B b) Gaya resultan: FR = Wj + Wb = 4000 + 8000 = 12000 N gaya berat, yaitu Wb dan Wj). Letak gaya resultan dihitung dengan persamaan: (ingat dalam soal ini hanya ada dua FR. XR = Wj.5 + Wb.2 maka 12000 XR =40000 + 8000 jadi XR = 4 m 1200. XR= 8000. 5+ 4000.2 adalah 4800 N. NB =4800 N (2)
Jadi letak titik tangkap gaya resultan dari sistem di atas adala 4 m dari titik A.
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
23
Contoh 11:
Batang PQ homogen beratnya 200 N panjang 5 m ditumpu pada titik A berjarak 2 m dari P dan di titik B berjarak 1 M dari Q. Pada jarak 0,5 m dari titik Q diberikan beban yang penumpu di titik A. beratnya W. Tentukan berat beban W maksimum sebelum batang PQ tepat terangkat dari
Jawab:
Karena PQ = 5m, PA = 2m dan BQ = 1m, maka jarak BA = 2m Letak titik berat beban W adalah 0,5m dari titik B.
Letak titik berat ada di tengah-tengah, maka jarak titik berat dari titik B adalah 1,5m
dengan poros di titik B, sehingga gaya NB tak memberikan momen terhadap titik B,
Untuk menentukan berat beban W cukup kita gunakan syarat keseimbangan rotasi
24
Contoh 12: Batang panjang 1 m dalam keadaan seimbang, homogen AB beratnya 20N
seperti gambar di samping. Di titik A berengsel dan di titik B batang diikat dengan tali yang massanya diabaikan serta diberi beban 10 N.
Tentukan: (a) besar gaya tegang tali, (b) besar dan arah gaya reaksi pada engsel di titik A. Jawab
Komponen gaya tegang tali, Ty = T sin 300 = T dan Tx = T cos 300 = beban W = 10 N. T Berat batang AB, WAB = 20 N yang letak titik tangkapnya di tengahtengah, dan berat Syarat seimbang translasi: T . ( 1 )
menentukan nilai gaya tegang tali T digunakan titik A sebagai poros, sehingga NAx, NAy titik A. dan Tx tak menyebabkan momen gaya, karena garis kerja ketiga gaya tersebut melalui
Syarat seimbang rotasi: Karena NAx dan NAy belum diketahui nilainya, maka untuk
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
25
= 0 dimana WAB . 0,5 + W. 1 - Ty .1 = 0 20 . 0,5 + 10. 1 .T.1 = 0 Sisipkan persamaan 3) ke persamaan 2) dan 1), diperoleh: NAx = 40 = 20 N sesuai dengan gambar yang disketsa). 10 + 10- T.1 = 0 jadi T = 40 N . ( 3 )
Nilai NA dihitung dengan teori vektor, yaitu resultan dua lurus. buah vektor yang saling tegak
2 Ax
+ N
2 Ay
( 20
3 ) 2 + 10 2 = 10 13 N
tg =
N Ay N Ax
10 = arctg 20 3
3 6
A
Jadi gaya tegang tali, T = 40 N, gaya reaksi engsel N reaksi engsel adalah arctg Contoh 13: bersandar
3 6
dan
membentuk sudut 45o terhadap lantai. Jika tentukan (a) gaya reaksi lantai dan tembok, (b) gaya gesek tangga terhadap lantai, dan tangga. (c) koefisien gesek antara lantai dengan maka
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
26
Jawab:
pada jarak AB
Gaya normal pada tembok NB. Gaya normal pada lantai NA. Gaya gesek lantai terhadap tangga
f, sedangkan antara dinding dan tangga tak ada gesekan. Keseimbangan translasi:
nilainya, sehingga NA dan f tak menimbulkan momen gaya pada tangga AB. = 0 dimana W.( AC! )+ NB ( AB! ) = 0 W (1/2 AB cos) NB AB Sin = 0 1/2AB Cos 450.W = W. AB sin 450 = Dari persamaan 2), bahwa NA = W NA = 100 N
Keseimbangan rotasi. Kita pilih titik A sebagai poros karena NA dan f belum diketahui
NB = W . ....... ( 3 )
sisipkan persamaan 3)
. ( 4 )
NB = 100.1/2 = 50 N
SMAN 1 MATARAM (BURHANUDIN,S.Pd)
27
h. Titik Berat
bekerja pada semua partikel benda itu sehingga akan menghasilkan momen gaya resultan nol. Titik berat merupakan titik di mana gaya berat bekerja secara efektif.
Titik berat atau pusat berat benda sebagai titik yang terhadapnya gaya-gaya berat
dengan berat tiap bagian adalah W1, W2, W3, , Wn. Tiap bagian dapat dianggap
Menentukan koordinat titik berat. Suatu benda tegar kita bagi atas banyak bagian
sebagai partikel dengan koordinat titik tangkap gaya beratnya adalah (x1,y1), (x2,y2), (x3,y3), , (xn,yn). Sehingga koordinat titik berat benda tegar dapat dituliskan sebagai (xo,yo) dengan:
Xo =
Yo =
konstan (sama). Kita dapat menentukan titik pusat massa yang berimpit dengan titik berat, yaitu:
Y1 .W 1 + Y 2 .W 2 + Y 3 .W 3 + ..... , W 1 + W 2 + W 3 + ....
Xo = Yo =
28
hasil kali massa jenis () dengan volume (V), yaitu m = V. Untuk benda-benda homogen akan memiliki massa jenis yang sama tiap-tiap bagian penyusunnya, sehingga 1 = 2 = 3 = = . Jadi koordinat titik berat benda homogeny dapat ditulis:
Jika benda tegar berdimensi tiga, maka massa benda (m) dapat dinyatakan sebagai
Xo = Yo =
Letak titik berat benda pejal homogen berdimensi tiga yang bentuknya teratur dapat
Y1 .V 1 + Y 2 .V 2 + Y 3 .V 3 + ..... V 1 + V 2 + V 3 + ....
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
29
dimensi), sehingga besaran volume untuk tiga dimensi sebanding dengan besaran luas persamaan:
Jika tebal benda dapat diabaikan, maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua
untuk dua dimensi. Letak koordinat benda tegar homogen berbentuk luasan memenuhi
Xo = Yo =
Y1 . A1 + Y 2 . A 2 + Y 3 . A 3 + ..... A1 + A 2 + A 3 + ....
Letak titik berat bidang homogen dapat dilihat pada gambar berikut:
dianggap diwakili oleh panjangnya (L). Koordinat titik beratnya dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
Jika benda berbentuk garis (memenjang), maka massa benda atau berat benda dapat
Xo =
Yo =
Gambar berikut menunjukkan letak titik berat benda homogeny berbentuk garis, yaitu busur setengah lingkaran. Yo = 2R/P
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
30
Contoh 14:
Sebuah silinder pejal homogen tingginya 2R, bagian bawahnya berongga dengan bentuk setengah bola. tentukan letak titik beratnya.
Jawab:
Tentukan sumbu koordinat sebagai acuan pada gambar (jika dalam soal belum ditentukan).
Bangun gambar kita bagi menjadi dua bagian, yaitu silinder dengan titik berat Z1 dan Volume dan ordinat dari bangun tersebut adalah sebagai berikut: pengurangan setengah bola pada alas dengan titik berat Z2.
# setengah bola: volume V2 = 2/3 R3, ordinat y2 = 3/8 R (volume bertanda negatif, karena pengurangan volume setengah bola, sedangkan ordinat bertanda positif, karena letaknya pada sumbu Y positif).
Yo =
21 R Y1 .V 1 + Y 2 .V 2 R . 2 . R 3 + 3 / 8 . R . 2 / 3 R 3 = = V1 + V 2 + V 3 2 . R 3 + 2 / 3 R 3 16
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
31
Contoh 15:
Tentukan koordinat titik berat bangun luasan seperti pada gambar di bawah ini.
Jawab :
Bangun bidang di atas dibagi dalam dua bagian, yaitu segiempat bawah dan segitiga di atas dengan titik berat masing-masing Z1(x1,y1) dan Z2(x2,y2). Luas, absis, dan ordinat masing-masing bangun adalah: Segiempat: A1 = 6(4) = 24, x1 = 3, dan y1 = 2.
Segitiga: A2 = (1/2)6(3)=9, x2=(1/3)6=2, dan y2=4+(1/3)3=5. Koordinat susunan benda tegar bentuk bidang tersebut:
Xo =
Yo =
X 1 . A1 + X 2 . A 2 3 . 24 + 2 . 9 90 = = = 2 , 73 dan A1 + A 2 24 + 9 33
Jadi koordinat titik berat bangun luasan tersebut adalah Zo(xo,yo), yaitu Zo(2,73 ; 2,82).
MODUL FISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN SMAN 1 MATARAM (BURHANUDIN,S.Pd)
Y1 . A1 + Y 2 . A 2 2 . 24 + 5 . 9 93 = = = 2 ,82 A1 + A 2 24 + 9 33
32
Tentukan koordinat titik berat susunan empat buah kawat berbentuk bangun seperti gambar
Jawab :
kawat, letak absis dan ordinat titik beratnya adalah: y1 = 4. # kawat pertama: L1 = 4, x1 = 2, dan # kawat kedua: L2 = 4, x2 = 2, dan y2 # kawat ketiga: L3 = 4, x3 = 4, dan y3 # kawat keempat: L4 = 2, x4 = 4, dan y4 = 2. koordinat susunan benda tegar bentuk garis (kawat) tersebut: = 4. = 2.
Xo =
2 .4 + 2 .4 + 4 .4 + 4 .2 40 X 1 . L1 + X 2 . L 2 + X 3 . L 3 + X 4 . L 4 = = L1 + L 2 + L 3 + L 4 4+4+4+2 14
X 0 = 2 ,86 Y1 . L 1 + Y 2 . L 2 + Y 3 . L 3 + Y 4 . L 4 4 .4 + 2 .4 + 4 .4 + 2 .2 44 = = L1 + L 2 + L 3 + L 4 4+4+4+2 14
Yo =
Y o = 3 ,14
MODUL FISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN SMAN 1 MATARAM (BURHANUDIN,S.Pd)
33
i. Macam-macam Keseimbangan Macam-macam keseimbangan suatu benda dapat diperkirakan dengan memperhatikan dapat naik, turun, dan tetap dari kedudukan semula bila gangguan kecil dihilangkan. keseimbangan stabil, keseimbangan labil, dan keseimbangan netral. kedudukan titik beratnya ketika gangguan kecil terjadi. Kedudukan titik berat benda Keseimbangan statik benda tegar dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu Keseimbangan stabil (mantap), yaitu keseimbangan yang dialami benda tegar, jika gangguan kecil atau gaya diberikan pada benda tersebut kemudian dihilangkan, maka adalah jika diberikan gaya atau gangguan, maka titik beratnya naik. benda akan kembali ke kedudukan seimbangnya semula. Ciri keseimbangan stabil Keseimbangan labil (goyah), yaitu keseimbangan yang dialami benda tegar, jika
gangguan kecil atau gaya diberikan pada benda tersebut kemudian dihilangkan, maka gangguan itu. Ciri keseimbangan labil adalah jika diberikan gaya atau gangguan, maka titik beratnya turun
gangguan kecil atau gaya diberikan pada benda, maka benda akan bergerak, tetapi jika
Keseimbangan netral (indiferen), yaitu keseimbangan yang dialami benda tegar, jika
gaya dihilangkan, maka benda akan kembali diam pada kedudukan seimbangnya yang berbeda. Ciri keseimbangan netral adalah jika diberikan gaya atau gangguan, maka titik beratnya tetap (tidak naik maupun turun). ini. Contoh ketiga macam keseimbangan tersebut seperti tampak pada gambar xx di bawah
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
34
c. Rangkuman
Kecenderungan suatu gaya untuk memutar atau merotasi suatu benda terhadap suatu poros diberikan oleh persamaan:
diukur oleh suatu besaran yang disebut momen gaya (dilambangkan ). Besar momen gaya = d .F
dengan d adalah lengan momen, yaitu panjang garis yang ditarik dari titik poros rotasi sampai memotong tegak lurus garis kerja gaya. Momen gaya bertanda positif jika arah rotasi perputaran jarum jam, maka momen gaya bertanda negatif. searah dengan perputaran jarum jam. Sedangkan jika arah rotasi berlawanan dengan arah Dua gaya sama besar dan berlawanan arah serta mempunyai garis kerja yang berbeda membentuk sebuah kopel. Momen yang dihasilkan oleh sebuah kopel sama dengan hasil kali salah satu gaya dengan jarak tegak lurus antara garis kerja kedua gaya. Tanda momen kopel positif jika searah perputaran jarum jam dan negatif jika berlawanan arah perputaran jarum jam. Bila dua atau lebih gaya sejajar bekerja pada sebuah benda, maka gaya-gaya tersebut dapat
diganti oleh satu gaya tunggal ekivalen yang sama dengan jumlah gaya-gaya itu dan bekerja pada sebuah titik yang disebut titik tangkap gaya resultan. Dalam sistem koordinat kartesius, absis dan ordinat titik tangkap gaya resultan diberikan oleh persamaan:
R x = F x 1 + F x 2 + F x 3 + ......... + F xn
R x .Y R = F1 x . y 1 + F 2 x . y 2 + F 3 x . y 3 + ........ + F nx . y n
R y = F y 1 + F y 2 + F y 3 + ......... + F yn R y .Y R = F1 y . x 1 + F 2 y . x 2 + F 3 y . x 3 + ........ + F ny . x n
Momen inersia dari sebuah partikel bermassa m terhadap poros yang terletak sejauh r dari dari titik poros, ditulis: I = m r
2
massa partikel didefinisikan sebagai hasil kali massa partikel tersebut terhadap kuadrat jarak Untuk banyak partikel dituliskan: I = m r2
sudut dituliskan: L = m r v . Untuk sistem terisolasi di mana resultan momen gaya luar pada gerak rotasi adalah laju perubahan momentum anguler, yaitu
L = . I . Jika lengan momen terhadap poros (r), dan kecepatan linier (v), maka momentum benda adalah nol, maka berlaku hukum kekekalan momentum sudut. Momen gaya untuk
Momentum sudut sistem partikel (benda tegar) dengan kecepatan sudut diberikan oleh:
=
MODUL FISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN
dL dt
SMAN 1 MATARAM (BURHANUDIN,S.Pd)
35
Syarat keseimbangan statik sistem partikel adalah resultan gaya yang bekerja pada partikel Fy = 0
adalah nol dan benda (partikel) dalam keadaan diam. F = 0, dalam bidang: Fx = 0 dan Suatu benda tegar berada dalam keseimbangan statik, jika benda mula-mula diam dan
memenuhi syarat: keseimbangan translasi F = 0, dan keseimbangan rotasi = 0. Titik berat atau pusat berat suatu benda adalah titik yang terhadapnya gaya-gaya berat pusat berat (xo,yo) dihitung dengan persamaan: bekerja pada semua partikel benda itu yang menghasilkan momen resultan nol. Koordinat
Xo = Yo =
Untuk percepatan gravitasi tetap, berat W dapat diganti dengan massa m, benda homogen diganti L.
berbentuk volum pejal berat W dapat diganti dengan massa V, luasan W diganti A, garis W Ada tiga jenis keseimbangan sebuah benda, yaitu: stabil, labil dan netral.
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
36
d. Tugas
Pertanyaan Konsep: 1. Jelaskan yang dimaksud dengan keseimbangan statik dan keseimbangan dinamik! Berikan 2. Berikan penjelasan dan syarat di mana benda dapat dianggap sebagai partikel dan di mana 3. Apa yang membedakan antara usaha dan momen gaya, di mana kedua besaran tersebut 4. Jika momen resultan terhadap suatu titik sama dengan nol, apakah momen resultan juga 5. Dalam pernyataan momen gaya = r . F , apakah r sama dengan lengam momen? 6. Apakah suatu benda dapat memiliki lebih dari satu momen inersia? Selain dari bentuk dan 7. Sebuah bola menggelinding dari keadaan diam menuruni sebuah bidang miring, gaya apakah yang menghasilkan momen yang menyebabkan percepatan sudut terhadap poros percepatan sudut terhadap poros melalui titik kontak dengan permukaan bidang? melalui pusat massa? dan gaya apakah yang dihasilkan momen yang menyebabkan 8. Sebuah piring diletakkan di atas meja putar horisontal yang dipasang pada poros vertikal pada putaran meja jika piring digeser mendekati poros? massa benda, informasi apa saja yang harus diberikan untuk menentukan momen inersia? Jelaskan jawaban anda dan berikan definisi tentang lengan momen. akan nol untuk titik lainnya? Beri penjelasan anda. didefinisikan sebagai hasil kali gaya dan jarak? benda dianggap sebagai benda tegar. syarat cukup untuk dua kesetimbangan tersebut.
tanpa gesekan. Piring mula-mula diletakkan pada bagian pinggir meja. Apa yang terjadi
9. Apakah sebuah benda tegar dapat berada dalam keseimbangan translasi dan rotasi, tetapi 10. Sebuah tangga bersandar miring pada sebuah dinding. Manakah yang lebih aman dinaiki, tangga yang bersandar pada dinding yang licin dan bertumpu pada lantai yang kasar? Berikan penjelasan anda. tidak dalam keseimbangan statik? Berikan penjelasan anda dan contohnya.
tangga yang bersandar pada dinding yang kasar dan bertumpu pada lantai yang licin atau
Pertanyaan Soal:
1. Perhatikan gambar di bawah ini. Tentukan lengan momen dan momen gaya dari gaya F1 = AC = 3L/4. 100 N dan gaya F2 = 200 N terhadap poros di titik A dan titik C, jika AD = L, AB =L/2, dan
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
37
2. Tentukan letak titik tangkap resultan gaya-gaya pada sistem dalam gambar di bawah ini.
3. Seutas tali dililitkan mengelilingi sebuah silinder pejal bermassa M dan jari-jari R yang bebas berputar mengitari sumbunya. Tali ditarik dengan gaya F. Jika silinder mula-mula diam, tentukan:
(a) Percepatan sudut dan kecepatan sudut silinder pada saat t, nyatakan dalam variabel M, (b) Percepatan sudut dan kecepatan sudut silinder pada saat t = 3 s, jika M = 4 kg, R = 8 4.Momen inersia sistem katrol pada gambar sedangkan jari-jari luar R1 = 40 cm dan m1 = 4 kg dan m2 = 2 kg. Jika gravitasi g = 10 m/s2, jari-jari dalam R2 = 20 cm. Massa beban di samping adalah I = 2 kg m2, cm, dan F = 10 N. R, F, dan t.
tentukan:
percepatan
(a) percepatan sudut sistem katrol, (b) gaya tegang tali T1 dan T2.
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
38
5. Perhatikan gambar di bawah ! Jika berat beban 200 N, tentukan gaya tegang tali T1 dan T2, dan T3.
6. Sistem dalam gambar di bawah ini berada dalam keadaan seimbang. Jika berat balok W1 = 400 N dan koefisien gesek static antara balok W1 dengan dengan meja adalah 0,4. Tentukan berat balok W2, dan gaya tegang tali T1 dan T2, dan T 3.
7. Batang PQ beratnya 400 N dan panjangnya 4 m. Jarak tumpuan PA adalah 3m dan di titik A
batang dapat berputar. Seseorang beratnya 600 N berjalan dari titik menuju Q. Berapa terangkat).
jarak maksimum dari titik P agar batang tetap seimbang (ujung batang P hampir
8. Batang AB beratnya 200 N dan engsel ditempatkan di titik A dan di titik C diikat ke tembok 100N. Jarak AC = (3/4) AB. Jika sistem dalam keadaan seimbang tentukan: (a) tegangan tali, (b) besar gaya engsel.
MODUL FISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN
dengan seutas tali yang massa dapat diabaikan. Di titik B diberikan beban yang beratnya
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
39
9. Susunan benda pejal homogeny yang terdiri dari silinder berongga dan setengah bola benda tersebut dari lantai.
terletak di atas lantai seperti tampak pada gambar. Tentukan jarak titik berat susunan
10. Sebuah bangun berupa luasan memiliki bentuk dan ukuran seperti tampak pada gambar. Tentukan koordinat titik beratnya.
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
40
e. Tes Formatif
1. Jika = 37o (sin = 0,6) dan sistem dalam gambar di bawah ini dalam keadaan seimbang, tentukan perbandingan berat W1 dengan W2.
2. Seseorang naik tangga homogen panjangnya 5 m yang disandarkan pada dinding vertikal yang licin. Berat tangga 300 N dan berat orang 700 N. Ujung bawah tangga berjarak 3 m tergelincir, maka tentukan koefisien gesekan antara lantai dan tangga. dari dinding. Bila orang tersebut dapat naik sejauh 3 m sesaat sebelum tangga itu
3. Sebuah batang homogen AB panjang 4 m letak titik beratnya di tengah-tengah. Pada ujung A ditahan oleh penumpu dan pada ujung B diikat dengan tali dan diberikan beban yang seimbang, tentukan massa batang AB. massanya 8 kg, seperti tampak pada gambar di bawah. Jika sistem dalam keadaan
4. Sebuah bola sepak massanya M, berjejari R, dan momen inersiaI = 2/3 M R menggelinding kelajuan bola sepak saat sampai di dasar bidang miring.
MODUL FISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN SMAN 1 MATARAM
menuruni suatu bidang miring dari ketinggian h. Jika percepatan gravitasi g, maka tentukan
(BURHANUDIN,S.Pd)
41
berimpit dengan dinding yang kasar dan di atas lantai yang kasar pula. Koefisien gesekan antara silinder dengan seluruh
permukaan adalah sama, yaitu = 0,3 .Bila gaya F=3W diberikan, maka tentukan nilai d agar silinder tersebut seimbang. A B
6. Tentukan letak titik berat benda berupa bidang diukur dari alasnya.
7. Sebuah bidang homogeny tampak seperti pada gambar di bawah . Tentukan letak titik beratnya terhadap sisi alasnya.
8. Sebuah silinder pejal berjari-jari R dan bermassa M dijadikan katrol untuk menimba air dari dalam sumur. Batang yang dijadikan poros licin sempurna. Seutas tali yang massanya dapat diabaikan digulung pada silinder, dan sebuah ember bermassa m diikatkan pada ujung tali. Tentukan percepatan ember saat jatuh ke dalam sumur dalam variabel M, m, 9. Sebuah bola pejal yang mempunyai massa 600 gram dan jari-jari 10 cm diputar pada momentum sudut bola tersebut.
MODUL FISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN
sumbunya yang melalui pusat bola tersebut dengan kecepatan sudut 400 rpm. Tentukan
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
42
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
43
g. Lembar Kerja
TITIK BERAT BIDANG DATAR Tujuan :
Alat-alat:
5. Penggaris
Langkah-langkah Kerja:
1. Siapkan sebuah karton yang bentuknya tak teratur, sebuah benang dengan pemberatnya 2. Buatlah sebuah lubang, kemudian gantung benang dan pemberatnya tegak lurus melalui lubang tersebut (seperti gambar b). Tandai dengan garis pada karton sepanjang kedudukan benang tersebut. dan tiang untuk menggantung tali (seperti gambar a).
3. Buatlah lubang kedua, kemudian gantung kembali benang dan pemberatnya tegak lurus sepanjang kedudukan benang tersebut.
MODUL FISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN
melalui lubang kedua tersebut (seperti gambar c). Tandai dengan garis pada karton
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
44
4. Kedua garis yang anda buat pada langkah ke-2 dan ke-3 akan berpotongan pada suatu 5. Ujilah ketepatan titik berat yang anda temukan pada langkah ke-4, dengan meletakkan titik horisontal (tidak jatuh), maka anda telah menemukan letak titik berat karton dengan tepat. titik. Titik potong inilah yang merupakan letak titik berat karton tersebut.
berat tersebut pada ujung sebuah paku. Jika karton dapat seimbang dalam kedudukan
6. Ulangi langkah ke-1 sampai ke-5 dengan bentuk karton yang lain. 7. Apa yang dapat anda simpulkan dengan kegiatan ini?
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
45
2.Momen inersia sistem katrol pada gambar di samping adalah I = 2 kg m2, sedangkan jari-jari luar R1 = 40 cm dan m1 = 4 kg dan m2 = 2 kg. Jika gravitasi g = 10 m/s2, jari-jari dalam R2 = 20 cm. Massa beban
tentukan:
percepatan
(a) percepatan sudut sistem katrol, (b) gaya tegang tali T1 dan T2.
3. Batang PQ beratnya 400 N dan panjangnya 4 m. Jarak tumpuan PA adalah 3m dan di titik A
batang dapat berputar. Seseorang beratnya 600 N berjalan dari titik menuju Q. Berapa terangkat).
jarak maksimum dari titik P agar batang tetap seimbang (ujung batang P hampir
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
46
4. Perhatikan gambar di bawah ! Jika berat beban 200 N, tentukan gaya tegang tali T1 dan T2, dan T3.
5. Sistem dalam gambar di bawah ini berada dalam keadaan seimbang. Jika berat balok W1 = 400 N dan koefisien gesek static antara balok W1 dengan dengan meja adalah 0,4. Tentukan berat balok W2, dan gaya tegang tali T1 dan T2, dan T 3.
6. Batang AB beratnya 200 N dan engsel ditempatkan di titik A dan di titik C diikat ke tembok 100N. Jarak AC = (3/4) AB. Jika sistem dalam keadaan seimbang tentukan: (a) tegangan tali, (b) besar gaya engsel.
dengan seutas tali yang massa dapat diabaikan. Di titik B diberikan beban yang beratnya
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
47
7. Susunan benda pejal homogeny yang terdiri dari silinder berongga dan setengah bola benda tersebut dari lantai.
terletak di atas lantai seperti tampak pada gambar. Tentukan jarak titik berat susunan
8. Sebuah bangun berupa luasan memiliki bentuk dan ukuran seperti tampak pada gambar. Tentukan koordinat titik beratnya.
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
48
B. Tes Praktek
Bahan : batang kayu panjang 50 cm, kaca Alat : busur derajat. Langkah Kerja : 1. Letakkan kaca di atas meja secara vertikal. 2. Sandarkan batang kayu pada kaca di atas meja. 3. Geser alas batang kayu di atas meja ke arah menjauhi kaca, sehingga batang kayu tepat akan tergelincir. 4. Ukur sudut antara permukaan mendatar (meja) dengan batang kayu. 5. Karena dinding kaca licin, maka batang kayu dengan dinding tidak ada gesekan, sehingga gesekan hanya terjadi antara batang kayu dengan meja. Tentukan koefisien gesekan antara batang kayu dengan meja.
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
49
Nama Peserta No. Induk Program Keahlian Nama Jenis Pekerjaan PEDOMAN PENILAIAN
No.
: : : :
Aspek Penilaian
1 I
Perencanaan 1.1.Persiapan alat dan bahan 1.2.Analisis model susunan Model Susunan 2.1.Penyiapan model susunan 2.2.Penentuan data instruksi pd model Proses (Sistematika & Cara kerja) 3.1.Prosedur pengambilan data 3.2.Cara mengukur variabel bebas 3.3.Cara menyusun tabel pengamatan 3.4.Cara melakukan perhitungan data Kualitas Produk Kerja 4.1.Hasil perhitungan data 4.2.Hasil grafik dari data perhitungan 4.3.Hasil analis 4.4.Hasil menyimpulkan Sikap/Etos Kerja 5.1.Tanggung jawab 5.2.Ketelitian 5.3.Inisiatif 5.4.Kemandirian Sub total Sub total Sub total Sub total
Skor Maks
Skor Perolehan
Catatan
2 3 5 3 2 5 10 8 10 7
II
III
IV
35 5 10 10 10 3 2 3 2
35
VI
Sub total
35 6 4
Total
100
10
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
50
Kritiria Penilaian 3
Skor 4 2 3 3 2
Alat dan bahan disiapkan sesuai kebutuhan Merencanakan menyusun model Model disiapkan sesuai dengan ketentuan Model susunan dilengkapi dengan instruksi penyusunan Mengukur berat benda di udara dan didalam zat cair Tinggi zat cair dalam pipa kapiler, sudut kontak zat cair dengan dinding pipa kapiler Kecepatan terminal benda dalam zat cair Massa jenis benda dan zat cair Melengkapi data pengamatan dan pengukuran dalam table Langkah menghitung konstanta gaya pegas
II
Model Susunan 2.1.Penyiapan model susunan 2.2.Penentuan data instruksi pada model
III Proses (Sistematika & Cara kerja) 3.1.Prosedur pengambilan data 3.2.Cara mengukur variabel Bebas
10 8
IV
3.3.Cara menyusun tabel pengamatan 3.4.Cara melakukan perhitungan data Kualitas Produk Kerja 4.1.Hasil perhitungan data 4.2.Hasil grafik dari data perhitungan 4.3.Hasil analis
10 7
Perhitungan dilakukan dengan cermat sesuai prosedur Pemuatan skala dalam grafik dilakukan dengan benar Analisis perhitungan langsung dengan metode grafik sesuai/saling mendukung Kesimpulan sesuai dengan konsep teori Pekerjaan diselesaikan tepatwaktu
5 5 5 10 10
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
51
No V
Aspek penilaian
Kritiria Penilaian
Membereskan kembali alat dan bahan setelah digunakan Tidak banyak melakukan kesalahan Memiliki inisiatif bekerja yang baik Bekerja tidak banyak diperintah Laporan disusun sesuai dengan sistematika yang telah ditentukan Melampirkan bukti fisik
Skor 3 2 3 2 6 4
VI
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
52
DAFTAR PUSTAKA
Halliday dan Resnick, 1991. Fisika jilid 1 (Terjemahan) Jakarta: Penerbit Erlangga. Bob Foster, 1997. Fisika SMU. Jakarta: Penerbit Erlangga. Gibbs, K, 1990. Advanced Physics. New York: Cambridge University Press. Martin Kanginan, 2000. Fisika SMU. Jakarta: Penerbit Erlangga. Tim Dosen Fisika ITS, 2002. Fisika I. Surabaya: Penerbit ITS.
SMAN 1 MATARAM
(BURHANUDIN,S.Pd)
53