Anda di halaman 1dari 4

SAKERA: PEJUANG KAUM TERTINDAS

Dulu ada seorang pemuda dari Pulau Madura yang merantau ke Jawa Timur. Pemuda itu bernama Sakera. Dia meninggalkan kampung halamannya untuk mengadu nasib di pulau seberang. Bukan hanya Sakera saja, merantau sudah sejak lama merupakan tradisi orangorang Madura. Mereka ada yang merantau ke Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Bahkan sebagian dari mereka merantau sampai ke Sulawesi, Kalimantan bahkan ke Irian Jaya. Ketika perjalanan Sakera sampai di Rembang, Pasuruan, ia merasa cocok dengan suasana tempat tersebut. Hamparan kebun-kebun tebu dan hijaunya lahan persawahan yang ditanami padi membuat sakera jatuh cinta pada tanah rembang. Tentu saja, pemandangan seperti itu tidak ia jumpai dikampung halamannya yang tandus. Tnaman padi dan palawija enggan tumuh ditanak Madura yang tandus dan erkapur. Batapa suburnya tanah disini, desah Sakera membatin. Bukan hanya alamnya yang menarik hati Sakera. Ternyata ia merasa tidak asing dengan penduduk Rembang karena sebagian dari penduduknya juga erasal dari Madura. Akhirnya Sakera memutuskan untuk menetap di Remang. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia bekerja sebagai mandor perkeunan tebu milik elanda. Pekerjaan utama Sakera adalah mengawasi pengairan lahan perkebunan tebu. Belum terlalu lama ekerja sebagai mandor perkebunan tebu, Sakera bertemu dengan seorang pemuda bernama Brodin. Karenamerasa cocok, keduanya kemudian berteman baik. Bukan hanya itu saja selang beberapa bulan kemudian Sakera bertemu dengan seorang gadis Rembang ernama Marlena. Rupanya diantara kedua insane berlainan jenis itu ada getaran cinta yang tak tertahankan. Tak lama kemudian sakera mempersunting Marlena. Mereka menjadi pasangan yang hidup bahagia meskipun tidak berlimpah harta. Membela Kaum Tertindas Setelah sekian lama bekerja diperkabunan tebu milik Belanda, Sakera menemukan ketidakjujuran para atasannya. Awalnya ia hanya mendiamkan saja melihat kecurangan yang dilakukan oleh belanda kepada para pekerjanya. Tetapi kejadian tersebut terus berlanjut sampai akhirnya gaji para pekerja disunat. Melihat kenyataan tersebut, Sakera tergerak hatinya untuk menolong para pekerja. Ia menyadari, kalau hanya berdiam diri saja tanpa berbuat sesuatu justru akan semakin membari kesempatan pegawai Belanda untu memperbesar kecuragannya. Akhirnya dengan keberaniannya, Sakera memutuskan untuk mencari dalang dari ketidakjujuran pegawai Belanda yang semakin menyengsarak para pekerja. Setelah lama mencari dan menyelidiki kasus kecurangan yang terjadi , akhirnya Sakera berhasil menemukan dalang kecurangan tersebut. Awalnya pegawai Belanda yang berbuat curang itu mengelak dan tidak terima saat kedoknya mengancam akan mengadukan Sakera ke atasannya, Namun Sakera tak ancaman tersebut.

Perseteruan antara Sakera dengan pegawai Belanda yang berbuat curang itu semakin hari semakin meruncing. Sampai pada suatu ketika perseturuan itu berjuang pada pertumpuan darah. Sakera terpaksa menghabisi pegawai Belanda itu dengan celuritanya ketika ia ditentang berkelahi. Kejadian itu terjadi di dalam kantor pegawai Belanda itu sendiri. Ketika itu Sakera bermaksud menuntaskan masalah kecurangan yang dilakukan oleh pegawai Belanda. Namun tanpa disangka, pegawai Belanda itu naik pitam dan mengancam Sakera dengan pistolnya. Sebelum pistol pegawai Belanda itu menyalak, clurit Sakera terlebih dahulu mencium leher pegawai Belanda itu hingga tewas bersimbah darah. Mereka aneh dengan tingkah laku Sakera saat yang keluar dariruangan pegawai Belanda dengan baju yang berlumur darah, salah seorang pegawai Belanda lainnya mencari tahu. Dan betapa kagetnya saat ia melihat pimpinannya terbujur kaku di dalam ruangan yang baru saja ditinggalkan Sakera. Tanpa menunggu lama, pegawai itu langsung melaporkan perbuatan Sakera yang dengan kejam membunuh pimpinannya. Akhirnya Salera dijebloskan ke dalam penjara. Bagi Sakera penjara merupakan resiko yang harus dia terima dari perjuangannya membela pekerja kebun teu yang tertindas. Sementara itu, para pekerja tebu bersuka ria atas tewasnya salah seorang pegawai Belanda yang selama ini telah menyengsarakan hidup mereka. Mereka sepenuhnya mendukung perjuangan Sakera dalam membealh nasib mereka yang dipermainkan oleh pegawai Belanda tersebut. Hidup Sakera.Hidup Sakera. Teriak merea mendukung Sakera. Sebelum dijebloskan ke penjara Sakera berpesan kepada sahabat baiknya,Brodin, untuk menjaga dengan baik istrinya, Marlena. Pesan Sakera itu selalu oleh Brodin sehingga setiap pagi sebelum berangkat kerja dia selalu menyempatkan diri untuk singgah sebentar ke rumah Sakera. Dan setiap pagi juga Marlena selalu membuatkan sarapan untuk Brodin. Kebiasaan ini berlangsung setiap hati, bahkan Brodin semakin sering mengunjungi Marlena. Marlena senang senang saja karena mendapat perhatian meskipun bukan dari suaminya, melainkan dari sahabat suaminya. Namun, lama kelamaan Marlena merasa perhatian yang diberikan Brodin lebih besar daripada perhatian Sakera selama ini. Dia merasa bahagia mendapat perhatian dari Brodin. Terlebih lagi, semenjak Sakera dijebloskan ke penjara Marlena merasa kesepian. Marlena terombang ambing dalam menunggu seseorang yang belum pasti akan kembali atau tidak. Busa saja sakera dihukum seumur hidupnya. Sampai akhirnya Marlena memutuskan untuk berusaha melupakan Sakera. Kemudian Marlena mencoba membuka hati untuk seseorang yang pasti akan memberikan kasih sayang kepadanya setiap saat, yaitu Brodin. Hal yang tidak disangka sangka oleh Marlena akhirnya terjadi. Sakera dibebaskan karena dari hasil penyelidiki kasus kecurangan pegawai Belanda yang sebelumnya dipakai alasan Sakera untuk membelah diri menemukan bukti bukti yang menguatkan kasus

tersebut. Akhirnya komplotan pegawai Belanda lainnya yang melakukan kecurangan juga dijebloskan ke dalam penjara. Sementara itu, Sakera yang tidak bias menahan kegembiraannya langsung pulang kerumahnya untuk segera menemui istri tercintanya, Marlena. Dalam perjalanan pulang Sakera sudah membayangkan bahwa Marlena akan terkejut saat melihatnya pulang ke rumah tanpa pengawalan polisi. Namun keindahan yang dibayangkan oleh Sakera tiba tiba pudar. Ketika baru saja menginjakkan kaki di rumahnya, mata Sakera melihat Marlena dab Brodin sedang bermesraan. Tentu saja hal itu membuat amrah Sakera memuncak. Sakera kecewa kepada istrinya yang telah menghianati kesetiannya. Ia sama sekali tidak percaya bahwa Marlena telah meragukannya dan tidak percaya lagi kepadanya. Saakera juga kecewa kepada Brodin, sahabatnya, yang telah dipercaya untuk menjaga istrinya tetapi malah menghancurkan hidupnya berselingkuh dengan Marlena. Brodin yang juga kaget melihat Sakera dengan wajah geram itu kontan saja keluar dari rumah Sakera. Setelah Brodin kelur, Sakera marah besar kepada istrinya. Beberapa hari kemudian Sakera memutuskan mencari Brodin. Dia sadar kalau kesalahan bukan sepenuhnya pada Marlena Sakera merasa Brodin lebih banyak bersalah dan Sakera bertekad untuk mencari sampai ketemu. Tetapi kenyataanya tidak semulus apa yang direncanakan oleh Sakera. Brodin mendapat kabar buruk tentang rencana Sakera sebelum Sakera berhasil menemukan Brodin. Sementara Sakera sibuk mencari Brodin. Brodin berusa mencari cara untuk membalikkan keadaan. Brodin ingin melihat Sakera terbunuh sebelum Sakera menemukan dan membunuhnya. Brodin ingin Sakera mati ditangannya. Berbagai cara sudah dilakukan oleh Brodin untuk membunuh Sakera. Tapi selalu gagal karena Sakera selalu dapat meloloskan diri sampai akhirnya Brodin menemukan cara yang dianggapnya ampuh. Dengan bantuan kelompoknya Brodin membuat tayuban didaerah sekitar rombo dengan mengundang semua orang yang ada di Pasuruan. Brodin yakin dengan cara itu Sakera termasuk salah satu dari beribu-ribu orang yang akan dating pada Tayuban tersebut. Brodin dan beberapa orang kepercayaannya membuat jebakan untuk Sakera dengan membuat panggung tempat diatas lubang yang memang sengaja disiapkan dan tak lupa melubangi panggung tersebut. Benar saja, pada acara Tayuban, Sakera Nampak berdiri didepan panggung diantara orang-orang yang menghadiri acara tersebut sambil menikmati alunan music. Brodin segera memerintahkan kaki tangannya yang tidak jauh dari Sakera untuk mengajak Sakera naik ke panggung. Sakera yang tidak mengetahui rencana besar dibalik semua itu mau saja menuruti tanpa ada rasa curiga sedikitpun. Diatas panggung, orang suruan Brodin mengarahkan Sakera tepat diatas lubang yang dibuat oleh Brodin. Ditengah asyiknya Sakera menikmati music tayuban, panggung yang tidak begitu kuat itupun roboh. Sakera jatuh tepat kedalam lubang yang telah disiapkan. Brodin lalu memerintahkan semua orang suruhannya untuk mengambil batu dan melemparkannya

kedalam lubang. Dan akhirnya Sakera tewas terbunuh. Jasadnya diambil dan dikubur dengan hanya melemparkan tubuhnya kedaerah Bekacak. Berkat kegigihan dan perjuangannya membela kaum tertindas, masyarakat Pasuruan mengabdikan nama Sakera sebagai nama supporter sepak bola Kabupaten Pasuruan. Mereka berharap kesebelasannya dapat setangguh dan segigih nama yang mereka pakai Sakera Mania.

Anda mungkin juga menyukai